BAB II YAKUZA DAN TATO 2.1 Yakuza 2.1.1 Awal Terbentuknya Yakuza Sistem pemerintahan feodal di Jepang dimulai pada zaman Kamakura (1192-1333) dan di akhiri dengan zaman Edo atau Tokugawa (1603-1868). Zaman Edo atau Tokugawa ditandai dengan terjadinya perang Sekigahara (1600) di Jepang yang melibatkan keluarga dari Toyotomi dengan keluarga Tokugawa. Perang Sekigahara terjadi karena perselisihan para daimyo dari kedua keluarga tersebut untuk mewarisi kekuasaan dan kedudukan sebagai shogun yang baru menggantikan Toyotomi Hideyoshi yang meninggal pada tahun 1598. Menurut tradisi, yang berhak mewarisi kedudukan shogun Toyotomi Hideyoshi adalah putranya, yaitu Toyotomi Hideyori. Namun keluarga Tokugawa Ieyasu yang kuat bisa merebut kedudukan sebagai shogun. Hal tersebut meresahkan daimyo Ishida Mitsunari (1560-1600) yang merupakan pendukung Toyotomi Hideyori. Maka Ishida Mitsunari mengumpulkan pengikutnya untuk menjatuhkan Tokugawa Ieyasu sehingga terjadi perang Sakigahara. Perang Sakigahara berhasil dimenangkan keluarga Tokugawa Ieyasu. Daimyo adalah penguasa daerah yang berpenghasilan 10.000 koku per tahun, dan untuk yang berpenghasilan di bawah 10.000 koku per tahun disebut Hatamot, (Situmorang, 1995:43).
Universitas Sumatera Utara
2.1.2 Tekiya (Pedagang) Kemenangan Tokugawa Ieyasu menyebabkan penguasa baru, dan kemudian Tokugawa Ieyasu diangkat sebagai Sei Tai Shogun (Jendral berkuasa penuh) dan mendirikan pemerintahan Bakufu di Edo (Tokyo) tahun 1603, (Totman dalam Situmorang, 1995:20). Kondisi Jepang setelah perang sekigahara belum begitu stabil karena banyak bushi yang tidak bertuan (ronin) berkeliaran di jalan-jalan dan mengganggu masyarakat, karena mereka tidak mempunyai pekerjaan, sedangkan mereka adalah orang-orang yang ahli dalam perang dan bela diri. Keadaan itu menyebabkan para ronin harus beralih profesi dari samurai menjadi pedagang, menjadi guru seni bela diri dan sebagian bekerja di pemerintahan. Namun tidak semua dari mereka yang berhasil dengan profesi barunya dan kemudian menggunakan segala cara untuk bertahan hidup. Para ronin yang gagal dengan profesi barunya tersebut biasanya membentuk kelompokkelompok dalam melakukan segala kegiatannya. Pada saat itu ada kelompok yang terkenal dengan gaya yang eksentrik bernama kabuki mono. Kabuki mono merupakan para ronin yang sering melakukan tindakan yang menyimpang dan berpenampilan eksentrik dengan cara berpakaian dan potongan rambut yang tidak lazim serta selalu membawa pedang panjang kemanapun mereka pergi sebagai alat untuk menakut-nakuti masyarakat pada zaman itu. Oleh karena itu untuk melindungi kota dari ancaman kaum ronin para pedagang dan masyarakat biasa membentuk machi-yokko (satgas kampung). Walaupun mereka kurang terlatih dan kalah jumlah, mereka ternyata bisa menjaga
Universitas Sumatera Utara
daerah mereka dari kaum ronin (kabuki mono).Kaum machi-yokko akhirnya semakin mendapat pujian dari rakyat karena berjasa melindungi kaum miskin yang tak berdaya. Di kalangan rakyat Jepang abad ke 17 kaum machi-yakko di anggap sebagai pahlawan, padahal merekalah cikal bakal terbentuknya Yakuza.Setelah berhasil mengalahkan kaum ronin, anggota dari machi-yokko malah meninggalkan tugas awal mereka dan memilih menjadi preman. Profesi ini di perparah dengan adanya campur tangan dari shogun dalam memelihara dan melindungi para machi-yokko. Pada pertengahan zaman Edo, kelompok ini membentuk dua difisi, yaitu tekiya dan bakuto. Tekiya adalah kelompok orang yang bekerja sebagai pedagang dan menjual barang-barang palsu serta barangbarang hasil curian. Mereka juga bekerja sebagai pihak keamanan dan menarik sejumlah uang dari pedagang lain atas jasa perlindungan.
