BAB III METODE PENELITIAN
3.1
Objek Penelitian Objek penelitian adalah hal awal suatu permasalahan yang harus
ditentukan dalam kegiatan penelitian sehingga penlitian dapat dilakukan secara efektif dan efisien sesuai dengan tujuan atau objek penelitian. Penelitian yang tepat diharapkan dapat menunjang kegiatan selama penelitian, sehingga hal-hal yang diperlukan dalam penelitian akan mudah dicapai. Berikut penulis akan menguraikan secara singkat sejarah perusahaan, visi dan misi perusahaan, struktur organisasi perusahaan beserta uraian tugas yang diembannya, dan metode penelitian yang digunakan. 3.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan Dalam perjalanan sejarahnya, Pusat Survei Geologi yang dikenal sekarang ini telah berevolusi melewati tiga kurun waktu. Dimulai dari Dienst van het mijnwezzen pada masa pemerintahan Hindia Belanda (1820). Setelah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia institusi ini menjadi Direktorat Geologi yang kemudian pada tahun 1979 berubah menjadi Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, dan sejak tahun 2006 menjadi Pusat Survei Geologi.
Penelitian dan pengembangan geologi di Indonesia diawali Dienst van het mijnwezzen dengan dipaparkannya teori undasi, penemuan lajur anomali gaya
32
33
berat free air negatif, dan penemuan fosil hominid oleh ilmuwan Belanda sekitar tahun 1850.
Pada tahun 1946, Direktorat Geologi memulai program pemetaan geologi sistematik, eksplorasi mineral logam dan mineral industri, survei hidrogeologi dan geologi teknik, penyelidikan dan pemantauan gunungapi. Pemetaan gayaberat sistematik dimulai padatahun 1964.
Sejak tahun 1979 Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi mulai merangkum berbagai hasil kegiatan yang telah dilakukan sebelumnya menjadi paket-paket data dan informasi kebumian berupa peta-peta geologi digital, serta paket data geologi Irian Jaya (Papua) dan Kalimantan. Kegiatan litbang kebumian dimulai dengan penajaman pada pencarian sumber-sumber baru energi dan mineral, serta aspek lingkungan dan kebencanaan. Hasil-hasil litbang yang berupa data dan informasi tentang potensi kebumian itu disebarluaskan kepada para pemangku kepentingan (stakeholder), kalangan industri dan masyarakat luas.
3.1.2. Visi , Misi dan Sasaran Organisasi Visi adalah harapan tentang masa depan perusahaan realistis, bisa dicapai dan menarik, atau jabaran tujuan kemana organisasi atau instansi harus menuju masa depan yang lebih baik dan lebih sukses, dimana Pusat Survei Geologi memiliki visi dan misi antara lain:
34
1. Visi Visi dari Pusat Survei Geologi adalah terwujudnya pusat ilmu dan informasi kebumian. 2. Misi Adapun misi dari Pusat Survei Geologi adalah : a.
Menyediakan data dasar geologi dan geofisika
b.
Melakukan penelitian di bidang geologi dan geofisika
c.
Menyediakan data dan informasi geologi
d.
Mengembangkan metoda dan konsep eksplorasi ESDM
e.
Mengembangkan kemandirian kelembagaan
f.
Memberikan pelayanan jasa penelitian di bidang geologi dan geofisika
3. Sasaran Sasaran yang ingin dicapai oleh Pusat Survei Geologi adalah sebagai berikut : a.
Tersedianya data dan informasi kebumian bagi upaya penemuan sumber baru energi dan sumber daya mineral serta pengembangan wilayah
b.
Terwujudnya sistem informasi yang handal
c.
Terwujudnya lembaga litbang yang tersertifikasi dan terakreditasi
d.
Terwujudnya sumber daya manusia yang kompeten dan profesional
e.
Terwujudnya sarana dan prasarana guna optimasi kinerja litbang
35
f.
Terlaksananya pelayanan prima jasa teknologi
Dibawah ini (Gambar 2.1) disajikan struktur organisasi Pusat Survei Geologi (PSG), Badan Geologi, Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral.
Gambar 3.1 Struktur Organisasin Pusat Survei Geologi 3.1.3. Tugas dan Fungsi Pusat Survei Geologi Pusat Survei Geologi mempunyai tugas menyelenggarakan suvei serta penelitian, penyelidikan dan pelayanan bidang geologi. Pusat Survei Geologi menyelenggarakan fungsi : a. Perumusan pedoman dan prosedur kerja; b. Perumusan rencana dan program penelitian dan pelayanan; c. Pengelolaan sarana dan prasarana penelitian dan pelayanan;
36
d. Penyelenggaraan penelitian dan penyelidikan, rekayasa teknologi, rancang bangun dan pemodalan untuk survei geologi; e. Pemetaan geologi, geofisika, geokimia, tektonik, geomorfologi, dan geologi kuarter secara bersistem dan bertema; f. Inventarisasi hasil survei, pemetaan, penelitian dan penyelidikan geologi; g. Pelayanan jasa survei, pemetaan dan penelitian geologi; h. Pengelolaan sistem informasi dan layanan informasi, serta sosialiasi dan dokumentasi hasil survei; i. Pengembangan kerja sama dan sistem manajemen mutu kelembagaan Pusat; j. Pembinaan Unit Pelaksana Teknis Museum Geologi; k. Pembinaan kelompok jabatan fungsional Pusat; l. Pengelolaan ketatausahaan, rumah tangga, administrasi keuangan, dan kepegawaian Pusat; m. Evaluasi pelaksanaan penelitian, penyelidikan dan survei di bidang geologi kelautan. Adapun bagian-bagian dari Pusat Survei Geologi terdiri dari : 1. Bagian Tata Usaha; 2. Bidang Sarana Teknis; 3. Bidang Program dan Kerja Sama; 4. Bidang Informasi; 5. Kelompok Jabatan Fungsional.
