BAB III KONSEP MENUMBUHKAN MINAT MEMBACA KEPADA ANAK SEJAK USIA DINI DAN PERKEMBANGANNYA (MENURUT DWI SUNAR PRASETYONO)
A. Karya-Karya Dwi Sunar Prasetyono Beliau merupakan salah satu pengarang buku yang produktif hal ini ditandai dengan banyaknya buku-buku karya beliau, yaitu antara lain:1 1. Bank Soal TPA Terkini, buku ini menjelaskan tentang pemahaman Tes Potensi Akademik (TPA) yang dilengkapi dengan soal-soal latihan yang lengkap. 2. Biarkan Anakmu Bermain, berisi tentang seluk-beluk psikologi bermain anak dan bagaimana cara mengarahkan dan merencanakannya 3. Bimbingan Persiapan dan Perawatan Kehamilan, buku ini berisi segala hal yang harus diketahui pasutri dalam menjaga dan merawat kehamilannya, mulai dari minggu pertama hingga menjelang kelahiran. 4. Cerdas Psikotes, Tes Bakat, Tes IQ dan Tes Gamma, berisi tentang selukbeluk psikotes beserta varian materi, metode, dan pendukungnya. 5. Kiat Jitu Menghadapi TPA, berisi tentang kiat-kiat praktis untuk menaklukkan segala masalah yang paling sering dialami oleh para peserta ujian Tes Potensi Akademik (TPA).
1
www.bukabuku.com/search/index/1?searchtype=author&searchtext=Dwi%20Sunar%20Pr asetyono
35
36
6. Buku Pintar TOEIC, Buku Pintar TOEIC ini merupakan panduan seuper lengkap, efektif, dan praktis bagi siapa pun yang ingin belajar TOEIC. 7. Cepat Mahir Matematika untuk SD Kelas VI, buku ini merupakan intisari rumus dan soal latihan matematika untuk SD kelas VI. Disusun dengan sistematika yang mudah, bahasan yang terang dan sederhana, dan latihan yang intensif, maka dapat dipastikan anak-anak akan bisa berkembang dengan pesat dalam menguasai mata pelajaran matematika. Itulah beberapa karya-karya beliau dan masih banyak lagi yang penulis tidak mungkin untuk menyebutkan satu persatu diantarnya adalah Hidup Plus! Prinsip Plus!, Buku Majas Lengkap dan 3000 Pribahasa, Buku Pintar Asi Eksklusif, Cara Instan Pintar Lobi dan Negosiasi dan lain sebagainya.
B. Menumbuhkan Minat Membaca pada Anak Sejak Usia Dini Membina kebiasaan yang baik bukan hanya penting untuk anak, melainkan juga untuk semua orang. Membina kebiasaan baik tidaklah mudah. Kebiasaan baik ini harus dibina sedini mungkin, sejak kecil. 2 Termasuk membiasakan membaca pada anak sangatlah penting bagi keberhasilan anakanak kelak saat dewasa nantinya. Membaca harus dikenalkan sejak dini pada anak-anak, terutama sebelum masuk sekolah, dikarenakan membaca merupakan ketrampilan yang
2
Yose Rizal Kaswati, Harapan Orang Tua terhadap Anak, (Bandung: CV. Pustaka Karya, 2001), hlm. 179.
37
diupayakan, sehingga anak-anak harus dibiasakan dengan aktivitas tersebut. 3 Menumbuhkan minat membaca kepada anak agar menjadi suatu kebiasaan yang positif bukanlah persoalan yang mudah. Perlu beberapa strategi agar anak menjadi gemar membaca, sebagaimana dijelaskan oleh Dwi Sunar Prasetyono bahwa cara menumbuhkan minat membaca pada anak sejak usia dini yaitu: 1. Bermain Sambil Membaca Beliau menjelaskan bahwa memberikan sebuah buku bergambar kepada anak, sangat baik untuk melipatgandakan rentang perhatiannya. Akan tetapi, sudahkan kita memberikan bahan yang dua kali lebih menarik untuknya? Inilah persoalan yang sebenarnya. Seharusnya, kita berpikiran bahwa perhatian anak tergantung pada banyaknya gambar yang diberikan kepadanya. Kita justru lebih percaya bahwa anak tidak mampu memperhatikan gambar dengan lama. Ada satu keinginan dari orang tua yang justru menghambat upaya menumbuhkan minat membaca, yakni menyediakan sejumlah buku yang berkaitan dengan pelajaran di sekolah. Padahal, bagi anak itu sendiri, membaca adalah kegiatan yang tidak ada bedanya dengan mempelajari materi pelajaran di sekolah. Akan tetapi, kita telah mengabaikan sisi lainnya. Membaca juga bisa menjadi kegemaran yang paling menyenangkan. Anak-anak mempunyai alasan tersendiri untuk tidak suka membaca. Mereka menganggap membaca layaknya belajar di sekolah atau anak takut diejek
3
Amal Abdussalam Al-Khalili, Mengembangkan Kreativitas Anak, (Jakarta: Pustaka AlKautsar, 2005), hlm. 131.
