39
BAB III IMPLEMENTASI PENGAWASAN KUA KECAMATAN NGALIYAN TERHADAP PENGELOLA BENDA WAKAF
A. Sekilas Tentang Kecamatan Ngaliyan 1. Letak Geografis Kecamatan Ngaliyan merupakan salah satu dari 16 kecamatan yang berada di wailayah Kota Semarang, terletak 48 m di atas permukaan air laut dengan suhu maksimum dan minimum berkisar antara 330C dan 180C dengan dataran sampai perbukitan. Adapun batas-batas wilayah Kecamatan Ngaliyan adalah sebagai berikut : a. Sebelah utara
: Kecamatan Tugu
b. Sebelah timur
: Kecamatan Semarang Barat
c. Sebelah selatan : Kecamatan Mijen d. Sebelah barat : Kecamatan Tugu Kecamatan Ngaliyan memilki luas 4.140 ha. Luas wilayah tersebut berupa tanah sawah 324 ha., tanah kering 1.397 ha., tanah keperluan fasilitas umum 23 ha., tanah hutan 706 ha., dan tanah perkebunan 2 ha. Pembagian wilayah administrasi Kecamatan Ngaliyan terdiri dari 10 kelurahan. Adapun data global dari masing-masing kelurahan adalah sebagai berikut :1
1
Sumber data dari Monografi Kecamatan Ngaliyan, tanggal 6 Desember 2005.
39
40
No
Nama Kelurahan
Luas
Jml. Wil
(Ha)
RW
RT
Penduduk Lk
Pr
Jml
1
Gondoriyo
371
5
21
1258 1209
2467
2
Podorejo
1105
8
33
2534 2568
5102
3
Beringin
268
9
70
4595 4616
9211
4
Purwoyoso
135
13
82
7848 7457 15305
5
Kalipancur
125
11
95
3704 7442 14746
6
Banban Kerep
322
4
27
1938 1914
7
Ngaliyan
527
12
77
5379 5976 11355
8
Tambak Aji
383
15
93
8695 8433 17128
9
Wonosari
323
14
98
7205 6954 14159
10
Wates
581
3
19
1567 1535
3852
3102
2. Kependudukan Dalam hal kependudukan, khususnya untuk mengetahui klasifikasi penduduk yang menetap di Kecamatan Ngaliyan, penulis akan menyajikan data kependudukan dalam bentuk klas, sehingga akan mudah dalam memahaminya. Adapun jumlah penduduk menurut jenis kelamin adalah sebagai berikut : a. Jumlah penduduk laki-laki adalah 48.353 orang b. Jumlah penduduk perempuan adalah 48.104 orang
41
Dari data tersebut di atas, penduduk Kecamatan Ngaliyan lebih didominasi oleh orang laki-laki dan data yang ada di Kantor Kecamatan Ngaliyan jumlah Kepala Keluarga (KK) sebanyak 22.184 KK (Kepala Keluarga).
