BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Letak dan Luas Wilayah Kecamatan Mekarsari adalah salah satu Kecamatan dari 17 Kecamatan di kabupaten Barito Kuala Kalimantan Selatan. Kecamatan ini berada pada ketinggian 2 meter di atas permukaan laut dan berada di antara 114°20’50” – 114°20’18” Bujur Timur serta antara 2°29’50 –3°30’18 Lintang Selatan. Batas-batas wilayah Kecamatan Mekarsari adalah sebagai berikut: a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Tabunganen b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Tamban. c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Wanaraya. d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Tamban Catur. Luas wilayah Kecamatan Mekarsari 12. 600 km²,
yang terbagi
dalam 12 buah desa. 2. Jumlah Penduduk
Penduduk Kecamatan Mekarsari sampai tahun 2016 berjumlah 17.263 jiwa yang terdiri dari laki-laki 8.420 jiwa dan perempuan 8.843 jiwa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
48
tabel berikut:
TABEL 4.1 JUMLAH PENDUDUK KECAMATAN MEKARSARI MENURUT JENIS
KELAMIN No 1.
Jenis Kelamin Laki-laki
2.
Perempuan
Jumlah
Frekuensi 8.420
Prosentase 48, 6
8.843
51,4
17. 263
100,0
Sumber Data: Kantor Kecamatan Mekarsari 2016 3. Sejarah Singkat Berdirinya Pondok Pesantren Putri At-Thohiriyah a. Sejarah Singkat Berdirinya Pondok Pesantren Putri At-Thohiriyah Kecamatan Mekarsari Kabupaten Barito Kuala Pondok pesantren putri At-Thohiriyah yang bertempat di Desa Indah Sari km 15, 5 Kecamatan Mekarsari Kabupaten Barito Kuala Kalimantan Selatan, merupakan pesantren yang pertama menerapkan pendidikan khusus untuk perempuan dan pertama di Desa Tamban yang berbasis pendidikan Islam dan di tambah dengan pendidikan Umum. Pondok pesantren putri At-Thohiriyah juga mengadakan pondok mukim bagi santriwatinya yang mana jauh dari rumah tempat tinggal mereka, dari beberapa murid ada yang dari luar daerah zona Tamban dan ada dari daerah Provinsi tatangga seperti Kalteng dan yang lain-lain.
Pondok pesantren putri At-Thohiriyah dengan pendirinya KH. Ahmad Kusasi Bakri, di dirikan pada tanggal 21 Januari 2005 dan berlegalisasi di Kemenag Kabupaten Barito Kuala dangan nomor : kd. 17.04/pp.00.7/426-03-03/2011, pada tanggal 12 Juli 2011 dengan Nis= 510063040011. Pondok pesantren putri At-Thohiriyah atau yayasan kiai haji Ahmad Kusasi : Akta Notaris : Robensyah Sjacran, S.H., M.H No 44 tanggal 14 Mei 2005. Lembaga
pendidikan
pondok
pesantren
putri
At-Thohiriyah
memiliki jenjang pendidikan berupa : 1. Salafiah Ula, Wustha putri At-Thohiriyah. 2. MTSS Putri At-Thohiriyah. 3. MAS Putri At-Thohiriyah. Pendirian
pondok
pesantren
putri
At-Thohiriyah,
awalnya
(cerita/kabar) adalah keinginan pendiri pondok untuk meadakan pondok pesantren yang tidak bercampur antara laki-laki dengan perempuan atau pisah wilayah. Pondok pesantren putri At-Thohiriyah juga cukup disenangi warga Tamban khususnya di Kecamatan Mekarsari, ini semua dapat dilihat dari banyaknya para orang tua yang menyekolahkan anak perempuannya ke pondok pesantren putri At-Thohiriyah. Visi, Misi, dan Tujuan Pondok Pesantren Putri At-Thohiriyah Kecamatan Mekarsari Kabupaten Barito Kuala.
1. Visi Pondok Pesantren Putri At-Thohiriyah Kecamatan Mekarsari Kabupaten Barito Kuala. Unggul dalam Keperibadian Ilmu Pengetahuan dan Kemandirian. 2. Misi Pondok Pesantren Putri At-Thohiriyah Kecamatan Mekarsari Kabupaten Barito Kuala. a. Menyelenggarakan
pendidikan
formal
setingkat
Madrasah
Sanawiyah dan Aliyah. b.
Mempersiapkan peserta didik untuk memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
c. Memberikan pengajaran yang bermutu
dan berkualitas kepada
peserta didik d. Mempasilitasi tumbuh, bangkit dan berkembangnya segala potensi positif peserta didik. e. Membantu
dan
mendorong
peserta
didik
agar
memiliki
keterampilan, keperibadian luhur, dan berpengetahuan luas. 3. Profil Pondok Pesantren Putri At-Thohiriyah Kecamatan Mekarsari Kabupaten Barito Kuala. 1.
Nama lembaga
: PONDOK PESANTREN PUTRI ATTHOHIRIYAH
2. Alamat
:
a. Jalan
: Indah Sari Km 15,5
b. Desa
: Indah Sari
c.
: Mekarsari
Kecamatan
d. Kabupaten
: Barito Kuala
e. Provinsi
: Kalimantan Selatan
f.
Kode Pos
: 70568
g. Telp. Hp
: 085346171517
3. Berdiri tanggal
: 21 Januari 2005
4. Pendiri
: K H. Ahmad Kusasi Bakri
5. Legalisasi
: Terdaftar pada KEMENAG Kab. Barito Kuala.
a. Nomor
: Kd.17.04/5/PP.00.7/426-03-03/2011
b. Tanggal
: 12 Juli 2011
c.
: 510063040011
NIS
6. Badan Hukum
: YAYASAN KIAI HAJI AHMAD KUSASI
a. Akta Notaris
: Robensyah Sjachran, S.H.,M.H. no 44
b. Tanggal
: 14 Mei 2005
7. Lembaga Pendidikan Pondok Pesantren Putri At-Thohiriyah a. Salafiyah Ula,Wustha Putri At-Thohiriyah b.
MTsS At-Thohiriyah
c.
MAS At-Thohiriyah
e. Industri Penggilingan Padi 9. Jumlah
:
a. Santri/anak asuh mukim
: 160
b. Santri/anak tidak mukim
: 153
4. Tujuan Pondok Pesantren Putri At-Thohiriyah Kecamatan Mekarsari Kabupaten Barito Kuala. Adapun tujuan dari pondok pesantren putri At-Thohiriyah yaitu untuk menciptaka santriwati yang mandiri, berwawasan luas, dan untuk mengangkat harkat martabat santriwati yang di ridhoi Allah swt, serta mampu menyebar luaskan dakwah Islamiyah kepada seluruh umat.
