BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini disusun berdasarkan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri atas kontrol positif dan lima perlakuan variasi dosis pestisida nabati daun sirih hijau (Piper betle L.) yaitu 0%; 2,5%; 5%; 7,5%; dan 10%., masing-masing perlakuan terdiri dari lima ulangan. B. Objek Penelitian 1. Hama Plutella xylostella 2. Tanaman sawi hijau (Brassica juncea L.) C. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu
: 2 bulan (September-November 2016)
Tempat
:
1. Penelitian dilakukan di Green House Kebun Biologi FMIPA UNY. 2. Pengambilan hama Plutella xylostella dilakukan di sawah CV TOM (Tani Organik Merapi), Balangan, Wukirsari, Cangkringan, Sleman. D. Alat dan Bahan Alat: a. Pot b. Sprayer c. Timbangan
52
d. Blender e. Solder f. Toples g. Cangkul h. Gunting i. Tray j. Kelambu k. Tongkat penyangga l. Pisau m. Erlenmeyer n. Kuas o. Kain kasa p. Ember q. Botol plastik r. Sekop s. Penyaring t. Ayakan u. Gelas ukur v. Raffia w. Label
53
Bahan: a. Daun sirih hijau (Piper betle L.) b. Tanah c. Pupuk Kompos d. Air e. Pestisida kimia (Dursban) f. Hama (Plutella xylostella) instar III g. Tanaman sawi (Brassica juncea L.) h. Potongan genting E. Variabel Penelitian 1. Variabel bebas: Dosis pestisida nabati daun sirih hijau, yaitu: P0: Kontrol negatif (tanpa perlakuan) P1: perlakuan dosis pestisida nabati daun sirih hijau 2,5 % P2: perlakuan dosis pestisida nabati daun sirih hijau 5 % P3: perlakuan dosis pestisida nabati daun sirih hijau 7,5 % P4: perlakuan dosis pestisida nabati daun sirih hijau 10 % P5: Kontrol positif dengan pestisida kimia 2. Variabel terikat: Mortalitas hama Plutella xylostella, pemendekan siklus hidup hama Plutella xylostella, tingkat kerusakan daun sawi (Brassica juncea L.), dan berat basah tanaman sawi (Brassica juncea L.)
54
3. Variabel kontrol: Jenis tanaman sawi, umur bibit sawi, jenis hama, umur hama Plutella xylostella, kondisi media tanam, kondisi lingkungan, dan cara pembuatan larutan pestisida nabati. F. Prosedur Kerja 1. Persiapan Media Semai Media semai yang digunakan adalah tanah. Tanah diayak terlebih dahulu menggunakan ayakan kemudian dimasukkan kedalam tray dengan volume tanah mencapai ¾ volume tray. 2. Penyemaian Biji Sawi Benih tanaman sawi dibeli dari Toko Tani Maju Jalan Magelang. Sebelum disemai biji sawi direndam dalam air. Biji sawi yang digunakan yaitu biji yang tenggelam pada saat diremdam dalam air. Biji disemai di atas media yang telah dipersiapkan sebelumnya, setiap lubang di dalam tray diisi dengan biji sawi sebanyak 3 biji. Selanjutnya persemaian disiram secara teratur setiap pagi dan sore hari. Proses pernyemaian ini berlangsung selama 20 hari. 3. Persiapan Media Tanam Media yang digunakan adalah campuran tanah dan kompos dengan perbandingan 2:1, lalu dihomogenkan. Sebelum campuran tanah dan kompos dimasukkan, pada dasar pot diletakkan pecahan genting, hal ini bertujuan agar sirkulasi air tetap lancar. Ukuran pot yang digunakan
52
berdiameter 30 cm. Kemudian campuran tanah dan kompos dimasukan ke dalam pot sebanyak 3 kg. 4. Penanaman Sawi Setelah 20 hari disemai dipilih sebanyak 30 tanaman dengan ukuran yang sama (tinggi tanaman dan jumlah daun) kemudian ditanam dalam pot sebagai penelitian. Dalam satu pot terdapat satu tanaman sawi. Tanaman sawi disiram setiap hari pada pagi dan sore selama 21 hari hingga siap untuk diaplikasikan hama Plutella xylostella. 5. Penyiapan Hama (Plutella xylostella) Hama (Plutella xylostella) sebagai bahan uji didapat dari sawah CV TOM (Tani Organik Merapi), Balangan, Wukirsari, Cangkringan, Sleman. Jenis hama yang diambil untuk penelitian adalah larva Plutella xylostella yang telah mencapai tahap instar 3, karena larva pada fase instar 3 dinilai paling rakus memakan daun sawi. 6. Aplikasi Ulat Ulat yang telah diperoleh kemudian dimasukkan satu per satu pada tanaman sawi yang telah berusia 21 hari setelah tanam. Setiap tanaman diberikan ulat sebanyak 5 ekor. Aplikasi ulat dilakukan pada sore hari karena saat sore hari ulat sudah mulai menyerang tanaman sawi. Ulat dibiarkan selama satu hari tanpa pemberian pestisida.
