BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA
A. Deskripsi Data Hasil Penelitian Deskripsi data hasil penelitian ini berisi mengenai gambaran umum sekolah yang dijadikan sebagai tempat penelitian. Sejarah berdirinya SMK Islam Pemalang dimulai sejak tahun 1995, bernamakan STM NU di Jalan Urip Sumaharjo. Sekolah yang didirikan oleh Yayasan Pendidikan Al-Islamiyah (YPAI) dengan ketua KH. Kastolani Fatullah dan kepala sekolah Drs. Wiyoni. Bukan untuk mewajibkan setiap peserta didik beraliran Nahḍatul Ulama, namun sang pendiri sebagai penganut paham Nahḍatul Ulama yang ingin menjunjung tinggi aliran Nahḍatul Ulama di Pemalang melalui pendidikan teknik. Saat kali pertama beroperasi, fasilitas yang ada masih terbatas termasuk jumlah lokal kelas dan kantor. Oleh karenanya, sepuluh tahun melakukan kegiatan pembelajaran, SMK Islam Pemalang berhasil memiliki gedung baru yang cukup representatif di Jalan Laksda Yos Sudarso. Gedung tersebut mulai dibangun September 2004 dan selesai Maret 2005, menggunakan dana swadaya murni dan bantuan dana dekonsentrasi dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jateng. Dari usaha seluruh komponen pendidikan termasuk banyaknya prestasi yang diraih peserta didik, SMK Islam Pemalang merupakan sekolah swasta yang terakreditasi A.
87
SMK Islam Pemalang kini memiliki peserta didik berjumlah 905, 320 peserta didik di kelas X, 285 peserta didik di kelas XI dan 300 peserta didik di kelas XII. Dengan jumlah 320 peserta didik yang menempati di kelas X inilah, peneliti melakukan penelitian. Adapun gambaran dari jumlah 320 peserta didik di kelas X SMK Islam Pemalang adalah sebagai berikut: Tabel 4.1 Jumlah Peserta Didik Kelas X SMK Islam Pemalang sesuai Program Keahlian No 1 2 3 4
Bidang/Program Keahlian Teknik Audio Video / TAV Teknik Kendaraan Ringan / TKR Teknik Komputer dan Jaringan / TKJ Teknik Sepeda Motor / TSM Jumlah
Jum. Rombel 1 5 2 1
Jum. Siswa 30 190 60 40
9
320
Tabel 4.1 menunjukkan terdapat sembilan rombongan belajar peserta didik kelas X sesuai program keahlian. Persamaan SMK Islam Pemalang dengan Sekolah Menengah Kejuruan lainnya adalah peserta didik laki-laki yang lebih dominan dari pada perempuan. Hal ini dapat terlihat melalui perbandingan antara jumlah peserta didik laki-laki dengan perempuan sesuai program keahlian.
88
Tabel 4.2 Perbandingan Peserta Didik Laki-laki dan Perempuan Di Kelas X SMK Islam Pemalang No
Bidang/Program Keahlian
1 2
Teknik Audio Video / TAV Teknik Kendaraan Ringan / TKR TKR 1 TKR 2 TKR 3 TKR 4 TKR 5 Teknik Komputer dan Jaringan TKJ 1 TKJ 2 Teknik Sepeda Motor / TSM Jumlah
3
4
Jum. Laki-laki 22
Jum. Perempuan 8
32 40 40 38 40
8 0 0 0 0
3 10 40 257
27 20 0 63
Tabel 4.2 menunjukkan presentase perbandingan jumlah peserta didik laki-laki dan perempuan adalah 81% : 19%. Pada program Teknik Sepeda Motor semua peserta didik laki-laki. Diikuti oleh program Teknik Kendaraan Ringan dan Teknik Audio Video dapat dikatakan hampir semua laki-laki. Namun sebaliknya, program Teknik Audio Video sebagian besar perempuan. Setelah mengetahui peserta didik, penelitian dilanjut kepada pendidik yang mengajar. Tingkat pendidikan pendidik yang mengajarpun disamakan dengan pendidik di Sekolah Menengah Kejuruan lainnya, yaitu bergelar sarjana dan diploma. Berikut jumlah pendidik SMK Isalm Pemalang menurut tingkat pendidikan. 89
Tabel 4.3 Data Pendidik Menurut Tingkat Pendidikan Tingkat Pendidikan S1 D3 Jumlah
GT 20 1 12
Jumlah Pendidik GTT DPK 25 3 37 -
Total 45 4 49
Tabel 4.3 menunjukkan jumlah pendidik kategori Guru Tidak Tetap (GTT) lebih banyak dari pada Guru Tetap (GT). Yang termasuk dalam kategori Guru Tetap adalah guru Pendidikan Agama Islam. Beliau bernama Bapak Muhammad Fathuri, S. Ag dan Bapak Masruri, M. Pd. I yang merangkap sebagai Wakil Kepala Sekolah. Adapun pendidik dengan mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di kelas X, yaitu: a. Ibu Sri Mualifah, S. Pd. I mengampu di kelas X TKR 1, X TKR 2, X TKR 3 dan X TKR 4 b. Ibu Ulfah, S. Th. I mengampu di kelas X TKR 5 c. Bapak Muhammad Fathuri, S. Ag mengampu di kelas X TAV, X TKJ 1, X TKJ 2 dan X TSM. Dikatakan guru tetap yaitu guru yang sudah mengabdi di sekolah bersangkutan dan termasuk kategori guru normatif, adaptif dan produktif yang telah memiliki Sertfikat Kompetensi dari Lembaga Sertifikasi yang terakreditasi. Namun, bukan berarti guru tidak tetap yaitu guru yang tidak normatif, adaptif dan produktif. Guru tidak tetap
90
ini belum memiliki Sertifikat Kompetensi sebagai salah satu wujud pendidik profesional.