Semua sejalan dengan visi, misi dan tujuan pondok pesantren putri At-Thohiriyah Kecamatan Mekarsari Kabupaten Barito Kuala. b. Keadaan
Staf
Pengajar
Pondok
Pesantren
Putri
At-Thohiriyah
Kecamatan Mekarsari Kabupaten Barito Kuala. Jumlah pengasuh, pimpinan atau kepala pondok pesantren putri At-Thohiriyah dan staf pengajar yang menunjang proses belajar mengajar di pondok pesantren putri At-Thohiriyah seluruhnya berjumlah 28 orang yaitu : 1 orang pengasuh, 1 orang Pimpinan atau kepala pondok pesantren, 13 orang ustadz, dan 13 orang ustadzah.1 Tenaga pendukung, para alumni pondok pesantren putri AtThohiriyah yang ditugaskan membantu tugas-tugas para ustadz dan ustadzah yang berhalangan hadir. c. Jumlah Santriwati Pondok Pesantren Putri At-Thohiriyah Kecamatan Mekarsari Kabupaten Barito Kuala. Jumlah santriwati pondok pesantren putri At-Thohiriyah sekarang berjumlah 313 orang. Tabel 4.1 Jumlah Santriwati Pondok Pesantren Putri At-Thohiriyah Kecamatan Mekarsari Kabupaten Barito Kuala 2016 Santri No 1
Kelas 1 Tsanawiyah
1
Jumlah Putra
Putri
-
41
41
Hasil wawancara pribadi dengan pimpinan pondok pesantren putri At-Thohiriyah K.H. M. Khairi Iman, Mekarsari 9 Agustus 2016
2
2 Tsanawiyah
-
49
49
3
3 Tsanawiyah
-
51
51
4
1 Aliyah
-
53
53
5
2 Aliyah
-
56
56
6
3 Aliyah
-
63
63
7
Jumlah Keseluruhan
-
313
313
Sumber Data : Pondok Pesantren Putri At-Thohiriyah
d. Sarana
dan
Perasarana
Pondok
Pesantren
Putri
At-Thohiriyah
Kecamatan Mekarsari Kabupaten Barito Kuala. Berdasarkan data dokumentasi dan hasil observasi yang telah penulis lakukan, sarana dan prasarana yang ada pada pondok pesantren putri AtThohiriyah yaitu: satu ruangan kantor untuk para ustadz dan ustadzah, memiliki ruangan kelas bagi santriwati, asrama, perpustakaan, gudang, laboraturium, ruang komputer, UKS, ruang tata usaha, tempat Ibadah, Tempat Parkir, Taman, tempat mandi dan juga Toilet. Setiap ruang belajar memiliki fasilitas berupa papan tulis putih, LCD, spidol, penghapus, kipas angin, kursi dan meja belajar untuk santriwati, satu buah meja dan kursi kerja bagi para staf mengajar, serta perlengkapan ekstra kurikuler seperti : Perlengkapan Maulid Habsyi, Rebbana, Olah Raga, Drum Ben, Alat Musik yang lengkap dan lain sebagainya. Tabel 5.1 Data Sarana dan Perasarana Pondok Pesantren Putri At-Thohiriyah Kecamatan Mekarsari Kabupaten Barito Kuala No Jumlah Kondisi
Sarana & Prasarana
Baik
Cukup
Rusak
1
Laboraturium
1
-
1
-
2
Asrama Santriwati
3
1
2
-
3
Ruangan Staf
1
1
-
-
4
Ruangan TU
1
1
-
-
5
Ruangan Kiyai
1
1
-
-
6
Perpustakaan
1
-
1
-
7
Toilet Pengajar
2
2
-
-
8
Toilet Santriwati
7
5
1
1
9
Ruangan Belajar
12
12
-
-
10
Taman
1
-
1
-
11
Tempat Tinggal Pengasuh dan Sebagian Ustadz Ustadzah
3
3
-
-
12
Tempat Ibadah
1
1
-
-
13
Ruang Komputer
1
1
-
-
14
Gedung Olahraga
1
1
-
-
15
Tempat Mandi
1
1
-
-
16
Ruangan Kesehatan
1
1
-
-
17
Tempat Parkir
1
-
1
-
18
Gudang
1
1
-
-
19
Peralatan Musik
1
1
-
-
20
Drum Ben
1
1
-
-
Sumber Data: Pondok Pesantren Putri At-Thohiriyah e. Profil Lulusan Pondok Pesantren Putri At-Thohiriyah Kecamatan Mekarsari Kabupaten Barito Kuala. 1. Mampu memahami dan mengamalkan syari’at Islam dengan baik dan benar, taat beribadah, berdo’a dan berusaha, memiliki banyak wawasan, memiliki pengetahuan yang luas, memiliki etos kerja keras. 2. Berprestasi tinggi di bidang ilmu yang ditekuni serta menguasai cara berfikir ilmiah, kritis, kreatif, inovatif, dan berfikir logis. 3. Cakap dalam menghadapi Berbagai persoalan hidup, baik sekala lokal, nasional, maupun internasional dan dapat berperan sebagai pelaku perubahan (agen of change) dalam berbagai aspek kehidupan. Sampai saat ini banyak pesantren yang masih konsisten kepada tafaqquh fiddien, mengajarkan ilmu-ilmu agama guna mempersiapkan calon-calon ulama, da’i atau ustadz dan ustadzah. Namun banyak pula pesantren melakukan inovasi baru dengan menyelenggarakan pendidikan madrasah dan sekolah umum bahkan merambah kepada pendidikan ketrampilan (sekolah formal). Diversifikasi pendidikan di pondok pesantren semacam ini sebenarnya sebagai respon pesantren atas tuntutan masyarakat bahwa pendidikan apapun jenisnya, hendaknya bisa membekali peserta didik dengan materimateri yang bermanfaat ketika peserta didik tersebut sudah benar-benar
dalam kehidupan nyata di masyarakat. Pada awal kemunculan pesantren, lembaga ini memang betul-betul dekat dengan masyarakat,
karena
kemunculannya menjadi bagian dari kehidupan masyarakat. Namun ada juga beberapa kendala yang dirasakan oleh pondok pesantren putri At-Thohiriyah, dalam melaksanakan dakwah Islamiyah seperti tempat yang masih kurang luas, kitab yang masih kurang karena kosongnya pasokan di toko langganan pondok, dan lain sebagainya. Dengan demikian, beberapa kendala tersebut mengindikasikan bahwa hubungan pesantren dengan masyarakat bukan tanpa masalah sama sekali. Keadaan di atas menunjukkan bahwa pondok pesantren selayaknya selalu bersinergi dengan perkembangan dan kebutuhan santriwati serta masyarakat. Hal ini pula yang menuntut adanya peran pesantren dalam kehidupan santriwati dan masyarakat agar dapat terus diintensifkan, khususnya peran pondok pesantren Putri At-Thohiriyah dalam dakwah Islamiyah di Kecamatan Mekarsari Kabupaten Barito Kuala.
B. Penyajian Data Setelah penulis melakukan berbagai upaya dalam rangka proses penelitian yang menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan cara memahami fenomena yang diteliti sehingga data yang ada berupa untaian kata-kata bukan berupa angka-angka (data statistik). Selanjutnya penulis paparkan data yang berkaitan dengan peran pondok pesantren putri At-Thohiriyah dalam dakwah Islamiyah di Kecamatan Mekarsari Kabupaten Barito Kuala, faktor
penunjang dan penghambat dakwah Islamiyah
pondok pesantren putri At-Thohiriyah Kabupaten Barito Kuala, serta hasil yang dicapai dari dakwah Islamiyah pondok pesantren putri At-Thohiriyah di Kecamatan Mekarsari Kabupaten Barito Kuala. 1. Peran pondok pesantren putri At-Thohiriyah dalam dakwah Islamiyah di Kecamatan Mekarsari Kabupaten Barito Kuala. Peran pondok pesantren putri At-Thohiriyah dalam dakwah Islamiyah di Kecamatan Mekarsari Kabupaten Barito Kuala, dewasa ini lembaga pendidikan pesantren yang semakin berkembang, berinovasi dan berupaya menyiarkan dakwah Islam serta menghasilkan out put yang siap pakai. Pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam tertua di Indonesia juga mulai merestrukturisasi kurikulum pendidikan dan sistem pembelajaran dengan menyesuaikan terhadap perkembangan zaman, dalam artian pesantren tidak selalu diidentikkan dengan lembaga pendidikan yang masih tradisional, tetapi pesantren sekarang sudah mulai melakukan berbagai inovasi dalam menyebarkan dakwah Islamiyah tidak terkecuali pondok pesantren putri AtThohiriyah. Hal ini menunjukkan bahwa kedudukan dan peran pesantren semakin signifikan terhadap penyebaran dakwah Islamiyah pada masyarakat hususnya di Kecamatan Mekarsari Kabupaten Barito Kuala. Kemudian selanjutnya dapat berimplikasi pada pembentukan sikap dan prilaku yang baik. Maka dari itu peran pondok pesantren dalam dakwah Islamiyah di Kecamatan Mekarsari Kabupaten Barito Kuala sangatlah penting sekali, dan hal ini sebenarnya sudah merupakan tugas dan tanggung jawab pondok pesantren sesuai dengan azaz
dasar didirikannya pondok pesntren putri At-Thohiriyah. Lebih lanjut tentang bagaimana peran pondok pesantren putri At-Thohiriyah dalam dakwah Islamiyah di Kecamatan Mekarsari Kabupaten Barito Kuala, dapat diuraikan sebagai berikut sesuai dengan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan berbagai informan yang mempunyai partisipasi atau peran dalam upaya penyebaran dakwah Islamiyah di Kecamatan Mekarsari Kabupaten Barito Kuala. 1. Dakwah Islamiyah Pondok Pesanten Putri At-Thohiriyah Dakwah Islamiyah pondok pesantren putri At-Thohiriyah di Kecamatan Mekarsari Kabupaten Barito Kuala adalah sebagai berikut: a. Ceramah Kegiatan ceramah dilaksanakan setiap hari senin, selasa, dan rabu pagi. Kegiatan ini dilaksanakan secara bergantian, ceramah dipimpin oleh pengasuh serta ustadz dan ustadzah pondok pesantren putri At-Thohiriyah, yakni KH. M. Khairi Iman serta ustadz dan ustadzah yang ditugaskan. ceramah dilaksanakan jam 06:30-07:30 Wita yang diikuti oleh semua santriwati dan masyarakat sekitar pondok. Kegiatan tersebut dilaksanakan di pondok pesantren putri At-Thohiriyah. Acara dipandu oleh ketua Organisasi Santriwati At-Thohiriyah (OSAT) dan diteruskan oleh santriwati yang ditugaskan untuk menjadi pembawa acara yang menyampaikan dengan bahasa Indonesia dan bahasa Arab. Pertama-tama acara diisi dengan pembukaan, kemudian pembacaan ayat suci Alquran oleh salah satu santriwati yang ditugaskan. Selesai
membaca ayat suci Alquran maka selanjutnya pimpinan pondok pesantren, yakni KH. M. Khairi Iman memberikan ceramah agama. Ceramah tersebut diisi dengan ceramah seperti mengajak untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah swt, seruan berbuat kebaikan, nasihat tentang pendidikan, dan nasihat agama
lainnya. Kemudian setelah
selesai, maka ceramah kedua disampaikan oleh ustadz maupun ustadzah yang akan menyampaikan pesan-pesan keagamaan maupun tentang evaluasi kegiatan seminggu yang lalu. Setelah ceramah yang disampaikan oleh pimpinan maupun ustadz atau ustadzah selesai, maka pembawa acara akan menunjuk salah seorang santriwati yang ditugaskan memimpin doa agar membacakan doa untuk mengambil berkahnya. Kemudian setelah doa dibacakan maka berakhir pula ceramah agama tersebut.