2.1.3 Bakuto (Pejudi) Sebenarnya kata yakuza berasal dari permainan kartu yang sering di mainkan oleh para ronin yaitu sammai karuta atau tiga kartu, mirip dengan permainan Black Jack. Jenis kartu yang digunakan pada permainan ini adalah Hanafuda.Pada permainan kartu ini setiap pemain akan dibagikan tiga buah kartu. Untuk menentukan menang atau kalah, akan dilihat dari angka terakhir dari total nilai yang diperoleh. Seorang pemain dinyatakan menang jika total nilai yang diperoleh adalah 19 karena angka terakhir adalah 9 yang merupakan nilai tertinggi dari permainan tersebut. Awalnya kaum bakuto (pejudi) disewa oleh shogun untuk berjudi melawan para pegawai konstruksi dan irigasi. Tindakan ini dilakukan agar
Universitas Sumatera Utara
gaji para pegawai konstruksi dan irigasi habis di meja judi dan tenaga mereka bisa disewa dengan harga murah. Yakuza memiliki arti tidak berguna yang menunjuk pada seorang pemain yang kalah dalam permainan judi karena memiliki kartu 8-9-3 atau ya-kuza.Istilah yakuza pada awalnya hanya di tujukan kepada pemain yang kalah dalam permainan kartu, namun maknanya berkembang dan tidak lagi ditujukan kepada seorang pemain saja, tetapi mengacu kepada seluruh orang yang bermain judi dan kepada orang-orang yang melakukan penyimpangan dan menggangu ketentraman masyarakat. Dalam masyarakat Jepang pada masa itu, orang-orang yang berjudi dianggap sebagai pecundang dan tidak berguna, (Inami, 1992:353).
2.1.4 Yakuza Modern Waktu pun berlalu, kaum bakuto dan tekiya menjadi satu identitas sebagai yakuza. Kaum yang asalnya bertugas sebagai pelindung masyarakat dan kini di takuti masyarakat. Para pemimpin Jepang memanfaatkan hal ini untuk mengendalikan masyarakat dan menggerakkan nasionalisme. Yakuza direkrut oleh pemerintah Jepang dalam aksi pendudukan di Manchuria dan Cina oleh Jepang pada tahun 1930-an. Para yakuza dikirim ke daerah tersebut untuk merebut tanah, dan memperoleh hak monopoli sebagai imbalan. Peruntungan para yakuza berubah setelah Jepang menyerang Pearl Harbor. Militer mengambil alih kendali dari tangan yakuza. Para anggota yakuza harus memilih bergabung dalam birokrasi pemerintahan, jadi tentara atau masuk penjara. Dapat dikatakan pada saat itu pamor yakuza menjadi tenggelam.
Universitas Sumatera Utara
Setelah Jepang menyerah, para anggota yakuza kembali ke masyarakat. Muncul seseorang yang berhasil mempersatukan seluruh organisasi yakuza. Orang itu ialah Yoshio Kodame, seseorang mantan prajurit militer dengan pangkat terakhir Admiral Muda (yang dicapainya di usia 34 tahun). Yoshio Kodame berhasil mempersatukan kedua fraksi besar yakuza, yaitu Yamaguchi-gumi yang dipimpin Kazuo Taoka, dan Tosei-kai yang dipimpin Hisayuki Machii. Yakuza pun bertambah besar keanggotaannya, terutama di periode 1958-1963 saat organisasi yakuza diperkirakan memiliki anggota 184.000 orang atau lebih banyak dari pada anggota tentara angkatan darat Jepang saat itu. Yoshio Kodame dinobatkan sebagai goodfather-nya yakuza. Yakuza sangat menyukai nilai-nilai dalam bushido atau kode etik dalam kaum samurai. Layaknya ksatria, yakuza akan membuktikan kejantanan mereka dengan ketabahan dalam menahan rasa sakit, lapar ataupun hukuman penjara. Tak ubahnya samurai, kematian bagi yakuza adalah takdir yang puitis, tragis, sekaligus terhormat. Inti sistem nilai yakuza terletak pada konsep Giri dan Ninjo.Gagasan di balik konsep Giri dan Ninjo mempunyai dampak besar bagi kaum samurai dan terus menanamkan pengaruh kuat dalam masyarakat Jepang secara umum. Secara sederhana, Giri bisa diartikan sebagai kewajiban atau tanggung jawab besar yang sangat berkaitan dengan nilai-nilai tradisional Jepang yang kompleks. Nilai-nilai yang dimaksud mencakup kesetiaan, terima kasih dan utang budi. Bisa dikatakan, Giri adalah kain sosial yang yang mengikat Jepang dengan penerapan yang terpusat pada hal-hal tertentu seperti oyabun dan kobun.
Universitas Sumatera Utara
Ruth Benedict, dalam buku klasiknya tentang kebudayaan Jepang, The Chrysanthemum and the Sword (Pedang Samurai dan Bunga Seruni,1946), mengutip peribahasa kuno: “Giri adalah hal yang paling berat untuk dipikul”, yang mengartikan bahwa kewajiban-kewajiban yang membentang luas, mulai dari rasa terima kasih terhadap kebaikan hingga kewajiban membalas dendam. Makna Ninjo kurang lebih sejajar dengan perasaan atau emosi. Salah satu makna yang terkandung dalam Ninjo adalah kemurahan hati, simpati terhadap kaum yang lemah, tidak berdaya, serta empati kepada orang lain. Ninjo biasanya digunakan sebagai ungkapan penghubung dengan Giri. Friksi yang tercipta dari dua kekuatan kewajiban melawan kasih sayang membentuk tema utama dalam kesusasteraan Jepang. Dengan mengadopsi Giri dan Ninjo, yakuza bisa menaikkan kedudukan mereka dalam masyarakat. Mereka bisa menunjukkan bahwa, layaknya samurai, mereka mampu menggabungkan kasih sayang dan kebaikkan melalui keahlian beladiri. Setelah perang dunia ke-2 terbentuklah difisi ketiga yakuza, yaitu Guretai (tukang pukul bayaran). Mereka menggunakan ancaman dan kekerasan untuk mencapai tujuan mereka. Divisi ini membawa kekerasan terorganisir di Jepang.Mereka menggantikan pedang tradisional dengan senjata api modern. Pada masa militerisasi Jepang sebagian dari mereka ikut ambil bagian dalam dunia politik dan membentuk garis militan ultra nasional atau disebut uyoku. Anggota uyoku adalah orang-orang pemerintahan, pejabat militer dan para anggota dunia bawah yang bertugas mengurus spionase dan pembunuhan politik. Selain itu yakuza memiliki bisnis illegal seperti pachinko, perdagangan ampethamin (termasuk ekstasi), prostitusi, pornografi, pemerasan dan penyelundupan senjata.