38
sebagai kutu buku oleh teman-temannya. Alasan ini harus segera ditepis dan anak diberi pengertian bahwa membaca merupakan salah satu sarana untuk menambah pengetahuan selain yang diajarkan di sekolah. Sekolah adalah tempat untuk belajar. Tidak semua anak yang berada di sekolah itu belajar dan tidak semua proses belajar terjadi di sekolah. Bermain juga penting bagi si anak untuk belajar bersosialisasi, tetapi menghabiskan waktu dengan membaca lebih penting daripada sekadar bermain. Memang tidak ada seorang anak yang secara khusus ingin belajar membaca kalau dia tidak mengetahui kegunaan membaca. Akan tetapi, semua anak ingin menyerap informasi yang ada di sekeliling mereka. Membaca adalah salah satu cara untuk mendapatkannya. Oleh karena itu, tidak ada cara yang lebih ampuh selain merangsang minat membaca pada anak dengan cara bermain. 4 Jadi jelaslah dalam menumbuhkan minat baca pada anak yang pertama dimulai dari buku bergambar yang dijadikan ajang sebagai permainan sehingga anak akan menyukainya karena selain belajar juga sambil bermain. 2. Menggugah Minat Membaca Minat ditandai dengan rasa suka dan terikat pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruhnya. Artinya, harus ada kerelaan dari seseorang untuk melakukan sesuatu yang disukai. Seseorang yang memiliki minat terhadap subjek tertentu akan cenderung untuk 4
Dwi Sunar Prasetyono, Rahasia Mengajarkan Gemar Membaca pada Anak Sejak Usia Dini, (Yogyakarta: Think, 2008), hlm. 48–50.
39
memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subjek tersebut. Minat adalah kecenderungan jiwa (afektif) dan perhatian seseorang terhadap suatu hal, sehingga seseorang menjadi termotivasi dan tumbuh rasa senangnya terhadap hal tersebut.5 Mendapat perhatian diperlukan lebih dulu jika anak sudah mulai menyadari manfaat membaca buku. Kemudian, dengan adanya komunikasi akan terdapat kesempatan untuk menciptakan minat membaca pada anak dan untuk dipertahankan berpengaruh baik Memperoleh
seterusnya. Menimbulkan keinginan akan
terhadap proses
menuju
apresiasi
dan sikap.
perlakuan terjadi dari tahap percobaan,keputusan,dan
kebiasaan yang sulit ditinggalkan. Perlu diketahui bahwa orang tua dan tenaga pendidik tidak hanya berhubungan dengan beberapa anak saja, tetapi meliputi seluruh aspek. Di samping itu, masing-masing anak sebagai sarana utama mempunyai perilaku yang berbeda-beda. Ada anak yang sudah memiliki buku bacaan, tetapi belum berminat, dan sebagainya. Oleh karena itu, kegiatan menumbuhkan minat yang dilakukan oleh orang tua dan tenaga pendidik juga harus dibedakan. 3. Manfaat dan Tujuan Membaca Membaca
merupakan proses
komunikasi.
Di dalam
kata
“membaca” terdapat aktivitas atau proses penangkapan dan pemahaman sejumlah pesan (informasi) dalam bentuk tulisan. Jadi, membaca adalah
5
Ibid., hlm. 53–54.
