26
BAB III METODE PENELITIAN
3.1
Tempat dan Waktu Penelitian
3.1.1 Tempat Penelitian Tempat yang dijadikan lokasi penelitian adalah Usaha Kecil dan Menengah (UKM) “Aneka Karawo Inn Collection” yang berada di Jl. Sultan Botutihe, Ipilo, Kota Timur, Kota Gorontalo. 3.1.2 Waktu Penelitian Waktu penelitian dilakukan pada dari bulan Mei 2013 sampai dengan Juli 2013, yang mencakup semua langkah-langkah penelitian dari persiapan sampai pelaksanaan penelitian.
3.2 Desain Penelitian Desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian (E.A Sucman, 1967). Dalam penelitian ini menggunakan prosedur-prosedur yang memungkinkan peneliti dapat menguji hipotesis penelitian untuk mencapai kesimpulan-kesimpulan yang valid mengenai rumusan masalah yang diteliti. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif. Penelitian deskriftif adalah studi untuk menemukan fakta dengan interprestasi yang tepat (Moh. Nazir, Ph.D :2005). Desain penelitian ini tergambar dari kerangka desain penelitian seperti yang terdapat pada Gambar 3.1
26
27
(X1) 26 (Y)
Keterangan : X1 = Harga X2 = Desain Produk Y = Keputusan Pembelian
(X2) Sumber : Data yang diolah peneliti, 2013 Gambar : 3.1 Kerangka Desain Penelitian
3.3 Definisi Operasional Variabel Penelitian Variabel merupakan sasaran dari objek penelitian yang perlu didefinisikan secara operasional. Oleh karena itu dalam menentukan data apa yang diperlukan dalam penelitian ini terlebih dahulu dioperasionalkan variabel-variabel yang telah diinventarisir dalam kerangka berfikir dengan maksud untuk menentukan indikator-indikator variabel yang bersangkutan. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel penelitian, yaitu variabel independen dan variabel dependen. Kedua variabel tersebut terlihat pada Tabel 3.1 dan dijelaskan sebagai berikut: 1. Variabel Independen (X) Variabel independen ini sering disebut sebagai variabel stimulus, predictor, antecedent atau variabel bebas. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat) (Sugiyono,2004). Variabel independen dalam penelitian ini adalah variabel harga dan variabel desain produk. Sedangkan menurut Ferdinand (2006) variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi variabel dependen, baik yang pengaruhnya positif maupun pengaruhnya negatif.
28
2. Variabel Dependen (Y) Variabel ini adalah variabel yang menjadi pusat perhatian peneliti. Menurut Ferdinand (2006) Variabilitas dari atau atas faktor inilah yang berusaha untuk dijelaskan oleh seorang peneliti. Sedangkan Menurut Sugiyono (2004), variabel dependen sering disebut juga sebagai variabel output, kriteria, konsekuen atau variabel terikat. Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah keputusan pembelian. Penelitian ini melibatkan tiga variabel, dimana terdapat dua variabel sebagai variabel independen dan satu variabel dependen. Ketiga variabel tersebut akan diuraikan sebagai berikut: 1) Keputusan Membeli Pengambilan keputusan konsumen meliputi semua proses yang dilalui konsumen dalam mengenali masalah, mencari solusi, mengevaluasi alternatif, dan memilih di antara pilihan-pilihan pembelian mereka (John C,Mowen,2002).
Keputusan
pembelian
konsumen
sangat
erat
hubungannanya dengan perilaku konsumen. Indikator keputusan pembelian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut (Kotler, 2004:224) : a. Pengenalan Kebutuhan b. Pencarian Informasi c. Pengevaluasian Alternatif d. Keputusan Pembelian e. Perilaku Setelah Membeli
29
2)
Harga Menurut Kotler (2004:430) Harga adalah sejumlah uang yang
dibayarkan atas barang dan jasa, atau jumlah nilai yang konsumen tukarkan dalam rangka mendapatkan manfaat dari memiliki atau menggunakan barang dan jasa. Berdasarkan pendapat Hermawan kertajaya (2002), bahwa indikator dari harga dapat dinyatakan dalam penilaian konsumen terhadap besarnya pengorbanan finansial yang diberikan dalam kaitannya dengan spesifikasi yang berupa kualitas produk. Oleh karena itu dalam penelitian ini digunakan indikator harga yaitu daftar harga, potongan harga/diskon, periode pembayaran, syarat kredit. 3) Desain Produk Menurut Stanton (1995), desain produk merupakan salah satu aspek membentuk citra produk. Berdasarkan pendapat Philip Kotler (2005) desain produk adalah totalitas fitur yang mempengaruhi penampilan dan fungsi suatu produk tertentu menurut yang diisyaratkan dari segi kebutuhan pelanggan. Dalam penelitian ini digunakan tiga level atau kategori variabel desain produk, yaitu model terbaru, variasi motif Sulaman Karawo, paduan warna Sulaman Karawo.
30
Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel No 1
Variabel
Konsep Variabel
Indikator
Skala
Variabel Independen a. Harga (X1)
Menurut Kotler (2004:430) Harga adalah sejumlah uang yang dibayarkan atas barang dan jasa, atau jumlah nilai yang konsumen tukarkan dalam rangka mendapatkan manfaat dari memiliki atau menggunakan barang dan jasa. Menurut Stanton (1995), desain produk merupakan salah satu aspek membentuk citra produk. Berdasarkan pendapat Philip Kotler (2005) desain produk adalah totalitas fitur yang mempengaruhi penampilan dan fungsi suatu produk tertentu menurut yang diisyaratkan dari segi kebutuhan pelanggan Keputusan membeli merupakan salah satu komponen utama dari perilaku konsumen. Menurut Kotler (2002), keputusan pembelian adalah tindakan dari konsumen untuk mau membeli atau tidak terhadap produk. Dari berbagai faktor yang mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian suatu produk atau jasa, biasanya konsumen selalu mempertimbangkan kualitas, harga dan produk yang sudah dikenal masyarakat.
Daftar Harga Potongan Harga/Khusus Diskon Periode Pembayaran Syarat Kredit
Ordinal
Model (Style)
Ordinal
Variasi motif
Ordinal
Paduan warna
Ordinal
b. Desain (X2)
2
Variabel Dependen Keputusan Pembelian (Y)
Ordinal Ordinal Ordinal
Pengenalan Kebutuhan
Pencarian Informasi
Ordinal
Penilaian Alternatif
Ordinal
Keputusan Pembelian Perilaku Setelah Membeli
Ordinal
Ordinal
Ordinal
31
3.4 Populasi dan Sampel 3.4.1 Populasi Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2002:108). Populasi adalah keseluruhan dari variabel yang menyangkut masalah yang diteliti (Nursalam. 2003). Populasi ialah semua nilai baik hasil perhitungan maupun pengukuran, baik kuantitatif maupun
kualitatif, dari karakteristik tertentu
mengenai sekelompok objek yang lengkap dan jelas (Husaini Usman. 2006 : 181) Populasi penelitian ini adalah para konsumen yang melakukan pembelian Sulaman Karawo di Show Room “Aneka Karawo Inn Collection”. Dari hasil wawancara bersama pemilik perusahaan dan berdasarkan data penjualan sulaman karawo di Aneke Karawo Inn Collection tercatat sekitar 830 produk sulaman karawo yang terjual selama tahun 2012.
3.4.2 Sampel Sampel adalah sebagian untuk diambil dari keseluruhan obyek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Soekidjo. 2005 : 79). Sampel adalah sebagian objek yang diambil dari keseluruhan
objek yang diteliti dan
dianggap mewakili seluruh populasi. ( Notoatmojo, 2003 ). Dalam pengambilan sampel teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah Non Probability Sampling, yaitu semua elemen dalam populasi tidak memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel (Ferdinand,2006) Hal ini dilakukan karena menginagat keterbatasan waktu yang ada, maka metode yang digunakan yakni dengan accidental sampling yang merupakan tehnik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang sedang membeli atau sesudah membeli secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat
32
digunakan sebagai sampel , Sugiyono (2009;85). Dalam penelitian ini tingkat kesalahan ditetapkan sebesar 10%, dengan tingkat kepercayaan 95%. Untuk menentukan ukuran sampel dari populasi maka digunakan rumus slovin sebagai berikut (supramono dan haryanto2005 : 119):
Keterangan : n
: Ukuran Sampel N : ukuran populasi e : persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir atau diinginkan 10%
Ukuran Sampel yang dapat diambil berdasarkan rumus tersebut adalah :
Berdasarkan perhitungan tersebut, jumlah sampel yang digunakan sebanyak 89 orang. Untuk mengantisipasi kuesioner yang tidak dapat digunakan dalam penelitian ( data yang dihasilkan tidak dapat diolah ), maka sampel dalam penelitian ini ditentukan sebanyak 100 orang.
33
3.5 Tehnik Pengumpulan Data 3.5.1 Studi Pustaka Merupakan suatu metode untuk memperoleh data dengan mengutip melalui literatur, artikel, jurnal, buku, majalah, koran, dan hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan tema penelitian.
3.5.2 Studi Lapangan Merupakan riset yang dilakukan secara langsung pada Aneka Karawo Inn Collection yang dijadikan objek penelitian. Kegiatan ini dilakukan agar penulis dapat mengumpulkan data yang berhubungan langsung dengan permasalahan yang dikemukakan yang kemudian dianalisa. Penelitian ini dilakukan dengan cara: a) Observasi Yaitu suatu cara pengumpulan data dengan cara mengadakan kunjungan dan pengamatan langsung di Aneka Karawo Inn Collection. Hal
ini
sudah
dilakukan
selama
penulisan
proposal
skripsi
ini
berlangsung. b) Kuesioner Metode
kuesioner
adalah
merupakan
suatu
metode
untuk
memperoleh data yang dilakukan dengan cara memberikan suatu daftar pertanyaan yang akan diisi oleh responden yang terdiri dari pertanyaan tentang harga dan desain Sulaman Karawo di Aneka Karawo Inn Collection, untuk metahui sejauh mana variable tersebut mempengaruhi keputusan pembelian.
34
Dalam pengukuran data penulis menggunakan skala Likert (Sugiyono, 2011: 93 ). Skala likert pertama kali dikembangkan oleh Rensis Likert pada tahun 1932 dalam mengukur sikap masyarakat. Dalam skala ini hanya menggunakan item yang secara pasti baik dan secara pasti buruk. Item yang pasti disenangi, disukai, yang baik, diberi tanda negatif (-). Total skor merupakan penjumlahan skor responsi dari responden yang hasilnya ditafsirkan sebagai posisi responden. Skala Likert merupakan skala yang dirancang untuk memungkinkan responden menjawab berbagai tingkatan pada setiap butir yang menggunakan produk. Dalam kuesioner ini digunakan skala likert yang terdiri dari sangat setuju, setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju. Jawaban dari kuesioner tersebut diberi bobot skor atau nilai sebagai berikut : SS
= Sangat Setuju
= 5
S
= Setuju
= 4
KS
= Kurang Setuju
= 3
TS
= Tidak Setuju
= 2
STS
= Sangat Tidak Setuju
= 1
c) Wawancara Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara sipenanya atau pewawancara dengan sipenjawab atau responden dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide (Moh.Nazir, Ph.D : 2005).
35
3.6 Teknik Analisis Data Analisa data adalah kegiatan untuk memaparkan data, sehingga dapat diperoleh suatu kebenaran atau ketidakbenaran dari suatu hipotesis. Batasan ini diungkapkan bahwa analisis data adalah sebagai proses yang merinci usaha secara formal untuk menemukan tema dan merumuskan ide seperti yang disarankan oleh data sebagai usaha untuk memberikan bantuan pada tema dan ide. (Lexy J. Moleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1994), hlm. 103.) 3.6.1
Analisis Kuantitatif Analisis kuantitatif yaitu analisis yang digunakan terhadap data yang
berwujud angka-angka dan cara pembahasannya dengan uji statistik. Analisis kuantitatid menekan pada pengujian teori-teori melalui pengukuran variabelvariabel penelitian dengan angka dan melakukan analisis data dengan prosedur statistik (Indriantoro dan Supomo, 2002)
3.6.2 Pengujian Instrumen 3.6.2.1 Analisis Validitas Analisis ini ditujukan sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurannya. Validitas adalah ketepatan atau kecermatan suatu instrumen dalam mengukur apa yang ingin diukur (Dwi Priyatno, 2008). Singarimbun, M dan Sofyan Effendi ( 1995. hal. 137 ). Validitas menunjukan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Uji validitas dilakukan dengan cara mengkorelasikan masing-masing skor item dengan skor total dan melakukan koreksi terhadap nilai koefisien yang overtimasi. Uji validitas dalam penelitian ini dengan menggunakan bantuan
36
software SPSS (Statistical Product and Service Solutions) 16.00, adapun
uji
validitas dapat dilakukan juga dengan menggunakan rumus sebagai berikut : rxy =
dimana
N xy x y
N x xy N y y 2
2
2
2
rxy
= Koefisien korelasi
N
= Jumlah responden uji coba
x
= Skor butir/pertanyaan
y
= Skor total
Perhitungan valid tidaknya suatu butir pertanyaan dilakukan dengan cara membandingkan angka koefisien korelasi butir dengan angka tabel. Pengujian menggunakan uji dua sisi dengan taraf signifikasi 0.05. Dengan kriteria pengujian adalah sebagai berikut : -
Jika r hitung ≥ r tabel (uji 2 sisi dengan sig 0,05) maka instrumen atau item-item
pertanyaan
berkolerasi
signifikan
terhadap
skor
total
(dinyatakan valid) -
Jika r hitung < r tabel (uji 2 sisi dengna sig 0,05) maka instrumen atau item-item pertanyaan tidak berkolerasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan tidak valid)
3.6.2.2 Analisis Reliabilitas Analisis reliabilitas adalah indeks yang menunjukan tingkat kekuatan suatu alat pengukur dapat dipercaya dan diandalkan, (Azwar :2001. hal. 78 ). Reliabilitas adalah alat untuk mengukur
suatu kuesiner yang merupakan
indikator dari variabel. Suatu alat ukur dikatakan reliabel apabila jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu
37
(Ghozali, 2001). Dalam pengujian menggunakan software SPSS (Statistical Product and Service Solutions) 16.0, adapun uji reliabilitas dapat dilakukan dengan menggunakan rumus koefisien alpha dari cronbach dengan rumus : 2 k s j 1 2 k 1 sx
Dimana
k
= Nilai Reliabilitas = Jumlah item pertanyaan
Sj2 = Jumlah varians skor tiap-tiap item Sx2 = Varian skor tes Suatu alat ukur memiliki reliabilitas sempurna apabila hasil pengukuran diujikan berkali – kali terhadap subyek yang sama selalu menunjukan hasil atau skor yang sama. Suatu alat ukur dikatakan reliabel apabila alat ukur tersebut mempunyai kendala dalam pengukuran rumus yang digunakan adalah rumus koefisien alpha (Cronbach’s). Uji signifikasi dilakukan pada taraf signifikansi 0,05 artinya instrumen dapat dikatakan reliabel bila nilai alpha lebih besar dari r kritis.
3.7 Hipotesis Statistik 3.7.1 Analisis Regresi Berganda Analisis ini digunakan untuk mengetahui apakah data pengaruh yang positif dari variabel independen (X1, X2) terhadap variabel dependen ( Y ) dengan model regresi sebagai berikut : Y = a + b1X1 + b2X2 + e Keterangan : Y = Keputusan Pembelian (Variabel dependen)
38
a
= Konstanta
b1
= Koefisisen regresi variabel independen harga
b2
=
Koefisisen regresi variabel independen desain
X1
= Variabel Harga ( Variabel Independen )
X2
= Desain ( Variabel Independen )
e
= error
3.7.1.1 Analisis Korelasi Ganda (R) Analisis koefisien korelasi ganda (R) digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua atau lebih variabel independen terhadap variabel dependen secara serentak. Besarnya koefisien korelasi adalah : 0 sampai 1, jika nilai semakin mendekati 1 berarti hubungan yang terjadi semakin kuat, sebaliknya nilai semakin mendekati 0 maka hubungan yang terjadi semakin lemah (Dwi Priyatno, 2008).
3.7.1.2 Analisis Determinasi (R2) Koefisien determinasi (R2) dalam regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui persentase sumbangan pengaruh variabel independen secara serentak terhadap variabel dependen. Koefisien ini menunjukkan seberapa besar persentase variasi variabel independen yang digunakan dalam model mampu menjelaskan variasi variabel dependen. Nilai R2 ( koefisien determinasi ) terletak antara 0 dan 1. Jika nilai R2 = 1 berarti 100 persen total (sempurna) variasi variabel dependen diterangkan oleh variabel independen. Jika R2 = 0, maka tidak ada sedikitpun persentase sumbangan pengaruh yang diberikan variabel independen terhadap variabel dependen, atau variasi variabel independen yang
39
digunakan dalam model tidak menjelaskan sedikitpun variasi variabel dependen (Dwi Priyatno, 2008).
3.7.1.3 Pengujian Hipotesis Dengan Uji Secara Serentak Atau Uji F Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen (X1,X2,....Xn) secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen (Y) (Dwi Priyatno, 2008). Adapun tahap-tahap yang digunakan dalam pengujian ini yakni sebagai berikut : 1.
Merumuskan hipotesis Ho : Tidak ada pengaruh positif secara signifikan antara variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen Ha : Ada pengaruh positif secara signifikan antara variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen
2.
Menentukan tingkat signifikansi Tingkat signifikansi menggunakan a=5% (signifikansi 5% atau 0,05 adalah ukuran standar yang sering digunakan dalam penelitian)
3.
Mencari F – hitung dengan rumus : F hitung =
R2 / ( k – 1 ) ( 1 – R2 ) / ( n – k )
Keterangan : R2 = Koefisien determinasi n = Jumlah daa atau kasus k = jumlah variabel independen 4.
Menentukan F Tabel Dengan menggunakan tingkat keyakinan 95%
40
5.
Kriteria Pengujian Ho diterima jika –F tabel ≤ F hitung ≤ F tabel Ho ditolak jika –F hitung < -F tabel atau F hitung> F tabel
6.
Membandingkan F hitung dengan F Tabel Jika F – hitung < F – tabel, maka Ho diterima Jika F – hitung = F – tabel, maka Ho diterima Jika F – hitung > F – tabel, maka Ho ditolak
3.7.1.4 Pengujian Hipotesis Dengan Uji Parsial Atau Uji t Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi variabel independen (X1,X2,....Xn) secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen (Y) (Dwi Priyatno, 2008). Adapun tahap-tahap yang digunakan dalam pengujian ini yakni sebagai berikut : 1.
Menentukan hipotesis parsial Ho : Tidak ada pengaruh positif secara signifikan antara variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen Ha : Ada pengaruh positif secara signifikan antara variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen
2.
Menentukan tingkat signifikansi dengan Tingkat signifikansi menggunakan a=5% (signifikansi 5% atau 0,05 adalah ukuran standar yang sering digunakan dalam penelitian)
3.
Menghitung nilai t – hitung dengan rumus : t hitung =
r n 1 k 1 r 2
41
Keterangan : r = Koefisien korelasi parsial k = Jumlah variabel independen n = Jumlah data 4. Menentukan t Tabel Dengan menggunakan tingkat keyakinan 95% 5. Kriteria Pengujian Ho diterima jika –t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel Ho ditolak jika –t hitung < -t tabel atau t hitung> t tabel 6. Membandingkan t hitung dengan t Tabel Jika t – hitung < t – tabel, maka Ho diterima Jika t – hitung = t – tabel, maka Ho diterima Jika t – hitung > t – tabel, maka Ho ditolak
3.7.2
Pengujian Asumsi Klasik Pengujian asumsi klasik dapat dilakukan agar model regresi yang
digunakan dapat memberikan hasil yang representatif (Dwi Priyatno, 2008).
3.7.2.1 Pengujian Normalitas Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi, variabel dependen dan variabel independen mempunyai distribusi data normal atau mendekati normal (Dwi Priyatno, 2008). Kita dapat melihatnya dari Nomal Probability Plot yang membentuk suatu garis lurus diagonal, dan ploting data yang akan dibandingkan dengan garis diagonalnya. Apabila data menyebar
42
disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garus diagonal pada grafik histogram maka menunjukkan pola distribusu normal sebaliknya jika data jauh dari garis diagonal atau tidak mengikuti arah garis diagonal pada grafik histogram maka menunjukkan pola distribusi tidak normal (Ghozali, 2001).
3.7.2.2 Pengujian Multikolinearitas Pengujian multikolinearlitas digunakan untuk mengetahhui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik multikolinearlitas, yaitu adanya hubungan linear antar variabel independen dalam model regresi (Dwi Priyatno, 2008). Prasyarat yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya multikolinearlitas. Dapat juga dilihat dari nilai Tolerance dan Variante Inflation Factor (VIF), nilai Tolerance yang besarnya di atas 0,1 dan nilai VIF di bawah 10 menunjukkan bahwa tidak ada multikolinearlitas pada variabel independen (Ghozali,2001).
3.7.2.3 Pengujian Heteroskedastisitas Pengujian heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik heteroskedastisitas, yaitu adanya ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi (Dwi Priyatno, 2008). Kita dapat melihatnya dari grafik Scatterplot antara nilai prediksi variabel dependen dengan residualnya. Dasar membentuk pola tertentu atau teratur maka mengidentifikasi telah terjadi heteroskedastisitas sebaliknya apaila titik-titik yang akan menyebar diatas dan dibawah angka 0 sumbu Y maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali,2001).
43
3.7.2.4 Pengujian Autokorelasi Uji Autokorelasi merupakan pengujian asumsi dalam regresi dimana variabel dependen tidak berkorelasi dengan dirinya sendiri. Maksud dari korelasi dengan diri sendiri adalah bahwa nilai dari variabel dependen tidak berhubungan dengan nilai variabel itu sendiri, baik nilai periode sebelumnya atau nilai periode sesudahnya (Santosa, 2005:240) Menurut Singgih (2000:219) untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi, melalui metode tabel Durbin-Watson yang dapat dilakukan melalui program SPSS, dimana secara umum dapat diambil patokan yaitu: 1) Jika angka D-W dibawah -2, berarti autokorelsi positif. 2) Jika angka D-W diatas +2, berarti autokorelasi negatif. 3) Jika angka D-W diantara -2 sampai dengan +2, berarti tidak ada autokorelasi Rumus uji Durbin Watson sebagai berikut : (Alhusin,2003) 2
Keterangan : d = nilai Durbin-Watson e = residual