53
7. Pembuatan Larutan Pestisida Nabati Pembuatan pestisida nabati
menggunakan daun sirih hijau
(Piper betle L.). Berdasarkan metode pada penelitian Mujib dkk (2014), maka digunakan konsentrasi 100 gram/liter air sebagai starter. Bagian daun sirih hijau dicuci dan ditimbang sebanyak 100 gram. Kemudian ditambahkan air sebanyak 1 liter dan diblender. Didiamkan selama 24 jam. Setelah itu disaring agar tidak terdapat kotoran yang menyumbat sprayer. Selanjutnya diambil untuk perlakuan yaitu 2,5%; 5%; 7,5%; dan 10% dari larutan starter masing-masing diambil sebanyak 25 ml, 50 ml, 75 ml, dan 100 ml kemudian diencerkan menggunakan air hingga volumenya 1000 ml. 8. Pembuatan Larutan Pestisida Kimia sebagai Kontrol Positif Pembuatan larutan pestisida kimia dengan menggunakan Insektisida merk Dursban 200 EC yang berbahan aktif Klorpirifos 200 g/l dengan cara melarutkan 2-3 ml insektisida ke dalam air hingga 1000 ml sesuai petunjuk pada kemasan. 9. Penyemprotan Pestisida Nabati pada Tanaman Sawi Penyemprotan pestisida nabati dilakukan satu hari setelah aplikasi larva Plutella xylostella pada tanaman sawi. Penyemprotan pestisida nabati dilakukan 3 kali, yaitu setiap dua hari sekali. Penyemprotan pertama pada tanggal 26 Oktober 2016, penyemprotan kedua pada tanggal 28 Oktober 2016, dan penyemprotan ketiga pada tanggal 30 Oktober 2016. Penyemprotan pestisida nabati dilakukan 54
pada pukul 15.00-17.00 WIB. Satu hari setelah penyemprotan pestisida nabati, diamati setiap gejala yang timbul dari larva uji. Pengamatan dilakukan 3 kali, yaitu pada tanggal 27 Oktober 2016, 29 Oktober 2016, dan 31 Oktober 2016. Pengamatan dilakukan pada pukul 15.0017.00 WIB. 10. Panen Tanaman sawi dipanen saat berusia 30 hari setelah tanam dengan ciri-ciri daun tanaman sawi telah memanjang agak membulat dan daun lebar. Sawi dibersihkan dan ditimbang berat basahnya. G. Cara Mengukur Data 1. Persentase Mortalitas Larva Plutella xylostella Pengamatan dilakukan tiga kali yaitu pada tanggal 27 Oktober 2016, 29 Oktober 2016, dan tanggal 31 Oktober 2016. Pengamatan dilakukan satu hari setelah penyemprotan pestisida nabati. Persentase hama yang mati dapat dihitung dari jumlah ulat yang mati pada setiap perlakuan. Persentase mortalitas larva dapat dihitung dengan rumus:
(
Presentase hama mati =
) (
)
x 100%
2. Persentase Larva Plutella xylostella yang Menjadi Pupa Pengamatan dilakukan satu hari setelah penyemprotan pestisida nabati. Pengamatan dilakukan tiga kali yaitu pada tanggal 27 Oktober 2016, 29 Oktober 2016, dan tanggal 31 Oktober 2016. Pengamatan
55
dilakukan dengan menghitung jumlah pupa yang normal dengan ciriciri pupa mula-mula berwarna hijau kemudian setelah 24 jam berubah menjadi coklat, diselubungi oleh jala yang terbuat dari benang berwarna putih dan berbentuk lonjong. Persentase larva yang menjadi pupa dihitung dengan rumus: P=
x 100%
Keterangan:
P
= Persentase pupa
p
= Jumlah larva yang menjadi pupa
N
= Jumlah hama yang diinfeksikan
3. Kerusakan Daun Sawi Pengamatan
kerusakan
daun
sawi
dilakukan
dengan
mengamati warna daun, bentuk daun, dan persentase lubang pada daun yang diukur menggunakan kertas millimeter blok. 4. Berat basah sawi Pengukuran berat basah sawi dilakukan langsung setelah tanaman sawi dipanen pada akhir penelitian. Pengukuran berat basah sawi dilakukan dengan menimbang setiap sawi pada masing-masing perlakuan. Tanah yang menempel pada tanaman sawi dibersihkan, kemudian sawi ditimbang menggunakan timbangan digital dengan satuan gram.. Hasil pengukuran dimasukan ke dalam tabel.
56
H. Rancangan Analisis Data mortalitas hama Plutella xylostella, pemendekan siklus hidup hama Plutella xylostella, dan berat basah sawi dianalisis dengan uji One Way ANOVA (Analysis of Variance). Hasil uji ANOVA yang berpengaruh nyata dilanjutkan dengan uji DMRT (Duncan Multiple Range Test) dengan taraf nyata 5% untuk mengetahui perbedaan antarperlakuan.
57