BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat peneliti tarik dari skripsi yang berjudul “Peran Islam Ahlu’s-Sunnah wal-Jama>’ah (Sunni) dalam Bidang Kebudayaan di Yerusalem pada Masa Dinasti Umayyah (660-750 M)” yaitu Islam Sunni di Yerusalem terpecah menjadi beberapa sekte setelah Nabi Muhammad SAW wafat. Sekte-sekte tersebut antara lain Ahlus-Sunnah wal-Jama>’ah (Sunni), Syiah, Khawarij, dan Mu‟tazilah. Beberapa sekte Islam tersebut masih terpecah lagi menjadi beberapa golongan, antara lain: a). Syiah yang terpecah menjadi golongan: Zaidiyyah, Itsna „asyariyyah, Ismailiyyah, b). Khawarij yang terpecah menjadi golongan : Azariqah, Najdad, „Adzariyah, Ibadhiyyah, „afaridah, Syafariyyah, c). Mu‟tazilah . Islam Sunni atau Ahlu’s-Sunnah wal-Jama>’ah adalah presentase terbesar dari masyarakat Muslim di Yerusalem. Nama Sunni diambil dari kata Sunnah, yang artinya “jalan”, yang mengacu pada jalan yang selalu diserukan oleh Nabi Muhammad yang secara jelas kelihatan pada kata-kata dan perbuatannya. Bagi Islam Sunni, Alquran adalah fundamental dan Sunah adalah penjelasan pertama yang terpercaya mengenai Kitab Suci. Peran Islam Ahlu’s-Sunnah wal-Jama>’ah (Sunni) di Yerusalem pada masa Dinasti Umayyah (660-750 M) dalam bidang kebudayaan antara lain membangun Masjid Al-Aqsha (al-chara>m a’sy-syari>f) yang di dalamnya terdapat banyak masjid diantaranya adalah Masjid Qubbatu‟sh-Shakhrah
81
82
(Kubah Batu), Masjid Al-Qibli, Masjid Al-Aqsha Al-Qadi>m, dan Musala AlMarwan. Masjid di Yerusalem menggunakan seni arsitektur awal Islam, ada juga yang yang menggunakan seni arsitektur Byzantium karena adanya kebudayaan Byzantium yang masuk ke Yerusalem. Hal itu mengakibatkan seni pembangunan masjid terutama bagian kubah masjid meniru seni arsitektur Byzantium. Selain itu, penemuan baru dalam bidang ilmu pengetahuan khususnya ilmu agama Islam juga sangat berkembang pesat pada masa Dinasti Umayyah. Sistem pendidikan di Yerusalem sangat tertata, dimulai dari tingkat kutta>b, halaqah, kemudian tingkat madra>sah yang melahirkan ulama-ulama besar salah satunya seperti Abdu’r-Rahman alAuza>’i. Hal tersebut mengakibatkan terjadinya perubahan sosial di Yerusalem sampai akhirnya menjadikan keruntuhan Dinasti Umayyah itu sendiri. B. Saran Pembuatan skripsi yang berjudul “Peran Islam Ahlu’s-Sunnah wal-
Jama>’ah (Sunni) dalam Bidang Kebudayaan di Yerusalem pada Masa Dinasti Umayyah (660-750 M)” masih belum sempurna, oleh karena itu peneliti selalu mengharapkan saran dan kritik dari pembaca untuk kelancaran penelitian yang selanjutnya utamanya mengenai Yerusalem. Peneliti mengharapkan supaya penelitian yang selanjutnya mengenai peran Islam di Yerusalem tidak hanya terbatas pada masa Dinasti Umayyah, akan tetapi dapat di teliti pada masa selanjutnya setelah Dinasti Umayyah.
