BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1.
Sejarah singkat lokasi penelitian Terbentuknya dan berdirinya Pendidikan Madrasah Negeri Kebun Bunga
disebabkan desakan dari masyarakat yang ingin menuntut ilmu agama, maka diadakan musyawarah antara tokoh agama setempat dengan masyarakat sekitarnya. Sehingga berdirilah bangunan Madrasah Ibtidaiyah Swasta Baiturrahim pada tahun 1968, kemudian pada tahun 1997 Madrasah ini dinegerikan dengan nama MIN Kebun Bunga. Adapaun tujuan didirikannya Madrasah tidak lain untuk mengantisipasi perilaku-perilaku anak yang sudah banyak menyimpang dari ajaran Islam. Madrasah ini mengalami perkembangan yang sangat pesat dari animo masyarakat yang ada disekitar maupun diluar lingkungan madrasah. Hal ini menjadi kendala yang dihadapi MIN Kebun Bunga dikarenakan lokal belajar yang tersedia terdiri 6 lokal serta lahan yang terbatas, sehingga untuk menampung siswa yang ada harus dipetak-petak menjadi 9 kelas dan aktivitas belajar diluar kelas kurang maksimal dan ini tidak sesuai dengan Kriteria Standar Sarana dan Prasarana dari Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP ) Untuk mengatasi hal tersebut, MIN Kebun Bunga merencanakan membangun lantai 3 serta pembelian tanah sebagai sarana olah raga dan bermain siswa.
57
58
2.
Visi “Siswa islami, cerdas, terampil serta berdaya guna”
3.
Misi a.
Meningkatkan pelaksanaan pendidikan
b.
Meningkatkan bimbingan dan penyuluhan
c.
Meningkatkan hubungan kerja sama dengan orang tua siswa dan masyarakat
d. Meningkatkan tata usaha, rumah tangga madrasah dan perpustakaan 4.
Tujuan a.
Mewujudkan pendidikan yang bernuansa Islami dengan menekankan kepada ibadah dan akhlakul karimah
b.
Membentuk manusia yang berkepribadian dan bertanggung jawab.
c.
Meningkatkan kinerja perangkat madrasah untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
5.
Identitas Madrasah a.
Nama Madrasah
b.
Alamat Madrasah
: MIN Kebun Bunga
1) Jalan
: Pekapuran A RT. 16 RW. VI
2) Kelurahan
: Karang Mekar
3) Kecamatan
: Banjarmasin Timur
4) Kota
: Banjarmasin
5) Propinsi
: Kalimantan Selatan
6) Nomor telpon/ HP
: 0511–7446875/08125103120
59
6.
c.
Status Sekolah
: Negeri
d.
NPSN / NSM
: 30304373 / 112637102025
e.
Tahun Di Negerikan
: 1997
f.
Berdasarkan Kepetusan Menteri Agma : No.107 Tgl.17 Maret 1997
g.
Nama Kepala Madrasah
: Drs. Kamal Naser
h.
SK. Kepala Madrasah
:
1) Nomor
: Kw. 17.1/2/Kp.07.6/28/2008
2) Tanggal
: 10 Juni 2008
Nama-Nama Kepala Sekolah Yang Pernah Menjabat a.
b.
7.
Sebelum di Negerikan (MIS Baiturahim 1968 s.d 1997) 1) H. Bakeran Salman
Priode Tahun 1968 s.d 1993
2) Hj. Mursidah
Priode Tahun 1993 s.d 1996
3) Van Willis
Priode Tahun 1996 s.d 1996
Setelah di Negerikan (MIN Kebun Bunga) 1) Nurjannah Arnes
Priode Tahun 1997 s.d 2005
2) H.Yarkani Agub
Priode Tahun 2006 s.d 2008
3) Drs. Kamal Naser
Priode Tahun 2008 s.d sekarang
Keadaan Dewan Guru, Tata Usaha dan Penjaga MIN Kebun Bunga Banjarmasin Adapun susunan dewan guru, tenaga TU dan penjaga madrasah tahun 2010-
2011 berdasarkan data yang diperoleh seluruhnya 20 orang, termasuk tenaga TU dan penjaga sekolah, Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:
60
Tabel 4.1. Keadaan Dewan Guru, Tata Usaha dan Penjaga Sekolah MIN Kebun Bunga Banjarmasin Tahun Pelajaran 2010/2011 NO 1. 2. 3. 4.
JUMLAH TENAGA PENDIDIK DAN NON KEPENDIDIKAN GURU TETAP GURU TIDAK TETAP TATA USAHA PENJAGA MADRASAH
LK
PR
JUMLAH
6 2 2 1
7 1 1 -
13 3 3 1
JUMLAH TOTAL 11 9 Sumber Data: Dokumentasi Tata Usaha MIN Kebun Bunga Banjarmasin
8.
20
Keadaan Siswa MIN Kebun Bunga Banjarmasin Secara keseluruhan siswa MIN Kebun Bunga Banjarmasin berjumlah 208
orang, terdiri 108 orang laki-laki dan 100 orang perempuan, yang terbagi kedalam 9 lokal, yakni kelas I ada 1 lokal berjumlah 27 orang, kelas II ada 1 lokal berjumlah 34 orang, kelas III ada 1 lokal berjumlah 31 orang, kelas IV ada 2 lokal terdiri dari IVA berjumlah 20 orang dan IVB berjumlah orang, kelas V ada 2 lokal terdiri dari VA berjumlah 15 orang dan VB berjumlah 18 orang, kelas VI ada 2 lokal terdiri dari VIA berjumlah 20 orang dan VIB berjumlah 23 orang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table berikut: Tabel 4.2. Keadaan Siswa MIN Kebun Bunga Banjarmasin Tahun Pelajaran 2010/2011 TINGKATAN KELAS KELAS I KELAS II KELAS III KELAS IV A KELAS IV B KELAS V A KELAS V B
SISWA LK 14 19 15 10 11 9 10
PR 13 15 16 10 9 6 8
JUMLAH 27 34 31 20 20 15 18
61
Lanjutan Tabel 4.2. Keadaan Siswa MIN Kebun Bunga Banjarmasin Tahun Pelajaran 2010/2011 SISWA JUMLAH LK PR 11 9 20 KELAS VI A 9 14 23 KELAS VI B JUMLAH TOTAL 108 100 208 Sumber Data: Dokumentasi Tata Usaha MIN Kebun Bunga Banjarmasin TINGKATAN KELAS
9.
Keadaan Sarana dan Prasarana MIN Kebun Bunga Banjarmasin Tersedianya berbagai sarana dan prasarana pendidikan mutlak harus dimiliki
oleh sebuah sekolah untuk meningkatkan mutu pendidikan, selain itu dengan tersedianya sarana dan prasarana pendidikan dengan lengkap akan memudahkan bagi siswa dan guru dalam melakukan kegiatan pembelajaran. Adapun sarana dan prasarana pendidikan yang tersedia di MIN Kebun Bunga Banjarmasin dapat dilihat pada table berikut ini: Tabel 4.3. Keadaan Sarana dan Prasarana MIN Kebun Bunga Banjarmasin Tahun Pelajaran 2010/2011 KONDISI JUMLAH RUANGAN B RR RB 1. RUANGAN KELAS 6 2 4 2. RUANGAN PERPUSTAKAAN 1 1 3. RUANGAN TATA USAHA 1 1 4. RUANGAN KEPALA MADRASAH 1 1 5. RUANGAN GURU 1 1 6. RUANGAN WC 2 2 Sumber Data: Dokumentasi Tata Usaha MIN Kebun Bunga Banjarmasin NO
JENIS RUANGAN
62
10. Keadaan Struktur Kurikulum MIN Kebun Bunga Banjarmasin Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan, keadaan struktur kurikulum yang terdapat di MIN Kebun Bunga Banjarmasin pada tahun pelajaran 2010/2011 dapat dilihat pada table berikut ini: Tabel 4.4. Keadaan Struktur Kurikulum MIN Kebun Bunga Banjarmasin Tahun Pelajaran 2010/2011 Komponen
I
II
Kelas III IV
V
A. Mata Pelajaran 1. Pendidikan Agama Islam a. Al-Qur’an Hadits 2 2 2 2 2 b. Akidah Akhlak 2 2 2 2 2 c. Fiqih 2 2 2 2 2 d. Sejarah Kebudayaan Islam 2 2 2 e. Bahasa Arab 2 2 2. Pendidikan Kewarganegaraan 2 2 2 2 2 3. Bahasa Indonesia 6 4 4 6 5 4. Matematika 6 4 4 6 5 5. Ilmu Pengetahuan Alam 2 3 3 4 4 6. Ilmu Pengetahuan Sosial 3 3 3 3 3 7. Seni Budaya dan Keterampilan 2 3 3 4 4 8. Pendidikan Jasmani Olahraga dan 2 4 4 2 4 Kesehatan B. Muatan Lokal 1. Bahasa Inggris 2 2 2. Membaca al-Qur’an (TAJWID) 2 2 2 2 2 3. Teknologi Informasi dan Komunikasi 2 2 (TIK) C. Pengembangan Diri 2 2 2 2 2 Jumlah 35 35 35 43 43 Sumber Data: Dokumentasi Tata Usaha MIN Kebun Bunga Banjarmasin
VI
2 2 2 2 2 2 5 5 4 3 4 4
2 2 2 43
11. Keadaan Kriteria Ketuntasan Minimal Pelajaran yang ada di MIN Kebun Bunga Banjarmasin Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan, keadaan kriteria ketuntasan minimal pelajaran yang terdapat di MIN Kebun Bunga Banjarmasin pada tahun pelajaran 2010/2011 dapat dilihat pada tabel berikut ini:
63
Tabel 4.5. Keadaan Kriteria Ketuntasan Minimal Pelajaran yang ada di MIN Kebun Bunga Banjarmasin Tahun Pelajaran 2010/2011 Komponen
Kelas III IV
I II V A. Mata Pelajaran 1. Pendidikan Agama Islam b. Al-Qur’an Hadits 60 60 60 60 60 c. Akidah Akhlak 60 60 60 70 70 d. Fiqih 60 60 60 70 70 e. Sejarah Kebudayaan Islam 60 60 60 f. Bahasa Arab 60 60 2. Pendidikan Kewarganegaraan 60 60 60 60 60 3. Bahasa Indonesia 60 60 60 60 60 4. Matematika 55 55 55 55 55 5. Ilmu Pengetahuan Alam 60 60 60 60 60 6. Ilmu Pengetahuan Sosial 60 60 60 60 60 7. Seni Budaya dan Keterampilan 70 70 70 70 70 8. Pendidikan Jasmani Olahraga dan 70 70 70 70 70 Kesehatan B. Muatan Lokal 1. Bahasa Inggris 60 60 2. Membaca al-Qur’an (TAJWID) 60 70 60 60 70 3. Teknologi Informasi dan Komunikasi 60 60 (TIK) C. Pengembangan Diri B B B B B Jumlah 74 74 74 90 90 Sumber Data: Dokumentasi Tata Usaha MIN Kebun Bunga Banjarmasin
VI
70 70 70 70 60 60 60 55 60 60 70 70
60 60 B 90
B. Penyajian Data Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, diperoleh data tentang “minat siswa kelas V terhadap mata pelajaran matematika di MIN Kebun Bunga Banjarmasin tahun pelajaran 2010/2011”. Data tersebut akan disusun dan disajikan dalam bentuk tabel-tabel dan sebagian lagi berupa uraian dari hasil observasi, wawancara, angket. Untuk memudahkan memahaminya, data-data tersebut akan disajikan dengan urutan sebagai berikut:
64
1.
