BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT Dengan memahami konsep dasar alat pada bab sebelumnya yang mencakup gambaran sistem prinsip kerja dan komponen-komponen pembentuk sistem, maka pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan sistem yang meliputi perangkat keras dan perangkat lunak. 3.1
Perancangan Perangkat Keras Perangkat keras terdiri dari rangka dan komponen elektronik yang
mendukung dalam pembuatan alat ini. Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai proses pembuatan mekanik beserta bahan yang dibutuhkan dan komponen elektronik yang digunakan.
3.1.1
Mekanik Mekanik ini terdiri dari rangka utama, tempat penampungan, slot untuk
meletakkan botol, dan semua sambungan pipa ataupun selang yang digunakan pada alat ini. Gambar perancangan dari alat ini ditunjukkan pada Gambar 3.1.
Gambar 3.1 Perancangan mekanik 3.1.1.1 Rangka Utama Rangka utama ini dibuat dengan menggunakan besi siku. Pemilihan bahan besi siku dikarenakan bahan mudah dicari dan kuat. Komponen yang dibutuhkan dalam pembuatan rangka selain besi siku adalah plat siku untuk setiap
9
10
sambungan, mur dan baut. Berikut adalah gambar realisasi perancangan dari rangka utama dan dimensinya.
Gambar 3.2 Rangka utama
3.1.1.2 Slot Botol Slot botol ini berfungsi untuk meletakkan botol yang akan diisi. Tempat botol ini dibuat dengan menyesuaikan bentuk botol yang akan digunakan. Bagian ini dibuat dengan menggunakan papan kayu yang disesuaikan dengan botol yang digunakan oleh UD. Mitra Tani. Terdapat dua tipe botol yang digunakan oleh UD. Mitra Tani yaitu botol untuk takaran 1,2 liter dan takaran 5 liter. Wujud dari botol yang digunakan ditunjukkan pada Gambar 3.3, dan realisasi dari perancangan slot botol ditunjukkan pada Gambar 3.4.
11
Gambar 3.3 Botol untuk takaran (a) 5 liter (b) 1.2 liter
Gambar 3.4 Slot untuk botol Seperti yang dijelaskan sebelumnya, slot dibuat dengan menyesuaikan bentuk botol. Slot ini sekaligus menjadi tempat untuk meletakkan sensor keberadaan botol yaitu fotodioda dan sinar laser yang dipantulkan dengan cermin dengan sudut kemiringan tertentu sehingga dapat mendeteksi keberadaan botol.
3.1.1.3 Sambungan pipa. Sambungan pipa ini dibuat dengan dua tipe pipa sambungan dengan ulir dalam Β½ inch. Yang pertama adalah sambungan pipa lurus dan yang kedua adalah sambungan pipa U sehingga sambungan pipa ini menjadi seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3.5a. Pemilihan pipa dengan ulir dalam ini dikarenakan dapat memudahkan penulis untuk menyambungkan flow sensor dan solenoid valve dikarenakan keduanya mempunyai ulir luar dengan ukuran Β½ inch. Penulis membuat 2 (dua) tipe sambungan, yaitu sambungan pipa untuk menghubungkan flow sensor dan solenoid valve dan yang kedua adalah sambungan pipa untuk
12
membantu pengisian untuk botol untuk takaran 1,2 liter dikarenakan botol ini lebih rendah bila dibandingkan dengan botol untuk takaran 5 liter. Kedua sambungan pipa ini ditunjukkan pada Gambar 3.5.
Gambar 3.5 Sambungan pipa 3.1.1.4 Penampungan Bak penampunga ini berfungsi sebagai wadah cairan yang diberi 4 buah lubang yang disesuaikan dengan kebutuhan pada alat ini dikarenakan alat ini mempunyai 4 buat outlet. Bak penampung ini mempunyai dimensi panjang 51 cm, lebar 36,5 cm dan tinggi 22 cm. Dengan dimensi tersebut maka bak penampung mempunyai volume sebesar 40,953 cm3 . Dengan volume ini, juga bisa diartikan bak penampungan dapat menampung 40,953 dm3 atau 40,953 liter air pada keadaan penuh. Dalam skripsi ini tinggi air tertinggi adalah 17 cm, sehingga volume air yang tertampung adalah 31,645 cm3 atau sama dengan 31,645 liter Berikut adalah wujud fisik dari bak penampungan yang digunakan.