3. Jumlah Tempat Ibadah Pada tempat peribadatan di Kecamatan Ngaliyan didominasi oleh tempat-tempat ibadah umat Islam, karena mayoritas penduduknya beragama Islam. Dari laporan di Kantor Kecamatan Ngaliyan jumlah masing-masing tempat ibadah, yaitu : -
Untuk masjid sebanyak 76 buah
-
Mushala 144 buah
-
Gereja 10 buah dan
-
Kuil 1 unit bangunan
4. Tinjauan Adat Istiadat Menurut hasil pengamatan dan wawancara kepada tokoh masyarakat di Kecamatan Ngaliyan, bahwa masih banyak adat istiadat yang mengikuti kebiasaan nenek moyang yang tetap dilaksanakan serta dilestarikan secara turun temurun. Adapun adat istiadat yang berkembang di masyarakat Kecamatan Ngaliyan adalah sebagai berikut : 1) Kondangan, yaitu upacara yang dilaksanakan oleh seseorang dalam peringatan hari-hari istimewa yang diadakan oleh salah seorang anggota masyarakat
42
2) Upacara tingkeban bayi, yaitu selamatan bayi yang masih di dalam kandungan yang masih berusia tujuh bulan agar bayi itu lahir dengan selamat 3) Upacara mendirikan rumah, adalah upacara dalam rangka mendirikan rumah dengan menggunakan sesaji padi, kelapa, jagung dan lain-lain. 4) Upacara pendakan, yaitu upacara untuk memperingati hari kematian seseorang yang diisi dengan acara bacaan yasin, tahlil dan membaca al-Qur’an.2
5. Tinjauan Keagamaan Masyarakat Kecamatan Ngaliyan apabila ditinjau dari aspek kepemelukan terhadap agama, mayoritas masyarakatnya beragama Islam. Di samping itu, sarana tempat untuk beribadah yang ada di Kecamatan Ngaliyan sampai saat ini masih terus berkembang dengan pesat. Adapun kegiatan-kegiatan yang bernuansa keagamaan di Kecamatan Ngaliyan antara lain : a. Pengajian rutin, yaitu pengajian yang diadakan secara rutin seminggu sekali dan sebulan sekali; b. Pengajian umum, yaitu pengajian untuk mensyiarkan agama Islam, baik dilaksanakan oleh kelompok masyarakat atau pun yang dilaksanakan secara pribadi. Dlam pengajian umum ini, biasanya
2
2005.
Wawancara dengan Bapak Bimun, Kelurahan Tambak Aji pada tanggal 20 Desember
43
dilaksanakan pada saat peringatan hari-hari besar agama, seperti peringtatan Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW., hari kelahiran Nabi Muhammad SAW, hari Nuzulul Qur’an, halal bi halal dan juga peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia (HUT RI).3 c. Berjanjen, yaitu kegiatan yang di dalamnya dibacakan sejarah Rasulullah SAW secara lengkap berupa syair bahasa Arab yang biasa dilaksanakan pada malam Senin, seperti pada saat kelahiran beliau atau dilaksanakan mulai tanggal 1 Rabiul Awal sampai dengan tanggal 12 Rabiul Awal. d. Pengajian ruwahan, yaitu pengajian yang dilaksanakan oleh masyarakat dalam rangka memperingati leluhur atau keluarga yang udah meninggal dunia dengan tujuan untuk mendoakan agar arwahnya dapat diterima di sisi Allah SWT dan dapat diterima segala amal perbuatan yang baik semasa hidupnya. Dan masih banyak kegiatan-kegiatan yang bernuansa keislaman lainnya.4
B. Sejarah Berdirinya KUA Kecamatan Ngaliyan Semarang Pada awalnya Kecamatan Ngaliyan adalah nama sebuah kelurahan yang berada di wilayah Kecamatan Tugu. Akan tetapi setelah adanya Keputusan Pemerintah Kota Semarang tentang adanya perluasan wilayah kecamatan di Kota Semarang, maka Kelurahan Ngaliyan diresmikan menjadi sebuah kecamatan dan bukan lagi berbentuk kelurahan.
3 4
Wawancara dengan Bapak Agus Kelurahan Ngaliyan tanggal 25 Desember 2005. Wawancara dengan Bapak Said Kelurahan Tambak Aji pada tanggal 20 Agustus 2005.
44
Setiap kecamatan yang baru, maka harus ada badan hukum dan keagamaan yang meliputi Koramil, Polsek, Kantor Catatan Sipil dan Kantor Urusan Agama. Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Ngaliyan didirikan pada tahun 1994 oleh masyarakat atas perintah dari Menteri Agama.5 Cara pembentukan Kantor Urusan Agama (KUA) adalah sebagai berikut : 1. Pembentukan Kantor Urusan Agama di suatu kecamatan ditetapkan oleh Menteri Agama setelah terlebih dahulu mendapatkan persetujuan tertulis dari Menteri yang bertanggung jawab di bidang pendayagunaan aparatur negara. 2. pembentukan Kantor Urusan Agama kecamatan dilakukan menurut keperluan dengan memperhatikan jumlah pemeluk agama Islam yang harus dilayani.
