31
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan metode analisis isi (content analysis), yang menekankan pada makna pesan teks yang manifest dalam media cetak. Analisis isi dimaksudkan sebagai suatu analisis yang mampu memberikan interpretasi pada teks yang manifest(nampak) dalam media cetak secara deskriptif, sistematik dan kuantitatif. Metode yang diterapkan dalam analisis isi haruslah tersistematisasi, di mana mulai unit analisis yang diteliti sampai pembuatan kategorisasi dan operasionalisasi tidak tumpang tindih. Sementara itu, prinsip kuantitatif berarti bahwa pesan-pesan yang tampak haruslah dapat dihitung/dikuantifikasi untuk mendapatkan frekuensi penghitungan pesan-pesan yang dimaksudkan. 46 2. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif, yakni berupaya mendeskripsikan gejala atau fenomena dari satu variabel yang diteliti
46
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kualitatif, Cet. I, Jakarta: Rajawali Press: 2012, h. 201.
31
32
tanpa berupaya menjelaskan hubungan-hubungan yang ada.47Jenis penelitian ini bertujuan hanya untuk menggambarkan aspek-aspek dari suatu pesan. B. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah majalah alKisah, rubrik Sentuhan Qalbu edisi September sampai dengan Desember 2012, yang terbit 2 kali dalam sebulan. Majalah alKisah yang akan diteliti berjumlah 10 buah majalah. 2. Objek Penelitian Adapun yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah pesan-pesan dakwah yang terdapat dalam majalah alKisah, rubrik “Sentuhan Qalbu” edisi September sampai dengan Desember 2012. C. Sumber Data Penelitian ini akan diperkuat dengan mendapatkan sumber data/informasi dari beberapa sumber. Peneliti menggunakan dua macam sumber data dalam penelitian ini yaitu: 1. Data Primer Data primer yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah data-data berupa teks-teks tertulis dalam majalah alKisah, rubrik “Sentuhan Qalbu” edisi
47
Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi: Disertai Contoh Praktis Riset Media, Public Relations, Advertising, Komunikasi Organisasi, Komunikasi Pemasaran, Ed. Pertama, Cetakan ke-1, Jakarta: Kencana, 2006, h. 165.
33
September sampai dengan Desember 2012 sebanyak sepuluh buah yang terbit dua kali dalam sebulan. 2. Data Sekunder Data sekunder yang peneliti gunakan adalah buku-buku yang berkaitan dengan penelitian ini serta menambah data dan informasi penelitian ini. D. Tahapan Penelitian 1. Unit Analisis Unit analisis adalah sesuatu yang menjadi fokus peneltian.Dalam penelitian menggunakan analisis isi (content analysis) unit analisisnya adalah teks, pesan atau medianya sendiri.Peneliti menggunakan unit analisis dengan unit tematik, yaitu perhitungan berdasarkan tema dari peristiwa yang diberitakan.48 Unit analisis dalam penelitian ini adalah teks-teks pesan dakwah yang ada pada rubrik Sentuhan Qalbu pada majalah alKisah edisi SeptemberDesember 2012.Dari unit analisis tersebut, peneliti akan menghitung persentase tema yang sering muncul dalam rubrik sentuhan qalbu selama 4 bulan. 2. Kategorisasi Dalam penelitian ini, peneliti mengkategorikan pesan ke dalam tiga kategori, yaitu:
48
Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset, h. 233.
34
a. Akidah Secara etimologi (lughatan) akidah berakar dari kata aqada-ya’qidu‘aqidatan.’Aqdan berarti simpul, ikatan, perjanjian dan kokoh. Setelah terbentuk menjadi ‘aqidah berarti keyakinan.49 Adapun pembahasan akidah meliputi rukun iman, yaitu iman kepda Allah, iman kepada malaikat, iman kepada kitab-kitab Allah, iman kepada Nabi dan Rasul, iman kepada hari Kiamat, dan iman kepada qadha dan qhadar. 1) Iman kepada Allah SWT Iman kepada Allah adalah yang paling pokok dan mendasari seluruh ajaran Islam. Hasbi Ash-Shidiqqiy dalam bukunya Al-Islam menjelaskan bahwa ada tiga cara untuk beriman kepada Allah. Pertama,
membenarkan
dengan
yakin
adanya
Allah.Kedua,
membenarkan dengan yakin aka ke-esaan-Nya Allah, baik dalam perbuatanNya, menjadikan alam mahluk seluruhnya, maupun dalam menerima ibadat (penyembahan) segenap mahluk (hamba).Ketiga, membenarkan dengan yakin, bahwa Allah bersifat dengan segala sifat kesempurnaan, suci dari segala sifat kekurangan dan suci pula dari menyerupai segala sesuatu yang baru (alam).50
49
Ahmad WarsonMunawwir, Al-Munawwir : Kamus Arab-Indonesia Terlengkap, Surabaya: Pustaka Progressif, 1997.h. 1023. 50 Jirhanuddin, Perbandingan Agama: Pengantar Studi Memahami Agamaagama, Cet.I, Yogyakarta:Pustaka Pelajar,2010, h. 159.
