62
BAB III METODE PENELITIAN
A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan berupa penelitian kuasi eksperimen (Quasi experimental) (Sukmadinata, 2007:207) dengan desain “Static group pretest-posttest design” (Fraenkel & Wallen, 1993:266). Penelitian ini termasuk penelitian kuasi eksperimen karena tidak semua variabel penelitian dapat dikontrol kecuali variabel-variabel utama dan dilakukan penyamaan (matching) karakteristik dari rata-rata hasil belajar siswa pada salah satu mata pelajaran. Sedangkan, desain yang digunakan merupakan desain yang tediri dari dua kelompok penelitian yang dipilih secara cermat. Kedua kelompok diberi perlakukan berbeda dan diamati perbedaan antara keadaan sebelum dan sesudah perlakuan. Perbedaan ini diasumsikan sebagai efek dari perlakukan. Rata-rata hasil belajar siswa yang digunakan adalah rata-rata nilai ujian tengah semester siswa pada mata pelajaran fisika. Dua perlakuan berbeda dan termasuk variabel bebas yang dimaksud yaitu: (1) Model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan metode kombinasi eksperimen nyata-virtual berbantuan program virtual laboratories electricity; dan (2) Model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan metode kombinasi eksperimen virtual-nyata berbantuan program virtual laboratories electricity. Efek dari perlakuan dan termasuk vaiabel terikat yang diukur dalam penelitian ini adalah kemampuan kognitif dan keterampilan berkomunikasi. Langkah-langkah penelitian yang akan dilakukan Moh. Badrus Sholeh Arif, 2012 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Berbantuan Program Virtual Laboratories Electricity Pada Materi Rangkaian Listrik Arus Searah Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Berkomunikasi Siswa Sma Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
63
secara garis besar dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), bahan ajar dan kuis tiap kelas penelitian dapat dilihat pada Lampiran 3.1, 3.2, dan 3.3. Tabel 3.1. Desain Penelitian Kelas ERV Kelas EVR
T1 T1
X1 X2
T2 T2
Keterangan : T1 = Pretes; T2 = Posttes; X1 = Kegiatan eksperimen secara nyata kemudian virtual dengan program virtual laboratories electricity; X2 = Kegiatan eksperimen secara virtual kemudian nyata dengan program virtual laboratories electricity; ERV = kelas eksperimen 1 EVR = kelas eksperimen 2
B. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Sekolah Menengah Atas (SMA) yang ada di Kota Ciamis. Tetapi mengingat jumlah SMA-SMA yang ada di Kota Ciamis sangat banyak sekali, tidak mungkin semuanya dijadikan sebagai tempat penelitian, hal ini disebabkan karena keterbatasan waktu, biaya, dan tenaga peneliti, serta untuk memudahkan komunikasi dengan peneliti. Oleh karena itu, dari sekian banyaknya SMA yang ada di Kota Ciamis dipilihlah satu sekolah yang berada pada peringkat atas dengan pertimbangan bahwa pada sekolah dengan peringkat atas kemampuan siswanya lebih heterogen, yaitu terdiri dari siswa berkemampuan atas, sedang, dan bawah, dibandingkan dengan sekolah peringkat sedang atau peringkat rendah. Disisi lain, sekolah peringkat atas memiliki fasilitas laboratorium
IPA
dan
multimedia
yang
mendukung
sehingga
dapat
memaksimalkan proses pembelajaran yang menekankan praktikum secara langsung maupun praktikum secara virtual. Moh. Badrus Sholeh Arif, 2012 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Berbantuan Program Virtual Laboratories Electricity Pada Materi Rangkaian Listrik Arus Searah Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Berkomunikasi Siswa Sma Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
64
Sampel adalah sebagian dari populasi. Dengan kata lain, sampel itu harus representatif dalam arti segala karakteristik populasi hendaknya tercerminkan pula dalam sampel yang diambil. Penentuan sampel ini menggunakan teknik cluster random sampling yaitu teknik penetuan sampel dengan cara mengelompokkan. Hal ini dilakukan karena penelitian dilakukan di sekolah yang tidak mungkin bagi seorang peneliti memilih siswa-siswa tertentu untuk dikelompokkan dalam kelas khusus sebagai sampel. SMAN “A” Ciamis merupakan salah satu SMA berada pada peringkat atas di Ciamis. Kelas X pada SMAN “A” berjumlah 4 kelas. Nilai rata-rata Ujian Tengah Semester (UTS) siswa pada mata pelajaran fisika dihitung dan dipilih dua nilai rata-rata yang paling kecil serta memiliki nilai rata-rata yang hampir sama. Dua nilai rata-rata dari dua kelas tersebut dijadikan sampel penelitian (perhatikan Gambar 3.1). Nilai UTS fisika keempat kelas di SMA “A” dapat dilihat pada Lampiran 1.1.