Data tentang minat siswa kelas V terhadap mata pelajaran matematika di MIN Kebun Bunga Banjarmasin tahun ajaran 2010/2011 dapat diukur melalui ketekunan, perhatian, keaktifan, kemandirian, keuletan, anggapan siswa. Dalam penelitian ini dibuat desain pengukuran sebagai berikut: a.
Ketekunan Siswa Dalam Belajar Matematika
Untuk mengetahui ketekunan siswa dalam belajar matematika dapat dilihat dari beberapa indikator berikut: 1) Frekuensi Kehadiran Siswa Dalam Mengikuti Proses Belajar Mengajar Matematika Mengenai frekuensi kehadiran siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar matematika penulis melakukan tiga teknik yaitu melalui angket yang disebarkan kepada siswa, dengan observasi dan dengan dokumenter. Pada waktu penulis melakukan observasi langsung terhadap responden selama beberapa hari, diketahui data bahwa secara umum para siswa mengikuti serius, kemudian untuk menguatkan temuan tersebut penulis melihat absent/daftar yang dimiliki guru dan pada saat tersebut tidak satupun siswa yang membolos/tidak hadir. Sedangkan data yang disebarkan melalui angket dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Tentang Kehadiran Siswa dalam Mengikuti Proses Belajar Mengajar Matematika No Alternatif Jawaban 1. Selalu hadir 2. 1 sampai 3 kali tidak hadir 3. Lebih dari 3 kali tidak hadir Jumlah
F 28 4
% 84,85 12,12
Kategori Sangat tinggi Sangat rendah
1
3,03
Sangat rendah
33
100
65
Dari tabel di atas terlihat bahwa sebagian besar siswa menyatakan selalu hadir dalam mengikuti proses belajar mengajar matematika ada 28 orang (84,85%) dengan kategori (sangat tinggi), 1 sampai 3 kali tidak hadir ada 4 orang (12,12%) dengan kategori (sangat rendah), dan lebih dari 3 kali tidak hadir ada 1 orang (3,03%) dengan kategori (sangat rendah). 2) Ketepatan Waktu Siswa Dalam Mengikuti Proses Belajar Mengajar Matematika Mengenai ketepatan waktu siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar matematika, penulis melakukan dua teknik yaitu dengan observasi langsung dan melalui angket yang disebarkan kapada siswa. Pada waktu penulis melakukan observasi langsung terhadap responden selama beberapa hari, diketahui data bahwa secara umum para siswa mengikuti proses belajar mengajar matematika selalu tepat waktu, ada juga sebagian siswa yang jarang tepat waktu. Sedangkan data yang disebarkan melalui angket dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi Tentang Ketepatan Waktu Siswa dalam Mengikuti Proses Belajar Mengajar Matematika No Alternatif Jawaban 1. Selalu tepat waktu 2. Sering tepat waktu 3. Jarang tepat waktu Jumlah
F 30 3 33
% 90,91 9,09 100
Kategori Sangat tinggi Sangat rendah -
Dari tabel di atas terlihat bahwa sebagian besar siswa menyatakan selalu tepat waktu dalam mengikuti proses belajar mengajar matematika ada 30 orang (90,91%) dengan kategori (sangat tinggi), sering tepat waktu ada 3 orang (9,09%) dengan kategori (sangat rendah).
66
3) Inisiatif Siswa Dalam Mengisi Jam Pelajaran Matematika Ketika Guru Mata Pelajaran Mematika Berhalangan Masuk Mengenai inisiatif siswa dalam mengisi jam pelajaran matematika ketika guru mata pelajaran matematika berhalangan masuk dalam hal ini dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.8. Distribusi Frekuensi Tentang Inisiatif Siswa dalam Mengisi Jam Pelajaran Matematika Ketika Guru Mata Pelajaran Matematika Berhalangan Masuk No Alternatif Jawaban 1. Mempelajari mata pelajaran matematika 2. Mempelajari mata pelajaran matematika dan juga mengerjakan hal lain 3. Mengerjakan hal lain Jumlah
F 12
% 36,37
Kategori Sangat rendah
7
21,21
Sangat rendah
14 33
42,42 100
Sangat rendah
Dari tabel di atas terlihat bahwa sebagian siswa menyatakan mempelajari mata pelajaran matematika ketika guru berhalangan hadir ada 12 orang (36,37%) dengan kategori (sangat rendah), mempelajari mata pelajaran matematika dan juga mengerjakan hal lain ada 7 orang (21,21%) dengan kategori (sangat rendah), dan mengerjakan hal lain ada 14 orang (42,42%) dengan kategori (sangat rendah). b. Perhatian Siswa Dalam Belajar Matematika Untuk mengetahui perhatian siswa dalam belajar matematika dapat dilihat dari beberapa indikator berikut:
67
1) Intensitas Perhatian Siswa Dalam Mengikuti Proses Belajar Mengajar Matematika Mengenai intensitas perhatian siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar matematika, penulis melakukan dua teknik yaitu dengan observasi langsung dan melalui angket yang disebarkan kepada siswa. Pada waktu penulis melakukan observasi langsung terhadap responden selama beberapa hari, diketahui data bahwa secara umum para siswa memperhatikan pelajaran dengan serius, ada juga bercanda dengan teman sebangkunya. Sedangkan data yang disebarkan melalui angket dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.9. Distribusi Frekuensi Tentang Intensitas Perhatian Siswa dalam Mengikuti Proses Belajar Mengajar Matematika No Alternatif Jawaban 1. Selalu memperhatikan 2. Sering memperhatikan 3. Jarang memperhatikan Jumlah
F 28 4 1 33
% 84,85 12,12 3,03 100
Kategori Sangat tinggi Sangat rendah Sangat rendah
Dari tabel di atas terlihat bahwa sebagian besar siswa menjawab selalu memperhatikan dalam proses belajar mengajar yang di berikan guru matematika ada 28 orang (84,85%) dengan kategori (sangat tinggi), sering memperhatikan ada 4 orang (12,12%) dengan kategori (sangat rendah), dan jarang memperhatikan ada 1 orang (3,03%) dengan kategori (sangat rendah). 2) Durasi Perhatian Siswa Saat Mengikuti Proses Belajar Mengajar Matematika Mengenai durasi perhatian siswa saat mengikuti proses belajar mengajar matematika dalam hal ini dapat dilihat pada tabel berikut:
68
Tabel 4.10. Distribusi Frekuensi Tentang Durasi Perhatian Siswa Saat Mengikuti Proses Belajar Mengajar Matematika No Alternatif Jawaban 1. Memperhatikan dari awal sampai akhir 2. Memperhatikan sebagian besar penjelasan guru 3. Memperhatikan hanya sebagian kecil penjelasan guru Jumlah
F 23
% 69,70
Kategori Sedang
10
30,30
Sangat rendah
-
-
-
33
100
Dari tabel di atas terlihat bahwa sebagian besar siswa menjawab memperhatikan dari awal sampai akhir dalam proses belajar mengajar matematika ada 23 orang (69,70%) dengan kategori (sedang), memperhatikan sebagian besar penjelasan guru ada 10 orang (30,30%) dengan kategori (sangat rendah). 3) Fokus Perhatian Siswa Saat Mengikuti Proses Belajar Mengajar Matematika Mengenai fokusnya perhatian siswa saat mengikuti proses belajar mengajar matematika dalam hal ini dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.11. Distribusi Frekuensi Tentang Fokus Perhatian Siswa Saat Mengikuti Proses Belajar Mengajar Matematika No Alternatif Jawaban 1. Selalu terfokus 2. Sering terfokus 3. Jarang terfokus Jumlah
F 22 11 33
% 66,67 33,33 100
Kategori Sedang Sangat rendah -
Dari tabel di atas terlihat bahwa sebagian besar siswa menjawab selalu terfokus saat mengikuti proses belajar mengajar matematika ada 22 orang (66,67%)
69
dengan kategori (sedang), sering terfokus ada 11 orang (33,33%) dengan kategori (sangat rendah). c.