B. Analisis Data Pada analisis data ini akan dideskripsikan mengenai analisis uji validitas dan reliabilitas instrumen, uji pendahuluan, uji persyaratan analisis data, serta analisis uji hipotesis penelitian pengaruh pola asuh demokratis orang tua terhadap kedisiplinan ṣalat farḍu peserta didik kelas X SMK Islam Pemalang tahun pelajaran 2015/2016. 1.
Analisis data Uji Validitas Reliabiltas Instrumen Sebelum memberikan angket kepada responden untuk memeroleh data penelitian terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas instrumen angket yang berjumlah 50 saol (20 soal variabel X dan 30 soal variabel Y), dengan responden uji coba peserta didik kelas X yang berjumlah 70 peserta didik. a.
Analisis Data Uji Validitas Instrumen Uji validitas digunakan untuk mengetahui valid atau tidaknya butir-butir soal angket. Butir soal yang tidak valid akan dibuang dan tidak digunakan. Sedangkan butir soal yang valid digunakan dalam instrumen angket untuk memeroleh data dari responden. Hasil analisis perhitungan validitas butir soal r hitung dikonsultasikan dengan harga kritik r product moment dengan taraf signifikansi 5%. Bila harga rhitung > rtabel maka butir soal tersebut dinyatakan valid, begitupun sebaliknya.
91
Dari uji validitas menunjukkan nilai rhitung > rtabel (nilai rtabel dengan N = 70 0rang sebesar 0,235) maka dapat disimpulkan instrumen pola asuh demokratis orang tua dan kedisiplinan salat fardu peserta didik adalah valid, sebaliknya jika rhitung < rtabel maka dinyatakan tidak valid. Dari uji validitas masing-masing variabel dapat diketahui jumlah instrumen yang valid dan tidak valid dengan perincian yang bisa dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.4 Hasil Uji Validitas Instrumen Pola Asuh Demokratis Orang Tua dan Kedisiplinan Salat Fardu Peserta Didik No
Kriteria
1
Valid
Nomer item soal Variabel X
Variabel Y
1, 2, 3, 4, 5,
1, 2, 3, 4, 9,
6, 7, 8, 9,
10, 11, 12, 13,
10, 11, 12,
14, 15, 16, 17,
13, 15, 16,
18, 19, 20, 21,
17, 18
22, 23, 24, 25,
Jumlah
Present ase
41
82%
9
18%
50
100%
26, 27, 28 2
Tidak
14, 19, 20
Valid
5, 6, 7, 8, 29, 30
Total
Dari uji validitas instrumen yang telah dilakukan, diperoleh hasil bahwa ada 41 soal yang valid dan 9 soal yang
92
tidak valid. Selanjutnya item soal yang tidak valid tidak digunakan dalam penelitian, sehingga instrumen angket penelitian yang digunakan terdapat 41 item soal (17 item soal untuk variabel X dan 24 item soal untuk variabel Y). Terdapat pada lampiran 4 dan 6 b.
Analisis Data Uji Reliabilitas Instrumen Uji reliabilitas instrumen digunakan untuk mengukur konsistensi instrumen dalam menghasilkan data. Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama.1 Hal ini berarti instrumen yang reliabel cukup dapat dipercaya sebagai alat pengumpul data karena data yang dihasilkan konsisten. Nilai
koefisien
reliabilitas
(rii)
yang
diperoleh
dikonsultasikan dengan harga r product moment pada tabel dengan taraf signifikansi 5% dan 1%. Jika rii > rtabel maka item soal yang diuji coba reliabel. Adapun untuk pengujian reliabilitas instrumen yang telah diujicobakan terhadap 70 responden memberikan hasil sebagai berikut: Hasil uji reliabilitas instrumen pola asuh demokratis orang tua diperoleh rii = 0,761. Dengan rtabel 5% = 0,235 dan rtabel 1% = 0,306. Karena rii > rtabel yaitu 0,761 > 0,306 > 0,235 artinya butir soal uji coba instrumen variabel pola
1
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2010), hlm. 173.
93
asuh demokratis orang tua memiliki kriteria pengujian yang reliabel. Terdapat pada lampiran 5 Hasil uji reliabilitas instrumen kedisiplinan ṣalat farḍu peserta didik diperoleh rii = 0,921. Dengan rtabel 5% = 0,235 dan rtabel 1% = 0,306. Karena rii > rtabel yaitu 0,921 > 0,306 > 0,235 artinya butir soal uji coba instrumen variabel kedisiplinan salat fardu peserta didik memiliki kriteria pengujian yang reliabel. Terdapat pada lampiran 7 2.