Kelas “A” Kelas “C”
Kelas “B” Rata-rata UTS fisika Kelas “D”
Populasi: Kelas X SMAN “A” Ciamis
Kelas “A”
Kelas “B”
Sampel: Kelas “A” dan Kelas “B” Memiliki nilai rata-rata UTS fisika yang hampir sama
Gambar 3.1 Proses Penentuan Sampel
Moh. Badrus Sholeh Arif, 2012 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Berbantuan Program Virtual Laboratories Electricity Pada Materi Rangkaian Listrik Arus Searah Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Berkomunikasi Siswa Sma Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
65
C. Instrumen Penelitian dan Pengembangannya Untuk memperoleh data dalam penelitian ini dikembangkan instrumen penelitian yang terdiri dalam dua jenis, yaitu tes dan non tes. Instrumen jenis tes merupakan tes kemampuan kognitif dan keterampilan komunikasi yang terkait langsung dengan bahan ajar, sedangkan instrumen non tes terdiri
Observasi
kegiatan belajar mengajar yang dilakukan guru dan siswa. 1. Diskripsi Instrumen a. Tes Kemampuan Kognitif Instrumen kemampuan kognitif digunakan untuk mengetahui tingkatan proses kognitif siswa mengenai konsep rangakaian listrik arus searah, yang meliputi Arus Listrik dan Hukum I Kirchoff; Beda Potensial Listrik dan Hukum II Kirchoff; serta Hukum Ohm dan Rangkaian Hambatan listrik. Instrumen kemampuan kognitif meliputi tiga puluh pertanyaan berbentuk pilihan ganda (tes objektif). Indikator kemampuan kognitif pada penelitian ini dibatasi pada kategori kognitif mengingat (C1), memahami (C2), mengaplikasikan (C3), dan menganalisis (C4). Komposisi soal tes kemampuan kognitif dapat dilihat pada Tabel 3.2 berikut dan kisi-kisi tes kemampuan kognitif awal dapat dilihat pada Lampiran 3.4. Tabel 3.2. Komposisi Soal Tes Kemampuan Kognitif
Sub Materi Arus Listrik dan Hukum I Kirchoff Beda Potensial Listrik dan Hukum II Kirchoff Hukum Ohm dan Rangkaian Hambatan Listrik
Aspek Kognitif (Soal)
Jumlah
C1
C2
C3
C4
(Soal)
4
2
3
1
10
2
2
3
1
8
2
2
3
2
9
Moh. Badrus Sholeh Arif, 2012 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Berbantuan Program Virtual Laboratories Electricity Pada Materi Rangkaian Listrik Arus Searah Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Berkomunikasi Siswa Sma Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
66
Aspek Kognitif (Soal)
Sub Materi Jumlah
Jumlah
C1
C2
C3
C4
(Soal)
8
6
9
4
27
b. Tes Keterampilan Berkomunikasi Instrumen keterampilan berkomunikasi digunakan untuk mengetahui penguasaan keterampilan berkomunikasi siswa. Soal keterampilan berkomunikasi ini terdiri dari dua belas pertanyaan yang berbentuk pilihan ganda (tes objektif). Komposisi soal tes keterampilan berkomunikasi dapat dilihat pada Tabel 3.3 dan kisi-kisi tes keterampilan berkomunikasi awal dapat dilihat pada Lampiran 3.5. Tabel 3.3 Komposisi Soal Tes Keterampilan Berkomunikasi Butir Soal Keterampilan Berkomunikasi (Soak)
Sub Materi
Mengubah
Memerikan/menggambar
Membaca
Menjelask
bentuk
kan data empiris hasil
grafik atau
an hasil
penyajian
percobaan atau
tabel atau
percobaan
pengamatan dengan
diagram
Jumlah (Soal)
grafik atau tabel atau diagram Arus Listrik dan Hukum I Kirchoff
2
-
6
-
8
2
-
6
-
8
1
1
3
-
5
5
1
15
Beda Potensial Listrik dan Hukum II Kirchoff Hukum Ohm dan Rangkaian Hambatan Listrik Jumlah
Moh. Badrus Sholeh Arif, 2012 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Berbantuan Program Virtual Laboratories Electricity Pada Materi Rangkaian Listrik Arus Searah Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Berkomunikasi Siswa Sma Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
21
67
c. Lembar Observasi Lembar observasi ini bertujuan untuk mengamati aktivitas siswa dan guru selama kegiatan belajar mengajar dan mengamati keterlaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan menggunakan kombinasi eksperimen nyata-virtual dan kombinasi eksperimen virtual-nyata sesuai dengan sintaks model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Format lembar observasi untuk melihat keterlaksaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan menggunakan kombinasi eksperimen nyata-vitual dan virtual-nyata dapat dilihat pada Lampiran 3.6 dan 3.7. 2. Pengembangan Instrumen Penelitian Bentuk Tes Pengembangan
instrumen
kemampuan
kognitif
dan
keterampilan
berkomunikasi dilakukan dengan tahap-tahap: a. menyusun kisi-kisi soal, b. meminta pertimbangan dosen ahli, c. melakukan uji coba instrumen, dan d. melakukan analisis butir soal. Analisis butir soal dilakukan dengan cara uji coba instrumen untuk menguji tingkat kesukaran, daya pembeda, validitas dan reliabilitas soal. Pengujian validitas dan reliabilitas dilakukan dan dihitung dengan menggunakan program SPSS (Statistical Package for the Social Sciences) versi 17, sedangkan pengujian tingkat kesukaran dan daya pembeda dilakukan dan dihitung dengan menggunakan program Microsoft Office Excel 2007. a. Validitas tes Validitas tes ada tiga jenis, yaitu validitas isi (content validity), validitas konstruk (construct validity), dan validitas kriteria (criterion validity). Upaya
