BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan mengetahui parameter sistem seperti langkah – langkah pengumpulan pergerakan penumpang dan konfigurasi sistem pada perangkat access point tersebut. Jadi dari langkah – langkah tersebut dapat diketahui hasil sinyal Wi-Fi. 3.1.1 Parameter Penelitian Berikut ini penjabaran beberapa parameter yang digunakan sebagai acuan melakukan tambahan perangkat access point : 1. Pergerakan penumpang Terminal 3 Perbandingan penumpang Terminal 3 dari tahun 2009 – 2014 mengalami peningkatan yang signifikan. Dapat dilihat dari Gambar 3.1 dibawah ini :
Gambar 3.1 Grafik pergerakan penumpang di Terminal 3 sumber : unit Operation Services PT Angkasa Pura II
19
Catatan : a. Tahun 2009 telah didirikan Terminal 3 dengan beroperasinya 2 (dua) penerbangan yaitu Mandala Airline & Air Asia; b. Tahun 2010 dan 2011 adanya penurunan pergerakan penerbangan dan penumpang dikarenakan tidak beroperasinya Mandala Airline; c. Tahun
2012
mengalami
peningkatan
dikarenakan
ada
tambahan
penerbangan internasional dan telah beroperasinya kembali Mandala; d. Tahun 2013 mengalami peningkatan dikarenakan telah beroperasinya Batik Air; e. Tahun 2014 mengalami sedikit peningkatan dikarenakan penambahan slot time batik air yang cukup signifikan. Maka dapat dilihat bahwa jumlah penumpang Terminal 3 meningkat setiap tahunnya dan fasilitas yang diperlukan penumpang seperti free internet/Wi-Fi harus ditingkatkan juga. 2. Konfigurasi tambahan Access Point Terminal 3:
Sign in BelAir20E-11R Sebelum mengkonfigurasi access point yang berada di Terminal 3, langkah awal adalah sign in (masuk) access point BelAir20E-11R dengan menggunakan user name dan password yang telah tersedia seperti Gambar 3.2 di bawah ini.
20
Gambar 3.2 Sign in access point BelAir20E-11R
General Configuration System General configuration system merupakan konfigurasi umum yang terdiri dari system identifier, system location, tanggal, waktu dan lainlain berfungsi untuk mengidentifikasi access point yang satu dengan yang lainnya seperti Gambar 3.3 di bawah ini.
Gambar 3.3 General Configuration System
Setting SNTP (Simple Network Time Protocol) SNTP digunakan untuk memfungsikan router sebagai NTP client. Saat menyala, router akan otomatis melakukan sinkronisasi waktu terhadap NTP server, SNTP terdiri dari primary server, secondary
21
server, time offset, IP adrress serta DHCP option yang akan muncul seperti Gambar 3.4 dibawah ini.
Gambar 3.4 Setting SNTP
Inventory System Inventory system merupakan sistem informasi untuk mengetahui tipe, kelas, serial number maupun kode access point yang sedang digunakan. Tidak hanya itu, inventory system berfungsi untuk mengetahui komponen sistem yang aktif maupun tidak aktif serta memonitor status interface pada server access point seperti Gambar 3.5 ini.
Gambar 3.5 Inventory System
22
Current Alarm & Alarm History Current alarm & Alarm History merupakan sistem yang berfungsi untuk memberitahu jika access point up and down. Dengan memonitor dari tanggal, waktu serta tipe access point tersebut, seperti Gambar 3.6 & 3.7 di bawah ini.
Gambar 3.6 Current Alarm
Gambar 3.7 Alarm History
IP Interface IP (Internet Protocol) Interface merupakan konfigurasi untuk melakukan pengalamatan Internet Protocol yang mengizinkan hingga beberapa ratus juta komputer untuk dapat saling berhubungan satu sama lainnya di internet. Konfigurasi IP address pada sistem menggunakan IP 10.1.1.13 sedangkan vlan 555 menggunakan IP 10.20.32.13. Untuk netmask terisi dengan nilai 255.255.255.0 begitu pula dengan netmask vlan 555, dapat dilihat dari Gambar 3.8 di bawah ini. 23
Gambar 3.8 IP Interface
Konfigurasi Routing Router adalah sebuah device yang berfungsi untuk meneruskan paket – paket dari sebuah network ke network yang lainnya baik LAN atau ke WAN sehingga host-host yang ada pada sebuah network bisa berkomunikasi dengan host-host yang ada pada network yang lain. Tujuan dari routing adalah paket IP kita dikirim sampai pada target, begitu juga paket IP yang ditujukan untuk kita sampai dengan baik. Target atau destination ini bisa berada dalam 1 (satu) jaringan walaupun berbeda jaringan baik secara topologis maupun geografis.