37
1. Bagian Tata Usaha Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan urusan kepegawaian, keuangan, rumah tangga dan ketatausahaan Pusat. Bagian Tata Usaha menyelenggarakan fungsi : a. Pengurusan perencanaan, pengangkatan, pengembangan, pemberhentian dan kesejahteraan pegawai, serta dokumentasi tata naskah pegawai; b. Pelaksanaan persuratan dinas kearsipan; c. Pelaksanaan administrasi anggaran dan perbendaharaan, serta akuntasi; d. Penyiapan sarana dan prasarana kerja, keamanan, kebersihan, keselamatan kerja dan keprotokolan; e. Evaluasi pelaksanaan urusan kepegawaian, keuangan, rumah tangga dan ketatausahaan Pusat. Bagian Tata Usaha terdiri dari : a. Subbagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas melakukan urusan pengelolaan pegawai, serta persuratan dinas dan kearsipan Pusat. b. Subbagian Keuangan dan Rumah Tangga mempunyai tugas melakukan administrasi keuangan dan rumah tangga Pusat.
38
2. Bidang Sarana Teknik Bidang Sarana Teknik mempunyai tugas melaksanakan urusan pengelolaan sarana dan prasarana penelitian dan pelayanan Pusat bidang geologi. Bidang Sarana Teknik menyelenggarakan fungsi : a. Penyiapan rumusan pedoman dan prosedur kerja penggunaan dan pelayanan jasa sarana teknik; b. Analisis spesifikasi dan kebutuhan sarana teknik penelitian dan pengembangan; c. Penyiapan rumusan rencana pengembangan sarana teknik penelitian dan pengembangan; d. Pengelolaan sistem manajemen mutu kelembagaan Pusat; e. Pengelolaan
dan
pelayanan
jasa
sarana
teknik
penelitian
dan
pengembangan; f. Evaluasi pelaksanaan urusan pengelolaan sarana dan prasarana penelitian dan pelayanan geologi Pusat.
Bidang Sarana Teknik, terdiri dari : a. Subbidang Laboratorium mempunyai tugas melakukan pengumpulan bahan, penelaahan, pelaksanaan, serta evaluasi atas pengelolaan sistem manajemen mutu kelembagaan dan sarana laboratorium penelitian dan pelayanan Pusat.
39
b. Subbidang
Sarana
Penyelidikan
mempunyai
tugas
melakukan
pengumpulan bahan, penelaahan, pelaksanaan, serta evaluasi atas pengembangan dan pelayanan jasa sarana teknik penelitian dan pelayanan Pusat. 3. Bidang Program dan Kerja Sama Bidang Program dan Kerja Sama mempunyai tugas menyiapkan rumusan perencanaan dan program, serta pengembangan kerja sama penelitian dan pelayanan
Pusat
bidang
geologi.
Bidang
Program
dan
Kerja
Sama
menyelenggarakan fungsi : a. Penyiapan pedoman dan prosedur kerja penelitian dan pelayanan sumber daya geologi; b. Penyiapan rumusan perencanaan kerja dan penganggaran, serta rencana strategis berbasis kinerja; c. Penyusunan akuntabilitas kinerja, serta pengelolaan hak atas kekayaan intelektual; d. Penyiapan pengembangan kerja sama penggunaan peralatan, serta kerja sama pelayanan jasa; e. Evaluasi pelaksanaan perencanaan dan program, serta pengembangan kerja sama penelitian dan pelayanan Pusat bidang geologi;
Bidang Program dan Kerja Sama, terdiri dari : a. Subbidang Program mempunyai tugas melakukan pengumpulan bahan, penelaahan, penyiapan, serta evaluasi pelaksanaan atas perencanaan kerja,
40
penganggaran, rencana strategis dan akuntabilitas kinerja penelitian dan pelayanan Pusat bidang geologi. b. Subbidang Kerja Sama mempunyai tugas melaksanakan pengumpulan bahan,
penelaahan,
pengelolaan,
serta evaluasi
pelaksanaan
atas
pengembangan kerja sama penggunaan peralatan dan kerja sama pelayanan jasa Pusat bidang geologi.
4. Bidang Informasi Bidang Informasi mempunyai tugas melaksanakan pengembangan sistem informasi dan penyebarluasan informasi, serta dokumentasi hasil penelitian dan pelayanan Pusat bidang geologi. Bidang Informasi menyelenggarakan fungsi : a. Penyiapan rumusan pengembangan infrastruktur teknologi informasi, serta operasi perangkat lunak informasi; b. Pelaksanaan pengelolaan sistem, jaringan dan situs informasi, serta pemutakhiran basis data; c. Pelaksanaan sosialisasi, dokumentasi dan publikasi, serta pengelolaan perpustakaan; d. Evaluasi
pelaksaksanaan
pengembangan
sistem
informasi
dan
penyebarluasan informasi, serta dokumentasi hasil penelitian dan pelayanan Pusat bidang geologi.