C. Kedudukan, Tugas dan Fungsi Kantor Urusan Agama Kecamatan Ngaliyan Kedudukan, tugas dan fungsi Kantor Urusan Agama Kecamatan Ngaliyan mengacu kepada peraturan pemerintah, yaitu Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 517 Tahun 2001, yaitu tertuang dalam Pasal 1, 2, dan 3. 1. Kedudukan KUA diatur dalam Pasal 1 “Kantor Urusan Agama Kecamatan berkedudukan di wilayah kecamatan bertanggung jawab kepada Kepala Kantor Departemen Agama Kabupaten/Kota yang dikoordinasi oleh Kepala Seksi Urusan Agama Islam/Bimas Islam/Bimas dan Kelembagaan Agama Islam” 5
2006.
Wawancara dengan Bapak Bambang di KUA Kecamatan Ngaliyan, tanggal 18 Pebruari
45
2. Tugas KUA diatur dalam Pasal 2, yaitu : “Kantoir Urusan Agama mempunyai tugas menyelesaikan sebagian tugas Kantor Departemen Agama Kabupaten/Kota di bidang Urusan Agama Islam dalam wilayah Kecamatan”.6 3. Fungsi KUA diatur dalam Pasal 3, yaitu : “Dalam melaksanakan tugas sebagian dimaksud dalam Pasla 2, Kantor Urusan Agama Kecamatan menyelenggarakan fungsi sebagai berikut : a. Menyelenggarakan statistik dan dokumentasi b. Menyelenggarakan surat menyurat, kearsipan, pengetikan dan rumah tangga Kantor Urusan Agama Kecamatan c. Melaksanakan pencatatan nikah dan rujuk, mengurus dan membina masjid, zakat, wakaf, baitul mal dan ibadah sosial, kependudukan dan pengembangan keluarga sakinah sesuai dengan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Direktorat Bimbingan Masyarakat Islam dan penyelenggara haji berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku”.
D. Struktur Organisasi Kantor Urusan Agama Kecamatan Ngaliyan Semarang Sebagaimana umumnya suatu badan atau instansi pemerintah, maka KUA Kecamatan Ngaliyan juga memiliki struktur organisasi. Struktur organisasi adalah suatu kerangka yang menunjukkan hubungan antar personal dalam menyelesaikan tugas organisasi guna mencapai tujuan yang ditetapkan.7 Struktur organisasi KUA Kecamatan Ngaliyan menganut sistem garis/lini, yaitu dari atasan langsung kebawahan. Organisasi bentuk garis ini hanya mengenal satu perintah saja. Sehingga setiap pekerjaan dalam 6 7
hlm., 6.
Departemen Agama, Pedoman Pejabat Urusan Agama Islam, Jakarta : 2004, hlm., 346. Jusuf Udayah, Teori Organisasi, Struktur, Desain dan Aplikasi, Jakarta : Arcan, 1994,
46
organisasi garis hanya mengenai satu pimpinan saja, yang langsung memegang wewenang dan memikul tanggung jawab penuh mengenai segala yang termasuk bidang kerja dari satuannya.8 Adapun struktur organisasi KUA Kecamatan Ngaliyan adalah sebagai berikut : a. Kepala KUA Kecamatan Ngaliyan Yaitu Bapak Drs. Suparno. Beliau sebagai Ke[ala Kantor Urusan Agama Kecamatan Ngaliyan yang mempunyai tugas sebagai berikut : 1) Bertanggung jawab terhadap keseluruhan pelaksanaan yang menjadi tugas dan fungsi KUA 2) Mengadakan rapat yang dilaksanakan satu bulan sekali 3) Mengadakan pemeriksaan tentang pernikahan dan perwakafan 4) Menerima laporan tentang pernikahan dan perwakafan9 b. Penghulu 1 Yaitu Bapak Darojat, S.Ag., yang mempunyai tugas sebagai berikut : 1) Memeriksa kembali tentang persyaratan nikah 2) Mencatat akad nikah dalam buku Akta Nikah c. Penghulu 2 Yaitu Bapak Drs. Isnadiyun, yang mempunyai fungsi membantu tugas dari penghulu 1.