40
kegiatan otak untuk mencerna dan memahami serta memaknai simbolsimbol. Aktivitas membaca telah merangsang otak untuk melakukan olah piker memahami makna yang terkandung dalam rangkaian simbol-simbol (tulisan). Semakin sering seseorang membaca maka semakin tertantang sesorang untuk terus berpikir terhadap apa yang mereka telah baca. 6 Membaca buku bukan hanya sekedar membaca, tetapi aktivitas ini mempunyai tujuan, yaitu untuk mendapatkan sejumlah informasi baru. Di balik aktivitas membaca, terdapat tujuan yang lebih spesifik, yakni sebagai kesenangan, meningkatkan pengetahuan, dan untuk dapat melakukan suatu pekerjaan. Berikut ini adalah beberapa penjelasan dari tujuan aktivitas membaca: a. Membaca sebagai suatu kesenangan tidak melibatkan proses pemikiran yang rumit. Aktivitas ini biasanya dilakukan untuk mengisi waktu senggang. Aktivitas yang termasuk dalam kategori ini adalah membaca novel, surat kabar, majalah, atau komik. b. Membaca untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan, seperti membaca buku pelajaran atau buku ilmiah. c. Membaca untuk dapat melakukan suatu pekerjaan atau profesi. Misalnya, membaca buku keterampilan teknis yang praktis atau buku pengetahuan umum (ilmiah populer). Oleh karena itu, orang tua, guru dan pembimbing perlu membentuk kebiasaan membaca pada dirinya sendiri terlebih dahulu, sehingga siswa
6
Ibid., hlm. 57.
41
atau anak dapat mengikuti kebiasaan dan kegemaran tersebut. Hal ini berarti keluarga menjadi pengembang utama dari minat membaca pada anak. Guru, orang tua, atau pembimbinga adalah sebagai motivator dari langkah ini. Adanya perpustakaan keluarga akan semakin berdampak positif terhadap timbulnya tradisi membaca ini. Minat membaca akan berkembang dengan baik bila melibatkan berbagai pihak secara bersama-sama, selaras dan tidak berjalan sendirisendiri. Kita akan menjadi naif bila lingkungan di luar rumah terus menerus dijadikan kambing hitam rendahnya minat membaca. Sebaliknya, tugas orang tua akan semakin terasa berat bila lingkungan di luar lebih familiar dengan membaca. Kita tidak mungkin mengurung anak kita terus menerus di kamarnya. Jadi, masing-masing pihak yang terkait harus merasa terpanggil, mempunyai kepentingan untuk turut bertanggung jawab, serta mengambil langkah-langkah kongkret untuk mengembangkannya. Tugas berat yang diemban tenaga pendidik adalah mengajarkan anak didiknya agar mampu membaca dengan baik. Akan tetapi, hal yang lebih penting adalah usaha dengan baik dan anak tetap menjaga dan memelihara kebiasaan membaca ini. 7 4. Permainan Kreatif yang Dapat Merangsang Minat Membaca Pada Anak Menumbuhkan minat membaca pada anak salah satunya adalah dengan menyediakan bahan bacaan. Dorongan, rangsangan, serta sikap
7
Ibid., hlm. 59–61.
42
keluarga merupakan faktor yang sangat menentukan keberhasilan tugas perkembangan. Selain bahan bacaan yang digunakan sebagai sarana pertumbuhan minat membaca, terdapat beberapa jenis permainan yang dapat merangsang minat membaca pada anak. Tentunya jenis permainan telah mengalami modifikasi yang bertujuan tidak hanya sekedar bermain, tetapi juga dapat memperlancar kemampuan membaca. Beberapa permainan tersebut antara lain: a. Permainan Wisata Permainan wisata merupakan modifikasi dari jenis permainan monopoli. Dalam permainan monopoli, anak dididik untuk bersikap kompetitif, hemat, dan konglomerasi (mengembangkan usaha dengan membeli atau menjual petak-petak yang tersedia). b. Kartu Kuartet Perminan ini hanya bisa dimainkan oleh anak yang bisa membaca. Anak yang tidak bisa membaca sulit untuk diajak bermain permainan ini. Permainan akan lebih menarik bila anak kecil yang belum bisa membaca diajak ikut bermain. Oleh karena itu, perlu dilakukan langkah kreatif untuk memodifikasi jenis permainan ini agar anak usia balita bisa ikut menikmati kegembiraan dalam permainan ini. Misalnya, dengan mengubah motif gambar sesuai dengan imajinatif anak usia balita. c. Permainan Ular Tangga
43