Bidang informasi, terdiri dari :
41
a. Subbidang Penerapan Sistem Informasi mempunyai tugas melakukan pengumpulan bahan, penelaahan, pelaksanaan, serta evaluasi atas pengelolaan infrastruktur teknologi informasi, operasi perangkat lunak, sistem jaringan dan situs informasi penelitian dan pelayanan Pusat bidang geologi. b. Subbidang Penyediaan Informasi Publik mempunyai tugas melakukan pengumpulan bahan, penelaahan, pelaksanaan, serta evaluasi atas pengelolaan pemutakhiran basis data, dokumentasi, perpustakaan, sosialisasi, dan publikasi penelitian dan pelayanan, Pusat bidang geologi.
5. Kelompok Jabatan Fungsional (1) Kepala Badan membentuk kelompok program penelitian dan pelayanan berdasarkan usulan Kepala Pusat yang bersangkutan. (2) Kelompok Jabatan Fungsional berada di bawah dan tanggung jawab kepada Sekretaris Badan atau Kepala Pusat yang bersangkutan. (3) Kelompok Jabatan Fungsional di lingkungan Badan Geologi mempunyai tugas melaksanakan dan memberikan jasa penelitian dan pelayanan di bidang geologi, serta melaksanakan tugas lainnya yang didasarkan pada keahlian dan atau keterampilan tertentu peraturan perundang-undangan.
42
(1) Kelompok Jabatan Fungsional terdiri dari Jabatan Fungsional Peneliti, Perekayasa, Penyelidik Bumi, Teknik Litkayasa, serta sejumlah jabatan fungsional tertentu lainnya yang terbagi dalam berbagai kelompok jabatan fungsional sesuai dengan bidang keahliannya yang diangkat dan diatur berdasarkan ketentuan perundang-undangan. (2) Masing-masing Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dikoordinasikan oleh seorang Tenaga Fungsional Senior yang diangkat oleh Kepala Badan Geologi. (3) Jumlah Tenaga Fungsional sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja. (4) Jenis dan jenjang Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), diatur berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.
3.2.
Metode Penelitian Metode Penelitian merupakan suatu cara atau teknik dalam mencari dan
mengumpulkan data yang nantinya akan digunakan untuk menganalisa faktorfaktor yang berhubungan dengan pokok-pokok permasalahan sehingga terdapat suatu kebenaran data-data yang akan diperoleh baik berupa data primer maupun sekunder yang digunakan untuk keperluan menyusun suatu karya ilmiah. Adapun pengertian
metode penelitian
menurut Sugiyono (2009 : 2)
“Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.”
43
Menurut salah satu situs yang dikutip oleh Nazir (dalam Nuraedi, Susilana, Hatimah, 2005:54) “Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang”. Sedangkan metode verifikatif menurut Sugiyono (2003:33) “Verifikatif adalah metode penelitian yang menguji hipotesis dengan menggunakan analisis statistik”.
3.2.1. Desain Penelitian Menurut Ibnu Subiyanto (2000:10) Desain Penelitian adalah suatu rancangan bentuk atau model suatu penelitian.
Untuk memperoleh hasil
penelitian yang baik, maka diperlukan suatu desain penelitian untuk menunjang penelitian. Desain penelitian harus sesuai dengan metode penelitian yang digunakan. Menurut sebuah situs yang dikutip dari Moh. Nazir (2009:84), desain penelitian adalah “semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian. Dimana proses perencanaan dimulai dari identifikasi masalah, pemilihan serta rumusan masalah, sampai dengan perumusan hipotesis”. Berdasarkan proses perencaan tersebut maka desain penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut :
44
1.
Mengidentifikasi Masalah Pengidentifikasian masalah yang penulis lakukan di Pusat Survei Geologi
Bandung, sesuai dengan fenomena-fenomena yang terkait dengan dampak terhadap kinerja pegawai. 2.
Merumuskan Masalah Dimana penulis dalam merumuskan masalah dilakukan dalam bentuk
pertanyaan. Maka dengan adanya rumusan masalah penelitian dapat dilaksanakan. 3.
Merumuskan Hipotesis Terkait dengan kualitas program aplikasi Mapinfo di Pusat Survei Geologi
Bandung akan memiliki dampak terhadap kinerja pegawai, maka dibutuhkan perumusan hipotesis untuk selanjutnya di uji kebenarannya karena hipotesis merupakan jawaban sementara. 4.
Menarik Kesimpulan Proses dimana penulis menentukan jawaban-jawaban atas pertanyaan-
pertayaan yang menjadi rumusan masalah, dimana dalam menentukan jawaban didasari dari hasil uji hipotesis dan pernyataan yang telah teruji kebenarannya. Metode penelitian yang dirancang untuk penelitian ini menggunakan metode Deskriptif dan Asosiatif. Menurut Bambang S. Soedibjo (2005:6) Metode Deskriptif adalah penelitian untuk mengetahui nilai variabel mandiri baik satu atau lebih variabel tanpa membuat perbandingan atau dihubungkan dengan variabel lainnya. Menurut Bambang S. Soedibjo (2005:7) Metode Asosiatif sebagai metode korelasional, karena digunakan untuk melihat hubungan antara dua atau lebih variabel. Metode asosiatif dapat dikatakan sebagai kelanjutan dari
45
metode deskriptif dimana kita hanya menghimpun, menyajikan data secara cermat dan teliti. Akan tetapi metode deskriptif tidak melakukan uji hipotesis tentang hubungan antar variabel. Menurut Bambang S. Soedibjo (2005:92) Kuesioner adalah sehimpunan pertanyaan yang telah dirancang terlebih dahulu dimana responden diberi alternatif pilihan jawaban yang sesuai dengan pendapatnya. Setelah data terkumpul kemudian akan dilakukan pengujian data dengan cara uji validitas dan uji reliabilitas. Menurut Bambang S. Soedibjo (2005:65) Uji Validitas dimaksudkan untuk melihat apakah kita telah mengukur sesuatu yang secara benar (konsep) dan Uji Reliabilitas dilakukan untuk melihat stabilitas dan konsistensi hasil pengukuran. Kemudian dilakukan pengujian hipotesis, untuk perhitungan dan pengujiannya dibantu dengan menggunakan SPSS 12 dan Ms. Excel. 3.2.2. Operasional Variable Operasional variabel merupakan proses penguraian variabel penelitian ke dalam subvariabel, dimensi, indikator subvariabel, dan pengukuran. Variabel – variabel yang akan diukur dan diuji dalam penelitian ini merupakan variabelvariabel
operasional dimana terdapat dua variabel yang menggambarkan
hubungan sebab akibat. Variabel yang satu memberi pengaruh atau dipengaruhi variabel lain dan hubungan tersebut terjadi dengan sendirinya. Menurut Sugiono (2002:20) : ”Variabel Penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau aspek dari orang maupun objek yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh penelitian untuk dipelajari dan diambil kesimpulan.”
