48
BAB IV ANLISIS DAN PEMBAHASAN A. Penyajian dan Analisis Data Penetapan Harga Transfer PT. Indogranit Tunggal Perkasa
Dalam perusahaan multinasional penentuan harga transfer sangat berperan penting terhadap kegiatan operasional perusahaan karena merupakan suatu alat untuk menciptakan mekanisme integrasi dalam perusahaan yang mendiversivikasi bisnisnya.
Untuk menentukan harga transfer terdapat beberapa metode antara lain metode penentuan harga transfer berdasarkan biaya atau harga pokok, metode dengan dasar harga pasar, metode dengan dasar negosiasi, metode dengan dasar arbitrasi, dan metode dengan dasar transfer ganda. Dalam hal ini PT. Indogranit Tunggal Perkasa menggunakan metode berdasarkan biaya atau harga pokok kepada pihak – pihak istimewanya.
Perusahaan mengabaikan pihak unit bisnis yang melakukan transfer (penjual) akan mengalami laba yang sangat kecil dari setiap transfer produk karena perusahaan menganggap dengan metode ini ada keuntungan dari sisi pajak yang cukup signifikan.
49
Perusahaan memberikan harga khusus kepada pihak istimewa dan anak perusahaan, berikut adalah tabel pemberlakuan harga pada PT.Indogranit Tunggal Perkasa antara dengan pihak istimewa dengan pihak yang tidak ada hubungan istimewa :
Gambar 4.1
Perlakuan Penetapan Harga Barang Antara Pihak Istimewa Dengan Pihak Yang Tidak Ada Hubungan Istimewa.
Barang “P” A (harga hanya berdasa HPP)
Perusahaan afiliasi (pihak istimewa)
PT.Indogranit Tunggal Perkasa
Barang “P” A (harga sesuai harga pasar)
Sumber : Company profile PT. Indogranit Tunggal Perkasa.
Perusahaan tidak ada hubungan istimewa
50
Berikut adalah perhitungan penetuan harga transfer pada PT. Indogranit Tunggal Perkasa dengan metode berdasarkan biaya atau harga pokok :
Tabel 4.1 Penentuan Harga Transfer Batu Granit Pada Pihak dan Anak Cabang Dengan Metode Harga Pokok
Keterangan
Bahan Baku Langsung
Batu Granit Antic Wood Harga/kodi (dalam rupiah) 60x60 cm2
Batu Granit Biaco Rosa Harga/kodi (dalam rupiah) 60x60 cm2
Batu Granit Brown Clasico Harga/kodi (dalam rupiah) 60x60 cm2
Batu Granit Crema Harga/kodi (dalam rupiah) 60x60 cm2
Batu Granit Camelia Harga/kodi (dalam rupiah) 60x60 cm2
1,500,200
1,430,210
1,422,345
1,382,219
1,272,920
Upah Langsung
210,450
210,450
210,450
210,450
210,450
Biaya Pabrik
122,500
127,330
110,000
171,120
221,236
Biaya administrasi dan umum
183,270
183,270
183,270
183,270
183,270
2,016,420
1,951,200
1,926,045
1,952,959
1,887,876
Harga Pokok Penjualan
Sumber : Lampiran Laporan Keuangan Inetern 2010
52
Setiap kali produksi PT. Indogranit Tunggal Perkasa mengirim barangnya 50% dari hasil produksinya ke pihak – pihak yang terkait hubungan istimewa hubungan istimewa tersebut. Untuk penetapan biaya pengiriman pembebanannya berdasarkan tarif pajak yang berlaku antar negara. Jika dinegara pembeli atau cabang memiliki tarif pajak lebih kecil maka pembebanan pajak pada negara penjual atau pusat.