Analisis data Pengaruh Pola Asuh Demokratis Orang Tua Terhadap Kedisiplinan Salat Fardu Peserta Didik Kelas X SMK Islam Pemalang Tahun Pelajaran 2015/2016 Data yang digunakan untuk uji hipotesis diperoleh dari angket penelitian yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya yaitu 41 soal (17 soal untuk variabel X dan 24 soal untuk variabel Y) dan diberikan kepada 175 responden sebagai sampel berdasarkan penghitungan dengan teknik sampling pada bab 3. a.
Analisis Pendahuluan Setelah
data
mentah
terkumpul
maka
perlu
dideskripsikan sehingga akan memudahkan pemahaman para pembaca. 1)
Data pola asuh demokratis orang tua Untuk menentukan nilai data tentang pola asuh demokratis
orang
tua,
maka
didapat
dengan
menjumlahkan skor jawaban angket dari responden sesuai dengan frekuensi jawaban.
94
Tabel 4.5 Data Hasil Angket Pola Asuh Demokratis Orang Tua Di Kelas X SMK Islam Pemalang Tahun Pelajaran 2015/2016 NO 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
RESPONDEN 2 R_1 R_2 R_3 R_4 R_5 R_6 R_7 R_8 R_9 R_10 R_11 R_12 R_13 R_14 R_15 R_16 R_17 R_18 R_19 R_20 R_21 R_22 R_23 R_24 R_25 R_26 R_27 R_28 R_29 R_30
NILAI 3 42 59 60 63 59 49 57 49 59 54 45 61 47 58 59 53 42 60 45 52 55 51 55 50 46 57 46 52 51 49
NO 4 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118
RESPONDEN 5 R_89 R_90 R_91 R_92 R_93 R_94 R_95 R_96 R_97 R_98 R_99 R_100 R_101 R_102 R_103 R_104 R_105 R_106 R_107 R_108 R_109 R_110 R_111 R_112 R_113 R_114 R_115 R_116 R_117 R_118
NILAI 6 53 59 52 60 43 55 47 57 61 43 54 56 53 55 42 57 59 56 51 62 47 48 54 51 58 58 60 53 57 54 95
1 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65
2 R_31 R_32 R_33 R_34 R_35 R_36 R_37 R_38 R_39 R_40 R_41 R_42 R_43 R_44 R_45 R_46 R_47 R_48 R_49 R_50 R_51 R_52 R_53 R_54 R_55 R_56 R_57 R_58 R_59 R_60 R_61 R_62 R_63 R_64 R_65
3 64 52 42 53 56 56 60 43 62 62 60 55 46 45 58 45 63 43 57 54 42 57 44 48 65 42 62 63 55 56 51 60 46 54 49
4 119 120 121 122 123 124 125 126 127 128 129 130 131 132 133 134 135 136 137 138 139 140 141 142 143 144 145 146 147 148 149 150 151 152 153
5 R_119 R_120 R_121 R_122 R_123 R_124 R_125 R_126 R_127 R_128 R_129 R_130 R_131 R_132 R_133 R_134 R_135 R_136 R_137 R_138 R_139 R_140 R_141 R_142 R_143 R_144 R_145 R_146 R_147 R_148 R_149 R_150 R_151 R_152 R_153
6 52 57 50 57 47 54 51 44 63 53 52 45 48 56 42 47 45 49 48 45 48 50 65 59 61 51 51 43 54 60 46 62 59 54 57 96
1 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88
2 R_66 R_67 R_68 R_69 R_70 R_71 R_72 R_73 R_74 R_75 R_76 R_77 R_78 R_79 R_80 R_81 R_82 R_83 R_84 R_85 R_86 R_87 R_88
3 42 47 52 52 51 62 43 55 48 59 47 52 42 51 54 42 54 43 46 61 50 46 42
4 154 155 156 157 158 159 160 161 162 163 164 165 166 167 168 169 170 171 172 173 174 175
5 R_154 R_155 R_156 R_157 R_158 R_159 R_160 R_161 R_162 R_163 R_164 R_165 R_166 R_167 R_168 R_169 R_170 R_171 R_172 R_173 R_174 R_175 Jumlah
6 51 65 51 61 51 62 62 55 61 51 54 49 52 58 59 63 50 58 63 58 53 59 9303
Setelah dilakukan perhitungan data hasil skor dan telah diuji validitas ada 17 item soal dari variabel X, diketahui bahwa nilai tertinggi adalah 65 dan nilai terendah adalah 42. Langkah selanjutnya adalah mencari interval nilai, mencari rerata (mean), dan menentukan kualitas variabel X. Analisisnya adalah sebagai berikut: a)
Menentukan interval kelas P=
, dimana R = NT - NR dan K = 1 + 3,3 log N 97
Keterangan : P = Panjang interval kelas NR = Nilai terendah R = Rentang nilai
K = Banyak kelas
NT = Nilai tertinggi
N = Jumlah responden
Dari data di atas, maka interval nilainya adalah: R = NT - NR = 65 - 42 = 23 K = 1 + 3,3 Log N = 1 + 3,3 Log 175 = 1 + 3,3 (2,24) = 1 + 7,39 = 8,39 (dibulatkan menjadi 8) P = = b)
= 2,875 (dibulatkan menjadi 3)
Menentukan nilai rata-rata (mean) Mx =
=
= 53,16
Setelah menentukan data-data di atas, selanjutnya mencari distribusi frekuensi variabel pola asuh demokratis orang tua.
