BAB III METODE PENELITIAN
3.1
Populasi dan Sampel Pengertian populasi menurut Sekaran (2009:262) sebagai berikut: “Refers to
the entire group of people, events, or things of interest that the researcher wishes to investigate. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang listed di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2014. Penentuan sampel menggunakan metode purposive sampling, yaitu penentuan sampel dari populasi yang ada berdasarkan kriteria. Berdasarkan metode tersebut, maka perincian sampel dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Perusahaan yang listed di BEI tahun 2014. 2. Perusahaan yang laporan tahunannya tersedia di situs web BEI. Dikurangi : 3. Perusahaan perbankan, asuransi, investasi, dan bisnis leasing. 4. Perusahaan yang datanya tidak lengkap untuk kepentingan penelitian.
3.2
Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel Variabel merupakan apapun yang dapat membedakan atau membawa varian
pada nilai (Sekaran, 2009). Pada penelitian ini menggunakan 2 (dua) variabel yaitu variabel dependen dan variabel independen.
3.1.1 Variabel Dependen Variabel dependen atau variabel terikat adalah variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen atau variabel bebas (Sekaran, 2009). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah ketepatwaktuan pelaporan yang diproksikan dengan Management Report Lag (MRL). Ketepatwaktuan diukur dengan dummy varibel, dimana kategori 1 untuk perusahaan yang tepat waktu dan kategori 0 untuk perusahaan yang tidak tepat waktu. Perusahaan di kategorikan tepat waktu apabila laporan keuangan dipublikasikan di situs web Bursa Efek Indonesia (BEI) sebelum atau paling lambat pada akhir bulan ketiga (90 hari) ,sedangkan perusahaan yang terlambat adalah perusahaan yang menyampaikan laporan keuangan setelah 31 Maret. 3.1.2 Variabel Independen Variabel independen atau variabel bebas adalah variabel yang membantu menjelaskan varians dalam variabel dependen atau variabel terikat (Sekaran, 2009). Pada penelitian ini menggunakan 5 (lima) variabel independen yang terdiri dari independensi dewan komisaris, ukuran dewan komisaris, independensi komite audit, keahlian keuangan komite audit, dan opini auditor. Berikut penjelasan secara rinci. 3.1.2.1 Independensi Dewan Komisaris Komisaris Independen adalah anggota dewan komisaris yang berasal dari luar emiten atau perusahaan publik dan memenuhi persyaratan, salah satunya yaitu tidak mempunyai hubungan afiliasi dengan emiten atau
perusahaan publik, anggota dewan komisaris, anggota direksi, atau pemegang saham utama emiten atau perusahaan publik tersebut. Pernyataan tersebut tertuang dalam peraturan Bapepam-LK nomor IX.I.5 tahun 2012. Independensi Dewan Komisaris (INDEPDK) dalam penelitian ini diukur dari rasio komisaris independen terhadap total dewan komisaris. 3.1.2.2 Ukuran Dewan Komisaris Menurut Undang-Undang Perseroan Terbatas Nomor 40 tahun 2007, pada pasal 108 ayat (5) dijelaskan bahwa bagi perusahaan berbentuk perseroan terbatas, maka wajib memiliki paling sedikitnya 2 (dua) anggota Dewan komisaris. Ukuran dewan komisaris (UKDK) dalam penelitian ini diukur dari jumlah total anggota dewan komisaris. 3.1.2.3 Independensi Komite Audit Dalam Peraturan Bapepam no. IX.I.5 : Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam No: Kep-29/PM/2004 yang diterbitkan pada 24 September 2004 mensyaratkan jumlah anggota komite audit sekurang-kurangnya tidak kurang dari 3 (tiga) orang yang diketuai satu orang komisaris independen dan 2 (dua) orang dari luar perusahaan yang independen terhadap perusahaan. Anggota komite audit yang merupakan komisaris independen bertindak sebagai ketua komite audit. Dalam hal anggota komisaris independen yang menjadi anggota komite audit lebih dari satu orang maka salah satunya bertindak sebagai ketua komite audit. Independensi Komite
Audit (INDEPAU) diukur dari rasio anggota yang berasal dari luar Emiten dengan jumlah anggota Komite Audit. 3.1.2.4 Keahlian Keuangan Komite Audit Sesuai peraturan Bapepam tentang komite audit bahwa perusahaan wajib memiliki setidaknya tiga orang anggota komite audit, salah satunya adalah komisaris independen, yang bertindak sebagai komite audit, sedangkan dua anggota lainnya harus pihak independen yang salah satunya mempunyai keahlian akuntansi dan/atau keuangan (financial expertise). Keahlian keuangan komite audit (EXPAU) diukur dari proporsi anggota Komite Audit yang kompeten dengan jumlah anggota Komite Audit. 3.1.2.5 Opini Auditor Opini wajar dengan pengecualian dianggap sebagai berita buruk (bad news) yang berdampak pada perlambatan proses pelaporan. Perusahaan yang tidak mendapatkan opini wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion) cenderung untuk melakukan penundaan yang lebih lama dibandingkan dengan perusahaan yang mendapatkan opini wajar tanpa pengecualian (Turel, 2010). Opini auditor (OPINI) pada penelitian ini diukur dengan menggunakan dummy variable yaitu skor 1 jika perusahaan mendapatkan opini audit wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion), dan skor 0 jika perusahaan mendapatkan opini audit lainnya.
3.3
Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder. Data sekunder merupakan data
yang diperoleh dari sumber yang sudah ada dan tidak perlu dicari sendiri oleh peneliti (Sekaran, 2009). Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data mengenai tanggal publikasi laporan keuangan perusahaan di situs web BEI yang diperoleh dari www.idx.co.id dan laporan tahunan perusahaan yang listed di BEI tahun 2014 yang diperoleh dari situs web BEI.
3.4
Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode dokumentasi yang merupakan teknik pengambilan data dengan cara mencari dan mengumpulkan data berupa tanggal publikasi laporan keuangan perusahaan di situs web BEI dan sumber data yang dibuat oleh perusahaan seperti laporan tahunan perusahaan (annual report).
3.5
Metode Analisis Metode analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian
ini adalah regresi berganda. Statistik deskriptif juga digunakan untuk memberikan deskripsi mengenai data-data yang terkait dalam penelitian ini. Selain itu, uji asumsi klasik dilakukan untuk mengetahui apakah data telah memenuhi asumsi klasik dan dapat diterapkan pada model regresi. Berikut penjelasan secara rinci mengenai metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini.
3.5.1 Analisis Statistik Deskriptif Statistik deskriptif merupakan suatu teknik yang memberikan gambaran atau informasi data dan tidak bermaksud untuk menguji hipotesis, yang dilihat dari nilai rata-rata (mean),
standar deviasi, nilai maksimum, dan minimum
(Ghozali, 2016). Nilai minimum digunakan untuk mengetahui jumlah terkecil dari data yang bersangkutan. Nilai maksimum digunakan untuk mengetahui jumlah terbesar dari data yang bersangkutan. Nilai rata-rata (mean) digunakan untuk mengetahui nilai rata-rata dari data yang bersangkutan. Standar deviasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar data yang bersangkutan bervariasi dari rata-rata. 3.5.2 Logistic Regression Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah logistic regression. logistic regression digunakan karena variabel dependen yang digunakan pada penelitian ini merupakan variabel dummy yaitu ketepatwaktuan pelaporan keuangan. Variabel bebas yang merupakan campuran antara variabel kontinyu (metrik) dan kategorial (non-metrik) menyebabkan asumsi multivariate normal distribution tidak dapat terpenuhi sehingga membentuk fungsinya menjadi logistik. Logistic regression digunakan untuk menguji apakah variabel-variabel independensi dewan komisaris (INDEPDK), ukuran dewan komisaris (UKDK), independensi komite audit (INDEPAU), keahlian keuangan komite audit (EXPAU), dan opini auditor (OPINI) mempengaruhi ketepatwaktuan pelaporan keuangan. Uji normalitas data tidak dilakukan dalam analisis penelitian ini karena menurut Ghozali (2016) logistic regression tidak memerlukan asumsi normalitas
pada variabel bebasnya. Model logistic regression yang akan digunakan untuk menguji hipotesis adalah sebagai berikut: Ln (MRL/1-MRL) = β0 + β1 INDEPDK + β2 UKDK + β3 INDEPAU + β4 EXPAU + β5 OPINI + έ. Dimana : MRL
: Dummy variabel ketepatwaktuan (kategori 0 untuk perusahan yang tidak tepat waktu dan kategori 1 untuk perusahaan yang tepatwaktu).
INDEPDK
: Independensi Dewan Komisaris (rasio komisaris independen terhadap total dewan komisaris).
UKDK
: Ukuran Dewan Komisaris (jumlah total anggota dewan komisaris)
INDEPAU
: Independensi Komite Audit (rasio anggota yang berasal dari luar Emiten dengan jumlah anggota Komite Audit).
EXPAU
: Keahlian Keuangan Komite Audit (proporsi anggota Komite Audit yang kompeten dengan jumlah anggota Komite Audit).
OPINI
: Opini Auditor (variabel dummy : 1 jika memperoleh unqualified opinion dan 0 jika memperoleh opini lainnya).
ε
: Error Analisis pengujian dengan regresi logistik menurut Santoso (2001)
memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1.
Menilai kelayakan model regresi
Analisis pertama yang dilakukan adalah menilai kelayakan model regresi logistik yang akan digunakan. Pengujian kelayakan model regresi logistik dilakukan dengan menggunakan Goodness of fit test yang diukur dengan nilai Chi-Square pada bagian bawah uji Homser and Lemeshow. Perhatikan output dari Hosmer and Lemeshow dengan hipotesis : a. H0 : Model yang dihipotesakan fit dengan data b. HA : Model yang dihipotesakan tidak fit dengan data Dasar pengambilan keputusan : Perhatikan nilai goodness of fit test yang diukur dengan nilai chi square pada bagian bawah uji Hosmer and Lemeshow :
2.
Jika probabilitas > 0,05 maka H0 diterima
Jika probabilitas < 0,05 maka H0 ditolak Menilai keseluruhan model (overall model fit) Langkah selanjutnya adalah menguji keseluruhan model regresi (overall
model fit). Pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai antara -2 Log Likelihood (-2LL) pada awal (Block Number = 0) dengan nilai -2 Log Likelihood (-2LL) pada akhir (Block Number = 1). Adanya pengurangan nilai antara -2LL awal dengan nilai –2LL pada langkah berikutnya menunjukkan bahwa model yang dihipotesakan fit dengan data. 3.
Menguji Koefisien regresi Dalam pengujian koefisien regresi perlu memperhatikan beberapa hal
berikut : a.
Tingkat signifikasi (α) yang digunakan sebesar 5 persen.
b.
Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis didasarkan pada signifikansi pvalue (probabilitas value). Jika p-value > α, maka hipotesis alternatif ditolak, sebaliknya jika p-value > α maka hipotesis alternatif diterima.