b. Motivasi Motivasi merupakan suatu dorongan yang ada pada diri seseorang untuk melakukan sesuatu. Tujuan motivasi adalah untuk menggerakkan atau menggugah seseorang agar timbul keinginan dan kemauannya untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil atau mencapai tujuan tertentu.2 Terkait dengan kemampuan membaca Alquran, adanya motivasi yang tinggi pada diri seseorang untuk membaca Alquran maka akan memunculkan keinginan
2 M.
untuk
mempelajarinya
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, op.cit, h.73.
pula,
sehingga
akan
memperoleh hasil atau mencapai tujuan yang diinginkan. Jika motivasi yang dimiliki masih rendah, maka keinginan untuk selalu membaca Alquran pun tergolong masih rendah. Maka pondok pesantren putri AtThohiriyah dalam hal ini, selalu memberikan motivasi-motivasi kepada semua santriwatinya agar mereka lebih semangat dalam mempelajari ilmu agama dan umum khususnya mempelajari Alquran. c. Latihan Ceramah Atau Muhadarah Muhadarah atau latihan ceramah yang dilaksanakan di pondok pesantren putri At-Thohiriyah dilaksanakan pada setiap hari Jumat dan Sabtu, yakni setelah menunaikan ibadah sholat dzuhur berjama’ah di Mushola pondok pesantren putri At-Thohiriyah. Sebelum latihan ceramah dimulai para santriwati mengambil posisi masing-masing, yakni dengan posisi duduk saling berhadapan antara santriwati yang mendapat tugas ceramah atau pidato dengan santriwati yang tidak mendapatkan tugas. Ketika semua santriwati sudah ada ditempatnya masing-masing maka santriwati yang ditugaskan akan maju kedepan. Adapun beberapa santriwati yang maju kedepan ialah santriwati yang telah ditugaskan memenjadi pembawa acara, pembaca ayat suci Alquran dan saritilawah, para santriwati yang akan menyampaikan ceramah, santriwati yang di tugaskan untuk mengisi hiburan seperti pembacaan maulid habsyi, puisi, baturai pantun, stand up, dan lain sebagainya, serta pembaca doa. Para santriwati yang akan berceramah ialah beberapa santriwati yang mendapat giliran untuk menyampaikan ceramah. Santriwati tersebut berjumlah lima
sampai enam orang yang gilirannya telah diacak oleh perwakilan Organisasi Santriwati At-Thohiriyah (OSAT). Sebelum para
santriwati yang
bergiliran
untuk
menyampaikan
ceramah, maka pembawa acara akan menyampaikan susunan acara. Adapun acara tersebut ialah pembacaan ayat suci Alquran dan sari tilawah, setelah itu giliran para santriwati untuk menyapaikan ceramah, hiburan, pembacaan do’a dan koreksi dari ustdaz atau ustadzah pondok pesantren putri At-Thohiriyah. Para santriwati yang mendapatkan giliran untuk
menyampaikan
ceramah diwajibkan untuk membuat sendiri isi ceramah yang terdiri dari pendahuluan, isi ceramah yang didalamnya harus terdapat satu ayat Alquran dan satu Hadits, penutup yang berupa kesimpulan maupun saran. Santriwati yang mendapat giliran untuk berceramah tidak diperbolehkan membawa buku atau catatan ketika menyampaikan ceramah. Setelah semua santriwati yang mendapatkan giliran telah selesai menyampaikan ceramahnya, maka salah satu ustadz atau ustadzah yang juga ditugaskan secara bergiliran untuk mengawasi dan memberikan koreksi terhadap para santriwati yang telah menyampaikan ceramah. Selain memberikan
koreksi,
ustadz
atau
ustadzah
yang
ditugaskan
memberikan saran-saran tentang tata cara berceramah, baik
juga untuk
santriwati yang saat itu dapat giliran berceramah maupun untuk santriwati yang belum mendapatkan giliran. d. Membaca Dan Menghapal (tahfiz) Alquran
Pondok
pesantren
yang
berbasis
tahfiz
Alquran
tentu
akan
mengutamakan kegiatan tahfiz Alquran di pesantren tersebut, begitu juga dengan
pondok
pesantren
putri
At-Thihiriyah.
Tahfiz
Alquran
dilaksanakan setiap hari kamis, dari jam 15:00 sampai 16:30 Wita. Adapun pembagian kelompok penyetoran tahfiz Alquran tidaklah berdasarkan tingkatan kelas para santriwati, melainkan berdasarkan kemampuan menghapal para santriwati. Kegiatan tahfiz Alquran terbagi beberapa kelompok. Kelompok pertama ialah santriwati yang belum bisa atau belum lancar membaca Alquran dan tugasnya hanya membaca Alquran dengan baik dan benar, kelompok kedua ialah santriwati yang telah lancar membaca Alquran dan diwajibkan menyetor hafalan yang telah dihafalkannya, kelompok ketiga ialah khusus untuk semua santriwati senior. Para santriwati pondok pesantren putri At-Thohiriyah diberikan waktu satu minggu, yakni mulai hari Jumat sampai hari kamis untuk menghapal Alquran secara mandiri di rumah atau di asrama sebelum diwajibkan untuk menyetor hafalannya kepada ustadz atau ustadzah yang menangani bidang tahfiz Alquran. Peraturan di pondok pesantren putri At-Thohiriyah tidak memberikan batas minimum hapalan yang akan disetor oleh santriwati, melainkan sesuai kemampuan hafalan para santriwati namun tetap pada target minimal setiap santriwati lulusan pondok pesantren putri AtThohiriyah hafal tiga sampai lima juz Alquran untuk santriwati yang tidak berasrama dan dua puluh sampai tiga puluh juz bagi yang berasrama.