Gambar 3.6 Bak Penampungan
13
3.1.2
Komponen Elektronik Bagian ini akan menjelaskan komponen elektronik yang digunakan demi
mendukung pembuatan alat, antara lain modul mikrokontroler, catu daya, modul saklar. Selain itu bagian ini juga terdiri dari flow sensor, solenoid valve, sensor keberadaan botol, sensor ketinggian level cairan.
3.1.2.1 Modul mikrokontroler Pada skripsi ini, modul kontrol dikendalikan oleh mikrokontroler sebagai pengendali utama. Mikrokontroler yang digunakan adalah R8C Renesas R5F21246 buatan Renesas Electronic Coorporation. Board ini dibuat dengan menyesuaikan kebutuhan dari penulis. Pemilihan mikrokontroler ini dikarenakan mikrokontroler ini sudah cukup memenuhi kebutuhan dari penulis dalam merealisasikan alat ini. Mikrokontroler ini berguna untuk menerima data masukan dari pengguna, mengolah data yang dikeluarkan oleh semua sensor yang digunakan meliputi flow sensor, sensor keberadaan botol, dan mengaktifkan maupun menon-aktifkan solenoid valve. Konfigurasi penggunaan port mikrokontroler R5F21246 dapat dilihat pada Tabel 3.1, dan skema dari board mikrokontroler dapat dilihat pada Gambar 3.7.
14
Tabel 3.1 Konfigurasi penggunaan pin R8C R5F21246 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
Nama Port P2_0 P2_1 P2_2 P2_3 P2_4 P2_5 P2_6 P2_7 P1_3 P1_4 P1_5 P1_6 P1_7 P6_3 P6_4 P6_5 P3_0 P0_1 P0_2 P0_3 P0_4 P0_5 P0_6 P6_6 P6_7 P3_1 P1_0 P1_1 P1_2 P6_1 P6_2
Fungsi Output ke keypad Output ke keypad Output ke keypad Output ke keypad Input dari keypad Input dari keypad Input dari keypad Input dari keypad Valve pengisian tangki Valve 4 Valve 3 Valve 2 Valve 1 Flow sensor 1 Flow sensor 2 Flow sensor 3 Flow sensor 4 data 7 display LCD data 6 display LCD data 5 display LCD data 4 display LCD data E display LCD data Rs display LCD RX downloader TX downloader Input dari sensor keberadaan botol1 Input dari sensor keberadaan botol2 Input dari sensor keberadaan botol3 Input dari sensor keberadaan botol4 Input dari sensor ketinggian air Input dari sensor ketinggian air
32
P6_3
Input dari sensor ketinggian air
15
Gambar 3.7 Skema board mikrokontroler Renesas R5F21246 3.1.2.2 Keypad Keypad 4x4 digunakan untuk memilih menu-menu dan memasukkan takaran yang diinginkan oleh user yang ditampilkan pada layar LCD karakter sebagai antarmuka alat dengan pengguna yang bertindak sebagai masukan. Keypad 4x4 yang digunakan adalah tipe keypad matriks, sehingga port input yang dibutuhkan untuk keypad ini hanya 8 pin yaitu 4 untuk baris dan 4 untuk kolom yang digunakan untuk mengendalikan 16 tombol. Keypad ini dikoneksikan
16
dengan mikrokontroler pada P2.0 hingga P2.7 (8 pin). Baris 1 sampai baris 4 untuk P2.0-P2.3 dan kolom A sampai kolom D untuk P2.4-P2.7.
Gambar 3.8 Keypad 4x4
3.1.2.3 Penampil LCD 20x4 Modul LCD merupakan modul keluaran yang digunakan sebagai tampilan berbagai karakter yang diinputkan melalui keypad. Modul ini menggunakan LCD dengan resolusi 20x4, yang berarti bahwa tampilan LCD mampu menampilkan 20 karakter dalam 4 baris tampilan, sehingga tampilan yang dihasilkan sejumlah 80 karakter. Untai dari modul ini diperlihatkan pada Gambar 3.9.
Gambar 3.9 Skema LCD 20x4
17
Pada Gambar 3.9 diperlihatkan untai modul LCD yang dihubungkan dengan mikrokontroler, di mana terdapat 16 terminal yang mempunyai fungsi masing-masing. Berikut adalah penjelasan dari tiap-tiap fungsi tersebut. 1.
DB4-DB7, merupakan penyemat untuk empat jalur data atas yang dapat digunakan untuk membaca data dari modul ke mikrokontroler atau menulis data dari mikrokontroler ke modul.