83
DAFTAR PUSTAKA Abdul Lathif Abdussyafi. 2014. Bangkit dan Runtuhnya Khilafah Bani Umayyah. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar Abu Munshar Maher Y. 200. Islamic Yerusalem and Its Christians. London: Tauris Academic Studies Al-Azizi Abdal Syukur diterjemahkan oleh Luthfi Anshari. 2014. Kitab Sejarah Peradaban Islam. Jogjakarta: IRCiSoD Ali dkk. 1995. Studi Sejarah Islam Indonesia: Binacipta Antonio Muhammad. 2012. Ensiklopedia Peradaban Islam Yerusalem. Jakarta: Tazkia Publising Al-Kabir Abdullah dkk. 1355 H. Lisanul Arab. Kairo: Dar Al-Ma‟arif Armstrong Karen. 2001. Terjemahan: Islam Sejarah Singkat. Yogyakarta: Jendela Astrid S. 1983. Pengantar Sosiologi dan Perubahan Sosial. IKAPI: Binacipta Atjeh Aboebakar. 1972. Sji’ah Rasionalisme dalam Islam. Semarang: CV Ramadhani Caroline, Chapman dkk. Ensiklopedia Seni dan Arsitektur Islam. Diterjemahkan oleh Azyumardi Azra. Jakarta: Erlangga Endraswara Suwardi. 2006. Metode Penelitian Kebudayaan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press Fatmawati Firdaus. 2011. Arti Penting Yerusalem dalam Konflik Arab-Israel. Skripsi S. Makassar: Universitas Hasanudin Glasse, Cyril. 2002. Ensiklopedia Islam (ringkas). Diterjemahkan oleh Ghufron A. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Ishomuddin. 2002. Pengantar Sosiologi Agama. Jakarta: Ghalia Indonesia James Parker. 2007. Sejarah Palestina. Terjemahan oleh Jimmi Firdaus. Yogyakarta: Sketsa K.Ali. 2003. Sejarah Islam. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Kahmad Dadang. 2000. Sosiologi Agama. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Keene Michael. 2006. Agama-Agama Dunia. Yogyakarta:Kanisius K.Hitti, Philip. 2002. Terjemah: History of the Arabs. Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta Kuncahyono Trias. 2011. Yerusalem 33. Jakarta: PT Gramedia
83
84
Kuncahyono Trias. 2014. Yerusalem Kesucian, Konflik, dan Pengadilan Akhir. Jakarta: PT. Gramedia Leon Sachar Abram. 1967. A History of the Jaws. New York: Brandeis University. Montefiore Simon Sebag. 2014. Yerusalem the Biography. Tangerang Selatan: PT. Pustaka Alvabet Muhibbuddin.2014. Keajaiban Yerusalem Kota Suci para Nabi dan AgamaAgama Samawi yang Menyimpan Berjuta Tragedi. Yogyakarta: Araska Priyatna Haris. 2008. Kebiadaban Zionisme Israel Kesaksian Orang-Orang Yahudi. Bandung: Mizan Ratna Nyoman. 2010. Metodologi Penelitian Kajian Budaya dan Ilmu-Ilmu Sosial Humaniora pada Umumnya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Raana Bokhari dkk.2004. Ensiklopedia Islam. Jakarta: Erlangga Rosyid Muh. 2008. Samin Kudus Bersahaja di Tengah Asketisme Lokal. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Sudrajat Ajat. 2010. Yerusalem: Kota Dalam Sengketa. Skripsi S1. Yogyakarta: Program Sarjana Universitas Negeri Yogyakarta Subana, Sudrajat. 2001. Dasar-Dasar Penelitian Ilmiah. Bandung: Pustaka Setia Su‟ud Abu. 2003. Islamologi Sejarah, Ajaran, dan Peranannya dalam Peradaban Umat Manusia. Jakarta: PT Rineka Cipta Syalabi. 2003. Sejarah Kebudayaan Islam 2. Jakarta: Radar Jaya Offset Tim ASPAC for Palestine. 2014. Ensiklopedia Mini Masjid al-Aqsha. Jakarta: ASPAC For Palestine Tijani Muh. 2007. Al Syiah Hum Ahlu Sunah Syiah Sebenar-benarnya Ahlu Sunah Nabi (Saw). Jakarta: El Faraj Publising Wahid Abdul. 2013. Misteri 3 Kota Suci. Jogjakarta: Safirah Yahya Harun. 2005. Palestina 2 Intifadhah dan Muslihat Israel. Bandung: Dzikra Zaidany Ali Hasan. 2012. Misteri 3 Masjid Paling Fenomenal. Jogjakarta: Najah
Referensi dari Internet: Http://filesti.wordpress.com/2009/07/16/yang-manakah-masjidil-Aqsa(diakses pada hari Kamis, 21 Mei 2015 pukul 10:32 WIB)
85
Http://Kisahmuslim.com/mengenal/masjidil/aqsa(diakses pada hari Kamis, 21 Mei2015 pukul 10:37 WIB) http://id.wikipedia.org/wiki/Masjid_Al-Aqsha (diakses pada hari Senin, 1 Juni 2015 pukul 12:30 WIB) http://www.aramcoworld.com/issue/200901/a.virtual.walking.tour.al-haram.al sharif.htm (diakses pada hari Senin, 1 Juni 2015 pukul 14:10 WIB) http://mengakubackpacker.blogspot.com/2013/04/divinely-designed-dome-kubahdalam.html (diakses pada hari Senin, 1 Juni 2015, pukul 16:00 WIB) www.youtube.com. Masjid al-Aqsha (diakses pada hari Selasa, 2 Juni 2015, pukul 13:00 WIB) http://honaalquds.net/ar/article/542/#VfDTAqBEFAH (diakses pada hari Rabu, 3 Juni 2015, pukul 14.00 WIB)
86
LAMPIRAN
86
87
Lampiran 1. Wilayah Kekuasaan Dinasti Umayyah
Gambar 12. Wilayah Kekuasaan Dinasti Umayyah Keterangan: a) Kekuasaan Dinasti Umayyah terbagi menjadi tujuh daerah administrasi antara lain: Persia (Irak), Arabia (Hijaz), Syria, Misr, Itriqiyyah, Magrib, dan Andalusia b) Yerusalem merupakan bagian dari wilayah Syria c) Masing-masing daerah administrasi mempunyai sistem pemerintahan sendiri yang diatur oleh wali wilayah (gubernur di masa sekarang), kemudian wali wilayah melaporkan hasil dari sistem pemerintahannya ke Khalifah Dinasti Umayyah yang ada di Damsyiq.