Peraminan ini kurang merangsang anak untuk aktif membaca. Kebanyakan permainan ini hanya mengikuti perintah naik (berupa gambar tangga) dan perintah turun (berupa gambar ular) yang tertera pada petak-petak. Bila beberapa petak diberi tulisan atau perintah lain yang harus dibaca, maka permainan ini akan semakin tambah seru. Anak
akan
merasa
lebih
gembira
mengikuti permainan
ini
dibandingkan dengan bermain ular tanggal model kuno yang monoton. d. Permainan Ludo Jenis permainan ini kurang menarik dan tidak kreatif karenapemain hanya melangkah untuk mengikuti perintah dari jumlah atau nilai lemparan dadu. Kemampuan berbahasa dalam permainan ini tidak menonjol dan pemain lebih banyak diam. Padahal, bila tujuannya untuk meningkatkan kemampuan bahasa khususnya belajar membaca, makan permainan ini akan semakin bertambah seru bila pada beberapa petak diberi perintah atau petunjuk ke mana si pemain harus melangkah. Misalnya, ada beberapa petak yang member petunjuk agar pemain maju lima atau mundur enam langkah, atau berhenti satu putaran.8 Berdasarkan penjelasan Dwi Sunar Prasetyono di atas bahwa minat dapat ditumbuhkan dengan beberapa cara yang bisa dilakukan agar anak menjadi terbiasa serta memiliki minat membaca sejak usia dini.
8
Ibid., hlm. 61–64.
44
C. Perkembangan Minat Anak Perkembangan adalah perubahan mental yang berlangsung secra bertahap dan dalam waktu tertentu, dari kemampuan yang sederhana menjadi kemampuan yang lebih sulit, misalnya kecerdasan, sikap, tingkah laku, dan sebagainya. 9 Perkembangan sesuai dengan prinsip orthogenetis, yaitu perkembangan berlangsung dari keadaan global dan kurang berdiferensiasi sampai pada keadaan diferensiasi, arikulasi, dan inegrasi meningkat secara bertahap. 10 Secara garis besar pertumbuhan dan perkembangan pada anak dapat dikelompokkan menjadi empat yaitu: perkembangan intelektual (intellectual development), perkembangan fisik (physical development), perkembangan sosial-emosional
(social-emotional
development),
dan
perkembangan
kemampuan anak dalam berkomunikasi untuk mengekspresikan keinginannya (language development).11 Dwi Sunar Prasetyono menjelaskan bahwa perkembangan berlangsung terus menerus sepanjang hidup seseorang. Perkembangan itu berlangsung secara bertahap. Setiap tahap terdiri atas beberapa periode umur tertentu. Dalam setiap periode, perkembangan tertentu akan memunculkan suatu kemampuan tingkah laku tertentu. Setiap Anak yang berada dalam periode perkembangan, akan memperoleh kemampuan bertingkah laku yang sesuai dengan ciri-ciri khas kemampuan bertingkah laku pada periode itu.
9
Imas Kurniasih, Pendidikan Usia Dini, (Edukasia: 2009), hlm. 13. Enung Fatimah, Psikologi Perkembangan (Perkembangan Peserta Didik), (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2006), hlm. 43. 11 Imas Kurniasih, op.cit.,hlm. 14. 10
45
Kemampuan bertingkah laku yang seharusnya dicapai oleh anak pada periode perkembangan tertentu disebut dengan tugas perkembangan. Tugas perkembangan pada masa bayi dan masa awal kanak-kanak tidak sama dengan tugas perkembangan di akhir masa kanak-kanak. Tugas perkembangan pokok pada masa awal kanak-kanak antara lain adalah belajar berbicara, belajar mengembangkan kemampuan motorik, persiapan untuk menerima pengenalan simbol-simbol, dan membaca. Tugas perkembangan masa akhir kanak-kanak antara lain adalah belajar kecakapan fisik yang diperlukan untuk permainan yang umum, membangun sikap yang sesuai dengan tahap pertumbuhan fisik, belajar menyesuaikan diri dengan teman sebaya, mengembangkan ketrampilan dasar untuk menulis, membaca, dan berhitung.12 Berdasarkan penjelasan di atas maka jelaslah bahwa setiap tugas dan perkembangan anak disesuaikan dengan periode tertentu berdasarkan perkembangan fisik maupun psikis anak-anak yang sedang tumbuh dan berkembang. 1. Perkembangan Minat Membaca pada Anak Dwi Sunar Prasetyo mejelaskan ciri-ciri pertumbuhan dan perkembangan minat membaca anak yang didasarkan pada pendapat Hurlock yaitu sebagai berikut: a. Minat Tumbuh Bersama dengan Perkembangan Fisik dan Mental Sejalan dengan pertumbuhan dan perkembangan fisik dan mental, minat anak di semua bidang juga ikut tumbuh. Pertumbuhan 12
Dwi Sunar Prasetyono, op.cit., hlm. 66–67.
