BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Desain penelitian merupakan wadah untuk menjawab pertanyaan penelitian, dan mengkaji kesahihan hipotesis (Sudigdo, 1995). Jenis penelitian ini adalah deskripitif korelatif dengan metode survey dan pendekatan Cross Sectional. Penelitian deskriptif korelatif digunakan untuk mencari hubungan dua variabel pada satu situasi atau sekelompok subyek (Notoatmojo, 2003), dalam penelitian ini mencari hubungan antara tingkat pengetahuan remaja tentang dismenorhea dengan tingkat kecemasan pada saat mengalami dismenorhea. Pendekatan Cross Sectional (pendekatan silang) merupakan penelitian dimana variabel-variabel yang termasuk variabel dependen dan independen diobservasi dalam waktu yang bersamaan (Notoatmojo, 2003). B. Populasi, Sampel dan Sampling 1. Populasi Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Arikunto, 2002). Adapun populasi dalam penelitian ini adalah siswa putri di SMA N 2 Bae Kudus kelas X dan XI yang mengalami dismenorhea, yang berjumlah 331 siswi. 2. Sampel Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi dan harus betul-betul representative atau mewakili populasi
36
(Sugiyono, 2005). Pada penelitian ini yang menjadi sampel adalah siswa putri di SMA N 2 Bae Kudus kelas X dan XI. Ada dua kriteria dalam pengambilan sampel penelitian, yaitu kriteria inklusi dan kriteria eksklusi (Nursalam, 2003). Kriteria inklusi dalam sampel penelitian ini adalah siswi yang mengalami dismenorhea, pendidikan saat ini di SMA N 2 Bae Kudus kelas X dan kelas XI, bersedia menjadi responden. Sedangkan untuk kriteria eksklusi yaitu siswi yang tidak hadir di sekolah pada saat pengambilan data. 3. Teknik sampling Merupakan teknik pengambilan sampel (Sugiyono, 2005). Dalam penelitian ini teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Stratified Random Sampling atau pengambilan sampel secara acak stratifikasi. Agar perimbangan sampel dari masing-masing strata memadai, maka dilakukan perimbangan antara jumlah anggota populasi berdasarkan masing-masing strata (Proportional Stratified Sampling) (Notoatmojo, 2003). Menurut Notoatmojo (2003) untuk populasi kecil atau lebih kecil dari 10.000 maka untuk menetapkan jumlah sampai menggunakan formulasi sederhana, yaitu : n=
N 1+N(d2)
Keterangan : N
: besar populasi
n
: besar sampel
d
: tingkat kepercayaan atau ketepatan yang diinginkan 0,1
37
Cara pengambilan sampel : n=
331 1+331(0,1 2)
=
331 1 + 3,31
=
331 4,31
= 76,79 dibulatkan menjadi 77 orang Proses pengambilan sampel dilakukan dengan teknik proportional Stratified Random Sampling. Sampel dikelompokkan dalam 2 strata, yaitu kelas X dan kelas XI. Dengan penentuan proporsi masing-masing strata berdasarkan persentase jumlah siswi kelas X dan kelas XI terhadap seluruh siswi kelas X dan kelas XI SMA 2 Bae Kudus. Setelah didapatkan sampel secara proporsional, pengambilan sampel setiap strata dilakukan dengan cara random dan memperhatikan proporsi pada masing-masing kelas (Prasetyo & Jannah, 2005), yaitu : Kelas X : 192 siswi ( yang terdiri 8 kelas, kelas X1 : 24 siswi, X2 : 25 siswi, X3 : 23 siswi, X4 : 22 siswi, X5 : 25 siswi, X6 : 23 siswi, X7 : 24 siswi, X8 : 26 siswi ). Kelas XI : 139 siswi ( yang terdiri 8 kelas, kelas XI IPA1 : 20 siswi, XI IPA2 : 18 siswi, XI IPA3 : 12 siswi, XI IPS1 : 22 siswi, XI IPS2 : 13 siswi, XI IPS3 : 18 siswi, XI IPS4 : 21 siswi, XI bahasa : 15 siswi ).
38
Dengan menggunakan rumus sampel1 =
populasi 1 x total sampel total populasi
Maka jumlah sampel yang diambil dari kelas X dan kelas XI berjumlah : Kelas X = 192 x 77 = 45 siswi 331 Kelas XI = 139 x 77 = 32 siswi 331 + 77 siswi Kelas X-1
=
24 x 45 = 6 siswi 192
Kelas X-2
=
25 x 45 = 6 siswi 192
Kelas X-3
=
23 x 45 = 5 siswi 192
Kelas X-4
=
22 x 45 = 5 siswi 192
Kelas X-5
=
25 x 45 = 6 siswi 192
Kelas X-6
=
23 x 45 = 5 siswi 192
Kelas X-7
=
24 x 45 = 6 siswi 192
Kelas X-8
=
26 x 45 = 6 siswi 192
Kelas XI IPA-1 =
20 x32 = 5 siswi 139
Kelas XI IPA-2 =
18 x32 = 4 siswi 139
Kelas XI IPA-3 =
12 x32 = 3 siswi 139
Kelas XI IPS-1 =
22 x32 = 5 siswi 139
Kelas XI IPS-2 =
13 x32 = 3 siswi 139
39
Kelas XI IPS-3 =
18 x32 = 4 siswi 139
Kelas XI IPS-4 =
21 x32 = 5 siswi 139
Kelas Bahasa-1 =
15 x32 = 3 siswi 139
Jumlah sampel
= 77 siswi
+
Dari 77 siswi, semuanya bersedia menjadi responden. C. Definisi Operasional 1. Pengetahuan remaja tentang dismenorhea (variabel independen) a. Definisi Pengetahuan
yang
dimiliki
oleh
remaja
tentang
pengertian
dismenorhea, jenis dismenorhea, penyebab dismenorhea, tanda dan gejala dismenorhea, patofisiologi dismenorhea dan penatalaksanaan dismenorhea. b. Alat ukur Pengukuran dilakukan dengan kuesioner yang terdiri dari 15 pertanyaan, dengan pemberian nilai dari jawaban berupa skor. Jika menjawab benar skor 1 dan jika menjawab salah skor 0. c. Hasil ukur Kuesioner yang terdiri 15 item pertanyaan dengan kriteria jawaban, tingkat pengetahuan baik : jika skor 11-15, tingkat pengetahuan sedang : jika skor 6-10, tingkat pengetahuan kurang : jika skor < 6. d. Skala Interval
40
2. Kecemasan remaja pada saat dismenorhea (variabel dependen) a. Definisi Respon emosional yang ditunjukkan oleh rasa khawatir bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi yang muncul pada remaja selama nyeri haid. b. Alat ukur Pengukuran dilakukan dengan kuesioner yang terdiri dari 16 pertanyaan, dengan pemberian nilai dari jawaban berupa skor. Jika menjawab tidak pernah skor 0, menjawab jarang skor 1, menjawab sering skor 2, menjawab selalu skor 3. c. Hasil ukur Kuesioner yang terdiri 16 item pertanyaan dengan kriteria jawaban, kecemasan ringan jika skor : 1-12, kecemasan sedang jika skor : 13-24, kecemasan berat jika skor : 25-36, panik jika skor : 37-48. d. Skala Interval D. Metode Pengumpulan Data 1. Alat dan Bahan Instrumen dalam penelitian ini adalah kuesioner, yaitu suatu cara pengumpulan data dengan mengedarkan daftar pertanyaan secara tertulis kepada sejumlah subjek untuk mendapatkan tanggapan, informasi dan jawaban (Notoatmojo, 2003). Kuesioner dalam penelitian ini terbagi menjadi 2 bagian, yaitu bagian A dan B.
41
a. Pengetahuan remaja tentang dismenorhea Kuesioner A mengenai pengetahuan remaja tentang dismenorhea. Kuesioner ini dibuat dengan cara modifikasi antara kuesioner yang diadopsi dari peneliti sebelumnya, yaitu dari Marry Indah Astuti (2007), dan dari kuesioner yang dibuat sendiri oleh peneliti. Kuesioner terdiri dari : 2 soal tentang pengertian dismenorhea, 3 soal tentang jenis dismenorhea, 4 soal tentang etiologi dismenorhea, 1 soal tentang patofisiologi dismenorhea, 3 soal tentang gejala klinis dismenorhea, 2 soal tentang penatalaksanaan pada saat dismenorhea. Total pertanyaan tentang pengetahuan remaja tentang dismenorhea berjumlah 15 soal. b. Kecemasan pada saat dismenorhea Kuesioner B mengenai tingkat kecemasan remaja pada saat mengalami dismenorhea. Kuesioner ini dibuat dengan cara modifikasi antara kuesioner yang diadopsi dari Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS) dan dari kuesioner yang dibuat sendiri oleh peneliti. Kuesioner terdiri dari 16 pertanyaan tentang gejala klinis kecemasan. 2. Data Yang Dikumpulkan Data yang dikumpulkan adalah data primer dimana data ini dikumpulkan dan digunakan oleh peneliti sendiri. Pengambilan data dilakukan pada tanggal 27 sampai 29 Mei 2009. Dalam penelitian ini peneliti mengidentifikasi tingkat pengetahuan remaja tentang dismenorhea dan tingkat kecemasan pada saat dismenorhea.
42
Cara pengumpulan data : a. Setelah memperoleh surat ijin penelitian dari Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang, dilanjutkan dengan meminta ijin kepada kepala sekolah SMA N 2 Bae Kudus untuk melakukan penelitian. b. Setelah mendapatkan ijin dari kepala sekolah SMA N 2 Bae Kudus, kemudian dilakukan penelitian yang diawali dengan identifikasi dan pendekatan kepada responden. c. Menjelaskan tujuan dan manfaat penelitian kepada responden. d. Setelah memahami tujuan penelitian, responden yang setuju diminta menandatangani surat
pernyataan bersedia
menjadi responden
penelitian, responden yang bersedia berjumlah 77 siswi. e. Membagikan lembar kuesioner dan mempersilahkan responden mengisi kuesioner dengan petunjuk pengisian, setelah itu kuesioner dikumpulkan. Kuesioner yang dikembalikan berjumlah 77 kuesioner sesuai dengan jumlah responden. f. Mengecek kelengkapan jawaban dari kuesioner yang dikembalikan. 3. Uji Validitas dan Reliabilitas a. Uji Validitas Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan di SMA N 2 Bae Kudus pada tanggal 13 Mei 2009. Dengan bantuan program SPSS versi 14.00, apabila nilai r hitung > r tabel (0,413) pada taraf signifikan 0,05, maka pertanyaan tersebut dinyatakan valid. Uji validitas
43
dilakukan oleh peneliti kepada 23 sampel, didapatkan hasil sebagai berikut : 1. Pengetahuan remaja tentang dismenorhea : hasil uji validitas pengetahuan dalam rentang 0,416-0,799, artinya kuesioner pengetahuan tersebut valid, karena r hitung lebih besar dari r tabel (Sugiyono, 2005). 2. Kecemasan pada saat dismenorhea : hasil uji validitas kecemasan dalam rentang 0,417-0,745, artinya kuesioner kecemasan tersebut valid, karena r hitung lebih besar dari r tabel (Sugiyono, 2005). b. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan pada tanggal 13 Mei 2009, kuesioner diuji cobakan kepada sampel lain di luar sampel yang akan diteliti, yaitu kepada 23 siswi di SMA N 2 Bae Kudus yang tidak dijadikan responden dalam penelitian. Pengujian reliabilitas instrumen dapat dilakukan dengan teknik Alfa Cronbach. Bila nilai Cronbach Alpha > 0,6 dikatakan reliabel (Hastono, 2001). Hasil uji reliabilitas yang dilakukan oleh peneliti kepada 23 siswi didapatkan hasil : 1. Pengetahuan remaja tentang dismenorhea : hasil uji reliabilitas dengan α = 0,725, artinya kuesioner pengetahuan tersebut reliabel, karena nilai α lebih dari 0,6 (Sugiyono, 2005).
44
2. Kecemasan pada saat dismenorhea : hasil uji reliabilitas kecemasan dengan α = 0,729, artinya kuesioner kecemasan tersebut reliabel, karena nilai α lebih dari 0,6 (Sugiyono, 2005). E. Metode Pengolahan Menurut Arikunto (2002), metode pengolahan data terdiri dari editing, coding, entry, dan tabulating : 1. Editing (mengedit) Melakukan pengecekan kelengkapan data diantaranya kelengkapan identitas pengisian, lembar kuesioner dan kelengkapan pengisian, sehingga bila terjadi ketidaksesuaian atau kesalahan data dapat segera dengan mudah melakukan perbaikan (Arikunto, 2002). 2. Coding Adalah usaha mengklasifikasikan jawaban atau hasil yang ada menurut responden (Arikunto, 2002). Klasifikasi dilakukan dengan jalan menandai masing-masing jawaban dengan kode berupa angka. Sehingga memudahkan proses memasukkan data di komputer. Adapun pengkodean dari data ini adalah sebagai berikut, untuk kuesioner A jika responden menjawab benar diberi angka 1, dan jika responden menjawab salah diberi angka 0. Untuk kuesioner B, jika responden menjawab tidak pernah diberi angka 0, jika menjawab jarang diberi angka 1, jika menjawab sering diberi angka 2 dan jika menjawab selalu diberi angka 3.
45
3. Entry Entry adalah memasukkan data yang diperoleh menggunakan fasilitas komputer dengan program SPSS for windows versi 14.00. 4. Tabulating (tabulasi) Tabulating
data
merupakan
kegiatan
mengelompokkan
dan
menggolongkan data sesuai dengan variabel dependen dan variabel independen yang diteliti ke dalam tabel-tabel sehingga diperoleh frekuensi dari masing-masing kelompok pertanyaan dari setiap alternatif jawaban yang tersedia (Arikunto, 2002). F. Analisis Data 1. Univariat Analisis univariat yang dilakukan untuk pengamatan dari subjek penelitian dengan tidak melakukan analisis perbedaan atau hubungan antar variabel (Hidayat, 2003). Data yang telah diolah dianalisa dengan menggunakan analisa deskriptif, dalam hal ini distribusi frekuensi digunakan untuk mempresentasikan tingkat pengetahuan remaja tentang dismenorhea dan tingkat kecemasan pada saat mengalami dismenorhea. 2. Bivariat Analisis ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel independen dan dependen dengan menggunakan uji statistik (Hidayat, 2003). Untuk menguji kepastian sebaran data yang diperoleh, maka dilakukan uji kenormalan data dengan uji Kolmogorof Smirnov. Dari hasil uji kenormalan data dengan uji Kolmogorov Smirnov didapatkan p-value
46
untuk tingkat pengetahuan sebesar 0,000 dan untuk tingkat kecemasan p-value sebesar 0,002, itu artinya kedua data tersebut berdistribusi tidak normal, karena p-value < 0,05 (Sugiyono, 2005). Karena data berdistribusi tidak normal, maka untuk menguji hipotesis, digunakan uji korelasi Spearman Rank. Hasil uji korelasi Spearman Rank diperoleh p-value sebesar 0,000, itu artinya p-value < 0,05. Jika p-value < 0,05, maka Ho ditolak, artinya ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan remaja tentang dismenorhea dengan tingkat kecemasan pada saat mengalami dismenorhea (Sugiyono, 2005). G. Etika Penelitian Menurut Hidayat (2003), etika penelitian meliputi informed consent, anonimity dan Confidentiality. 1. Informed consent Informed consent merupakan lembar persetujuan yang diberikan kepada responden. Sebelum dilakukan penelitian, diberikan informasi secara lengkap tentang tujuan penelitian yang akan dilakukan dan meminta persetujuan dari responden. Siswi mempunyai hak untuk menyetujui atau menolak menjadi responden. Perlu juga dijelaskan kepada siswi bahwa apabila tidak bersedia menjadi responden, maka tidak akan berakibat atau berpengaruh terhadap nilai akademik, dan apabila siswi bersedia untuk menjadi responden, maka akan diberi lembar persetujuan untuk menjadi responden. Lembar persetujuan atau informed consent tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan (Hidayat, 2003).
47