46
Berdasarkan metode ujian skripsi yang digunakan oleh penulis serta dari pengertian penelitian diatas, maka dapat menetapkan variabel penelitian sebagai berikut : 1.
Variabel Independen (Program Aplikasi MapInfo) Variabel independent ( variabel bebas) yaitu variable yang mempengaruhi
variabel lain yang terjadi. Dalam penelitian ini, Program Aplikasi MapInfo di Pusat Survei Geologi Bandung. Dimana variable bebas disini merupakan variable yang mempengaruhi kinerja pegawai.
2.
Variabel Dependen ( Kinerja Kerja) Variable dependen (variabel tergantung), yaitu variable yang dipengaruhi
oleh variable lain yang sifatnya independent Untuk lebih jelasnya variabelvariabel yang menjadi variabel terkait dan variabel bebas maka variabel-variabel tersebut dioperasionalkan. Dimana variable tergantung disini merupakan variable yang dipengaruhi Progeram Aplikasi MapInfo. Untuk lebih jelas maka dalam operasional variable dapat dilihat dari tabel 3.1 Tabel 3.1 Operasional Variabel ariabel [1] Variabel X Kualitas Program Aplikasi MapInfo
Konsep Variabel [2] Penggolongan faktor-faktor atau dimensi-dimensi yang mempengaruhi kualitas suatu software yaitu:
Indiktor [3] Kebenaran (Correctness)
Ukuran [4] Tingkat kesesuaian software dengan kebutuhan Perusahaan Tingkat kesesuaian software dengan prosedur lapangan
Skala [5]
Ordinal
Ordinal
47
1.Correctness 2.Reliability 3.Efficiency 4.Integrity 5.Usability (McCall dan kawan-kawan pada tahun 1977) (http://adityasumantri. blogspot.com/ Jawaban Ujian UAS RPL / 11 Maret 2011)
Reabilitas (Reliability)
Efisiensi (Efficiency)
Tingkat kemananan (security) software Tingkat ketelitian sesuai dengan yang diinginkan Tingkat efisiensi waktu pengerjaan perkerjaan menggunakan Program Aplikasi MapInfo Tingkat ketepatan waktu yang dibutuhkan dalam penyelesaian pekerjaan Tingkat penyedian / pengaksesan laporan mrnggunakan MapInfo
Integritas (Integrity)
Kemampuan (Usability)
Tingkat kemudahan mengakses setiap tampilan pada Program Aplikasi MapInfo
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Tingkat keamanan dari pihak yang tidak berhak dapat dikendalikan
Ordinal
Tingkat kemudahan dalam penginputan data
Ordinal
Tingkat kemampuan dalam menghasilkan kesesuaian dengan output yang dibutuhkan
Ordinal
48
Tingakat kesesuain pekerjaan dengan Standar Operational Procedure (SOP)
Variabel Y Kinerja Pegawai
Dalam melakukan penilaian terhadap kinerja karyawan yang berdasarkan deskripsi prilaku yang spesifik, yaitu:
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Quantity of work Quality of work Job Knowledge Creativeness Dependability Cooperation Initiative Personal qualities
Kuantitas Kerja (Quantity of work)
Tingkat kesesuaian jumlah pekerjaan yang diselesaikan dengan standar yang ditetapkan perusahaan
Tingkat ketepatan dan kecepatan dalam menyelesaikan pekerjaan sesuai standar yang telah ditetapkan perusahaan Kualitas Kerja (Quality of work)
(Menurut Ivancevich dan Faustino Cardoso Gomes dalam Umi Narimawati (2009:71) (http://elib.unikom. ac.id/Landasan Teori/11 Maret 2011)
Tingkat kesesuaian kualitas pekerjaan yang berhasil diselesaikan dengan standar yang ditetapkan perusahaan Tingkat efisiensi waktu dalam menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan standar yang ditetapkan perusahaan
Pengetahuan Kerja (Job Knowledge)
Tingkat kejelasan pengetahuan dan keterampilan, yang dimiliki pegawai sehubungan dengan pekerjaan yang dilakukan
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
49
Tingkat kemampuan pegawai dalam mengetahui dan memahami pekerjaan yang dikerjaannya Kreatifitas (Creativeness)
Kerjasama (Cooperation)
Tingkat kreatifitas pegawai dalam menggunakan aplikasi MapInfo Tingkat kemampuan pegawai dalam memecahkan masalah menyangkut pekerjaan yang dilakukan Tingkat kemampuan pegawai dalam menemukan inovasi-inovasi baru dalam menyelesaikan pekerjaan yang dilakukan Tingkat kemandirian pegawai dalam mengembangkan kemampuannya menggunakan MapInfo Tingkat kemampuan dan kerelaan pegawai untuk bekerjasama dengan rekan sekerja Tingkat hubungan anara pegawai dengan atasannya Tingkat keakraban dan keeratan antara sesame pegawai dalam menyelesaikan pekerjaan
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
50
Dependtability (Kemandirian)
Inisiative (Inisiatif)
Personal Quality (Kualitas Individu)
Tingkat kemudahan pegawai dalam mengikuti petunjuk dan kebijakan yang dikeluarkan oleh perusahaan Tingkat kepercayaan diri pegawai dalam menyelesaikan setiap pekerjaan Tingkat keterbiasaan dalam menggunakan software baru Tingkat inisiatif pegawai dalam bekerja. Tingkat tanggung jawab pegawai terhadap pekerjan yang diberikan kepada Tingkat integritas dan kemampuan dalam menyelesaikan pekerjaan Tingkat kpribadian pegawai setelah menggunakan software Mapinfo Tingkat keramah tamahan pegawai antar sesama
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Jenis skala pengukuran yang digunakan yaitu ordinal, dimana oleh Zainal Mustafa (2009:55) dikemukakan bahwa : ”Skala Ordinal merupakan suatu instrument yang menghasilkan nilai atau skor yang bertingkat atau berjenjang (bergradasi)”.
