BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan, yaitu pengembangan model pembelajaran Problem posing berbasis aktivitas belajar siswa dengan pendekatan deskriptif yang berorientasi pada pengembangan produk.
Penelitian
pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut (Sugiyono 2010: 407 ). Produk yang dihasilkan dalam penelitian ini berupa perangkat pembelajaran. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan disekolah SMA Negeri 4 Gorontalo kelas X, pada semester genap tahun ajaran 2012/2013. 3.3. Rancangan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dalam beberapa tahap, yakni tahap pengembangan model pembelajaran, validasi model pembelajaran dengan perangkat pembelajaran dari para ahli, dan uji coba model pembelajaran dengan menggunakan perangkat pembelajaran. 3.3.1 Tahap Pengembangan Produk Proses pengembangan produk dalam penelitian ini, peneliti memilih model pengembangan yang dikemukakan oleh Thiagarajan, Semmel, dan Semmel 1974 (dalam Trianto, 2009: 189) yang dikenal dengan model 4-D. Model ini terdiri dari 4 tahap pengembangan, yaitu Define, Design, Develop, dan Disseminate atau di
26
27
adaptasikan menjadi model 4-D yaitu pendefinisian, perancangan, pengembangan, dan penyebaran. 1. Tahap Pendefinisian (Define) Tahap pendefinisian terdiri dari 5 (lima) langkah pokok yaitu analisis awal akhir, (analisis kebutuhan), analisis siswa, analisis tugas, analisis konsep, dan mengembangkan model problem possing. a. Analisis awal-akhir (Analisis Kebutuhan) Analisis awal-akhir (analisis kebutuhan) digunakan untuk menentukan masalah mendasar terhadap perlunya pengembangan model pembelajaran. Adapun produk yang dihasilkan berupa perangkat pembelajaran. Analisis awal akhir dapat ditinjau dari beberapa hal sebagai berikut :
Analisis Kurikulum Dalam penelitian pengembangan ini, dilakukan analisis kurikulum bidang
studi fisika kelas X semester genap dengan materi listrik
dinamis. Analisis
kurikulum digunakan sebagai dasar dalam mengembangakan perangkat pembelajaran yang mengacu pada kurikulum KTSP. Tabel 2. berikut menampilkan hasil analisis KTSP bidang studi fisika kelas X pokok bahasan listrik dinamis. Tabel 2. SK dan KD Sub Pokok Listrik Dinamis
5
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Menerapkan konsep kelistrikan dalam 5.1 Memformulasikan besaranberbagai penyelesaian masalah dan besaran listrik rangkaian berbagai produk teknologi tertutup sederhana (satu loop)
28
Teori Belajar Pembelajaran problem possing adalah pembelajaran yang dapat mengaktifkan
peserta didik, mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif yang diharapkan dapat membangun sikap positif, dan meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas untuk menghadapi masa depan yang lebih banyak tantangan. Informasi yang ada diolah dengan pikiran. Setelah memahami, peserta didik dapat membuat pertanyaan (soal). Dengan demikian, dapat menyebabkan terbentuknya pemahaman yang lebih mantap pada diri peserta didik. Dengan kegiatan itu akan membuat peserta didik secara aktif mengonstruksi hasil belajar (Chotimah, 2009).
