46
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Pengadilan Negeri Yogyakarta yang beralamat di Jalan Kapas No.10 Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta. Hal ini dengan pertimbangan bahwa Pengadilan Negeri Yogyakarta selama ini banyak menangani berbagai macam kasus sengketa. Jumlah sengketa yang didaftarkan di Pengadilan Negeri Yogyakarta semakin meningkat dari tahun ke tahun, dan sebagian besar sengketa yang ada di Pengadilan Negeri Yogyakarta, tidak dapat mencapai titik temu dalam mediasi, sehingga sengketa dilanjutkan melalui proses litigasi. Mengenai waktu penelitian, waktu penelitian dilaksanakan pada bulan April 2013 sampai dengan bulan Juli 2013. B. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis
penelitian
ini
merupakan
penelitian
deskriptif
dengan
menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Kirk dan Miller dalam Lexy J. Moleong (2006: 4), penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental tergantung dari pengamatan manusia baik dalam kawasannya maupun dalam peristilahannya. Dengan penelitian ini diharapkan peneliti dapat mengungkap berbagai informasi kualitatif tentang Upaya Pengadilan Negeri Yogyakarta dalam Menyelesaikan Sengketa melalui Mediasi dengan metode deskripsi-analisis yang diteliti dan penuh makna, yang juga tidak menolak informasi kuantitatif dalam bentuk angka maupun jumlah. Dalam penelitian ini, peneliti berperan sebagai
46
47
instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara trianggulasi atau gabungan, analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian lebih menekankan pada makna yaitu khususnya makna dari permasalahan tentang upaya Pengadilan Negeri Yogyakarta dalam menyelesaikan sengketa melalui mediasi,
kendala-kendala
yang
dihadapi
serta
hasil
mediasi
yang
dilaksanakan di Pengadilan Negeri Yogyakarta. C. Penentuan Subjek Penelitian Dalam penelitian ini, penentuan subjek penelitian menggunakan teknik
purposive
yaitu
pemilihan
subjek
penelitian
dengan
mempertimbangkan kriteria, ciri-ciri tertentu yang ditetapkan berdasarkan tujuan penelitian (Lexy J. Moleong, 2004: 224). Adapun kriteria yang digunakan untuk menentukan subjek dalam penelitian ini adalah orang-orang yang memiliki pengetahuan, pengalaman, pemahaman, dan mempunyai keterlibatan langsung dengan permasalahan yang diteliti. Selanjutnya, subjek penelitian ini ditentukan dengan kriteria sebagai berikut : 1. Pihak-pihak di Pengadilan Negeri Yogyakarta yang berpengalaman dan mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan mediasi dalam penyelesaian sengketa. 2. Pihak-pihak yang terlibat langsung dalam penyelesaian sengketa melalui mediasi di Pengadilan Negeri Yogyakarta. Berdasarkan kriteria tersebut, maka subjek penelitian dalam penelitian ini adalah :
48
1. Dua (2) Hakim mediator yang telah berpengalaman dalam menyelesaikan kasus sengketa melalui mediasi di Pengadilan Negeri Yogyakarta. Hal ini dengan pertimbangan bahwa Hakim merupakan pihak yang mempunyai peranan penting dalam memimpin dan memutuskan setiap perkara yang diajukan di persidangan. 2. Seorang Wakil Panitera Pengadilan Negeri Yogyakarta, dan seorang Panitera Pengganti yang mengurusi pelaksanaan mediasi di Pengadilan Negeri Yogyakarta. Panitera merupakan pihak yang terlibat langsung dalam mengurusi pelaksanaan mediasi, serta selalu mendengar dan menulis setiap hal yang dilakukan dalam proses penyelesaian sengketa melalui mediasi (membuat berita acara). 3. Salah satu staf Kepaniteraan Hukum di Pengadilan Negeri Yogyakarta. Hal ini dengan pertimbangan bahwa pihak/anggota Kepaniteraan Hukum di Pengadilan Negeri Yogyakarta memiliki pengetahuan tentang mediasi, serta dapat memperjelas informasi mengenai mediasi yang dilaksanakan di Pengadilan Negeri Yogyakarta dan dapat menjelaskan langkah-langkah yang ditempuh oleh hakim dalam proses penyelesaian sengketa tersebut. 4. Seorang Penggugat dalam sengketa Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) oleh salah satu perusahaan swasta di Yogyakarta. Pertimbangannya bahwa para pihak tersebut merasakan langsung upaya yang ditempuh oleh Pengadilan Negeri Yogyakarta dalam menyelesaikan sengketa melalui mediasi. D. Teknik Pengumpulan Data
49
1. Wawancara Wawancara adalah proses tanya jawab dalam penelitian yang berlangsung secara lisan dalam mana dua orang atau lebih bertatap muka mendengarkan secara langsung informasi-informasi atau keteranganketerangan (Cholid N. dan Abu Achmadi, 2005: 83). Menurut Lexy J. Moleong (2006: 186), wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan tersebut dilakukan oleh dua pihak yakni pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara
(interviewee)
yang memberikan jawaban atas
pertanyaan. Dengan wawancara, peneliti akan mengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang partisipan dalam menginterpretasikan situasi dan fenomena yang terjadi, dimana hal ini tidak bisa ditemukan melalui observasi (Sugiyono, 2007: 72). Wawancara yang akan digunakan dalam penelitian ini ialah wawancara tak terstruktur. Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan terhadap responden, yaitu berbagai pertanyaan yang berkaitan dengan upaya Pengadilan Negeri Yogyakarta dalam menyelesaikan sengketa melalui mediasi, kendalakendala
yang
dihadapi
Pengadilan
Negeri
Yogyakarta
dalam
menyelesaikan sengketa melalui mediasi, dan hasil mediasi yang
50
dilaksanakan di Pengadilan Negeri Yogyakarta, kemudian pertanyaan tersebut akan dikembangkan sendiri oleh peneliti pada saat wawancara berlangsung. 2. Observasi Observasi atau pengamatan merupakan alat pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematik gejala-gejala yang diselidiki (Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, 2007: 70). Jenis observasi yang digunakan dalam penelitian ini ialah observasi non-partisipan yaitu peneliti berada di luar dari subjek yang diamati dan tidak ikut dalam kegiatan-kegiatan yang mereka lakukan. Dengan demikian, peneliti lebih leluasa dalam mengamati kemunculan tingkah laku yang terjadi, dalam hal ini khususnya yang berhubungan dengan upaya Pengadilan Negeri Yogyakarta dalam menyelesaikan sengketa melalui mediasi. Disamping itu, berdasarkan cara pengamatannya, observasi dalam penelitian ini menggunakan metode observasi terstruktur di mana penelitian diarahkan pada pemusatan perhatian pada hal-hal tertentu yang berkaitan
dengan
Upaya
Pengadilan
Negeri
Yogyakarta
dalam
menyelesaikan sengketa melalui mediasi, sehingga dapat disusun pedoman observasi tentang sikap dan tingkah laku apa saja yang harus diamati. Di luar pedoman tersebut, kejadian lain tidak diperhatikan. Dalam penelitian ini, peneliti mengamati/melakukan observasi terhadap sikap dan perilaku hakim mediator dalam proses mediasi tentang
51
sengketa wanprestasi dan ganti kerugian yang berlangsung di ruang mediasi yang terdapat di Pengadilan Negeri Yogyakarta. Sikap/perilaku mediator tersebut berkaitan dengan berbagai keterampilan-keterampilan mediator dalam proses mediasi, misalnya keterampilan dalam memimpin mediasi dan perundingan, keterampilan dalam membangun empati, keterampilan dalam pemilihan opsi-opsi penyelesaian sengketa serta keterampilan yang lainnya yang berhubungan dengan upaya Pengadilan Negeri Yogyakarta dalam menyelesaikan sengketa melalui mediasi. 3. Dokumentasi Teknik dokumentasi merupakan suatu cara pengumpulan data yang menghasilkan catatan-catatan penting yang berhubungan dengan masalah yang diteliti, sehingga akan diperoleh data yang lengkap, sah dan bukan berdasarkan perkiraan dengan mengambil data yang sudah ada dan tersedia dalam catatan dokumen (Basrowi dan Suwandi, 2008: 158). Dokumen tersebut diartikan sebagai catatan suatu peristiwa yang sudah berlalu yang biasanya berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Teknik dokumentasi ialah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku-buku, surat kabar, majalah, prasasti, dan notulen rapat (Sugiyono, 2010: 240). Sesuai dengan hal tersebut, dokumen dalam penelitian ini ialah putusan hasil mediasi (kesepakatan-kesepakatan perdamaian) dan catatancatatan berita acara,
serta buku-buku/literatur yang berkaitan dengan
52
Upaya Pengadilan Negeri Yogyakarta dalam Menyelesaikan Sengketa melalui Mediasi. E. Validitas Data Validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Dengan demikian, data yang valid adalah data yang tidak berbeda antara data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek penelitian (Sugiyono, 2007: 117). Validitas data atau teknik pemeriksaan keabsahan data sangat penting dilakukan agar data yang diperoleh di lapangan pada saat penelitian dilakukan bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya. Dalam penelitian ini, pemeriksaan keabsahan data dilakukan dengan teknik trianggulasi. Trianggulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data tertentu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data yang lain. Teknik trianggulasi yang digunakan dalam penelitian ini ialah teknik trianggulasi yang memanfaatkan penggunaan sumber. Trianggulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif (Lexy J. Moleong, 2007: 330). Teknik Trianggulasi dalam penelitian ini dilakukan dengan cara membandingkan data antara hasil wawancara dengan hasil observasi, hasil
53
observasi dengan hasil dokumentasi, serta hasil dokumentasi dengan hasil wawancara yang berkaitan dengan Upaya Pengadilan Negeri Yogyakarta dalam Menyelesaikan Sengketa melalui Mediasi, Kendala-kendala yang dihadapi oleh Pengadilan Negeri Yogyakarta dalam Menyelesaikan Sengketa melalui Mediasi, serta Hasil Mediasi yang dilaksanakan di Pengadilan Negeri Yogyakarta. F. Analisis Data Analisis data ialah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain (Sugiyono, 2007: 89). Penelitian ini menggunakan teknik analisis induktif, yaitu suatu analisis berdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan menjadi hipotesis. Berdasarkan hipotesis yang dirumuskan berdasarkan data tersebut, selanjutnya dicarikan data lagi secara berulang-ulang sehingga selanjutnya dapat disimpulkan apakah hipotesis tersebut diterima atau ditolak berdasarkan data yang terkumpul (Sugiyono, 2007: 89). Adapun langkah-langkahnya yakni sebagai berikut : 1. Reduksi Data
54
Reduksi
data
merupakan
proses
pemilihan,
pemusatan
perhatian, pengabstraksian, dan pentransformasian data kasar dari lapangan. Proses ini berlangsung selama penelitian dilakukan, dari awal sampai akhir penelitian. Pada awal misalnya, melalui kerangka konseptual, permasalahan, pendekatan, serta pengumpulan data yang diperoleh selama pengumpulan data misalnya membuat ringkasan, kode, mencari tema-tema, menulis memo, dan lain-lain. Reduksi merupakan bagian dari analisis. Fungsinya untuk menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasi sehingga interpretasi bisa ditarik. Dalam proses reduksi ini peneliti mencari data yang benar-benar valid. Ketika peneliti menyangsikan data yang diperoleh akan dicek ulang dengan informan lain yang dirasa peneliti lebih mengetahui (Basrowi dan Suwandi, 2008: 209). Data yang dihasilkan dari proses wawancara, observasi dan dokumentasi merupakan data yang masih kompleks dan kasar sehingga peneliti perlu untuk melakukan pemilihan data yang relevan dan bermakna yang dapat digunakan dengan memilih data yang sesuai dengan pokok masalah yakni Bagaimana upaya Pengadilan Negeri Yogyakarta dalam menyelesaikan sengketa melalui mediasi? Apa kendala
yang
dihadapi
Pengadilan
Negeri
Yogyakarta
dalam
menyelesaikan sengketa melalui mediasi? Serta bagaimana hasil mediasi yang dilaksanakan di Pengadilan Negeri Yogyakarta?
55
2. Unitisasi dan Kategorisasi Data Data yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi dan dokumentasi dikelompokkan sesuai dengan kategori yang telah ditentukan. Data yang diperoleh disederhanakan dan disusun secara sistematis kedalam kategori dengan sifat masing-masing data yang spesifik sesuai dengan tujuan penelitian yang sifatnya penting dan pokok. Sehingga dapat memberi gambaran penelitian yang jelas tentang Upaya Pengadilan Negeri Yogyakarta dalam Menyelesaikan Sengketa melalui Mediasi. 3. Display Data Display data adalah penyajian data kedalam matriks yang sesuai. Display data dilakukan dengan melihat keseluruhan data yang diperoleh selama penelitian. Pada tahap ini, data yang telah dikategorisasi kemudian disajikan ke dalam bentuk narasi konstruktif yang berupa informasi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan permasalahan dalam penelitian yaitu mengenai Upaya Pengadilan Negeri Yogyakarta dalam Menyelesaikan Sengketa melalui Mediasi. Data dalam bentuk narasi dimaksudkan untuk menginterpretasi data secara sistematis untuk selanjutnya dianalisis dan ditarik suatu kesimpulan (Burhan Bungin, 2008: 70) 4. Pengambilan Kesimpulan Pengambilan kesimpulan yaitu penarikan kesimpulan dengan berangkat dari rumusan masalah atau tujuan penelitian kemudian
56
senantiasa diperiksa kebenarannya untuk menjamin keabsahannya. Pengambilan kesimpulan dilakukan dengan cara berfikir induktif yaitu dari hal-hal yang khusus diarahkan kepada hal-hal yang umum untuk mengetahui jawaban dari permasalahan dalam penelitian ini yaitu Bagaimana upaya Pengadilan Negeri Yogyakarta dalam menyelesaikan sengketa melalui mediasi? Apa kendala yang dihadapi Pengadilan Negeri Yogyakarta dalam menyelesaikan sengketa melalui mediasi? Serta bagaimana hasil mediasi yang dilaksanakan di Pengadilan Negeri Yogyakarta?