Sementara itu untuk menetapkan harga jual keselain anak cabang dan pihak istimewa menejemen menetapkan harganya dengan mempertimbangkan prosentase keunngtungan yang ingin dicapai perusahaan serta memperhatikan harga normal pasaran agar perusahaan tetap mengungguli pasar nasional dan internasional. Berikut adalah perhitungan harga jual untuk perusahaan selain anak cabang dan pihak istimewa :
Tabel 4.2 Penentuan Harga Jual Batu Granit untuk Selain Anak Cabang dan Pihak Istimewa Dengan Metode Harga Pokok
Keterangan
Harga Pokok Penjualan Keuntungan yang ingin dicapai (14% dari harga pokok) Harga Jual
Batu Granit Antic Wood Harga/kodi (dalam rupiah) 60x60 cm2
Batu Granit Biaco Rosa Harga/kodi (dalam rupiah) 60x60 cm2
Batu Granit Brown Clasico Harga/kodi (dalam rupiah) 60x60 cm2
Batu Granit Crema Harga/kodi (dalam rupiah) 60x60 cm2
Batu Granit Camelia Harga/kodi (dalam rupiah) 60x60 cm2
2,016,420
1,951,260
1,926,045
1,952,959
2,887,876
282,299
273,176
296,407
253,885
283,181
2,298,719
2,224,436
2,222,452
2,206,844
3,171,057
Sumber : Lampiran Laporan Keuangan Inetern 2010
54
Presentase keuntungan per produk yang dijual dipasaran 14% dari harga pokok produksi sehingga berpotensi pembayaran pajak yang cukup besar, namun karena penerapan biaya transfer pada pihak istimewa berdasarkan harga pokok produk menyebabkan pengurangan pembayaran pajak di Indonesia. Ini adalah salah satu tujuan dari pihak menejemen untuk meminimalkan pembayaran pajak, mengingat tarif pajak yang dibebankan di Indonesia masih tergolong besar dibanding dengan tarif yang dibebankan pada perusahaan cabang dan pihak istimewa. Selain itu untuk pembebanan biaya perjalanan dinas karyawan dan direksi juga dibebankan pada PT.Indogranit Tunggal Perkasa.
Berikut adalah perbadingan harga granit antara pihak istimewa dan anak perusahaan dengan pihak perusahaan yang tidak memiliki hubungan istimewa :
55
Tabel 4.3
Perbandingan Harga Transfer Antara Penjualan Dengan Pihak Istimewa Dengan Pihak yang Tidak Memiliki Hubungan Istimewa
Nama Granit
Harga pada pihak
Harga pada pihak
Selisih Harga
yang memiliki
yang tidak memiliki
hubungan istimewa
hubungan istimewa
Antic Wood
2.016.420
2.298.729
282.299
Biaco Rosa
1.951.261
2.224.436
273.176
Brown Clasio
1.926.045
2.222.452
296. 408
Crema
1.952.959
2.206.844
253.885
Camelia
1.887.876
2.171.507
283.631
Sumber : Lampiran Laporan Keuangan Interen 2010.
Seharusnya baik harga transfer baik untuk pihak istimewa ataupun pihak yang tidak memiliki hubungan istimewa memiliki persamaan yaitu berdasarkan harga jual yang berlaku dipasaran.