98
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Pola Asuh Demokratis Orang Tua Interval
Frekuensi Absolut
Frekuensi Relatif (%)
63-65 60-62 57-59 54-56 51-53 48-50 45-47 42-44
11 22 28 26 31 17 21 19 175
6,3 12,6 16 14,8 17,7 9,7 12 10,9 100
Kategori penilaiannya adalah: SD = √ =√ =√ =√
=√
= 6,33
Kemudian mengubah skor mentah menjadi nilai kualitas: M + 1,5 SD = 53,16 + (1,5) (6,33) = 53,16 + 9,45 = 62,61 M + 0,5 SD = 53,16 + (0,5) (6,33) = 53,16 + 3,15 = 56,31 M - 0,5 SD = 53,16 - (0,5)(6,33) = 53,16 - 3,15 = 50,01 M - 1,5 SD = 53,16 - (1,5)(6,33) = 53,16 - 9,45 = 43,71 99
Tabel 4.7 Tabel Kualitas Pola Asuh Demokratis Orang Tua N o 1 2 3 4 5
Skor Mentah ≥ 63 57 – 62 51 - 56 44 - 50 ≤ 43
Jumlah 11 50 57 45 12
Ratarata
53,16
Kualitas
Kategori
Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang
Cukup
Berdasarkan tabel kualitas variabel di atas menunjukkan bahwa pola asuh demokratis orang tua di kelas X SMK Islam Pemalang termasuk dalam kategori “Cukup”, yaitu pada interval 51-56 dengan nilai rata-rata 53,16 sebanyak 57 peserta didik. 2)
Data Kedisplinan Salat Fardu Peserta Didik Untuk menentukan nilai data tentang kedisiplinan salat fardu, maka didapat dengan menjumlahkan skor jawaban angket dari responden sesuai dengan frekuensi jawaban. Tabel 4.8 Data Hasil Angket Kedisiplinan Salat Fardu Di Kelas X SMK Islam Pemalang Tahun Pelajaran 2015/2016
NO 1 1
RESPOND EN 2 R_1
NILAI
NO
3 77
4 89
RESPOND EN 5 R_89
NILAI 6 88
100
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
2 R_2 R_3 R_4 R_5 R_6 R_7 R_8 R_9 R_10 R_11 R_12 R_13 R_14 R_15 R_16 R_17 R_18 R_19 R_20 R_21 R_22 R_23 R_24 R_25 R_26 R_27 R_28 R_29 R_30 R_31 R_32 R_33 R_34 R_35 R_36
3 89 91 92 89 84 86 85 89 84 77 91 88 89 88 89 79 90 88 83 85 81 89 83 82 76 83 81 74 91 93 81 71 87 86 85
4 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122 123 124
5 R_90 R_91 R_92 R_93 R_94 R_95 R_96 R_97 R_98 R_99 R_100 R_101 R_102 R_103 R_104 R_105 R_106 R_107 R_108 R_109 R_110 R_111 R_112 R_113 R_114 R_115 R_116 R_117 R_118 R_119 R_120 R_121 R_122 R_123 R_124
6 81 89 73 84 80 82 90 75 83 88 82 84 71 86 85 85 76 91 85 88 83 83 89 87 89 82 88 83 82 86 80 86 84 86 80 101
1 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71
2 R_37 R_38 R_39 R_40 R_41 R_42 R_43 R_44 R_45 R_46 R_47 R_48 R_49 R_50 R_51 R_52 R_53 R_54 R_55 R_56 R_57 R_58 R_59 R_60 R_61 R_62 R_63 R_64 R_65 R_66 R_67 R_68 R_69 R_70 R_71
3 94 76 92 91 89 91 83 76 94 74 92 80 91 79 72 86 79 77 94 78 91 92 84 86 91 89 83 73 80 75 84 81 84 80 91
4 125 126 127 128 129 130 131 132 133 134 135 136 137 138 139 140 141 142 143 144 145 146 147 148 149 150 151 152 153 154 155 156 157 158 159
5 R_125 R_126 R_127 R_128 R_129 R_130 R_131 R_132 R_133 R_134 R_135 R_136 R_137 R_138 R_139 R_140 R_141 R_142 R_143 R_144 R_145 R_146 R_147 R_148 R_149 R_150 R_151 R_152 R_153 R_154 R_155 R_156 R_157 R_158 R_159
6 83 92 82 81 76 77 85 90 83 81 87 86 84 87 80 94 88 90 80 89 87 83 89 87 91 86 83 85 80 94 90 90 80 81 91 102
1 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88
2 R_72 R_73 R_74 R_75 R_76 R_77 R_78 R_79 R_80 R_81 R_82 R_83 R_84 R_85 R_86 R_87 R_88
3 76 74 78 88 86 91 77 80 90 79 78 86 75 93 83 89 77
4 160 161 162 163 164 165 166 167 168 169 170 171 172 173 174 175
5 R_160 R_161 R_162 R_163 R_164 R_165 R_166 R_167 R_168 R_169 R_170 R_171 R_172 R_173 R_174 R_175 Jumlah
6 74 90 80 89 79 85 87 88 92 79 90 93 79 88 90 92 14800
Setelah dilakukan perhitungan data hasil skor dan telah diuji validitas ada 24 item soal dari variabel Y, diketahui bahwa nilai tertinggi adalah 94 dan nilai terendah adalah 71. Langkah selanjutnya adalah mencari interval nilai, mencari rerata (mean), dan menentukan kualitas variabel X. Analisisnya adalah sebagai berikut: a) Menentukan interval kelas P = , dimana R = NT - NR dan K = 1 + 3,3 log N Keterangan : P = Panjang interval kelas NR = Nilai terendah R = Rentang nilai