Ustadz dan ustadzah yang menangani bidang tahfiz Alquran ialah, ustadz Supiani dan ustadzah Khairunnisa. Para santriwati diwajibkan untuk menyetor hapalannya kepada ustadz dan ustadzah tersebut pada setiap hari Kamis. Secara bergiliran santriwati menyetorkan hapalannya kepada masing-masing ustadz atau ustadzah yang menangani bidang tahfiz Alquran dengan cara santriwati membacakan semua ayat yang telah dihapalkan dan ustadz atau ustadzah akan mendengarkan serta membantu santriwati ketika ada kesalahan dalam menghafalkan ayat Alquran yang disetorkannya. Santriwati yang
hanya
dikhususkan
membaca
Alquran,
yakni
santriwati yang belum bisa atau belum lancar membaca Alquran maka akan dipimpin oleh santriwati senior yang telah banyak hafal Alquran serta bagus bacaannya. e. Sholat Berjama’ah Mushola selalu ramai didatangi oleh para santriwati ketika waktu sholat wajib tiba. Sebelum waktu dzuhur tiba kegiatan belajar mengajar di pondok pesantren putri At-Thohiriyah dihentikan yakni pada pukul 12:30 wita. Kemudian serentak para santriwati yang telah selesai belajar akan segera menuju mushola yang letaknya di pondok pesantren putri AtThohiriyah. Selain sholat dzuhur berjamaah, santriwati juga sholat ashar, magrib, isya, dan subuh berjama’ah di mushola, namun hanya diikuti oleh santriwati yang berada di asrama, santriwati yang bertempat tinggal
didekat pesantren dan sebagian yang bertempat tinggal cukup jauh dari pondok pesantren. Kegiatan sholat sunah berjama’ah pada malam jum’at di pondok pesantren putri At-Thohiriyah ini sedikit berbeda dari malam lainnya, yakni selain sholat magrib dan isya pada malam jum’at diisi juga dengan sholat hajat dan membaca surah Yasin, Al-Mulk, Waqiah serta sholat witir. Kegitan pada malam jum’at ini bukan hanya diikuti oleh para santriwati yang menuntut ilmu di pondok pesantren putri At-Thohiriyah, namun juga diikuti oleh para warga sekitar pondok. f. Pemeliharaan Lingkungan Pondok pesantren putri At-Thohiriyah sangat menekankan kepada para santriwati maupun ustadz dan ustadzah untuk memelihara lingkungan pondok
pesantren.
Pemeliharaan
lingkungan
yang
dimaksud
ialah
menjadikan lingkungan pesantren menjadi kawasan bebas sampah serta merawat dan menanam berbagai tumbuhan yang terdapat disetiap sisi halaman dan jalan di pondok pesantren putri At-Thohiriyah. Realisasinya
pondok
pesantren
dalam
hal
ini
yaitu
dengan
menanamkan sifat gotong-royong kepada para santriwati. Setiap hari kegiatan
gotong-royong
untuk
membersihkan
lingkungan
pondok
pesantren dilakukan, baik pagi hari sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai maupun setelah aktivitas belajar mengajar telah usai. Adapun kegiatan tersebut ialah mebersihkan halaman dari sampah, membakar
sampah,
membuang
daun-daun
kering,
membersihkan
kelas
dan
membersihkan tampat lainnya. Penanaman dan perawatan tanaman yang ada di lingkungan pondok pesantren yang di laksanakan pada sore hari dan ketika hari libur sekolah, yakni menyiram tanaman dan membersihkan rumput-rumput liar, serta menanam tanaman baru di lahan yang kosong oleh para para santriwati dan dibantu oleh ustadz atau ustadz yang bertempat tinggal di lingkungan pondok pesantren putri At-Thohiriyah. Tanaman yang dipelihara ialah tanaman hias dan tanaman yang berbuah seperti mangga, rambutan, nangka dan buah-buahan lainnya. g. Peringatan Hari Besar Islam Peringatan hari besar Islam (PHBI) yang dilaksanakan setiap tahun di pondok pesantren putri At-Thohiriyah ialah memperingati tahun baru Islam atau pekan Muharram. Kegiatan peringatan tahun baru Islam dirayakan dengan berbagai perlombaan yang diadakan oleh pengasuh, ustadz dan ustadzah, serta Organisasi Santriwati At-Thohiriyah (OSAT) pondok pesantren putri At-Thohiriyah. Perlombaan yang diadakan pada saat peringatan tahun baru Islam diantaranya ialah lomba kaligrafi, lomba mengaji, tahfiz Alquran lomba busana muslimah, lomba habsyi, lomba nasyid, qosidah, lomba cerdas cermat, kiroatul kutub, dan lomba kebersihan. Bukan hanya lomba keagamaan yang diadakan ketika peringatan tahun baru Islam namun juga lomba-lomba lainnya, seperti lomba balap
karung, makan kerupuk, tarik tambang, mengisi air ke botol, dan lain sebagainya. Perayaan ini selalu disambut baik oleh pengasuh, pimpinan atau kepala pondok pesantren, para ustadz dan ustadzah serta para santriwati. Kemudian selain peringatan hari besar Islam, ada juga peringatan maulid nabi, isra mikraj, dan lain sebagainya. h. Majelis Taklim Majelis taklim ini dilaksanakan setiap bulan di pondok pesantren putri At-Thohiriyah. Kegiatan dilaksanakan pada hari selasa dimulai dari jam 07:30 sampai selesai. Acara diisi dengan pembacaan syair maulid habsyi, pembacaan yasin, tahlil, manakib yang disampaikan oleh pengasuh atau ustadz pondok pesantren putri At-Thohiriyah, pembacaan ayat suci Alquran, ceramah agama dan doa. Ceramah biasanya disampaikan oleh para habaib dari berbagai daerah. Acara dihadiri oleh para habaib, tokoh masyarakat, semua masyarakat hususnya warga di Kecamatan Mekarsari, semua santriwati, ustadz dan ustadzah pondok pesantren putri At-Thohiriyah. i. Ikut Serta Pada Kegiatan Keagamaan Di Masyarakat Para santriwati pondok pesantren putri At-Thohiriyah yang dididik dengan tujuan pendidikan ilmu agama ataupun ilmu pengetahuan umum, dakwah Islamiyah, maupun dalam bermasyarakat sesuai dengan ajaran agama ketika lulus nanti ini telah mengaplikasikan hal tersebut semenjak menuntut ilmu di pondok pesantren putri At-Thohiriyah.
Santriwati pondok pesantren putri At-Thohiriyah berperan aktif pada kegiatan keagamaan maupun sosial di masyarakat, misalnya yasinan, pembacaan ayat suci Alquran, pembacaan dan pelatihan maulid habsyi, ceramah, doa, serta gotong royong. Ketika ada sesama santriwati, ustadz dan ustadzah, ataupun warga yang sedang dalam kesulitan atau tertimpa musibah, baik itu sakit meninggal dunia, serta yang lainnya. Maka mereka pasti turun langsung untuk membantu saudaranya yang lagi tertimpa musibah. 2. Faktor Penunjang Dan Penghambat Pondok Pesantren Putri At-Thohiriyah Dalam Dakwah Islamiyah Di Kecamatan Mekarsari Kabupaten Barito Kuala. Faktor penunjang pondok pesantren putri At-Thohiriyah dalam dakwah Islamiyah di Kecamatan Mekarsari Kabupaten Barito Kuala adalah sebagai berikut: a. Fasilitas Pondok Pesantren Yang Cukup Memadai Pondok pesantren putri At-Thohiriyah mempunyai berbagai fasilitas yang dapat dikatakan cukup memadai, karena pondok pesantren tersebut memiliki mushola yang terletak di dalam pondok pesantren putri AtThohiriyah yang sering digunakan untuk kegiatan dakwah Islamiyah, seperti sholat berjama’ah lima waktu, sholat hajat pada malam jum’at dan sholat sunnah lainnya, latihan ceramah, pengajian Alquran dan tahfiz Alquran. Pondok pesantren putri At-Thohiriyah juga mempunyai halaman yang cukup luas, ruang kelas permanen untuk kelas 1 tsanawiyah sampai kelas 3
aliyah, satu tempat santai di dekat taman yang biasanya digunakan untuk menghafal Alquran, perpustakaan yang banyak memiliki berbagai buku, baik buku-buku agama (kitab-kitab klasik) maupun buku pelajaran umum, empat buah asrama bagi para santriwati yang rumahnya jauh dari pondok pesantren putri At-Thohiriyah, satu ruangan laboraturium, dan juga ruangan internet atau computer. Fasilitas-fasilitas yang tersedia di pondok pesantren putri AtThohiriyah tersebut dapat dijadikan fasilitas penunjang dalam kegiatan dakwah Islamiyah, pendidikan, dan lain sebagainya yang dilaksankan pondok pesantren putri At-Thohiriyah sehingga kegiatan tersebut dapat dilaksanakan dengan lancar. b. Para Pengajar Yang Memiliki Latar Belakang Pendidikan Beragam Ustadz dan ustadzah yang mengajar di pondok pesantren putri AtThohiriyah mempunyai jenjang pendidikan yang cukup tinggi, yakni sarjanasarjana agama lulusan dari luar negeri ( Al-Azhar, Kairo, Mesir) maupun dalam negeri, yakni Institut Agama Islam Negeri Antasari (IAIN Antasari), Universitas Lambung Mangkurat (ULM), Pondok Pesantren Gontor, Pondok Pesantren Darussalam, Universitas Islam Kalimantan Syekh Arsyad AlBanjari (UNISKA), Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Kota Banjarmasin dan lain sebagainya. Kemudian beberapa pengajar yang mengajar di pondok pesantren putri At-Thohiriyah ada juga yang masih kuliah menempuh program sarjana dan ada juga yang sedang menempuh program pasca sarjana.