Berikut adalah perbandingan perhitungan tarif pajak antara PT. Indogranit Tunggal Perkasa dengan anak perusahaan dan pihak istimewa tahun 2010 dengan menggunakan metode penentuan harga transfer berdasarkan biaya atau harga pokok:
Tabel 4.4
Perbandingan biaya pajak PT. Indogranit Tunggal Perkasa Dengan Beberapa Anak Perusahaan Tahun 2010 Dengan Menggunakan Metode Penentuan Harga Transfer Berdasarkan Biaya atau Harga Pokok
Keterangan
PT.ITP
PT.V
PT.W
PT.X
PT.Y
PT.Z
PT.ITP
Gabungan Seluruh Gabungan Seluruh Cabang dan Pihak Cabang & Pihak Istimewa Istimewa PT.ITP
Penjualan selain pihak istimewa 50%
32,152,945,168
8,108,747,137
8,179,257,981
7,967,725,447
7,897,214,603
8,038,236,292
32,152,945,168
40,191,181,460
72,344,126,628
Penjualan ke pihak istimewa 50%
28,204,337,867
0
0
0
0
0
28,204,337,867
0
28,204,337,867
Total Penjualan
60,357,283,035
8,108,747,137
8,179,257,981
7,967,725,447
7,897,214,603
8,038,236,292
60,357,283,035
40,191,181,460
100,548,464,495
HPP
53,283,635,098
5,640,867,573
5,640,867,573
5,640,867,573
5,640,867,573
5,640,867,573
53,283,635,098
28,204,337,867
81,487,972,965
Laba Kotor
7,073,647,937
2,467,879,564
2,538,390,408
2,326,857,874
2,256,347,030
2,397,368,719
7,073,647,937
11,986,843,593
19,060,491,530
Biaya Usaha
4,230,650,680
729,787,424
736,133,218
717,095,290
710,749,314
723,441,266
4,230,650,680
3,617,206,331
7,847,857,011
Laba (Rugi) sebelum pajak
2,842,997,257
1,738,092,140
1,802,257,189
1,609,762,583
1,545,597,715
1,673,927,452
2,842,997,257
8,369,637,262
11,212,634,519
710,749,314
260,713,848
270,338,578
193,171,510
185,471,726
200,871,294
710,749,314
1,110,566,957
1,821,316,271
2,132,247,943
1,477,378,292
1,531,918,611
1,416,591,073
1,360,125,989
1,473,056,158
2,132,247,943
7,259,070,305
9,391,318,248
PPh terutang Laba (Rugi) setelah pajak
Sumber : Lampiran Laporan Keuangan Intern 2010
57
Keterangan :
PT. V : Anak perusahaan di Malaysia
PT.W : Anak perusahaan di Singapura
PT.X : Anak Perusahaan di Korea
PT.Y : Anak Perusahaan di Qatar
PT.Z : Anak Perusahaan di Spanyol
Perhitungan Pajak Penghasilan PT. Indogranit Tunggal Perkasa (ITP)
Penghasilan Bruto : 60.357.283.035 (sudah diatas 50 milyar)
PPH
: Penghasilan Kena Pajak x 25%
: 2.842.997.257 x 25%
:710.749.314
Pajak yang harus ditanggung oleh PT. Indogranit Tunggal Perkasa dengan menggunakan metode penetapan harga transfer berdasarkan harga pokok atau biaya sebesar Rp
58
710.749.314,- terlalu kecil disbanding penjualan kepada pihak istimewa karena pembebanan biaya pokok produksi yang dibebankan pada PT. Indogranit Tunggal Perkasa.
Tabel 4.5
Perbandingan biaya pajak PT. Indogranit Tunggal Perkasa Dengan Beberapa Anak Perusahaan Tahun 2010 Dengan Menggunakan Metode Penentuan Harga Transfer Berdasarkan Biaya atau Harga Pasar
Keterangan
PT.ITP
PT.V
PT.W
PT.X
PT.Y
PT.Z
PT.ITP
Gabungan Seluruh Gabungan Seluruh Cabang dan Pihak Cabang & Pihak Istimewa Istimewa PT.ITP
Penjualan selain pihak istimewa 50%
32,152,945,168
8,108,747,137
8,179,257,981
7,967,725,447
7,897,214,603
8,038,236,292
32,152,945,168
40,191,181,460
72,344,126,628
Penjualan ke pihak istimewa 50%
32,152,945,168
0
0
0
0
0
32,152,945,168
0
32,152,945,168
Total Penjualan
64,305,890,336
6,430,589,034
8,179,257,981
7,967,725,447
7,897,214,603
8,038,236,292
64,305,890,336
40,191,181,460
104,497,071,796
HPP
53,283,635,098
5,640,867,573
6,430,589,034
6,430,589,034
6,430,589,034
6,430,589,034
53,283,635,098
31,363,223,708
84,646,858,806
Laba Kotor
11,022,255,238
789,721,460
1,748,668,947
