BAB III ` MAJLIS TAFSIR Al-QUR’AN (MTA) DAN KONSEP SYAFA’AT A. Gambaran Umum Majlis Tafsir Al-Qur’an 1. Sejarah Berdirinya Majlis Tafsir Al-Qur’an Cabang Tembalang Semarang Majlis Tafsir Al-Qur’an (MTA) lahir di pusat peradaban Jawa, yakni Surakarta, yang terkenal sikap toleran dan bahkan akomodatif terhadap berbagai adat-istiadat dan budaya yang ada. Di tempat inilah, Islam sebagai identitas sosial-keagamaan masyarakat Jawa pernah bersemai subur, dan semangat masyarakat yang tinggi dalam menjalankan syariat Islam.
MTA
didirikan oleh Ustadz Abdullah Thufail Saputra pada pada tanggal 19 September 1972. Beliau seorang mubaligh keturunan Pakistan yang juga berprofesi sebagai pedagang.1 Ustadz Abdullah Thufail Saputra awal mulanya meirintis MTA di Surakarta dengan tujuan mengajak masyarakat untuk kembali kepada ajaran Al-Qur’an secara murni, Setelah sekian lama berjalan, kini MTA dipimpin oleh Ustadz Ahmad Sukina, seiring dengan berjalannya waktu, jama’ah MTA semakin berkembang
dan
kuantitas pengikut mereka semakin banyak
merambah di berbagai kota besar di Indonesia, salah satunya di kota Semarang.
1
Wawancara dengan Drs. Medi,( kepala MTA cabang Semarang ),
Semarang
41
5 Mei 2015 di
42
Majlis
Tafsir Al-Qur’an (MTA) Cabang Tembalang Semarang,
merupakan hasil rintisan Bapak Yulie Yahya sewaktu bekerja di PT Jantra Batik Keris Semarang pada tahun 1986. Pada awal rintisan, pengajian tersebut berbentuk kelompok yang di ikuti oleh 20 orang karyawan PT Jantra. Namun karena dari kebijakan pimpinan PT Jantra yang tidak mendukung kegiatan pengajian didalam pabrik maka kelompok pengajian dipindahkan ke Mushola terdekat diluar lingkungan pabrik yaitu Mushola AL Mubaroq Jl. Dinar Mas XII No. 33 RT 03 RW 16 Meteseh, Kecamatan Tembalang Kota Semarang.2 Sebagai persiapan pembentukan Cabang, pada tahun 1987 dibentuk pengurus kelompok pengajian. Secara mufakat di tunjuk Bapak Hadi Sukoco sebagai ketua dan kemudian menunjuk saudara Sukardi sebagai sekertaris, Bapak Zaeni sebagai bendahara serta saudara Syafei dan saudara Suslani sebagai pembantu umum. Sehingga pada tahun 1998 pembukaan MTA cabang Semarang diajukan ke pimpinan MTA pusat Semarang. Setelah melalui proses peninjauan langsung, maka pimpinan pusat Majelis Tafsir Al-Qur’an pusat Semarang mengabulkan permohonan tersebut. MTA Cabang Semarang Barat resmi dibentuk dengan Akte Nomor 151/XII/IX/1988.
2
Semarang
Wawancara dengan Drs. Medi,( kepala MTA cabang Semarang ),
5 Mei 2015 di
43
2. Badan Hukum Majlis Tafsir Al-Qur’an Cabang Tembalang, Semarang Sebagai lembaga dakwah yang independen MTA cabang semarang tidak ingin menjadi underbouw dari organisasi masa atau organisasi politik manapun. Bahkan MTA tidak menghendaki berubah menjadi organisasi masa atau organisasi politik. Namun di Negara hukum Indonesia ini, MTA juga tidak ingin menjadi lembaga yang bersifat illegal. Untuk itu secara resmi, MTA didaftarkan sebagai lembaga berbadan hukum dalam bentuk yayasan dengan akta notaris R. Soegondo Notodisoerjo Notaris di Semarang nomor 23 tahun 1974, Sedangkan untuk cabang semarang sendiri Majlis Tafsir Al-Qur’an di sahkan dengan Akte Nomor 151/XII/IX/1988.3 3. Kegiatan Majlis Tafsir Al-Qur’an (MTA)
a. Pengajian Sesuai dengan tujuan pendirian MTA, yaitu untuk mengajak umat Islam kembali ke Al-Qur’an, kegiatan utama di MTA berupa pengajian AlQur’an.Pengajian Al-Qur’an ini dilakukan dalam berbagai pengajian yang dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:4
3
Mansyur Masuri dkk Profil dan AD/ART Majlis Tafsir Al-Qur’an, MTA Press,Semarang 2012,
4
Mansyur Masuri dkkProfil dan AD/ART Majlis Tafsir Al-Qur’an, MTA Press,Semarang 2012,
h. 1 h. 2
44
1) Pendidikan Khusus Pengajian khusus adalah pengajian yang siswa-siswanya (juga disebut dengan istilah peserta) terdaftar dan setiap masuk dicatat kehadirannya (ada tertib presensinya). Pengajian khusus ini diselenggarakan seminggu sekali, baik di pusat mau pun di perwakilan-perwakilan dan cabang-cabang, dengan guru pengajar yang dikirim dari pusat atau yang disetujui oleh pusat. Di perwakilan-perwakilan atau cabang-cabang yang tidak memungkinkan dijangkau satu minggu sekali, kecuali dengan waktu yang lama dan tenaga serta biaya yang besar, pengajian yang diisi oleh pengajar dari pusat diselenggarakan satu bulan sekali, bahkan ada yang diselenggarakan satu semester sekali. Perwakilan-perwakilan dan cabang-cabang yang jauh dari Semarang ini menyelenggarakan pengajian seminggu sekali sendiri-sendiri. Konsultasi ke Cabang Semarang dilakukan setiap saat melalui komunikasi yang ada. Materi yang diberikan dalam pengajian khusus ini adalah tafsir Al-Qur’an dengan acuan tafsir yang dikeluarkan oleh Departemen Agama dan kitab-kitab tafsir lain baik karya ulama-ulama Indonesia maupun karya ulamaulama dari dunia Islam yang lain, baik karya ulama-ulama salafi maupun ulama-ulama kholafi.
