BAB III OBJEK PENELITIAN DAN METODE PENELITIAN
3.1
Objek Penelitian Pengertian objek penelitian menurut Sugiyono (2009:13) adalah “sasaran
ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu tentang sesuatu hal objektif, valid, dan reliable tentang sesuatu hal (variabel tertentu)”. Objek penelitian yang dianalisis dalam penelitian ini adalah perbandingan pertumbuhan investasi sebelum dan sesudah penerapan flat rate terhadap penerimaan pajak penghasilan di Provinsi Banten. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah pertumbuhan investasi sebelum dan sesudah penerapan flat rate. Sedangkan variabel dependen yang diteliti adalah penerimaan pajak penghasilan sebelum dan sesudah penerapan flat rate.
3.2
Metode Penelitian
3.2.1
Desain Penelitian Berdasarkan rumusan masalah pada penelitian ini, penulis menggunakan
metode penelitian komparatif, menurut Nazir (2003: 54), yaitu sejenis penelitian deskriptif yang ingin mencari jawaban secara mendasar tentang sebab akibat dengan menganalisis faktor-faktor penyebab terjadinya ataupun munculnya suatu fenomena tertentu. Penelitian komparatif merupakan penelitian yang bersifat ex post facto, artinya data dikumpulkan setelah semua kejadian yang dikumpulkan Yeni Anggriani, 2013 Analisis Perbandingan Pertumbuhan Investasi Sebelum Dan Sesudah Penerapan Flat Rate Terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan (Studi Pada Wajib Pajak Badan Provinsi Banten) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
61
telah selesai berlangsung. Karena sifatnya ex post facto, maka penelitian tersebut tidak mempunyai kontrol terhadap variabel bebas. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan pertumbuhan investasi sebelum dan sesudah penerapan flat rate. Dalam penelitian ini, penulis juga ingin mengetahui adanya hubungan dari variabel bebas terhadap variabel terikat, yaitu pertumbuhan investasi dengan penerimaan pajak penghasilan, maka desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode asosiatif.
Menurut Sugiyono (2005: 11)
metode asosiatif adalah penelitian yang mencari hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya. Penelitian dilakukan dengan menggunakan analisis data sekunder, yaitu dengan mengolah data yang dikumpulkan dari Badan Pusat Statistik Provinsi Banten yang bersumber dari Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah (BKPMD) Provinsi Banten dan Kanwil Direktorat Jenderal Pajak Provinsi Banten, yaitu realisasi investasi dan realisasi penerimaan pajak penghasilan Badan sebelum dan sesudah penerapan flat rate yang selanjutnya dianalisis untuk kemudian diambil kesimpulan mengenai perbandingan pertumbuhan investasi sebelum dan sesudah penerapan flat rate terhadap penerimaan pajak penghasilan.
3.2.2 Definisi dan Operasionalisasi Variabel 3.2.2.1 Definisi Variabel Variabel penelitian pada dasarnya adalah suatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari, sehingga diperoleh informasi Yeni Anggriani, 2013 Analisis Perbandingan Pertumbuhan Investasi Sebelum Dan Sesudah Penerapan Flat Rate Terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan (Studi Pada Wajib Pajak Badan Provinsi Banten) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
62
tentang hal tersebut dan kemudian ditarik kesimpulan. Menurut Sugiyono dalam buku “Statistik Untuk Penelitian” (2002: 45) yaitu “Secara teoritis, variabel dapat didefinisikan sebagai atribut sebuah objek, mempunyai variasi antara satu objek dengan objek lainnya.” Sesuai dengan judul penelitian ini yaitu mengenai “Analisis Perbandingan Pertumbuhan Investasi Sebelum dan Sesudah Penerapan Flat Rate terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan di Provinsi Banten”. Pertumbuhan investasi dan penerimaan pajak penghasilan sebelum flat rate (tarif progresif) menggunakan tarif sebesar 10%, 15%, dan 30% sesuai dengan lapisan penghasilan kena pajaknya yang diterapkan sesuai dengan Undang-Undang No. 17 Tahun 2000 tentang Pajak Penghasilan. Sedangkan pertumbuhan investasi dan penerimaan pajak penghasilan sesudah flat rate (flat rate) menggunakan tarif sebesar 28% untuk tahun 2009 dan 25% untuk tahun 2010 sesuai dengan UndangUndang No. 36 Tahun 2008 pasal 17 Pajak Penghasilan Badan. Penelitian ini terdapat 2 variabel, yaitu: a. Variabel Independen (X) Variabel Independen (X) adalah variabel yang mempengaruhi variabel lainnya. Dalam kaitannya dengan masalah yang diteliti, dalam penelitian ini. Yang merupakan variabel independen, yaitu: Variabel : Pertumbuhan investasi Pertumbuhan investasi dilihat dari penanaman modal yang merupakan langkah
awal
kegiatan
pembangunan
ekonomi
yang
dapat
mempengaruhi tinggi rendahnya pembangunan ekonomi di wilayah tersebut. Pertumbuhan investasi dalam penelitian ini dibagi menjadi 2 Yeni Anggriani, 2013 Analisis Perbandingan Pertumbuhan Investasi Sebelum Dan Sesudah Penerapan Flat Rate Terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan (Studi Pada Wajib Pajak Badan Provinsi Banten) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
63
yaitu pertumbuhan investasi sebelum penerapan flat rate dan pertumbuhan investasi sesudah penerapan flat rate..
