29
BAB III METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif, karena mengungkap data yang sedang berlangsung. Data yang terkumpul dicatat dan kemudian dianalisis. Mardalis (1986:26) menyatakan bahwa: Penelitian deskriptif bertujuan untuk memperoleh informasiinformasi mengenai keadaan saat ini dan melihat kaitan antara variabel-variabel yang ada. Penelitian ini tidak menguji hipotesis atau tidak menggunakan hipotesa, melainkan hanya mendeskripsikan informasi apa adanya sesuai dengan yang diteliti. Menurut Suharsimi Arikunto (2010:234) menyatakan juga bahwa “Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan”. Selain definisi-definisi tersebut, dikemukakan pula beberapa definisi lainnya. Bogdan dan Taylor (Moleong, 2010:4) mengemukakan juga bahwa: Metodologi kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara holistic (utuh).
Zulfa Rahmah Effendi, 2012 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
30
David Williams (Moleong, 2010:5) menulis bahwa “Penelitian kualitatif adalah pengumpulan data pada suatu latar alamiah, dengan menggunakan metode alamiah, dan dilakukan oleh orang atau peneliti yang tertarik secara alamiah”. Definisi ini memberikan gambaran bahwa penelitian kualitatif mengutamakan latar alamiah, metode alamiah, dan dilakukan oleh orang yang mempunyai perhatian alamiah.
B. Tempat Penelitian Kegiatan penelitian ini akan dilaksanakan di SLB B-C Sumbersari yang berada di Jln. Majalaya No. 29 Antapani Bandung.
C. Subjek Penelitian Adapun yang menjadi subjek penelitian adalah guru dan siswa tunagrahita sedang 5 orang kelas X tingkat SMALB di SLB B-C Sumbersari Bandung.
D. Instrumen Penelitian Dalam penelitian kualitatif yang menjadi instrument penelitian adalah peneliti sendiri. Keberadaan peneliti sebagai instrument merupakan alat pengumpul data utama, seperti yang dikemukakan oleh Moleong (2010:165) bahwa “Hanya manusia sebagai alat sajalah yang dapat berhubungan dengan responden atau objek lain dan hanya manusialah yang mampu memahami kenyataan-kenyataan yang ada di lapangan”.
Zulfa Rahmah Effendi, 2012 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
31
Sugiyono (2006:306) mengemukakan bahwa: Peneliti kualitatif sebagai human instrument, berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data, dan membuat kesimpulan atas temuannya.
Oleh karena itu, peneliti akan terjun ke lapangan untuk mengumpulkan data, menganalisis data hingga membuat kesimpulan dari penelitian yang telah dilaksanakan.
E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data lebih menitik beratkan kepada perekaman situasi yang terjadi dalam konteks masalah yang dibahas. Dengan demikian, teknik pengumpulan data yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. a. Wawancara Wawancara merupakan bentuk komunikasi verbal untuk mendapatkan keterangan atau informasi mengenai data yang dibutuhkan dalam penelitian. Wawancara adalah salah satu cara yang terbaik dalam penelitian kualitatif. Moleong (1998:135) mengemukakan bahwa pengertian wawancara adalah “Percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu wawancara yang memberikan pertanyaan dan yang diwawancarai yang memberikan jawaban atas pertanyaan”.
Zulfa Rahmah Effendi, 2012 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
32
Dalam melakukan wawancara, peneliti telah menyiapkan instrument penelitian
berupa
pertanyaan-pertanyaan
tertulis.
Pertanyaan-
pertanyaan tersebut disusun sedemikian rupa sehingga mencakup aspek-aspek yang berkaitan dengan kebutuhan data. Dengan wawancara ini setiap responden diberi pertanyaan yang sama, dan peneliti mencatatnya. Oleh karena itu, yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah guru kelas dan siswa yang menjadi subjek penelitian. Adapun aspek-aspek yang ingin diungkap antara lain: 1) Kemampuan dalam membuat kue bola-bola coklat, yang meliputi: kemampuan dalam mengenal peralatan, kemampuan dalam
mengenal
bahan-bahan,
kemampuan
dalam
mempraktekkan membuat kue bola-bola coklat. 2) Cara guru membuat program pembelajaran, yang meliputi cara menentukan
tujuan
pembelajaran,
penentuan
materi
pembelajaran, penentuan metode atau strategi pembelajaran, penentuan evalusi pembelajaran. 3) Pelaksanaan pembelajaran keterampilan membuat kue bolabola coklat, yang meliputi: persiapan KBM, penyampaian materi yang sesuai dengan kurikulum, penerapan metode pembelajaran dalam menyampaikan materi, penerapan teknik dan
pendekatan
pembelajaran,
pembelajaran dalam KBM.