45
Proses belajar mengajar dalam pengajian khusus ini dilakukan dengan teknik ceramah dan tanya jawab. Guru pengajar menyajikan materi yang dibawanya kemudian diikuti dengan pertanyaan-pertanyaan dari siswa. Dengan tanya jawab ini pokok bahasan dapat berkembang keberbagai hal yang dipandang perlu. Dari sinilah, kajian tafsir Al-Qur’an dapat berkembang kekajian aqidah, kajian syari’at, kajian akhlak, kajian tarikh, dan kajian-kajian masalah-masalah aktual sehari-hari. Dengan demikian, meskipun materi pokok dalam pengajian khusus ini adalah tafsir Al-Qur’an, tidak berarti cabang-cabang ilmu agama yang lain tidak dapat disinggung. Bahkan, sering kali kajian tafsir hanya disajikan sekali dalam satu bulan dan apabila dipandang perlu kajian tafsir untuk sementara dapat diganti dengan kajiankajian masalah lain yang mendesak untuk segera diketahui oleh siswa. Di samping itu, pengajian tafsir Al-Qur’an yang dilakukan di MTA secara otomatis mencakup pengajian hadits karena ketika pembahasan berkembang kemasalah-masalah lain mau tidak mau harus merujuk hadits. Dari itu semua dapat dilihat bahwa yang dilakukan di MTA bukanlah menafsirkan Al-Qur’an, melainkan mengkaji kitab-kitab tafsir yang ada dalam rangka pemahaman Al-Qur’an agar dapat dihayati dan selanjutnya diamalkan.
46
2). Pengajian Umum Pengajian umum adalah pengajian yang dibuka untuk umum, siswanya tidak
terdaftar
dan
tidak
dicatat
kehadirannya
(tidak
ada
tertib
presensinya).Materi pengajian lebih ditekankan pada hal-hal yang diperlukan dalam pengamalan agama sehari-hari. Pengajian umum ini diselenggarakan satu minggu sekali pada hari Minggu pagi (Pengajian Umum Ahad Pagi), bertempat di Gedung MTA Jl. Dinar Mas XII No. 33 RT 03 RW 16 Meteseh, Kecamatan Tembalang Kota Semarang. Setiap minggu Jama’ah MTA dari berbagai penjuru hadir mengikuti Jihad Pagi dengan tertib. b. Pendidikan Majlis Tafsir Al-Qur’an Pendidikan Al-Qur’an membawa kepembentukan kehidupan bersama berdasar pada Al-Qur’an dan Sunnah Nabi. Kehidupan bersama ini menurut adanya berbagai kegiatan yang terlembaga untuk memenuhi kebutuhan anggota. Salah satu kegiatan terlembaga yang dibutuhkan oleh anggota adalah pendidikan yang diselenggarakan berdasarkan nilai-nilai keislaman. Oleh karena itulah, di samping pengajian, MTA juga menyelenggarakan pendidikan, yaitu:5
5
2012, h. 6
Mansyur Masuri dkkProfil dan AD/ART Majlis Tafsir Al-Qur’an, MTA Press,Semarang
47
1). Pendidikan Formal Pendidikan formal yang telah diselenggarakan terdiri atas TK, SD, SMP, dan SMA.Tujuan dari penyelenggaraan pendidikan formal ini adalah untuk menyingkap generasi penerus yang cerdas dan berakhlak mulia.Oleh karena itu, disamping memperoleh pengetahuan umum berdasarkan kurikulum nasional yang dikeluarkan oleh Kementrian Nasional, pendidikan formal juga memperoleh pelajaran diniyah. Di samping diberi pelajaran diniyah, untuk mencapai tujuan tersebut, siswa SMP dan SMA juga diberi bimbingan dalam beribadah dan bermu’amalah.Untuk itu, para siswa SMP dan SMA yang memerlukan asrama diwajibkan tinggal di asrama yang disediakan oleh sekolah. Dengan tinggal di asrama yang dikelola oleh sekolah dan yayasan, maka siswa SMP dan SMA dapat dibimbing dan diawasi agar dapat mengamalkan pelajaran diniyah dengan baik. Pada saat ini, baik SDIT, SMP maupun SMA berhasil meraih prestasi akademis yang cukup menggembirakan. Oleh karena prestasinya itu, SMA MTA masuk ke dalam daftar lima puluh SMA Islam unggulan se-Indonesia. Di samping itu, siswa-siswa yang melakukan kenakalan yang umum dilakukan oleh remaja-remaja dapat dideteksi dan selanjutnya dibimbing semaksimal mungkin untuk menghentikan kenakalan-kenakalannya.