51
Dalam operasionalisasi variabel ini semua variabel diukur oleh instrumen pengukur dalam bentuk kuesioner yang memenuhi pernyataan-pernyataan tipe likert. Tipe dalam skala likert menurut Sugiyono (2009:134) adalah sebagai berikut: ”Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial”. Untuk
pilihan
jawaban
diberi
skor,
maka
responden
harus
menggambarkan, mendukung pernyataan (item positif) atau tidak mendukung pernyataan (item negatif). Skor atas pilihan jawaban untuk kuesioner yang diajukan untuk pernyataan positif adalah sebagai berikut: Tabel 3.2 Skor pernyataan positif No. 1. 2. 3. 4. 5.
Keterangan Sangat Setuju Setuju Kurang setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
Skor 5≤ 4 3 2 1
Sumber: Sugiyono, 2009 3.2.3. Sumber dan Teknik Penentuan Data
Dalam melakukan pencarian terhadap bukti suatu fenomena yang terjadi dalam suatu penelitian, sumber data sangat perlu diperhatikan. Dengan maksud agar hasil analisis dari suatu penelitian searah dengan fenomena yang terjadi. Selanjutnya akan dibahas mengenai sumber data yang dibutuhkan dalampenelitian ini.
52
3.2.3.1.
Sumber Data
Sedangkan data yang diperlukan di atas dapat digali dari dua sumber, yaitu: a. Data Primer Adalah Suatu jenis data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti secara langsung dari sumber data utama. Data primer disebut juga sebagai data asli atau data baru yang memiliki sifat up-to-date. Untuk mendapatkan data primer, peneliti harus mengumpulkannya secara langsung. Teknik pengumpulan data primer antara lain observasi, wawancara, dan penyebaran kuesioner. b. Data Sekunder. Adalah data-data yang didapat dari sumber-sumber lain yang berfungsi sebagai data pendukung. Data Sekunder dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti buku, laporan, jurnal. Dalam hal ini adalah profil Pusat Survei Geologi Bandung, struktur organisasi, serta dokumen yang berkaitan dengan objek penelitian. 3.2.3.2.
Teknik Penentuan Data
Untuk mengetahui teknik penentuan data adalah dengan adanya jumlah populasi dan sampel yang terdapat di Pusat Survei Geologi Bandung yaitu dengan menggunakan metode pernarikan sampel, diantaranya adalah sebagai berikut : 1.
Populasi Pengertian populasi dikemukakan oleh Sugiyono (2001:57), populasi adalah
“Wilayah generalisasi yang terdiri atas objek yang mempengaruhi karakteristik
53
dan kuantitatif tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Untuk keperluan penelitian diperlukan sekelompok orang dalam satu wilayah yang diteliti (populasi) untuk diberikan kuesioner yang berisi sejumlah pertanyaan yang berisikan indikatir dan variabel.” Populasi dalam penelitian ini adalah 22 (dua puluh dua) orang atau lingkup pegawai di Pusat Survei Geologi yang menggunakan Program Aplikasi MapInfo. 2.
Sampel Sampel, bukan merupakan bagian dari responden tetapi sebagian narasumber
atau partisipasi dan informan yang dimiliki oleh populasi tersebut. (Sugiyono, 2008:118). Pada penelitian teknik penarikan sampel yang digunakan adalah total sampling atau sensus, dikarenakan jumlah dari pegawai di lingkup Pusat Survei geologi Bandung (user) yang menggunakan Program Aplikasi MapInfo di yang akan dijadikan sebagai responden yaitu sebanyak 22 (dua puluh dua)Pegawai. 3.2.4. Teknik Pengumpulan Data Jenis dan Metode Pengumpulan Data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Penelitian Kepustakaan (Library Research) Yaitu pengambilan data melalui beberapa teori dari buku – buku dan literature
lainnya yang ada kaitannya dengan masalah yang diteliti. 2.
