BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian Dalam penelitian ini yang akan digunakan sebagai variabel dependen
adalah
IPO
underpricing,
sedangkan
ukuran
dewan,
independensi dewan komisaris, reputasi dewan komisaris, dan kualitas auditor digunakan sebagai variabel independen. Penelitian ini juga menggunakan
variabel
kontrol
yaitu,
ukuran
perusahaan,
umur
perusahaan, dan profitabilitas. 3.2. Definisi Operasional 3.2.1. IPO Underpricing Dalam penelitian ini underpricing merupakan variabel dependen. Variabel underpricing IPO diproksikan oleh initial return saham. Ketika harga saham di pasar perdana lebih rendah dibandingkan dengan harga di pasar sekunder, maka saham mengalami fenomena underpricing dan memiliki initial return yang tinggi. Menurut Certo et al. (2001) initial return dapat diperoleh dari selisih perhitungan antara harga penutupan hari pertama di pasar sekunder (closing price), dikurangi oleh harga penawaran (offering price), dan dibagi oleh harga penawaran kemudian dikalikan seratus. πΌπππ‘πππ π
ππ‘π’ππ =
P1 β P0 π₯ 100 % P0
30
31
Keterangan: P1 : Harga penutupan (closing price) pada hari pertama di pasar sekunder P0 : Harga penawaran saham (offering price) saat melakukan IPO di pasar perdana 3.2.2. Ukuran Dewan Ukuran Dewan merupakan jumlah keseluruhan dewan komisaris dan dewan direksi di dalam perusahaan yang akan melakukan penawaran saham perdana kepada publik. 3.2.3. Independensi Dewan Komisaris Cara mengukur variabel independensi dewan komisaris adalah dengan menghitung jumlah seluruh dewan komisaris independen di dalam perusahaan yang akan melakukan penawaran saham perdana kepada publik. 3.2.4. Reputasi Dewan Komisaris Reputasi
dewan
komisaris
dinilai
dari
keahlian
dan
pengalaman yang dimiliki oleh dewan komisaris. Keahlian dan pengalaman ini ditunjukkan oleh jumlah keanggotaan dewan komisaris tersebut di perusahaan lain. Jadi cara mengukur variabel ini adalah dengan menjumlahkan semua jabatan dan keanggotaan yang dimiliki dewan komisaris perusahaan yang akan melakukan IPO. 3.2.5. Kualitas Auditor Kualitas Auditor diukur dari banyaknya jumlah klien yang diaudit oleh KAP. Dengan kata lain, pengukuran kualitas auditor
32
dalam penelitian ini diukur dengan cara memberi peringkat auditor atas jumlah emiten yang diperiksa. Dengan menggunakan variabel dummy, variabel kualitas auditor dibagi menjadi empat kategori, yaitu peringkat satu hingga empat. Peringkat satu merupakan kategori KAP yang mengaudit lebih dari 16 perusahaan, peringkat dua untuk KAP yang mengaudit 11-15 perusahaan, peringkat tiga untuk KAP yang mengaudit 6-10 perusahaan dan yang terakhir peringkat empat merupakan KAP yang mengaudit kurang dari lima perusahaan. Dalam penelitian ini, peringkat satu merupakan kategori yang dikeluarkan atau exclude. 3.2.6. Ukuran Perusahaan Ukuran perusahaan dapat dilihat dari jumlah aset yang dimiliki perusahan. Semakin besar aset yang dimiliki perusahaan, maka semakin besar pula ukuran perusahaan tersebut. Jadi, ukuran perusahaan diukur berdasarkan log natural total aset yang dimiliki perusahaan pada saat melakukan IPO. 3.2.7. Umur Perusahaan Umur perusahaan merupakan indikator berapa lama suatu perusahaan mampu bertahan di dunia bisnis. Perusahaan yang telah lama berdiri lebih baik dibandingkan dengan perusahaan yang masih baru, karena dianggap mampu bersaing dengan perusahaan lainnya. Umur perusahaan diukur dengan umur perusahaan dari sejak perusahaan didirikan hingga melakukan IPO.
33
3.2.8. Profitabilitas Salah satu variabel kontrol yang digunakan untuk penelitian ini adalah profitabilitas. Rasio yang digunakan adalah Return on asset (ROA).
ROA merupakan rasio perbandingan antara laba
bersih dengan total aktiva untuk mengukur tingkat pengembalian aktiva setelah beban bunga dan pajak. 3.3. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dari penelitian ini adalah semua emiten yang melakukan IPO dari tahun 2009-2014 yang tercatat di dalam BEI. Data perusahaan yang berupa prospektus saham dan laporan tahunan diperoleh dari www.idx.co.id dan www.icamel.id. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik purposive sampling, yaitu pengambilan data sesuai dengan penilaian atau kriteria tertentu yang memenuhi syarat. Adapun kriteria dalam penelitian ini untuk pengambilan sampel adalah sebagai berikut : 1.
Perusahaan yang melakukan IPO dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2014.
2.
Perusahaan yang melakukan IPO di tahun yang telah disebutkan di atas mengalami underpricing.
3.
Prospektus
dan
laporan
tahunan
maupun
laporan
keuangan
perusahaan tersedia untuk melihat informasi yang berkaitan dengan variabel penelitian. 4.
Data mengenai harga penawaran saham perdana (IPO Price) dan harga penutupan hari pertama di pasar sekunder Bursa Efek Indonesia (Closing Price) tersedia. Data mengenai informasi ini dapat diperoleh
34
dari website www.e-bursa.com yang memuat harga saham di pasar perdana maupun pasar sekunder. 3.4. Metode Analisis Analisis untuk menguji hipotesis di dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan model analisis linier berganda dalam software SPSS 21.0 for Windows. Menurut Gujarati (2012), Analisis regresi linier berganda merupakan studi mengenai ketergantungan variabel dependen terhadap satu atau lebih variabel independen untuk mengestimasi nilai variabel dependen berdasarkan nilai variabel independen yang telah diketahui. Pengujian hipotesis dengan analisis regresi linier berganda dapat dilakukan setelah model yang digunakan memenuhi syarat uji asumsi klasik terlebih dahulu. Berikut model persamaan linier dalam penelitian ini : UNDPR = Ξ± + Ξ²1(B_size) + Ξ²2(B_ind) + Ξ²3(B_rep) + Ξ²4(Per_2) + Ξ² 5(Per_3) + Ξ²6(Per_4) + Ξ²7(F_size) + Ξ²8(F_age) + Ξ²9(ROA) + Ξ΅ Keterangan : UNDER = Underpricing B_size
= Ukuran dewan
B_ind
= Independensi dewan komisaris
B_rep
= Reputasi dewan komisaris
Per_2
= Kualitas Auditor Peringkat 2
Per_3
= Kualitas Auditor Peringkat 3
Per_4
= Kualitas Auditor Peringkat 4
F_size
= Ukuran perusahaan
F_age
= Umur perusahaan
ROA
= Profitabilitas
35
Ξ1... Ξ²9
= Koefisien regresi
Ξ΅
= error term
3.5. Pengujian Asumsi Klasik 3.5.1
Uji Multikolinieritas Berdasarkan Ghozali (2012), uji multikolinieritas dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi terdapat korelasi antar variabel independen. Selanjutnya, untuk mendeteksi ada tidaknya korelasi tadi, dapat dilihat dari Tolerance Value (TOL) dan Variance Inflation Factor (VIF). Jika TOL di atas 0,10 dan VIF dibawah 0,10 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinieritas antar variabel independen.
3.5.2
Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi linier terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan periode t-1 atau sebelumnya. Jika terdapat korelasi, maka hal tersebut dinamakan masalah autokorelasi, yang muncul akibat observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Untuk mengetahui terdapat korelasi ataupun tidak, dapat dilakukan dengan melakukan pengujian Durbin-Watson (DWtest).
3.5.3
Uji Heteroskedastisitas Menurut Ghozali (2012), uji heterokedastisitas dilakukan untuk memastikan adanya kesamaan variance antar residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya, yang jika sama atau terdapat kesamaan dinamakan homokedastisitas dan jika sebaliknya maka
36
disebut dengan heterokedastisitas. Model regresi linier yang baik adalah
ketika
hasil
uji
model
tersebut
adalah
terjadinya
homokedastisitas. 3.5.4
Uji Normalitas Selanjutnya, Ghozali menjelaskan mengenai uji normalitas. Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah variabel dependen dan independen berdistribusi normal atau tidak. Menurut Ghozali, model regresi yang baik adalah model regresi yang berdistribusi normal atau mendekati normal. Cara mendeteksi normal tidaknya model regresi dapat dilakukan dengan melihat persebaran titik pada sumbu diagonal grafik.
3.6. Pengujian Hipotesis 3.6.1
Uji F Statistik Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model regresi memiliki pengaruh terhadap variabel dependen. Terdapat suatu kriteria untuk pengambilan keputusan mengenai apa yang telah disebutkan di atas, yaitu dengan melihat angka probabilitasnya. Jika angka tersebut menunjukkan angka yang β€ 0,05, maka dapat disimpulkan
bahwa
model
regresi
dapat
digunakan
untuk
memprediksi variabel dependen. Dan hal ini berlaku sebaliknya jika angka probabilitas menunjukkan β₯ 0,05. 3.6.2
Uji t Statistik Uji t-satistik dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh variabel independen secara individual
37
dapat menjelaskan variabel dependen. Variabel independen dapat dikatakan berpengaruh secara signifikan jika tingkat β€ 0,05. Jika lebih dari 0,05 maka variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. 3.6.3
Uji Koefisien Determinasi (R2) Pengujian ini bertujuan untuk menilai seberapa jauh kemampuan model untuk menjelaskan variabel dependen. Nilai R 2 yang kecil menunjukkan kemampuan variabel independen untuk menjelaskan variabel dependen yang juga kecil. Namun nilai yang mendekati satu berarti variabel independen mampu memberikan semua
informasi
dependen.
yang
dimiliki
untuk
menjelaskan
variabel