2.
DB0-DB3, merupakan penyemat untuk empat jalur data bawah yang dapat digunakan untuk membaca data dari modul ke mikrokontroler atau menulis data dari mikrokontroler ke modul, namun penyemat ini digunakan untuk data lebih dari 4 bit. Karena dalam sistem hanya dibutuhkan 4 bit saja mak jalur ini tidak digunakan. Penulis hanya menggunakan jalur data atas.
3.
E (Enable), merupakan penyemat untuk sinyal operasi awal yang mampu mengaktifkan data tulis atau baca.
4.
R/W (Read/Write), merupakan penyemat untuk sinyal pemilih baca atau tulis, yang mana apabila penyemat ini diberi logika 1, modul akan melakukan operasi baca, sebaliknya bila diberi logika 0 akan melakukan operasi tulis. Pada sistem ini, penyemat ini diberi nilai 0 atau ground dikarenakan LCD digunakan sebagai modul keluaran saja yang berarti hanya melakukan operasi baca saja.
5.
RS (Register Selection), merupakan penyemat untuk sinyal pemilih fungsi register yang apabila diberi logika 0, register berfungsi sebagai register instruksi untuk operasi tulis atau sebagai penanda sibuk, dan sebagai pencacah alamat untuk operasi baca. Apabila diberi logika 1, register berfungsi sebagai register data, baik untuk operasi tulis ataupun baca.
6.
VEE (VLC), merupakan penyemat untuk terminal catu daya untuk pengendalian tampilan LCD, yaitu mengatur contrast tampilan karakter pada layar.
7.
VCC, merupakan penyemat untuk catu daya 5 volt.
8.
VSS, merupakan penyemat grounding.
18
3.1.2.4 Modul Saklar Modul saklar pada sub bab ini adalah driver solenoid valve. Perancangan driver ini menggunakan transistor NPN dengan seri BD 139 sebagai pemicu relay. Pada perancangan driver ini juga menggunakan optocoupler 4n35 yang berfungsi memisahkan catu daya mikrokontroler dengan catu daya solenoid valve. Driver terdiri dari 5 driver yang digunakan untuk mengaktifkan ataupun menon-aktifkan solenoid valve yaitu 4 solenoid valve untuk 4 outlet dan 1 digunakan sebagai inlet untuk penampung pada alat ini dari penampung utama. Skematik driver solenoid valve ditunjukkan pada Gambar 3.8 + V2 12V
RLY1 12VSPDT
mikro
R1 330
U1 OPTOISO
BD 109 R2 4.7k
D1 DIODE
valve
Q2 2N2896
R3 1k
Gambar 3.10 Skema driver solenoid valve
Cara kerja dari driver tersebut adalah saat P1_7 dari mikrokontroler bernilai 1 atau HIGH maka led pada optocoupler 4n35 menyala dan sisi penerima optocoupler juga akan aktif atau arus mengalir dari VCC ke ground, sehingga pada kaki basis transistor akan terpicu tegangan sehingga transistor akan berada di kondisi jenuh atau saturasi dan relay akan aktif sehingga mengakibatkan solenoid valve akan aktif. Keadaan sebaliknya apabila P1_7 dari mikrokontroler bernilai 0 atau LOW maka led pada optocoupler tidak menyala dan sensor penerima tidak bekerja, sehingga transistor tidak terpicu dengan tegangan sehingga transitor berada di keadaan cutoff dan relay tidak aktif.
19
Agar transistor tersebut dapat bekerja sebagai saklar ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan, antara lain : 1. Menentukan Ic. Ic adalah arus beban yang mengalir dari kaki kolektor menuju emitor transistor. Arus beban tidak boleh lebih besar dari Ic maksimum yang dilewatkan oleh transistor. Arus beban saat saturasi dapat dicari dengan persamaan sebagai berikut : Ic(beban) < Ic(Max) β¦ syarat Ic(beban) =
πππ π
(πππππ¦ )
2. Menentukan hfe transistor Setelah arus beban yang akan dilewatkan pada transitor diketahui maka selanjutnya adalah menentukan transistor yang akan digunakan dengan syarat seperti di poin sebelumnya. 3. Menentukan Rb Setelah menentukan transistor yang akan digunakan maka langkah selanjutnya adalah menentukan hambatan pada basis (Rb). Besar Rb dapat dicari dengan menggunakan persamaan sebagai berikut: Ib =
πΌπ(πππππ )
Rb =
βππ ππ
π πΌπ
Pada untai driver solenoid valve juga terdapat diode yang berfungsi sebagai diode free wheel yang berguna membuang arus dari tegangan induksi yang terjadi pada saat peralihan kondisi dari ON ke OFF. Ketika terjadi kondisi seperti ini kumparan yang terdapat pada relay masih menyimpan arus sesaat yang besar. Hal ini sesuai dengan sifat dari kumparan yang tidak dapat membuat arus menjadi 0 dengan seketika. Apabila muatan ini tidak dibuang, maka tegangan pada kaki kolektor bisa terlalu besar dan mendapatkan arus yang besar sehingga ini dapat merusak transistor yang digunakan.