35
Iman kepada Allah SWT, artinya meyakini dengan sepenuh hati bahwa Allah adalah Rabb (Pemelihara, Pengatur), Pemilik dan Pencipta segala sesuatu; dan bahwa hanya Dialah yang berhak untuk diesakan dengan ibadah, berupa shalat, puasa, doa, harap, takut, kerendahan dan ketundukkan; dan bahwa Dia memilki segala sifat kesempurnaan dan suci dari segala sifat kekurangan.51 2) Iman kepada Malaikat Beriman kepada malaikat ialah mempercayai bahwa Allah itu memilki mahluk yang dinamai malaikat, yang tidak pernah durhaka, yang senantiasa melaksanakan tugas yang ditugaskan kepadanya, dengan sebaik-baiknya dan secermat-cermatnya. 52 Adapun
hakikat
malaikat,
bagaimana
postur
mereka,
bagaimana detail-detail keadaan mereka, maka hanya Allah-lah yang tahu.Dan ini merupakan salah satu karakteristik umum akidah Islamiyyah. 53
51
Muhammad Nua’im Yasin, Iman: Rukun, hakikat, dan yang membatalakannya, Judul asli: Al-Iman: Arkanuhu, Haqiqatuhu, wa nawaqiduhu, Alih Bahasa: Tate Qomaruddin, Bandung: PT Syaamil Cipta Media Anggota IKAPI, 2002, h. 5. 52
Jirhanuddin, Perbandingan Agama: Pengantar Studi Memahami Agamaagama, h. 161. 53
Muhammad Nua’im membatalakannya, h. 32.
Yasin,
Iman:
Rukun,
hakikat,
dan
yang
36
3) Iman kepada kitab-kitab suci Rukun iman yang ketiga adalah iman kepada kitab-kitabNya.Iamn kepada kitab-kitab-Nya ialah kita beri’tikad bahwa Allah ada menurunkan beberapa kitab kepada Rasul-Nya untuk menjadi pedoman hidup manusia, menjadi tempat mengambil keputusan, aturan dan undang-undang masyarakat. 54 4) Iman kepada Nabi dan Rasul Iman yang keempat adalah kepercayaan kepada Rasul.Iman kepada Rasul ialah mempercayai bahwa Allah telah memilih diantara manusia, beberapa orang wakil-Nya, yang berlaku sebagai orang perantara antara Allah dan Hamba-hamba-Nya.Mereka bertugas menyampaikan kepada hamba Allah, segala yang diterima dari Allah dengan jalan wahyu dan menunjukkan manusia ke jalan yang lurus, menuntun,
membimbing
manusia
dalam
menempuh
jalan
kesejahteraan dan keselamatan dunia akhirat. 5) Iman kepada hari kiamat Adapun yang dimaksud iman kepada hari akhir adalah kehidupan yang kekal setelah kehidupan dunia yang fana ini berakhir. Termasuk semua peristiwa yang terjadi pada hari itu, mulai dari kehancuran alam semesta dan seluruh isinya, serta berakhirnya 54
Jirhanuddin, Perbandingan Agama: Pengantar Studi memahami Agamaagama,h. 163.