Jenjang pendidikan para ustadz dan ustadzah yang cukup tinggi tentu akan menunjang kegiatan dakwah Islamiyah yang ada di pondok pesantren putri At-Thohiriyah, terlebih akan membantu kelancaran kegiatan belajar mengajar,
pelatihan keagamaan,
membaca dan
tahfiz Alquran
serta
pengajian kitab kuning. dengan kemahiran dan pengalaman yang dimiliki oleh para pengajar, ustadz dan ustadzah pondok pesantren putri AtThohiriyah. Mereka sangat banyak mempunyai ilmu dan pengalaman yang dapat diajarkan kepada santriwati pondok pesantren putri At-Thohiriyah, sehingga apabila mereka telah lulus maka setiap lulusannya akan menjadi santriwati yang siap pakai di masyarakat. c. Biaya Pendidikan Yang Ringan Pondok pesantren putri At-Thohiriyah tidak menuntut pembayaran pendidikan yang mahal bagi para santriwati yang menuntut ilmu di pesantren tersebut. Ketika santriwati memasuki pondok pesantren untuk menuntut ilmu, santriwati akan diberikan beberapa meter kain untuk dijadikan seragam sekolah di pondok pesantren putri At-Thohiriyah dengan biaya yang relatip murah berkisar antara dua sampai tiga ratus ribu rupiah untuk tiga pasang seragam dan SPP sebesar dua puluh ribu rupiah. Santriwati yang tidak mampu maka akan di gratiskan, sedangkan untuk pembelian kitab maupun peralatan untuk belajar maka akan dibantu dengan cara membelikan kitab dan peralatan sekolah bagi santriwati yang kurang mampu sedangkan pembayarannya dapat dicicil oleh santriwati yang
bersangkutan. Begitu juga dengan santriwati yang tinggal di asrama, untuk biaya fasilitas asrama dan makan juga tidak dipungut biaya yang mahal. Sejak awal pendiriannya pondok pesantren putri At-Thohiriyah tidak pernah menuntut pembayaran pendidikan yang mahal kepada santriwati yang menuntut ilmu di pesantren tersebut baik berupa uang ataupun barang, karena pada umumnya santriwati yang menuntut ilmu di pondok pesantren tersebut ialah anak-anak dari semua kalangan baik yang miskin, kurang mampu, yatim piatu, sampai yang berada. Santriwati yang mampu ataupun tidak mampu dalam segi pembiayaan juga tidak
diwajibkan membayar biaya sekolah yang relatif mahal
dibandingkan dengan sekolah pada umumnya, jika ingin membayar pondok pesantren putri At-Thohiriyah akan memasukan pembayaran tersebut untuk infaq atau sumbangan suka rela yang nantinya digunakan untuk kelancaran aktivitas atau kegiatan keagamaan dan pendidikan di Kecamatan Mekarsari khususnya di pondok pesantren putri At-Thohiriyah. Ringannya biaya untuk menuntut ilmu di pondok pesantren putri AtThohiriyah tentu akan menambah tinggi minat para santriwati untuk tetap menuntut ilmu di pondok pesantren tersebut tanpa terhalang masalah ekonomi. Minat yang tinggi para santriwati untuk menuntut ilmu tentu juga akan menjadi penunjang disetiap kegiatan dakwah Islamiyah pondok pesantren putri At-Thohiriyah. d. Adanya Anjuran Dan Contoh Baik
Anjuran dan contoh yang baik dari pengasuh, pimpinan atau kepala pondok pesantren dan juga para pengurus pondok pesantren putri AtThohiriyah baik berupa anjuran dan contoh baik, seperti anjuran untuk sholat di awal waktu, menjaga kebersihan diri, saling hormat menghormati antar sesama, kehadiran atau partisipasi para ustadz dan ustadzah, santriwati dan masyarakat pada setiap kegiatan yang diadakan pondok pesantren putri AtThohiriyah, serta sikap sabar dan penuh kasih sayang mereka terhadap semua santriwati. Sehingga membuat mereka semua betah di pondok pesantren putri At-Thohiriah. e. Adanya Rasa Optimisme Yang Tinggi Sikap optimisme dari berbagai pihak baik itu pengurus yayasan, dewan pengasuh, pengurus pondok pesantren putri At-Thohiriyah (P3 AtThohiriyah), ustadz dan ustadzah, pengurus santriwati ikatan keluarga santriwati pondok pesantren putri At-Thohiriyah, maupun dari kalangan para santriwati dengan setiap kritik dan saran yang membangun, karena selalu ada masukan berupa kritikan yang bersifat kontruktif serta saran dari setiap kalangan guna meningkatkan kualitas pondok pesantren putri At-Thohiriyah agar lebih baik lagi di masa depan atau di masa yang akan datang. f. Adanya Badan Yang Menangani Logistik Dakwah Dari Segi Pendanaan Badan yang menangani logistik dakwah dari sisi pendanaan ialah bagian Tata Usaha pondok pesantren putri At-Thohiriyah yang diawasi langsung oleh KH. M. Khairi Iman. Adapun untuk pendanaan pondok
pesantren putri At-Thohiriyah, pesantren tersebut menggunakan yayasan pondok pesantren putri At-Thohiriyah. Yayasan pondok pesantren putri At-Thohiriyah tersebut memiliki kedisiplinan administrasi yang lengkap, sehingga penyaluran dana yang dipergunakan
untuk
fasilitas
pondok
pesantren
dapat
dipertanggung
jawabkan dengan baik. Selain itu, dana pembangunan dan fasilitas pondok pesantren putri At-Thohiriyah juga didapatkan dari sumbangan warga yang juga ingin berkontribusi dalam dakwah Islamiyah pondok pesantren ini, kemudian dari kas usaha pabrik penggilingan padi pondok pesantren putri At-Thohiriyah dan lain sebagainya. Faktor penghambat yang dapat menjadi hambatan dalam kegiatan dakwah Islamiyah pondok pesantren putri At-Thohiriyah, sebagai berikut: a. Pengajar Tidak Semua Bertempat Tinggal Di Pondok Pesantren Putri AtThohiriyah Ustadz dan ustadzah yang mengajar di pondok pesantren putri AtThohiriyah tidak
semuanya
bertempat tinggal di lingkungan
pondok
pesantren tersebut, hanya beberapa ustadz dan ustadzah saja yang tinggal di pondok pesantren, yakni pengasuh pondok pesantren putri At-Thohiriyah KH. M. Khairi Iman, Ustadz Kastalani S.Pd.I, Ustadz Fathurrahman, ustadzah Lesna Ratmi Yulia SH, dan Ustadz Ahmad Thohir LC. Sedikitnya pengajar yang tinggal di pondok pesantren terkadang menjadi
penghambat
kegiatan
dakwah
Islamiyah
yang
berlangsung,
misalnya salah satu ustadz atau ustadzah yang mengajar kitab seperti hadis,
tasawuf, dan balagah disalah satu kelas berhalangan hadir atau tidak bisa datang ke pesantren sehingga digantikan oleh pengajar santriwati senior, para alumnus, atau pengajar yang lain, maka kegiatan pengajian kitab kuning terkadang jadi tidak berjalan lancar, karena tidak digantikan oleh pengajar yang ahli dibidang yang sama. Karena ustadz atau ustadzah yang lain pada bidang keahlian yang sama juga sedang mengajar, sehingga kegiatan pengajian kitab akan terhambat di kelas tersebut. b. Tempat Yang Kurang Memadai Untuk Menampung Para Jamaah Pondok Pesantren Putri At-Thohiriyah Dakwah Islamiyah seperti majelis taklim yang diadakan pada setiap bulan di pondok pesantren putri At-Thohiriyah yang dihadiri oleh para habaib yang datang dari berbagai daerah,
guru-guru agama,
tokoh
masyarakat, santriwati, ustadz dan ustadzah, serta semua masyarakat khususnya
masyarakat
di
Kecamatan
Mekarsari.
Mereka
datang
berbondong-bondong untuk menghadiri majelis taklim yang dinamai pondok pesantren ini dengan nama majelis taklim Riyadusshalihin. Sehingga tempat yang telah disediakan oleh pondok pesantren putri At-Thohiriyah penuh dan sesak oleh para jamaah yang berhadir di majelis taklim tersebut. 3. Hasil Yang Telah Dicapai Pondok Pesantren Putri At-Thohiriyah Dalam Dakwah Islamiyah. Adanya berbagai macam kegiatan dakwah Islamiyah yang dilaksanakan pondok pesantren putri At-Thohiriyah, menuai hasil yang menandakan bahwa
dakwah Islamiyah yang dilaksanakan sudah berjalan dengan semestinya. Adapun hasil yang telah dicapai sebagai berikut: a. Menumbuhkan Kesadaran dan Pengamalan Beragama Para santriwati yang menuntul ilmu di pondok pesantren putri AtThohiriyah, mempunyai kesadaran beragama yang lebih baik dari pada anak-anak remaja seusianya yang tidak mengenyam pendidikan agama. Tumbuhnya kesadaran santriwati dalam pengamalan beragama dapat dilihat dari segi kualitas hubungannya dengan Allah swt dan dengan sesama manusia, baik itu kepada gurunya (ustadz dan ustadzah), temannya dan orang lain di luar pondok pesantren. Dilihat dari segi ibadah, para santriwati selalu aktif untuk mengikuti setiap kegiatan keagamaan yang ada di pondok pesantren putri AtThohiriyah, misalnya setiap adzan berkumandang para santriwati beramairamai mendatangi Mushola untuk melaksanakan sholat lima waktu dan itu bukan hanya dilaksanakan oleh santriwati yang tinggal di asrama, namun juga dilaksanakan oleh santriwati yang bertempat tinggal diluar pesantren. 3 Dari memakai sepeda motor hingga berjalan kaki santriwati dengan penuh rasa patuh kepada Allah swt mendatangi mushola ketika waktu sholat lima waktu tiba, padahal hal tersebut tidak ada paksaan oleh ustadz maupun ustadzah serta tidak ada paksaan dari peraturan pesantren. Apa yang mereka
3
Hasil wawancara pribadi dengan pimpinan pondok pesantren putri At-Thohiriyah K.H. M. Khairi Iman, Mekarsari 27 Agustus 2016
laksanakan tentu adalah implementasi dari rasa kesadaran keagamaan dari dalam hati mereka. Ilmu agama yang mereka serap dari pendidikan dan dakwah Islamiyah serta bimbingan dari para ustadz dan ustadzah di pondok pesantren putri At-Thohiriyah, bukan hanya diamalkan untuk mereka sendiri. Namun mereka juga menerapkannya dimasyarakat, misalnya ketika salah satu warga ada yang meninggal dunia, maka para ustadz dan ustadzah maupun para santriwati akan membantu dalam penyelenggaraan jenazah, karena pondok pesantren putri At-Thohiriyah ini, selalu mengutamakan sikap saling tolong menolong. Para santriwati juga mempunyai Ilmu yang mereka terapkan untuk penyelenggaraan jenazah, misalnya memandikan mayat, mengapani, dan lain sebagainya. Dengan berbagai ilmu yang mereka peroleh terutama dalam bidang tatacara pengurusan jenazah, ceramah, doa, dan tahfiz, maka kemampuan santriwati dalam pengabdiannya kepada masyarakat akan semakin bermanfaat, karena sebagian santriwati yang menuntut ilmu di pondok pesantren putri At-Thohiriyah, sering diminta masyarakat di sekitar tempat tinggal mereka masing-masing untuk menjadi penceramah, pembaca do’a ketika salah satu warga mengadakan hajatan keagamaan seperti yasinan, selamatan, dan tasmiyahan, maupun menjadi pembaca ayat suci Alquran atau kalam Ilahi pada peringatan hari besar Islam. Setelah kegiatan belajar mengajar selesai, sebagian santriwati juga menjadi pengajar Taman Pendidikan Alquran (TPA) bagi anak-anak yang
belajar baca tulis Alquran diluar pondok pesantren putri At-Thohiriyah. Dengan keterampilan yang mereka miliki, baik itu ilmu tajwid dan ilmu Alquran lainnya mereka mampu mengamalkan apa yang mereka dapat sehingga bermanfaat bagi anak-anak yang ingin belajar baca tulis Alquran. Bahkan bukan hanya anak-anak saja, para warga ataupun masyarakat juga ikut belajar bersama.4 b. Tumbuhnya Rasa Ukhuwah Islamiyah Rasa ukuhwah Islamiyah atau rasa persaudaraan yang tumbuh dikalangan para santriwati, masyarakat, maupun ustadz dan ustadzah pondok pesantren putri At-Thohiriyah, begitu dapat dilihat dari berbagai macam kegiatan. Rasa persaudaraan yang mereka miliki menjadikan mereka selalu bersama dalam setiap kegiatan. Kebersamaan para santriwati dan para pengajar dapat dilihat ketika mereka sedang gotong-royong di lingkungan pondok pesantren dengan bersama-sama. Kegiatan gotong-royong dilakukan dengan kesadaran diri sendiri,
keikhlasan
dan
tanpa
pamprih
mereka
bahu
membahu
melaksanakan gotong-royong untuk pondok pesantren dimana mereka menuntut ilmu dan untuk lingkungan sekitar. Rasa persaudaraan para santriwati juga terlihat ketika ada salah satu santriwati, masyarakat, ustadz dan ustadzah tertimpa musibah, misalnya
4
Hasil wawancara pribadi dengan pimpinan pondok pesantren putri At-Thohiriyah K.H. M. Khairi Iman, Mekarsari 27 Agustus 2016
sakit, kecelakaan atau ada salah satu kerabat mereka yang meninggal dunia. Mereka bersama-sama membantu meringankan beban mereka ataupun kerabat mereka yang tertimpa musibah tersebut. Beberapa dari mereka memimtakan dan mengumpulkan sumbangan berupa uang kepada yang lainnya. Hasil sumbangan yang mereka kumpulkan akan diserahkan kepada keluarga yang tertimpa musibah tersebut, guna meringankan sedikit beban mereka.5 c. Meningkatnya Minat Untuk Mempelajari Ilmu Agama Keberhasilan ini dapat dilihat dari adanya minat para santriwati untuk mengikuti setiap kegiatan yang ada di pondok pesantren putri AtThohiriyah, terutama kegiatan belajar mengajar. Daftar hadir para santriwati pondok pesantren putri At-Thohiriyah, yang sering diisi dengan kehadiran para santriwati ketimbang ketidak hadirannya merupakan gambaran betapa tingginya minat para santriwati untuk terus menuntut ilmu di pondok pesantren tersebut. Padahal hukuman yang diberikan kepada santriwati yang tidak hadir ke pesantren dapat dikatakan sangatlah ringan, yakni menghafalkan surah-surah pendek, mengisi mading dengan karya mereka sendiri, atau membersihkan sampah dilingkungan pondok pesantren, dan sampahpun jarang terlihat di pondok pesantren tersebut. Namun para santriwati tetap rajin menuntut ilmu dengan semangat dan dengan minat
5
Hasil wawancara pribadi dengan pimpinan pondok pesantren putri At-Thohiriyah bapak Asyikin Noor, Mekarsari 29 Agustus 2016
yang tinggi untuk menuntut ilmu agama, walau tidak ada paksaan dalam menuntut ilmu di pesantren putri At-Thohiriyah. Minat para santriwati untuk mempelajari ilmu agama juga dapat dilihat dari antusias para santriwati untuk menimba ilmu agama diluar jam sekolah. Santriwati sering meminta ustadz dan ustadzah yang bertempat tinggal di lingkungan pondok pesantren untuk memberikan pelajaran tambahan baik itu pelajaran agama atau pelajaran tambahan mata pelajaran umum. Seperti halnya beberapa orang santriwati yang meminta pengasuh pondok pesantren putri At-Thohiriyah yakni KH. M. Khairi Iman untuk mengajari ilmu agama diluar waktu sekolah, maka beliau dengan senang hati memberikan pelajaran tambahan tersebut, walaupun tempat tinggal santriwati tersebut jauh dari pondok pesantren putri At-Thohiriyah mereka tetap semangat untuk menambah ilmu pengetahuan mereka. Pelajaran tambahan tersebut berupa pengajian kitab fiqih setiap malam rabu di pondok pesantren setelah sholat magrib sampai sholat isya. Ada juga pengajian kitab Tafsir Jalalain pada malam sabtu. Kemudian pelajaran tambahan seperti PKN, Matematika, Bahasa Arab oleh ustadz atau ustadzah pada hari senin sore. Kegiatan tersebut rencananya akan ditambah lagi, yakni dilaksanakan juga dihari lain.6