46
dan perkembangan fisik dan mental yang tidak berjalan normal akan mempengaruhi minat anak terhadap sesuatu. Sebaliknya semakin baik pertumbuhan dan perkembangan fisik dan mental seorang anak maka semakin berkmebang pula minat anak. b. Minat Tergantung pada Kesiapan Belajar Kesiapan dan kematan anak, menumbuhkan minat pada anak untuk diajak belajar membaca. c. Minat Tergantung pada Kesempatan Belajar Kesempatan merupakan hal yang krusial dan tidak bisa dikesampingkan bila orang tua menginginkan minat anak berkembang dengan baik. Keluarga sebagai faktor pendukung tumbuh dan berkembangnya minat anak harus memberi kesempatan, memberi perhatian, serta menyediakan sarana dan prasarana. d. Pengaruh Budaya Budaya membaca di tengah keluarga dapat merangsang anak untuk ikut membaca. Dukungan berbagai pihak serta tersedianya sarana dan prasarana turut merangsang perkembangan minat membaca pada anak. Jadi, sebelum budaya membaca itu terbentuk dalam masyarakat, terlebih dahulu ciptakan budaya membaca di tengah keluarga. e. Minat Berkaitan dengan Emosional Minat berkaitan dengan faktor emosi anak. Hal ini berarti asepk afektif dari minat akan menentukan minat. Bila aktivitas membaca
47
menimbulkan perasaan senang atau asyik, maka hal ini akan menambah kekuatan minat membaca pad diri seorang anak. 13 Maka berdasarkan tugas dan perkembangan anak maka orang tua mempersiapkan diri untuk mengajarkan anak membaca. Oleh karena itu, sejak lahir, orang tua harus dapat mengajarkan hal-hal yang mengarahkan anak untuk belajar membaca dan memahamkan kepada anak tentang pentingnya membaca. 2. Cara-Cara Menemukan Minat Anak Minat
menjadi
suatu
landasan
penting
untuk
mencapai
keberhasilan suatu pekerjaan karena dengan adanya minat seseorang menjadi termotivasi dan tertarik untuk melakukan sesuatu yang disenanginya.14 Maka sebelum mengetahui minat anak agar bisa menanamkan gemar membaca dalam dirinya perlu menemukan terlebih dahulu adanya minat dalam diri anak. Berkaitan dengan hal ini Dwi Sunar Prasetyono mengatakan ada beberapa cara dalam menemukan minat membaca pada anak untuk mengembangkan menjadi minat membaca yaitu sebagai berikut: 15 a. Mengamati Kesukaan Mengamati apa yang disukai dan tidak disukai pada anak, dapat menggugah atau mengarahkan anak agar mau membaca. Selain memberikan mainan pada anak, orang tua juga harus memberikan
13 14
Ibid., hlm. 71–73. Elly Damaiwati, Karena Buku Senikmat Susu, (Surakarta: Afra Publishing, 2007), hlm.
38. 15
Dwi Sunar Prasetyono, op.cit., hlm. 73–76.
48
buku yang berkaitan dengan mainan tersebut. Pada dasarnya, setiap anak senang bermain-main dengan buku, suka mengamati isi buku, dan suka mengoleksi buku. Hal ini merupakan langkah awal yang baik pada anak untuk mengenal dan menyukai buku. b. Bermain Tanya Jawab Bila anak terus-menerus bertanya pada suatu hal, maka minatnya pada hal tersebut lebih besar daripada minatnya pada hal yang tidak pernah dipertanykan. Orang tua sering merasa jengkel menghadapi serentetan pertanyaan yang diajukan oleh anak. Anak yang berminat membaca, biasanya ingin mengetahui isi buku dengan bertanya pada orang di sekitarnya. Bermin tebak-tebakan adalah salah satu cara yang dapat menumbuhkan minat membaca pada anak. c. Melibatkan Anak pada Setiap Pembicaraan Kita sering menghardik anak kecil ketika ia menyela pembicaraan orang dewasa. Perlakuan ini sering membuat anak menjadi kecewa karena hal yang ingin disampaikan anak tidak mendapat tanggapan. Padahal, bila kita menyadari bahwa hal yang diutarakannya itu akan memberikan petunjuk kepada kita tentang minat dan kekuatan minat seorang anak. Orang tua bisa mengajak anak untuk berdiskusi. Misalnya, ketika anak telah selesai membaca sebuah buku, ajaklah untuk berdiskusi tentang buku yang dibacanya tersebut.