Universitas Sumatera Utara
Di tahun 1980-an, yakuza mengembangkan sayap mereka hingga ke Amerika Serikat, dan ikut masuk bisnis legal untuk mencuci uang mereka. Dalam operasinya, yakuza membeli asset di Amerika dan salah satu yang pernah mencuat ke permukaan adalah keterlibatan Prescott Bush, saudara dari presiden George H.W.Bush dan paman dari George W. Bush, dalam asset Management International Financing & Settlements di awal 1990-an. Saat ini oraganisasi yakuza terpecah menjadi beberapa klan besar dan kini ada empat klan terbesar. Klan tersebut adalah Yamaguchi gumi, Sumiyoshi kai, Inagawa kai danAizukotetsu kai. Setiap klan dipimpin oleh goodfather-nya masing masing. Setiap klan memiliki kekuatan yang berbeda-beda karena setiap klan tidak memiliki anggota yang sama. Selain itu setiap klan memiliki lambang atau simbol yang berbeda untuk membedakan asal dari yakuza tersebut. Yamagumi guchi merupakan klanyakuza yang terbesar sekaligus salah satu gangster terkaya di dunia. Klan yakuza ini dipimpin oleh Harukichi Yamaguchi yang memiliki kantor pusat di Kobe. Yakuza ini mengklaim telah berdiri sejak tahun 1915 dan masih aktif hingga sekarang. Yakuza ini memiliki jumlah anggota terbesar dengan jumlah 39.000 orang. Menurut Badan Kepolisian Nasional Jepang, pada tahun 2007 terdapat 20.400 anggota aktif dan 18.600 anggota asosiasi. Yakuza yamagumi guchi memiliki banyak kegiatan kriminal,
meliputi
perdagangan senjata, pembunuhan, penipuan bank, persekongkolan tender, pemerasan,taruhan, pembunuhan kontrak, pemerasan,perdagangan narkoba, perjudian ilegal, pornografi internet, loansharking, penipuan mail, pengaturan pertandingan, pencucian uang, penipuan hipotek, pembunuhan, prostitusi, pemerasan, penipuan sekuritas, penipuan kawatdan infiltrasi bisnis yang sah.
Universitas Sumatera Utara
Yakuza yamagumi guchi juga aktif dalam kegiatan sosial di Jepang, hal ini terbukti dalam upaya bantuan besar-besaran untuk korban gempa di Kobe, mereka membantu dengan distribusi makanan dan persediaannya. Bantuan ini sangat penting bagi penduduk Kobe, karena dukungan resmi tidak konsisten dan kacau selama beberapa hari. Selain itu yakuza ini juga terlibat dalam membantu korban gempa Tohoku 2011 dan tsunami dengan membuka kantornya untuk umum dan dengan mengirimkan pasokan ke daerah yang terkena gempa dan tsunami.
Lambang Yakuza KlanYamaguchi gumi. (http://en.wikipedia.org/wiki/Yamaguchi-gumi)
Sumiyoshikai (住吉会) atau sering disebut dengan Sumiyoshi Rengo (住 吉連合) adalah kelompok yakuza terbesar kedua di Jepang dengan perkiraan anggota 20.000 orang. Sumiyoshikai adalah konfederasi geng kecil yang di pimpin oleh Shigeo Nishiguchi. Kelompok ini memiliki sejarah yang kompleks, dengan banyak perubahan nama sepanjang jalan. Yakuzaini didirikan pada tahun 1958 oleh Minatokai (港会) dan Shigesaku Abe yang merupakan Socho ke 3 (総 長)sebagai pemimpin tertinggi dari SumiyoshiIkka. Yoshimitsu Sekigami yang Socho 4 dari SumiyoshiIkka menamainya ke Sumiyoshi kai. Itu menerima kontrol kekuasaan dan dilanjutkan dalam 1965 hingga sekarang.
Universitas Sumatera Utara
Lambang dari yakuza Klan Sumiyoshi Kai (http://en.wikipedia.org/wiki/Sumiyoshi-kai)
Inagawa kai ( 稲 川 会 ) Adalah klan yakuza yang terbesar ketiga di Jepang, jumlah anggota yakuza ini 15.000 anggota . Hal ini didasarkan di wilayah Kanto, dan merupakan salah satu organisasi yakuza pertama yang mulaiberoperasi di luar negeri.Inagawa kai didirikan di Atami dan Shizuoka pada tahun 1949 sebagai Inagawagumi (稲川組) oleh Kakuji Inagawa.Inagawagumi berganti nama menjadi
Inagawakai
pada
tahun
1972
Setelah
Kakuji
Inagawa
meninggal.Sebagian besar anggotanya diambil dari bakuto (penjudi tradisional), dan perjudian ilegal telah lama menjadi sumber penghasilan utama yakuza ini. Hal ini juga diperluas ke bidang-bidang seperti perdagangan narkoba, pemerasan, danprostitusi . Yakuza ini juga memiliki jiwa sosial yang tinggi. Hal ini terbukti dalam berbagai aksi kemanusiaan seperti gempa dan tsunami Tohoku pada tahun 2011. Mereka mengirimkan 100 ton pasokan makanan, termasuk ramen instan, tauge, popok kertas, baterai, senter, teh dan air minum, untuk wilayah Tohoku.