Zulfa Rahmah Effendi, 2012 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
penggunaan
media
33
4) Hambatan
yang
dialami
siswa
dalam
pelaksanaan
pembelajaran keterampilan membuat kue bola-bola coklat, yang berasal dari kemampuan guru dalam mengelola kegiatan belajar mengajar, kemampuan yang dimiliki siswa, sarana prasarana penunjang, lingkungan belajar yang efektif. 5) Usaha yang dilakukan guru dalam mengatasi hambatan dalam pelaksanaan pembelajaran keterampilan membuat kue bolabola coklat, yang meliputi: penciptaan lingkungan belajar yang efektif, pengelolaan KBM yang efektif, sarana dan prasarana yang menunjang.
b. Observasi Sudjana dan Ibrahim (2001:109) mengemukakan bahwa: “Observasi sebagai alat pengumpul data yang banyak digunakan untuk mengukur tingkah laku individu ataupun proses terjadinya suatu kegiatan yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan”. Observasi yang digunakan dalam penelitian ini dengan tujuan untuk mengadakan pengamatan secara fisik tentang kegiatan yang dilakuan. Panggabean (1991:89) menyatakan bahwa: “Observasi dan wawancara adalah cara yang terbaik untuk mengumpulkan data bagi para peneliti kualitatif”. Halhal yang diobservasi dalam penelitian ini yaitu mengenai pelaksanaan pembelajaran keterampilan membuat kue bola-bola coklat yang meliputi (1) persiapan kegiatan belajar mengajar dalam kelas, (2)
Zulfa Rahmah Effendi, 2012 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
34
penyampaian
materi
pembelajaran,
(3)
penggunaan
media
pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar, (4) penerapan metode pembelajaran dalam menyampaikan materi, (5) kemampuan anak tunagrahita sedang dalam keterampilan membuat kue bola-bola coklat.
c. Dokumentasi Dokumentasi dimaksudkan untuk mendukung dan mempertegas hasil observasi dan wawancara. Dokumen yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini diantaranya foto-foto pembelajaran keterampilan membuat kue bola-bola coklat bagi anak tunagrahita sedang tingkat SMALB di SLB B-C Sumbersari Bandung.
F. Pengujian Keabsahan Data a. Perpanjangan Waktu Perpanjangan waktu penelitian merupakan salah satu teknik untuk memperoleh keabsahan data, dengan perpanjangan waktu, diharapkan peneliti dapat memperoleh berbagai informasi secara leluasa sesuai dengan kebutuhan penelitian. Berapa lama perpanjangan penelitian ini dilakukan, akan sangat tegantung pada kedalaman peneliti menggali data, keluasan informasi yang diperoleh, dan kepastian data yang telah diperoleh.
Zulfa Rahmah Effendi, 2012 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
35
b. Ketekunan Pengamatan Ketekunan pengamatan merupakan salah satu aspek keabsahan data. Dengan ketekunan pengamatan yang dilakukan terhadap pelaksanaan pembelajaran keterampilan membuat kue pada anak tunagrahita sedang, diharapkan mampu memberikan informasi yang lebih sesuai. Dengan meningkatkan ketekunan pengamatan, maka peneliti dapat melakukan pengecekan kembali apakah data yang telah ditemukan itu salah atau tidak. Untuk meningkatkan ketekunan, peneliti membaca berbagai referensi buku maupun hasil penelitian atau dokumentasidokumentasi yang terkait dengan temuan yang diteliti.
c. Triangulasi Sugiyono (2006:372) mengemukakan bahwa “Triangulasi diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu”, sedangkan Moleong (2010:330) mengemukakan bahwa “Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu”. Menurut Moleong (2010:331) triangulasi dapat dicapai melalui: (1) Membandingkan data hasil pengamatan dengan wawancara, (2) Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakan orang secara pribadi, (3) Membandingkan apa yang dikatakan orang tentang situasi penelitian dengan yang dikatakan sepanjang waktu, (4) Membandingkan keadaan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang, dan (5) Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan. Zulfa Rahmah Effendi, 2012 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
36
Teknik triangulasi yang digunakan adalah triangulasi dengan sumber, yaitu dengan membandingkan suatu informasi melalui waktu dan alat yang berbeda dengan cara membandingkan data hasil observasi dengan hasil wawancara serta dokumentasi. Dengan demikian derajat kepercayaan informasi yang didapat dalam penelitian ini terjamin, secara singkat teknik triangulasi ini dapat dilihat pada gambar berikut:
WAWANCARA
OBSERVASI
DOKUMENTASI
G. Teknik Analisis Data Menurut Bogdan (Sugiyono, 2006:334) menyatakan bahwa “Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lainnya, sehingga dapat mudah difahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain”. Setelah data terkumpul dari hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi kemudian peneliti langsung mengolahnya dengan melakukan
Zulfa Rahmah Effendi, 2012 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
37
penafsiran
dan
menganalisis
secara
kritis
terhadap
keseluruhan
pelaksanaan pembelajaran keterampilan membuat kue bagi tunagrahita sedang tingkat SMALB di SLB B-C Sumbersari Bandung. Dalam penelitian ini yang akan diteliti meliputi kemampuan anak tunagrahita sedang dalam membuat kue, pembuatan program pembelajaran keterampilan membuat kue bola-bola coklat, pelaksanaan pembelajaran keterampilan membuat kue bola-bola coklat, kemampuan siswa dalam pembelajaran keterampilan membuat kue bola-bola coklat, hambatan apa saja yang dialami siswa hingga upaya yang dilakukan dalam mengatasi masalah tersebut. Kemudian ditarik kesimpulan secara bertahap dan dilakukan pembahasan hingga mencapai tujuan yang diharapkan. Proses analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini mengacu pada proses analisis data yang disampaikan oleh Miles dan Huberman (Sugiyono, 2006:337) yaitu “Analisis data dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas sehingga datanya jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification”. a. Reduksi Data (Data Reduction) Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya, dan membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan
Zulfa Rahmah Effendi, 2012 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
38
gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.