Tantangan dan Tuntutan Masa Depan Di zaman sekarang ini ilmu pengetahuan dan teknologi semakin canggih hal
tersebut menjadi tantangan bagi bangsa Indonesia untuk menciptakan teknologi baru dan agar tidak terbelakang dari dunia ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) serta mempersiapkan sumber daya manusia yang kreatif dalam memecahkan persoalanpersoalan aktual kehidupan yang merupakan perbaikan dari sebelumnya. Oleh karena itu, perlu dipersiapkan generasi penerus yang bisa bersaing dengan Negara-negara maju. b. Analisis siswa Analisis siswa dilakukan untuk mengetahui karakteristik siswa dengan rancangan
dan pengambangan model pembelajaran. Karakter siswa meliputi
kemampuan akademik, usia, motivasi terhadap mata pelajaran dan kemampuan
29
bekerja sama. Siswa yang dianalisis pada penelitian ini adalah siswa kelas X6 SMA 4 Negeri Gorontalo. Berdasarkan informasi yang didapatkan dari guru mata pelajaran fisika, bahwa siswa kelas X6 memiliki latar belakang akademik menengah. Rata –rata usia berada pada usia 15 tahun keatas. Kemampuan untuk bekerja sama baik antara siswa satu dengan siswa yang lain ditinjau dari hal akademik ataupun sosialnya terjalin baik. c. Analisis konsep Analisis konsep digunakan untuk mengidentifikasi,
konsep-konsep utama
yang akan diajarkan dan menyusunnya secara sistematis serta mengaitkan satu konsep dengan konsep lain yang relevan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Konsep materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sub pokok materi tentang listrik dinamis. Berdasarkan hasil analisis konsep, diperoleh peta konsep seperti tampak pada gambar 7 Listrik Dinamis . Hukum Ohm
Arus Listrik
Hambatan Jenis
Rangkaian Hambatan Seri
Paralel Rangkaian Listrik
Gambar 7. Hasil Analisis Konsep
Konduktivitas
30
d. Analisis Tugas Analisis tugas dilakukan untuk mengidentifikasi keterampilan-keterampilan utama yang diperlukan pada analisis konsep tentang hukum Ohm dan rangkaian hambatan serta untuk menentukan kumpulan prosedural
isi dalam satuan
pendidikan. Analisis tugas mencakup analisis struktur isi, analisis prosedural, dan analisis konsep.
Analisis Struktur Isi Analisis struktur isi untuk sub pokok bahasan listrik dinamis adalah sebagai
berikut : Standar Kompetensi : Menerapkan konsep kelistrikan dalam berbagai penyelesaian masalah dan berbagai produk teknologi. Kompetensi Dasar : Memformulasikan besaran-besaran listrik rangkaian tertutup sederhana (satu loop) Pokok Bahasan : Listrik Dinamis Sub Pokok Bahasan : Arus listrik, Hukum Ohm dan Rangkaian hambatan seri-paralel.
Analisis Prosedural Analisis
prosedural
digunakan
untuk
mengidentifikasi
tahap-tahap
penyelesaian tugas sesuai dengan bahan kajian. Analisis prosedural yang digunakan
31
pada penelitian ini adalah prosedural untuk mengetahui kuat arus listrik, hukum Ohm dan rangkaian hambatan seri paralel. e. Mengembangkan Model Problem Possing Pada tahap ini, langkah-langkah dari model problem possing mulai dikembangkan. Langkah-langkah dari model problem possing yang sebelumnya dikembangkan menjadi model yang baru, misalnya dengan menambahkan tahapan dan kalimat dari model sebelumnya atau mengurangi tahapan yang tidak perlu pada model problem possing yang sebelumnya. Untuk menambahkan atau mengurangi tahapan dari model sebelumnya, dengan berdasarkan pertimbangan dan alasan yang jelas serta dapat dipertanggung jawabkan penggunaannya. Langkah –langkah model problem possing yang sudah ada terdiri dari 12 (dua belas) langkah setelah dikembangkan langkah-langkah tersebut menjadi 13 langkah dari langkah-langkah model problem possing yang sebelumnya. Pengembangan model problem possing masih dalam bentuk rancangan , yang dikembangkan melalui produk yang dihasilkan berupa perangkat pembelajaran terdiri dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS), dan Tes Hasil Belajar (THB) yang akan diuji coba pada siswa yang sesungguhnya. Berikut ini rancangan pengembangan model Problem possing yang disajikan dalam tabel 3.
32
Tabel 3. Rancangan Model Pengembangan Problem Possing Langkah-langkah 1. Membuka kegiatan
pembelajaran.
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran
3. Menjelaskan materi pelajaran
Pengembangan 1. Membuka kegiatan pembelajaran dan melakukan apersepsi serta motivasi kepada siswa sesuai dengan materi yang diajarkan.
Alasan Menggali pengetahuan awal siswa agar siswa mengetahui dan memahami materi yang akan diajarkan serta termotivasi untuk belajar. Agar mengetahui kesiapan siswa untuk mengikuti kegiatan pembelajaran
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran dan mempersiapkan siswa untuk belajar 3. Menjelaskan materi pelajaran secara Menjelaskan materi singkat. terlalu banyak akan mengakibatkan ketidaksesuaian materi dengan alokasi waktu
4. Memberikan contoh 4. Memberikan contoh soal (merumuskan soal (merumuskan soal). soal). 5. Memberikan 5. Memberikan kesempatan kepada kesempatan kepada siswa bertanya halsiswa bertanya halhal yang belum jelas. hal yang belum jelas 6. Membentuk kelompok yang anggotanya 4-5 orang secara heterogen
Memudahkan guru untuk memantau aktivitas siswa dan siswa bekerja secara berkelompok serta saling tukar pikiran
33
Langkah-langkah
Pengembangan
6. Memberikan 7. Memberikan kesempatan kepada kesempatan kepada siswa untuk setiap kelompok merumuskan soal dari untuk merumuskan suatu situasi yang soal dari suatu situasi diberikan, serta yang diberikan dan mendiskusikan/memp menyelesaikannya resentasikannya. serta mendiskusikannya dengan anggota kelompok melalui pengerjaan LKS.
7. Mempersilahkan siswa menyelesaikan soal yang telah dirumuskannya
8. Sebagai latihan, memberikan situasi tugas yang lain dan siswa diberikan kesempatan untuk merumuskan soal
Alasan untuk merumuskan soal atau membuat soal dari situasi yang diberikan. Melatih siswa melalui pengerjaan LKS untuk membuat soal tidak jauh berbeda dari soal yang diberikan guru,dalam bentuk kelompok dan mendiskusikanny a.
Mempresentasika n nanti pada langkah selanjutnya, sesudah menyelesaikan soal. Langkah ke 7 dimasukkan pada langkah ke 6, agar siswa fokos dalam pembelajaran dan waktu yang ditentukan sesuai dengan kegiatan pembelajaran. Membutuhkan waktu yang banyak dan siswa biasanya tidak mampu membuat soal sebanyak mungkin sesuai dengan situasi
34
Langkah-langkah Pengembangan sebanyak mungkin, serta mendiskusikan dengan temannya. 9. Mempersilahkan 8. Mempersilahkan siswa untuk saling setiap kelompok menukarkan hasil untuk saling rumusan soalnya dan menukarkan hasil menyelesaikan soal rumusan soalnya dan temannya. menyelesaikan soal kelompok lain. 9. Mempresentasekan hasil penyelesaian soal kelompok lain dan disesuaikan dengan jawaban yang sudah diselesaikan oleh kelompok yang membuat soal.
10. Memberikan penghargaan bagi kelompok yang kinerjanya baik. 10. Mengarahkan siswa 11. Mengarahkan siswa untuk membuat untuk membuat kesimpulan. kesimpulan berdasarkan materi yang diajarkan. 11 Membuat rangkuman 12. Membuat rangkuman berdasarkan berdasarkan kesimpulan yang kesimpulan yang dibuat siswa. dibuat siswa. 12.Menutup kegiatan 13. Penutup kegiatan pembelajaran. pembelajaran
Alasan yang diberikan.
Bekerjasama dalam tatanan kelompok agar mudah memantau aktivitas siswa.
Dengan mempresentasikan penyelesaian soal oleh setiap kelompok, siswa dapat mengetahui kekurangan dan kelebihan masingmasing, saling bertukar pikiran dan memberikan pendapat. Agar menarik dan menyenangkan hati siswa.
35
2. Tahap Perancangan (Design) Tahap ini bertujuan untuk merancang perangkat pembelajaran dengan menggunakan model problem possing yang telah dikembangkan tahap perancangan ini terdiri dari penyusunan tes, pemilihan media, pemilihan format, dan rancangan awal perangkat pembelajaran. a. Penyusunan Tes Penyusunan tes mengacu pada analisis konsep dan analisis tugas dan indikator hasil belajar. Tes yang dimaksud adalah tes hasil belajar untuk sub pokok bahasan Arus listrik, hukum Ohm dan hambatan. Tes hasil belajar disusun dalam bentuk soal uraian (essay) yang didahului dengan membuat kisi-kisi dan panduan penskoran butir soal. b. Pemilihan Media Pemilihan media bertujuan untuk mempermudah penyampaian tujuan pembelajaran. Media yang digunakan dalam penelitian ini yaitu papan tulis, penghapus, LCD, Power Point dan Laptop. c.
Pemilihan Format Format yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kegiatan Siswa (LKS), Lembar Observasi guru dalam mengelola pembelajaran, dan lembar observasi aktivitas siswa. d. Rancangan Awal Perangkat Pembelajaran Analisis ini merupakan hasil rancangan perangkat pembelajaran dalam bentuk draft 1 yang meliputi Silabus, RPP, LKS.
36
3. Tahap Pengembangan (Develop) Tahap ini bertujuan untuk menghasilkan perangkat pembelajaran yang sudah direvisi berdasarkan masukan dari para ahli, tahap ini hanya sampai pada draft 2 yaitu uji coba terbatas pada siswa yang sesungguhnya. Ada dua langkah dalam tahap ini yaitu : a. Validasi para ahli. Validasi dalam hal ini adalah validasi isi yang mencakup semua perangkat pembelajaran dengan menggunakan model problem possing yang telah dikembangkan dalam tahap design. b. Uji coba terbatas. Uji coba terbatas dilakukan secara empiris dengan cara menguji penggunaan model dalam proses pembelajaran yang telah dikembangkan. Dalam penelitian ini, peneliti hanya menggunakan 3 (tiga) tahap dari 4 (empat) tahap model pengembangan 4-D, yaitu tahap define (pendefinisian), tahap design (perancangan), dan tahap develop (pengembangan) untuk tahap disseminate (penyebaran) tidak digunakan, karena penelitian ini hanya sampai pada draft 2 yaitu sampai pada uji coba terbatas yang menguji coba model dengan produk yang dihasilkan berupa perangkat pembelajaran. 3.3.2 Instrumen Pengembangan Produk Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam mengembangkan produk sebagai berikut : a. Lembar validasi, yaitu penilaian ahli yang digunakan sebagai dasar untuk melakukan revisi dan pemyempurnaan perangkat pembelajaran dan model yang telah dikembangkan.
37
b. Lembar observasi aktivitas siswa, digunakan untuk memperoleh data tentang aktivitas siswa dalam pembelajaran. c. Lembar observasi aktivitas guru dalam mengajar, digunakan untuk memperoleh data tentang aktivitas guru dalam mengajar. d. Tes hasil belajar (THB), yaitu tes yang digunakan untuk memperoleh data tentang hasil belajar siswa. Tes hasil belajar terdiri dari dua bentuk tes, yaitu tes pilihan ganda dan tes uraian (essay). Dari kedua bentuk tes hasil belajar yang ada, peneliti hanya menggunakan tes uraian (essay) pada instrument penelitian ini, hal tersebut dimaksudkan agar mempermudah peneliti dalam memperoleh data tentang hasil belajar dan menghitung validitas serta reliabilitas butir-butir soal. Untuk menghitung validitas butir soal tes uraian (essay)menggunakan rumus korelasi product moment yaitu :
=
∑ ∑
∑
. ∑
(∑ ) ) ( ∑
(∑
) )
( Arikunto, 2010) Keterangan : X
= skor dari tiap butir
Y
= skor dari keseluruhan butir
XY = korelasi untuk setiap responden X2
= kuadrat skor setiap butir
Y2
= kuadrat skor untuk keseluruhan butir
N
= jumlah responden
38
Berdasarkan hasil pengolahan data pada lampiran 15 maka hasil perhitungan koefisien validitas Butir soal untuk setiap butir
dari keseluruhan butir soal
dinyatakan valid dan dapat digunakan untuk pengambilan data. Harga koefisien validitas Butir soal seperti yang ada pada tabel 4. berikut : Tabel 4. Koefisien Validitas dan Status Validitas Butir Soal Butir Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
r hitung
r tabel 5% 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361
0,734 0,791 0,918 0, 641 0,553 0,666 0,652 0,729 0, 617 0,727
Status 1% 0.463 0.463 0.463 0.463 0.463 0.463 0.463 0.463 0.463 0.463
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Sedangkan untuk reliabilitas butir soal tes essay dihitung dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach : 1−
(∑
( Arikunto , 20 10) Keterangan : r11
= reliabilitas instrumen
k
= banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
∑
= jumlah varians butir = varians total
39
Uji Reliabilitas Tes hasil Belajar (THB) 1− =
(∑
.
1−
.
=
30 1 0.311847 29
=
30 x0.68815263 29
= 0.712 Sebelum menggunakan rumus Alpha Cronbach dan diperoleh nilai reliabilitas seperti yang ada diatas dilakukan langkah sebagai berikut : a. Mencari varians setiap butir soal dengan menggunakan rumus :
X
2
2
b
X
2
N
N
b. Menentukan Jumlah Varians Butir dengan rumus : 2
2
2
2
b = 1 2 3 ...... b
2
c. Menentukan Varians Total dengan rumus :
Y
2
2
t
Y
2
N
N
d. Selanjutnya memasukkan jumlah varians butir soal dan varians total kedalam rumus Alpha Cronbach. Berdasarkkan perhitungan varians butir soal dan varians total data pada lampiran 15 diperoleh harga-harga sebagai berikut :
40
Tabel 5. Varians Setiap Butir Soal Butir Sooal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jumlah varians Butir Jumlah varians Total
Varians Butir 0.57 0.72 3.98 18.01 18.25 1.82 1.79 6.11 1.23 11.43 63.91 204.94
3.4 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a. Observasi (Pengamatan) Observasi digunakan untuk mengumpulkan data mengenai aktivitas guru dalam mengajar dan aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran. b. Tes Hasil Belajar Pada penelitian ini tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes uraian (essay) dengan jumlah soal 10 nomor. Tes digunakan untuk memperoleh informasi tentang hasil belajar siswa dan ketuntasan belajarnya. Tes dilakukan 1 (satu) kali, yang diberikan kepada siswa meliputi tes akhir (post-test). Post-test dilakukan setelah pembelajaran untuk mengukur hasil belajar siswa.
41
3.5 Analisis Data Analisis data yang digunakan dalam penelitian pengembangan ini adalah analisis deskriptif. Tujuannya menggambarkan secara rinci dan teliti tentang pokokpokok informasi atas objek yang diteliti dengan tetap mengacu pada hasil pengamatan yang sebenarnya. Analisis data yang dilakukan terdiri dari : a. Validasi Ahli Validasi ahli khususnya untuk RPP dianalisis dengan menggunakan rumus: Validitas=
n i lo i
N (C 1)
Sedangkan rumus untuk reliabilitasnya dapat dilihat pada lampiran 14 dan validasi ahli lainnya (LKS dan Tes Hasil Belajar ) dianalisis secara deskriptif. b. Tes hasil belajar Tes hasil belajar diberikan setelah seluruh materi pokok diajarkan. Ketuntasan hasil belajar dianalisis dengan rumus : ketuntasan individu
100%
c. Observasi (Pengamatan) 1. Observasi aktivitas guru dalam mengajar Observasi aktivitas guru dalam mengajar dianalisis dengan cara menghitung rata-rata setiap aspek dari total pengamatan. 2. Observasi aktivitas belajar siswa Observasi aktivitas belajar siswa dianalisis dengan cara menghitung skor rata-rata tiap aspek penilaian dari total pengamatan.