48
2) Pendidikan Non Formal Pendidikan non-formal diselenggarakan oleh MTA untuk memberi bekal siswa / peserta MTA berupa pengetahuan dan ketrampilan yang diperlukan. Adapun pendidikan non-formal yang diselenggarakan oleh MTA antara lain adalah kursus otomotif dengan bekerjasama dengan BBLK Kota Semarang, kursus menjahit bagi siswi-siswi putri, bimbingan belajar bagi siswi-siswi SMP dan SMA. Di samping itu, berbagai kursus insidental sering diselenggarakan
oleh
MTA
Pusat,
misalnya
kursus
kepenulisan,
kewartawanan, dan kursus bahasa. c. Kegiatan Sosial Kehidupan bersama yang dijalin di MTA tidak hanya bermanfaat untuk warga MTA sendiri, melainkan juga untuk masyarakat pada umumnya. Dengan kebersamaan yang kokoh, berbagai amal sosial dapat dilakukan. Amal sosial tersebut antara lain adalah donor darah, kerja bakti bersama dengan Pemda dan TNI, pemberian santunan berupa sembako, pakaian, dan obat-obatan kepada umat Islam pada khususnya dan masyarakat pada umumnya yang sedang tertimpa musibah, dan lain sebagainya. 6
6
2012, h. 7
Mansyur Masuri dkkProfil dan AD/ART Majlis Tafsir Al-Qur’an, MTA Press,Semarang
49
d. Kepemudaan Majlis Tafsir Al-Qur’an Kegiatan MTA yang semakin banyak, baik kegiatan internal MTA maupun kegiatan eksternal seperti pemberian bantuan kepada korban bencana, MTA membutuhkan Satuan Tugas. Maka pada tahun 2002, Satgas MTA dibentuk.Untuk memberikan pelatihan baris-berbaris kepada Satgas MTA, MTA bekerjasama dengan Polresta Semarang. Bahkan sebagian dari Satgas MTA tersebut kini telah lulus pelatihan Satpam yang diselenggarakan Polresta Semarang dan bekerja dibeberapa instansi.7 e. Ekonomi Majlis Tafsir Al-Qur’an Kehidupan bersama di MTA juga menuntut adanya kerjasama dalam pengembangan ekonomi.Untuk itu, di MTA diselenggarakan usaha bersama berupa simpan-pinjam.Dengan simpan-pinjam ini, siswa atau warga MTA dapat memperoleh modal untuk mengembangkan kehidupan ekonominya. Di samping itu, siswa atau warga MTA biasa tukar-menukar pengetahuan dan ketrampilan dalam bidang ekonomi.8
7
Mansyur Masuri dkkProfil dan AD/ART Majlis Tafsir Al-Qur’an, MTA Press,Semarang
2012, h. 7 8
2012, h. 8
Mansyur Masuri dkkProfil dan AD/ART Majlis Tafsir Al-Qur’an, MTA Press,Semarang
50
4. Susunan Pengurus Majlis Tafsir Al-Qur’an Cabang Tembalang Semarang:9 Pembina
: Drs. Ahmad Sukina
Ketua MTA Cabang
: Drs. Sukardi M.Si
Sekretaris Umum
: Purwanto
Bendahara Umum
: Mansur Masyhuri
Pembantu Umum
: Agung Susilo
B. Pandangan Majlis Tafsir Al-Qur’an Mengenai Syafa’at 1. Pengertian Syafa’at
Kata syafa’at ( )اﻟﺸﻔﺎﻋﺔberasal dari bahasa Arab
yang berarti
“genap”sebagai lawan kata dari ganjil, karena pemberi syafa’at menggenapkan permohonan orang yang berdo’a. Melalui syafa’at, jumlah orang yang memohon menjadi genap, dan do’a yang lemah dari orang yang meminta diperkuat oleh kemuliaan pemberi syafa’at.10 Sedangkan secara istilah syafa’at berarti menjadi penengah bagi orang lain dengan memberikan manfaat kepadanya atau menolak mudharat, yakni pemberi syafa’at 9
itu memberikan manfaat pada orang itu atau menolak
Mansyur Masuri dkkProfil dan AD/ART Majlis Tafsir Al-Qur’an, MTA Press,Semarang
2012, h. 9
10
Wawancara dengan Drs. Sukardi (Ketua Majlis Tafsir AlQuran Cabang Semarang ), tanggal 18 April 2015, Merujuk kepada Tafsir Jālalain
51
mudharatnya. Syafa’at adalah usaha, perantaraan dalam memberikan manfaat bagi orang lain atau menghilahkan suatu mudharat.11 Nabi Muhammad SAW bersabda :
ُ ﻗَﺎ َل َﻋﺒْﺪ: ﻗَﺎ َل،
":