Universitas Sumatera Utara
Lambang dari yakuza Klan Inagawa Kai (wikipedia.org/wiki/Inagawa-kai 24)
Aizukotetsu kai ( 五 代 目 会 津 小 鉄 会 ) atau sering disebut Godaime Aizukotetsu kai. Kadang-kadang ditulis Aizu Kotetsukai atau Aizu Kotetsu kai, adalah organisasi yakuza terbesar keempat di Jepang dan berbasis di Kyoto.Aizukotetsu kai adalah sebuah federasi dari sekitar 100 kelompok yakuza Kyoto, yang terdiri dari sekitar 7.000 anggota.Pada tahun 1992 Aizukotetsu kai menjadi
salah
satu
sindikat
yakuza
pertama
dibawah
undang-undang
antiboryokudan Jepang, yang memberikan polisi kekuasaan diperluas untuk menindak yakuza.
Lambang dari yakuza Klan Aizukotetsu kai (http://organihealth.wix.com/yakuza#!families)
Universitas Sumatera Utara
2.1.5 Struktur Yakuza Struktur yakuza setelah perang dunia II terlihat semakin jelas dan rapi, ini dapat dibuktikan dengan adanya kerjasama yang baik dan rapi sesama anggota yakuza. Selain itu organisasi yakuza pada saat ini telah memiliki beberapa jabatan layaknya pemerintahan sendiri. Pada setiap organisasi yakuza, setidaknya terdiri dari unit terkecil yaitu oyabun dan kobun. Oyabun memiliki penasehat (saiko komon), saiko komon terdiri dari pengacara, akuntan dan sekretaris. Dibawah oyabun terdapat wakagashira, yaitu orang nomor dua setelah oyabun tetapi tidak memilki kekuasaan. Wakagashira adalah atasan dari wakashu atau yang lebih dikenal dengan kobun, dan tugas dari wakagashira ini adalah menjadi penghubung antara oyabun dengan kobun-kobun-nya. Selain itu terdapat juga shatei gashira, yang merupakan orang nomor tiga di dalam organisasi yakuza. Shatei gashira merupakan pemimpin dari para anggota yakuza yang masih junior. Sebelum bertindak, setiap anggota yakuza terlebih dahulu menunggu perintah dari oyabun, dan tidak akan bertindak sesuka hati tanpa adanya perintah dari oyabun. Setiap organisasi yakuza memiliki peraturan-peraturan sendiri yang wajib dipatuhi dan dijalankan oleh anggotanya. Oyabun memegang kekuasan penuh untuk mengatur jalannya organisasi, termasuk wewenang untuk menghukum anggota yang melanggar peraturan yang sudah ditetapkan organisasi. Jika seorang oyabun memiliki banyak kobun yang mendirikan ikka-nya sendiri, dan kobun tersebut menjadi oyabun di ikka yang baru didirikannya tersebut, maka oyabun tersebut akan disebut sebagai socho (presiden), yang
Universitas Sumatera Utara
menunjukan bahwa ia merupakan pimpinan tertinggi dari sebuah organisasi kompleks yang membawahi banyak unit semi independent, dikatakan semi independent karena ikka yang baru terbentuk merupakan cabang dari ikka yang didirikan pertama kali oleh oyabun, namun ikka baru tersebut berhak menjalankan kegiatannya sendiri tetapi tetap berada dibawah perlindungan ikka inti. Pada saat ini, semakin banyak organisasi-organisasi yakuza baru yang bermunculan, ini disebabkan karena banyak yang menilai menjadi anggota yakuza merupakan cara yang gampang untuk dapat memproleh uang, meskipun harus berhadapan dengan resiko yang besar. Selain itu banyak terjadi pertikaianpertikaian dan selisih paham yang mengakibatkan terjadinya perpecahan di organisasi yakuza, sehingga tidak jarang seorang anggota keluar dari satu oraganisasi dan mendirikan organisasinya sendiri dan menjadioyabundi organisasi yang baru didirikannya tersebut.
2.1.6 Yubitsume (Potong Jari) Di dalam organisasi yakuza terdapat satu tradisi permohonan maaf kepadaoyabun (orang tua) karena melakukan suatu kesalahan yang disebut yubitsume. Yubitsume adalah pemotongan salah satu ruas jari dan dikirimkan kepadaoyabun (orang tua). Ada banyak alasan pemotongan jari ini dilakukan, seperti memperkosa, tidak melakukan kewajiban dengan baik, memalukan keluarganya, menyebabkan anggota keluarga lain tertangkap atau terbunuh maka dia yang melakukan kesalahan akan menggunakan pisau yang sangat tajam untuk
Universitas Sumatera Utara
memotong ruas jarinya dan mempersembahkannya kepada oyabun (orang tua) dengan membungkusnya menggunakan kain berwarna putih. Jari yang pertama sekali dipotong adalah jari kelingking, berikutnya jari kelingking tangan yang satunya. Lalu menuju ke jari manis, begitu seterusnya kalau dia melakukan kesalahan. Bakuto (orang tua) biasanya memaafkan kesalahan yang tidak terlalu besar, tetapi jika tingkat kesalahannya terlalu besar seperti menghianati keluarga, maka tidak ada lagi yang bisa membantunya selain dengan cepat di eksekusi mati. Kebiasaan ini berasal dari kelompok bakuto. Jika pejudi tidak bisa membayar hutang, maka dia akan memotong jari kelingkingnya, yang mengakibatkan lemahnya menggenggam samurai atau pedang. Dilain sisi juga menyebabkan beberapa masalah buat dirinya sendiri, karena orang yang jarinya di potong salalu gampang untuk diawasi dan ditangkap polisi.