b. Variabel Dependen (Y) Variabel dependen (Y) adalah variabel yang dipengaruhi variabel lainnya. Dalam kaitannya dengan masalah yang diteliti. Variabel dependen juga disebut sebagai variabel akibat dari adanya variabel independen yang menjadi variabel ini, yaitu: Variabel Y: Penerimaan pajak penghasilan Penerimaan pajak penghasilan merupakan upaya untuk memasukkan uang ke kas negara melalui aturan yang telah ditetapkan dalam Undang-Undang perpajakan. Penerimaan pajak penghasilan dalam penelitian ini dibagi menjadi 2, yaitu penerimaan pajak penghasilan Badan sebelum penerapan flat rate
dan penerimaan pajak
penghasilan Badan sesudah penerapan flat rate.
3.2.2.2 Operasionalisasi Variabel Definisi operasional menurut Husein Umar (2002: 80) adalah “penentuan suatu construct sehingga ia menjadi variabel atau variabel-variabel yang dapat diukur.” Untuk memahami penggunaan variabel dalam penelitian ini, penulis memberikan batasan-batasan atas variabel yang diteliti dengan operasional sebagai berikut :
Yeni Anggriani, 2013 Analisis Perbandingan Pertumbuhan Investasi Sebelum Dan Sesudah Penerapan Flat Rate Terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan (Studi Pada Wajib Pajak Badan Provinsi Banten) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
64
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel Variabel
Indikator
Pertumbuhan
Pertumbuhan investasi
investasi sebelum
sebelum flat rate (tarif
flat rate (X)
Skala Rasio
progresif) dihitung dengan
(Boediono, 2008: 41) formula:
Dimana: = realisasi investasi padatahun t = realisasi investasi pada tahun sebelumnya
Pertumbuhan
Pertumbuhan investasi sesudah
Rasio
investasi sesudah flat flat rate ( flat rate) dihitung rate (X)
dengan formula:
(Boediono, 2008: 41)
Dimana: = realisasi investasi pada tahun t = realisasi investasi pada tahun sebelumnya
Yeni Anggriani, 2013 Analisis Perbandingan Pertumbuhan Investasi Sebelum Dan Sesudah Penerapan Flat Rate Terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan (Studi Pada Wajib Pajak Badan Provinsi Banten) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
65
Variabel
Indikator
Penerimaan PPh
Skala
Jumlah penerimaan pajak
Badan sebelum flat
Rasio
penghasilan Badan
rate (Y)
menggunakan tarif progresif.
(Thomas, 2012: 111) Penerimaan PPh
Jumlah penerimaan pajak
Badan sesudah flat
Rasio
penghasilan Badan
rate (Y)
menggunakan flat rate.
(Thomas, 2012: 111) Sumber: Data diolah
3.2.3 Populasi dan Sampel 3.2.3.1 Populasi Menurut Sugiyono (2009: 117), “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan
oleh
peneliti
untuk
dipelajari
dan
kemudian
ditarik
kesimpulannya”. Berdasarkan pengertian tersebut maka yang akan menjadi populasi pada penelitian ini adalah realisasi investasi Provinsi Banten dan realisasi penerimaan pajak penghasilan Badan Provinsi Banten.