6
Hasil wawancara pribadi dengan pimpinan pondok pesantren putri At-Thohiriyah K.H. M. Khairi Iman, Mekarsari 29 Agustus 2016
d. Adanya Kaderisasi Para Juru Dakwah Dakwah Islamiyah yang dilaksanakan pondok pesantren putri AtThohiriyah,
terutama
pengajian
kitab,
tahfiz
Alquran
serta
latihan
berceramah tentu akan menjadi bekal yang sangat berharga bagi para santriwati ketika mengabdi kemasyarakat sebagai seorang juru dakwah. Bekal ilmu yang mereka dapatkan di pondok pesantren putri At-Thohiriyah tentu akan sangat membantu dalam kelancaran ketika mereka berdakwah, baik itu cara membaca kitab kuning, membaca hadits, menafsirkan alquran, tahfiz alquran, ilmu akhlak, ilmu tauhid, ilmi fiqih serta ilmu lainnya akan menjadi penunjang keberhasilan dakwah dalam segi materi atau pesan dakwah. Latihan ceramah yang diselenggaran setiap hari kamis dan hari sabtu para santriwati tidak diperbolehkan membaca langsung dari buku-buku ceramah. Santriwati diwajibkan untuk mengarang sendiri teks ceramah yang akan mereka sampaikan ketika latihan ceramah. Hal tersebut tidaklah dianggap sulit bagi mereka, bermodal ilmu pengetahuan agama yang mereka dapatkan serta hafalan Alquran dan Hadist yang mereka miliki mempermudah kegiatan latihan ceramah tersebut sekalipun diwajibkan tanpa teks ketika berceramah. Dengan adanya kegiatan ini santriwati diharapkan menjadi terbiasa dalam menyampaikan ceramah, agar tidak ada rasa gugup dan perasaan canggung ketika nanti menjadi juru dakwah dimasyarakat. e. Meningkatnya Pengetahuan Agama
Dakwah Islamiyah seperti pemberian ceramah, pendidikan, nasehat, pengajian kitab, majelis taklim dan lain sebagainya yang selama ini pondok pesantren putri At-Thohiriyah laksanakan di Kecamatan Mekarsari tentunya telah memberikan dan meningkatkan pengetahuan agama bagi para santriwati dan masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari pengaplikasian atau penerapan prilaku yang sesuai dengan syariat Islam oleh santriwati dan masyarakat
dalam
kehidupan
sehari-hari
yang
semakin
baik
dari
sebelumnya.
C. Analisis Data Penyajian data yang penulis uraikan pada pembahasan terdahulu, atau halhal yang penulis patut untuk dikaji dan dianalisa secara lebih mendalam lagi terhadap peran pondok pesantren putri At-Thohiriyah dalam dakwah Islamiyah di Kecamatan Mekarsari Kabupaten Barito Kuala sebagai berikut: 1. Peran Pondok Pesantren Putri At-Thohiriyah Dalam Dakwah Islamiyah Di Kecamatan Mekarsari Kabupaten Barito Kuala. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh penulis tampaklah bahwa peran pondok pesantren putri At-Thohiriyah dalam dakwah Islamiyah di Kecamatan Mekarsari Kabupaten Barito Kuala sudah cukup baik dan terhitung banyak. Semua itu dapat terlihat dari berbagai aktivitas yang ada di pondok pesantren putri At-Thohiriyah yang banyak memiliki unsur nilai-nilai dakwah Islamiyah serta terdapatnya berbagai aktivitas belajar mengajar ilmu-ilmu agama Islam yang berguna untuk menjadikan umat yang sejalan dengan perintah Allah swt serta ajaran Rasulullah saw.
Pondok pesantren putri At-Thohiriyah tidak hanya menjadi sarana atau wadah berbagai aktivitas dakwah Islamiyah dan pendidikan agama Islam, namun juga menjadi wadah untuk mencetak para santriwati untuk menjadi juru dakwah, para hafizah, serta pendidik yang memiliki akhlak mulia, keteguhan iman, dan seseorang yang mengamalkan ibadah yang diperintahkan oleh Allah swt. Adapun dakwah Islamiyah yang terlaksana di pondok pesantren putri At-Thohiriyah meliputi: Ceramah agama, latihan ceramah, membaca dan menghapal (tahfiz) alquran, sholat berjama’ah, pengajian kitab, majelis taklim, pemberian motivasi, pemeliharaan lingkungan dan Peringatan Hari Besar Islam (PHBI). Semua kegiatan dakwah Islamiyah tersebut dapat dikatakan berjalan dengan baik dan lancar, dapat terlihat dari antusias para santriwati untuk mengikuti berbagai kegiatan dakwah Islamiyah tersebut serta dapat terlihat dari keikutsertaan para pengajar ustadz dan ustadzah, serta masyarakat pada kegiatan dakwah Islamiyah yang ada di pondok pesantren putri At-Thohiriyah. Terlaksananya dakwah Islamiyah pondok pesantren putri At-Thohiriyah tidak terlepas dari dukungan dan kerjasama yang baik dari semua pihak, baik itu dari pihak pondok pesantren, masyarakat, maupun instansi pemerintah yang juga ikut membantu kelancaran kegiatan dakwah Islamiyah di pondok pesantren tersebut. Keberhasilan dan kelancaran dakwah Islamiyah yang ada di pondok pesantren putri At-Thohiriyah bukan berarti terlepas dari berbagai hambatan yang terajadi, namun dari berbagai hambatan tersebut tidaklah membuat dakwah Islamiyah menajadi terbengkalai atau tidak
terlaksana,
dengan
beberapa faktor penunjang yang terdapat di pondok pesantren tersebut dapat menutupi dan menyeimbangi hambatan-hambatan tersebut. 2. Faktor Penunjang Dan Penghambat Pondok Pesantren Putri At-Thohiriyah Dalam Dakwah Islamiyah Di Kecamatan Mekarsari Kabupaten Barito Kuala. Adapun faktor penunjang kegiatan yang terdapat pada penelitian ini ialah fasilitas pondok pesantren yang memadai serta layak untuk digunakan, para pengajar yang memiliki kemampuan keagamaan yang cukup beragam karena memiliki pendidikan yang beragam, dan biaya pendidikan yang rendah atau relatif murah. Pondok pesantren putri At-Thohiriyah memiliki berbagai fasiltas yang berguna untuk menjadi penunjang lancarnya kegiatan dakwah Islamiyah, dimana di pesantren tersebut memiliki berbagai fasilitas seperti mushola, ruang kelas yang memadai, asrama yang layak, lapangan yang luas, perpustakaan, serta fasilitas lainnya yang dapat berguna untuk kegiatan dakwah Islamiyah serta kenyamanan proses belajar mengajar. Para pengajar (ustadz/ustadzah) di pondok pesantren putri AtThohiriyah yang memiliki riwayat pendidikan yang beragam juga menjadi salah satu faktor penunjang kelancaran kegiatan dakwah Islamiyah pondok pesantren tersebut, baik dari segi keberhasilan penyampaian materi dakwah maupun dari segi pengalaman yang dimiliki oleh para pengajar. Ustadz dan ustadzah yang menjadi pengajar didomonasi oleh para alumni pondok pesantren yang ada di
