85
BAB III METODE PENELITIAN A. Sifat Dan Jenis Penelitian Berdasarkan permasalahan dan tujuan penelitian maka penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif yang sering disebut metode tradisional. Penelitian kuantitatif didasari oleh filsafat positivisme yang menekankan fenomena-fenomena objektif dan dikaji secara kuantitatif1. Objektivitas dalam penelitian kuantitatif dengan menggunakan angka-angka, pengolahan statistik, struktur dan percobaan terkontrol. Penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu dimana pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.2 Dalam penelitian kuantitatif data dapat diolah dengan statistik, dimana pengolahan data lebih objektif sehingga kesimpulan yang diambil lebih objektif.3 Penelitian kuantitatif menggunakan logika induktif, penarikan kesimpulan dan sampel untuk populasi.4 Pada penelitian ini memiliki sifat asosiatif, yaitu penelitian yang memiliki sifat hubungan antar dua variabel atau lebih.5 Hubungan antara satu variabel
1
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), Cet. Ke 8, h. 53. 2 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R & D, (Bandung; Alfabeta ,2011), h. 8. 3 Djam’an Satori & Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alvabeta, 2014), h. 41 4 Ibid. 5 Sugiyono, Op.cit., h. 14
86
dengan variabel lain, yaitu simetris kausal dan interaktif6. Asosiatif yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu ada tidaknya pengaruh antara pendidikan auditor, masa penugasan audit, dan pengalaman auditor terhadap kualitas audit. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Purposive sampling adalah menentukan sampel dengan pertimbangan tertentu yang dipandang dapat memberikan data secara maksimal7. Menurut Lincoln dan Guba, ciri-ciri khusus dalam sampel purposive adalah8: 1.
Emergent sampling design yang bersifat sementara, sebagai pedoman awal terjun ke lapangan, setelah sampai dilapangan bisa terjadi perubahan sesuai dengan keadaan.
2.
Serial selection of sample units, ciri ini menggelinding seperti bola salju (snow ball) sesuai dengan petunjuk yang didapatkan dari informen-informen yang telah diwawancarai.
3.
Continous adjustment or fokusing of the sample, siapa yang akan dikejar sebagai informan baru disesuaikan dengan petunjuk informan sebelumnya dan sesuai dengan kebutuhan penelitian, unit sampel yang dipilih makin lama makin terarah sejalan dengan terarahnya fokus penelitian.
4.
Selection to the point of redundancy; pengembangan informen dilakukan terus sampai informasi mengarah ke titik jenuh/sama.
6
I Made Wirartha, Metodologi Penelitian Sosial Ekonomi, (Yogyakarta: Andi Ofset, 2006), h. 166 7 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian:Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010), Cet. Ke-14, h.33. 8 Djam’an & Aan. Op.cit., h. 41
87
Penelitian ini menggunakan purposive sampling dimana data diambil dengan kriteria sebagai berikut: 1. Perusahaan terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) tahun 2008-2014
= 75
2. Perusahaan yang tidak delisting di JII tahun 2008-2014
= 68
3. Perusahaan yang listing di JII tahun 2008-2014 dengan Laporan Keuangan telah di audit dan dinyatakan wajar tanpa pengecualian
=7
Total perusahaan yang digunakan sebagai sampel
=7
Total sampel penelitian
= 49
= 7 tahun x 7 perusahaan
Tabel 1 Populasi Dan Sampel Perusahaan di Jakarta Islamic Index (JII) Tahun 2008 - 2014 Tahun Jumlah Populasi Jumlah Sampel (Perusahaan) (Perusahaan) 2008 21 7 2009 20 7 2010 9 7 2011 4 7 2012 8 7 2013 6 7 2014 7 7 TOTAL 75 49 Sumber : Data Sekunder JII Diolah B. Sumber Data Sumber data yang diambil dari data sekunder. Data sekunder biasanya telah tersusun dalam bentuk dokumen dan arsip,dimana peneliti harus menerima data
88