K = Banyak kelas
NT = Nilai tertinggi
N = Jumlah responden 103
Dari data di atas, maka interval nilainya adalah: R = NT - NR = 94 - 71 = 23 K = 1 + 3,3 Log N = 1 + 3,3 Log 175 = 1 + 3,3 (2,24) = 1 + 7,39 = 8,39 (dibulatkan menjadi 8) P = = b)
= 2,875 (dibulatkan menjadi 3)
Menentukan nilai rata-rata (mean) Mx = = = 84,57 Setelah menentukan data-data di atas, selanjutnya
mencari distribusi frekuensi variabel pola asuh demokratis orang tua. Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Kedisiplinan Salat Fardu Interval 92-94 89-91 86-88 83-85 80-82
Frekuensi Absolut 15 38 30 32 27
Frekuensi Relatif (%) 8,6 21,7 17,1 18,3 15,4
104
77-79 74-76 71-73
16 12 5 N = 175
9,1 6,8 2,8 100
Kategori penilaiannya adalah: SD = √ =√ =√ =√
=√
= 5,57
Kemudian mengubah skor mentah menjadi nilai kualitas: M + 1,5 SD = 84,6 + (1,5)(5,57) = 84,6 + 8,4 = 93 M + 0,5 SD = 84,6 + (0,5)(5,57) = 84,6 + 2,8 = 87,4 M - 0,5 SD = 84,6 - (0,5)(5,57) = 84,6 - 2,8 = 81,8 M - 1,5 SD = 84,6 - (1,5)(5,57) = 84,6 - 8,4 = 76,2 Tabel 4.10 Tabel Kualitas Kedisiplinan Salat Fardu No 1 2 3 4 5
Skor Mentah ≥ 93 88 – 92 82 - 87 77 – 81 ≤ 76
Jumlah 10 53 59 36 17
Rata -rata
84,6
Kualitas
Kategori
Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang
Cukup
105
Berdasarkan tabel kualitas variabel di atas menunjukkan bahwa kedisiplinan ṣalat farḍu peserta didik kelas X di SMK Islam Pemalang termasuk dalam kategori “Cukup”, yaitu pada interval 82-87 dengan nilai rata-rata 84,6 sebanyak 59 peserta didik. b) Uji Persyaratan Analisis Data Dalam penelitian ini peneliti menggunakan regresi linear sederhana karena satu variabel independennya. Asumsi yang mendasari pada analisis regresi linear bahwa distribusi data adalah normal dan hubungan antara variabel independen adalah linear. Uji persyaratan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji normalitas dan uji linearitas. 1)
Uji Normalitas Uji distribusi normal adalah uji untuk mengukur apakah data yang didapatkan memiliki distribusi normal sehingga dapat dipakai dalam statistik parametrik. Untuk teknik pengujian normalitas sendiri di sini menggunakan teknik normalitas Liliefors. Data yang digunakan dalam uji normalitas adalah data pola asuh demokratis orang tua dan kedisiplinan ṣalat farḍu peserta didik. (a) Uji Normalitas Data Pola Asuh Demokratis Orang Tua Dari hasil uji normalitas variabel X diperoleh Lhitung = 0,062. Sedangkan Ltabel untuk n > 30, dan ά = 5% =
√
=
√
=
= 0,067. Karena Lhitung <
106
Ltabel yaitu 0,062 < 0,067 maka H0 diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. (b) Uji Normalitas Data Kedisiplinan Salat Fardu Dari hasil uji normalitas variabel Y diperoleh Lhitung = 0,051. Sedangkan Ltabel untuk n > 30, dan ά = 5% =
√
=
√
=
= 0,067. Karena Lhitung <
Ltabel yaitu 0,051 < 0,067 maka H0 diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Terdapat pada lampiran 13 2)
Uji Linearitas Uji
linearitas
bertujuan
untuk
memerkirakan
koefisien persamaan linear, yang meliputi satu atau lebih variabel independent yang digunakan sebagai nilai prediktor dari variabel dependent. Dalam uji linearitas variabel dependent dan independent yaitu berupa data kuantitatif, dan untuk nilai tiap variabel dependent harus normal. Hubungan antara variabel dependent dan independent harus linear. Pemeriksaan kelinearan regresi dilakukan melalui pengujian hipotesis nol. Jika nilai uji Fhitung < Ftabel maka distribusi berpola linear. Dengan Ftabel pada taraf signifikansi 95% atau ά = 0,05 dengan rumus Ftabel = F(ά, db TC, db E) dimana
db TC = 24 – 2 = 22 dan db E = 175 107
– 24 = 151, F(0,05;22;151) = 1,61. Karena Fhitung < Ftabel yaitu 1,30 < 1,61 maka H0 diterima sehingga data berpola linear. Terdapat pada lampiran 14 c)
Analisis Uji Hipotesis 1)