20
Relay yang digunakan adalah relay 24 volt yang mempunyai hambatan dalam sebesar 400 ohm, relay akan diberi tegangan 12 volt sehingga dapat didapatkan arus pada kaki kolektor dengan perhitungan sebagai berikut. Ic =
πππ βπππ (π ππ‘π’πππ π ) π
πππππ¦
=
12 0,5 400
= 28,8 mAβ¦β¦β¦β¦β¦β¦. (3.1)
Ic maksimum berdasarkan datasheet dari BD139 adalah 1A, maka berdasarkan perhitungan pada Persamaan 3.1, Ic masih berada dibawah Ic maksimum sehingga sudah memenuhi syarat pertama yaitu Ic beban harus lebih kecil dari Ic maksimum. Transistor yang digunakan mempunyai hfe sebesar 40-250, sehingga arus yang mengalir pada kaki basis dapat dicari dengan menggunakan hfe terkecil. Ib =
πΌπ βππ
=
28,8ππ΄ 40
= 0,72 mAβ¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦.(3.2)
V5 12v +V
mikro
R9 330
U2 OPTOISO
OUT R4 1k
Gambar 3.11 Skema Optocoupler Dengan skema seperti Gambar 3.11, photo transistor dapat memberikan logika HIGH pada saat led optocoupler menyala sehingga dikarenakan photo transistor berada di keadaan saturasi. Nilai konduktifitas pada kolektor β emitor akan naik sehingga Vout mendapatkan sumber tegangan dari Vcc melalui kaki emitor, jadi Vout akan bernilai HIGHβVCC dan sebaliknya pada saat led tidak aktif maka photo transistor tidak aktif atau OFF dan Vout dihubungkan ke ground melalui R2 sehingga nilainya adalah LOW.
21
Dari
hasil
pengukuran
tegangan
output
dari
optocoupler
yang
menggunakan 12 Volt dan resistor pada optocoupler sebesar 1k ohm adalah 5,6 Volt maka Rb dapat dicari dengan menggunakan rumus dibawah ini. Rb=
ππππ‘ππππ’ππππ βπππ ππ
=
5,6β1 0,72ππ΄
= 6,388 kΞ© β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦.(3.3)
Dengan perhitungan dengan Persamaan 3.3, ditunjukkan bahwa Rb maksimal adalah 6,388kβ¦. Dan resistor yang dipasang pada modul ini adalah 4.7 kΞ©.
3.1.2.5 Solenoid valve Valve berfungsi sebagai keran untuk membuka dan menutup saluran keluaran cairan yang akan diisikan ke dalam botol. Valve mempunyai sistem kerja ON untuk membuka dan OFF untuk menutup. Valve mempunyai tegangan kerja antara 6V sampai 12V. Pada skripsi ini, valve diberi tegangan kerja 12V, untuk 12V arus yang dikonsumsi oleh valve ini untuk berada di keadaan ON adalah 320 mA [3]. Namun pada saat dilakukan pengukuran, setiap valve mengonsumsi arus sebesar 43 mA. Gambar 3.11 menunjukkan wujud fisik dari solenoid valve yang digunakan.
Gambar 3.12 Solenoid valve yang digunakan
3.1.2.6 Flow sensor Flow sensor atau sensor aliran fluida digunakan untuk mengukur besarnya volume air yang mengalir melalui suatu penampang misalnya pipa peralon, selang dan sebagainya. Body dari flow sensor ini terbuat dari bahan plastik yang di
22
dalamnya terdapat turbin dan sensor hall-effect. Cara kerja sensor ini yaitu saat air mengalir melewati sensor ini maka turbin di dalamnya akan berputar. Setiap turbin berputar maka sensor magnetik di dalamnya akan mengeluarkan pulsa sebesar VCC yang digunakan. Tegangan kerja sensor ini antara 5V sampai 24V [4]. Pada alat ini sensor flow diletakkan di antara outlet dari penampung dan solenoid valve yang dihubungkan dengan selang dari outlet dan sambungan pipa PVC untuk solenoid valve. Wujud fisik dari flow sensor yang digunakan ditunjukkan pada Gambar 3.13.