Kalimatan selatan maupun di daerah lain dan hanya diisi oleh beberapa pengajar yang lulusan dari Madrasah Aliyah (MA). Pendidikan tinggi yang dimiliki oleh para pengajar bukan hanya dilandasi oleh pendidikan agama yang didapat ketika di perguruan tinggi, namun sudah memiliki landasan dasar agama karena juga memiliki riwayat pendidikan agama di pondok pesantren. Perguruan tinggi yang menjadi riwayat pendidikan para pengajar meliputi Perguruan tinggi dalam negeri maupun luar negeri seperti Al-Azhar Mesir, Kairo, IAIN Antasari Banjarmasin, Universitas Lambung Mangkurat (ULM), UNISKA Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari Banjarmasin, Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI). Ada juga beberapa pengajar yang hanya lulusan dari pesantren, yakni Pondok Pesantren Darussalam Matrapura, Pondok Pesantren Darul Ilmi, Pondok Pesantren Darul Hijrah, dan Pondok Pesantren Gontor. Faktor penunjang berikutnya ialah biaya pendidikan yang rendah. Pondok pesantren putri At-Thohiriyah tidak menarik biaya yang tinggi untuk pendidikan para santriwati, sejak pertama kali dibangun hingga berkembang seperti sekarang. Pondok pesantren putri At-Thohiriyah hanya menganjurkan untuk membayar Infak biaya SPP sebesar dua puluh ribu rupiah yang harus dibayar para santriwati disetiap bulannya, dan Infak tersebut akan digunakan untuk kepentingan menuntut ilmu serta untuk kepentingan dakwah Islamiyah. Bahkan dari seragam sekolah, tempat tinggal (asrama), makan, serta fasilitas lainnya pesantren juga tidak memungut biaya yang tinggi, seperti
tempat pendidikan lainnya. Terlebih lagi untuk santriwati yang kurang mampu atau anak yatim piatu pesantren bahkan menggratiskan biaya pendidikan mereka. Dengan biaya yang rendah bahkan dapat dikatakan gratis tentunya dapat menjadi faktor penunjang keberhasilan dan kelancaran dakwah Islamiyah pondok pesantren putri At-Thohiriyah dari segi minat santriwati untuk tetap menuntut ilmu di pesantren tersebut karena terlepas dari biaya pendidikan yang mahal. Faktor penghambat dakwah Islamiyah pondok pesantren putri AtThohiriyah yang terdapat pada penelitian ini ialah tempat yang kurang memadai untuk menampung para jamaah Majelis Taklim pondok pesantren putri AtThohiriyah dan para pengajar yang tidak semua bertempat tinggal di pondok pesantren sehingga sedikit menghambat kegiatan dakwah Islamiyah yang dilaksanakan pondok pesantren putri At-Thohiriyah. Para pengajar, ustadz dan ustadzah di pondok pesantren putri AtThohiriyah yang tidak semuanya bertempat tinggal di lingkungan pondok pesantren tersebut, sehingga dapat menjadi faktor penghambat dakwah Islamiyah dari segi kelancaran rutinitas dakwah Islamiyah. Seperti halnya ketika salah seorang ustadz ada yang tidak bisa mengajar kitab kuning karena ada halangan atau pun sakit, maka untuk ustadz atau ustadzah penganti dalam bidang yang sama terkadang tidak bisa menggantikan karena ustadz atau ustadzah yang lain juga sibuk mengajar dan sebagian ustadz dan ustadzah yang lainnya belum datang karena tempat tinggal yang jauh dari pondok pesantren. Jika seandainya semua pengajar bertempat tinggal di lingkungan pondok
pesantren maka hal-hal tersebut dapat segera diatasi dengan kesiap siagannya ustadz atau ustadzah di pondok pesantren putri At-Thohiriyah tersebut. 3. Hasil Yang Telah Dicapai Pondok Pesantren Putri At-Thohiriyah Dalam Dakwah Islamiyah Di Kecamatan Mekarsari Kabupaten Barito Kuala. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis ada beberapa hasil yang telah dicapai dari dakwah Islamiyah pondok pesantren putri AtThohiriyah, yakni tumbuhnya rasa kesadaran dan mengamalan beragama para santri,
tumbuhnya
rasa
ukhuwah
Islamiyah,
meningkatnya
minat
untuk
mempelajari ilmu agama, dan adanya kaderisasi juru dakwah. Tumbuhnya rasa kesadaran beragama oleh para santriwati pondok pesantren putri At-Thohiriyah dapat dilihat dari segi kesadaraannya dalam beribadah menjalankan kewajiban sebagai seorang muslim. Ketika adzan berkumandang
para
santriwati
beramai-ramai
menuju
mushola
untuk
melaksanakan kewajiban sholat. Bukan hanya sholat dzuhur saja, bahkan sholat lima waktu, santriwati yang bertempat tinggal cukup jauh juga datang dan berkumpul untuk sholat di mushola pondok pesantren putri At-Thohiriyah bersama santriwati yang tinggal di asrama dan sebagian santriwati yang jauh jarak tempat tinggalnya dari pondok pesantren, terkadang mereka juga ikut sholat
berjama’ah
di
mushola
pondok
pesantren
putri
At-Thohiriyah
menggunakan sepeda motor, terlebih lagi pada malam jum’at. Pengamalan keagaman yang tumbuh pada santriwati pondok pesantren putri At-Thohiriyah bukan hanya mereka lakukan ketika berada di lingkungan pondok pesantren saja, namun ketika mereka berada di tengah-tengah
masyarakan merekapun dapat mengamalkan ajaran agama yang mereka dapatkan dari dakwah Islamiyah yang ada di pondok pesantren dimana mereka menuntut ilmu. Di masyarakat mereka dapat mengamalkan ajaran agama melalui beberapa kegiatan misalnya menjadi penceramah ketika hajatan, berpartisipasi dalam penyelenggaraan jenazah, mengajar anak-anak baca tulis alquran di TPA sekitar rumah mereka, dan kegiatan keagamaan kemasyarakatan lainnya. Hal tersebut dapat menjadi bukti bahwa dakwah Islamiyah yang dilaksanakan pondok
pesantren putri At-Thohiriyah menumbuhkan
rasa
kesadaran dan mengamalan beragama kepada para santriwati. Rasa ukhuwah Islamiyah atau rasa persaudaraan antar sesama muslim yang tumbuh pada santriwati ustadz dan ustadzah pondok pesantren putri AtThohiriyah serta masyarakat, dapat terlihat dari kebersamaan yang mereka tanamkan ketika bergotong-royong dan ketika berteman satu sama lain serta saling membantu ketika ada salah satu saudaranya tertimpa musibah, mereka bersama-sama membantu untuk meringankan beban saudaranya
tersebut
dengan memberikan dukungan baik berupa moril maupun materil dan hal tersebut juga dilakukan oleh para pengajar pondok pesantren putri AtThohiriyah. Tumbunya rasa persaudaraan antar sesama muslim ini tentunya juga dikarnakan adanya sebuah keberhasilan dakwah Islamiyah pondok pesantren tersebut. Hasil yang telah dicapai dari dakwah Islamiyah pondok pesantren putri At-Thohiriyah selanjutnya ialah adanya kaderisasi juru dakwah. Dengan visi dan misi untuk mencetak para santriwati menjadi tahfizah Alquran, pondok
pesantren tersebut juga menginginkan santriwatinya agar menajdi seorang juru dakwah baik dari segi lisan, tulisan, serta perbuatan. Para santriwati yang dilatih setiap hari kamis dan hari sabtu dituntut untuk mampu menyampaikan ceramah yang mereka tulis sendiri isi ceramahnya dan menghafal isi ceramah tersebut ketika pelatihan ceramah di pondok pesantren putri At-Thohiriyah. Para santriwati dituntut untuk mengarahkan ilmu agama yang telah dituntutnya dan Alquran yang telah dihapalkannya dapat menjadi materi dakwah dalam latihan ceramah tersebut. Beberapa analisis di atas menunjukkan bahwa, tujuan dan arah berdirinya pondok pesantren putri At-Thohiriyah di Kecamatan Mekarsari Kabupaten Barito Kuala melalui visi dan misinya tidak terlepas dan tidak berbeda dari tujuan utama pondok pesantren pada umumnya, yakni untuk pendidikan ilmu agama Islam, mencetak para juru dakwah, serta untuk kepentingan dakwah Islamiyah.