“Telah menceritakan kepada kami ishaq bin ibrohim ad-dabari, dari Abdurrozaq dari at-tsauri dari abu ishaq dan yang lainnya dari abdurrohman bin yazid bin Qais An-nakh’iy ia berkata telah berkata Abdullah bin Mas’ud Al-Qur’an adalah pemberi syafa’at yang diterima syafa’atnya dan pembela yang dibenarkan. Barang siapa yang menjadikannya sebagai imam (tuntunan) maka ia akan menuntunya kesurga dan barang siapa yang menjadikannya dibaelakangna (diabaikan) maka ia akan menggiringnya keneraka ( diriwayatkan oleh Ath-thabarany dalam Alkabir no. 8655shahih dengan penguatnya.” Dari penjelasan hadits tersebut bahwasanya Al-Qur’an merupakan penolong yang di benarkan, Al-Qur’an diturunkan di dunia ini sebagai mukjizat bagi nabi Muhammad SAW dan umatnya, maka sudah sepatutnya kita sebagai umat Nabi Muhammad SAW untuk berpegang teguh pada Al-Qur’an dan
11
Wawancara dengan Drs. Sukardi (Ketua Majlis Tafsir Al-Quran Cabang Semarang ), tanggal 18 April 2015, Merujuk kepada Tafsir Jālalain
52
menjadikanya imam dalam arti petunjuk untuk masuk surga karena Al-Qur’an sebagai syafa’at bagi kita bukan diakhirat nanti akan tetapi didunia ini. 12 Selain penjelasan dari hadits nabi Muhammad SAW di atas,
juga
dijelaskan dalam Al-Qur’an Surah Al-Baqarah 123:
“Dan takutlah kamu kepada suatu hari di waktu seseorang tidak dapat menggantikan seseorang lain sedikitpun dan tidak akan diterima suatu tebusan dari padanya dan tidak akan memberi manfaat sesuatu syafa'at kepadanya dan tidak (pula) mereka akan ditolong. (Al-Baqarah 123) Dalam ayat ini diterangkan bahwasaya di hari nanti seseorang tidak dapat memberikan kemanfaatan pada seseorang yang lain dan tidak akan diterima sesuatu pertolongan dari orang lain.13 Maka dari penjelasan Hadits dan surah Al-Qur’an tersebut di atas dapat disimpulkan pengertian syafa’at yaitu tuntunan atau petunjuk bagi umat manusia berupa Al-Qur’an yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW
12
Wawancara dengan Drs. Sukardi (Ketua Majlis Tafsir Al-Quran Cabang Semarang ), tanggal 18 April 2015 13 Wawancara dengan Drs. Sukardi (Ketua Majlis Tafsir Al-Quran Cabang Semarang ), tanggal 18 April 2015
53
kepada umatnya sebagai syafa’at atau tuntunan di dunia ini bagi umatnya yang mau menjadikan Al-Qur’an sebagi Imam.14 2. Sumber Syafa’at Sebagian ulama berpendapat bahwa Pemberian syafa’at itu tidak hanya berlangsung di dunia saja, tetapi hal itu akan berlangsung sampai hari kiamat, karena pada hakekatnya kehidupan akherat adalah merupakan lanjutan dari kehidupan di dunia ini. Kemurahan Tuhan yang tak terbatas itu, yang diwujudkan dalam bentuk syafa’at, tentu tidak akan terputus dengan berakhirnya kehidupan di dunia.15 Akan tetapi dalam Al-Qur’an dijelaskan
“Dan jagalah dirimu dari (azab) hari (kiamat, yang pada hari itu) seseorang tidak dapat membela orang lain, walau sedikitpun; dan (begitu pula) tidak diterima syafa'at dan tebusan dari padanya, dan tidaklah mereka akan ditolong.(Q.S Al-Baqarah: 48)
14
Wawancara dengan. Drs. Sukardi, (Ketua Majlis Tafsir AlQuran Cabang Semarang ), tanggal 18 April 2015 15 Wawancara dengan Munawir (jama’ah Majlis Tafsir AlQuran Cabang Semarang ), tanggal 18 April 2015
54
Dan juga Nabi Muhammad Bersabda :
ﻓَﺈِﻧﱠﮫُ ﯾَﺄْﺗِﻲ ﯾَﻮْ َم ا ْﻟﻘِﯿَﺎ َﻣ ِﺔ َﺷﻔِﯿﻌًﺎ ﻷَﺻْ ﺤَﺎﺑِ ِﮫ، َا ْﻗ َﺮءُوا ا ْﻟﻘُﺮْ آن. “Abu Umamah al-Bahili ra berkata : Aku mendengar Rasulullah saw bersabda : Bacalah Al-Qur’an karena ia akan memberikan syafaat kepada para sahabatnya”.:16 Secara mutlak tidak seorang pun yang memiliki hak memberi syafa’at selain Allah SWT. Syafa’at Allah itu diberikan kepada umat manusia semenjak di dunia ini, sebagai bukti kemurahan Tuhan yang tak ada batasnya, baik disampaikan secara langsung ataupun melalui para malaikat, para nabi, dan orang-orang mukmin (yang tingkat rohaninya tinggi). 17 Syafa’at di dunia memiliki dampak atau hasil di akhirat berupa keselamatan kekal. Sebab syafa’at di dunia di dapat dengan melaksanakan ajaran-ajaran wahyu serta ajaran-ajaran risalah Nabi Muhammad Saw. Melaksanakan akan ajaran risalah Nabi Muhammad Saw berarti menjadikan diri sebagai anggota atau makmum dalam jama’ah Rasulullah SAW. baik di dunia maupun di akherat.18
16
Sahih.