3.2.3.2 Sampel Menurut Sugiyono (2009: 118), “sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi”. Teknik sampling dalam penelitian ini adalah metode purposive sampling. Pengertian purposive sampling menurut Yeni Anggriani, 2013 Analisis Perbandingan Pertumbuhan Investasi Sebelum Dan Sesudah Penerapan Flat Rate Terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan (Studi Pada Wajib Pajak Badan Provinsi Banten) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
66
Sugiyono (2009: 300) “adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu”. Sampel dalam penelitian ini adalah realisasi investasi Provinsi Banten dan realisasi penerimaan pajak penghasilan Badan Provinsi Banten periode tahun 2001-2008 dan 2009-2012. Alasan pemilihan sampel tersebut karena tarif progresif Undang-Undang No. 17 Tahun 2000 tentang Pajak Penghasilan diterapkan pada periode tahun 2001-2008, sedangkan flat rate 28% diterapkan mulai periode tahun 2009 dan flat rate 25% diterapkan mulai periode tahun 20102012. Jadi sampel yang digunakan berjumlah 7 tahun sebelum penerapan flat rate (tarif progresif), dan 3 tahun sesudah penerapan flat rate.
3.2.4
Jenis dan Sumber Data
3.2.4.1 Jenis Data Jenis data dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yang merupakan data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang yang melakukan penelitian dari sumber-sumber yang telah ada (Sugiyono, 2009: 19). Data yang dihasilkan dari penelitian ini berupa data kuantitatif. Data kuantitatif adalah data yang disajikan dalam bentuk angka. Sifat data ini adalah data deret waktu (time series) yaitu dari tahun 2001-2012.
3.2.4.2 Sumber Data Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa realisasi investasi Provinsi Banten dan realisasi penerimaan pajak penghasilan Badan Yeni Anggriani, 2013 Analisis Perbandingan Pertumbuhan Investasi Sebelum Dan Sesudah Penerapan Flat Rate Terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan (Studi Pada Wajib Pajak Badan Provinsi Banten) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
67
Provinsi Banten yang diperoleh langsung dari Badan Pusat Statistik Provinsi Banten.
3.2.5
Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data mengacu pada bagaimana cara mendapatkan
data yang diperlukan dalam penelitian. Untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa teknik pengumpulan data yaitu sebagai berikut: 1. Penelitian lapangan (field research) Penelitian lapangan dilakukan dengan maksud untuk memperoleh data-data yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Penelitian lapangan dilakukan dengan cara peninjauan langsung pada Badan Koordinasi dan Penanaman Modal Daerah (BKPMD) Provinsi Banten dan Kanwil Direktorat Jenderal Pajak Provinsi Banten yang menjadi obyek penelitian serta Badan Pusat Statistik Provinsi Banten, memperoleh data-data sekunder terkait penelitian ini. 2. Penelitian kepustakaan (library research) Penelitian kepustakaan dilakukan dengan maksud untuk mengumpulkan informasi dari berbagai sumber tertulis. Data yang diperoleh merupakan data sekunder yang dapat mendukung penelitian ini, yaitu dengan membaca dan mempelajari buku-buku (literatur), ataupun sumber lainnya yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan.
Yeni Anggriani, 2013 Analisis Perbandingan Pertumbuhan Investasi Sebelum Dan Sesudah Penerapan Flat Rate Terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan (Studi Pada Wajib Pajak Badan Provinsi Banten) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
68
3.2.6
Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis Sebelum diambil keputusan apakah menerima tau menolak hipotesis yang
dilakukan, maka diformulasikan terlebih dahulu hipotesis nol dan hipotesis alternatif dengan tujuan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan antara dua variabel serta ada tidaknya hubungan positif antara dua variabel. Adapun masingmasing hipotesis tersebut adalah:
Hipotesis Satu: = Pertumbuhan investasi sebelum dan sesudah penerapan flat rate tidak memiliki perbedaan. = Pertumbuhan investasi sebelum dan sesudah penerapan flat rate memiliki perbedaan.
Hipotesis Dua: = Pertumbuhan investasi tidak memiliki hubungan positif lemah dengan penerimaan pajak penghasilan pada periode sebelum penerapan flat rate. = Pertumbuhan investasi memiliki hubungan positif lemah dengan penerimaan pajak penghasilan pada periode sebelum penerapan flat rate.
Hipotesis Tiga: = Pertumbuhan investasi tidak memiliki hubungan positif kuat dengan penerimaan pajak penghasilan pada periode sesudah penerapan flat rate.
Yeni Anggriani, 2013 Analisis Perbandingan Pertumbuhan Investasi Sebelum Dan Sesudah Penerapan Flat Rate Terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan (Studi Pada Wajib Pajak Badan Provinsi Banten) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
69
= Pertumbuhan investasi
memiliki hubungan
positif
kuat
dengan
penerimaan pajak penghasilan pada periode sesudah penerapan flat rate.