Gambar 3.9 Routing
Konfigurasi Radius Konfigurasi ini berguna untuk mengatur client baik untuk pengelolaan setting keuangan bahkan sampai dengan pengaturan bandwith untuk yang menggunakan sistem voucher/paket personal. 24
Gambar 3.10 Radius Server
DHCP Relay DHCP Relay (Dynamic Host Configuration Protocol agen relay) adalah protokol bootstrap yang relay DHCP pesan antara klien dan server untuk DHCP pada jaringan IP yang berbeda. Ini dapat menjadi host atau router IP yang mendengarkan pesan klien DHCP disiarkan di subnet dan relay mereka ke server DHCP dikonfigurasi. DHCP server kemudian akan mengirim respon lagi menggunakan agen relay DHCP kembali ke klien DHCP. Pada jaringan besar umumnya terdiri dari banyak segmen (umumnya vlan) dan ratusan atau bahkan ribuan komputer. Tentu sulit sekali untuk mengatur IP untuk sekian banyaknya client. Maka dari itu, dengan menggunakan DHCP Relay masih bisa mendapatkan IP walaupun segmen DHCP server berbeda dengan letak PC.
25
Gambar 3.11 DHCP Relay
Load Management Load Management befungsi untuk mengaktifkan akun access point dengan memasukan username dan password.
Gambar 3.12 Load Management
Config Management Config Management berfungsi untuk memonitor konfigurasi sistem dari perangkat dan memudahkan admin untuk menyelesaikan masalah yang mungkin timbul.
Gambar 3.13 Config Management
26
Gambar 3.14 Auto Connect Configuration
Mobility Configuration Mobilty Configuration berfungsi untuk mengatur topologi yang digunakan dan mengidentifikasi jaringan serta mengatur RSSI (Received Signal Strenght Identification) digunakan untuk indikator kekuatan sinyal yang diterima.
Gambar 3.15 Mobility Configuration
System Users System Users merupakan untuk mengkonfigurasi pada user tertentu, pada Gambar 3.16 di bawah dapat dilihat bahwa user name yang digunakan adalah root.
27
Gambar 3.16 System User
Access Control Settings Access control setting merupakan konfigurasi untuk pengaturan akses yang diperbolehkan ke user seperti http access. Serta login authentication yang merupakan proses validasi user pada saat memasuki sistem, user name dan password yang dicek melalui proses langsung ke daftar yang diberikan hak untuk memasuki sistem tersebut. Skema untuk autentifikasi pada paket langganan yang dilakukan terhadap client baik paket voucher maupun paket langganan adalah berdasarkan user id dan password agar tidak terjadi kesalahan dan pendataan. Sehingga sistem nantinya akan secara langsung memutuskan koneksi ketika waktunya telah habis.
Gambar 3.17 Access Control System
28
Radio Configuration Radio configuration merupakan konfigurasi yang mengatur gain pada antena, jarak pada link, pengaturan channel yang digunakan serta pemancar penggunaan.
Gambar 3.18 Radio Configuration
Access SSID Config Access SSID Config merupakan konfigurasi pada SSID (Service Set Identifier) yang berfungsi untuk memberikan nama untuk wireless router maupun access point, maksimal karakter alpanumerik yang bisa diinputkan yaitu 32 karakter. Umumnya SSID berfungsi untuk alasan keamanan, si pemilik menggunakan password/kata sandi sehingga tidak semua orang dapat mengakses atau memanfaatkan koneksi tersebut. Berbeda halnya dengan area publik seperti restoran maupun bandara, ada yang memberikan fasilitas koneksi Wi-Fi gratis alias tidak memerlukan password/kata sandi saat anda ingin terhubung ke access point dan untuk 1 (satu) access point maksimal
29
memasukan
50
klien
dengan
efektif.
Gambar 3.19 Access SSID Config
Access Client List Access client list berfungsi untuk memberikan identitas ke router pusat, mengkonfigurasi routing antara 2 (dua) jaringan yang akan dikenakan access list. Routing dilakukan agar kedua jaringan tersebut terhubung dahulu sebelum ada packet filtering dan membuat access list serta menerapkan pada interface router. Dalam konfigurasi access client list ini terdapat IP address 172.26.51.65, dengan nilai RSSI -49 dBm dan waktu 7 menit.
Gambar 3.20 Access Client List
30
Access Client History Access client history berfungsi untuk mencatat setiap paket pada setiap baris aturan access list secara urut, jika menemukan kondisi yang sesuai maka paket tersebut akan mengikuti aturan yang ada dalam access list dan apabila paket tersebut tidak menemukan aturan yang sesuai maka paket tersebut tidak diperbolehkan lewat atau mengakses jaringan.
Gambar 3.21 Access Client History
3.2 Jumlah tambahan Access Point Terminal 3 Berikut total tambahan access point yang akan diaktifkan di area Terminal 3 Bandara Soekarno – Hatta:
Total tambahan access point di area Terminal 3 adalah: Tabel 3.1 Jumlah Access Point NO.
AREA
JUMLAH ACCESS POINT (AP)
1.
Check in
3
2.
Shopping Arcade Lt. 1
3
31
3.
Baggage Claim/Arrival
5
4.
Smoking Area
1
5.
Damri Shelter
1
6.
Shopping Arcade lt.2
5
7.
Boarding Lounge
6
3.3 Tahapan Penelitian Tahap – tahap yang dilakukan untuk melakukan penelitian Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut :
Mengumpulkan data survey kepada penumpang untuk penilaian fasilitas free internet & Wi-Fi di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta;
Menganalisa
perkembangan
penumpang
dan
membandingkan
perkembangan kualitas fasilitas Wi-Fi Terminal 3;
Simulasi pada tambahan access point di Terminal 3;
Analisa hasil simulasi.
32