17
Hadis sahih, diriwayatkan oleh al-Tirmizi (hadis no. 2838), beliau berkata: Hadis ini Hasan Wawancara dengan. Sukardi (Ketua Majlis Tafsir AlQuran Cabang Semarang ), tanggal 18
April 2015 18
Wawancara dengan. Agung Susilo (Pembantu Umum Majlis Tafsir AlQuran Cabang Semarang ), tanggal 18 April 2015
55
3.Cara Memperoleh Syafa’at Syafa’at merupakan ampunan yang diberikan oleh Allah SWT, sumber kebaikan dan rahmat disebut sebagai “ampunan” (maghfiroh). Tetapi apabila dinisbatkan kepada para perantara rahmat, maka hal itu disebut sebagai “Syafa’at”. Oleh karena itu untuk mendapatkan Maghfiroh atau syarat yang mencakup maghfiroh, juga mencakup syafa’at Syafa’at ini sebagai sarana atau jalan untuk mendapatkan ampunan “maghfiroh” dari Allah SWT. Syafa’at merupakan rahmat dari Allah SWT yang disediakan untuk manusia.19 Seseorang untuk mendapatkan rahmat Allah SWT, hendaklah dalam keadaan yang tidak terputus hubungannya dengan Allah SWT dan memiliki hubungan spiritual dengan yang memberi syafa’at. Hal itu berkaitan dengan hubungannya dengan Allah SWT. berupa hubungan keimanan. Adapun dalam kaitannya dengan yang memberi syafa’at berupa hubungan spiritual berupa aspek peribadatan kepada Allah SWT. dan mengikuti ajaran-ajaran Rasul.20 Allah SWT berfirman dalam Surah Luqman 33 :
19
Wawancara dengan. Purwanto Semarang ), tanggal 18 April 2015 20
Wawancara dengan. Munawir tanggal 18 April 2015
(Sekertaris Umum
Majlis Tafsir AlQuran Cabang
(Jama’ah Majlis Tafsir AlQuran Cabang Semarang ),
56
“Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu dan takutilah suatu hari yang (pada hari itu) seorang bapak tidak dapat menolong anaknya dan seorang anak tidak dapat (pula) menolong bapaknya sedikitpun. Sesungguhnya janji Allah adalah benar, Maka janganlah sekali-kali kehidupan dunia memperdayakan kamu, dan jangan (pula) penipu (syaitan) memperdayakan kamu dalam (mentaati) Allah.(Q.S. Al Luqman :33) pada hakikatnya yang memberi syafa’at itu adalah Allah SWT.21 ini sesuai dengan Al-Qur’an surat Maryam ayat 87:
“Mereka tidak berhak mendapat syafa'at kecuali orang yang telah Mengadakan Perjanjian di sisi Tuhan yang Maha Pemurah.” (Q.S. Maryam :87) Nabi Muhammad SAW juga bersabda :
ﻓَﺈِﻧﱠﮫُ ﯾَﺄْﺗِﻲ ﯾَﻮْ َم ا ْﻟﻘِﯿَﺎ َﻣ ِﺔ َﺷﻔِﯿﻌًﺎ ﻷَﺻْ ﺤَﺎﺑِ ِﮫ، َا ْﻗ َﺮءُوا ا ْﻟﻘُﺮْ آن. “Abu Umamah al-Bahili ra berkata : Aku mendengar Rasulullah saw bersabda : Bacalah Al-Qur’an karena ia akan memberikan syafaat kepada para sahabatnya”.:22
21
Wawancara dengan Drs. Sukardi, M.Si (Ketua Majlis Tafsir AlQuran Cabang Semarang ), tanggal 18 April 2015, Merujuk kepada Tafsir Jālalain 22 Hadis sahih, diriwayatkan oleh al-Tirmizi (hadis no. 2838), beliau berkata: Hadis ini Hasan Sahih.