1,537,136,413
1,466,625,569
1,607,647,258
11,022,255,238
7,149,799,649
19,850,212,990
Biaya Usaha
4,230,650,680
578,753,013
736,133,218
717,095,290
710,749,314
723,441,266
4,230,650,680
3,466,172,102
7,696,822,782
Laba (Rugi) sebelum pajak
6,791,604,558
210,968,447
1,012,535,729
820,041,123
755,876,255
884,205,992
6,791,604,558
3,683,627,547
12,153,390,208
PPh terutang
1,697,901,140
31,645,267
151,880,359
98,404,935
90,705,151
106,104,719
1,697,901,140
478,740,431
2,176,641,571
Laba (Rugi) setelah pajak
5,093,703,418
179,323,180
860,655,370
721,636,188
665,171,105
778,101,273
5,093,703,418
3,204,887,116
9,976,748,638
Sumber : Lampiran Laporan Keuangan Intern 2010
60
Perhitungan Pajak Penghasilan PT. Indogranit Tunggal Perkasa (ITP)
Penghasilan Bruto : 64.305.890.336 (sudah diatas 50 milyar)
PPH
: Penghasilan Kena Pajak x 25%
: 6.791.604.558 x 25%
: 1.697.901.139
Selisih beban pajak antara metode penetapan harga pokok atau biaya dengan metode penetapan harga pasar : : Beban pajak dengan metode harga pokok – Beban pajak dengan
Metode harga pasar. : 1.697.901.139 – 710.749.314
: 987.151.825
Pajak yang harus ditanggung oleh PT. Indogranit Tunggal Perkasa dengan menggunakan metode penetapan harga harga transfer berdasarkan harga pasar disbanding menggunakan metode penetapan harga transfer berdasarkan harga pokok atau biaya lebih besar dengan menggunakan metode harga pasar sebesar Rp 987.151.825,- . Namun ini merupakan metode yang paling tepat dan yang ditetapkan oleh pemerintah.
61
Tabel 4.6
Perbadingan biaya pajak Konsolidasi Tahun 2010 Antara Metode Penentuan Harga Transfer Berdasarkan Harga Pokok dengan Metode Penentuan Harga Transfer dengan Harga Pasar.
Keterangan
Laporan Konsolidasi dengan Harga Pokok
Laporan Konsolidasi dengan Harga Pasar
Penjualan selain pihak istimewa 50%
72,344,126,628
72,344,126,628
Penjualan ke pihak istimewa 50%
28,204,337,867
32,152,945,168
100,548,464,495
104,497,071,796
HPP
81,487,972,965
84,646,858,806
Laba Kotor
19,060,491,530
19,850,212,990
Biaya Usaha
7,847,857,011
7,696,822,782
11,212,634,519
12,153,390,208
PPh terutang
1,821,316,271
2,176,641,570
Laba (Rugi) setelah pajak
9,391,318,248
9,976,748,638
Total Penjualan
Laba (Rugi) sebelum pajak
Sumber Lampiran Laporan Keuangan Intern 2010.
Selisih pajak penghasilan terutang antara laporan konsolidasi dengan harga pokok dengan laporan konsolidasi dengan harga pasar adalah pengaruh tarif dari setiap anak cabang. Akan tetapi menggunakan metode harga pokok beban pajaknya lebih ringan, meskipun demikian peraturan pajak di Indonesia menerapkan metode penentuan harga pokok dengan dasar harga pasar. Dengan demikian PT. Indogranit telah melakukan tax evantion dengan cara
62
memberikan perlakuan – perlakuan khusus pada anak cabangnya. Metode penentuan harga pokok cocok untuk meminimalkan beban pajak, namun tidak sesuai dengan peraturan pajak di Indonesia. Namun jika menggunakan metode penentuan harga transfer berdasarkan harga pasar (market based transfer) perusahaan akan memperoleh laba setelah pajak lebih besar meski pajak yang dikeluarkan juga besar. Metode ini merupakan metode yang cukup objektif untuk prestasi divisi. Karena harga barang ataupun jasa yang dinilai berdasarkan harga pasar yang berlaku. Jadi penentuan harga transfer berdasarkan harga pasar berdasarkan mekanisme permintaan dan penawaran pasar sehingga mendorong pemakaian sumber daya langka perusahaan secara efisiensi dan secara konsisten berorientasi pada pusat laba yang terdesentralisasi.