b. Penyajian data (Data Display) Setelah
data
direduksi,
maka
langkah
selanjutnya
adalah
mendisplaykan data. Dengan mendisplaykan data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah difahami tersebut.
c. Penarikan kesimpulan/verifikasi (Conclusion Drawing/verification) Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan Huberman (Sugiyono, 2006:345) adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin tidak, karena masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah penelitian berada di lapangan.
H. Tahap-tahap Penelitian Tahap penelitian yang dilakukan oleh peneliti dimulai dari tahap pralapangan, tahap pekerjaan lapangan, sampai tahap analisis data seperti yang disampaikan oleh Moleong (2010:127-158). Zulfa Rahmah Effendi, 2012 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
39
1. Tahap Pra Lapangan a. Menyusun Rencana Penelitian Kegiatan ini merupakan tahap awal dari serangkaian proses penelitian. Intinya, berupa penyusunan rancangan penelitian yang diajukan ke Dewan Skripsi Jurusan Pendidikan Luar Biasa FIP UPI yang mana setelah mendapat persetujuan proposal penelitian diseminarkan. b. Memilih Lapangan Penelitian Proses pemilihan latar penelitian dalam penelitian ini diawali dengan data yang ditemukan oleh peneliti di SLB-BC Sumbersari Bandung. c. Mengurus Perizinan Pengurusan perizinan yang bersifat administratif, dilakukan mulai dari tingkat jurusan, fakultas, universitas, BPPM, sampai Dinas Pendidikan Kota Bandung.
d. Menyiapkan Peralatan Penelitian Pada tahap ini, peneliti menyiapkan segala perlengkapan yang dibutuhkan
untuk
memperlancar,
memperjelas,
dan
mempermudah kegiatan pengumpulan data di lapangan. Adapun kegiatan pada tahap ini adalah mempersiapkan instrument penelitian yang terdiri dari pedoman wawancara dan pedoman observasi.
Zulfa Rahmah Effendi, 2012 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
40
2. Tahap Pekerjaan Lapangan a. Memahami Latar Penelitian 1) Pembatasan penelitian. Pemahaman latar penelitian menjadi sangat penting, sehingga strategi untuk mengumpulkan data menjadi efektif. Adapun latar penelitian ini dibatas pada lokasi dimana kasus berada. 2) Penampilan. Dalam melakukan penelitian, peneliti juga sangat memperhatikan penampilan. Lokasi penelitian dilaksanakan di sekolah, maka peneliti juga harus tampil dengan sopan dan formal. 3) Pengenalan hubungan peneliti di lapangan. Penelitian ini bersifat pengamatan langsung tanpa berperan serta, maka peneliti berusaha agar hubungan dengan lingkungan yang ada di lokasi penelitian tetap penuh kakraban, tanpa mengubah situasi yang terjadi pada latar penelitian dan perilaku alami yang ada di lokasi penelitian. 4) Jumlah waktu studi. Peneliti mengalokasikan waktu penelitian di lapangan selama tiga minggu, diharapkan dengan jumlah waktu yang sangat terbatas ini berbagai data penelitian dapat terkumpul dengan baik.
Zulfa Rahmah Effendi, 2012 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
41
b. Memasuki Lapangan 1) Keakraban hubungan. Keakraban hubungan peneliti dengan lingkungan sosial di lingkungan penelitian selalu berusaha dijaga oleh peneliti. Agar mempermudah peneliti dalam upaya memperoleh berbagai data yang diinginkan. 2) Peranan peneliti. Peran peneliti dalam aktivitas yang ada dilokasi penelitian tidak besar, karena penelitian ini dilakukan dengan pengamatan langsung tanpa berperan serta. Dikhawatirkan akan mempengaruhi kondisi dan perilaku di lkasi penelitian.
c. Berperan Serta dan Mengumpulkan Data 1) Pengarahan batas studi. Pengarahan batas studi dilakukan dengan memperhatikan batasan masalah pada focus penelitian yang akan diteliti. Pengarahan batas studi sangat penting agar peneliti tidak terjebak pada masalah-masalah yang berada di luar focus masalah penelitian. 2) Mencatat data. Mencatat data dilakukan peneliti pada saat dan sesudah pengumpulan data, pada saat wawancara dan sesudah observasi berlangsung.
Zulfa Rahmah Effendi, 2012 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu