BAB III METODOLOGI PENELITIAN 4.1.
Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas.
Penelitian tindakan di kelas X Akuntansi 1 Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Salatiga, penulis berperan sebagai observer yang membantu guru untuk melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas. Menurut Mills di dalam I G A K Wardani mendiskripsikan bahwa “penelitian tindakan sebagai systematic inquiry yang dilakukan oleh guru, kepala sekolah, atau konselor sekolah untuk mengumpulkan informasi tentang berbagai praktik yang dilakukannya”28. Penelitian Tindakan Kelas di laksanakan terhadap peserta didik kelas X Akuntansi 1 Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Salatiga. Penelitian tindakan dilaksanakan sebagai upaya memberikan solusi atas permasalahan yang diresahkan oleh guru mata pelajaran di dalam proses pembelajaran mata pelajaran komunikasi bisnis pada kompetensi dasar melaksanakan komunikasi bisnis secara profesional. Jenis Penelitian Tindakan Kelas yang digunakan oleh penulis adalah penelitian tindakan partisipan. “Gagasan sentral penelitian tindakan partisipan ini adalah bahwa orang yang akan melakukan tindakan harus juga terlibat dalam proses penelitian dari awal. Dengan demikian, mereka itu tidak hanya dapat menyadari perlunya melaksanakan program tindakan tertentu, tetapi secara jiwa raga akan terlibat dalam program tindakan tersebut. Tanpa kolaborasi ini, diagnosis dan rekomendasi tindakan untuk mengubah situasi cenderung mendorong timbulnya ketidakamanan, agresi, dan rasionalisasi 28
I G A K Wardani, Penelitian Tindakan Kelas, Universitas Terbuka, Jakarta, 2008, hal.
1.4.
26
daripada kecenderungan untuk mendorong adanya perubahan yang diharapkan.”29 Model penelitian tindakan yang akan dipakai oleh penulis adalah Model Penelitian Tindakan dari Hopkins. Penelitian Tindakan Model Hopkins sering juga disebut dengan model spiral, karena pelaksanaan tindakan yang dilakukan akan membentuk spiral. ”Menurut Hopkins, pelaksanaan penelitian tindakan dilakukan membentuk spiral yang dimulai dari merasakan adanya masalah, menyusun perencanaan, melaksanakan tindakan, melakukan observasi, mengadakan refleksi, melakukan rencana ulang, melaksanakan tindakan, dan seterusnya. Manakala digambarkan model Spiral yang dikembangkan oleh Hopkins seperti yang digambarkan sebagai berikut:”30
Gambar 3.1. Penelitian Tindakan Model Hopkins
29 30
Suwarsih Madya, Penelitian Tindakan, Alfabeta, Bandung, 2009, hal. 69. Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas, Kencana, Jakarta, 2009, hal. 53.
27
4.2.
Pelaksanaan Penelitian Penelitian dilaksanakan di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Jalan
Nakula Sadewa I/3 Kembangarum Kel. Dukuh Kec. Sidomukti Salatiga. Penelitian tindakan direncanakan terlaksana kurang lebih dua bulan. Penelitian ini dilakukan sebagai upaya meningkatkan minat yang meliputi perhatian, kegiatan, serta rasa senang dan hasil belajar peserta didik kelas X Akuntansi 1 Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Salatiga dengan menggunakan metode investigasi kelompok pada kompetensi dasar melaksanakan komunikasi bisnis secara profesional. Penelitian tindakan akan dilaksanakan kurang lebih selama dua bulan, dengan jadwal penelitian sebagai berikut: Tabel 3.1. Jadwal Penelitian Tindakan Terhadap 36 Peserta Didik Kelas X Akuntansi 1 Semester 2 Tahun Pelajaran 2011-2012 Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Salatiga Siklus 1 Pertemuan
Hari
Tanggal
Jam Pelajaran ke
1
Jum’at
27-01-2012
5-6
2
Jum’at
03-02-2012
5-6
3
Jum’at
10-02-2012
5-6
Siklus 2 Pertemuan
Hari
Tanggal
Jam Pelajaran
4
Jum’at
17-02-2012
5-6
5
Jum’at
24-02-2012
5-6
6
Jum’at
02-03-2012
5-6
7
Jum’at
09-03-2012
5-6
28
4.3.