Mencari Korelasi Kedua Variabel Korelasi antara kedua variabel dapat dicari dengan menggunakan rumus korelasi produc moment. Dari hasil uji korelasi produc moment diketahui bahwa rxy = 0,681 berarti signifikan, karena rxy (0,681) > rtabel (0,148)(0,194) pada taraf signifikan 5%dan 1%. Terdapat pada lampiran 15 Selanjutnya
untuk
membuktikan
signifikansi
hubungan variabel X dan Y dilakukan uji signifikansi melalui melalui uji t yaitu dengan menggunakan rumus: thitung
=
√ √
diketahui, r = 0,681 dan n = 175 thitung
= = = = =
√ √ √ √ √ √ √
= 12,245 108
Setelah
diadakan
uji
hipotesis
melalui
thitung
sebagaimana perhitungan di atas maka hasil yang diperoleh kemudian dikonsultasikan pada ttabel uji dua pihak. Diperoleh dk = 175-2 = 173 pada taraf signifikansi 1% dan 5% yaitu 2,604 dan 1,973. Maka dapat dikatakan signifikan karena thitung > ttabel yaitu 12,236 > 2,604 > 1,973. Dari hasil penelitian yang ada menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara variabel X dan variabel Y dengan indeks korelasi sebesar rxy = 0,681. Jika diinterpretasikan pada tabel skala penafsiran koefisien korelasi, maka tingkat hubungan pola asuh demokratis orang tua terhadap kedisiplinan ṣalat farḍu peserta didik kelas X SMK Islam Pemalang adalah kuat. Selanjutnya untuk menyatakan besar kecilnya sumbangan variabel X terhadap Y dapat ditentukan dengan rumus koefisien determinan (variabel penentu) variabel X terhadap variabel Y, maka dilakukan proses perhitungan sebagai berikut: Kp = r2 x 100% = (0,681)2 x 100% = 0,4638 x 100% = 46,4% Jadi diketahui variabel penentu antara variabel X dan variabel Y sebesar 46,4%.
109
2)
Analisis Regresi Sederhana Setelah diketahui adanya korelasi antara variabel X dengan variabel Y, maka untuk melihat seberapa besar pengaruhnya variabel-variabel tersebut dapat digunakan rumus persamaan garis regresi. Langkah selanjutnya adalah mengolah data tersebut ke dalam rumus analisis regresi linier sederhana dengan skor deviasi (analisis regresi dengan satu prediktor) dengan langkah-langkah sebagai berikut: Persamaan Garis Linier Regresi : Y = a + bX Keterangan: Y = Skor rata-rata pada variabel Y X = Skor rata-rata pada variabel X a = Bilangan konstan b = Bilangan koefisien prediktor (angka peningkatan ataupun penurunan variabel terikat yang didasarkan pada perubahan variabel) Untuk mengisi persamaan garis regresi, maka harga koefisien prediktor (b) dan bilangan konstan (a) harus ditemukan dahulu dengan menggunakan metode kasar dari persamaan. b= = =
110
= a=
= 0,600 -b
=
- 0,5995
= 84,57 - 0,5995 (53,16) = 84,57 - 31,87 = 52,699 Dari perhitungan di atas dapat diketahui bahwa harga b = 0,5995 dan
a = 52,7 dengan demikian
persamaan garis linier regresinya adalah Y = a + bX Y = 52,699 + 0,600 X Karena usaha pola asuh demokratis orang tua sebesar 52,7 maka kedisiplinan ṣalat farḍu peserta didik menjadi 5629,8. Jika usahanya (a) = 0, maka Y = 5577,1. Sehingga, jika usahanya (a) = 52,7 maka membuahkan hasil Y = 5629,8. Artinya, semakin tinggi pola asuh demokratis orang tua maka semakin tinggi pula kedisiplinan ṣalat farḍu peserta didik. 3)
Analisis Varians Garis Regresi Analisis varians garis regresi digunakan untuk mencari korelasi antara kriterium dengan prediktor dengan menggunakan rumus regresi skor deviasi (satu prediktor) sebagai berikut: Freg
=
111
Keterangan: Freg
= Harga bilangan F untuk garis regresi
RKreg
= Rerata kuadrat garis regresi
RKres
= Rerata kuadrat residu
∑X = 9303
∑X2
= 501521
n = 175
∑Y = 14800
∑Y2
= 1257056
k = 24
∑XY
∑JKE
= 2430,5357
= 790949
Mencari nilai F dengan langkah sebagai berikut: (a) Menghitung jumlah kuadrat regresi (JKreg(a)) JKreg(a) = =
=
= 1251657,143
(b) Menghitung jumlah kuadrat regresi b/a (JKreg(b/a))
JKreg(b/a) = b . [ ∑XY -
]
= 0,5995 [790949 -
]
= 0,5995 [790949 – 786768] = 0,5995 [4181] = 2506,5 (c) Menghitung jumlah kuadrat residu (JKres)
JKres(b/a) = ∑Y2 – JKreg(b/a) – JKreg(a) =1257056-2506,5-1251657,143 = 2892,4 (d) Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi a (RJKreg(a)) RJKreg(a) = JKreg(a) = 1251657,143 112
(e) Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi b/a (RJKreg(b/a))
RJKreg(b/a) = JKreg(b/a) = 2506,5 (f) Menghitung rata-rata jumlah kuadrat residu (RJKres)
RJKres = =
=
= 16,7
(g) Rumus nilai F F=
=
= 149,947
Kriteria: Dengan kriteria uji jika Fhitung > Ftabel maka Ho ditolak. Untuk tingkat signifikan baik pada taraf signifikan 5% maupun 1% dengan nilai Ftabel pada derajat bebas dbreg b/a = 1 dan dbres = 175 – 2 = 173 (a) Pada taraf signifikansi 5%, Ft adalah 3,90 (b) Pada taraf signifikansi 1% Ft adalah 6,78 Kesimpulan: Berdasarkan uji analisis di atas, dapat diketahui bahwa baik pada taraf signifikansi 5% maupun 1% menunjukkan nilai Fh > Ft (149,947 > 6,78 > 3,90). Dengan demikian, Ha dapat diterima. Artinya “Terdapat pengaruh signifikan pola asuh demokratis orang tua terhadap kedisiplinan ṣalat farḍu peserta didik kelas X SMK Islam Pemalang tahu pelajaran 2015/2016”.
113
Langkah-langkah di atas disederhanakan dalam tabel ANAVA berikut ini:
Sumber Variasi Total Regresi (a) Regresi (b/a)
Tabel 4.11 Tabel ANAVA (Analisis Varian) Regresi Linear Sederhana Y = 52,699 + 0,600 X Derajat Jumlah Rerata Kebebasan Kuadrat Kuadrat Fhitung (dk) (JK) (RK) 174 5398,857 5398,857 1 1251657,14 1251657, 3 143 149,947 1 2506,734 2506,734
Sisa Tuna Cocok
173 22
2892,123
461,9
16,717 20,99
Eror
151
2430,5357
16,1
1,30
Ftabel 1% 5%
6,78
3,90
2,28
1,61
C. Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh di SMK Islam Pemalang tahun pelajaran 2015/2016 menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara pola asuh demokratis orang tua terhadap kedisiplinan ṣalat farḍu peserta didik kelas X sebesar 46,4%. Dibuktikan dengan hasil varian regresi Fhitung = 149,947 > Ftabel (o,o1; 1 ; 173)
= 6,78 > Ftabel (0,05; 1; 173) = 3,90 berarti signifikan sehingga hipotesis
diterima. Hal ini sesuai hasil wawancara peneliti dengan salah satu Guru PAI yang merangkap menjadi wali kelas. Ibu Sri Mualifah, S. Pd. I 114
mengatakan bahwa “Latar belakang peserta didik yang berangkat dari keluarga yang berbeda tingkat keagamaannya menjadikan peserta didik lebih cenderung mengikuti pola keagamaan yang ada di keluarganya. Namun, beberapa dari peserta didik di SMK Islam Pemalang terutama di kelas X TKR 4 ini berasal dari orang tua yang agamis. Dalam hal ini, orang tua mereka mementingkan pula Pendidikan Agama Islam. Oleh karenanya, setelah pulang dari sekolah mereka bergegas untuk mengikuti Madrasah Diniyah (Madin). Sesuai dengan pembahasan, pola asuh orang tua yang demokratis sangat tepat untuk mengajak anak melaksanakan ṣalat farḍu. Di usia anak kelas X yang berkisar antara 15-17, tidak menginginkan cara paksaan yang bergantung dari kemauan orang tua saja. Dalam hal melaksanakan ṣalat farḍu, mereka lebih menginginkan ajakan dari pada perintah. Perintah yang hanya memerintah anak, sedang orang tua sendiri tidak melaksanakan ṣalat farḍu inilah yang tidak disukai anak. Keteladanan orang tua mengajak melaksanakan ṣalat farḍu dengan berjamaah itulah lebih disukai anak. Karena mereka sudah menyadari dengan sendirinya bahwa ṣalat farḍu adalah kewajiban yang harus dilaksanakan. Mengomunikasikan dengan menanyakan sudah atau belum melaksanakan ṣalat farḍu merupakan upaya yang dilakukan orang tua. Dengan cara diingatkan seperti ini pula, memberikan dorongan anak untuk melaksanakan ṣalat farḍu. Walaupun peserta didik yang ada di kelas X masih bersikap labil, mungkin karena dominan laki-laki. Namun, untuk menjawab pertanyaan seputar pengasuhan orang tua terhadap kedisiplinan ṣalat
115
farḍu ini mereka tidak berani untuk berbohong. Ini semua berdasar atas realita yang ada. Mereka akan mengatakan “belum” jika realita membuktikan dia belum mengerjakan ṣalat farḍu. Dari pihak sekolah pun mengupayakan dengan mengajak bersama-sama mendirikan salat zuhur berjamaah. Adapun hasilnya, memang masih ada peserta didik yang melaksanakan salat zuhur dengan tidak disiplin. Dari rangkaian sedikit dapat disimpulkan, pola asuh demokratis orang tua terhadap kedisiplinan ṣalat farḍu anak merupakan upaya yang sesuai yang dilakukan oleh orang tua. Mengingat anak sudah berusia remaja yang secara emosional tidak menyukai pola asuh orang tua yang otoriter atau dengan cara paksaan.”2 Berhasil atau tidaknya orang tua dalam membentuk tingkah laku remaja akhir, sangat bergantung pada seperti apa dan bagaimana pola asuh yang diterapkan. Jika jenis pola asuh yang diterapkan memberikan perhatian lebih kepada anak dan tidak mengesampingkan norma-norma yang harus ditaati, anak akan semakin dewasa memaknai hidup dengan tetap berpegang teguh pada nilai-nilai agama. Membiasakan
anak-anak
mendirikan
salat
fardu,
berarti
membiasakan mereka untuk mengingat Allah SWT dalam waktuwaktu yang berurutan pada pagi, siang dan malam hari. Dari sana, mereka akan dapat terampil menunaikannya dalam waktu-waktu yang telah ditetapkan. Bilamana anak-anak telah terbiasa untuk bisa mendirikan salat lima waktu secara aktif lagi tertib setiap hari, ini 2
Hasil wawancara dengan Ibu Sri Mualifah, S. Pd. I selaku Guru PAI sekaligus wali kelas X TKR 4, pada hari Selasa tanggal 26 April 2016, pukul 13.00-14.30 WIB, di SMK Islam Pemalang.
116
berarti telah membekali mereka dengan kekuatan rohani yang amat diperlukan dalam menghadapi suatu pengaruh negatif yang dijumapi di kemudian hari. Supaya kedisiplinan ṣalat farḍu pada anak dapat berlangsung dengan makin baik dan anak dapat makin tulus mencintai ṣalat farḍu, maka sebaiknya para orang tua dapat memosisikan diri sebagai sahabat anak. Ketika berdialog dengan anak mengenai Allah SWT lebih mengedepankan sifat Maha Pengasih dan Maha Penyanyang, memerbanyak kegiatan keagamaan bersama anak, memerbarui pendekatan dan metode membelajarkan ajaran Islam selaras taraf perkembangan jiwa anak, kreatif merekayasa situasi dan kondisi lingkungan rumah yang Islami sebagai upaya pendisiplinan ṣalat farḍu pada anak. Selain itu, juga memerkokoh diri dengan kasih sayang, kesabaran, ketabahan, keuletan, ketegasan di atas visi demi mendapatkan anak salih. Berdasarkan uraian di atas, dapat dikatakan bahwa pola asuh demokratis orang tua merupakan variabel yang ikut menentukan kedisiplinan ṣalat farḍu anak, sehingga semakin tinggi pola asuh demokratis orang tua, maka semakin baik pula kedisiplinan ṣalat farḍu. Sebaliknya semakin rendah pola asuh demokratis orang tua, maka semakin rendah pula kedisiplinan ṣalat farḍu anak.
D. Keterbatasan Penelitian Dalam penelitian ini tentunya memiliki keterbatasan-keterbatasan tertentu meskipun peneliti telah melakukan penelitian dengan
117
sungguh-sunggh yang sesuai dengan prosedur serta berdasarkan keadaan di lapangan. Adapun keterbatasan-keterbatasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Keterbatasan Tempat penelitian Penelitian ini terbatas hanya dilakukan pada satu tempat yaitu di SMK Islam Pemalang. 2. Keterbatasan Waktu Penelitian Hasil penelitian ini hanya terbatas pada waktu dimana peneliti melakukan penelitian yaitu dari tanggal 18 Apri 2016 sampai dengan 29 April 2016, tidak selalu sama dengan waktu yang berbeda sehingga belum tentu bisa digunakan dalam waktu yang berbeda. 3. Keterbatasan Objek Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti hanya mengambil 175 responden dari jumlah 320 peserta didik kelas X. Keterbatasan yang peneliti paparkan di atas dapat dikatakan bahwa inilah kekurangan dari penelitian yang peneliti lakukan di SMK Islam Pemalang. Meskipun banyak hambatan yang dihadapi dalam melakukan penelitian, peneliti bersyukur karena penelitian dapat terselesaikan dengan baik dan lancar atas izin dari kepala sekolah.
118