Moh. Badrus Sholeh Arif, 2012 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Berbantuan Program Virtual Laboratories Electricity Pada Materi Rangkaian Listrik Arus Searah Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Berkomunikasi Siswa Sma Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
68
yang dilakukan peneliti untuk membuat instrumen yang valid dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Validitas isi Validitas isi adalah pengujian validitas yang dilakukan pada isinya untuk memastikan apakah butir tes mengukur secara tepat keadaan yang ingin diukur (Purwanto, 2010:120). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode item review dengan membuat kisi-kisi instrumen dan meminta pertimbangan ahli (expert) yaitu dosen pembimbing dan dosen ahli (penjugmen) untuk mengkaji kesesuaian antara kisi-kisi dengan butir item yang dibuat. 2) Validitas konstruk Validitas konstruksi adalah pengujian validitas yang dilakukan dengan melihat kesesuaian konstruksi butir yang ditulis dengan kisi-kisinya (Purwanto, 2010:128). Metode validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah telaah butir. Metode ini dilakukan dengan mencermati kesesuaian penempatan butirbutir dalam faktornya dari sisi konstruksinya sesuai dengan kisi-kisi instrumen yang telah dibuat. Terbentuknya validitas ini diupayakan melalui konsultasi dengan dosen penjugmen/dosen ahli selama proses penjugmaen berlangsung. 3) Validitas kriteria Validitas kriteria adalah pengujian validitas yang dilakukan dengan membandingkan tes hasil belajar dengan kriteria tertentu diluar tes hasil belajar, seperti hasil tes ulangan harian (Purwanto, 2010:125). Di dalam penelitian ini, validitas kriteria diabaikan dengan asumsi bahwa jika tes telah valid secara konten dan konstruk maka instrumen tersebut akan mengukur apa yang hendak diukur. Moh. Badrus Sholeh Arif, 2012 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Berbantuan Program Virtual Laboratories Electricity Pada Materi Rangkaian Listrik Arus Searah Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Berkomunikasi Siswa Sma Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
69
b. Reliabilitas tes Reliabilitas berkenaan dengan keajegan atau ketetapan hasil pengukuran (Sukmadinata, 2008:229). Suatu tes dikatakan memiliki taraf reliabilitas yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap yang dihitung dengan koefisien reliabilitas. Pengujian reliabilitas dapat dilakukan dengan tiga tehnik yaitu: tehnik tes and retest; tehnik bentuk ekuivalen dan tehnik konsistensi internal. Pada penelitian ini digunakan tehnik tes and retest. Tidak ada ketentuan khusus tentang besarnya korelasi yang menjadi kategori bahwa tes yang dibuat telah reliabel. Oleh karena itu, terkadang ditemukan perbedaan-perbedaan dalam menentukan harga koefisien reliabilitas yang bisa ditoleransi. Misalkan saja Ruseffendi (2005: 178) menyampaikan bahwa apabila nilai r (koefisien reliabilitas) > 0,70 maka instrumen tersebut reliabilitasnya cukup baik. Sedangkan menurut Aiken (Purwanto, 2006: 185), jika skor digunakan untuk menentukan apakah kedua kelas berbeda signifikan maka koefisien reliabilitas 0,65 sudah memberikan konstribusi dalam keputusan. Akan tetapi jika skor digunakan untuk membandingkan penampilan individu yang berbeda, maka koefisien reliabilitas yang harus dipenuhi paling tidak 0,85. Di dalam penelitian ini, koefisien reliabilitas yang ditoleransi mengacu pada pendapat Aiken, karena koefisien yang dihasilkan digunakan untuk membandingkan dua kelompok. Oleh karena itu, koefisien reliabilitas yang ditoleransi adalah 0,65 atau lebih.
Moh. Badrus Sholeh Arif, 2012 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Berbantuan Program Virtual Laboratories Electricity Pada Materi Rangkaian Listrik Arus Searah Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Berkomunikasi Siswa Sma Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
70
c. Tingkat Kesukaran Butir Soal Besar tingkat kesukaran butir soal dihitung dengan memperhatikan proporsi peserta tes yang menjawab benar terhadap setiap butir soal (Nasootion, et al., 2007:5.20). Tingkat kesukaran dihitung dengan rumus sebagai berikut. 𝐵
𝑃=𝑁
(3.2)
Keterangan: P = Indeks tingkat kesukaran Butir soal B = Jumlah Peserta tes yang menjawab benar N = Jumlah seluruh peserta tes.