2.1.7 Kode dan Bahasa Rahasia Pada saat sesama anggota yakuza bertemu, mereka memiliki kebiasaan untuk saling memperkenalkan identitas mereka masing-masing. Jika yang bertemu adalah oyabun dari suatu organisasi dengan kobun dari organisasi lain, maka tata cara hirarki dapat dengan mudah dilakukan. Misalnya pada saat memperkenalkan diri masing-masing, oyabun mengidentitaskan dirinya dengan cara menunjukkan ibu jarinya, sedangkan kobun akan menyembunyikan ibu jarinya dan menunjukan jari kelingkingnya yang menandakan bahwa dia merupakan kobun yang masih muda.
Universitas Sumatera Utara
Selain itu, organisasi yakuza juga memiliki bahasa rahasia yang dikembangkan dan hanya diketahui artinya oleh sesama anggota yakuza itu sendiri, gunanya agar rahasia dari organisasi tidak mengalir hingga ke luar organisasi (Lebra, 1974:54). 1. Membalikkan penggalan kata dari belakang ke depan, seperti: Takusan menjadi santaku artinya banyak, Yaku menjadi kuya artinya tidak beruntung, Tabi menjadi bita artinya perjalanan. 2. Memenggal sebagian huruf dari satu kata, seperti: Keisatsu menjadi satsu berarti Polisi, Shobai menjadi bai berarti Pasar.
2.2 Tato 2.2.1 Sejarah Tato Tato adalah salah satu simbol tertua yang digunakan oleh berbagai sukusuku kuno dan memiliki arti penting. Secara etimologis, simbol (symbol) berasal dari kata Yunani yang berarti melemparkan bersama suatu (benda atau perbuatan) dikaitkan dengan suatu ide, (Dihta dalam Hartoko & Rahmanto, 1998:133). Ada pula yang menyebutkan “symbolos” yang berarti tanda atau ciri yang memberitahukan sesuatu hal kepada seseorang, (Ditha dalam Herusatoto, 2000:10).
Universitas Sumatera Utara
Manusia selalu berusaha untuk meningkatkan penampilan mereka. Oleh karena itu, perhiasan, pakaian dan aksesoris lainnya telah ada sejak dahulu kala. Salah satu cara kuno untuk menghias diri yang dikenal umat manusia dan telah berlangsung lama adalah tato. Pada awalnya tato digunakan untuk semua tujuan. Selama bertahun-tahun tato digunakan sebagai simbol pangkat, simbol spiritualitas, pengabdian, agama dan penghargaan untuk keberanian atau juga jimat. Tato juga digunakan sebagai simbol hukuman dan perbudakan. Tato telah menjadi salah satu seni tubuh yang paling sering digunakan masyarakat untuk mengenang suatu kejadian. Secara bahasa, tato berasal dari kata “tatau” dalam bahasa Tahiti yang berarti tanda atau menandakan sesuatu. Tato merupakan adaptasi dari kata polinesia, yaitu “tatao” yang berarti tekan atau menandai seseorang. Kata ini diciptakan oleh Kapten James Cook pada tahun 1769. Cara asli untuk membuat tato saat itu jauh lebih ekstrim dari pada zaman sekarang. Sebuah sisir yang runcing dicelupkan ke dalam jelaga yang kemudian ditusukkan ke tubuh. Bahan awalnya pun berasal dari arang tempurung yang dicampur dengan air tebu. Tato atau rajah (tattoo) adalah suatu tanda yang dibuat dengan memasukkan pigmen ke dalam kulit. Dalam istilah teknis, tato atau rajah adalah implantasi pigmen mikro. Rajah dapat dibuat terhadap kulit manusia atau hewan. Rajah pada manusia merupakan suatu bentuk modifikasi tubuh, sementara rajah pada hewan umumnya digunakan sebagai identifikasi.
Universitas Sumatera Utara
2.2.2 Keberadaan Tato di Setiap Negara Tidak ada bukti yang jelas tentang keberadaan tato dalam sejarah, hingga ditemukannya tubuh manusia yang telah membeku, yang telah berusia 5000 tahun, pada tahun 1991. Para ahli meyakini bahwa mumi ini muncul sekitar 3300 tahun SM. Sejarah tato dalam budaya Mesir telah lazim di dalam bentuk seni mereka. Pada tahun 1891, mumi dari seorang imam dari dewi Hathor bernama Amunet ditemukan. Mumi ini memiliki beberapa pola geometris tato di sekujur tubuhnya. Seni tato Mesir melambangkan praktek ritual dan dari situlah seni tato tersebar sampai ke Yunani, Persia, Arab dan Asia. Di Cina, seni tato kuno telah ditampilkan dalam sastra Cina sejak dinasti Zhou dari 1045 SM sampai 256 SM. Di dataran Tiongkok kuno, tato dikaitkan dengan kelompok penjahat, bandit dan gangster. Orang-orang Cina menganggap tato sebagai tanda dan digunakan hanya sebagai hukuman. Selain itu tato alias Wen Shen konon artinya akupuntur badan. Pada masa dinasti Ming (350 tahun yang lalu), wanita dari suku Drung membuat tato di wajah dan bokongnya agar kelihatan kurang menarik. Ketika itu mereka diserang oleh sekelompok etnis lainnya dan pada saat itu mereka menangkapi beberapa wanita dari etnis Drung untuk dijadikan sebagai budak. Demi menghindari terjadinya perkosaan, para wanita tersebut kemudian mentato wajah mereka untuk membuat mereka kelihatan kurang menarik di mata sang penculik. Meskipun kini para wanita dari etnis minoritas Drung ini tidak lagi dalam keadaan terancam oleh penyerangan dari etnis minoritas lainnya, namun mereka masih terus mempertahankan adat-
Universitas Sumatera Utara
istiadat ini sebagai sebuah lambang kekuatan kedewasaan. Para anak gadis dari etnis minoritas Drung mentato wajahnya ketika mereka berusia antara 12 dan 13 tahun sebagai sebuah simbol pendewasaan diri. Tato di Negara Yunani biasanya digunakan untuk menunjukkan lambang perbudakan. Bangsa Maya dan Aztec Incans juga diketahui menggunakan tato. Untuk tanda atau simbol milik kelompok suku. Selain itu bangsa Yunani kuno memakai tato sebagai tanda pengenal para anggota intelijen mereka, alias matamata perang pada saat itu. Disini tato menunjukkan pangkat dari mata-mata tersebut. Bangsa Romawi memakai tato sebagai tanda bahwa seseorang itu berasal dari golongan budak dan tato digunakan para tahanan ke seluruh tubuhnya. Di Kepulawan Solomon, tato digunakan di wajah perempuan sebagai ritus untuk menandai tahapan baru dalam kehidupan mereka. Sementara suku Nuer di Sudan memakai tato untuk menandai ritus inisiasi pada anak laki-laki. Suku Indian menato tubuh mereka untuk menambah kecantikan atau menunjukan status sosial. Menurut kepercayaan orang Polinesia, kekuatan spiritual dan keyakinan yang kuat diwakili oleh tato. Dalam budaya Samoa, tato melambangkan jajaran, kelahiran, reputasi keluarga, dsb. Arkeolog telah menemukan seni tato Jepang dibanyak patung-patung tanah liat dari makam kuno yang telah berusia sekitar 5000 tahun. Patung-patung tanah liat tersebut memiliki wajah manusia dengan tanda tato. Tato dianggap religius dan diketahui memiliki kekuatan magis. Dalam sejarah dinasti di Cina menyatakan bahwa Jepang merupakan master dari seni tato. Sementara itu orang
Universitas Sumatera Utara
Jepang memperluas tato dalam bentuk seni yang estesis, dimulai sekitar tahun 1700 M. Pada saat itu tato bagi orang Jepang kelas menengah bawah juga dimaksudkan sebagai reaksi disiplin terhadap hukum menyangkut cara hidup konsumtif. Pada waktu itu orang kaya di Jepang biasa berpakaian dengan banyak hiasan. Oleh karena itu, sebagai resistensinya, kaum menengah bawah menghiasi tubuhnya dengan tato. Orang-orang di Timur Tengah menggunakan tato dalam keadaan berkabung untuk orang mati. Hal ini dilakukan untuk menghormati orang mati tersebut dan merasa kehilangan. Sementara itu di Negara India dan Thailand, banyak berhala memiliki desain tato. Para biarawan cenderung menggunakan tato agar memiliki kekuatan magis tertentu untuk mendapatkan energi dan meningkatkan keterampilan mereka. Di Indonesia, jenis tato tertua adalah tato yang dimiliki oleh suku Mentawai, tato yang digunakan suku Mentawai hanya berbentuk huruf. Menurut catatan sejarah, orang Mentawai sudah menato badan sejak kedatangan mereka ke pantai barat Sumatera. Bangsa Proto Melayu ini datang dari daratan Asia (Indocina), pada zaman Logam, 1500 SM-500 SM. Di Mentawai, tato dikenal dengan istilah titi. Bagi orang Mentawai, tato merupakan roh kehidupan. Tato memiliki empat kedudukan pada masyarakat ini, salah satunya adalah untuk menunjukkan jati diri dan perbedaan status sosial atau profesi. Bagi masyarakat Mentawai, tato juga memiliki fungsi sebagai simbol keseimbangan alam. (http://muda.kompasiana.com/2010/12/28/tato-religi-politik-dan-tren328214.htm)l
Universitas Sumatera Utara
Berbicara tentang Indonesia, tato tribal adalah desain tato dari Borneo yang terkenal saat ini. Kalimantan merupakan salah satu dari beberapa tempat yang berhasil menjaga warisan budaya, dalam masyarakat Dayak, tato bukan sekedar hiasan tubuh atau agar dianggap jagoan. Tetapi, tato bagi masyarakat Dayak memiliki makna yang sangat mendalam. Oleh karena itu, tato tidak bisa dibuat sembarangan. Cara pembuatan tato suku Dayak pun masih sangat tradisional dan alami, yaitu dengan memanfaatkan sumber daya sekitar. Jelaga dari lampu sentir atau arang periuk dan kuali digunakan sebagai pewarna. Bahan tersebut dicampur dengan gula dan diaduk sedemikian rupa. Semetara itu jarumnya menggunakan duri pohon jeruk yang ukurannya cukup panjang dan tajam. Jika motif tatonya rumit, maka proses penatoan memakan waktu satu hingga dua hari, dan menyebabkan pendarahan, bengkak hingga demam. Tato tradisional suku Dayak hanya memiliki satu warna, yaitu hitam kebiru-biruan. Bagi suku Dayak, tato lebih dari sekedar gaya hidup, tapi tato menjelaskan beberapa hal, seperti tradisi religi, status sosial, penghargaan terhadap kemampuan, ahli pengobatan dan menandakan seseorang sering mengembara.