Gambar 3.13 (a) Wujud Fisik Flow sensor (b) Konfigurasi
3.1.2.7 Sensor Keberadaan Botol Sensor keberadaan botol ini menggunakan fotodioda. Fotodioda adalah komponen elektronik yang akan mengalirkan arus dari anoda ke katoda pada saat terkena cahaya pada intensitas tertentu. Dengan rangkaian seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3.12. Apabila fotodioda yang diberi lampu laser tidak terhalang maka keluaran akan bernilai LOW dan sebaliknya apabila terhalang akan bernilai HIGH. Nilai dari sensor keberadaan botol di masing-masing outlet akan diterjemahkan oleh mikrokontroler untuk melanjutkan proses pengisian ke dalam botol. Gambar 3.14 adalah rangkaian fotodioda yang digunakan.
23
V4 5V +V
R8 1k
mikro D2
Gambar 3.14 Rangkaian Fotodioda.
3.1.2.8 Sensor Ketinggian Level Cairan Sensor ketinggian level cairan ini digunakan untuk mengetahui jumlah cairan yang terdapat dalam tangki penampung yang nantinya dapat digunakan sebagai informasi yang diterima oleh mikrokontroler untuk mengontrol solenoid valve pengisi tangki penampung. Apabila tangki penampung sudah dianggap penuh sesuai dengan level yang ditentukan , maka solenoid valve pengisi tangki akan menutup. Solenoid valve pengisi tangki akan membuka kembali apabila ketinggian level cairan sudah sampai di ketinggian batas tengah. Pada saat keadaan cairan berada di level bawah maka asumsinya adalah tangki penampung belum mendapatkan cairan yang cukup untuk mengisi ke dalam botol, sehingga valve untuk pengisian ke dalam botol akan ditutup. Pengisian botol akan dilanjutkan apabila level cairan kembali pada level atas dan valve pengisi tangki akan menutup. Sensor ketinggian level cairan ini dibuat dengan menggunakan saklar transistor seperti yang digambarkan pada Gambar 3.15
24
V1 5V +V
R2 560
mikro
R6 330
R3 560
bawah
tengah
R1 560
mikro
R5 330
atas
mikro
R4 330
Gambar 3.15 Skema Sensor Ketinggian Level Cairan dengan menggunakan Transistor sebagai Saklar. Cara kerja rangkaian di atas adalah dengan memasukkan 4 kawat kuningan ke dalam tampungan, satu di antaranya dialiri tegangan 5V dan 3 (tiga) kawat kuningan yang lain akan terhubung ke basis masing-masing transistor. Cairan pupuk yang akan ditampung dapat menghantarkan listrik sehingga apabila kawat kuningan yang terhubung pada basis transistor masuk ke dalam cairan, maka kaki basis akan mendapatkan tegangan yang akan menyebabkan transistor berada di keadaan saturasi. Hal ini menyebabkan tegangan keluaran dari kaki kolektor transistor yang masuk ke dalam mikrokontroler akan bernilai LOW dan apabila tidak masuk dalam cairan maka nilai keluaran dari kaki kolektor transistor yang masuk ke dalam mikrokontroler akan bernilai HIGH. Dengan logika seperti yang dijelaskan sebelumnya maka rangkaian adalah rangkaian active low. Data masukan dari ketiga kaki kolektor dari ketiga transistor inilah yang digunakan penulis untuk mengetahui level air yang berada di dalam penampungan. Gambar
25
3.16 ini menunjukkan bagaimana pemasangan keempat kawat kuningan di dalam penampungan.
Gambar 3.16 Pemasangan kawat kuningan pada penampungan
Penjelasan dari gambar tersebut adalah sebagai berikut : 1. Tegangan 5 V. 2. Kawat kuningan yang terhubung pada basis transistor batas bawah. 3. Kawat kuningan yang terhubung pada basis transistor batas tengah. 4. Kawat kuningan yang terhubung pada basis transistor batas atas.