88
Lampiran 2. Gambar Pintu di Masjid Al-Aqsha
Gambar 13. Pintu Al-Ghawa>nimah
Gambar 14. Pintu Al-Magha>ribah
89
Gambar 15. Pintu Al-Mitha>rah
Gambar 16. Pintu Al-Asba>t
90
Gambar 17. Pintu As-Silsilah
Gambar 18. Pintu An-Na>zir
91
Gambar 19. Pintu Malik Faishal (Al-Ata>m)
Gambar 20. Pintu Al-Hadi>d
92
Gambar 21. Pintu Al-Munfarid
Gambar 22. Pintu Al-Hittah
93
Lampiran 3. Biografi Abdu’r-rahman al-Auza>’i Abdu’r-rahman al-Auza>’i Abu Amru Abdu‟r-Rahman bin Amru bin Muhammad al-Auza>’i adDimasyqi adalah ulama dari Syam yang kemudian berpindah ke ke Beirut sampai beliau wafat. Beliau mendapat julukan Syaikhul Islam. Beliau lahir tatkala sebagian para sahabat Nabi masih hidup. Al-Auza>’i merupakan nisbat kepada sebuah desa yang terkenal di kota Hamadan, Damsyiq yang bernama Al-Auza‟. Beliau lahir pada tahun 88 H, dan dikenal sebagai orang yang baik, dan memiliki banyak ilmu (bidang hadits maupun fikih). Guru dan murid Al-Auza>’i Beliau mengambil hadist dari Atha‟ bin Abi Rabah, Qasim bin Makhimarah, Syaddad bin Abu Ammar, Rabi‟ah bin Yazid, Az-Zuhri, Muhammad bin Ibrahim At-Taimi, Yahya bin Abi Katsir, dan sejumlah ulama besar dari kalangan tabiin lainnya. Diceritakan juga bahwa beliau sempat mengambil hadist dari Muhammad bin Sirin di waktu Muhammad bin Sirin sakit. Sementara, daftar para ulama yang menjadi murid beliau antara lain: Syu‟bah, Ibnu Mubarak, Walid bin Muslim, AlHaql bin Ziyad, Yahya bin Hamzah, Yahya Al-Qaththan, Muhammad bin Yusuf, Al-Faryabi, Abu Al-Mughirah, dan sejumlah ulama lainnya. Pujian-pujian untuk Al-Auza>’i Selama hidupnya, Imam Al-Auza>’i lebih banyak disibukkan dengan berdakwah dan mengajarkan ilmu. Abu Zur‟ah mengatakan, “Pekerjaan beliau adalah menulis dan membuat risalah. Risalah-risalah beliau sangat menyentuh.” Walid bin Mazid mengatakan, “Saya belum pernah melihat beliau tertawa terbahak-bahak. Apabila beliau menyampaikan kajian yang mengingatkan akhirat,
94
hampir tidak dijumpai hati yang tidak menangis.” Beliau juga mengatakan, “Saya belum pernah melihat orang yang lebih rajin beribadah melebihi Al-Auza>’i.” AlHaql mengatakan, “Al-Auza>’i telah menjawab dan menjelaskan 70.000 permasalahan.” Sementara, Al-Kharibi mengatakan, “Al-Auza>’i adalah manusia terbaik di zamannya. Beliau layak untuk mendapat jabatan khilafah.” Bisyr bin Mundzir mengatakan, “Saya melihat Al-Auza>’i seperti orang buta, karena khusyuknya.” Disebutkan bahwa beliau menghidupkan malamnya dengan salat dan membaca Alquran sambil menangis. Nasihat-nasihat Al-Auza>’i Ada beberapa nasihat yang pernah disampaikan Al-Auza>’i, di antaranya: 1.
Beliau pernah mengatakan kepada Walid bin Mazid, “Apabila Allah menghendaki keburukan untuk suatu kaum, Allah membuka pintu „suka berdebat‟ dan Allah sulitkan mereka untuk beramal.”
2.
Beliau juga menjelaskan akidah ahlu’s-sunnah, sebagaimana yang diceritakan oleh Muhammad bin Katsir Al-Mashishi, bahwa beliau mendengar Al-Auza>’i mengatakan, “Kami dan para tabiin, semuanya, berpendapat bahwa Allah berada di atas Arsy, dan kami beriman terhadap semua keterangan tentang Allah yang terdapat dalam sunah.”
3.
Beliau menasihatkan agar manusia senantiasa berpegang dengan sabda Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sebagaimana diriwayatkan Amir bin Yasaf, bahwa beliau mendengar Al-Auza>’i mengatakan, “Apabila kamu mendengar hadis dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, janganlah kamu mengambil pendapat orang lain, karena beliau adalah mubalig (penyampai berita) dari Allah.”
95
4.
Beliau juga menasihatkan, “Tidaklah seseorang berbuat bid’ah kecuali pasti akan dicabut sifat wara’-nya”.
5.
Dari Abu Ishaq Al-Fazari, bahwa Al-Auza>’i menasihatkan, “Ada lima hal yang dipegangi para sahabat dan tabiin: berpegang teguh dengan jamaah (pemerintah),
mengikuti
sunah,
memakmurkan
masjid
(rajin
shalat
berjamaah), membaca Alquran, dan berjihad.” Wafatnya Al-Auza>’i Beliau sangat dihormati oleh Khalifah Al-Manshur (Khalifah kedua pada masa Dinasti Abbasiyah). Khalifah sangat memerhatikan nasihat-nasihat AlAuza>’i. Sampai akhirnya, beliau pernah ditawari untuk menjadi hakim oleh Khalifah, namun beliau menolaknya. Di akhir hayatnya, beliau berangkat ke Beirut dan melaksanakan tugas ribath (menjaga daerah perbatasan) dan meninggal dunia di sana. Warisan yang beliau tinggalkan ketika beliau wafat hanya enam dinar, dan itu merupakan sisa dari sedekah yang dia berikan.
96
Lampiran 4. Pembagian Daerah Admisnistrasi pada Masa Dinasti Umayyah 1. Hijaz
Meliputi Madinah Al-Munawwarah, Makkah AlMukarramah, dan Thaif. Adapun wali/gubernurnya tinggal di Madinah
2. Yaman
Yaman berdiri sendiri dan merupakan daerah teritorial yang tidak menginduk dengan dipimpin seorang wali, namun kadang kala daerah ini diindukkan ke dalam wilayah administrasi Hijaz, di mana yang mengantur daerah ini adalah wali Hijaz
3. Irak
Batas teritorial wilayahnya meliputi keseluruhan negara Persia Kuno, ditambah daerah-daerah yang masuk wilayah Transoxiana dan Sindh. Terkadang, para penguasa Umayyah menjadikan Irak dan Al-Masyriq di bawah satu kekuasaan seorang wali (gubernur jenderal), yaitu wali Irak. Wali Irak tersebut juga membantu wali Khurasan. Namun terkadang wali Khurasan bertanggung jawab langsung terhadap khalifah.
4. Al-Jazirah Daerah wilayah ini meliputi Mosul, Armenia, dan Azerbaijan (Mesopotamia) 5. Syam
Daerah ini dibagi menjadi lima bagian daerah administratif dengan memisahkan Homsh dan Qinnasrin paa masa Dinasti Umayyah.
6. Mesir
Sampai akhir kekuasaan Abdul Aziz bin Marwan tahun 85 H, Afrika Utara masih masuk ke dalam wilayahnya. Namun setelah itu, Afrika Utara berdiri sendiri dan langsung di bawah kekuasaan sang khalifah
7. Andalusia
Daerah ini di bawah naungan wali Afrika Utara tetapi terkadang tunduk langsung di bawah naungan khalifah