2.3. Yakuza dan Tato 2.3.1 Sejarah Kedekatan Yakuza dengan Tato Tato merupakan tradisi mulia di Jepang. Banyak orang beranggapan desain tato Jepang adalah salah satu yang terbaik di dunia dan telah berusia ratusan tahun. Pada abad ke-3, sebuah catatan dari Cina tentang Jepang
Universitas Sumatera Utara
menyebutkan “orang bertubuh besar maupun kecil menato wajah dan tubuh mereka”. Hal tersebut diterima secara luas oleh bakuto semasa Jepang feodal. Fenomena tato tidak hanya dipunyai oleh masyarakat sipil Jepang, tradisi tato juga melanda para samurai.Bahkan, diperkirakan selama masa periode Tenso (1573-1591), pasukan klanSatsuma (kini merupakan daerah Kagoshima) menato tubuh mereka dengan karakter tato Jepang yang khas, yaitu di lengan atas. Tato di kalangan militer berlanjut pada abad pada abad 19. Mayoritas pasukan Samurai menggunakan tato sebagai cara mudah melakukan identifikasi ketika berperang dan juga sebagai penanda dalam evakuasi jenazah. Full body tattoo juga terinspirasi dari kostum yang digunakan oleh pasukan Samurai yang disebut jimbaori.Model pakaian ini berupa jas tak berlengan menyerupai rompi baja. Kostum ini disukai para samurai karena menunjukkan keberanian dan kegagahan. Selain dikalangan Samurai, tato juga berkembang dikalangan yakuza. pada zaman Edo, tato sudah digunakan oleh para anggota yakuza, tetapi pada zaman tersebut tato masih belum menjadi sesuatu yang luar biasa dikalangan yakuza. Tato menjadi sangat popular di kalangan yakuza diawali dengan perkembangan ekonomi Jepang. Perkembangan ekonomi menyebabkan munculnya sejumlah pengusaha yang membutuhkan lembaga yang bergerak di luar jalur hukum sebagai pelindung kegiatan bisnis mereka. Tato yakuza merupakan bentuk hukuman yang digunakan pemerintah untuk mengasingkan para penjahat dari masyarakat. Biasanya para penjahat diberi tato di bagian lengan dengan bentuk lingkaran hitam, semakin banyak kejahatan yang dilakukan maka semakin banyak gambar tato.
Universitas Sumatera Utara
Pembuatan tato secara tradisional adalah proses yang sangat menyakitkan. Seniman tato menggunakan alat yang diukir dari tulang atau kayu dengan ujung berupa sekelompok jarum kecil. Ketika proses penatoan berlangsung maka akan terasa menyakitkan, khususnya bagian yang sensitif seperti dada atau bokong. Pembuatan tato besar kemudian menjadi semacam uji kekuatan. Para bakuto dengan cepat menerapkan praktik tersebut demi menunjukkan keberanian, ketangguhan dan maskulinitas mereka kepada dunia. Pada saat yang sama, tato juga memiliki tujuan sederhana, yaitu sebagai luka yang membedakan orang buangan dari kelompok buangan lainnya. Tato menandakan yakuza sebagai orang yang tersisih dan selamanya tidak mampu atau tidak bersedia beradaptasi dalam masyarakat. Oleh karena itu pada saat bermain kartu Oicho kabu dengan sesama anggota yakuza, mereka akan membuka baju mereka atau menggantungkan baju mereka di sekitar pinggang. Hal ini dilakukan untuk menunjukkan seluruh tato yang ada ditubuh mereka, sebab biasanya mereka selalu menjaga dan menyembunyikan tato yang mereka miliki dari masyarakat dengan menggunakan kemeja lengan panjang dan berkerah tinggi.
2.3.2 Fungsi Tato bagi Yakuza Tato selama ini banyak sekali ceritanya dan sudah terukir kuat di benak semua orang di Jepang kalau orang yang bertato adalah yakuza. Tato memang sejak dulu menjadi budaya Jepang dan sebagai lambang kelompok tertentu. Pada hakekatnya yakuza dimulai dari kelompok orang berotot yang bekerja sebagi kuli pelabuhan. Dari kalangan bawah, para pekerja berat di pelabuhan misalnya,
Universitas Sumatera Utara
bekerja tanpa baju. Untuk memberikan pemandangan yang lebih baik, dari pada badan berkeringat dianggap menjijikan dan tidak baik di pandang, maka para pekerja banyak yang menato tubuhnya, sehingga keringat tidak begitu kelihatan dan masyarakat sekitar hanya melihat gambar saja di badannya. Oleh karena itu banyak markas besar yakuza di daerah pelabuhan seperti Yokohama, Kobe dan Fukuoka. Penggunaan tato bagi anggota yakuza mempunyai beberapa fungsi. Dulu bagi anggota yakuza yang masuk penjara, tato merupakan suatu jimat yang efektif karena orang yang menggunakan tato tidak akan diganggu dan tidak akan disiksa oleh penghuni lapas lainnya sebab mereka tahu yang menggunakan tato adalah yakuza. oleh karena itu bagi anggota yakuza yang memiliki tato lebih banyak didiamkan. Selain sebagai jimat di dalam penjara, tato bagi anggota yakuza berfungsi untuk membuat orang takut. Dalam pekerjaan menjalankan perintah seseorang, misalnya menagih hutang, apabila yang ditagih sedikit saja melihat tato biasanya sudah langsung tau dan ketakutan, karena yang dihadapi adalah yakuza yang tak pernah main-main sehingga tagihan dapat berjalan dengan lancar. Banyak masyarakat yang sungkan, tidak mau menghadapi kesulitan, jadi yang diinginkan anggota yakuza langsung dipenuhi. (http://bimbimblitar.web.id/2014/06/10/5-alasan-yakuza-mafia-jepang-mentatotubuhnya/)
Universitas Sumatera Utara
2.3.3 Jenis Tato Yakuza Dalam bahasa Jepang, tato dikenal dengan istilah Horimono (彫り物) “hor i (彫り)” yang berarti ukiran atau pahatan, sedangkan “mono (物)” adalah barang atau benda. Jadi, Horimono adalah benda yang berukir atau berpahat. Atau Irezumi ( 入 れ 墨 atau 入 墨 ) secara harfiah berarti memasukkan tinta. Pada awalnya kedua kata ini mempunyai arti yang berbeda walaupun lama-kelamaan kedua mempunyai arti yang sama. Pada abad ke-17, kata Irezumi lebih mengarah kepada pengertian tato yang diberikan kepada para kriminal sebagai hukuman sehingga orang tersebut memang dipaksa untuk ditato. Sedangkan Horimono orang yang ditato secara sukarela, sehingga orang yang bertato dapat menentukan model, gambar atau tulisan yang diinginkan.Namun setelah hukuman dengan tanda kenal dihapuskan sekitar 1720, maka tato dikenal dengan istilah Irezumi yang tidak lagi punya hubungan dengan kriminal. Ada pula yang ditulis dengan bunshin yang secara harfiah berarti menghiasi tubuh. Namun demikian ucapannya tetap irezumi walaupun huruf (irezumi) masih tetap digunakan. Selain ditulis dengan bunshin, tato juga ditulis dengan huruf horiiremon yang berarti membuat pola dan beberapa wilayah seperti di Saka dan Kyoto, tato disebut irebokuro. Tato semacam ini dikenal dikalangan wanita penghibur yang umumnya dipakai sebagai pernyataan setia terhadap kekasihnya atau pria pelanggannya dan memberikan sensasi yang berbeda ketika bercinta. Irezumi berbeda dengan tato kebanyakan, irezumi dibuat dengan ukuran yang relatif besar sehingga menutupi sebagian besar bagian tubuh. Bagian tubuh
Universitas Sumatera Utara
yang biasa digunakan dan menjadi tempat favorit untuk dijadikan media irezumi adalah bagian punggung. Bentuk-bentuk yang biasa dipakai dalam irezumi adalah bentuk dari makluk-makluk mitologi seperti naga dan burung phonix, kemudian bentuk binatang liar seperti singa dan elang. Selain itu setan dan jin dan tokohtokoh religius agama Budha juga sering dipakai dalam irezumi. Pada awal pemerintahan Meiji (1868-1912) terjadi beberapa perubahan dalam penggunaan pengertian tato,(1) digunakan istilah irezumi, yang mempunyai kaitan dengan hukum; (2) bunshin; (3) tetap diucapkan sebagai irezumi atau shisei. Tetapi setelah pemerintahan Meiji mengadopsi kebudayaan barat, maka irezumi dilarang karena berpendapat bahwa irezumi merupakan warisan dari suku Barbar pada masa lalu. Namun para seniman tato tidak kehilangan mata pencahariannya, mereka mendapat klien baru yaitu pelaut-pelaut dari berbagai negara yang berlabuh di pelabuhan di Jepang. Karakter yang menggabungkan 刺青 makna “menembus”. “Menusuk”, atau “tusuk”, dan “biru” atau “hijau”, merujuk kepada tradisional Jepang tato metode dengan menggunakan tangan. Pengertian pada huruf pertama berarti tato adalah menusuk atau melubangi, sedangkan huruf kedua hijau atau biru. Walaupun tato pada umumnya dibuat dengan tinta berwarna hitam, tetapi apabila sudah masuk kedalam kulit maka warnanya akan tampak hijau kebiruan. Berdasarkan kedua istilah tersebut maka pengertian tato di Jepang, terdapat dua pengertian: (1) istilah irezumi lebih umum digunakan bagi para kriminal, bersifat khusus; (2) istilah horimono lebih kepada keinginan pribadi, bersifat umum.
Universitas Sumatera Utara