8
Wawancara dengan Bapak Suparmo di KUA Kecamatan Ngaliyan tanggal 10 Januari
2006. 9
Wawancara dengan Bapak Suparno, Kepala KUA Kecamatan Ngaliyan tanggal 21 Januari 2006.
47
d. Staf KUA Kecamatan Ngaliyan 1) Dra. Fatimah, sebagai staf pernikahan yang bertugas : a) Melayani calon mempelai yang akan mendaftarkan persyaratan nikah b) Mencatat pendaftaran nikah c) Memindah arsip pendaftaran nikah ke dalam buku besar10 2) Dra. Ida Farhah, sebagai staf bagian wakaf, yang bertugas : a) Membuat formulir wakaf b) Mencatat wakif dan nadzir c) Mengecek sertifikat tanah yang akan diwakafkan 3) Bambang dan Kusnanto sebagai staf bagian administrasi yang mempunyai tugas : a) Menulis semua laporan kegiatan yang ada di KUA Kecamatan Ngaliyan b) Memberikan
laporan
kepada
Kepala
KUA
Kecamatan
Ngaliyan c) Memberi informasi kepada masyarakat d) Melayani masyarakat yang berkepentingan11
10 11
2006
Wawancara dengan Ibu Fatimah di KUA Kecamatan Ngaliyan tanggal 5 Januari 2006 Wawancara dengan Bapak Bambang di KUA Kecamatan Ngaliyan tanggal 7 Januari
48
E. Perwakafan di Kecamatan Ngaliyan Perwakafan di Kecamatan Ngaliyan pada dasarnya adalah tanah milik yang masih layak dimanfaatkan, misalkan dimanfaatkan sebagai perkebunan, persawahan, tempat ibadah, sekolah, panti asuhan dan lainlain. 12 Melihat dari banyaknya tanah wakaf di Kecamatan Ngaliyan, kebanyakan dipergunakan untuk tempat-tempat ibadah, yaitu masjid dan mushala. Jumlah tanah wakaf yang ada di Kecamatan Ngaliyan sebenarnya banyak, akan tetapi yang terpantau oleh KUA Kecamatan Ngaliyan sangat terbatas. Dari data tanah wakaf KUA Kecamatan Ngaliyan sebanyak 169 yang ada di 10 kelurahan. Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat dari data laporan perkembangan sertifikasi tanah wakaf.13 Dari sekian banyaknya tanah wakaf yang ada di Kecamatan Ngaliyan,yang sudah bersertifikat sejumlah 151 bidang, 16 bidang belum bersertifikat, 16 bidang telah diajukan ke Badan Pertanahan Nasional (BPN) dan 1 bidang sudah Akta Ikrar Wakaf (AIW) dan belum diajukan ke BPN. Perwakafan yang ada di Kecamatan Ngaliyan pada dasarnya berupa tanah, kemudian tanah tersebut digunakan sebagai tempat ibadah, panti asuhan, dan pemakaman.
12
Wawancara dengan Bapak Darojat di KUA Kecamatan Ngaliyan tanggal 7 Pebruari
2006 13
Laporan Perkembangan Sertifikasi Tanah Wakaf KUA Bulan Pebruari 2006.
49
50
Berdasarkan tabel di atas, maka jumlah tanah wakaf di Kecamatan Ngaliyan sangat banyak, dengan melihat jumlah yang bersertifikat, maka menunjukkan kesadaran masyarakat atas peraturan dan apabila jumlah tersebut diikrarkan, maka akan mudah dalam hal pengawasannya akan harta wakaf, dan jika ada penyelewenangan atas harta wakaf itu, pihak yang berwenang dapat mengetahui dan dapat mengambil tindakan secara tepat.
F. Pelaksanaan
Pengawasan
Kantor
Urusan
Agama
Kecamatan
Ngaliyan Terhadap Pengelola Benda Wakaf Perwakafan tanah milik di Kecamatan Ngaliyan sudah mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan tahun-tahun yang sebelumnya. Peningkatan ini dikarenakan
tingkat kesadaran masyarakat dalam
memahami manfaat dari mengeluarkan wakaf sudah mulai berkembang. Oleh karena itu, peran KUA sangat penting dalam perwakafan mulai dari membuat Akta Ikrar Wakaf sampai dengan masalah pengawasannya, yaitu pengawasan terhadap pengelola benda wakaf. walaupun perwakafan sudah diatur secara khusus dalam Undang-Undang Perwakafan No. 41 Tahun 2004 tentang Badan wakaf Indonesia, namun KUA masih berfungsi dalam hal ini PPAIW, selama belum terbentuknya BWI. Perwakafan akan berjalan dengan baik apabila nadzir (pengelola benda wakaf) bersungguh-sungguh dalam menjalankan tugasnya sebagai seorang nadzir. Nadzir adalah orang yang memegang amanat dari KUA
51
untuk mengelola, memelihara dan menjaga benda wakaf sesuai dengan tujuan wakaf. Agar tugas dan tanggung jawab nadzir dapat berjalan dengan baik, maka diperlukan instansi yang terkait, dalam hal ini adalah KUA. Pengawasan merupakan hal yang sangat penting. Karena dengan adanya pengawasan terhadap pengelola benda wakaf, perwakafan akan dapat berjalan dengan baik dan terjaga keamanannya. Pengawasan KUA Kecamatan Ngaliyan terhadap pengelola benda wakaf merupakan suatu keharusan untuk dapat dilaksanakan sesuai dengan peraturan yang berlaku, yaitu diatur dalam Kompilasi Hukum Islam (KHI). Namun, pelaksanaan pengawasan terhadap pengelola benda wakaf di Kecamatan Ngaliyan selama ini belum efektif, karena ditemui berbagai hambatan yang berkaitan dengan pelaksanaan pengawasan yang pada umumnya dilakukan oleh KUA itu sendiri.14 Akan tetapi juga ditemui pada pengelola benda wakaf itu sendiri. Oleh karena itu, pihak KUA akan menelusuri kepada pengelola benda wakaf tersebut. Apakah selama ini pengelola wakaf benar-benar telah melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik. Karena apabila pengelola benda wakaf lalai dalam menjalankan tugasnya dapat mengakibatkan persengkatan tanah wakaf, bahkan dapat terjadi tanah wakaf yang bersangkutan hilang.15
14
Wawancara dengan Bapak Agus di Kelurahan Beringin tanggal 11 Januari 2006. Wawancara dengan Bapak Muadzim di KUA Kecamatan Ngaliyan tanggal 20 November 2005. 15
52
Pengawasan yang dilakukan oleh KUA Kecamatan Ngaliyan merupakan program yang menonjol dan diprioritaskan dengan mengingat adanya manfaat yang besar dari pengelolaan benda wakaf. a. Bentuk Pelaksanaan Pengawasan KUA terhadap Pengelola Benda Wakaf Pelaksanaan Kecamatan
pengawasan
Ngaliyan
yang
berbentuk
dilakukan
badan
hukum,
oleh
KUA
di
mana
pelaksanaannya tidak dilakukan secara perorangan, akan tetapi dilakukan secara bersama-sama oleh pejabat yang ada di KUA Kecamatan Ngaliyan, yaitu oleh Kepala KUA dan Kepala Bagian Perwakafan.16 Dalam
menjalankan
tugasnya,
KUA
berhak
untuk
memberhentikan nadzir, apabila nadzir di dalam menjalankan tugasnya tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan, misalnya nadzir dengan sengaja melakukan kelalaian dalam menjalankan tugasnya.
b. Alur Pelaksanaan Pengawasan KUA Kecamatan Ngaliyan Terhadap Pengelola Benda Wakaf Pengawsan terhadap pengelola benda wakaf merupakan keharusan,
sehingga
dengan
adanya
pengawasan
diharapkan
perwakafan di Kecamatan Ngaliyan akan berjalan sesuai dengan tujuan daripada wakaf. Alur atau proses jalannya pengawasan terhadap pengelola benda wakaf adalah sebagai berikut : Kepala KUA 16
2006.