37
seluruh kehidupan, kebangkitan seluruh umat manusia dari alam kubur, dikumpulkan seluruh umat manusia di Mahsyar,perhitungan seluruh amal baik-jahat
sampai kepada pembalasan surga atau
neraka. 6) Iman kepada Qadha dan Qhadar Merupakan rukun iman yag terakhir atau keenam. Qadha bisa bermakna kehendak atau ketetapan hukum. Dalam hal ini, qadha adalah
kehendak
atau
ketetapan
Allah
terhadap
segala
sesuatu.Sedangkan qadar bermakna ukuran atau ketentuan.Dalam hal ini qadarmerupakan ukuran atau ketentuan Allah SWT terhadap segala sesuatu. b. Syari’ah 1) Ibadah Ibadah, Abd’ (Bahasa Arab) berarti menyembah atau menghamba, maka secara bahasa ibadah bias berarti penghambaan atau pengabdian. Dengan demikian, ungkapan meyembah Allah secara etimologis adalah juga berarti menghambakan diri kepadaNya, menjadikan diri kita sebagai hamba-Nya atau budak-Nya.Karena itu, ketaatan kepada Allah SWT itu wajib hukumnya. 55
55
Ibid, h. 183.
38
Ibadah merupakan salah satu bentuk pengabdian seorang hamba kepada tuhannya.Melalui ibadah, seorang hamba dapat mendekatkan dirinya kepada tuhan yang telah menciptakan dan memberikannya kehidupan di dunia ini. 56 Ibadah juga merupakan perwujudan dari ketaatan, kepatuhan, dan rasa syukur manusia atas pemberian dari Allah. Ibadah sangat banyak sekali, dan bagi siapa yang melaksanakan ibadah dengan ikhlas maka akan mendapat ganjaran pahala dari Allah SWT, sebaliknya bagi orang yang enggan beribadah kepada Allah, maka ia akan mendapatkan siksa dari-Nya. Yang termasuk perbuatan ibadah diantaranya: a) Thaharah At-Thaharah (bersuci) terbagi menjadi dua bagian; bersuci dari hadas (najis) dan ini khusus untuk badan, dan khabas(kotoran) dan ini terjadi pada badan, pakaian, dan tempat.57Thaharah merupakan salah
56
Ibadah yang disyariaatkan harus mempunyai dua unsur: Pertama, berpegang teguh terhadap apa yang telah disyariatkan oleh Allah dan apa yang telah diserukan oleh para Rasul-Nya, baik yang berupa perintah maupun larangan, sruan yang bersifat menghalalkan atau mengharamkan, dan inilah yang digambarkan dengan unsur taat dan tunduk serta patuh kepada Allah SWT. Kedua, sikap berpegang teguh ini adalah timbul dari rasa cinta kepada Allah SWT. Sebab tidak ada dalam wujud ini, sesuatu yang lebih berhak untuk dicintai, kecuali hanya Allah SWT semata.Lihat kuliah Ibadah, Labib MZ, Moh.Ridho’ie h. 47 dan 50. 57
Syaikh Abdul Qadir Ar-Rahbawi, Panduan Lengkap Shalat Menurut Empat Mazhab, Penerjemah. H. Ahmad Yaman, Cet. I, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2007, h. 27.
39
satu yang harus dilakukan umat Islam sebagai penyempurna ibadahnya. b) Shalat Islam dalam sumber ajarannya, Alquran dan Sunnah, sangat memperhatikan tentang perihal ibadah shalat. Dalam Islam, shalat itu merupakan perintah yang
harus diutamakan, dan merupakan sutu
kewajiban yang ditunaikan, serta diancam dengan adzab yang pedih bagi yang meninggalkannya. 58 Shalat adalah ibadah yang mengandung ucapan dan perbuatan khusus, diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam. Shalat memiliki beberapa syarat wajib, syarat sah, rukun-rukun, sunnahsunnah, hal-hal yang makruh, dan yang merusak shalat. 59 Shalat yang wajib dilaksanakan umat Islam adalah shalat lima waktu, adapun shalat sunnah merupakan shalat yang dianjurkan bagi kaum muslimin untuk melaksanakannya. Shalat sunnah banyak sekali macamnya, diantaranya shalat rawatib, shalat witir, shalat tahajjud, shalat tarawih,shalat dua hari raya, dan lain sebagainya.
58
Labib MZ, Moh. Ridho’ie, Kuliah Ibadah Ditinjau dari Segi hokum dan Hikmahnya, Cet. I, Surabaya: Tiga Dua, 2000, h.356. 59
Syaikh Abdul Qadir Ar-Rahbawi, Panduan Lengkap Shalat Menurut Empat Mazhab, h. 179.
40
c) Puasa Puasa (shaum) menurut bahasa adalah menahan dari segala sesuatu, sedangkan menurut istilah agama Islam adalah menahan diri dari makan dan minum dan bercampur (suami-istri) sehari penuh, mulai dari terbit fajar sampai terbenam matahari dengan niat yang ikhlas, taat dan mendekatkan diri (taqarrub) kepada Allah. 60Adapun Puasa yang wajib dilaksanakan oleh umat Islam ada tiga, macam yaitu puasa Ramadhan, puasa kaffarat, dan puasa Nadzar. 61 Dalam masalah puasa ini, menurut hemat penulis, Siapa saja yang mengingkarinya, atau sengaja melakukannya tanpa uzhur (syara’) atau karena sakit, berarti orang itu telah mendurhakai Allah dan Rasul-Nya dan mengurangi imannya.
60
61
Ibid, h. 2.
Puasa pada bulan Ramadhan hukumnya wajib atau fardhu dan telah disepakati oleh para ulama, bahwa shaum (puasa) itu diwajibkan kepada orang Islam yang telah dewasa, berakal, sehat jasmainya, tidak dalam perjalanan, dan bagi wanita yang suci dari haid dan nifas. Puasa kafarat adalah puasa yang dilakukan apabila seseorang melakukan suatu pelanggaran terhadap syariat tertentu dalam Islam, maka orang tersebut dikenakan denda, misalnya orang melanggar sumpah, melakukan zhihar kepada istrinya, atau pelanggaran terhadap manasik haji, melakukan jimak dengan istrinya saat melakukan shaum Ramadhan di siang hari. Puasa nadzar adalah hukumnya wajib karena merupakanjanjinya kepada Allah, misalnya ia mengatakan , bahwa kalau ia beruntung, maka ia akan berpuasa, maka puasa ini disebut puasa nadzar yang hukumnya wajib dilaksanakan. Lihat Dalildalil Shahih Seputar Ramadhan, Fauzan Al-Anshari, Abdurrahman Madjrie, Cet. I, Jakarta: Baitulmaal Muamalat, 2003, h. 4-24.
41
d) Zakat Zakat adalah bagian dari harta dengan persyaratan tertentu, yang Allah SWT mewajibkan kepada pemiliknya, untuk diserahkan kepada yang berhak menerimnya, dengan persyaratan tertentu pula.62 e) Haji Al hajj berarti mengunjungi atau mendatangi.Haji adalah perjalanan mengunjungi Baitullah untuk melaksanakan serangkaian ibadah pada waktu dan tempat yang telah ditentukan.Makna ini sejalan dengan aktivitas ibadah haji, dimana umat Islam dari berbagai Negara mengunjungi dan mendatangi Baitullah (Ka’bah) pada musim haji karena tempat ini dianggap mulia dan agung. 63 2) Muamalah Muamalah adalah aturan-aturan (hukum) Allah untuk mengatur hidup manusia dalam kaitannya dengan urusan duniawi dalam pergaulan sosial. 64 Muamalah merupakan aktivitas yang mencakup arti luas. Semua kegiatan dapat dilakukan dan dapat bernilai ibadah apabila dilakukan dengan benar dan sesuai dengan tuntunan agama
62
Abdul Ghofur Anshori, Hukum dan Pemberdayaan Zakat: Upaya Sinergis Wajib Zakat dan Pajak di Indonesia, Cet. I, Yogyakarta: Pilar Media (ANGGOTA IKAPI), 2006, h. 13. 63
Said Agil Husin Al Munawwar, Fikih Haji: Menuntun Jama’ah Mencapai Haji Mabrur, Cet I, Jakarta: Ciputat Press, 2003, h. 1. 64
Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, Cet. I, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2002, h. 2.
42
islam. Adapun hal-hal yang termasuk ranah muamalah diantaranya pembahasan tentang hukum keluarga, hukum privat, hukum pidana, hukum ekonomi dan keuangan. c. Akhlak Akhlak dalam Islam pada dasarnya meliputi kualitas perbuatan mnausia yang merupakan ekspresi dari kondisi kejiwaannya. Akhlak dalam Islam bukanlah norma ideal yang dapat diimplementasikan, dan bukan pula sekumpulan etika yang terlepas dari kebaikan norma sejati. Dengan demikian, yang menjadi materi akhlak dalam Islam adalah mengenai sifat dan kriteria perbuatan manusia serta berbagai kewajiban yang harus dipenuhinya.Manusia harus mempertanggungjawabkan setiap perbuatannya, maka Islam mengajarkan kriteria perbuatan dan kewajiban yang mendatangkan kebahagiaan, bukan siksaan. 1) Akhlak terhadap Allah Berakhlak mulia kepada Allah SWT pada dasarnya merupakan wujud penghambaan diri secara totalitas kepada sang khaliq. Jika manusia mau merenung atau mengenali diri pribadinya yang telah dilengkapi dengan berbagai keistimewaan, misalnya bentuk fisik dan jasmani yang sempurna, termasuk akal pikiran yang mana akal pikiran hanya diberikan kepada manusia oleh Yang Maha Kuasa. Diantara akhlak kepada khaliq yang paling utama adalah menyembah kepadaNya, tidak mensyarikatkan-Nya, melaksanakan segala perintah-Nya
43
dan mejauhi segala larangan-Nya atau dengan kata lain hanya beribadah kepada-Nya, diiringi dengan penuh ketulusan, tanpa ada sedikitpun rasa keberatan atau ketidakpuasan.65 Akhlak kepada Allah dapat diwujudkan cara beribadah kepada Allah, mencintai Allah di atas
segalanya,
berdzikir
kepada
Allah,
Berdo’a,
tawaddu’,
tawakkaldan lain sebagainya. 2) Akhlak terhadap Makhluk Akhlak kepada mahluk/manusia merupakan hal yang juga sangat penting karena hal ini menyangkut hubungan kita terhadap sesama. Jika manusia ingin menjalani kehidupa ini dengan harmonis dan rukun maka ia haruslah memilki akhlak yang baik terhada sesama manusia.66 Akhlak
mulia merupakan pondasi utama bagi terciptanya
hubungan baik dan harmonis antara hamba dengan Allah SWT (hablumminallah) dan antara sesama manusia (hablumminannas) serta
manusia
dengan
alam
sekitarnyatermasuk
hewan
dan
tumbuhan.67 Adapun yang termasuk akhlak kepada mahluk meliputi: akhlak terhadap Rasulullah, akhlak terhadap orang tua, akhlak 65
Jirhanuddin, Perbandingan Agama: Pengantar Studi memahami Agama-agama, h.
182. 66
Rahmadi Nirwanto (ed.), Memahami Realitas Ajaran Islam, Palangka Raya: STAIN Palangka Raya Offset, 2007, h. 75. 67
Ibid, h. 76.
44
terhadap diri sendiri, akhlak terhadap keluarga, kerabat dekat, akhlak terhadap tetangga, akhlak terhadap masyarakat, akhlak terhadap lingkungan hidup dan sebagainya 3) Akhlak manusia dengan alam Akhlak kepada alam sekitar, termasuk berbuat baik kepada binatang dan juga kepada tumbuh-tumbuhan dan alam lainnya. Kepada alam sekitar hendaknya manusia bias berbuat sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan baik berdasarkan ketentuan agama, maupun pemerintah. Kesemuanya itu adalah untuk menjaga keseimbangan dan ekosistem alam. Manusia tidak dilarang mencari nafkah
dengan mengambil hasil alam sekitarnya, namun jangan
sampai merusaknya, misalnya menggunduli hutan, membunuh semua binatang, penambangan yang merusak seluruh struktur tanah dan lainnya. 68 Hal-hal yang berkaitan dengan akhlak terhadap alam sekitar antara lain larangan mengeksploitasi alam secara berlebihan serta larangan berbuat kerusakan terhadap alam. 3. Uji Reabilitas Reabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur (kategorisasi) dapat dipercaya atau diandalkan bila dipakai lebih dari satu kali untuk mengukur gejala yang sama. Uji reabilitas dilakukan 68
h.184.
Jirhanuddin, Perbandingan Agama: Pengantar Studi memahami Agama-agama,
45
dengan cara melakukan dokumentasi terlebih dahulu pada saat pengumpulan data dan kemudian memasukkannya dalam lembar koding sesuai dengan kategorisasi yang telah ditentukan. Kemudian seorang coder yang telah dipilih akan melakukan uji reabilitas terhadap kategorisasi tersebut. Perhitungan reabilitas atau tidaknya kategorisasi dapat dilakukan dengan rumus yang dikemukakan oleh R. Holsty, yaitu: 2M C.R = N1 + N2
Keterangan: C.R
= Coefficient Reability
M
= Jumlah pernyataan yang disetujui oleh dua pengode (peneliti dan hakim)
N1,N2 = Jumlah pernyataan yang diberi kode oleh pengode dan peneliti.69
69
Nanang Martono, Metode Penelitian Kuantitatif: Analisis Isi dan Analisis Data Skunder, Cet. II, Jakarta: Rajawali Pers, 2011, h. 217.
46
E. Teknik Pengumpulan Data 1. Dokumentasi Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya. Dokumentasi berproses dan berawal dari menghimpun dokumen, memilih-milih dokumen sesuai dengan tujuan penelitian, menerangkan dan mencatat serta menafsirkannya,
kemudian menghubung-hubungkannya
dengan fenomena lain. 70 Dalam hal ini peneliti mengumpulkan data-data berupa tulisan atau teks yang terdapat dalam rubrik Sentuhan Qalbu di Majalah alKisah edisi September-Desember 2012, sejarah singkat mjalah alKisah, susunan redaksi, dan tinjauan historis rubrik Sentuhan Qalbu. 2. Observasi Observasi yaitu pengamatan langsung terhadap subjek maupun objek penelitian. Dalam hal ini, peneliti mengamati langsung teks-teks yang terdapat dalam rubrik majalah alKisah, yakni rubrik “Sentuhan Qalbu”
edisi
September sampai dengan Desember 2012.
70
Wardi Bachtiar, Metodologi penelitian Ilmu Dakwah, Cet.I, Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997, h. 77.
47
3. Wawancara/Interview Wawancara atau interview adalah bentuk komunikasi antara dua orang atau lebih yang melibatkan seseorang yang ingin memperoleh informasi dari seorang lainnya .Interview diperlukan dalam penelitian ini karena ingin mendapatkan informasi lebih mendalam mengenai penelitian ini.Wawancara dilakukan kepada pihak manajemen majalah alKisah untuk menambah informasi
yang
diperlukan.Wawancara
yang
dilakukan
adalah
melaluiemail.Selain itu, wawancara juga dilakukan melalui telepon. F. Teknik Analisis Data Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik analisis data dengan analisis isi (content analysis) yakni mendeskripsikan secara sistematis dan objektif isi komunikasi atau teks yang nampak (manifest).71Analisis isi berupaya mengungkap berbagai informasi di balik data yang disajikan di media cetak yang berupa teks atau kata-kata. 72 Analisis isi (content analysis) adalah penelitian yang bersifat pembahasan mendalam terhadap isi suatu informasi tertulis atau tercetak dalam media massa. Pelopor analisis isi adalah Harold D. Lasswell, yang memelopori teknik symbol
71
Klaus Krippendorff, Analisis Isi: pengantar teori dan metodologi, terjemahan Farid Wajidi dari judul asli, Content Analysis: introduction to its Theory and Methodology, Cet. II, Jakarta: RajaGrafindo Persada, 1993, h. 16. 72
Nanang Martono, Metode Penelitian Kuantitatif: Analisis Isi dan Analisis Data Skunder, Cet.II, Jakarta: Rajawali Pers, 2011, h. 86.
48
coding, yaitu mencatat lambang atau pesan secara sistematis, kemudian diberi interpretasi. Menurut Holsti, metode analisis isi adalah suatu teknik untuk mengambil kesimpulan dengan mengidentifikasi berbagai karakteristik khusus suatu pesan secara objektif, sistematis, dan generalissehingga dapat mengetahui isi teks dan bagaimana pesan itu disampaikan.73 Dalam riset ini, peneliti menggunakan analisis data kuantitatif dengan menggunakan statistik deskriptif, yakni untuk menggambarkan peristiwa, perilaku atau objek tertentu lainnya tanpa berupaya menjelaskan hubunganhubungan yang ada.Kemudian untuk menghitung persentase tema pesan dakwah yang sering muncul dalam rubrik Sentuhan Qalbu. Data kemudian dinalisis dengan menggunakan tabulasi silang dalam tabel frekuensi. Dari tabulasi tersebut akan dilakukan analisis terhadap persentase mengenai akurasi, fairness, dan validitas pesan yang diungkapkan dalam rubrik tersebut.Peneliti menggunakan tabel distribusi frekuensi dengan rumus: =
100
Keterangan: P : Persentase F : Frekuensi N : Jumlah Item
73
Alex Sobur, Analisis Teks Media,Bandung, PT Remaja Rosdakarya, Cet.I, 2001, h. 68.