Keaktifan Siswa Dalam Belajar Matematika.
Untuk mengetahui keaktifan siswa dalam belajar matematika dapat dilihat dari beberapa indikator berikut: 1) Keaktifan Siswa Dalam Mengerjakan Latihan Mengenai keaktifan siswa dalam mengerjakan latihan dalam hal ini dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.12. Distribusi Frekuensi Tentang Keaktifan Siswa dalam Mengerjakan Latihan No Alternatif Jawaban 1. Selalu mengerjakan 2. Sering mengerjakan 3. Jarang mengerjakan Jumlah
F 25 8 33
% 75,76 24,24 100
Kategori Tinggi Sangat rendah -
Dari tabel di atas terlihat bahwa sebagian besar siswa menjawab selalu mengerjakan latihan yang diberikan oleh guru ada 25 orang (75,76%) dengan kategori (tinggi), sering mengerjakan ada 8 orang (24,24%) dengan kategori (sangat rendah). 2) Keaktifan Siswa Matematika
Dalam
Mencatat
Materi
Pelajaran
Mengenai keaktifan siswa dalam mencatat materi pelajaran matematika, penulis melakukan dua teknik yaitu dengan observasi langsung dan melalui angket yang disebarkan kepada siswa. Pada waktu penulis melakukan observasi langsung terhadap responden selama beberapa hari, diketahui data bahwa secara umum para siswa selalu mencatat materi
70
pelajaran matematika yang diberikan guru, sedangkan data yang disebarkan melalui angket dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.13. Distribusi Frekuensi Tentang Keaktifan Siswa dalam Mencatat Materi Pelajaran Matematika No Alternatif Jawaban 1. Selalu mencatat 2. Sering mencatat 3. Jarang mencatat Jumlah
F 23 5 5 33
% 69,70 15,15 15,15 100
Kategori Sedang Sangat rendah Sangat rendah
Dari tabel di atas terlihat bahwa sebagian besar siswa menjawab selalu mencatat materi pelajaran matematika yang diberikan ada 23 orang (69,70%) dengan kategori (sedang), sering mencatat ada 5 orang (15,15%) dengan kategori (sangat rendah), dan jarang mencatat ada 5 orang (15,15%) dengan kategori (sangat rendah). 3) Keaktifan Siswa Dalam Menggunakan Kesempatan Bertanya. Mengenai keaktifan siswa dalam menggunakan kesempatan bertanya, penulis melakukan dua teknik yaitu dengan observasi langsung dan melalui angket yang disebarkan kepada siswa. Pada waktu penulis melakukan observasi langsung terhadap responden selama beberapa hari, diketahui data bahwa secara umum hanya terdapat beberapa siswa yang menggunakan kesempatan bertanya yang diberikan oleh guru mata pelajaran matematika, sedangkan data yang disebarkan melalui angket dapat dilihat pada tabel berikut:
71
Tabel 4.14. Distribusi Frekuensi Tentang Keaktifan Menggunakan Kesempatan Bertanya No Alternatif Jawaban 1. Selalu berusaha menggunakan 2. Sering berusaha menggunakan 3. Jarang berusaha menggunakan Jumlah
Siswa
F 6
% 18,18
Kategori Sangat rendah
13
39,39
Sangat rendah
14
42,43
Sangat rendah
33
100
dalam
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa selalu berusaha menggunakan kesempatan bertanya yang diberikan oleh guru ada 6 orang (18,18%) dengan kategori (sangat rendah), sering berusaha menggunakan ada 13 orang (39,39%) dengan kategori (sangat rendah), dan jarang berusaha menggunakan ada 14 orang (42,43%) dengan kategori (sangat rendah). d. Kemandirian Siswa Dalam Belajar Matematika. Untuk mengetahui kemandirian siswa dalam belajar matematika dapat dilihat dari beberapa indikator berikut: 1) Intensitas Siswa Dalam Belajar matematika di Rumah Mengenai intensitas siswa dalam belajar matematika dirumah dalam hal ini dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.15. Distribusi Frekuensi Tentang Intensitas Siswa dalam Belajar Matematika di Rumah No Alternatif Jawaban 1. Selalu belajar dengan jadwal yang teratur 2. Sering belajar 3. Jarang belajar Jumlah
F 9
% 27,27
Kategori Sangat rendah
17 7 33
51,52 21,21 100
rendah Sangat rendah
72
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa selalu belajar matematika dengan jadwal yang teratur di rumah ada 9 orang (27,27%) dengan kategori (sangat rendah), sering belajar ada 17 orang (51,52%) dengan kategori (rendah), dan jarang belajar ada 7 orang (21,21%) dengan kategori (sangat rendah). 2) Intensitas Siswa Dalam Mempelajari Matematika Yang Telah Diajarkan
Kembali
Materi
Mengenai intensitas siswa dalam mempelajari kembali materi matematika yang telah diajarkan dalam hal ini dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.16. Distribusi Frekuensi Tentang Intensitas Siswa dalam Mempelajari Kembali Materi Matematika yang telah Diajarkan No Alternatif Jawaban 1. Selalu mempelajari kembali 2. Sering mempelajari kembai 3. Jarang mempelajari kembali Jumlah
F 11
% 33,33
Kategori Sangat rendah
12
36,36
Sangat rendah
10
30,31
Sangat rendah
33
100
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa selalu mempelajari kembali materi matematika yang telah diajarkan ada 11 orang (33,33%) dengan kategori (sangat rendah), sering mempelajari kembali ada 12 orang (36,36%) dengan kategori (sangat rendah), dan jarang mempelajari ada 10 orang (30,31%) dengan kategori (sangat rendah). 3) Intensitas Siswa Dalam Mempersiapkan Materi Yang Akan Dipelajari Mengenai intensitas siswa dalam mempersiapkan materi yang akan dipelajari dalam hal ini dapat dilihat pada tabel berikut:
73
Tabel 4.17. Distribusi Frekuensi Tentang Intensitas Mempersiapkan Materi yang akan Dipelajari No Alternatif Jawaban 1. Selalu mempersiapkan 2. Sering mempersiapkan 3. Jarang mempersiapkan Jumlah
F 22 9 2 33
% 66,67 27,27 6,06 100
Siswa
dalam
Kategori Sedang Sangat rendah Sangat rendah
Dari tabel di atas terlihat bahwa sebagian besar siswa menjawab selalu mempersiapkan materi yang akan dipelajari ada 22 orang (66,67%) dengan kategori (sedang), sering mempersiapkan ada 9 orang (27,27%) dengan kategori (sangat rendah), dan jarang mempersiapkan ada 2 orang (6,06%) dengan kategori (sangat rendah). e.
Keuletan Siswa Dalam Belajar Matematika.