Wawancara dengan Bapak Suparno di KUA Kecamatan Ngaliyan, tanggal 19 Mei
53
membentuk tim pengawas yang melibatkan pegawai di KUA dan tokoh masyarakat atau ulama setempat, kemudian tim pengawas memanggil para nadzir atau pengelola benda wakaf untuk dimintai pertanggungjawabannya yang berupa laporan hasil dari pengelolaan tanah wakaf. Selain itu, tim pengawas juga terjun langsung untuk memantau para pengelola wakaf untuk mengetahui apakah sudah bekerja secara benar dalam mengelola benda wakaf tersebut.17
Kepala KUA
mengawasi
Kepala Bagian Perwakafan
Pengelola benda wakaf/nadzir
c. Hasil yang Dicapai Oleh KUA Kecamatan Ngaliyan dalam Pelaksanaan Pengawasan terhadap Pengelola Benda Wakaf Pengawasan terhadap pengelola benda wakaf merupakan suatu keharusan yang dilaksanakan oleh KUA, karena dengan adanya pengawasan diharapkan benda wakaf yang ada di Kecamatan Ngaliyan benar-benar dimanfaatkan dan terjaga peruntukannya dengan baik. Akan tetapi menurut pengamatan penulis, hasil yang didapat selama ini belum optimal dan belum efektif. Hal ini bisa dilihat dengan adanya sengketa tanah wakaf berupa gugatan dari pihak ahli waris yang terjadi di
Kelurahan
Kalipancur,
Kelurahan
Wates
dan
Kelurahan
Banbankerep. Kemudian, dengan adanya pengakuan dari nadzir bahwa pengawasan yang dilakukan selama ini tidak ada tindak lanjutnya, seperti 17
kurangnya
pembinaan
kepada
para
Observasi di KUA Kecamatan Ngaliyan, tanggal 19 Mei 2006.
nadzir tentang
54
bagaimana caranya mengelola benda wakaf dengan baik dan kurang adanya sosialisasi tentang perwakafan kepada masyarakat.18 Akibat dari lemahnya pengawasan pernah terjadi suatu kasus di Kelurahan Kalipancur, Kelurahan wates, Kelurahan Banban Kerep, yaitu terjadi adanya gugatan atas tanah wakaf yang dilakukan oleh pihak ahli waris wakif yang meminta agar tanah tersebut dikembalikan. Munculnya anggapan pihak ahli waris yang menganggap bahwa tanah tersebut belum diwakafkan itu dikarenakan kurangnya kontrol dari pihak KUA dan pengelola benda wakaf. akan tetapi persengketaan tersebut tidak sampai di bawa ke pengadilan dan hanya melalui jalur musyawarah antara ahli waris dengan KUA dan hasilnya tanah wakaf tersebut tidak jadi ditarik oleh ahli warisnya.19 Oleh karena itu, pengawasan yang dilakukan oleh KUA Kecamatan
Ngaliyan
terhadap
pengelola
benda
wakaf
perlu
ditingkatkan agar hasilnya lebih baik.
G. Tata Cara Pelaksanaan Pengawasan KUA Kecamatan Ngaliyan Terhadap Pengelola Benda Wakaf Persoalan pengawasan merupakan persoalan yang sangat rumit, seperti pengawasan terhadap pengelola benda wakaf. misalnya kita mengetahui dan menyadari bahwa apabila ditinjau dari ketentuan syariat
18 19
Observasi di KUA Kecamatan Ngaliyan, tanggal 18 Mei 2006. Wawancara dengan Bapak Ahmadi, di Kelurahan Wates tanggal 25 Oktober 2005.