Menurut Fernandes (dalam Nasootion, et al., 2007:5.20) kategori tingkat kesukaran butir soal adalah sebagai berikut. P ≥ 0,76 0,25 ≤ P ≤ 0,75 P ≤ 0,24
: mudah (MD) : sedang (SD) : sukar (SK)
Dalam penelitian ini, uji tingkat kesukaran menggunakan program komputer Microsoft Excel. Hasil perhitungan tingkat kesukaran dari tes kemampuan kognitif dan tes keterampilan berkomunikasi rata-rata berada pada taraf kesukaran sedang. Menurut Nasootion, et al. (2007:5.21) butir soal yang dianggap sangat bermanfaat (useful) adalah butir soal yang mempunyai tingkat kesukaran dalam kategori sedang. d. Daya Pembeda Butir Soal Daya pembeda butir soal memiliki pengertian bahwa butir soal tersebut dapat membedakan kemampuan individu peserta tes. Butir soal yang didukung oleh potensi daya beda yang baik akan mampu membedakan peserta didik yang memiliki kemampuan tinggi (pandai) dengan peserta didik yang memiliki
Moh. Badrus Sholeh Arif, 2012 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Berbantuan Program Virtual Laboratories Electricity Pada Materi Rangkaian Listrik Arus Searah Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Berkomunikasi Siswa Sma Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
71
kemampuan rendah (kurang pandai) (Nasootion, et al, 2007:5.21). Daya beda butir soal dapat dihitung dengan menggunakan rumus. D = PA - PB
(3.3)
Keterangan: D = indeks daya beda butir soal PA = proporsi kelompok atas yang menjawab benar PB = proporsi kelompok bawah yang menjawab benar
Menurut Fernandes (dalam Nasootion, et al., 2007:5.22) kategori tingkat kesukaran butir soal adalah sebagai berikut. D ≥ 0,40 0,30 ≤ P ≤ 0,39 0,20 ≤ P ≤ 0,29 P ≤ 0,19
: sangat baik (SB) : baik (B) : cukup baik (CB) : tidak baik (TB)
Untuk menentukan berapa persen yang masuk kelompok atas dan kelompok bawah, dapat digunakan rambu-rambu sebagai berikut (Nitko & Hanna, dalam Nasootion, et al., 2007:5.22). 1) Jika jumlah siswa ≤ 20 maka jumlah kelompok atas dan kelompok bawah masing-masing 50 %, 2) Jika jumlah siswa 21 – 40 maka jumlah kelompok atas dan kelompok bawah masing-masing 33,3 %, dan 3) Jika jumlah siswa ≥ 41 maka jumlah kelompok atas dan kelompok bawah masing-masing 27 %. Dalam penelitian ini, jumlah siswa yang mengikuti tes adalah 27 orang, maka dengan menggunakan aturan (b) di dapat jumlah kelompok atas dan kelompok bawah adalah 9 orang. Uji daya beda menggunakan program komputer Microsoft Excel.
Moh. Badrus Sholeh Arif, 2012 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Berbantuan Program Virtual Laboratories Electricity Pada Materi Rangkaian Listrik Arus Searah Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Berkomunikasi Siswa Sma Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
72
2.1. Hasil Pengembangan Instrumen Penelitian Bentuk Tes a. Uji Validitas Pengujian validitas yang dilakukan pada penelitian ini adalah validitas isi dan validitas konstruk. Uji validitas dilakukan dengan mengkonsultasikan instrumen kepada ahli melalui proses judgment. Judgment dilakukan untuk mengetahui apakan soal yang disusun sudah sesuai dengan indikator pembelajaran, indikator keterampilan yang diteliti, serta dengan konsep rangkaian listrik arus searah. Dari 48 soal yang terdiri dari 27 soal kemampuan kognitif dan 21 soal keterampilan berkomunikasi, soal kemampuan kognitif sebagian soal sudah sesuai dengan indikator sementara ada beberapa masih ada yang kurang sesuai sehingga harus direvisi. Sedangkan, soal keterampilan berkomunikasi hampir seluruhnya tidak sesuai dengan indikator keterampilan berkomunikasi karena soal identik dengan soal kemampuan kognitif. Peneliti membuat ulang soal keterampilan berkomunikasi kemudian dikonsultasikan kembali dengan penjugmen dan hasilnya cukup baik. Data lengkap hasil judgment oleh ahli terdapat pada Lampiran 3.8 dan instrumen yang digunakan setelah konsultasi dengan dosen ahli dapat dilihat pada Lampiran 3.9. Tabel 3.4 menyajikan distribusi soal tes kemampuan kognitif serta keterampilan berkomunikasi berdasarkan hasil judgment ahli.
Moh. Badrus Sholeh Arif, 2012 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Berbantuan Program Virtual Laboratories Electricity Pada Materi Rangkaian Listrik Arus Searah Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Berkomunikasi Siswa Sma Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
73
Tabel 3.4.