Untuk mengetahui keuletan siswa dalam belajar matematika dapat dilihat dari beberapa indikator berikut: 1) Usaha Siswa Ketika Kesulitan Memahami Materi Matematika Yang Dipelajari Mengenai usaha siswa ketika kesulitan memahami materi matematika yang dipelajari dalam hal ini dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.18. Distribusi Frekuensi Tentang Usaha Siswa Ketika Kesulitan Memahami Materi Matematika yang Dipelajari No Alternatif Jawaban 1. Berusaha bertanya kepada guru 2. Berusaha bertanya kepada teman 3. Berdiam diri dan menunggu jawaban bersama Jumlah
F 25
% 75,76
Kategori Tinggi
7
21,21
Sangat rendah
1
3,03
Sangat rendah
33
100
74
Dari tabel di atas terlihat bahwa sebagian besar siswa menjawab berusaha bertanya kepada guru ketika kesulitan memahami materi matematika yang dipelajari ada 25 orang (75,76%) dengan kategori (tinggi), berusaha bertanya kepada teman ada 7 orang (21,21%) dengan kategori (sangat rendah), dan berdiam diri dan menunggu jawaban bersama ada 1 orang (3,03%) dengan kategori (sangat rendah). 2) Cara Siswa Dalam Mengerjakan Latihan atau Tugas Mata Pelajaran Matematika Mengenai cara siswa dalam mengerjakan latihan atau tugas mata pelajaran matematika dalam hal ini dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.19. Distribusi Frekuensi Tentang Cara Siswa dalam Mengerjakan Latihan atau Tugas Mata Pelajaran Matematika No Alternatif Jawaban 1. Berusaha mengerjakan sendiri 2. Mengerjakan dengan bertanya kepada teman 3. Mengerjakan dengan melihat jawaban teman Jumlah
F 24
% 72,73
Kategori Tinggi
8
24,24
Sangat rendah
1
3,03
Sangat rendah
33
100
Dari tabel di atas terlihat bahwa sebagian besar siswa menjawab berusaha mengerjakan sendiri latihan yang diberikan oleh guru ada 24 orang (72,73%) dengan kategori (tinggi), mengerjakan dengan bertanya kepada teman ada 8 orang (24,24%) dengan kategori (sangat rendah), dan mengerjakan dengan melihat jawaban teman ada 1 orang (3,03%) dengan kategori (sangat rendah). 3) Cara Siswa Dalam Mengerjakan Pekerjaan Rumah Mata Pelajaraan Matematika Mengenai cara siswa dalam megerjakan pekerjaan rumah mata pelajaran matematika dalam hal ini dapat dilihat pada tabel berikut:
75
Tabel 4.20. Distribusi Frekuensi Tentang Cara Siswa dalam Mengerjakan Pekerjaan Rumah Mata Pelajaran Matematika No Alternatif Jawaban 1. Mengerjakan sendiri di rumah 2. Mengerjakan di sekolah dengan bertanya kepada teman 3. Mengerjakan di sekolah dengan melihat jawaban teman Jumlah
F 30
% 90,91%
Kategori Tinggi
3
9,09%
Sangat rendah
-
-
-
33
100
Dari tabel di atas terlihat bahwa sebagian besar siswa menjawab mengerjakan PR sendiri di rumah yang diberikan guru ada 30 orang (90,91%) dengan kategori (tinggi), mengerjakan di sekolah dengan bertanya kepada teman ada 3 orang (9,09%) dengan kategori (sangat rendah). f.
Anggapan Siswa Terhadap Mata Pelajaran Matematika.
Untuk mengetahui anggapan siswa terhadap mata pelajaran matematika dapat dilihat dari beberapa indikator berikut: 1) Anggapan Siswa Matematika
Terhadap
Pentingnya
Mempelajari
Mengenai anggapan siswa terhadap pentingnya mempelajari matematika dalam hal ini dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.21. Distribusi Frekuensi Tentang Anggapan Pentingnya Mempelajari Matematika No Alternatif Jawaban 1. Sangat penting 2. Penting 3. Kurang penting Jumlah
F 23 10 33
% 69,69 30,31 100
Siswa
Terhadap
Kategori Sedang Sangat rendah -
76
Dari tabel di atas terlihat bahwa sebagian besar siswa menjawab sangat penting dalam mempelajari matematika ada 23 orang (69,69%) dengan kategori (sedang), penting ada 10 orang (30,31%) dengan kategori (sangat rendah). 2) Anggapan Siswa Terhadap Manfaat Mempelajari Matematika Untuk Masa Depannya Mengenai anggapan siswa terhadap manfaat mempelajari matematika untuk masa depannya dalam hal ini dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.22. Distribusi Frekuensi Tentang Anggapan Siswa Terhadap Manfaat Mempelajari Matematika untuk Masa Depannya No Alternatif Jawaban 1. Sangat bermanfaat 2. Bermanfaat 3. Kurang bermanfaat Jumlah
F 25 8 33
% 75,76 24,24 100
Kategori tinggi Sangat rendah -
Dari tabel di atas terlihat bahwa sebagian besar siswa menjawab sangat bermanfaat mempelajari matematika untuk masa depannya ada 25 orang (75,76%) dengan kategori (tinggi), bermanfaat ada 8 orang (24,24%) dengan kategori (sangat rendah). 3) Anggapan Siswa Matematika
Terhadap
Proses
Belajar
Mengajar
Mengenai anggapan siswa terhadap proses belajar mengajar matematika dalam hal ini dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.23. Distribusi Frekuensi Tentang Anggapan Siswa Terhadap Proses Belajar Mengajar Matematika No Alternatif Jawaban 1. Sangat menyenangkan 2. Menyenangkan 3. Kurang menyenangkan Jumlah
F 19 12 2 33
% 57,58 36,36 6,06 100
Kategori rendah Sangat rendah Sangat rendah
77
Dari tabel di atas terlihat bahwa sebagian besar siswa menjawab sangat menyenangkan proses belajar mengajar matematika yang diberikan guru ada 19 orang (57,58%) dengan kategori (rendah), menyenangkan ada 12 orang (36,36%) dengan kategori (sangat rendah), dan kurang menyenangkan ada 2 orang (6,06%) dengan kategori (sangat rendah). Setelah dilakukan penilaian secara menyeluruh terhadap hasil angket yang mengukur tingkat minat siswa terhadap mata pelajaran matematika dengan cara memberikan skor terhadap jawaban yang dipilih oleh siswa berdasarkan ketentuan yang telah ditetapkan, maka diperoleh distribusi frekuensi skor angket siswa seperti pada tabel berikut: Tabel 4.24. Distribusi Frekuensi Skor Angket Responden
NO
x
f
fx
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
37 39 40 44 45 46 47 48 49 50 51 52 54 JUMLAH
2 3 1 4 1 6 1 3 2 3 2 3 2 33
74 117 40 176 45 276 47 144 98 150 102 156 108 1533
78
Rata-rata skor angket siswa: ∑ fx M= N =
1533 33
= 46,45 Jadi rata-rata skor angket siswa adalah 46,45 atau berada pada tingkatan tinggi. Apabila skor angket di atas dikelompokkan berdasarkan ketentuan yang telah ditetapkan sehingga diperoleh gambaran umum tingkat minat siswa kelas V terhadap mata pelajaran matematika di Min Kebun Bunga Banjarmasin dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.25. Distribusi Frekuensi tentang Minat Siswa Kelas V terhadap Mata Pelajaran Matematika di MIN Kebun Bunga Banjarmasin No 1. 2. 3.
Rentang Skor Angket Tingkat Minat 43 – 54 Tinggi 30 – 42 Sedang 18 – 29 Rendah Jumlah
F 27 6 33
% 81,82 18,18 100
Dari tabel distribusi frekuensi diatas terlihat bahwa minat siswa kelas V terhadap mata pelajaran matematika di Min Kebun Bunga Banjarmasin sebagian besar berada pada tingkat tinggi, yaitu dengan persentasi sebesar 81,82% 2.
Faktor-faktor yang mempengaruhi minat siswa kelas V terhadap mata pelajaran matematika di MIN Kebun Bunga Banjarmasin Tahun Pelajaran 2010/2011, yang meliputi:
79
a.
Faktor siswa/individu 1) Persepsi Siswa Tentang Pelajaran Matematika
Mengenai persepsi siswa tentang pelajaran matematika dalam hal ini dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.26. Distribusi Frekuensi Siswa tentang Persepsi Pelajaran Matematika No Alternatif Jawaban 1. Sangat sulit 2. Cukup sulit 3. Kurang sulit Jumlah
F 4 19 10 33
% 12,12 57,57 30,31 100
Kategori Sangat rendah Rendah Sangat rendah
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang mempunyai persepsi pelajaran matematika itu sangat sulit ada 4 orang (12,12%) dengan kategori sangat rendah, cukup sulit ada 19 orang (57,57%) dengan kategori rendah, dan kurang sulit ada 10 orang (30,31%) dengan kategori sangat rendah. 2) Manfaat Mata Pelajaran Matematika Terhadap Cita-cita Siswa Terhadap Jurusan Setelah Melanjutkan Ke MTS/SMP Mengenai manfaat mata pelajaran matematika terhadap cita-cita siswa terhadap jurusan setelah melanjutkan ke MTS/SMP dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.27. Distribusi Frekuensi Manfaat Matematika terhadap Cita-Cita Siswa ketika Melanjutkan ke Jenjang MTs/SMP No Alternatif Jawaban 1. Sangat bermanfaat 2. Cukup bermanfaat 3. Kurang bermanfaat Jumlah
F 24 6 3 33
% 72,73 18,18 9,09 100
Kategori Tinggi Sangat rendah Sangat rendah
80
Dari tabel di atas terlihat bahwa sebagian besar siswa menjawab sangat bermanfaat mata pelajaran matematika terhadap cita-cita siswa ketika melanjutkan ke jenjang MTS/SMP ada 24 orang (72,73%) dengan kategori tinggi, cukup bermanfaat ada 6 orang (18,18%) dengan kategori sangat rendah, dan kurang bermanfaat ada 3 orang (9,09%) dengan kategori sangat rendah. b. Faktor guru 1) Persepsi Siswa Tentang Frekuensi Penguasaan Materi Oleh Guru Pada Mata Pelajaran Matematika Mengenai persepsi siswa tentang frekuensi penguasaan materi oleh guru pada mata pelajaran matematika dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.28. Distribusi Frekuensi Tentang Penguasaan Materi oleh Guru pada Mata Pelajaran Matematika No 1. 2. 3.
Alternatif Jawaban F % Kategori Sangat menguasai 26 78,79 Tinggi Cukup menguasai 7 21,21 Sangat rendah Kurang menguasai Jumlah 33 100 Dari tabel di atas terlihat bahwa sebagian besar siswa menjawab guru
matematika sangat menguasai mata pelajaran matematika ada 26 orang (78,79%) dengan kategori tinggi, cukup menguasai ada 7 orang (21,21%) dengan kategori sangat rendah. 2) Persepsi Siswa Tentang Frekuensi Penggunaan Metode yang Digunakan Guru dalam Mengajar Matematika Mengenai persepsi siswa tentang frekuensi penggunaan metode yang digunakan guru dalam mengajar matematika dapat dilihat pada tabel berikut ini:
81
Tabel 4.29. Distribusi Frekuensi tentang Penggunaan Metode yang Digunakan Guru dalam Mengajar Matematika No Alternatif Jawaban 1. Sangat bervariasi 2. Cukup bervariasi 3. Kurang bervariasi Jumlah
F 16 14 3 33
% 48,48 42,42 9,1 100
Kategori Sangat rendah Sangat rendah Sangat rendah
Dari tabel di atas terlihat bahwa sebagian besar siswa menjawab penggunaan metode yang digunakan guru dalam mengajar matematika sangat bervariasi ada 16 orang (48,48%) dengan kategori sangat rendah, cukup bervariasi ada 14 orang (42,42%) dengan kategori sangat rendah, dan kurang bervariasi ada 3 orang (9,1%) dengan kategori sangat rendah. 3) Persepsi Siswa tentang Sikap Guru Dalam Matematika Di Sekolah
Mengajar
Mengenai persepsi siswa tentang sikap guru dalam mengajar matematika di sekolah dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.30. Distribusi Frekuensi Tentang Sikap Guru dalam Mengajar Matematika di Sekolah No Alternatif Jawaban 1. Sangat ramah 2. Cukup ramah 3. Kurang ramah Jumlah
F 10 20 3 33
% 30,30 60,60 9,1 100
Kategori Sangat rendah Rendah Sangat rendah
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa menjawab sikap guru dalam mengajar matematika di sekolah sangat ramah ada 10 orang (30,30%) dengan kategori sangat rendah, cukup ramah ada 20 orang (60,60%) dengan kategori rendah, dan kurang ramah ada 3 orang (9,1%) dengan kategori sangat rendah.
82
4) Disiplin Guru Dalam Mengajar Matematika Mengenai disiplin guru dalam mengajar matematika dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.31. Distribusi Frekuensi Tentang Disiplin Guru dalam Mengajar Matematika No Alternatif Jawaban 1. Selalu tepat waktu 2. Cukup tepat waktu 3. Kurang tepat waktu Jumlah
F 11 20 2 33
% 33,33 60,61 6,06 100
Kategori Sangat rendah Sedang Sangat rendah
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa menjawab disiplin guru dalam mengajar matematika selalu tepat waktu ada 11 orang (33,33%) dengan kategori sangat rendah, cukup tepat waktu ada 20 orang (60,61%) dengan kategori sedang, dan kurang tepat waktu ada 2 orang (6,06%) dengan kategori sangat rendah. c.
Faktor orang tua 1) Frekuensi Motivasi/Dorongan Orang Tua Siswa Terhadap Belajar Matematika
Mengenai frekuensi motivasi/dorongan orang tua siswa terhadap belajar matematika dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.32. Distribusi Frekuensi Tentang Motivasi/Dorongan Orang Tua Siswa Terhadap Belajar Matematika No Alternatif Jawaban 1. Selalu memotivasi 2. Cukup memotivasi 3. Kurang memotivasi Jumlah
F 12 21 33
% 36,36 63,64 100
Kategori Sangat rendah Sedang -
83
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa menjawab orang tua selalu memotivasi siswa terhadap belajar matematika ada 12 orang (36,36%) dengan kategori sangat rendah, cukup memotivasi ada 21 orang (63,64%) dengan kategori sedang. 2) Frekuensi Bimbingan Orang Tua Siswa Terhadap Belajar Matematika Mengenai frekuensi bimbingan orang tua siswa terhadap belajar matematika dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.33. Distribusi Frekuensi tentang Bimbingan Orang Tua Siswa Terhadap Belajar Matematika No Alternatif Jawaban 1. Selalu membimbing 2. Cukup membimbing 3. Kurang membimbing Jumlah
F 10 20 3 33
% 30,30 60,60 9,1 100
Kategori Sangat rendah Sedang Sangat rendah
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa menjawab orang tua selalu membimbing siswa terhadap belajar matematika ada 10 orang (30,30%) dengan kategori sangat rendah, cukup membimbing ada 20 orang (60,60%) dengan kategori sedang, dan kurang membimbing ada 3 orang (9,1%) dengan kategori sangat rendah. Kemudian untuk mengetahui sikap atau perhatian orang tua di rumah dalam mengatasi kesulitan anak dalam menerima pelajaran matematika dapat dilihat pada tabel berikut ini:
84
Tabel 4.34. Distribusi Frekuensi tentang Sikap/Perhatian Orang Tua dalam Mengatasi Kesulitan Anak dalam Menerima Pelajaran Matematika No Alternatif Jawaban 1. Selalu mengatasi 2. Cukup mengatasi 3. Kurang mengatasi Jumlah
F 6 25 2 33
% 18,18 75,76 6,06 100
Kategori Sangat rendah Tinggi Sangat rendah
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa menjawab sikap atau perhatian orang tua di rumah selalu mengatasi jika anak ada kesulitan dalam menerima pelajaran matematika ada 6 orang (18,18%) dengan kategori sangat rendah, cukup mengatasi ada 25 orang (75,76%) dengan kategori tinggi, dan kurang mengatasi ada 2 orang (6,06%) dengan kategori sangat rendah. d. Faktor sarana dan prasarana Berupa kelengkapan media/alat yang dimiliki siswa dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.35. Distribusi Frekuensi tentang Penggunaan Alat Peraga No Alternatif Jawaban 1. Selalu menggunakan 2. Cukup menggunakan 3. Kurang menggunakan Jumlah
F 6 25 2 33
% 18,18 75,76 6,06 100
Kategori Sangat rendah Tinggi Sangat rendah
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa menjawab guru selalu menggunakan alat peraga ketika memberikan pelajaran matematika ada 6 orang (18,18%) dengan kategori sangat rendah, cukup menggunakan ada 25 orang (75,76%) dengan kategori tinggi, dan kurang menggunakan ada 2 orang (6,06%) dengan kategori sangat rendah.
85
e.
Faktor lingkungan
Yaitu suasana sekolah saat pelajaran matematika berlangsung dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.36. Distribusi Frekuensi tentang Suasana Sekolah Saat Pelajaran Matematika Berlangsung No Alternatif Jawaban 1. Selalu mendukung 2. Cukup mendukung 3. Kurang mendukung Jumlah
F 3 27 3 33
% 9,1 81,8 9,1 100
Kategori Sangat rendah Sangat tinggi Sangat rendah
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa menjawab suasana sekolah saat pelajaran matematika berlangsung selalu mendukung ada 3 orang (9,1%) dengan kategori sangat rendah, cukup mendukung ada 27 orang (81,8%) dengan kategori sangat tinggi, dan kurang mendukung ada 3 orang (9,1%) dengan kategori sangat rendah. C. Analisis Data. Setelah semua data disajikan, maka langkah selanjutnya adalah melakukan analisis terhadap semua data tersebut yakni data tentang minat belajar matematika siswa dan faktor-faktor yang mempengaruhi minat siswa kelas V terhadap mata pelajaran matematika di MIN Kebun Bunga Banjarmasin tahun pelajaran 2010/2011. Untuk lebih jelasnya analisis terhadap minat belajar matematika siswa dan faktor-faktor yang mempengaruhi minat siswa tersebut akan disusun berdasarkan penyajian data sebagai berikut:
86
2.
Minat siswa kelas V terhadap mata pelajaran matematika di MIN Kebun Bunga Banjarmasin tahun Pelajaran 2010/2011. a. Ketekunan siswa dalam belajar matematika, meliputi: 1) Frekuensi kehadiran siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar matematika Dari tabel 4.6 dapat diketahui bahwa siswa yang menyatakan selalu hadir
dalam mengikuti proses belajar mengajar matematika ada 84,85% dengan kategori sangat tinggi, 1 sampai 3 kali tidak hadir ada 12,12% dengan kategori sangat rendah, dan lebih dari 3 kali tidak hadir ada 3,03% dengan kategori sangat rendah. Dengan demikian dapat diketahui bahwa kehadiran siswa dalam mengikuti pelajaran matematika umumnya sangat tinggi, hal ini dapat dilihat berdasarkan temuan lapangan melalui observasi, dukomen diperoleh data bahwa mayoritas siswa aktif mengikuti pelajaran matematika yang diajarkan guru. Begitu juga berdasarkan hasil angket menunjukkan bahwa frekuensi terbanyak dari pilihan siswa adalah siswa selalu hadir dalam mengikuti proses belajar mengajar matematika. Jadi dalam point ini diketahui siswa selalu hadir/aktif dalam mengikuti proses belajar mengajar matematika tersebut kategori sangat tinggi 84,85%. Kehadiran siswa dalam mengikuti pelajaran matematika sangat penting untuk mengetahui siswa tersebut berminat atau tidak terhadap suatu pelajaran, karena apabila siswa tersebut hadir maka ia akan mudah menangkap secara langsung penjelasan dari guru tentu saja aktivitas kehadiran ini harus lahir dari keinginan siswa sendiri sehingga apabila ia tidak hadir itu disebabkan oleh hal yang sangat mendesak baginya dan sebaliknya apabila siswa tersebut tidak hadir maka ia akan kesulitan untuk belajar.
87
Dengan demikian kehadiran siswa dalam mengikuti pelajaran matematika sangat berpengaruh terhadap minat belajar matematika. 2) Ketepatan waktu siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar matematika Dari tabel 4.7 dapat diketahui bahwa siswa yang menyatakan selalu tepat waktu dalam mengikuti proses belajar mengajar matematika ada 90,91% dengan kategori sangat tinggi, sering tepat waktu ada 9,09% dengan kategori sangat rendah. Dengan demikian dapat diketahui bahwa ketepatan waktu siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar matematika umumnya sangat tinggi, hal ini dapat dilihat berdasarkan temuan lapangan melalui observasi diperoleh data bahwa mayoritas siswa tepat waktu mengikuti pelajaran matematika yang diajarkan guru, begitu juga melalui angket diperoleh data bahwa frekuensi terbanyak dari pilihan siswa adalah selalu tepat waktu dalam mengikuti proses belajar mengajar matematika 90,91%. Jadi dalam poin ini diketahui siswa selalu tepat waktu dalam mengikuti proses belajar mengajar matematika tersebut berada pada kategori sangat tinggi. Ketepatan waktu siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar matematika sangat penting untuk mengetahui siswa tersebut berminat atau tidak terhadap suatu pelajaran, karena apabila siswa tersebut tepat waktu dalam mengikuti proses belajar mengajar matematika maka ia tidak akan ke tinggalan penjelasan yang di berikan guru dan sebaliknya apabila siswa tersebut tidak tepat waktu dalam mengikuti pelajaran matematika maka ia akan kesulitan dalam memahami pelajaran matematika tersebut kecuali ia rajin mempelajari sendiri di rumah atau dengan bertanya kepada teman. Dengan demikian ketepatan waktu dalam mengikuti proses belajar mengajar matematika sangat berpengaruh terhadap minat belajar matematika.
88
3) Inisiatif siswa dalam mengisi jam pelajaran matematika ketika guru mata pelajaran matematika berhalangan masuk Dari tabel 4.8 dapat diketahui bahwa siswa menyatakan mempelajari mata pelajaran matematika ketika guru berhalangan hadir ada 36,37% dengan kategori sangat rendah, mempelajari mata pelajaran matematika dan juga mengerjakan hal lain ada 21,21% dengan kategori sangat rendah, dan mengerjakan hal lain ada 42,42% dengan kategori sangat rendah. Dengan demikian dapat diketahui bahwa inisiatif siswa dalam mengisi jam pelajaran matematika ketika guru mata pelajaran matematika berhalangan masuk umumnya sangat rendah, hal ini dapat dilihat dari sebagian siswa yang menggunakan waktu yang sebaik-baiknya dengan belajar yang rajin dan tekun apabila gurunya tidak ada dan ada sebagian siswa yang menghabiskan waktu dengan berbicara dengan teman-temannya dan ada juga yang menghabiskan waktu untuk pergi ke kantin. Siswa yang berminat terhadap suatu pelajaran akan menggunakan waktu dengan sebaik-baiknya, hal ini tercermin dari aktivitas yang siswa lakukan dalam mengisi jam pelajaran yang kosong di sekolah seperti belajar mandiri dan mengulangi pelajaran di luar jam pelajaran sekolah (rumah). Siswa tersebut juga akan sering membicarakan materi pelajaran yang menarik minat mereka. b. Perhatian siswa dalam belajar matematika, meliputi: 1) Intensitas perhatian siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar matematika Dari tabel 4.9 dapat diketahui bahwa siswa yang menyatakan selalu memperhatikan dalam proses belajar mengajar yang di berikan guru matematika ada 84,85% dengan kategori sangat tinggi, sering memperhatikan ada 12,12% dengan
89
kategori sangat rendah, dan jarang memperhatikan ada 3,03% dengan kategori sangat rendah. Dengan demikian dapat diketahui bahwa perhatian siswa dalam belajar matematika umumnya sangat tinggi, hal ini dapat dilihat berdasarkan temuan lapangan melalui observasi diperoleh data bahwa mayoritas siswa selalu memperhatikan apa yang disampaikan guru matematika, begitu juga melalui angket diperoleh data bahwa frekuensi terbanyak dari siswa adalah selalu memperhatikan dalam proses belajar mengajar matematika yang diajarkan guru 84,85%. Jadi dalam poin ini diketahui bahwa siswa selalu memperhatikan dalam proses belajar mengajar matematika menduduki kategori sangat tinggi. Dengan demikian perhatian itu penting bagi siswa untuk menguasai pelajaran dan dapat memahami materi berikutnya dengan mudah dan juga sangat berpengaruh terhadap minat belajar matematika. Ada tidaknya minat terhadap suatu pelajaran dapat dilihat dari cara anak mengikuti pelajaran, memperhatikan atau tidaknya dalam pelajaran itu. 2) Durasi perhatian siswa saat mengikuti proses belajar mengajar matematika Dari
tabel
4.10
dapat
diketahui
bahwa
siswa
yang
menyatakan
memperhatikan dari awal sampai akhir dalam proses belajar mengajar matematika ada 69,70% dengan kategori sedang, memperhatikan sebagian besar penjelasan guru ada 30,30% dengan kategori sangat rendah. Dengan demikian dapat diketahui bahwa durasi perhatian siswa saat mengikuti proses belajar mengajar matematika umumnya sedang, hal ini dapat dilihat dari hasil angket didapat data bahwa frekuensi terbanyak adalah memperhatikan dari awal sampai akhir dalam proses belajar mengajar matematika 69,70%. Jadi dalam poin ini siswa memperhatikan dari awal sampai akhir dalam proses belajar matematika menduduki kategori sedang.
90
3) Fokus perhatian siswa saat mengikuti proses belajar mengajar matematika Dari tabel 4.11 dapat diketahui bahwa siswa yang perhatiannya selalu terfokus saat mengikuti proses belajar mengajar matematika ada 66,67% dengan kategori sedang, sering terfokus ada 33,33% dengan kategori sangat rendah. Dengan demikian dapat diketahui bahwa fokus perhatian siswa saat mengikuti proses belajar mengajar matematika umumnya sedang, hal ini dapat dilihat dari hasil angket didapat data bahwa frekuensi terbanyak adalah siswa selalu terfokus saat mengikuti proses belajar mengajar matematika 66,67%. Fokus perhatian siswa saat mengikuti proses belajar mengajar matematika itu sangat penting bagi siswa untuk menguasai pelajaran dan dapat memahami materi berikutnya sangat mudah. c.
Keaktifan siswa dalam belajar matematika. 1) Keaktifan siswa dalam mengerjakan latihan.
Dari tabel 4.12 dapat diketahui bahwa siswa yang selalu aktif dalam mengerjakan latihan matematika yang diberikan oleh guru ada 75,76% dengan kategori tinggi, sering mengerjakan ada 24,24% dengan kategori sangat rendah. Dengan demikian dapat diketahui bahwa keaktifan siswa dalam mengerjakan latihan umumnya tinggi, hal ini dapat dilihat dari hasil angket didapat data bahwa frekuensi terbanyak adalah siswa selalu aktif dalam mengerjakan latihan matematika 75,76%. Jadi dalam poin ini siswa selalu aktif dalam mengerjakan latihan matematika menduduki kategori tinggi. 2) Keaktifan siswa dalam mencatat materi pelajaran matematika. Dari tabel 4.13 dapat diketahui bahwa siswa selalu aktif dalam mencatat materi pelajaran matematika yang diberikan ada 69,70% dengan kategori sedang,
91
sering mencatat ada 15,15% dengan kategori sangat rendah, dan jarang mencatat ada 15,15% dengan kategori sangat rendah. Dengan demikian dapat diketahui bahwa keaktifan siswa dalam mencatat materi pelajaran matematika umumnya sedang, berdasarkan temuan lapangan melalui observasi, diperoleh data bahwa mayoritas siswa aktif mencatat materi pelajaran matematika yang diberikan guru. Begitu juga berdasarkan hasil angket menunjukkan bahwa frekuensi terbanyak dari pilihan siswa adalah siswa selalu mencatat materi pelajaran matematika yang diberikan guru. Jadi dalam poin ini diketahui siswa selalu mencatat materi pelajaran matematika tersebut kriteria sedang 69,70%. Keaktifan siswa dalam mencatat materi matematika sangat penting sekali untuk memudahkan siswa apabila suatu saat nanti lupa atau sebagai bahan ulangan. 3) Keaktifan siswa dalam menggunakan kesempatan bertanya. Dari tabel 4.14 dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab selalu berusaha menggunakan kesempatan bertanya yang diberikan oleh guru ada 18,18% dengan kategori sangat rendah, sering berusaha menggunakan ada 39,39% dengan kategori sangat rendah, dan jarang berusaha menggunakan ada 42,43% dengan kategori sangat rendah. Dengan demikian dapat diketahui bahwa keaktifan siswa dalam menggunakan kesempatan bertanya masih sangat rendah, hal ini dapat dilihat dari hasil observasi secara umum hanya terdapat sebagian siswa yang menggunakan kesempatan bertanya yang diberikan guru mata pelajaran matematika. Begitu juga berdasarkan hasil angket menunjukkan bahwa frekuensi terbanyak dari pilihan siswa adalah jarang berusaha menggunakan kesempatan bertanya yang diberikan guru. Dengan sangat rendahnya keaktifan siswa dalam menggunakan kesempatan bertanya
92
yang diberikan guru itu dapat diketahui minat belajar siswa. Anak yang memiliki minat belajar yang besar ini terlihat melalui keinginan mereka untuk mengajukan pertanyaan secara tak henti-hentinya. d. Kemandirian siswa dalam belajar matematika, meliputi: 1) Intensitas siswa dalam belajar matematika di rumah. Dari tabel 4.15 dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab selalu belajar matematika dengan jadwal yang teratur di rumah ada 27,27% dengan kategori sangat rendah, sering belajar ada 51,52% dengan kategori rendah, dan jarang belajar ada 21,21% dengan kategori sangat rendah. Dengan demikian dapat diketahui bahwa intensitas siswa dalam belajar matematika di rumah umumnya rendah, hal ini dapat dilihat dari hasil angket didapat data bahwa frekuensi terbanyak adalah siswa sering belajar matematika di rumah 51,52%. Jadi dalam poin ini siswa sering belajar di rumah menduduki kategori rendah. 2) Intensitas siswa dalam mempelajari kembali materi matematika yang telah diajarkan Dari tabel 4.16 dapat diketahui bahwa siswa selalu mempelajari kembali materi matematika yang telah diajarkan ada 33,33% dengan kategori sangat rendah, sering mempelajari kembali ada 36,36% dengan kategori sangat rendah, dan jarang mempelajari ada 30,31% dengan kategori sangat rendah. Dengan demikian dapat diketahui
bahwa intensitas siswa dalam mempelajari kembali materi matematika
yang telah diajarkan umumnya sangat rendah, hal ini dapat dilihat dari sebagian siswa yang merasa sudah paham terhadap materi yang disampaikan oleh guru di sekolah, sehingga merasa tidak perlu lagi untuk mengulang matematika di rumah.
kembali materi
93
3) Intensitas siswa dalam mempersiapkan materi yang akan dipelajari Dari tabel 4.17 dapat diketahui bahwa siswa selalu mempersiapkan materi yang akan dipelajari ada 66,67% dengan kategori sedang, sering mempersiapkan ada 27,27% dengan kategori sangat rendah, dan jarang mempersiapkan ada 6,06% dengan kategori sangat rendah. Dengan demikian dapat diketahui bahwa intensitas siswa dalam mempersiapkan materi yang akan dipelajari umumnya sedang, hal ini dapat dilihat dari hasil angket didapat data bahwa frekuensi terbanyak adalah siswa selalu mempersiapkan materi yang akan dipelajari 66,67%. Jadi dalam poin ini siswa selalu mempersiapkan materi yang akan diajarkan kategori sedang. e.
Keuletan siswa dalam belajar matematika, meliputi: 1) Usaha siswa ketika kesulitan memahami materi matematika yang dipelajari
Dari tabel 4.18 dapat diketahui bahwa siswa berusaha bertanya kepada guru ketika kesulitan memahami materi matematika yang dipelajari ada 75,76% dengan kategori tinggi, berusaha bertanya kepada teman ada 21,21% dengan kategori sangat rendah, dan berdiam diri dan menunggu jawaban bersama ada 3,03% dengan kategori sangat rendah. Dengan demikian dapat diketahui bahwa usaha siswa ketika kesulitan memahami materi matematika yang dipelajari umunya tinggi, hal ini dapat dilihat dari hasil angket didapat data bahwa frekuensi terbanyak adalah siswa berusaha bertanya kepada guru ketika kesulitan memahami materi matematika 75,76%. Jadi dalam poin ini siswa berusaha bertanya kepada guru kategori tinggi.
94
2) Cara siswa dalam mengerjakan latihan atau tugas mata pelajaran matematika Dari tabel 4.19 dapat diketahui bahwa siswa berusaha mengerjakan sendiri latihan atau tugas mata pelajaran matematika yang diberikan oleh guru ada 72,73% dengan kategori tinggi, mengerjakan dengan bertanya kepada teman ada 24,24% dengan kategori sangat rendah, dan mengerjakan dengan melihat jawaban teman ada 3,03% dengan kategori sangat rendah. Dengan demikian dapat diketahui bahwa cara siswa dalam mengerjakan latihan atau tugas mata pelajaran matematika umumnya tinggi, hal ini dapat dilihat dari hasil angket didapat data bahwa frekuensi terbanyak adalah siswa berusaha mengerjakan sendiri latihan atau tugas mata pelajaran matematika 72,73%. Jadi dalam poin ini siswa berusaha mengerjakan sendiri latihan kategori tinggi. Minat seorang siswa terhadap pelajaran bisa dilihat dari rasa senang dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, siswa yang memang sangat menaruh minatnya kepada suatu tugas tertentu, maka kemungkinan ia akan lebih banyak melakukan tugasnya dan juga akan dilakukannya dengan baik, sekalipun dalam beberapa hal minatnya bisa menyebabkan dia bekerja di luar batas-batas waktu yang semestinya dan kesehatannya sekaligus 3) Cara siswa dalam mengerjakan pekerjaaan rumah/PR mata pelajaran matematika Dari tabel 4.20 dapat diketahui bahwa siswa mengerjakan PR mata pelajaran matematika sendiri di rumah yang diberikan guru ada 90,91% dengan kategori tinggi, mengerjakan di sekolah dengan bertanya kepada teman ada 9,09% dengan kategori sangat rendah. Dengan demikian dapat diketahui bahwa cara siswa dalam mengerjakan pekerjaan rumah/PR mata pelajaran matematika umumnya tinggi, hal
95
ini dapat dilihat dari hasil angket didapat data bahwa frekuensi terbanyak adalah siswa mengerjakan sendiri PR mata pelajaran matematika di rumah 90,91%. Jadi dalam poin ini siswa mengerjakan sendiri PR matematika di rumah kategori tinggi. f.
Anggapan siswa terhadap mata pelajaran matematika 1) Anggapan siswa terhadap pentingnya mempelajari matematika
Dari table 4.21 dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab sangat penting dalam mempelajari matematika ada 69,69% dengan kategori sedang, penting ada 30,31% dengan kategori sangat rendah. Dengan demikian dapat diketahui bahwa anggapan siswa terhadap pentingnya mempelajari matematika umumnya sedang, hal ini dapat dilihat dari hasil angket didapat data bahwa frekuensi terbanyak adalah sangat penting mempelajari matematika 69,69%. Jadi dalam poin ini anggapan siswa sangat penting mempelajari matematika kategori sedang. 2) Anggapan siswa terhadap manfaat mempelajari matematika untuk masa depannya Dari table 4.22 dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab sangat bermanfaat mempelajari matematika untuk masa depannya ada 75,76% dengan kategori tinggi, bermanfaat ada 24,24% dengan kategori sangat rendah. Dengan demikian dapat diketahui bahwa anggapan siswa terhadap manfaat mempelajari matematika untuk masa depannya umumnya tinggi, hal ini dapat dilihat dari hasil angket didapat data bahwa frekuensi terbanyak adalah sangat bermanfaat mempelajari matematika untuk masa depannya 75,76%. Jadi dalam poin ini anggapan siswa sangat bermanfaat mempelajari matematika untuk masa depannya kategori tinggi.
96
3) Anggapan siswa terhadap proses belajar mengajar matematika Dari tabel 4.23 dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab sangat menyenangkan terhadap proses belajar mengajar matematika yang diberikan guru ada 57,58% dengan kategori rendah, menyenangkan ada 36,36% dengan kategori sangat rendah, dan kurang menyenangkan ada 6,06 dengan kategori sangat rendah. Dengan demikian dapat diketahui bahwa anggapan siswa terhadap proses belajar mengajar matematika rendah, hal ini dapat dilihat dari hasil angket didapat data bahwa frekuensi terbanyak adalah sangat menyenangkan terhadap proses belajar mengajar matematika 57,58%. Jadi dalam poin ini anggapan siswa sangat menyenangkan terhadap proses belajar mengajar matematika kategori rendah. 3.
Faktor-faktor yang mempengaruhi minat siswa kelas V terhadap mata pelajaran
matematika di MIN Kebun Bunga Banjarmasin Tahun Ajaran
2010/2011 a.
Faktor Individu 1) Persepsi siswa tentang pelajaran matematika
Dari tabel 26 dapat diketahui bahwa siswa yang mempunyai persepsi matematika itu sangat sulit ada 12,12% dengan kategori sangat rendah, cukup sulit ada 57,57% dengan kategori rendah dan kurang sulit ada 30,31% dengan kategori sangat rendah. Dengan demikian dapat diketahui bahwa sebagian besar dari persepsi siswa tentang pelajaran matematika masih rendah sehingga sangat perlu ditingkatkan, karena mereka masih menganggap bahwa matematika itu bukanlah pelajaran yang mudah tetapi pelajaran yang sulit.