55
Islam semata-mata, maka persoalan pengawasan wakaf adalah sangat sederhana, sebab hanya didasari atas dasar saling percaya antara pihak yang terlibat dalam perwakafan. Di satu segi memang hal ini kelihatan mudah. Artinya, tidak ada tata cara yang mengatur tentang pengawasan terhadap pengelola benda wakaf secara mendetail. Dan jika dari sisi lain akibatnya adalah tidak adanya usaha administrasi yang baik. Kebanyakan orang yang mengawasi terhadap pengelola benda wakaf hanya karena sekedar menjalankan tugas sebagai pengawas, tidak secara berkesinambungan, sehingga seringkali terjadi masalah yang muncul yang akan membahayakan benda wakaf tersebut. 1. Tata cara pelaksanaan pengawasan yang dilakukan oleh KUA Kecamatan Ngaliyan terhadap pengelola benda wakaf a. KUA bersama-sama dengan jajarannya mengadakan pengawasan b. Dari pihak KUA mengecek bentuk laporan hasil pengelolaan benda wakaf c. KUA mengumpulkan para nadzir atau pengelola benda wakaf di KUA untuk diberikan penyuluhan dalam bidang perwakafan d. Mengadakan sosialisasi kepada pengelola benda wakaf e. Memantau para nadzir, apakah sudah bekerja dengan baik atau belum20
20
Wawancara dengan bapak Darojat, Bagian Perwakafan, tanggal 18 Mei 2006.
56
Fungsi pengawasan yang dilakukan oleh KUA Kecamatan Ngaliyan terhadap pengelola benda wakaf : a. Agar pengelola benda wakaf bekerja dengan baik dan sungguhsungguh b. Agar benda wakaf benar-benar dimanfaatkan dan dikelola dengan baik c. Agar perwakafan berjalan sesuai dengan syariat Islam d. Agar benda wakaf tidak hilang21 2. Kendala-kendala pelaksanaan pengawasan terhadap pengelola benda wakaf di KUA Kecamatan Ngaliyan Setiap aturan yang ada memang tidak mutlak dapat dilaksanakan secara kesluruhan, kendala-kendala itu pasti ada, baik yang bersumber dari masyarakat itu sendiri maupun dari pejabat KUA yang bersangkutan. Kendala-kendala yang bersumber dari pihak KUA adalah sebagai berikut : a) Kurangnya tenaga yang mampu dalam pelaksanaan pengawasan b) Kurangnya kerjasama dengan masyarakat c) Terbatasnya waktu dalam pelaksanaan pengawasa, karena KUA tidak hanya mengurusi perwakafan, akan tetapi juga mengurusi pernikahan22
21
Wawancara dengan Bapak Isnadiun, Bagian Perwakafan di KUA Kecamatan Ngaliyan tanggal 17 Mei 2006. 22 Wawancara dengan Bapak Supomo Kepala KUA Kecamatan Ngaliyan tanggal 24 Pebruari 2006.
57
Kendala-kendala yang bersumber dari masyarakat (pengelola benda wakaf) adalah : a) Belum mengetahui secara pasti tentang prosedur dalam pengurusan perwakafan b) Keterlambatan dari pengelola benda wakaf dalam membuat laporan hasil perwakafan c) Minimnya waktu untuk menjaga benda wakaf karena pengelola wakaf juga mempunyai tugas lain d) Hilangnya surat-surat wakaf e) Anggapan pengelola wakaf tanpa dijaga dengan benar harta wakaf akan aman-aman saja Kendala di Kecamatan Ngaliyan di Kelurahan Podorejo adalah karena sibuknya pengelola wakaf sehingga kurang maksimal dalam menjalankan tugasnya.23 Menurut keterangan Bapak Abdullah di Kelurahan Wonosari, bahwa selama ini pengawasan yang dilakukan oleh KUA belum efektif, hanya bersifat sementara, artinya belum ada tindak lanjut.24 Langkah-langkah yang dilakukan oleh KUA Kecamatan Ngaliyan dalamkaitannya dengan kendala-kendala dalam pelaksanaan pengawasan terhadap pengelola benda wakaf agar lebih baik ke depannya, adalah :
23 24
Wawancara dengan Bapak Rusdi kelurahan Podorejo tanggal 9 Januari 2006 Wawancara dengan Bapak Abdullah, Kelurahan Wonosari tanggal 12 Januari 2006.
58
a. Mengadakan penyuluhan tentang perwakafan, khususnya mengenai apa yang menjadi tugas dan tanggung jawab pengelolabenda wakaf. b. KUA akan berusaha meningkatkan pengawasan c. KUA akan mengadakan pelatihan tentang sertifikasi tanah wakaf.