Tes
Distribusi Soal Tes Kemampuan Kognitif dan Keterampilan Berkomunikasi
Indikator/ aspek
Keterampilan Berkomunikasi
Kemampuan kognitif
Pengetahuan (C1)
Pemahaman (C2) Penerapan (C3) Analisis (C4)
Nomor dan Jumlah soal pada label konsep Arus listrik Beda Hukum Ohm dan hukum potensial dan I Kirchoff listrik dan rangkaian hukum II hambatan Kirchoff listrik 1, 2 11, 12(rev), 21(rev), 22, 26 3, 4(rev), 5, 13(rev), 23(rev), 24, 8 (rev) 14(rev), 25(rev) 15(rev), 16(rev) 6(rev), 7 17, 18 27, 28 9(rev), 19(rev), 29(rev), 10(rev) 20(rev) 30(rev)
Jumlah soal
10
10
10
Memerikan/menggambark an data empiris hasil percobaan atau pengamatan dengan tabel atau grafik atau diagram Menjelaskan hasil percobaan Membaca grafik atau tabel atau diagram Mengubah bentuk penyajian Jumlah soal
31(rev)
35(rev)
39, 40(rev)
32(rev)
36(rev)
41(rev)
33(rev)
37(rev)
42(rev)
34
38
-
4
4
4
Keterangan: rev = revisi
b. Uji tingkat kesukaran dan daya pembeda tes Setelah melalui proses judgment, instrumen tidak langsung digunakan, namun harus dilakukan uji coba terlebih dahulu. Uji coba dilakukan untuk mengetahui tingkat kesukaran dan daya pembeda dari tiap butir soal, serta reliabilitas dari semua tes yang telah disusun. Uji coba diberikan kepada siswa Moh. Badrus Sholeh Arif, 2012 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Berbantuan Program Virtual Laboratories Electricity Pada Materi Rangkaian Listrik Arus Searah Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Berkomunikasi Siswa Sma Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
74
kelas XI di sekolah dimana penelitian akan dilakukan. Data lengkap rekapitulasi hasi uji coba hasil instrumen, pengolahan tingkat kesukaran serta daya pembeda terdapat pada Lampiran 3.10, 3.11 dan 3.12. Tabel 3.5 dan Tabel 3.6 berikut menyajikan rekapitulasi data hasil uji coba tes kemampuan kognitif dan tes keterampilan berkomunikasi yang telah dilakukan.
Tabel 3.5. Rekapitulasi Hasil Ujicoba Tes Kemampuan Kognitif Nomor Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Tingkat Kesukaran (P) Nilai P Kriteria 0,63 Sedang 0,63 Sedang 0,67 Sedang 0,59 Sedang 0,7 Sedang 0,59 Sedang 0,67 Sedang 0,67 Sedang 0,67 Sedang 0,56 Sedang 0,52 Sedang 0,67 Sedang 0,59 Sedang 0,59 Sedang 0,52 Sedang 0,26 Sukar 0,63 Sedang 0,11 Sukar 0,22 Sukar 0,63 Sedang 0,67 Sedang 0,59 Sedang 0,44 Sedang 0,44 Sedang 0,52 Sedang 0,67 Sedang 0,56 Sedang 0,56 Sedang 0,04 Sukar 0,59 Sedang
Daya Pembeda (D) Nilai P Kriteria 0,28 Sangat Baik 0,28 Sangat Baik 0,28 Sangat Baik 0,39 Baik 0,33 Baik 0,39 Baik 0,33 Baik 0,33 Baik 0,39 Baik 0,22 Sangat Baik 0,39 Baik 0,28 Sangat Baik 0,33 Baik 0,39 Baik 0,33 Baik -0,1 Tidak Baik 0,28 Sangat Baik 0,06 Tidak Baik 0,17 Tidak Baik 0,44 Sangat Baik 0,33 Baik 0,11 Tidak Baik -0,1 Tidak Baik 0,06 Tidak Baik 0,44 Sangat Baik 0,22 Sangat Baik 0,28 Sangat Baik 0,33 Baik 0 Tidak Baik 0,39 Baik
Keterangan Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Tidak Dipakai Dipakai Tidak Dipakai Tidak Dipakai Dipakai Dipakai Tidak Dipakai Tidak Dipakai Tidak Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Tidak Dipakai Dipakai
Moh. Badrus Sholeh Arif, 2012 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Berbantuan Program Virtual Laboratories Electricity Pada Materi Rangkaian Listrik Arus Searah Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Berkomunikasi Siswa Sma Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
75
Tabel 3.6. Rekapitulasi Hasil Ujicoba Tes Keterampilan Berkomunikasi Nomor Soal 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42
Tingkat Kesukaran (P) Nilai P Kriteria 0,63 Sedang 0,59 Sedang 0,67 Sedang 0,59 Sedang 0,26 Sukar 0,56 Sedang 0,59 Sedang 0,67 Sedang 0,63 Sedang 0,74 Sedang 0,22 Sukar 0,22 Sukar
Daya Pembeda (D) Nilai P Kriteria 0,39 Baik 0,28 Cukup Baik 0,28 Cukup Baik 0,33 Baik -0,2 Tidak Baik 0,33 Baik 0,39 Baik 0,33 Baik 0,28 Cukup Baik 0,39 Baik -0,1 Tidak Baik 0,11 Tidak Baik
Keterangan Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Tidak Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Tidak Dipakai Tidak Dipakai