26
3.1.2.9 Catu Daya 5V
Alat ini mempunyai 2 buah catu daya, yaitu catu daya 5V dan 12V. Catu daya 5V dibutuhkan untuk mencatu beberapa komponen meliputi mikrokontroler, flow sensor, laser dan fotodioda pada sensor keberadaan botol, LCD keypad, dan optocoupler pada driver solenoid valve. Sedangkan catu 12V dibutuhkan untuk mencatu 5 buah solenoid valve yang digunakan. Sumber catu daya 5V berasal dari travo 3A yang mempunyai tegangan 12V AC, dan disearahkan dengan diode half bridge. Untuk mencatu tegangan 5V digunakan IC regulator 7805, skema dapat dilihat pada Gambar 3.17. Q1 mj2955
T1
220 VAC
D1 DIODE
R1 1
D2 DIODE C3 4700uF
R2 10
U1 7805 IN
C1 470uF
OUT
COM
Gambar 3.17 Skema Power Supply 5V.
OUT 5V C2 470uF
27
3.2
Perancangan Perangkat Lunak Dibawah ini adalah diagram alir yang terdapat pada sistem alat
keseluruhan.
PROSES PENGISIAN
STOP ?
return
TIDAK
TIDAK Apakah ada botol? YA
Apakah sudah pernah mengisi?
SET FLAG BELUM MENGISI
SUDAH
SUDAH
BELUM
FLAG PERNAH KOSONG =1 / 0 ?
Apakah botol sudah diambil?
1 A
SET FLAG SUDAH MENGISI
0 TIDAK
VALVE PENAMPUNGAN HIDUP
BELUM
Periksa level air bawah VALVE TUTUP ADA
YA TIDAK
Set FLAG PERNAH KOSONG = 1
Periksa level air tengah
VALVE PENAMPUNGAN HIDUP
PulseFlow = TAKARAN?
ADA
ADA Periksa level air atas
A
VALVE PENAMPUNGAN MATI FLAG PERNAH KOSONG = 0
TIDAK
1
FLAG PERNAH KOSONG =1 / 0 ?
0
VALVE BUKA
Gambar 3.18 Diagram Alir Perangkat Lunak dan Diagram Alir Fungsi Proses Pengisian
TIDAK
28
Gambar 3.19 Diagram Alir Fungsi Input Takaran
29
3.2.1
Penjelasan Diagram Alir 1. Pada saat sistem diaktifkan, maka mikrokontroler akan melakukan inisialisasi terlebih dahulu dan dilanjutkan dengan menampilkan menu untuk memasukkan jumlah takaran pada LCD karakter 20x4 yang digunakan. 2. Setelah memasukan jumlah takaran yang diinginkan oleh pengguna, sistem akan meminta konfirmasi dari pengguna. 3. Apabila input yang dimasukan sudah benar atau sesuai dengan sistem, maka secara otomatis sistem akan mengaktifkan semua sensor yang digunakan sehingga alat siap untuk beroperasi. 4. Sensor keberadaan botol akan mendeteksi keberadaan botol, apabila ada botol maka akan dilakukan pemeriksaan selanjutnya, apabila belum terdapat botol maka sensor keberadaan botol akan menunggu masukan yaitu botol yang digunakan pada UD. Mitra Tani. 5. Sistem akan memeriksa apakah sistem sudah pernah mengisi di slot tertentu, apabila sudah pernah maka botol harus diambil. Perubahan nilai pada sensor keberadaan botol dari ada botol menjadi tidak ada botol akan mengatur flag menjadi belum pernah mengisi. Sedangkan sebaliknya apabila hasil dari pemeriksaan tahap ini menunjukkan bahwa belum pernah
mengisi, sistem akan
melanjutkan ke
pemeriksaan selanjutnya. 6. Pemeriksaan selanjutnya adalah pemeriksaan pada level air di dalam penampungan cairan. Pemeriksaan ini akan digunakan untuk memberikan instruksi pada keempat valve yang berfungsi sebagai outlet dan satu valve sebagai inlet untuk penampungan. Outlet bisa terbuka apabila level air lebih tinggi dari level bawah. Dan inlet akan terbuka apabila level air lebih rendah dari batas tengah 7. Tahap selanjutnya adalah dengan terbukanya valve outlet maka sistem akan memeriksa debit air yang dilewati oleh flow sensor. Apabila sudah sesuai takaran maka maka sistem mengatur flag sudah pernah mengisi.
30
8. Apabila teradapat keadaan dimana sedang melakukan pengisian dan level air berada di bawah level paling rendah maka pengisian akan dihentikan hingga level air berada di level paling tinggi dan pengisian akan dilanjutkan.