57
Dan juga hadits nabi yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori sebagai berikut :
ﺚ ِ ق ا ْﻟ َﺤﺪِﯾ َ ﺻ َﺪ َ َ إِنﱠ أ، ُي ﻟَﮫ َ َوﻣَﻦْ ﯾُﻀْ ﻠِﻞْ ﻓَﻼ ھَﺎ ِد، ُﻀ ﱠﻞ ﻟَﮫ ِ ﷲُ ﻓَﻼ ُﻣ ﻣَﻦْ ﯾَ ْﮭ ِﺪ ﱠ َو َﺷ ﱠﺮ اﻷُﻣُﻮ ِر، ﷲُ َﻋﻠَ ْﯿ ِﮫ َو َﺳﻠﱠ َﻢ ﺻﻠﱠﻰ ﱠ َ ي ُﻣ َﺤ ﱠﻤ ٍﺪ ُ َوأَﺣْ ﺴَﻦَ ا ْﻟﮭَﺪْيِ ھَ ْﺪ، ِﷲ ِﻛﺘَﺎبُ ﱠ َو ُﻛ ﱠﻞ ﺿَﻼﻟَ ٍﺔ ﻓِﻲ اﻟﻨﱠﺎ ِر، ٌ َو ُﻛ ﱠﻞ ﺑِ ْﺪ َﻋ ٍﺔ ﺿَﻼﻟَﺔ، ٌ َو ُﻛ ﱠﻞ ﻣُﺤْ َﺪﺛَ ٍﺔ ﺑِ ْﺪ َﻋﺔ، ﻣُﺤْ َﺪﺛَﺎﺗُﮭَﺎ “Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah maka tidak ada yang bisa menyesatkannya.Dan yang disesatkan oleh Allah tidak ada yang bisa memberi petunjuk padanya.Sesungguhnya sebenar-benar perkataan adalah Kitabullah dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dari Surah Al-Qur’an dan hadits di atas maka dapat disimpulkan dengan jelas bahwa orang yang mendapat syafa'at Nabi Muhammad SAW adalah orang yang ketika hidupnya mengikuti apa yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW yaitu Al-Qur’an,dan sudah jelas bahwa syafa’at bersumber dari Al-Qur’an Dalam kelompok MTA sendiri tidak memikirkan untuk memperoleh syafa’at yang ada dipikiran kami hanyalah bagaiman caranya untuk beriman kepada Allah menjalankan semua perintahnya dan menjauhi segala laranganNya.23
23
Wawancara dengan Drs. Sukardi, M.Si (Ketua Majlis Tafsir AlQuran Cabang Semarang )
58
4. Waktu Turunnya Syafa’at Berdasarkan keterangan Al-Qur’an dan Hadits sebagian ulama berpendapat bahwa syafa’at hanya diberikan (terjadi) pada hari kiamat; dan di antara syafa’at para nabi hanya syafa’at Nabi Muhammad yang memberikan arti, bukan saja bagi umat Islam tetapi juga bagi umat manusia pada umumnya. Syafa’at yang diberikan oleh Nabi Muhammad itu antara lain berupa penyegeraan hisab di alam mahsyar, memasukkan orang ke dalam surga tanpa dihisab lebih dahulu, meringankan siksaan orang yang kekal dalam neraka, membatalkan orang masuk neraka bagi orang yang pada mulanya berhak masuk neraka dan lain-lain.24 Ketika manusia menjalani hari perhitungan, ada salah seorang hamba Allah yang diberi peran untuk memberikan syafa’at kepada manusia. Hamba Allah yang dimaksud yaitu Nabi Muhammad SAW. Maksud dari syafa’at itu
ialah
memohonkan kepada Allah untuk kebaikan para manusia di akherat. Syafa’at ini termasuk dalam golongan doa yang mustajab(dikabulkan). Di antaranya ada yang disebut syafa’at uzhma (agung) dan ini hanyalah khusus bagi junjungan Nabi besar Muhammad SAW. sendiri. Syafa’at uzhma yang beliau lakukan itu nanti ialah memohonkan kepada Allah SWT. agar segera diadakan putusan dan penetapan antara seluruh makhluk, agar mereka itu dapat beristirahat dari kesengsaraan dan kesukaran yang diderita di Padang Mahsyar, tempat mereka berhenti dan 24
Wawancara dengan Agung Susilo (Pembantu Umum Majlis Tafsir AlQuran Cabang Semarang ) 5 Mei 2015 di Semarang
59
berkumpul. Allah SWT. akan mengabulkan permohonan Nabi Muhammad SAW. untuk sedemikian ini.25 Namun dalam pandangan MTA syafa’at sebenarnya sudah diberikan Allah pada umat manusia di dunia ini dalam bentuk syafa’at bimbingan atau syafa’at qiyadah. Syafa’at ini berkaitan dengan kepengikutan orang mukallaf dan bimbingan para Nabi serta petunjuk-petunjuk Al-Qur’an yang terealisasikan dalam lingkungan duniawi yang hasilnya dalam kehidupan ukhrawi. Ikatan-ikatan maknawiyyah yang terjalin antara masing-masing individu di dunia, berubah menjadi bentuk yang kasat mata di akherat. Ketika seseorang tertentu menjadi sebab bagi diperolehnya petunjuk oleh orang lain, maka hubungan qiyadah (bimbingan) dan teladan yang baik yang terjadi di antara keduanya akan menjadi nyata di akherat. Orang yang memberi petunjuk adalah teladan dan imam, sedangkan yang diberi petunjuk menjadi pengikut dan makmum. 26 Al-Qur’an dan riwayat memberikan kesaksian atas makna ini, antara lain firman Allah yang berbunyi:
25
Wawancara dengan Purwanto (sekertaris Majlis Tafsir AlQuran Cabang Semarang ) 5 Mei 2015 di Semarang 26
Wawancara dengan Drs. Medi, (Ketua Majlis Tafsir AlQuran Cabang Semarang ) 5 Mei 2015 di Semarang
60
“ “Dan berilah peringatan dengan apa yang diwahyukan itu kepada orangorang yang takut akan dihimpunkan kepada Tuhannya (pada hari kiamat), sedang bagi mereka tidak ada seorang pelindung dan pemberi syafaat pun selain daripada Allah agar mereka bertaqwa (QS. Al-An’am: 5) Tidak diragukan lagi bahwa lingkungan tempat berlakunya syafa’at jenis ini adalah kehidupan duniawi. Ajaran-ajaran para Nabi dan bimbingannya yang bijaksana, serta petunjuk-petunjuk Al-Qur’an dan lain-lain, hanya bisa direalisasikan dalam kehidupan dunia ini, sekalipun hasilnya akan terlihat dalam kehidupan akhirat. Jadi, barangsiapa yang beramal dengan bimbingan Al-Qur’an dan menjadikan kitab suci tersebut sebagai imanya dalam kehidupan duniawi ini, niscaya Al-Qur’an akan membimbingnya menuju surga pada kehidupan akhirat nanti. Dalam Al-Qur’an surah Al-Baqarah 123 juga dijelaskan
“Dan jagalah dirimu dari (azab) hari (kiamat, yang pada hari itu) seseorang tidak dapat membela orang lain, walau sedikitpun; dan (begitu pula) tidak diterima syafa'at dan tebusan dari padanya, dan tidaklah mereka akan ditolong”.(Q.S. AlBaqoroh 123).
61
Juga dalam hadits Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Mas’ud sebagai berikut :
ُ ﻗَﺎ َل َﻋﺒْﺪ:
":
“Telah menceritakan kepada kami ishaq bin ibrohim ad-dabari, dari Abdurrozaq dari at-tsauri dari abu ishaq dan yang lainnya dari abdurrohman bin yazid bin Qais An-nakh’iy ia berkata telah berkata Abdullah bin Mas’ud Al-Qur’an adalah pemberi syafa’at yang diterima syafa’atnya dan pembela yang dibenarkan. Baran siapa yang menjadikanna sebagai imam (tuntunan) maka ia akan menuntunya kesurga dan barang siapa yang menjadikannya dibaelakangna (diabaikan) maka ia akan menggiringnya keneraka ( diriwayatkan oleh Ath-thabarany dalam Alkabir no. 8655 shahih dengan penguatnya.” Jadi jelas dari ayat di atas
Syafa’at yang akan diberikan nabi
Muhammad bukan di akhirat tapi syafa’at tersebut sudah diberikan di dunia berupa petunjuk dalam Al-Qur’an, Karna Al-Qur’an adalah penolong bagi yang mengikuti dan pembela yang dibenarkan jadi dalam paham kami tidak mengharapkan syafa’at Nabi Muammad diakhirat nanti, inilah yang disebut syafa’at Qiyadiyah.27
27
Wawancara dengan Purwanto (Sekertaris Majlis Tafsir AlQuran Cabang Semarang ) 5 Mei 2015 di Semarang
62
Syafa’at ini berkaitan dengan kepengikutan orang mukallaf dan bimbingan para Nabi serta petunjuk-petunjuk Al-Qur’an yang terealisasikan dalam lingkungan duniawi yang hasilnya dalam kehidupan ukhrawi.Ikatanikatan maknawiyyah yang terjalin antara masing-masing individu di dunia, berubah menjadi bentuk yang kasat mata di akherat. Ketika seseorang tertentu menjadi sebab bagi diperolehnya petunjuk oleh orang lain, maka hubungan qiyadah (bimbingan) dan teladan yang baik yang terjadi di antara keduanya akan menjadi nyata di akherat. Orang yang memberi petunjuk adalah teladan dan imam, sedangkan yang diberi petunjuk menjadi pengikut dan makmum.28 Al-Qur’an dan riwayat memberikan kesaksian atas makna ini, antara lain firman Allah yang berbunyi:
“ “Dan berilah peringatan dengan apa yang diwahyukan itu kepada orangorang yang takut akan dihimpunkan kepada Tuhannya (pada hari kiamat), sedang bagi mereka tidak ada seorang pelindung dan pemberi syafaat pun selain daripada Allah agar mereka bertaqwa (QS. Al-An’am: 5) Tidak diragukan lagi bahwa lingkungan tempat berlakunya syafa’at jenis ini adalah kehidupan duniawi. Ajaran-ajaran para Nabi dan
28
Wawancara dengan Drs. Medi, (Ketua Majlis Tafsir AlQuran Cabang Semarang ) 5 Mei 2015 di Semarang
63
bimbingannya yang bijaksana, serta petunjuk-petunjuk Al-Qur’an dan lainlain, hanya bisa direalisasikan dalam kehidupan dunia ini, sekalipun hasilnya akan terlihat dalam kehidupan akhirat. Jadi, barangsiapa yang beramal dengan bimbingan Al-Qur’an dan menjadikan kitab suci tersebut sebagai imamnya dalam kehidupan duniawi ini, niscaya Al-Qur’an akan membimbingnya menuju surga pada kehidupan akhirat nanti. Sebagaimana yang dijelaskan dalam Al-Qur’an sebagai berikut
“Dan jagalah dirimu dari (azab) hari (kiamat, yang pada hari itu) seseorang tidak dapat membela orang lain, walau sedikitpun; dan (begitu pula) tidak diterima syafa'at dan tebusan dari padanya, dan tidaklah mereka akan ditolong”.(Q.S. Al-Baqoroh 123). Dari ayat tersebut sudah jelas diterangkan maka bahwa tidak ada pembela dari orang lain walau sedikit pun dan juga tidak ada syafaat yang diterima dan tidak ada pertolongan karena syafa’at itu sendiri sudah diturunkan kepada umat manusia berupa petunjuk Al-Qur’an. .29
29
Wawancara dengan Drs. Sukardi (Ketua Majlis Tafsir AlQuran Cabang Semarang ) 5 Mei 2015 di Semarang
64
5. Manfaat Turunnya Syafa’at Jika diantara oang kafir ada yang ringan kekafirannya disebabkan pembelaan Rosulullah SAW, maka syafa’at itu membantu meringankan siksanya bukan membebaskannya secara keseluruhan sebagai mana dijelaskan dalam hadits shohih Muslim dari Abbas bin Abdul Mutholib30
ﻗﺎل ﻟﻠﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﷲ ﻋﻠﯿﮫ: ﻋﻦ اﻟﻌﺒﺎس ﺑﻦ ﻋﺒﺪ اﻟﻤﻄﻠﺐ رﺿﻲ ﷲ ﻋﻨﮫ )ھﻮ: ﻓﺈﻧﮫ ﻛﺎن ﯾﺤﻮطﻚ وﯾﻐﻀﺐ ﻟﻚ؟ ﻗﺎل، ﻣﺎ أﻏﻨﯿﺖ ﻋﻦ ﻋﻤﻚ: وﺳﻠﻢ .( وﻟﻮﻻ أﻧﺎ ﻟﻜﺎن ﻓﻲ اﻟﺪرك اﻷﺳﻔﻞ ﻣﻦ اﻟﻨﺎر،ﻓﻲ ﺿﺤﻀﺎح ﻣﻦ ﻧﺎر “Dari Al-‘Abbaas bin ‘Abdil-Muthallib radliyallaahu ‘anhu, ia berkata kepada Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam : “Apakah engaku bisa memberikan sesuatu kepada pamanmu (Abu Thaalib). Sesungguhnya ia dulu telah melindungimu dan marah untukmu”. Beliau bersabda : “Ia berada di pinggir neraka. Seandainya saja bukan karena aku (syafa’atku), niscaya ia berada di dalam kerak neraka paling dalam” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhariy no. 3883 & 6208 & 6572, Muslim no. 209, dan yang lainnya]”.
Demikian pula do’a Rosullullah SAW. berguna bagi mereka agar tidak dipercepat siksanya didunia sebagaimana beliau pernah membuktikan hal ini diriwayatkan bahwa Roulullah SAW pernah dipukuli kaumnya beliau malah berdoa ya Allah ampunilah kaumku karena meraka tidak tahu. Dari ini mereka tidak dipercepat siksanya oleh Allah didunia
30
Wawancara dengan Purwanto (Sekertaris Majlis Tafsir AlQuran Cabang Semarang ) 5 Mei 2015 di Semarang
65
“Dan
kalau Sekiranya Allah menyiksa manusia disebabkan usahanya, niscaya Dia tidak akan meninggalkan di atas permukaan bumi suatu mahluk yang melatapunakan tetapi Allah menangguhkan (penyiksaan) mereka, sampai waktu yang tertentu; Maka apabila datang ajal mereka, Maka Sesungguhnya Allah adalah Maha melihat (keadaan) hamba-hamba-Nya.” (Q.S.AlFathir ayat 45) Demikian pula beliau pernah berdoa untuk beberapa orang kafir agar
mendapat hidayah dan rizqi, maka Allah mengabulkan doa beliau. Misalnya doa beliau untuk Ummu Hurairah hingga ia diberi hidayah oleh Allah SWT. Kemudian untuk suku Dauz, beliau berdoa ya Allah turunkanlah hidayah pada suku Daus. Allah pun menurunkan hidayah pada mereka. Demikan halnya Abu Daud meriwayatkan bahwa Rosullullah SAW pernah memintakan hujan untuk sebagian orang musrik. beliaupun mengabulkan doa mereka, ini merupakan kebaikan beliau yang menyebabkan hati mereka lembut sebagai mana beliau pernah melembutkan mereka dengan cara lain. Seluruh umat islam sepakat bahwa Rosullah SAW. paling tinggi kedudukannya disisi Allah SAWT. Tak ada makhlauk lain yang lebih tinggi dari kedudukan beliau dan tidak ada syafa’at yang lebih besar dari syafa’atnya akan tetapi doa para nabi berikut syafaat mereka tidak akan meyamai keimanan dan ketaatan atas mereka, sebab iman dan
66
taat itu secara mutlak menjamin keselamatan dunia dan akhirat dari siksa neraka maka setiap orang yang mati dalam keadaan iman dan taat kepada Allah dan Rosulnya niscaya ia termasuk golongan yang selamat dari siksa neraka, sedang yang ingkar kepada Allah dan Rosulnya niscaya ia termasuk penghuni neraka31
31
Wawancara dengan Purwanto (Sekertaris Majlis Tafsir AlQuran Cabang Semarang ) 5 Mei 2015 di Semarang