Dari 42 soal yang diujicobakan, 7 soal tidak digunakan dari tes kemampuan kognitif dan 3 soal tidak digunakan dati tes keterampilan berkomunikasi. Sejumlah 32 soal yang digunakan setelah uji coba ini, 2 soal yaitu nomor soal 6 dan nomor soal 32 dihilangkan karena memiliki kesamaan dalam mengukur ranah kognitif dan indiaktor keterampilan berkomunikasi yaitu nomor soal 17 dan nomor soal nomor soal 36 sehingga soal menjadi 30 buah butir soal. Instrumen yang digunakan dalam penelitian dapat dilihat pada Lampiran 3.13. c. Uji reliabilita tes Instrumen yang telah diujicobakan tersebut, diujicobakan ulang dengan siswa yang sama untuk menentukan reliabilitas tes. Uji reliabilitas yang digunakan adalah tehnik test and retest). Berdasarkan hasil perhitungan, tes yang disusun memiliki nilai korelasi sebesar 0,95 dan lebih besar dari nilai reliabilitas yang menjadi acuan yaitu 0,65. Sehingga instrumen yang digunakan dapat dikatakan reliabel. Perhitungan lengkap tentang reliabilitas terdapat pada Lampiran 3.14. Moh. Badrus Sholeh Arif, 2012 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Berbantuan Program Virtual Laboratories Electricity Pada Materi Rangkaian Listrik Arus Searah Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Berkomunikasi Siswa Sma Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
76
D. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian yang dilakukan mengikuti alur yang dapat dilihat pada diagram alur penelitian. Berdasarkan diagram pada dasarnya penelitian ini dilakukan melalui lima tahap yaitu tahap persiapan, tahap penelitian, tahap analisis dan pembahasan, tahap pembuatan kesimpulan dan tahap penyusunan laporan. Penelitian ini dilakukan dalam lima tahap sebagai berikut. 1. Tahap Persiapan a. Studi pendahuluan Studi pendahuluan dilakukan untuk mengetahui kegiatan pembelajaran, hasil belajar siswa, dan kendala yang dihadapi guru dan siswa di sekolah. Studi pendahuluan ini dilaksanakan dengan cara mengamati pembelajaran, sarana dan sarana pendukung pembelajaran, mewawancarai guru fisika, dan hasil belajar siswa kelas X setelah materi fisika diajarkan dan hasil belajar materi rangkaian listrik arus searah pada tahun sebelumnya. b. Studi literatur Studi literatur dilakukan untuk mencari teori-teori yang berkaitan dengan kombinasi eksperimen nyata-virtual, kemampuan kognitif dan keterampilan berkomunikasi. Studi ini juga dilakukan untuk mengkaji temuan-temuan penelitian sebelumnya. Selain itu juga mengkaji standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator-indikator pembelajaran untuk kemudian dipergunakan dalam penyusunan rencana pembelajaran. c. Pengajuan dan perbaikan proposal penelitian pada seminar proposal penelitian. Moh. Badrus Sholeh Arif, 2012 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Berbantuan Program Virtual Laboratories Electricity Pada Materi Rangkaian Listrik Arus Searah Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Berkomunikasi Siswa Sma Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
77
d. Perancangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan instrumen tes untuk materi Rangkaian Listrik Arus Searah. Pembuatan RPP ini mengacu pada Standar Kompetensi dan Kompetensi dasar yang telah dikeluarkan oleh BSNP. e. Pertimbangan (Judgment) dosen pembimbing dan dosen ahli terhadap instrumen tes kemampuan kognitif dan keterampilan berkomunikasi yang dibuat berdasarkan kisi-kisi kriteria dan indikator yang terpilih. Proses judgment dilakukan untuk mengetahui validitas instrumen yang disusun atau kelayakan dan kesesuaian instrumen dalam mengukur indikator yang ingin dicapai. f. Uji coba instrumen tes kemampuan kognitif dan keterampilan berkomunikasi yang dilakukan pada subyek yang pernah mempelajari materi Rangkaian Lisrik Arus Searah. Hasil uji coba tes dianalisis untuk melihat kualitas instreumen tes yang meliputi tingkat kemudahan dan daya pembeda butir soal dalam tes. g. Penentuan instrumen dan perbaikan instrumen yang akan digunakan sebagai instrument tes penelitian berdasarkan hasil uji coba. Berdasarkan hasil uji coba. h. Melakukan uji coba instrumen yang sudah dianalisis pada poin “g” pada subyek yang pernah mempelajari materi Rangkaian Lisrik Arus Searah sebanyak dua kali dengan selang 1 hari. Mengkorelasikan hasil uji coba pertama dan kedua untuk menentukan tingkat reliabilitas soal.
Moh. Badrus Sholeh Arif, 2012 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Berbantuan Program Virtual Laboratories Electricity Pada Materi Rangkaian Listrik Arus Searah Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Berkomunikasi Siswa Sma Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
78
2. Tahap penelitian a. Penjaringan data pretest pada awal penelitian yang meliputi tes kemampuan kognitif dan keterampilan berkomunikasi pada materi rangkaian listrik arus searah. b. Pemberian perlakuan kepada dua kelompok yakni pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan kegiatan eksperimen secara nyata kemudian virtual (Eksperimen Real-Virtual, ERV) menggunakan program virtual laboratories electricity dan pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan kegiatan eksperimen secara virtual kemudian nyata (Eksperimen Virtual-Real, EVR) menggunakan program simulasi virtual laboratories electricity. Pengambilan data keterlaksanaan pembelajaran dilaksanakan pada saat perlakukan dilakukan. c. Setelah dilakukan pemberian perlakuan pada kedua kelas penelitian selanjutnya dilakukan penjaringan data posttest untuk tes kemampuan kognitif dan keterampilan berkomunikasi. d. Setelah mendapatkan skor posttes khususnya skor posttes keterampilan berkomunikasi, hasil skor tersebut dikorelasikan dengan kemampuan berkomunikasi siswa secara lisan melalui wawancara tidak terstruktur. Sampel yang digunakan adalah para siswa yang memiliki nilai terbaik ditiap kelas penelitian. 3. Tahap Analisis dan Pembahasan a. Analisis homogenitas dan normalitas untuk setiap data baik kemampuan kognitif maupun keterampilan berkomunikasi. Moh. Badrus Sholeh Arif, 2012 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Berbantuan Program Virtual Laboratories Electricity Pada Materi Rangkaian Listrik Arus Searah Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Berkomunikasi Siswa Sma Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
79
b. Analisis
perbandingan
dua
rerata
untuk
skor
N-gain
(gain
yang
ternormalisasi) pada kemampuan kognitif dan keterampilan berkomunikasi, serta analisi keterlaksanaan pembelajaran. c. Pembahasan temuan atau hasil penelitian dengan mengkorelasikan temuan dilapangan dengan proses pembelajaran yang telah dilakukan. 4. Tahap Pembuatan Kesimpulan Kesimpulan disusun dan dibuat berdasarkan hasil pengujian statistik. 5. Tahap Penyusunan Laporan Penyusunan
laporan
berdasarkan
hasil,
analisis,
pembahasan,
dan
kesimpulan. Penyusunan laporan ini dibuat dalam bentuk tesis. Gambar 3.2 tentan alur penelitian agar mempermudah memahami alur penelitian yang akan dilaksanakan.
E. Teknik Analisis Data Teknik analisa data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Analisa Data Kemampuan kognitif dan Keterampilan Berkomunikasi Siswa Data yang diperoleh melalui tes kemampuan kognitif dan tes keterampilan berkomunikasi, kemudian dianalisis dan diberikan tafsiran-tafsiran. Analisis data kuantitatif dilakukan untuk masing-masing pasangan kelompok data sesuai dengan permasalahannya. Pengolahan data kuantitatif dilakukan melalui tahapantahapan berikut.
Moh. Badrus Sholeh Arif, 2012 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Berbantuan Program Virtual Laboratories Electricity Pada Materi Rangkaian Listrik Arus Searah Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Berkomunikasi Siswa Sma Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
80
a. Pemberian Skor Skor untuk soal pilihan ganda ditentukan berdasarkan metode Rights Only, yaitu jawaban benar di beri skor satu dan jawaban salah atau butir soal yang tidak dijawab diberi skor nol. Skor setiap siswa ditentukan dengan menghitung jumlah jawaban yang benar. Pemberian skor dihitung dengan menggunakan rumus : S=∑R
(3.1)
dengan : S = Skor siswa, R = Jawaban siswa yang benar
b. Perhitungan skor Gain yang Dinormalisasi N-gain digunakan untuk melihat peningkatan yang cukup berarti setelah diadakan pembelajaran. N-gain dihitung dengan menggunakan persamaan yang dikembangkan oleh Hake (1998), yaitu Spost −S pre
g = Smaks −Spre Keterangan:
(3.2)
Spost = skor posttest Spre = skor pretest Smaks = skor maksimum
Nilai
(rata-rata N-gain) yang diperoleh diinterpretasikan berdasarkan kriteria berikut:
≥ 0.7 : g-tinggi 0.7 > ≥ 0.3 : g-sedang < 0.3 : g-rendah
c. Analisis Lembar Observasi Aktivitas Guru dan Siswa Data observasi aktivitas siswa dan guru digunakan untuk mengetahui keterlaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang dilakukan. Data observasi aktivitas siswa diolah untuk mengetahui bagaimana aktivitas siswa dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD. Moh. Badrus Sholeh Arif, 2012 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Berbantuan Program Virtual Laboratories Electricity Pada Materi Rangkaian Listrik Arus Searah Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Berkomunikasi Siswa Sma Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
81
Untuk menghitung persentase aktivitas siswa yang dinilai dengan menggunakan rumus: % 𝑎𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 =
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑙𝑎𝑘𝑢𝑘𝑎𝑛 𝑎𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑎𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
× 100%
(3.3)
Sedangkan data aktivitas guru diolah untuk mengetahui keterlaksanaannya model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Untuk menghitung persentase aktivitas guru yang dinilai dengan menggunakan rumus : % 𝑎𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 =
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑔𝑢𝑟𝑢 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑙𝑎𝑘𝑢𝑘𝑎𝑛 𝑎𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑎𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑔𝑢𝑟𝑢
× 100%
(3.4)
Untuk mengetahui kategori keterlaksanaan model pembelajaran yang dilakukan oleh siswa dan guru, dapat diinterpretasikan pada Tabel 3.7: Tabel 3.7. Interpretasi Keterlaksanaan Pembelajaran Persentase (%) 100 79-99 51-75 50 26-49 1-25 0
Interpretasi Seluruhnya terlaksana Pada umumnya terlaksana Sebagian besar terlaksana Setengahnya terlaksana Hampir setengahnya terlaksana Sebagian kecil terlaksana Tidak ada yang terlaksana (Koentjaraningrat,1986:257)
d. Pengujian hipotesis 1) Uji Prasarat Pengujian hipotesis diawali dengan uji statistik berupa uji normalitas distribusi data dan uji homogenitas. Uji normalitas distribusi data dengan menggunakan One Sample Kolmogorov-Smirnov Test (uji K-S) dari SPSS for Windows. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah kumpulan data yang diperoleh terdistribusi normal atau tidak. Menurut Purwanta (Sudarmanto, 2005:105) menegaskan bahwa suatu pengujian dengan uji-t, uji-F, dan sejenisnya, Moh. Badrus Sholeh Arif, 2012 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Berbantuan Program Virtual Laboratories Electricity Pada Materi Rangkaian Listrik Arus Searah Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Berkomunikasi Siswa Sma Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
82
menuntut suatu asumsi bahwa populasi harus terdistribusi dengan normal. Penentuan normalitas data dalam penelitian ini akan menggunakan uji
K-S
dengan bantuan SPSS versi 17. Ketentuannya adalah apabila harga atau nilai Asymp.Sig. (2-tailed) > dari 0.05 maka dinyatakan bahwa data berasal dari populasi data yang berdistribusi normal. Uji homogenitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah data sampel diperoleh dari populasi yang bervarians homogen atau tidak. Untuk melakukan uji homogenitas varians data dengan Levene Test dari SPSS for Windows. Jika harga significancy yang dihasilkan lebih besar dari taraf signifikansi (α) yang ditentukan yaitu 0.05, maka data tersebut berasal dari populasi yang bervarian homogen. (Alhusin, 2003:235) 2) Uji Perbandingan Uji perbandingan merupakan suatu analisis untuk membandingkan ratarata dari dua populasi atau lebih (Alhusin, 2003:97). Berikut adalah penjabaran tahapan analisis. Analisis perbandingan satu arah secara parametrik dilakukan dengan Independent sampel T test (uji T) yang terdapat dalam program SPSSTM 17.0. Uji ini digunakan untuk menguji rata-rata dari dua sampel yang independen (tidak terkait). Syarat uji ini dilakukan setelah data dinyatakan berdistribusi normal dan memiliki varians yang homogen. Diperoleh keputusan bahwa skor pretest, posttest atau nilai n-gain yang diujikan tidak berbeda signifikan antara kelas kontrol dan eksperimen jika nilai signifikannya lebih besar dari nilai α (α = 0.05)
Moh. Badrus Sholeh Arif, 2012 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Berbantuan Program Virtual Laboratories Electricity Pada Materi Rangkaian Listrik Arus Searah Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Berkomunikasi Siswa Sma Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
83
sebaliknya jika nilai signifikan lebih kecil dari nilai α maka diantara kelas kontrol dan eksperimen terdapat perbedaan yang signifikan. Analisis perbandingan satu arah non parametrik dilakukan dengan uji Mann-Whitney (uji U). Analisis ini dilakukan jika salah satu atau kedua uji prasyarat tidak dapat dipenuhi (uji normalitas dan uji homogenitas). Interpretasi nilai signifikan sama seperti yang ditentukan pada uji T.
Moh. Badrus Sholeh Arif, 2012 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Berbantuan Program Virtual Laboratories Electricity Pada Materi Rangkaian Listrik Arus Searah Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Berkomunikasi Siswa Sma Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
84
Studi Pendahuluan Rumusan Masalah
Penyusunan Rancana Pembelajaran
Penyusunan Instrumen Penelitian Jugment Ahli
Studi Literatur: Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD, Program Virtual Laboratories Electricity, Eksperimen Nyata dan Virtual; Kemampuan kognitif dan Keterampilan Berkomunikasi
Revisi Instrumen Uji Coba Instrumen Analisis dan Revisi Uji Coba Instrumen
Tes Awal Proses Pembelajaran dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dengan Kombinasi Eksperimen NyataVirtual Berbantuan Program The Virtual Laboratories Electricity (ERV)
Tes Akhir
Proses Pembelajaran dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dengan Kombinasi Eksperimen VirtualNyata Berbantuan Program The Virtual Laboratories Electricity (EVR) Observasi
Observasi Pengolahan dan Analisa Data Temuan Kesimpulan Gambar 3.2. Alur Penelitian
Moh. Badrus Sholeh Arif, 2012 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Berbantuan Program Virtual Laboratories Electricity Pada Materi Rangkaian Listrik Arus Searah Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Berkomunikasi Siswa Sma Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu