BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yaitu penelitian yang semata-mata bertujuan mengetahui keadaan objek atau peristiwa tanpa suatu maksud untuk mengambil kesimpulan-kesimpulan yang berlaku secara umum (Sutrisno Hadi, 1980: 3). Metode yang digunakan adalah survei dan teknik pengumpulan data menggunakan tes dan pengukuran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan kapasitas aerobik maksimal dengan kemampuan bermain bola basket putra SMA Negeri 1 Banjarnegara. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan kapasitas aerobik maksimal dengan kemampuan bermain bola basket, menggunakan metode korelasi Pearson Product Moment dengan simbol r. Adapun desain penelitian adalah sebagai berikut: X
Y Gambar 7. Desain Penelitian
Keterangan: X = Kapasitas Aerobik Maksimal Y = Kemampuan Bermain Bola Basket B. Definisi Operasional Variabel Penelitian Menurut Sumadi Suryabrata (1983: 76) definisi operasional adalah definisi yang didasarkan atas sifat-sifat hal yang didefinisikan yang dapat diamati. Setiap penelitian mempunyai objek yang dijadikan sasaran dalam penelitian. Objek tersebut sering disebut sebagai gejala, sedangkan gejala-
22
gejala yang menunjukan variasi baik dari jenisnya maupun tingkatnya disebut variabel. Variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini yaitu; kapasitas aerobik maksimal (X) dengan kemampuan bermain bola basket (Y). Agar tidak terjadi salah penafsiran pada penelitian ini maka berikut akan dikemukakan definisi operasional variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: 1. Daya tahan aerobik maksimal adalah jumlah oksigen yang dapat dikonsumsi atau digunakan tubuh, biasanya untuk satu menit, selama latihan yang maksimal. Dalam penelitian ini menggunakan Multistage Fitness Tes. 2. Bermain bola basket adalah olahraga yang menggunakan bola besar, dimainkan dengan tangan dan mempunyai tujuan memasukan bola sebanyak mungkin (kekeranjang) lawan, serta menahan lawan agar jangan memasukan bola kekeranjang sendiri dengan cara lempar tangkap, menggiring dan menembak. Pengukuran yang dilakukan dalam penelitian ini dengan tes AAHPERD Basketball test. 1984 (American Alliance for Health. Physical Education. Recreation and Dance). Tes ini terdiri dari: passing test, control dribble test, speed spot shooting, dan defensive movement test.
23
C. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 115) populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa putra SMA Negeri 1 Banjarnegara yang mengikuti ekstrakurikuler bola basket tahun 2011/ 2012 yang berjumlah 20 orang. 2. Sampel Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 117) menyatakan bahwa sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Sedangkan Sutrisno Hadi (1995: 221) menyatakan sampel adalah sejumlah penduduk yang jumlahnya kurang dari jumlah populasi. Jumlah populasi 20 orang tersebut, semuanya digunakan sebagai sampel, dan disebut total sampling. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto (2003: 120) bahwa untuk sekedar patokan maka apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.
D. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data Instrumen merupakan alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan informasi kuantitatif tentang variasi karasteristik variabel secara menyeluruh (Ibnu Hajar, 1999: 160). Tes adalah serentetan pertanyaan atau alat lain yang digunakan
untuk
mengukur
keterampilan,
Pengetahuan,
intelegensi.
kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok (Suharsimi
24
Arikunto, 2006: 139). Tes adalah sebuah alat atau instrumen pengukuran yang dipergunakan untuk mengumpulkan data. 1. Instrumen Penelitian Menurut Sugiyono (2009: 102) instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah dengan tes. Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: a. Tes Daya Tahan Aerobik Instrumen untuk mengukur daya tahan aerobik yang digunakan untuk mengambil data dalam penelitian ini adalah tes Multistage Fitness Test dari AUSIC. Bentuk tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Sport Search yang diterbitkan oleh AUSIC (Australia Sport Commision). Berikut disajikan dalam bentuk tabel standar Multistage Fitness Test. Tabel 2. Standar Lari Multistage Fitness Test dalam Satuan mL.kg.menit. Sangat Sanagat Usia Kurang Cukup Baik Istimewa Kurang Baik 13-19
<35.0
35.0-38.3
38.4-45.1
45.2-50.9
51.0-55.9
>55.9
20-29
<33.0
33.0-36.4
36.5-42.4
42.5-46.4
46.5-52.4
>52.4
30-39
<31.5
31.5-35.4
35.5-40.9
41.0-44.9
45.0-49.4
>49.4
40-49
<30.2
30.2-33.5
33.6-38.9
39.0-43.7
43.8-48.0
>48.0
50-59
<26.1
26.1-30.9
31.0-35.7
35.8-40.9
41.0-45.3
>45.3
<60
<20.5
20.5-26.0
26.1-32.2
32.3-36.4
36.5-44.2
>44.2
sumber: (http://brianmac.co.uk/beep.htm.download Desember 2010)
25
Pelaksanaan Multistage Fitness Test: 1) Lakukan warming up sebelum melakukan tes 2) Ukuran jarak 20 meter dan diberi tanda. 3) Putar CD player irama Multistage Fitness Test. 4) Intruksikan pemain untuk ke batas garis start bersamaan dengan suara “bleep” berikut. Bila pemain tiba di batas garis sebelum suara “bleep”, pemain harus berbalik dan menunggu suara sinyal tersebut, kemudian kembali ke garis berlawanan dan mencapainya bersamaan dengan sinyal berikut. 5) Diakhir setiap satu menit, interval waktu di antara setiap “bleep” diperpendek atau dipersingkat, sehingga kecepatan lari harus meningkat/berangsur menjadi lebih cepat. 6) Pastikan bahwa pemain setiap kali ia mencapai garis batas sebelum berbalik. Tekankan pada siswa untuk pivot (satu kaki digunakan sebagai tumpuan dan kaki yang lainya untuk berputar) dan berbalik bukannya berbalik dengan cara memutar terlebih dahulu (lebih banyak menyita waktu) 7) Setiap pemain meneruskan larinya selama mungkin sampai dengan ia tidak dapat lagi mengikuti irama dari CD player. Kriteria menghentikan lari peserta adalah apabila peserta dua kali berturutturut gagal mencapai garis batas dalam jarak dua langkah disaat sinyal “bleep” berbunyi. 8) Lakukanlah dengan sungguh-sungguh
26
9) Lakukan pendinginan (cooling down) setelah selsai tes jangan langsung duduk. b. Tes Kemampuan Bermain Bola Basket Instrumen yang digunakan untuk mengukur kemampuan bermain bola basket siswa putra SMA Negeri 1 Banjarnegara adalah tes AAHPERD Basketball Test. 1984 (American Alliance for Health, Physical Education, Recreation and Dance). Tes ini terdiri dari empat butir tes, yaitu: a) speed sport shooting, b) passing test, c) control dribble test, d) defensive movement test. Validitas isi telah ditetapkan oleh suatu komisi ahli pengukuran yang telah menentukan keterampilan dasar dari permainan bola basket. Dari percobaan dan survei yang dilakukan telah terpilih empat butir tes untuk mengukur keterampilan bermain bola basket. Tabel 3. Validitas dan Reliabilitas Tes Keterampilan Bola Basket AAHPERD Bentuk tes Validitas Reliabilitas 0.87 – 0.95* Speed Spot Shooting 0.37 – 0.91” 0.84 – 0. 95’ 0.82 – 0.91* Passing Test 0.37 – 0.91” 0.88 – 0.96’ 0.93 – 0.97* Control Dribble Tes 0.37 – 0.91” 0.88 – 0.95’ 0.95 – 0.96* Deffensive Movement 0.37 – 0.91” 0.90 – 0.97’ Total Test Battery 0.65 – 0.91” Sumber: (Bradford. 1993: 95) Keterangan: “ = untuk semua tingkatan/untuk wanita dan laki-laki * = untuk wanita ‘ = untuk laki-laki
27
1) Speed Spot Shooting Test Tujuan tes ini untuk mengukur keterampilan dalam menembak cepat dari posisi-posisi tertentu, kelincahan dan olah bola. Tempat tesnya merupakan setengah lapangan dari lapangan permainan bola basket yang standar beserta papan pantul dan basketnya. Dibuat dengan 5 buah tanda dengan panjang 2 feet dan lebar 1 inch. Kelima tanda tersebut bisa berjarak 9 feet, 12 feet, atau 15 feet dari keranjang. Tes dilakukan selama 60 detik setiap pelaksanaannya. Tabel 4. Jarak Tembak Speed Spot Shooting Test untuk Setiap Tingkatan. Jarak termbak Tingkatan testi 9 feet Sekolah dasar kelas 5-6 usia 10-11 tahun. 12 feet Sekolah menengah pertama usia 12-15 tahun. Sekolah menengah atas dan perguruan tinggi usia 1615 feet 17 tahun ke atas. Sumber: Bradford (1993: 96)
Gambar 8. Lapangan Speed Spot Shooting Test Sumber: (Breadford. 1993: 96)
28
2) Passing Test Tujuan tes ini untuk mengukur keterampilan dalam mengoper dan menangkap bola secara akurat dalam keadaan bergerak. Tes dilakukan pada sebuah dinding tembok tanpa halangan dan mempunyai panjang ukuran mendatar 30 feet. Tugas teste adalah melakukan operan dan berusaha mengenai enam buah sasaran berbentuk bujursangkar berukuran 2x2 feet. Keenam sasaran mempunyai jarak bervariasi 3 feet dan 5 feet dari lantai. Testee melakukan operan di belakang batas berjarak 8 feet dari tembok/sasaran. Satu pelaksanaan tes diberi waktu selama 30 detik.
Gambar 9. Lapangan Passing Test Sumber: (Breadford, 1993: 96) 3) Control Dribble Test Tujuan tes ini untuk mengukur keterampilan dalam olah bola dalam keadaan bergerak. Tes dilakukan menggunakan setengah lapangan bola basket. Lebih spesifik lagi. dilakukan di daerah bersyarat atau key hole. Pelaksanaan tes dimulai dengan awalan di sebelah kiri atau kanan pancang A, untuk orang yang
29
kidal posisinya di sebelah kanan pancang A, sedang orang yang tidak kidal berposisi di sebelah kiri pancang A.
Gambar 10. Lapangan Control Dribble Test Sumber: (Breadford, 1993: 97) 4) Defensive Movement test Tujun tes ini untuk mengukur penampilan dari gerak dasar dalam bertahan. Dilaksanakan di setengah lapangan bola basket. tepatnya di daerah bersyarat. Tempat bersyarat yang berupa persegi panjang dengan ukuran 19 x 12 feet (bentuk dan ukuran standar lapangan bola basket di Amerika Serikat) dibuat menjadi 6 buah titik sentuh atau tanda. Dua di garis tembakan hukuman tepatnya di titik pertemuan garis rebound dengan garis akhir. Dua berada di garis rebound dan berjarak 10 feet dari garis akhir. Testee mulai berdiri dititik A dan berposisi membelakangi keranjang. Secepat mungkin
pelaksana
harus
bergerak
dengan
langkah
jaga
menempuh garis dari A-B-C-D-E-F dan kembali ke A lagi. Tidak boleh menggunakan lain selain langkah jaga.
30
Gambar 11. Lapangan Defensive Movement Test Sumber: (Breadford. 1993: 97) 2. Teknik Pengumpulan Data Metode atau teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah menggunakan teknik survei dengan cara tes dan pengukuran. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah testi melakukan tes Multistage Fitness Test dan kemampuan bermain bola basket menggunakan AAHPERD Basketball test kemudian dicatat hasilnya, kemudian dianalisis. E. Teknik Analisis Data Data
yang diperoleh
dari
penelitian ini
dilanjutkan dengan
mengganalisis data kemudian ditarik kesimpulan dengan menggunakan statistik parametrik. Adapun teknik analisis data meliputi:
31
1. Uji Instrumen Uji instrument dilakukan di SMK 1 Bantul yang dilaksanakan pada tanggal 15 dan 18 januari 2012, sampel yang di ambil adalah siswa putra SMK 1 Bantul yang mengikuti ekstrakulikuler bola basket. a. Uji Validitas Instrumen ini dapat dikatakan tepat apabila terlebih dahulu teruji validitasnya. Menurut Sutrisno Hadi (1991) suatu intrumen dikatakan sahih apabila instrumen itu mampu mengukur apa yang hendak diukur. Suharto (2009: 3) logical validity adalah kesesuaian antara alat dan pengukuran dengan komponen-komponen keterampilan penting yang diperlukan dalam melakukan tugas motorik yang memadai. Apabila tes tergabung dan dengan tepat mengukur komponen-komponen dari suatu keterampilan yang sedang diukur. dapat ditegaskan bahwa tes tersebut memenuhi logical validity. b. Uji Reliabilitas Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik (Suharsimi Arikunto. 2003: 170). Reliabilitas tes dicari dengan menggunakan teknik test-retest atau genap-ganjil atau belah dua (Ismaryati. 2006: 23). Dalam penelitian ini reliabilitas tes dicari menggunakan teknik test-retest. yaitu mengkorelasikan hasil tes pertama dan hasil tes kedua.
32
Tetapi dalam penelitian ini reliabilitas dicari menggunakan bantuan SPSS 16. 2. Uji Prasyarat a. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah distribusi datanya menyimpang atau tidak dari distribusi normal. Data yang baik dan layak untuk membuktikan model-model penelitian tersebut adalah data yang memiliki distribusi normal. Dalam penelitian ini. uji normalitas menggunakan rumus Kolmogorov Smirnov untuk uji normalitas data pada tes kapasitas aerobik maksimal, akan tetapi untuk data kemampuan bermain bola basket data tidak melalui uji normalitas karena data pada tes kemampuan bola basket sudah ditransformasikan ke dalam T-Score. Konsep dasar dari uji normalitas Kolmogorov Smirnov adalah membandingkan distribusi data (yang akan diuji normalitasnya) dengan distribusi normal baku. Distribusi
normal
baku
adalah
data
yang
telah
ditransformasikan ke dalam bentuk Z-Score dan diasumsikan normal. Kelebihan dari uji ini adalah sederhana dan tidak menimbulkan perbedaan persepsi di antara satu pengamat dengan pengamat yang lain. yang sering terjadi pada uji normalitas dengan menggunakan grafik. Uji normalitas ini dianalisis dengan bantuan program SPSS. Menurut metode Kolmogrov Smirnov, kriteria pengujian adalah sebagai berikut:
33
1) Jika signifikansi di bawah 0.05 berarti data yang akan diuji mempunyai perbedaan yang signifikan dengan data normal baku. berarti data tersebut tidak normal 2) Jika signifikansi di atas 0.05 maka berarti tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara data yang akan diuji dengan data normal baku. berarti data tersebut normal (Gempur Safar, 2010: http://exponensial.wordpress.com/2010/04/21/metode-kolmogorovsmirnov-untuk-uji-normalitas/) b. Uji Linearitas Uji linieritas regresi bertujuan untuk menguji kekeliruan eksperimen atau alat eksperimen dan menguji model linier yang telah diambil. Untuk itu dalam uji linieritas regresi ini akan menghasilkan uji independen dan uji tuna cocok regresi linier. Hal ini dimaksudkan untuk menguji apakah korelasi antara variabel predictor dengan criterium berbentuk linier atau tidak. Regresi dikatakan linier apabila harga F hitung (observasi) lebih kecil dari F tabel. Untuk uji linieritas regresi dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis varian, dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
F S TC e
= Nilai linieritas = Standar Deviasi = Tuna cocok = Kesalahan
34
3. Uji Hipotesis Uji korelasi digunakan untuk mengetahui hubungan antara masingmasing variabel bebas terhadap variabel terikat menggunakan rumus Pearson Product Moment. rxy =
Keterangan: rxy(1.2) a1 a2 X1Y
X 2Y
N . XY X Y
N . X
2
X N . Y 2 Y 2
2
= Koefisien korelasi antara X1 dan X2 dengan Y = Koefisien prediktor X1 = Koefisien prediktor X2 = Jumlah produk antara X1 dengan Y = Jumlah produk antara X2 dengan Y
Untuk menguji apakah harga r tersebut signifikan atau tidak dilakukan uji F (Sutrisno Hadi, 1991: 26) dengan rumus:
R 2 N m 1 F= m 1 R2
Keterangan: F N M R
= Harga F = Cacah kasus = Cacah prediktor = Koefisien korelasi antara kriterium dengan prediktor
Harga F tersebut kemudian dikonsultasikan dengan harga F tabel dengan derajat kebebasan N-m-1 pada taraf signifikansi 5%. Apabila harga F hitung lebih besar atau sama dengan harga F tabel. maka ada hubungan yang signifikan antara variabel terikat dengan masing-masing variabel bebasnya.
35