apa adanya9. Data yang diambil dalam penelitian ini berasal dari : 1. Database = OSIRIS : Indonesian Capital Market Directory (ICMD) tahun 2008 – 2014. 2. Laporan keuangan pada Pusat Riset Pasar Modal (PRPM) BEI tahun 2008 – 2014. 3. Data yang diambil di IDX tahun 2008 – 2014. 4. Data diambil dari situs masing-masing perusahaan tahun 2008 -2014. 5. Data Akuntan Publik (AP) dan Kantor Akuntan Publik (KAP) diambil dari database PPAJP - Departemen Keuangan dan Laporan Auditor Independen Perusahaan pada Pusat Riset Pasar Modal (PRPM). C. Teknik Pengumpulan Data Metode yang digunakan dalam penelitian untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini menggunakan teknik dokumentasi. Dokumentasi dari asal kata dokumen, yang artinya barang-barang tertulis10. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, website, data diserver atau di flashdisk, dokumen pemerintah dan swasta. laporan keuangan perusahaan, laporan audit, dan lain sebagainya. Data jenis ini mempunyai sifat utama tak terbatas pada ruang dan waktu sehingga bisa diupakai untuk menggali informsi yang terjadi di masa silam.11 Studi dokumenter merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik12. Dokumen-dokumen yang dihimpun dipilih yang sesuai dengan tujuan dan fokus masalah. Studi dokumenter tidak sekedar 9
h. 245
Made Wirartha, Metodologi Penelitian Sosial Ekonomi, (Yogyakarta: Andi Offset, 2006),
10
Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta, Rineka Cipta: 2010), h. 158 11 Wiratna Sujarweni, Metodologi Penelitian: Lengkap, Praktis, dan Mudah Dipahami, (Yogyakarta, Pustaka Baru, 2014), h. 33 12 Ari Kunto, Op.cit., h. 223
89
mengumpulkan dan menuliskan atau melaporkan dalam bentuk kutipan-kutipan tentang sejumlah dokumen. Yang dilaporkan dalam penelitian adalah hasil analisis terhadap dokumen-dokumen tersebut, bukan dokumen-dokumen mentah yang dilaporkan tanpa dianalisis. Untuk bagian tertentu yang dianggap penting disajikan dalam bentuk kutipan utuh, tetapi yang lainnya disajikan pokokpokoknya dalam rangkaian uraian hasil analisis kritis dari peneliti. Untuk mempermudah pengumpulan data, digunakan metode dokumen dapat dilaksanakan dengan cara 13: 1. Pedoman dokumentasi, yang memuat garis-garis besar atau kategori yang akan dicari datanya. 2. Check list, yaitu daftar variabel yang akan dikumpulkan datanya. Dalam hal ini, peneliti tingga memberikan tanda setiap pemunculan gejala yang dimaksud. D. Definisi Operasional Variabel Penelitian Variabel penelitian merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh penelit untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya 14. Pemahaman mengenai konsep variabel sangat diperlukan, mengingat masalah sosial yang unik serta keterkaitan antara berbagai faktor determinatif yang menentukan dampak tertentu. Untuk mempermudah penjelasan sebagai variabel pengaruh (bebas) diberi simbol X dan variabel terpengaruh (terikat) diberi simbol Y. 1. Variabel Bebas (Independent Variabel) 13
I Made Wirartha, Op.cit., h. 230 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif kualitatif Dan R & D, (Bandung : Alfabeta, 2011), Cet. Ke-13, h. 38 14
90
Variabel independen sering disebut variabel stimulus, prediktor, atau variabel bebas. Variabel
independen
adalah
variabel
yang
dianggap berpengaruh terhadap variabel yang lain atau yang menjadi sebab perubahannya
atau
timbulnya
variabel
dependen (terikat)15.
Variabel
independen dalam penelitian ini terdiri dari variabel masa penugasan auditor, pendidikan auditor dan pengalaman Kantor Akuntan Publik (KAP). 2. Variabel Terikat (Dependent Variabel) Variabel ini sering disebut variabel output, kriteria, konsekuen. Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas16. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kualitas audit (Y). 3. Definisi kualitas audit dan hal-hal yang mempengaruhi kualitas audit. Tabel 2 Indikator dan Sub-Indikator Variabel No. 1.
Variabel Pendidikan Auditor (X1)
Indikator Jumlah CPA di Kantor Akuntan Publik (KAP)
2.
Masa Penugasan (X2)
3.
Pengalaman (X3)
Lamanya masa penugasan auditor Lamanya masa penugasan Kantor Akuntan Publik Lama berdirinya Kantor Akuntan Publik
4.
Kualitas Audit (Y)
15 16
Ibid., h. 39 Ibid.
Jumlah rekanan Kantor Akuntan Publik (KAP)
Sumber Kasim (2009) Rahmah dan Setiawan dan Fitriany (2011) Sulaimah (2011) Nawal dan Zuraida (2013) Helal (2013) Dyah dkk (2014) Othman (2014) Fitriany dkk (2011) Titi dkk (2014)
Skala Rasio (Orang)
Rasio (Tahun)
Hussain G. Rammal. Lee D. Parker (2010) Nawal , Sanusi, Tatik, Sigit (2013) Othman (2014) Abdul Halim (2014)
Rasio (Tahun)
Zaki Baridwan dkk (2014) Elvira (2014)
Rasio (Orang)
91
1. Pengaruh masa penugasan audit terhadap kualitas audit. Pengujian data tenure dilakukan uji sensitivitas yang bertujuan melihat pengaruh masa penugasan audit terhadap kualitas audit, baik oleh Kantor Akuntan Publik (KAP). Hasil kajian literatur menunjukkan bahwa terdapat dua argumen
yang
berlawanan
satu
sama
lain tentang pengaruh
masa
penugasan auditor terhadap kualitas audit, yaitu dapat bersifat positif maupun negatif. Bila dilihat dalam kurun waktu yang cukup panjang, bisa saja kedua argumen tersebut benar. Kualitas audit akan meningkat sejalan dengan bertambahnya masa penugasan audit, karena diawal masa penugasan, dengan berlalunya waktu, auditor akan memperoleh peningkatan pengetahuan tentang usaha klien, sekaligus dapat menjaga independensinya terhadap klien. Dalam kurun waktu ini, kualitas audit akan meningkat sejalan dengan meningkatnya masa penugasan audit. auditor dengan klien,
Namun
dengan
semakin
dekatnya
hubungan
maka independensi auditor akan semakin menurun,
demikian pula kualitas audit. Dengan demikian, dalam jangka panjang, kualitas audit akan menurun setelah suatu titik optimal masa penugasan audit tercapai. Berdasarkan argumen tersebut, maka dapat diajukan suatu proposisi bahwa fungsi kualitas audit terhadap masa penugasan audit adalah berbentuk kuadratik. Pergantian auditor dalam penelitian ini adalah pergantian riil, di mana meskipun nama atau akuntan publiknya berganti tetapi jika afiliasi
92
internasionalnya tidak berganti, maka pergantian nama atau akuntan publik tersebut tidak dikategorikan sebagai pergantian auditor.17 2. Pengaruh pendidikan auditor dan pengalaman auditor terhadap kualitas audit. a. Pengaruh pendidikan auditor terhadap kualitas audit Auditor yang memiliki pendidikan auditor lebih berkualita dibanding auditor yang tidak berpendidikan akuntan publik Hal ini mengindikasikan bahwa pada audit yang berpendidikan auditor lebih memahami standar akuntansi yang berlaku. b. Pengaruh pengalaman auditor terhadap kualitas audit. Kredibilitas Kantor Akuntan Publik (KAP) baik, maka kualitas audit semakin baik. Hal ini dapat diindikasikan dari pengalaman audit yang yang banyak maka Kantor Akuntan Publik akan melakukan pengauditan berdasarkan kasus yang telah ditangani sebelumnya. c. Kualitas audit (Y). Kualitas audit merupakan seberapa sesuai audit dengan standar pengauditan. Salah satu cara untuk mengukur kualitas hasil pekerjaan auditor adalah dengan melihat rekanan atau jumlah sumber daya manusia di Kantor Akuntan Publik (KAP) .
17
Fitriany & Ahmad, “Opini Going Concern, Tingkat Ketergantungan Auditor Pada Klien Dan Pergantian Auditor. Studi Empiris pada Perusahaan Kesulitan Keuangan di Bursa Efek Indonesia tahun 2007-2012.” Jurnal & Prosiding SNA – Simposium Nasional Akuntansi Vol.17, 2014, h. 12
93
Berikut kerangka konsep variabel terikat (Y) dipengaruhi variabel bebas (X) : Masa PenugasanAudit (X1)
Pendidikan Auditor (X2)
Pengalaman Auditor (X3)
Uji t
Kualitas Audit (Y)
Uji F Uji F
E. Populasi dan Sampling 1. Populasi Penelitian yang bersifat penelitian populasi memiliki arti seluruh subjek di dalam wilayah penelitian dijadikan subjek penelitian18. Populasi adalah kelompok di mana seseorang peneliti akan memperoleh hasil penelitian yang disamaratakan
(digeneralisasikan). Pengertian populasi yang lain adalah
jumlah keseluruhan unit analisis, yaitu obyek yang akan diteliti.
18
I Made Wirartha, Op.cit., h.232
94
Tabel 3 Populasi di Jakarta Islamic Index (JII) tahun 2008-2014 No.
KODE
NAMA EMITEN
1
AALI
Astra Agro Lestari Tbk
2
ACES
Ace Hardware
3
ADRO
Adaro Energy Tbk.
4
AKRA
AKR Corporindo Tbk.
5
ANTM
Aneka Tambang (Persero) Tbk
6
APEX
Apexindo Pratama Duta Tbk
7
ASII
Astra International
8
ASRI
Alam Sutera Realty Tbk
9
BISI
Bisi International
10
BKSL
Sentul City Tbk
11
BMTR
Global Mediacom Tbk
12
BNBR
Bakrie & Brothers Tbk
13
BORN
Borneo Lumbung Energi & Metal Tbk
14
BRPT
Barito Pacific Tbk
15
BSDE
Bumi Serpong Damai Tbk
16
BTEL
Bakrie Telecom Tbk
17
BUMI
Bumi Recources Tbk
18
BWPT
BW Plantation Tbk
19
CMNP
Citra Marga
20
CPIN
Charoen Pokhand indonesia Tbk
21
CTRA
Ciputra Development
22
CTRP
Ciputra
23
DEWA
Darma Henwa Tbk
Indonesia Tbk.
Tbk
Tbk
Nusaphala
Property Tbk
Tbk
Persada Tbk
95
No
KODE
NAMA EMITEN
24
ELSA
Elnusa Tbk
25
ELTY
Bakrieland
26
ENRG
Energi Mega Persada Tbk
27
EXCL
XL Axiata Tbk.
28
FREN
Mobile-S Telecom Tbk
29
HEXA
Hexindo Adiperkasa
30
HITS
Humpuss
31
HRUM
Harum Energy Tbk.
32
ICBP
Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.
33
IIKP
Inti Kapuas
34
INCO
International NickellndonesiaTbk
35
INDF
Indofood Sukses Makmur Tbk.
36
INDY
Indika Energy Tbk
37
INTP
Indocement
38
ITMG
Indo Tambangraya
39
JPFA
Japfa Comfeed Indonesia Tbk.
40
JRPT
Jaya Real Property
41
JSMR
Jasa Marga (Persero) Tbk.
42
KIJA
Kawasan
43
KLBF
Kalbe Farma Tbk
44
KRAS
Japfa Comfeed Indonesia Tbk.
45
LPKR
Lippo Karawaci
46
LSIP
PP London Sumatera
47
MAPI
Mitra Adiperkasa Tbk
48
MIRA
Mitra Rajasa Tbk
49
MNCN
Media Nusantara
Development
Tbk
Tbk
Intermoda
Transportasi
Arowana
Tbk
Tunggal Prakasa Tbk Megah Tbk
Industri
Tbk
Jababeka
Tbk Tbk
Citra Tbk
Tbk
Tbk
96
No
KODE
EMITEN
50
MPPA
Matahari
51
PGAS
Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk.
52
PTBA
Tambang Batubara Bukit Asam Tbk
53
PUN
Plaza Indonesia Realty Tbk
54
PWON
Pt Pakuwon Jati Tbk
55
RALS
Ramayana
Lestari
56
SGRO
Sampoerna
Agro Tbk
57
SILO
Siloam International Hospitals Tbk.
58
SIMP
Salim Ivomas Pratama Tbk.
59
SMAR
SMARTTbk
60
SMCB
Hokim Indonesia Tbk
61
SMGR
Semen Gresik (Persero) Tbk
62
SMRA
Summarecon
63
TBLA
Tunas Baru Lampung
64
TINS
Timah Tbk
65
TLKM
Telekomunikasi
66
TNTP
Indocement Tunggal Prakasa
67
TOTL
Total Bangun Persada Tbk
68
TRAM
Trada Maritiem Tbk
69
TRUB
Truba Alam Manunggal Engineering Tbk
70
TSPC
Tempo Scan Pacific Tbk
71
TURI
Tunas Ridean Tbk
72
UNSP
Bakrie Sumatra
73
UNTR
United Tractors Tbk
74
UNVR
Unilever Indonesia Tbk
75
WIKA
Wijaya Karya (Persero) Tbk
Sumber : Data IDX JII tahun 2008 - 2014
Putra Prima Tbk
Sentosa Tbk
Agung Tbk Tbk
Indonesia Tbk
Plantations
Tbk
97
2. Sample Penelitian yang bersifat penelitian sampel hanya memilih sebagian dari subjek penelitian dan mengganggapnya mewakili keseluruhan. Pertimbangan yang diambil untuk tidak meneliti seluruh subjek mungkin karena keterbatasan biaya, tenaga, dan waktu atau mungkin memang tidak perlu melakukan hal demikian, karena dengan mengambil sebagian dari populasi sudah dapat mencerminkan sifat dari populasinya19. Sampling adalah proses pemilihan sejumlah individu untuk suatu penelitian sedimikian rupa sehingga individu-individu tersebut merupakan perwakilan kelompok yang lebih besar. Tujuan sampling adalah menggunakan sebagian individu-individu yang diselidiki tersebut untuk memperoleh informasi tentang populasi. Terdapat dua syarat yang harus dipenuhi dalam prosedur pengambilan sampel, yaitu sampel harus representatif (mewakili) dan besarnya (ukuran ) sampel harus memadai. Suatu sampel dikatakan representatif apabila ciri-ciri sampel yang berkaitan dengan tujuan penelitian sama atau hampir sama dengan ciri-ciri populasinya. Berapa besar ukuran sampel yang memadai tergantung pada sifat populasi dan tujuan penelitian. Semakin besar ukuran sampel, semakin kecil kemungkinann salah menarik kesimpulan populasinya. Besarnya sampel yang diambil tergantung dari banyaknya jumlah populasi. Jika jumlah populasi kurang dari 100 sebaiknya diambil semua sehingga disebut penelitian populasi. Namun, jika populasi lebih besar dan
19
Ibid.
98
banyak maka dapat diambil antara 10% - 15% atau 20% - 25% atau lebih, hal ini tergantung dari 20: a. Kemampuan dari segi waktu, tenaga, dan dana. b. Sempit atau luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek karena menyangkut banyak sedikitnya data. c. Besar kecilnya risiko yang ditanggung oleh peneliti. Untuk penelitian yang risikonya besar jika sampelnya besar maka hasilnya akan lebih baik. Penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel dengan teknik purposive sampling. Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu21. Sampel yang diambil pada penelitian adalah perusahaan yang tergabung di Jakarta Islamic Index (JII) dari tahun 2008 sampai tahun 2014 secara terus menerus. Tabel 4 Perusahaan Jakarta Islamic Index (JII) yang Listing Tahun 2008 – 2014 No
Kode Perusahaan
Nama Perusahaan
1. AALI
Astra Agro Lestari Tbk
INTP
Indocemen Tunggal Prakarsa Tbk
KLBF
Kalbefarma Tbk
PTBA
Tambang Batu Bara Bukit Asam (Persero) Tbk
SMGR
Semen Indonesia (Persero)
TLKM
Telekomunikasi Indonesia Persero
2. 3. 4. 5. 6. 7. UNVR Unilever Indonesia Tbk Sumber : Data IDX JII Tahun 2008 – 2014
20 21
Ari Kunto. Op.cit., h. 134 Sugiyono, Op.cit., h. 85
99
F. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas Uji Normalitas merupakan suatu alat uji yang digunakan untuk menguji apakah dari variabel-variabel yang digunakan dalam model regresi mempunyai distribusi normal atau tidak. Uji statistik yang digunakan untuk uji normalitas data dalam penelitian ini adalah uji normalitas atausampel KolmogorovSmirnov. Hasil analisis ini kemudian dibandingkan dengan nilai kritisnya. Menurut Singgih Santoso22, dasar pengambilan keputusan, yaitu sebagai berikut : a. Nilai Probabilitas > 0,05, maka hal ini berarti bahwa data tersebut berdistribusi normal. b. Nilai Probabilitas < 0,05, maka hal ini berarti bahwa data tersebut tidak berdistribusi normal. Cara lain untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik. Menurut Singgih Santoso23 metode yang digunakan adalah pengujian secara visual dengan metode gambar normal Probability Plots dalam program SPSS yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik.
22 23
Singgih Santoso, Op.cit., h. 154 Ibid. h. 322
100
Dasar pengambilan keputusan: 1) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal menunjukkan pola distribusi normal, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas. 2) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis diagonal tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. 2. Uji Homogenitas Perlunya dilakukan pengujian terhadap kesamaan (homogenitas) beberapa bagian sampel, yaitu seragam atau tidaknya variansi sampel-sampel yang diambil dari populasi yang sama24. Pengujian homogenitas menjadi penting bila peneliti bermaksud mencari generelisasi untuk hasil penelitiannya serta penelitian yang data penelitiannya diambil dari kelompok-kelompok terpisah yang berasal dari satu populasi. Pengujian homogenitas data adalah pengujian mengenai sama tidaknya variansivariansi dua buah distribusi atau lebih. Untuk menguji homogenitas varians variabel dilakukan dengan menggunakan Uji-F. Dengan ketentuan jika F hitung < F tabel , maka varians dari kelompok tersebut homogen. Dalam aplikasinya peneliti menggunakan program SPSS dengan kriteria uji apabila nilai r lebih kecil atau sama dengan (=) dari tingkat yang ditentukan, maka skor-skor pada variabel tersebut menyebar secara
24
Arikunto, Op.cit., h. 364
101
homogen.25
Uji homogenitas yang akan dibahas dalam adalah Uji Homogenitas Variansi dan Uji Bartlett. Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data dalam variabel X dan Y bersifat homogen atau tidak. Langkah-langkah menghitung uji homogenitas : a. Mencari Varians/Standar deviasi Variabel X danY, dengan rumus :
b. Mencari F hitung dengan dari varians X danY, dengan rumus :
Keterangan : Pembilang: S besar artinya Variance dari kelompok dengan variance terbesar (lebih banyak) Penyebut: S kecil artinya Variance dari kelompok dengan variance terkecil (lebih sedikit) Jika variance sama pada kedua kelompok, maka bebas tentukan pembilang dan penyebut. c. Membandingkan F hitung dengan F tabel pada tabel distribusi F, dengan: 1). Untuk varians dari kelompok dengan variance terbesar adalah dk pembilang n-1.
25
Sambas Ali Muhidin dan Maman Abdurrahman, Analisis Korelasi, Regresi, dan Jalur dalam Penelitian, h. 89
102
2). Untuk varians dari kelompok dengan variance terkecil adalah dk penyebut n-1. 3). Jika F hitung < F tabel, berarti homogen. 4). Jika F hitung > F tabel, berarti tidak homogen 3. Uji Multikolinieritas Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam persamaan regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas.
Uji multikolinieritas dilakukan
dengan melihat tolerance value atau dengan menggunakan Variance Inflation Factors (VIF) dari hasil analisis dengan menggunakan SPSS. Nilai VIF dapat dihitung dengan rumus yaitu sebagai berikut:
VIF =
Uji multikolinearitas dilakukan dengan melihat tolerance value dan variance inflation factor (VIF). Multikolinearitas terjadi bila nilai VIF diatas nilai 10 atau tolerance value dibawah 0,10. Multikolinearitas tidak terjadi bila nilai VIF dibawah nilai 10 atau tolerance value diatas 0,10 26. 4.
Uji Autokorelasi Masalah
autokorelasi
sama
seperti
maslah
multikolinieritas,
heterokedastisitas. Autokorelasi merupakan salah satu asumsi dalam model regresii linier. Uji autokorelasi untuk mengetahui apakah dalam persamaan regresi terdapat kondisi serial atau tidaknya antara variabel pengganggu. Untuk mengetahui apakah persamaan regresi ada atau tidak autokorelasi akan 26
Santoso, Op.cit., h. 206
103
digunakan pendekatan Durbin Watson (DW) test27. Kaidah yang digunakan untuk mengetahui model tersebut terjadi atau tidaknya korelasi serial antara error term adalah nilai Dw lebih besar daripada Du atau lebih kecil dari 4-Du. Maka kriteria uji Durbin watson adalah : Du < Dw < 4 – Du
B A
C
D E
Keterangan : A
= Ada Autokorelasi
B
= Ragu- ragu
C
= Tidak ada autokorelasi
D
= Ragu – ragu
E
= Ada Autokorelasi
5. Uji Heteroskedastisitas Salah satu asumsi yang penting dalam analisis atau model regresi linier adalah faktor penggangu u1 atau error term atau disturbance term. Uji ini untuk digunakan untuk mengetahui variabel pengganggu dalam persamaan regresi mempunyai varians yang sama atau tidak. Jika mempunyai varians yang sama, berarti tidak terdapat heteroskedastisitas, sedangkan jika mempunyai varians yang tidak sama
27
Sugiyono & Agus Susanto, Cara Mudah Belajar SPSS & LISREL: Teori dan aplikasi untuk Analisis Data Penelitian, (Bandung, Alfabeta: 2015), h. 332
104
maka terdapat heterokesdastisitas28. Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Heteroskedastisitas berarti suatu situasi di mana varians dari variabel dependen bervariasi di seluruh data. Heteroskedastisitas mempersulit analisis karena banyak metode dalam analisis regresi didasarkan pada asumsi varians sama. Masalah heteroskedastisitas lebih sering muncul pada data crosssectional daripada time series walupun bukan berarti data time series bebas masalah heterokedastisitas. Untuk mendeteksi gejala heterokedastisitas dapat ditempuh lewat metode formal dan informal. Metode informal biasanya dilakukan dengan metode grafik dimana sumbu vertikal (x) menjelaskan nilai prediksi disturbance term error dan sumbu horisontal (y) merupakan nilai prediksi variabel regresor. Variabel dinyatakan bebas heteroskedastisitas jika tidak terdapat pola yang jelas dan titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y. Metode formal dapat dilakukan dengan uji Park, uji Glejser, uji Korelasi Spearman’s, dan uji Goldfeld-Quant, yang dijelaskan sebagai berikut : a.Uji Park Metode ini merupakan formalisasi dari metode grafik dimana varians merupakan fungsi dari variabel regressor: σ2i = σ2Xβeε ln σ2i = ln σ2 + β ln X + v ln ε2i = α + β lnX + v 28
Sugiyono & Agus Susanto, Op.cit., h. 342
105
Metode ini dilakukan dengan meregresikan variabel regressan dengan variabel regressor untuk mendapatkan nilai disturbance term error . Kemudian nilai kuadrat prediksi disturbance term error dengan variabel regressan. Indikasi akan terjadinya masalah heteroskedastisitas pada metode ini dapat dilihat pada signifikansi koefisien β. Jika koefisien β signifikan (t hitung> t tabel dan atau p < 0,05) maka dapat dipastikan bahwa variabel bebas yang diuji tersebut terkena masalah heteroskedastisitas. a. Uji Glejser │ln ε2i│ = α + β lnX + v b. Uji Korelasi Spearman’s Langkah
yang
harus
ditempuh
lewat
metode
ini
adalah:
1). Regresikan variabel regressan dengan variabel regressor Ambil nilai mutlak disturbance term error dan lakukan ranking terhadap nilai disturbance term error dan ranking nilai variabel regressan atau variabel regressor untuk menghitung koefisien korelasi Spearman (ρ). Nilai d dari koefisien korelasi Spearman dihitung berdasar selisih ranking variabel regressan atau variabel regressor. Rumus koefisien korelasi Spearman’s (rumus pertama dipakai jika tidak terjadi urutan ranking yang sama, n tier):
dan
106
Uji koefisien korelasi Spearman dengan distribusi t pada nilai df=n-2, jika signifikan, berarti ada masalah heterokedastisitas.
G. Uji Hipotesis 1. Uji Regresi Linier Sederhana Uji regresi linier sederhana (Simple Linier Regression) untuk menguji pengaruh satu variabel independen terhadap satu variabel dependen. Regresi linier sederhana sebagai sebuah alat statistik baru yang digunakan untuk menentukan hubungan antara satu prediktor (independen) variabel dan satu respon (dependen) variabel29. Analisis regresi linier sederhana menghasilkan sebuah persamaan regresi yang dapat digunakan dalam prediksi. Secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut :
Y = α + ßX + e Dimana : Y merupakan variabel dependen X merupakan variabel independen α merupakan intercept ß merupakan slope e merupakan error term
29
Hengky Latan, Op.cit. h. 176
107
Ada 1 regresi linier sederhana dalam penelitian ini yaitu regresi linier sederhana antara masa penugasan auditor (X1) terhadap kualitas audit (Y). Y = a +b1X1 + e
Keterangan : Y
= Variabel kualitas audit
a
= Bilangan konstan
X1 = Variabel masa penugasan audit e
= error
2. Uji Regresi Linier Berganda Analisis regresi linier berganda (Multi Regression Linier Analysis) digunakan untuk mengetahui pengaruh dari variabel dependent (variabel yang dipengaruhi), sekaligus digunakan untuk melihat pengaruh terhadap kualitas audit. Wooldridge menyatakan bahwa analisis regresi berganda mempunyai kemampuan untuk analisis cateris paribus karena secara eksplisit mengontrol banyak faktor secara simultan yang berpengaruh terhadap variabel dependen30. Dalam analisis regresi sederhana (dengan satu variebel bebas) dan analisis regresi berganda (dengan lebih dari satu variabel bebas) ada tiga unsur yang harus dicari, yaitu 31: a. Garis regresi, yaitu garis yang menyatakan hubungan antara variabelvariabel itu. b. Standar error of estimate (Sy, X1, X2), yaitu harga yang mengukur pemencaran tiap-tiap titik (data) terhadap garis regresinya. Atau merupakan 30
Hengky Latan, Aplikasi Analisis Data Statistik Untuk Ilmu Sosial Sains dengan IBM SPSS, (Bandung, Alfabeta: 2014), h. 191 31 Arikunto, h. 339
108
penyimpangan standar dari harga-harga dependent (Y) terhadap garis regresinya. c. Koefisien korelasi (r), yaitu angka yang menyatakan e ratnya hubungan antara variabel-variabel itu.
Ada 2 regresi linier berganda dalam penelitian ini yaitu regresi linier berganda antara pendidikan auditor (X2) dan pengalaman auditor (X3) terhadap kualitas audit (Y) dan
regresi linier berganda antara masa penugasan auditor (X 1), pendidikan
auditor (X2), dan pengalaman auditor (X3) terhadap kualitas audit (Y).
Analisa regresi berganda ini adalah analisis tentang hubungan antara satu dependent variable (variabel terikat) dengan dua atau lebih
independent
variable (variabel bebas)32, dengan rumus sebagai berikut : a. Y = a + b2X2 + b3X3+....e Analisis regresi linier berganda pengaruh pengaruh pendidikan auditor (X2), dan pengaruh pengalaman Kantor Akuntan Publik (X3) terhadap kualitas audit (Y) pada perusahaan yang listing di Jakarta Islami Index (JII). b. Y = a +b1X1 + b2X2 + b3X3+....e Analisis regresi linier berganda pengaruh masa penugasan audit (X1), pengaruh pendidikan auditor (X2), dan pengaruh pengalaman Kantor Akuntan Publik (X3) terhadap kualitas audit (Y) pada perusahaan yang listing di Jakarta Islami Index (JII).
32
Arikunto, Op.cit., h. 339
109
Keterangan : Y
= Variabel kualitas audit
a
= Bilangan konstan
X1 = Variabel masa penugasan audit X2 = variabel pendidikan auditor X3 = Variabel pengalaman auditor e
= error
3. Uji Koefisien Determinan (R2) Analisis korelasi terdapat suatu angka yang disebut dengan koefisien determinasi yang sering disebut dengan koefisien penentu. Bila semua variabel diregresikan
secara
bersama-sama
terhadapvariabel
terikat
dengan
maksud
menjelaskan varians di dalamnya, korelasi individual jatuh ke dalam apa yang disebut multipel r, R-square atau sering disebut R2 , adalah jumlah varians yang dijelaskan dalam variabel terikat oleh prediktor33. Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui persentase pengaruh variabel pendidikan auditor, masa penugasan audit dan pengalaman
auditor
secara
bersama-sama
terhadap
kualitas
audit
dengan
menggunakan rumus sebagai berikut: KD = (r2)x 100% Uji R2 dinyatakan dalam persentase yang nilainya berkisaran antara 0< R2<1. Kriteria pengujiannya yaitu sebagai berikut : a. Jika nilai R2 mendekati 0 menunjukkan pengaruh yang semakin kecil. b. Jika nilai R2 mendekati 1 menunjukkan pengaruh yang semakin kuat.
33
Uma Sekaran, Op.cit., h. 299
110
4. Uji Simultan (Uji F) Uji F digunakan untuk menguji pengaruh beberapa variabel secara bersama-sama terhadap variabel yang lain dengan taraf signifikan 5%. Analisis varians (ANOVA) membantu menguji perbedaan rata-rata yang signifikan di antara lebih dari dua kelompok pada variabel terikat yang berskala interval atau rasio34. Hasil ANOVA menunjukkan apakah rata-rata dari berbagai kelompok secara signifikan berbeda satu sama
lain, seperti yang ditunjukkan oleh
statistik F. Statistik F menunjukkan apakah dua varians sampel berbeda satu sama lain atau dari populasi yang sama. Distribusi F adalah distribusi probabilitas dari varians sampel dan keluarga distribusi
berubah
dengan
perubahan
ukuran
sampel.
Unsur-unsur
pengujiannya adalah : a. Jika F
hitung
>F
tabel
dengan dk pembilang dan dk penyebut n-k-1 dan α =
0,05 maka H0 ditolak dan sebaliknya H0 diterima. b. Jika sig < 0,05 maka H0 ditolak dan sebaliknya H0 diterima. 5. Uji Parsial (Uji t) Uji t dalam penelitian ini digunakan untuk menguji signifikansi pengaruh variabel independen secara sendiri-sendiri (parsial) terhadap variabel dependen. Dalam uji t memasukan rata-rata dan
standar deviasi dari dua
kelompok pada variabel dan menguji apakah perbedaan numerikal dalam ratarata berbeda secara signifikan dari 0 (nol) sebagaimana didalilkan dalam
34
Uma Sekaran, Op.cit., h. 297
111
hipotesa nol35. Pada saat membandingkan perbedaan rata-rata antara dua kelompok yang berbeda pada satu variabel, kita melakukan uji t pada dua sampel bebas. Uji t juga dapat dilakukan untuk menguji perbedaan dalam kelompok yang sama sebelum dan setelah suatu perlakuan. Rumus uji t disesuaikan untuk menghitung korelasi antar dua skor, jika ada. Dengan kata lain, uji t yang disesuaikan (adjusted t-test) untuk sampel yang sesuai atau jenis sampel terikat lainnya mencerminkan perbedaan rata-rata yang sebenarnya. Untuk menguji pengaruh variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat digunakan pengujian koefisien regresi secara parsial (uji t), yaitu dengan membandingkan thitung dan ttabel, yang dirumuskan sebagai berikut36:
r n-2 t=
1- r2
Di mana: t
(thitung) =
statistik t dengan derajat kebebasan n-2
r
=
korelasi parsial yang ditentukan
n
=
jumlah observasi atau pengamatan
Masing-masing t hasil perhitungan ini kemudian dibandingkan dengan ttabel yang diperoleh dengan menggunakan taraf signifikansi 0,05. Persamaan regresi akan dinyatakan berarti/signifikan jika nilai t signifikan lebih kecil sama 35
Uma Sekaran, Research Methods For Business : Metodologi Penelitian untuk Bisnis, Buku 2, Edisi 4, (Jakarta, Salemba Empat: 2006), h. 296 36 Sugiyono, Op.cit. h. 366
112
dengan 0,05. Kriteria yang digunakan sebagai dasar perbandingan adalah sebagai berikut: a. Uji hipotesis secara parsial menggunakan uji pihak kiri, dengan kriteria: Ho diterima bila
thitung -ttabel
atau
nilai sig > 0,05
Ho ditolak bila
thitung < -ttabel
atau
nilai sig < 0,05
b. Uji hipotesis secara parsial menggunakan uji pihak kanan, dengan kriteria: Ho diterima bila
thitung ttabel
atau
nilai sig > 0,05
Ho ditolak bila
thitung > ttabel
atau
nilai sig < 0,05
Bila terjadi penerimaan Ho maka dapat disimpulkan suatu pengaruh adalah tidak signifikan sedangkan bila Ho ditolak artinya suatu pengaruh adalah signifikan.