49
d. Bahan Bacaan yang Disukai Anak Berikan kebebasan kepada anak untuk memilih bahan bacaan yang disukai. Bila anak membaca buku yang sesuai dengan keinginannya, maka akan menambah minatnya. e. Tindakan Mencoret-Coret Anak kecil suka mecoret-coret untuk menuangkan imajinasi dalam bentuk apa pun secara spontan. Seberapa sering mereka mengulangnya, akan memberi petunjuk tentang minat mereka terhadap sesuatu. Mereka biasanya terobsesi dari apa yang telah dilihat dari sebuah bahan bacaan. Dengan demikian, secara spontan mereka telah mencoret-coret sesuatu yang tidak jauh dari apa yang ada dalam benaknya. f. Keinginan Keinginan yang kuat dengan menunjukkan sesuatu kepada orang tua akan memberi petunjuk bahwa anak berminat terhadap hal tersebut. Anak yang suka membaca biasanya sering mengungkapkan sesuatu dengan buku. Misalnya, anak ingin dibelikan sesuatu yang pernah dilihatnya dalam sebuah buku bacaan anak, seperti mobilmobilan atau boneka. Dapat ditegaskan berdasarkan pendapat Sunar Dwi Prasetyono bahwa minat bisa diketahui sejak dini berdasarkan tanda-tanda yang ada pada diri anak itu sendiri. Maka orang tualah yang berperan penting dalam menemukan tanda-tanda minat dalam diri anak sehingga bisa menentukan bentuk penanaman kebiasaan lewat pendidikan keluarga sejak dini.
50
D. Metode Pendidikan Keluarga terhadap Anak dalam Menumbuhkan Minat Membaca Metode adalah suatu cara yang harus dilalui untuk menyajikan bahan pelajaran agar tercapai tujuan pengajaran. 16 Metode sangat berpengaruh terhadap hasil dan tujuan yang diharapkan. Termasuk keluarga dalam menerapkan metode untuk pendidikan anaknya harus sesuai dengan kondisi yang ada agar hasilnya dapat maksimal. Keluarga berperan sangat penting dalam mengawal keberhasilan anakanaknya, karena keluargalah lingkungan yang pertama dan utama sebagai tempat tumbuh kembangnya anak. Di samping itu, keluarga juga menjadi sumber munculnya perasaan aman, karena orang-orang yang ada di sekitarnya biasanya mampu memberikan perlindungan secara tulus. 17 Kesukaan atau ketidaksukaan anak pada suatu hal tak dapat dilepaskan dari bagaimana keadaan keluarga dan lingkungan tempat ia berada sehari-hari. 18 Berkaitan dengan pentingnya keluarga maka Dwi Sunar Prasetyono mengatakan bahwa keluarga juga harus mendorong dan merangsang perkembangan berpikir anak dengan cara memberikan kesempatan bagi anak untuk merealisasikan ide-idenya dan menghargai ide-idenya. Selain itu, orang tua dapat memuaskan dorongan keingintahuan anak dengan menyediakan berbagai sarana, seperti bahan bacaan atau alat-alat ketrampilan.
16
H.M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2002), hlm. 65. Elly Damaiwati, op.cit., hlm. 78. 18 Triani Retno, Quantum Reading For Kids, Agar Anak Gila Baca, (Depok: Luxima Metro Media, 2010), hlm. 176. 17
51
Beliau
menjelaskan
bahwa
keluarga
sangat
penting
dalam
menanamkan anaknya untuk menyenangi buku adapun caranya adalah sebagai berikut: 1. Menciptakan lingkungan yang menyenangkan. 2. Memperkenalkan bahan bacaan baru yang berkualitas dan sehat. 3. Mengajak anak membaca dengan memilih waktu yang tepat. 4. Memberi kesempatan kepada anak untuk merespon buku, mendiskusikan hasil bacaan, serta memberi bimbingan kepada anak dalam memahami bacaan. Adapun beliau juga berpendapat bahwa metode pendidikan keluarga terhadap anak, secara garis besar memiliki tiga kecenderungan, yaitu: 1. Prinsip Otoriter (authoritarian) Prinsip pengajaran otoriter adalah bahwa orang tua mempunyai hak penuh untuk menentukan segala hal yang menyangkut anaknya. Anak diposisikan sebagai penerima dan anak tidak diberi hak untuk memilah atau menentukan dirinya sendiri. Pendidikan keluarga yang otoriter ini, akan mempengaruhi anak. Anak merasa tidak disukai dalam keluarga, terlbih bagi anak yang kurang cerdas. Jika pendidikan yang diterapkan dalam keluarga terlalu kaku dan cenderung otoriter, maka minat membaca pada anak tidak bisa berkembang baik. Hal ini merupakan kerugian besar bagi pendidikan anak. Meskipun orang tua menekankan atau menuntut anak untuk membaca,
52
tidak akan membuahkan hasil yang baik karena dilakukan dengan terpaksa. 2. Prinsip Demokratis (Authoritative) Prinsip demokratis dalam pendidikan keluarga adalah masingmasing pihak mempunyai hak yang sama dan harus dihormati. Sikap orang tua demikian tidak memaksakan atau menuntut sesuatu yang lebih kepada anaknya. Anak yang dibesarkan pada keluarga demokratis biasanya menunjukkan sifat mandiri, kreatif, dan memiliki kepercayaan diri yang tinggi dalam menyelesaikan setiap pekerjaan atau masalah. Keluarga yang demokratis lebih berhasil dalam mengembangkan minat membaca pada anak. Anak diberi kebebasan untuk memilih bahan bacaan yang disukainya. Orang tua biasanya hanya memberi batasan tentang bahan bacaan yang dipilihnya. Orang tua mengambil posisi sebagai pendorong dan perangsang berkembangnya minat membaca. 3. Prinsip Permisif Pada pendidikan keluarga yang berpola prinsip permisif, orang tua lebih terbuka lagi. Anak diberi kebebasan untuk memilih apa yang diinginkan. Orang tua tidak banyak campur tangan atau menutup mata terhadap apa yang dilakukan anak. Orang tua seakan-akan tidak mempunyai kewajiban utnuk mengontrol anaknya. Sikap permisif orang tua akan memanjakan anak. Hal ini akan membentuk anak menjadi egois dan menuntut perhatian lebih dari orang lain, sehingga penyesuaian anak
53
menjadi kurang baik. Anak tidak disukai dalam pergaulan dengan temantemannya. Beliau menegaskan bahwa minat membaca akan tumbuh dan berkembang baik, bila lingkungan keluarga mendukung. Orang tua mempuanyai kewajiban merangsang anak agar bisa membaca. Selain itu, orang tua harus menanamkan kepada anak agar menyenangi aktivitas membaca. Hal lain yang bisa mengundang minat membaca pada anak adalah keterlibatan orang tua secara langsung serta sikap orang tua yang memberi contoh langsung kepada anaknya. Dengan kata lain, ketika orang tua berusaha untuk mengembangkan minat membaca pada anak, maka orang tua hendaknya melakukan aktivitas yang sama, sehingga apa yang dicontohkannya itu bisa menjadi pemicu bagi aktivitas anaknya. Pada akhirnya, akan terbentuk iklim atau suasana bagi berkembangnya minat membaca di keluarga, sehingga budaya membaca dalam keluarga terbentuk.19
E. Hubungan
Antara
Pengenalan
Buku
Sejak
Usia
Dini
dengan
Pertumbuhan Minat Baca Anak Pendidik pertama dan utama bagi anak adalah orang tua. Mereka bertanggung jawab penuh atas kemajuan dan perkembangan anak, karena sukses tidaknya anak sangat bergantung pada pengasuhan, perhatian, dan pendidikannya. Kesuksesan anak merupakan cermin atas kesuksesan orang tua
19
Dwi Sunar Prasetyono, loc.cit., hlm. 91–100.
54
juga. 20 Maka peran orang tua termasuk keluarga di dalamnya sangatlah penting untuk menentukan dan mengembangkan bakat yang ada di dalam anak termasuk dalam mendidik dan pembelajaran berupa pengenalan buku sejak dini. Keluarga menjadi lingkungan pertama bagi anak untuk berkenalan dengan buku. Peranan kedua orang tua sangat besar dalam menanamkan rasa cinta anak pada buku. Proses ini dapat dimulai sejak usia dini. Meskipun anak belum bisa membaca, tetapi orang tua bisa mengajarkan membaca dan tentunya mencintai buku. Kemampuan dan kemauan membaca serta mencintai buku sangat penting ditanamkan pada anak sejak usia dini. Pada anak usia 2 sampai 3 tahun, keingintahuan anak mengenai segala hal yang ada disekitarnya sangatlah besar. Bila orang tua mendekatkan, mengenalkan, membacakan buku, mengajarkan membaca sejak awal, hal ini dapat merangsang kecerdasan anak. Anak terdorong untuk belajar. Apalagi bila didukung oleh keterlibatan orang tua dengan memberikan suasana yang hangat, tentunya akan membuat kesan yang menyenangkan terhadap buku dan aktivitas membaca. Dengan demikian, pengenalan buku pada anak sendiri mungkin menjadi hal yang sangat penting untuk merangsang kecerdasan anak dan menjadikan buku sebagai sahabat setia yang menyenangkan. Bahkan sebetulnya, anak berumur 2 – 3 tahun, tetapi orang tua dapat mengenalkan
20
Yose Rizal Kaswati, Harapan Orang Tua terhadap Anak, (Bandung: CV. Pustaka Karya, 2001), hlm. 14.
55
lebih awal lagi yakni ketika anak masih bayi bahkan semenjak masih dalam kadungan. 21 Maka pendidikan usia dini sangat penting karena masa usia dini merupakan periode emas bagi perkembangan anak di mana 50% perkembangan kecerdasan terjadi pada tahun 0 – 4 tahun, 30% berikutnya hingga usia 8 tahun. Periode emas ini sekaligus periode kritis bagi anak di mana perkembangan yang didapatkan pada periode ini sangat berpengaruh terhadap perkembangan pada periode berikutnya hingga masa dewasanya. 22 Hurlock mengatakan bahwa lima tahun pertama dalam kandungan anak merupakan peletak dasar bagi perkembangan selanjutnya. Anak yang mengalami masa bahagia berarti terpenuhinya segala kebutuhan fisik maupun psikis di awal perkembangannya diramalkan akan dapat melaksanakan tugastugas perkembangan selanjutnya. Piaget juga mengatakan bahwa untuk meningkatkan perkembangan mental anak ke tahap yang lebih tinggi dapat dilakukan dengan memperkaya pengalaman anak terutama pengalaman kongkrit, karena dasar perkembangan mental adalah melalui pengalamanpengalaman aktif dengan menggunakan benda-benda disekitarnya. 23 Berkaitan dengan minat membaca pada anak bahwa kesiapan membaca pada anak ditentutkan oleh faktor lingkungan dan lingkungan yang pertama dan utama adalah lingkungan rumah. Dalam hal ini, orang tualah yang paling banyak berperan. Oleh karena itu, lingkungan rumah dapat
21
Elly Damaiwati, loc.cit., hlm. 136–137. Imas Kurniasih, op.cit., hlm. 11. 23 http://failashofagmail.wordpress.com/2011/06/01/pengenalan-matematika-anak-usiadini/. (1 Juni 2011). Diakses, 28 Januari 2012. 22
56
menjadi faktor stimulus bagi kesiapan membaca. Bila orang tua mampu memacu, memberi stimulus, memberi perhatian, melakukan pendekatanpendekatan pada anak, mendukung kemampuan belajarnya sejak dini, maka anak pun akan mempunyai kesiapan membaca sejak usia dini. 24 Maka berdasarkan penjelasan di atas jelaslah bahwa hubungan pengenalan buku sejak usia dini dengan minat membaca anak sangat berkaitan karena dengan mengenalkan buku sejak usia dini akan menjadikan anak minat membaca sampai dewasa. Penanaman sejak usia dini sangat penting dan juga menjadikan modal bagi keberhasilan anak pada masa-masa selanjutnya.
24
Elly Damaiwati, loc.cit., hlm. 55.