3.2.6.1 Uji Hipotesis Komparatif Untuk hipotesis satu, pengujian hipotesis yang digunakan adalah pengujian hipotesis komparatif dengan menggunakan t-test. Menurut Sugiyono (2009: 119), “Statistik Parametris yang digunakan untuk menguji hipotesis komparatif rata-rata dua sampel bila datanya berbentuk interval atau rasio adalah menggunakan t-test”. Pengujian ini dilakukan untuk menguji parameter khusus dari populasi yang berbentuk perbandingan atau untuk menguji kemampuan generalisasi (signifikansi hasil penelitian) yang berupa perbandingan keadaan variabel dari dua sampel atau lebih. Statistik parametris digunakan dengan asumsi bahwa setiap variabel yang dinalisis membentuk distribusi normal. Adapun pengujian normalitas data dilakukan dengan menggunakan uji One Sample KolmogrofSmirnov, dengan melihat hasil dari nilai signifikansi uji tersebut. Jika nilai signifikansi > 0,05 maka data berdistribusi normal, namun jika nilai signifikansi < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal (Duwi Prayitno, 2009: 189). Asumsi lain dalam t-test ini adalah data harus diuji homogenitasnya terlebih dahulu. Pengujian terhadap homogenitas data juga dilakukan dengan menggunakan Levene Statistic, dengan membandingkan nilai Sig dengan α = 5%. Dasar penarikan kesimpulan adalah data dikatakan homogen apabila nilai Sig > 0,05 (Purbayu: 2005: 73). Yeni Anggriani, 2013 Analisis Perbandingan Pertumbuhan Investasi Sebelum Dan Sesudah Penerapan Flat Rate Terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan (Studi Pada Wajib Pajak Badan Provinsi Banten) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
70
Rancangan Pengujian Hipotesis Komparatif Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Suharsimi Arikunto, 2006: 71). Sebelum diambil keputusan apakah menerima atau menolak hipotesis dilakukan, maka diformulasikan terlebih dahulu hipotesis nol dan hipotesis alternatif dengan tujuan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan antara dua variabel. Hipotesis nol (Ho) yaitu hipotesis yang menjelaskan tentang tidak adanya perbedaan antara kedua variabel, sedangkan hipotesis alternatif (Ha) merupakan hipotesis standar. Untuk t-test, terdapat beberapa rumus t-test yang digunakan dalam pengujian hipotesis, dan berikut ini pedoman penggunaannya menurut Sugiyono (2012: 293): a). Bila jumlah anggota sampel
=
, dan varian homogen
maka dapat digunakan rumus t-test baik untuk separated, maupun bentuk pooled varians. Untuk melihat harga t-tabel digunakan dk =
+
- 2. b). Bila
≠
, varians homogen
dapat digunakan rumus t-test
dengan pooled varians. Derajat kebebasannya (dk) = c). Bila
=
, varians tidak homogen
separated dan pooled varians, dengan dk = bukan
+
+
– 2.
dapat digunakan rumus – 1 atau
– 1. Jadi dk
– 2.
Yeni Anggriani, 2013 Analisis Perbandingan Pertumbuhan Investasi Sebelum Dan Sesudah Penerapan Flat Rate Terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan (Studi Pada Wajib Pajak Badan Provinsi Banten) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
71
d). Bila
≠
dan varians tidak homogen
. Untuk ini digunakan
t-test dengan separated varians. Harga t sebagai pengganti t- tabel dihitung dari selisih harga t-tabel dengan dk (
– 1) dan dk (
– 1)
dibagi dua, dan kemudian ditambahkan dengan harga t yang terkecil. e). Bila sampel berkorelasi/berpasangan misalnya membandingkan sebelum dan sesudah treatment atau perlakuan, atau membandingkan kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen, maka digunakan t-test sampel related.