Penelitian Lapangan (Field Research) Yaitu pengambilan data secara langsung pada objek penelitian untuk
mendapatkan data yang diperlukan, dengan cara :
54
A. Observasi Yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara pengamatan terhadap obyek. Dan disini peneliti melakukan pengamatan pada Pusat Survei Geologi Bandung. Hasil dari observasi dapat dijadikan data pendukung dalam menganalisis dan mengambil kesimpulan. B. Wawancara Yaitu melakukan wawancara secara langsung dengan pihak-pihak yang terkait dalam instansi dan mempunyai wewenang untuk memberikan informasi yang dibutuhkan dan mempunyai hubungan langsung dengan masalah yang tengah diteliti oleh peneliti, yaitu kepada sejumlah Pegawai di Pusat Survei Geologi Bandung yang menggunakan Program Aplikasi MapInfo. C. Kuesioner Menurut Bambang S. Soedibjo (2005:92) Kuesioner adalah sehimpunan pertanyaan yang telah dirancang terlebih dahulu dimana responden diberi alternatif pilihan jawaban yang sesuai dengan pendapatnya. Kuesioner merupakan mekanisme pengumpulan data yang efisien apabila peneliti mengetahui secara persis apa yang diinginkannya dan bagaimana megukur variabel yang akan ditelitinya. Kuesioner dapat disebarkan secara langsung, melalui pos atau elektronik. Dalam penelitian ini kuesioner disebarkan secara langsung oleh peneliti kepada pegawai di Pusat Survei Geologi Bandung, karena peneliti ingin
55
memperoleh jawaban yang lengkap dalam periode waktu yang singkat. Adapun penilaian yang disediakan adalah sebagai berikut: Tabel 3.3 Penilaian Kuesioner Jawaban
Bobot Nilai
Sangat Setuju
5
Setuju
4
Cukup
3
Tidak Setuju
2
Sangat Tidak Setuju
1
Sumber : Bambang S. Soedibjo (2005:92) 3. Dokumentasi Dalam mengumpulkan data, peneliti mencari hal-hal atau variabel melalui buku, internet serta dokumen-dokumen milik Pusat Survei Geologi Bandung sesuai dengan kebutuhan. 3.2.5. Teknik Pengujian Data Mengingat pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner, maka kesungguhan responden dalam menjawab setiap pertanyaan – pertanyaan yang diajukan oleh peneliti merupakan hal yang sangat penting dalam penelitian. Keabsahan atau kesahihan suatu hasil penelitian sangat ditentukan oleh alat ukur yang digunakan. Apabila alat ukur yang digunakan tidak valid atau tidak dapat dipercaya, maka hasil penelitian yang dilakukan tidak akan menggambarkan keadaan yang sesungguhnya.
56
Dalam mengatasi hal tersebut, maka diperlukan dua macam pengujian yaitu uji validitas dan uji realibitas. Jika validitas dan realibilitas tidak diketahui, maka akibatnya menjadi fatal dalam memberikan kesimpulan ataupun memberi alasan terhadap hubungan-hubungan antar variabel, bahkan secara luas validitas dan realibilitas mencakup mutu seluruh proses pengambilan data sejak konsep disiapkan sampai data siap untuk dianalisis. Pengujian validitas merupakan pengujian yang digunakan untuk menunjukan sejauh mana suatu alat ukur itu dapat mengukur apa yang ingin diukur. Sedangkan pengujian reliabilitas merupakan pengujian yang menyangkut pada ketepatan alat ukur itu sendiri. 3.2.5.1 Uji Validitas Uji validitas data dilakukan untuk mengetahui tingkat validitas data dan derajat kebenaran (valid atau tidaknya suatu item pernyataan pada kuesioner yang diberikan pada responden) dari suatu proses pengumpulan data pada instrument penelitian.
Pengertian uji validitas secara umum adalah alat pengumpulan
(pengukuran) data menunjukkan kesesuaian atau kecocokan antara alat ukur dengan apa yang diukur. ”Bila korelasi tiap faktor tersebut positif dan besarnya lebih besar dari sama dengan 0,3 maka faktor tersebut merupakan konstruk yang kuat.” (Sugiyono,2010:126). ”Uji validitas data dilakukan untuk mengetahui tingkat validitas data dan derajat kebenaran (valid atau tidaknya suatu item pernyataan pada kuesioner yang diberikan pada responden) dari suatu proses pengumpulan data pada
57
instrument penelitian. Kita juga menetapkan nilai kritisnya sebesar 0,3 artinya jika koefisiensi korelasi bernilai > 0,3 maka butir dinyatakan valid ” (Bambang S. Soedibjo, 2005:76). Berikut adalah dasar dalam pengambilan keputusan : 1. Jika r positif, serta r hitung ≥ 0,3 (rTabel) maka item pertanyaan tersebut valid 2. Jika r tidak positif, serta r hitung < 0,3 (rTabel) maka item pertanyaan tersebut tidak valid 3.2.5.2 Uji Reliabilitas Menurut Sugiyono (2010:348) Uji Reliabilitas adalah instrument yang bila
digunakan
beberapa kali untuk mengukur
obyek
yang
sama
akan
menghasilkan data yang sama. Menurut Bambang S. Soedibjo (2005:65) Uji Reliabilitas adalah alat ukur yang digunakan untuk melihat seberapa jauh keandalan alat ukur yang digunakan. Dalam hal ini uji reliabilitas instrument melalui internal consistency dengan menggunakan koefisien alpha Cronbach (Guilford dalam Bambang S. Soedibjo, 2005:70). Menurut Sekaran dalam Bambang S. Soedibjo (2005:70), koefisian
-Cronbach dapat dipandang sebagai sebuah indeks yang cukup
sempurna dalam menilai reliabilitas konsistensi antar butir. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
58
(Guilford dalam Bambang S. Soedibjo, 2005:70) Keterangan:
= Jumlah Variabel
= Varians dari item ke-I
= Varians dari jumlah keseluruhan butir
Menurut Sekaran dalam (Bambang S. Soedibjo 2005:72)
kriteria
penilaian terhadap koefisien α-Cronbach adalah jika koefisien α kurang dari 0,6 maka instrumen dikatakan kurang reliabel, jika diantara 0,6 dan 0,8 dikatakancukup reliabel, sedangkan jika α lebih besar 0,8 maka instrumen dikatakan sangat reliabel.
3.2.5.3.
Uji Method Sucsessive Interval (MSI) dari data ordinal ke interval Skala Pengukuran dari data yang diperoleh adalah bervariasi yaitu
nominal, skala ordinal dan rasio. Untuk data yang mempunyai skala ordinal
59
dengan menggunakan skala Likert, dengan bobot nilai 5,4,3,2,1 atau pengukuran sikap dengan kisaran positif sampai dengan negative. (Sugiyono, 1999:86). Maka data tersebut perlu ditingkatkan menjadi skala interval dengan metode “method of successive interval”. Adapun langkah – langkahnya sebagai berikut: a) Ambil data ordinal hasil kuesioner b) Setiap pertanyaan, dihitung proporsi jawaban untuk setiap kaegori jawaban dan hitung proporsi kumulatifnya. c) Menghitung nilai Z untuk setiap proporsi kumulatif yang diperoleh dengan menggunakan table normal. d) Menghitung nilai densitas untuk setiap proporsi kumulatif dengan memasukkan nilai Z pada rumus distribusi normal. e) Menghitung nilai skala dengan rumus Method of Successive Interval.
Means of Interval = f) Menentukan nilai transformasi (nilai untuk skala interval) dengan menggunkan rumus : Nilai Transformasi = Nilai Skala -½Nilai Skala Maksimal ½ + 1 3.2.6. Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dan verifikatif. Analisis deskriptif digunakan untuk menggambarkan tentang ciri – ciri responden dan variable penelitian, sedangkan analisis verifikatif digunakan untuk menguji hipotesis penelitian menggunakan uji statistic yang relevan.
60
3.2.6.1 Rancangan Analisis Rancangan analisis dalam penelitian ini akan menggunakan Metode Deskriptif dan Verifikatif. Analisis deskriptif digunakan untuk menggambarkan tentang ciri-ciri responden dan variabel penelitian, sedangkan verifikatif digunakan untuk menguji hipotesis penelitian menggunakan uji statistik yang relevan.
3.2.6.1.1
Rancangan Analisis Deskriptif
Rancangan ini digunakan untuk dapat mengatahui perolehan nilai atau skor dari variabel-variabel yang diteliti kedalam kategori-kategori tertentu. 1. Rancangan Analisis Deskriptif Analisis deskriptif digunakan dengan menyusun table frekuensi distribusi untuk mengertahui apakah tingkat perolehan nilai (skor) variabel penelitian masuk dalam kategori sangat setuju, setuju, cukup atau ragu-ragu, tidak setuju, sangat setuju, statistic Deskriptif adalah “statistic yang menggunakan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi” (Sugiyono, 2008:2006). Pada penelitian ini, statistic deskriptif ini digunakan untuk mengetahui frekuensi jawaban dari setiap pertanyaan kuesioner dan identitas responden, yang akan ditampilkan dalam bentuk table frekuensi. Skor aktual diperoleh melalui hasil perhitungan seluruh pendapat responden sesuai klasifikasi bonot yang diberikan (1,2,3,4, dan 5). Sedangkan
61
skor ideal diperoleh melalui peroleha prediksi nilai tertinggi dikalikan dengan jumlah kuesioner dikalikan responden.
=
∑ × 100% ∑ !"#
Keterangan : a.
Skor Aktual adalah jawaban seluruh responden atas kuesioner yang telah diajukan.
b.
Skor Ideal adalah
skor/ nilai tertinggi * jumlah responden * jumlah
pernyataan Sehingga hasil dari perhitungan rumus diatas dikonfirmasikan dengan kriteria yang telah ditetapkan, dapat dilihat dari tabel berikut : Tabel 3.4 Kriteria Presentasi Skor Tanggapan Reasponden Terhadap Skor Ideal Interval Tingkat Intensitas
Kriteria
20.00 - 36.00
Tidak baik
36.01 - 52.00
Kurang baik
52.01 - 68.00
Cukup
68.01 - 84.00
Baik
84.01 – 100
Sangat baik
Sumber : Umi Narimawati (2007:85)
62
2.
Rancangan Analisis Verifikatif Analisis Kuantitatif adalah hasil suatu masalah yang akan diteliti lebih lanjut
yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu menggunakan statistik inferensi. Statistik inferensi digunakan sebagai pengambilan keputusan dan pada umumnya menyertakan pengambilan keputusan dengan uji hipotesis. Uji hipotesis yang dilakukan dalam penelitian yaitu menggunakan analisis korelasi dengan menggunakan SPSS 12, analisis regresi dan koefisien determinasi. Interprestasi dan nilai koefisien korelasi spearman adalah sebagai berikut : a. r = 0 atau mendekati 0 artinya : tidak terdapat hubungan antara variable x dengan variable y. b. r = +1 artinya : hubungan kedua variable bersifat searah. Searah mempunyai makna bahwa jika variable bebas besar, maka variable terikatnya juga besar. c. r = -1 artinya : jika korelasi menghasilkan angka negatif (-), hubungan kedua variable berifat searah. Tidak searah mempunyai makna bahwa jika variable bebas besar maka variable terikatnya adalah kecil. Untuk dapat memudahkan pengolahan korelasi, maka dalam penelitian ini menggunakan software SPSS 12 for windows. a) Analisis Korelasi Pengujian korelasi yang digunakan adalah korelasi Person Product Moment, digunakan untuk mengetahui sejauh mana dan kuat tidaknya hubungan antara
63
variabel (independen) yaitu Peranan Software Aplikasi Pelayanan Pelanggan Terpusat (AP2T) dan variabel terkait (dependent) yaitu Kinerja Pegawai di PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten (DJBB) APJ Cimahi. Rumus koefisien korelasi Pearson Product moment adalah sebagai berikut :
r=
n(∑ XiYi) − (∑ Xi)(∑ y)
{n(∑ Xi ) − (∑ Xi) }{n(∑ yi ) − (∑ yi) } 2
2
2
2
Keterangan : ( = Korelas antara variable independen dan dependent ∑ x = Jumlah skor tiap item dari seluruh responden uji coba ∑ y = Jumlah Skor total seluruh item dari keseluruhan responden uji coba N = jumlah Responden Untuk dapat memberikan penafsiran terhadap terhadap koefisien kolerasi besar atau kecil perananya, maka dapat berpedoman pada ketentuan yang tertera pada tabel berikut :
64
Tabel 3.5 Pedoman Untuk Memberikan Interprestasi Koefisien Kolerasi Interval Koefisien
Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199
Sangat Rendah
0,20 – 0,399
Rendah
0,40 – 0,599
Sedang
0,60 – 0,799
Kuat
0,80 – 1,00
Sangat Kuat
Sumber : sugiyono (2007:250)
b) Analisis Regresi Analisis regresi adalah teknik analisis yang meliputi metode – metode yang digunakan untuk memprediksi nilai – nilai dari suatu atau lebih variabel tergantung yang dihasilkan adanya pengaruh satu atau lebih variabel bebas. Analisis regresi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu regresi linier sederhana. Regresi linier mengestimasi besarnya koefisien – koefisien yang dihasilkan dari persamaan yang bersifat linier yang melibatkan satu variabel terikat. Adapun persamaan umum regresi linier sederhana (Sudjana : 312), Yaitu:
Y=a+b X Dimana:
65
a=
∑+,∑( -
= . − 01
-2∑3+4∑3∑+
b=
-∑3 5 2∑345
Keterangan : X = Software (MapInfo). Y = Kinerja Pegawai. N = Jumlah Responden a = Nilai Intercept ( konstanta) b = Angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka peningkatan ataupun penurunan variabel dependent. Bila b (+) maka terjadi kenaikan, dan bila b (-) maka terjadi penurunan. c)
Analisis Koefisien Determinasi Nilai korelasi ( 6 hanya menyatakan erat tidaknya hubungan antara variabel
Independen dan variabel Dependen. Maka untuk mengetahui seberapa besar tingkat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen, digunakan koefisien determinasi. Koefisien determinasi adalah kuadrat koefisien korelasi yang menyatakan besarnya presentase perubahan dependen yang bisa diterangkan oleh independen melalui hubungan independen dan dependen. Adanya rumus dari koefisien determinasi (Sudjana, 2002:137), adalah sebagai berikut :
66
Kd=( 6 x100% Keterangan : Kd = Koefisien determinasi ( 6 =koefisien korelasi 3.2.6.2 Pengujian Hipotesis Menurut Jonathan Sarwono (2005:43), Hipotesis yang sudah dirumuskan kemudian harus diuji. Pengujian ini akan membuktikan H0 atau H1 yang akan diterima. Jika H1 diterima maka H0 ditolak. Pengujian hipotesis digunakan untuk mengetahui hubungan antara kedua variabel terdapat hubungan yang erat atau saling berperan, antara variabel bebas yaitu dalam penelitian ini adalah Kualitas Program Aplikasi MapInfo dampaknya Terhadap Kinerja Pegawai pada Pusat Survei Geologi Bandung, maka dilakukan uji hipotesis nol dimana : Ho : ρ = 0,
artinya Kontribusi Kualitas Program Aplikasi MapInfo tidak berpengaruh Terhadap Kinerja Pegawai pada Pusat Survei Geologi Bandung.
Ha : ρ ≠ 0,
artinya Kontribusi Kualitas Program Aplikasi MapInfo Dampaknya Terhadap Terhadap Kinerja Pegawai pada Pusat Survei Geologi Bandung.
Untuk pengujian ini maka digunakan uji T, Menurut Jonathan Sarwono (2006 : 154) pengertian Uji T (T Test) adalah untuk membandingkan rata-
67
rata dua Variabel dalam satu kelompok. Kriteria uji adalah t
hitung >
t
table
maka H0 ditolak
dan H1 diterima yang didapat dari tabel distribusi t dengan α = 0,05 (5%), apabila t
hitung
< t
tabel
maka H0 diterima dengan H1 ditolak yang didapat dari table
distribusi t dengan α = 0,05. Berikut adalah rumus untuk uji T :
t hitung = Keterangan : r = Koefisien korelasi berpangkat. n = Jumlah responden. Bandingkan
dengan
pada tingkat kepercayaan 5% dengan dk
= n – 2 Sumber : sugiyono (2007:25)
HO Ditolak
HO Ditolak
HO Diterima
-t
0
Gambar 3.2 Skema Analisis Hipotesis
t