97
Bagi siswa yang merasa bahwa pelajaran matematika itu sulit kemungkinan mereka akan sangat sulit untuk menyenangi dan akan merasa malas untuk mempelajari pelajaran matematika tersebut, begitupun sebaliknya apabila mereka menganggap bahwa pelajaran matematika itu mudah mereka akan sangat senang untuk mempelajarinya. Dengan demikian persepsi siswa tentang matematika juga mempengaruhi terhadap minat belajar matematika. 2) Cita-cita siswa terhadap jurusan setelah melanjutkan ke SMP/MTS Dari tabel 27 dapat diketahui bahwa siswa yang mengatakan mata pelajaran matematika sangat bermanfaat ada 72,73% dengan kategori tinggi, cukup bermanfaat ada 18,18% dengan kategori sangat rendah dan kurang bermanfaat ada 9,09% dengan kategori sangat rendah. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa persepsi siswa terhadap manfaat pelajaran matematika mempunyai manfaat terhadap cita-cita siswa terhadap jurusan setelah melanjutkan ke SMP/MTS. b.
Faktor Guru
Adapun faktor guru meliputi: 1) Penguasaan materi oleh guru pada mata pelajaran matematika Dari tabel 28 dapat diketahui bahwa guru matematika sangat menguasai mata pelajaran matematika ada 78,79% dengan kategori tinggi, cukup menguasai ada 21,21% dengan kategori sangat rendah. Dengan demikian dapat diketahui bahwa persepsi siswa tentang penguasaan materi oleh guru matematika umumnya tinggi, dengan tingginya penguasaan materi, guru dengan mudah memberikan penjelasan dengan baik dan benar sehingga siswa dengan mudah dapat memahami pelajaran yang dijelaskan, dari sinilah akan tumbuh rasa senang dari dalam diri siswa karena ia
98
bisa memahami pelajaran yang telah dijelaskan. Tanpa adanya penguasaan materi, guru akan sulit menjelaskan dan siswapun akan kesulitan dalam memahaminya. Jadi penguasaan materi oleh guru juga akan sangat berpengaruh terhadap minat siswa dalam mempelajari pelajaran matematika. 2) Penggunaan metode yang digunakan guru dalam mengajar matematika Dari tabel 29 dapat diketahui bahwa guru sangat bervariasi mengajar matematika ada 48,48% dengan kategori sangat rendah, cukup bervariasi ada 42,42% dengan kategori sangat rendah dan kurang bervariasi ada 9,1% dengan kategori sangat rendah. Dengan demikian dapat diketahui bahwa persepsi siswa tentang metode yang digunakan guru adalah baik, karena guru selalu menggunakan metode yang sangat bervariasi. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara yang penulis lakukan dengan guru matematika yang bersangkutan yakni guru selalu menggunakan metode yang bervariasi karena metode mengajar yang bervariasi akan menambah gairah/semangat siswa dalam belajar yakni dapat menghilangkan rasa bosan dalam belajar. 3) Sikap guru dalam mengajar matematika di sekolah Dari tabel 30 dapat diketahui bahwa persepsi siswa tentang sikap guru sangat ramah dalam mengajar matematika ada 30,30% dengan kategori sangat rendah, cukup ramah ada 60,60% dengan kategori sedang dan kurang ramah ada 9,1% dengan kategori sangat rendah. Dengan demikian dapat diketahui bahwa persepsi siswa tentang sikap guru adalah baik, karena dalam mengajar matematika guru ada yang bersikap sangat ramah, cukup ramah dan kurang ramah pada sebagian siswa.
99
Bagi guru yang ramah akan sangat mudah untuk bersosialisasi dalam proses belajar mengajar, karena siswa akan sangat mudah dan tidak akan merasa malu dan takut bertanya. Namun apabila guru pemarah, murid akan sangat takut dan segan untuk bertanya, sehingga apabila dia tidak memahami dia lebih memilih diam saja, sehingga dia tidak akan dengan mudah dapat memahami pelajaran dan selanjutnya dia akan sulit menyenangi pelajaran tersebut. Dengan demikian sikap guru dalam mengajar akan sangat berpengaruh terhadap minat siswa dalam belajar matematika. 4) Disiplin guru dalam mengajar matematika Dari tabel 31 dapat diketahui bahwa persepsi siswa tentang guru yang selalu tepat waktu dalam mengajar matematika ada 33,33% dengan kategori sangat rendah, cukup tepat waktu ada 60,61% dengan kategori sedang dan kurang tepat waktu ada 6,06% dengan kategori sangat rendah. Dengan demikian dapat diketahui bahwa persepsi siswa tentang disiplin guru dalam mengajar matematika umumnya sedang yakni umumnya cukup tepat waktu. Bagi siswa, guru adalah contoh bagi mereka, sehingga kedisiplinan guru sangat berpengaruh terhadap siswa. Dari sinilah siswa akan ikut disiplin dalam belajar dan diharapkan murid akan menyenangi dan mengagumi guru dalam hal pelajaran dan selanjutnya siswa juga akan menyenangi pelajaran yang diajarkan oleh guru tersebut. c.
Faktor Orang Tua 1) Motivasi atau dorongan orang tua siswa terhadap belajar matematika
Dari tabel 32 dapat diketahui bahwa persepsi siswa tentang perhatian orang tua yang selalu memotivasi anaknya dalam belajar matematika ada 36,66% dengan kategori sangat rendah, cukup memotivasi ada 63,64% dengan kategori sedang.
100
Dengan demikian dapat diketahui bahwa persepsi siswa tentang perhatian terhadap belajar anak masih sedang, karena tanpa adanya perhatian dari orang sekitar yakni orang tua, siswa akan sangat malas belajar karena tidak ada orang yang memberikan motivasi atau dorongan untuk belajar, sehingga dengan adanya motivasi atau dorongan dari orang tua untuk belajar matematika diharapkan bisa menumbuhkan minat terhadap suatu pelajaran. 2) Bimbingan orang tua siswa terhadap belajar matematika Dari tabel 33 dapat diketahui bahwa persepsi siswa tentang orang tua selalu membimbing siswa dalam belajar matematika ada 30,30% dengan kategori sangat rendah, cukup membimbing ada 60,60% dengan kategori sedang dan kurang membimbing ada 9,1% dengan kategori sangat rendah. Dengan demikian, wajar kalau siswa kurang berminat mempelajari matematika di rumah karena perhatian orang tua dalam membimbing siswa terhadap belajar matematika masih sedang, sehingga dengan adanya bimbingan dari orang tua belajar matematika diharapkan bisa membangkitkan minat terhadap suatu pelajaran. d.
Faktor Sarana dan Prasarana
Dari tabel 34 dapat diketahui bahwa persepsi siswa tentang faktor fasilitas yang berhubungan dengan alat peraga yang selalu digunakan oleh guru dalam mengajar ada 18,18% dengan kategori sangat rendah, cukup menggunakan ada 75,76% dengan kategori tinggi dan kurang menggunakan ada 6,06% dengan kategori sangat rendah. Dalam hal ini, penggunaan alat peraga ini berdasarkan materi yang disampaikan, apakah memang perlu memakai alat peraga atau tidak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa guru matematika cukup menggunakan alat peraga sudah tinggi. Dengan lengkapnya alat peraga tersebut, guru akan sangat
101
mudah memberikan pelajaran dan muridpun akan mudah dalam menerima pelajaran, sehingga apabila materi pelajaran yang diajarkan mengunakan alat-alat tersebut tidak akan menyita/membuang-buang waktu dalam proses belajar mengajar, dan selanjutnya dengan lengkapnya alat tulis dan buku-buku yang dimiliki siswa tersebut diharapkan dapat menumbuhkan minat terhadap pelajaran matematika. e.
Faktor Lingkungan
Dari tabel 35 dapat diketahui bahwa persepsi siswa tentang suasana sekolah saat pelajaran matematika berlangsung adalah sangat mendukung ada 9,1% dengan kategori sangat rendah, cukup mendukung ada 81,8% dengan kategori sangat tinggi dan kurang mendukung ada 9,1% dengan kategori sangat rendah. Dengan demikian dapat diketahui persepsi siswa tentang suasana sekolah saat pelajaran sedang berlangsung umumnya cukup mendukung, kemungkinan pada saat pelajaran matematika berlangsung ada siswa pada kelas lain ribut, seperti tidak adanya guru mengajar. Ketenangan suasana sekolah sangat berpengaruh terhadap proses belajar mengajar, karena dengan suasana yang tenang akan memudahkan antara guru dan murid melakukan interaksi, sebaliknya apabila suasana sekolah sangat bising dan ribut akan sangat menggangu proses belajar mengajar, guru akan sulit memberikan penjelasan dan murid pun tidak bisa berkonsentrasi terhadap pelajaran yang diberikan oleh guru. Dari sini suasana sekolah akan sangat mempengaruhi proses belajar mengajar dan selanjutnya akan sangat sulit menumbuhkan minat terhadap suatu mata pelajaran. Murid tidak akan bisa menyenangi pelajaran apabila pelajaran tersebut tidak bisa dipahami dan dimengerti.