Subyek Penelitian Subyek penelitian adalah peserta didik kelas X Akuntansi 1 Sekolah
Menengah Kejuruan Negeri 1 Salatiga. Jumlah peserta didik kelas X Akuntansi 1 Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Salatiga adalah 36 peserta didik, yang terdiri dari 2 peserta didik laki-laki dan 34 peserta didik perempuan. 4.4.
Prosedur Penelitian Prosedur penelitian tindakan yang akan dilaksanakan dalam proses
penelitian adalah sebagai berikut: 1. Gagasan Awal Gagasan awal dengan merumuskan permasalahan yang diresahkan oleh guru mata pelajaran komunikasi bisnis di kelas X Akuntansi 1 Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Salatiga pada kompetensi dasar melaksanakan komunikasi bisnis secara profesional. Pengamatan yang telah dilakukan, penulis merasa perlu menggunakan metode pembelajaran yang dapat membantu peserta didik untuk meningkatkan minat yang meliputi perhatian, kegiatan, serta rasa senang dan hasil belajarnya pada kompetensi dasar melaksanakan komunikasi bisnis secara professional mata pelajaran komunikasi bisnis di kelas X Akuntansi 1 Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Salatiga. 2. Penemuan Fakta Penemuan fakta di dalam penelitian tindakan melihat terhadap pokok permasalahan yang akan diteliti. Setelah penulis merumuskan masalah penelitian, penulis mulai dengan perencanaan umum untuk mengatasi
29
masalah tersebut. Penemuan fakta dilakukan dengan mengumpulkan datadata yang berkaitan dengan permasalahan yang diresahkan oleh guru mata pelajaran komunikasi bisnis pada kompetensi dasar melaksanakan komunikasi bisnis secara profesional. 3. Perencanaan Umum Penulis di dalam melaksanakan penelitian tindakan perlu menyusun perencanaan umum, yang meliputi: a.
Menyusun rencana dengan menggunakan metode investigasi kelompok pada kompetensi dasar melaksanakan komunikasi bisnis secara profesional mata pelajaran komunikasi bisnis di kelas X Akuntansi 1 Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Salatiga.
b.
Merancang perbaikan pembelajaran pada kompetensi dasar melaksanakan komunikasi bisnis secara profesional dengan menggunakan
metode
investigasi
kelompok.
Perencanaan
dilakukan dengan guru mata pelajaran komunikasi bisnis kelas X Akuntansi 1 Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Salatiga. c.
Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dengan menggunakan metode investigasi kelompok. (Lampiran 1 dan 11)
30
d.
Membuat angket minat belajar dan lembar wawancara untuk peserta didik, dan lembar observasi untuk guru independen. (Lampiran 3, 5, 7, 9, 13, 15, 17 dan 19)
e.
Menyiapkan sumber belajar untuk peserta didik yaitu berupa media pembelajaran, dan alat peraga. (Lampiran 11, dan 22)
f.
Menyiapkan soal tes individu tiap siklus dan membuat kunci jawaban dan penilaian. (Lampiran 1 dan 11)
4. Implementasi Tindakan. Pada tahap ini pelaksanaan tindakan sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun sebelumnya. Aplikasi pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan metode investigasi kelompok, alat peraga, melaksanakan proses belajar mengajar, dan melaksanakan tes terhadap peserta didik di kelas X Akuntansi 1 Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Salatiga. Tahapan pelaksanaan tindakan dapat dilihat sebagai berikut: a.
Melaksakan proses pembelajaran komunikasi bisnis pada kompetensi dasar melaksanakan komunikasi bisnis secara profesional dengan menggunakan metode investigasi kelompok. Langkah-langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan penulis dapat dilihat pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). (Lampiran 1 dan 11)
31
b.
Melaksanakan diskusi dan investigasi dengan pembagian kelompok yang telah direncanakan sebelumnya bersama guru mata pelajaran komunikasi bisnis sebagai fasilitator di dalam proses belajar mengajar.
c.
Melaksanakan penilaian non kognitif yaitu minat peserta didik. Penilaian minat peserta didik dapat dinilai dari perhatian dalam proses pembelajaran dan peran serta peserta didik dalam kerja kelompok. Penilaian dilakukan dengan menggunakan angket untuk di isi oleh peserta didik dan lembar wawancara. (Lampiran 3, 5, 13, dan 15)
d.
Melaksanakan pengamatan pembelajaran peserta didik dengan mengisi lembar observasi oleh pengamat. (Lampiran 7, 9, 17 dan 19)
e.
Memberikan tes individu pada peserta didik setiap akhir siklus untuk mengetahui tingkat pemahaman peserta didik, soal dan jawaban terdapat di Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). (Lampiran 1 dan 11)
5. Evaluasi (Observasi dan Refleksi). Berdasarkan tahap implementasi atau pelaksanaan, selanjutnya dilakukan evaluasi terhadap hasil pelaksanaan antara lain:
32
a. Melaksanakan observasi proses pembelajaran dengan metode Investigasi Kelompok. Observasi dilakukan oleh penulis dan guru independen, yaitu ibu Susilowati. b. Melaksanakan evaluasi terhadap hasil kerja peserta didik yang meliputi tugas kelompok, tes individu, skor minat, lembar wawancara, dan lembar observasi. c. Selain itu penulis dan guru mata pelajaran juga melakukan revisi perbaikan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus kedua dan hal-hal lain yang perlu direvisi pada setiap tindakan atau siklus. (Lampiran 10) Setelah
proses
pembelajaran
berlangsung,
penulis
dapat
melaksanakan refleksi berdasarkan kegiatan pelaksanaan pembelajaran tiap siklus yang telah dilaksanakan dengan bantuan lembar angket, lembar wawancara, lembar observasi dan dokumentasi. Penulis mendiskusikan hasil pengamatan
untuk
mengetahui
kelebihan
dan
kekurangan
proses
pembelajaran di kelas. Penulis selanjutnya dapat melaksanakan perbaikan untuk menyempurnakan jalannya siklus selanjutnya sehingga diharapkan dari setiap siklus selalu mengalami peningkatan yang lebih baik tentang proses pembelajaran yang dapat meningkatkan minat yang meliputi perhatian, kegiatan, serta rasa senang dan hasil belajar peserta didik kelas X Akuntansi 1 Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Salatiga.
33
4.5.
Teknik Pengumpulan Data Penelitian tindakan dilakukan mulai dari perencanaan, pelaksanaan,
observasi dan refleksi terhadap proses pembelajaran yang akan guru laksanakan. Penulis dan pengamat (guru independen) melakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran guru mata pelajaran komunikasi bisnis di kelas X Akuntansi 1 Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Salatiga. Observasi dilakukan untuk mengamati kegiatan peserta didik di dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode investigasi kelompok di setiap siklus tindakan. Pengamatan minat peserta didik di dalam proses pembelajaran dilaksanakan secara langsung terhadap subjek yang diteliti selama pembelajaran berlangsung pada kompetensi dasar melaksanakan komunikasi bisnis secara profesional mata pelajaran komunikasi bisnis kelas X Akuntansi 1 Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Salatiga. Sumber data penelitian tindakan adalah hasil pengamatan terhadap peserta didik kelas X Akuntansi 1 Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Salatiga, hasil tes tertulis peserta didik kelas X Akuntansi 1 Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Salatiga, angket minat peserta didik, lembar wawancara, dan hasil dokumentasi berupa foto kegiatan belajar mengajar dengan metode investigasi kelompok. Datadata tersebut akan dipergunakan guru dan observer untuk memperoleh kesempatan melaksanakan refleksi mengenai penguasaan konsep, hasil belajar, dan minat peserta didik.
34
Teknik pengumpulan data dalam penelitian tindakan merupakan langkah yang paling utama di dalam penelitian tindakan, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data yang akurat. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data maka penulis tidak akan mendapatkan data yang akurat. Teknik pengumpulan data yang dilaksanakan penulis adalah sebagai berikut : 1. Observasi Penelitian tindakan di kelas X Akuntansi 1 pada kompetensi dasar melaksanakan komunikasi bisnis secara profesional mata pelajaran komunikasi bisnis Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Salatiga menggunakan lembar observasi. Lembar observasi digunakan sebagai alat pengumpulan data di dalam proses pembelajaran terhadap peserta didik dengan menggunakan metode investigasi kelompok. Lembar observasi di isi oleh pengamat sesuai dengan keadaan yang terjadi selama proses pembelajaran dengan metode investigasi kelompok di setiap siklus tindakan. Lembar observasi berisi tentang uraian kegiatan di dalam proses pembelajaran dengan metode investigasi kelompok. ”Observasi merupakan teknik mengumpulkan data dengan cara mengamati setiap kejadian yang sedang berlangsung dan mencatatnya dengan alat observasi tentang hal-hal yang akan diamati atau diteliti. Observasi disini sebagai alat pemantau yang tidak dapat dipisahkan dari tindakan di setiap siklus.”31 Lembar observasi yang digunakan penulis adalah lembar observasi tersruktur. ”Observasi terstruktur menggunakan instrumen observasi yang terstruktur dan siap di pakai, sehingga pengamat hanya tinggal 31
Ibid. hal. 86.
35
membubuhkan tanda (√) pada tempat yang disediakan.”32 (Lampiran 7, 9, 17 dan 19) 2. Wawancara Penelitian tindakan di kelas X Akuntansi 1 pada kompetensi dasar melaksanakan komunikasi bisnis secara profesional mata pelajaran komunikasi bisnis Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Salatiga juga menggunakan lembar wawancara. Lembar wawancara digunakan sebagai alat pengumpulan data terhadap minat peserta didik dengan menggunakan metode investigasi kelompok. Lembar wawancara berisi tentang pertanyaanpertanyaan yang diajukan terhadap peserta didik. Pertanyaan di dalam lembar wawancara bertujuan untuk mengetahui seberapa besar peserta didik yang menyukai mata pelajaran komunikasi bisnis dengan metode investigasi kelompok di kelas X Akuntansi 1 Sekolah Menengah Negeri 1 Salatiga. (Lampiran 5 dan 15) ”Wawancara atau interviu dapat diartikan sebagai teknik mengumpulkan data dengan menggunakan bahasa lisan baik secara tatap muka ataupun melalui media tertentu. Selain observasi di dalam PTK juga menggunakan wawancara.”33 3. Tes Tes adalah teknik pengumpulan data yang di gunakan untuk mengukur peningkatan hasil belajar peserta didik kelas X Akuntansi 1 Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Salatiga pada kompetensi dasar melaksanakan komunikasi bisnis secara profesional dengan metode 32 33
I G A K Wardani, op. cit, hal. 25. Wina Sanjaya, op. cit. hal. 96.
36
investigasi kelompok. Tes dilaksanakan pada akhir setiap siklus agar guru mata pelajaran dapat mengetahui perkembangan hasil belajar peserta didik. Soal dan jawaban terdapat di Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). ”Tes instrumen pengumpulan data untuk mengukur kemampuan siswa dalam aspek kognitif, atau tingkat penguasaan materi pembelajaran.”34 (Lampiran 1 dan 11) 4. Angket Angket yang digunakan dalam penelitian tindakan di kelas X Akuntansi 1 Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Salatiga adalah angket tertutup. Angket berisi tentang pernyataan-pernyataan yang berhubungan dengan masalah penelitian, yaitu minat belajar peserta didik. Indikator dari minat peserta didik adalah adanya perhatian peserta didik, kegiatan belajar peserta didik, dan rasa senang peserta didik di dalam mengikuti pelajaran. Indikator adanya perhatian dijabarkan menjadi tiga bagian, yaitu perhatian terhadap bahan ajar, memahami materi pelajaran, dan menyelesaikan tugastugas dalam pembelajaran. Kegiatan dibedakan menjadi pelaksanaan aktivitas kegiatan terhadap bahan ajar dan secara aktif untuk menyelesaikan tugas-tugas di dalam proses pembelajaran. Rasa senang meliputi rasa senang mengetahui bahan pelajaran, senang mengikuti dan memahami di dalam proses pembelajaran, dan antusias di dalam menyelesaikan tugas belajar. (Lampiran 3 dan 13) ”Angket terdiri dari serangkaian pertanyaan tertulis yang memerlukan jawaban tertulis. Pertanyaan ada dua macam, yaitu: 34
Ibid. hal. 99.
37
a. Terbuka: meminta informasi atau pendapat dengan kata-kata responden sendiri. Pertanyaan macam ini berguna bagi tahap-tahap eksplorasi, tetapi dapat menghasilkan jawaban-jawaban yang sulit untuk disatukan. Jumlah angket yang dikembalikan mungkin juga sangat rendah. b. Tertutup atau pilihan ganda: meminta responden untuk memilih kalimat atau diskripsi yang paling dekat dengan pendapat, perasaan, penilaian, atau posisi mereka.”35 4.6.
Teknik Analisis Data Penelitian tindakan kelas di dalam pengumpulan data terdapat dua jenis
data. Data yang dapat dikumpulkan oleh penulis di dalam penelitian tindakan kelas, yaitu : 1. Data kuantitatif Penulis di dalam mengolah data kuantitatif menggunakan analisis statistik diskriptif dengan mencari prosentase keberhasilan belajar peserta didik. a. Data hasil belajar peserta didik dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Tingkat Penguasaan = Σ jawaban benar X 100% Skor Maksimum b. Data rata-rata hasil belajar peserta didik. Rata-rata = ∑ hasil belajar peserta didik X 100% Banyaknya peserta didik
35
Suwarsih Madya, op. cit. hal. 82.
38
c. Data hasil ketuntasan belajar peserta didik. Menghitung keberhasilan ketuntasan belajar di kelas yaitu prosentase peserta didik yang tuntas belajar sesuai dengan indikator keberhasilan dihitung dengan rumus: % ketuntasan belajar peserta didik = ∑ peserta didik yang tuntas belajar X 100 % Banyaknya peserta didik Peserta didik dapat dikatakan tuntas belajar apabila mencapai skor lebih atau sama dengan 75 (≥ 75). Nilai 75 adalah nilai Kriteria Ketuntasan Minimal Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Salatiga (KKM SMK N 1 Salatiga). 6.6.1. Data kualitatif Teknik analisis data kualitatif yang digunakan oleh penulis adalah teknik analisis interaktif yang dikembangkan oleh Miles dan Huberman. Teknik analisis interaktif tersebut terdiri atas tiga komponen kegiatan yang terjadi secara bersamaan dan saling terkait satu sama lain, yaitu reduksi data, beberan data, dan penarikan kesimpulan. 1. Reduksi data. Penulis penelitian tindakan harus melalui proses mereduksi data yang telah di dapat dari angket penilaian minat peserta didik, lembar wawancara, lembar pengamatan, dan hasil belajar peserta didik. Data yang telah di dapat tersebut di olah sedemikian rupa sehingga menjadi skor yang
39
akan digunakan oleh penulis di dalam pengukuran minat dan hasil belajar peserta didik. Indikator minat dituangkan di dalam angket penilaian minat belajar peserta didik. Angket dikategorikan menjadi empat kategori pengukuran minat di dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode investigasi kelompok. Skala pengukuran 10-16 dapat dikategorikan peserta didik tidak berminat, 17-24 dapat dikategorikan peserta didik kurang berminat, 25-32 dapat dikategorikan peserta didik berminat, dan 33-40 dapat dikategorikan peserta didik sangat berminat.36 (Lampiran 3 dan 13) ”Reduksi data merupakan proses menyeleksi, menentukan fokus, menyederhanakan, meringkas, dan mengubah bentuk data ’mentah’ yang ada dalam catatan lapangan.”37 2. Beberan data. Setelah direduksi, data siap untuk dibeberkan. Berbagai macam data mentah yang telah direduksi akan dibeberkan melalui narasi dan grafik perubahan tingkat minat dan hasil belajar peserta didik. ”Artinya, tahap analisis sampai pada pembeberan data adalah berbagai macam data penelitian tindakan yang telah direduksi perlu dibeberkan dengan tertata rapi dalam bentuk narasi plus matriks, grafik, dan atau diagram,”38
36
Mimin Haryati, op. cit. hal. 41. Suwarsih Madya, op. cit. hal. 76. 38 Ibid. hal. 78. 37
40
3. Penarikan kesimpulan. Komponen kegiatan terakhir di dalam teknik analisis interaktif adalah penarikan kesimpulan. Setelah data direduksi dan dibeberkan, maka akan ditarik kesimpulan berdasarkan rumusan masalah dan hipotesis tindakan. Penarikan kesimpulan di lakukan di setiap siklus tindakan dan kesimpulan tindakan ditarik pada siklus terakhir. ”Artinya bahwa penarikan kesimpulan dilakukan secara bertahap mulai dari kesimpulan sementara, yang ditarik pada akhir siklus 1, kesimpulan terevisi pada akhir siklus 2 dan seterusnya, dan kesimpulan terakhir pada siklus terakhir.”39 4.7.
Indikator Keberhasilan Indikator keberhasilan siklus penelitian tindakan, apabila peserta didik yang
mempunyai minat yang meliputi perhatian, kegiatan, dan rasa senang terhadap proses pembelajaran komunikasi bisnis pada kompetensi dasar melaksanakan komunikasi bisnis secara profesional dengan metode investigasi kelompok dan peserta didik tuntas belajar sudah lebih dari atau sama dengan 75% dari jumlah peserta didik di kelas X Akuntansi 1 Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Salatiga. “Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain pada taraf atau tingkat keberhasilan proses belajar mengajar, apabila 75% dari jumlah siswa yang mengikuti proses belajar mengajar atau mencapai taraf keberhasilan minimal.” 40
39
Ibid. hal. 78. Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta, 2002, hal. 122. 40
41
Indikator yang menyatakan minat peserta didik adalah perhatian, kegiatan, dan rasa senang terhadap pembelajaran dengan metode investigasi kelompok. Indikator minat dituangkan di dalam angket penilaian minat peserta didik. Angket dikategorikan menjadi empat kategori pengukuran minat di dalam proses pembelajaran
dengan
menggunakan
metode
investigasi
kelompok.
Skala
pengukuran 10-16 dapat dikategorikan peserta didik tidak berminat, 17-24 dapat dikategorikan peserta didik kurang berminat, 25-32 dapat dikategorikan peserta didik berminat, dan 33-40 dapat dikategorikan peserta didik sangat berminat.41 Peserta didik dikatakan telah tuntas belajar apabila hasil belajar kognitifnya telah mencapai nilai lebih atau sama dengan 75 (sesuai dengan KKM SMK N 1 Salatiga).
41
Mimin Haryati, loc. cit. hal. 41.
42