BAB III METODE PENELITIAN A. Fokus Penelitian Penelitian ini berfokus kepada faktor-faktor yang menjadi pembentuk kepribadian hardiness pada ibu yang memiliki anak berkebutuhan khusus lebih dari satu. Hardiness yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hardiness yang diartikan sebagai kemampuan individu untuk tetap kuat, stabil, tahan dan optimis dalam menghadapi kondisi yang menyebabkan stress dan menghilangkan efek negatif dari keadaan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pembentuk hardiness pada ibu yang memiliki anak berkebutuhan khusus lebih dari satu.
B. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif karena data yang akan diambil menjelaskan pengetahuan dan persepsi individu. Menurut Creswell (1994) metode penelitian kualitatif dapat disebut sebagai suatu proses investigasi. Desain dalam kualitatif terdiri dari studi kasus, fenomenologi, dan histori. Penelitian ini mengunakan desain studi kasus. Studi kasus adalah studi yang mengeskplorasi suatu masalah dengan batasan yang terperinci, memiliki pengambilan data yang mendalam dan menyertakan berbagai sumber informasi. Studi kasus menjadi penelitian yang menyelidiki tentang fenomena dalam konteks kehidupan nyata (Bungin, 2007)
28
29
C. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode wawancara mendalam (indepth interview). Menurut Esterberg (Sugiyono, 2011) wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Selain itu Stainback (Sugiyono, 2011) mengemukakan bahwa wawancara merupakan salah satu alat dimana peneliti akan mengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang partisipan dalam menginterpretasikan situasi dan fenomena yang terjadi, dimana hal ini tidak bisa ditemukan melalui observasi. Menurut Esterberg (Sugiyono, 2011) wawancara terbagi menjadi tiga macam yaitu terstruktur, semi terstruktur, dan wawancara terbuka (open ended). Hal tersebut menunjukan bahwa alat wawancara dapat diubah dan dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan penelitian. Penelitian ini menggunakan tipe wawancara semi terstruktur yang memungkinkan peneliti membuat pedoman wawancara berupa guide wawancara dan akan digabung dengan probing jika hal tersebut dibutuhkan. Tujuan penggunaan tipe wawancara ini adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, dimana pihak yang diwawancarai dimintai pendapat dan ideidenya.
D. Responden Penelitian
30
Responden dalam penelitian ini adalah dua orang ibu yang memiliki anak berkebutuhan khusus lebih dari satu yang mampu bangkit dan mampu mengatasi kesulitan yang muncul dalam mengasuh dan merawat anak-anaknya yang berkebutuhan khusus. Subjek penelitian ini diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling, dimana pengambilan sampelnya yang memiliki kasus yang unik dan sulit mengambil sampel serta membutuhkan investigasi mendalam. Subjek yang dipilih adalah individu yang memiliki informasi yang berkaitan dengan kasus yang diteliti.
E. Metode Analisis Data Metode analisis dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif. Pada analisis akan membangun kata-kata dari hasil wawancara atau pengamatan terhadap data yang dibutuhan untuk dideskripsikan dan dirangkum (Patilima, 2005). Tujuannya ialah agar peneliti mendapatkan makna hubungan variabel-variabel sehingga dapat digunakan untuk menjawab masalah yang dirumuskan dalam penelitian. Analisis data kualitatif bersifat induktif, yaitu suatu analisis yang dilakukan secara logika atau penalaran. Proses analisis data diawali dengan menelaah seluruh data dari wawancara dan observasi. Setelah ditelaah dibaca dan dipelajari tahap selanjutnya adalah dengan mereduksi data tersebut. Mereduksi data yaitu merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Setelah mendapatkan tema dan pola langkah selanjutnya adalah menyusunnya dalam satuan. Satuan tersebut kemudian dikatagorisasikan. Katagori-katagori tersebut dilakukan sambil membuat koding.
31
Koding merupakan sebuah proses dalam memecahkan, atau menguraikan data, dan penyususan kembali menjadi unit yang lebih kecil (kode) (Moloeng, 2007). Dalam penelitian ini penelitian ini menggunakan jenis pengkodean berporos atau yang lebih dikenal dengan Axial Coding. Axial coding adalah proses pengkodean yang menghubungkan subkategori dengan katagorinya (Straus & Corbin, 2007)
F. Validitas dan Reliabilitas Penelitian Patilima (2007) menjelaskan bahwa reliabilitas dan validitas merupakan unsur yang penting dalam semua penelitian termasuk penelitian kualitatif. Ada berbagai cara dalam menilai validitas dan reliabilitas yang bisa digunakan oleh peneliti salah
satunya
adalah
koding.
Validitas
merupakan
kemampuan
untuk
menginterpretasi atau menggambarkan pentingnya kebenaran. Validitas dinilai dengan keadaan yang terlihat secara baik dan penggambaran secara tepat data yang dikumpulkan (Patilima, 2007) Menurut Moloeng (2007) reliabilitas menunjuk pada ketaatasasan pengukuran dan ukuran yang digunakan. Selain itu menurut Patilima (2007) mengatakan bahwa reliabilitas terkait metode yang digunakan untuk menunjukan kepada pembaca bahwa metode yang digunakan dapat digunakan kembali dan konsisten oleh peneliti lain. Oleh karena itu, metode yang digunakan yang terkait dengan reliabilitas dari analisis data, yaitu: 1. Menggambarkan pendekatan serta prosedur analisis data 2. Memberikan alasan mengapa menggunakan pendekatan ini
32
3. Menyatakan secara jelas proses penyusunan tema, konsep dan teori dari pengauditan data 4. Menunjukan fakta-fakta dari penelitian sebelumnya Moloeng (2007) mengatakan ada empat kriteria teknik pemeriksaan untuk menetapkan keabsahan data, yaitu: 1. Kredibilitas (Credibility) Kredibilitas pada dasarnya menggantikan validitas internal, yang berfungsi melaksanakan pemeriksaan sedemikian rupa sehingga tingkat kepercayaan penemuannya dapat dicapai (akurat). 2. Keterangan (Transferability) Kriteria transferability adalah konsep yang menyatakan bahwa suatu penemuan dapat digeneralisasikan pada semua konteks populasi yang sama atas dasar penemuan yang diperoleh secara representatif mewakili populasi tersebut. 3. Kebergantungan (Dependability) Kriteria dependability adalah konsep yang menyatakan bahwa suatu penelitian yang dilakukan berulang, dengan suatu kondisi dan hasil yang sama, maka dapat dikatakan bahwa reliabilitasnya tercapai.
4. Kepastian (Confirmability)
33
Confimability adalah konsep yang menyatakan bahwa suatu penelitian dapat dikatakan objektif ketika penelitian tersebut diakui oleh berbagai peneliti atau pembaca yang berbeda. Teknik pemeriksaan yang digunakan untuk melihat keabsahan data dalam penelitian ini adalah triangulasi. Triangulasi menurut Moloeng (2007) adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap terhadap data tersebut. Teknik ini memanfaatkan penggunaan sumber, metode , penyidik dan teori.
G. Pertimbangan Etika Penelitian Pada dasarnya etika penelitian merupakan salah satu hal yang penting dalam melakukan penelitian kualitatif karena berkaitan dengan kerahasiaan responden. Creswell (Patilima, 2007) mengatakan bahwa penting sekali bagi peneliti untuk menghormati hak, kebutuhan, nilai, dan keinginan informan. Untuk melindungi informan, peneliti perlu menjelaskan tujuan penelitian secara verbal dan dalam bentuk tertulis sehingga dapat dipahami dengan jelas oleh informan. Peneliti dapat membangun kepercayaan dengan responden ketika peneliti melihat dan menghormati etika dalam penelitian.