Rumus-rumus Uji t (t-test): Separated Varians √
PooledVarians √
Rumus untuk sampel berpasangan/related √
√
√
Keterangan: t = Rata-rata besarnya pertumbuhan investasi sebelum dan sesudah flat rate = Rata-rata besarnya pertumbuhan investasi sebelum flat rate = Rata-rata besarnya pertumbuhan investasi sesudah flat rate = Simpangan baku berdasarkan hasil pertumbuhan investasi sebelum flat rate Yeni Anggriani, 2013 Analisis Perbandingan Pertumbuhan Investasi Sebelum Dan Sesudah Penerapan Flat Rate Terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan (Studi Pada Wajib Pajak Badan Provinsi Banten) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
72
= Simpangan baku berdasarkan hasil pertumbuhan investasi sesudah flat rate = Jumlah sampel sebelum flat rate = Jumlah sampel sesudah flat rate (Sugiyono, 2012: 264)
Kesimpulan: a. Jika t - α < t hitung < t
, maka Ho diterima, yang berarti hipotesis
penelitian ditolak b. Jika t - α < t hitung atau t hitung > t
α, maka Ho ditolak, yang berarti
hipotesis penelitian diterima
3.2.6.2 Uji Hipotesis Asosiatif Untuk hipotesis dua dan tiga menggunakan uji hipotesis asosiatif. Uji hipotesis asosiatif digunakan untuk menguji apakah terdapat hubungan antara pertumbuhan investasi dengan penerimaan pajak penghasilan baik sebelum maupun sesudah penerapan flat rate. Karena keterbatasan jumlah sampel, maka digunakan analisis korelasi Spearman Rank untuk menghitung derajat koefisien korelasinya.
Analisis Korelasi Spearman Rank Untuk mengetahui hubungan antara pertumbuhan investasi dengan penerimaan pajak penghasilan, maka akan dilakukan pengujian dengan menggunakan analisis statistik korelasi Spearman Rank. Korelasi Spearman Rank Yeni Anggriani, 2013 Analisis Perbandingan Pertumbuhan Investasi Sebelum Dan Sesudah Penerapan Flat Rate Terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan (Studi Pada Wajib Pajak Badan Provinsi Banten) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
73
digunakan untuk mencari hubungan atau untuk menguji signifikansi hipotesis asosiatif bila masing-masing variabel yang dihubungkan berbentuk ordinal, dan sumber data antar variabel tidak harus sama (Sugiyono, 2007: 106). Karena korelasi Spearman Rank bekerja dengan data ordinal, maka data yang merupakan data rasio harus diubah terlebih dahulu menjadi data ordinal dalam bentuk rangking (Sugiyono, 2007: 157). Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa korelasi ini dapat digunakan untuk mengetahui derajat koefisien korelasi antara variabel X dengan variabel Y, di mana derajat koefisien korelasi tersebut dinyatakan dengan rumus ρ yang dinamakan koefisien korelasi Spearman Rank.
Adapun rumus yang digunakan dalam perhitungan koefisien korelasi Spearman Rank adalah sebagai berikut:
(Sugiyono, 2007: 107)
Apabila di dalam data yang diperoleh dari hasil penelitian terdapa nilai yang sama, baik variabel X maupun Y, maka rumus yang digunakan adalah rumus yang telah termodifikasi sebagai berikut: √
Di mana: = = R(Xi) – R(Yi) Yeni Anggriani, 2013 Analisis Perbandingan Pertumbuhan Investasi Sebelum Dan Sesudah Penerapan Flat Rate Terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan (Studi Pada Wajib Pajak Badan Provinsi Banten) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
74
Keterangan: t
= Banyaknya observasi yang berangka sama pada suatu rangking tertentu
T
= Faktor korelasi
R(Xi) = Rank pada data X R(Yi) = Rank pada data Y (Husein Umar: 2002: 254)
Jika koefisien korelasi mendekati nilai 1 atau -1 menunjukkan hubungan yang semakin kuat. Sedangkan apabila mendekati nilai nol, maka menunjukkan hubungan yang lemah. Tanda positif dan negatif menunjukkan hubungan dua variabel apakah positif dan negatif. Untuk dapat memberikan penafsiran terhadap koefisien korelasi yang ditemukan tersebut besar atau kecil, maka dapat berpedoman pada ketentuan yang tertera pada tabel sebagai berikut: Tabel 3.2 Pedoman untuk memberikan Interpretasi terhadap Koefisien Korelasi Interval Koefisien
Koefisien korelasi
Tingkat Hubungan
0,00- 0,199
+ dan -
Sangat Lemah
0,20- 0,399
+ dan -
Lemah
0,40- 0,599
+ dan -
Sedang
0,60- 0,799
+ dan -
Kuat
0,80- 1,000
+ dan -
Sangat Kuat
Sumber: Sugiyono (2007: 231) Yeni Anggriani, 2013 Analisis Perbandingan Pertumbuhan Investasi Sebelum Dan Sesudah Penerapan Flat Rate Terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan (Studi Pada Wajib Pajak Badan Provinsi Banten) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu