BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Pengertian Perpustakaan Umum Perpustakaan umum adalah salah satu perpustakaan yang menyediakan layanan kepada masyarakat umum tanpa memandang, latar belakang, pendidikan, agama, umur ataupun jenis kelamin. Pelayanan yang diberikan dilakukan secara gratis dan non profit. Menurut Sulistyo Basuki (1991:46) “Perpustakaan umum adalah perpustakaan yang diselenggarakan oleh dana umum dengan tujuan melayani masyarakat umum”. Selain itu pada Undang- Undang No. 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan pada Pasal 1 ayat 6 menyatakan : Perpustakaan
umum
adalah
perpustakaan
yang
diperuntukkan
bagi
masyarakat luas sebagai sarana pembelajaran sepanjang hayat tanpa membedakan umur, jenis kelamin, suku, ras, agama, dan status sosialekonomi. Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan, perpustakaan umum merupakan perpustakaan yang diselenggarakan oleh dana umum dengan tujuan melayani masyarakat umum tanpa memandang status sosial-ekonomi, umur, pekerjaan atau jenis kelamin.
7
Ciri perpustakaan umum adalah sebagai berikut: 1. Terbuka untuk umum artinya disediakan untuk masyarakat terbuka tanpa memandang usia, ras, agama, suku, jenis kelamin, pekerjaan, derajat, ataupun pandangan politik dan kepercayaan. 2. Dibiayai oleh dana umum yang berasal dari masyarakat. Dana umum biasanya diperoleh dari pajak dan dikelola oleh pemerintah. 3. Jasa yang diberikan bersifat noncomersial atau gratis. Jasa yang disediakan berupa jasa referal yaitu jasa yang disediakan untuk memberikan informasi, peminjaman, konsultasi studi. Keanggotaan pun bersifat cuma- cuma dan gratis tanpa dipungut biaya sedikitpun. Akan tetapi ada beberapa perpustakaan yang masih memungut biaya untuk pendaftaran anggota, untuk urusan administrasi semata. (Sulistyo Basuki, 2011:2,7) Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan, ciri-ciri dari perpustakaan umum adalah perpustakaan yang bertujuan untuk melayani masyarakat umum dengan dana umum baik dari pemerintah maupun donatur yang pelayanannya dilakukan secara non profit.
2.2. Tujuan dan Fungsi Perpustakaan Umum Perpustakaan umum sangat penting untuk kehidupan, kemajuan dan kecerdasan bangsa, karena perpustakaan umum merupakan salah satu sarana kepustakawan yang diperoleh secara umum dan dapat digunakan untuk masyarakat umum. Oleh karena itu UNESCO membuat manisfesto perpustakaan umum pada tahun 1972.
8
Manifesto Perpustakaan Umum UNESCO menyebutkan bahwa perpustakaan umum memiliki 4 tujuan utama diantaranya: a. Menyediakan kesempatan bagi umum untuk membaca dan menggunakan koleksi perpustakaan untuk membantu meningkatkan kecerdasan dan wawasan secara umum. b. Memberikan sumber informasi yang efektif dan efisien serta mudah dan cepat. c. Membantu masyarakat untuk meningkatkan kemampuaannya sehingga masyarakat dapat memanfaatkan koleksi perpustakaan untuk masyarakat sekitarnya, sesuai keahliannya yang dikembangkangkan dengan cara memanfaatkan koleksi perpustakaan. d. Sebagai agen kultural dimana perpustakaan umum adalah pusat utama kehidupan kultural atau budaya untuk masyarakat sekelilingnya. Berdasarkan pemaparan UNESCO dapat kita simpulkan perpustakaan umum bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan dan wawasan secara umum, memberikan sumber informasi yang efektif dan efisien serta mudah dan cepat sebagai pusat utama kehidupan kultural atau budaya untuk masyarakat sekelilingnya. Mendirikan dan memberdayakan perpustakaan adalah salah satu langkah yang tepat untuk mencerdaskan dan menyejahterakan kehidupan masyarakat. Perpustakaan adalah kunci dari kemajuan setiap negara. Perpustakaan berfungsi sebagai badan untuk mencari serta mempelajari informasi-informasi dari masa yang terdahulu hingga masa kini.
9
Abdul Kharis (2009:8) menyatakan adanya 5 fungsi pokok perpustakaan yaitu: 1. Fungsi Pelestarian Perpustakaan merupakan upaya secara nyata untuk melestarikan beragam bentuk dan jenis buku atau bahan pustaka yang telah diterbitkan. Buku merupakan media untuk sumber pustaka, pengetahuan atau wawasan yang harus dirawat secara tertib, teratur, dan dijaga kelestariannya. 2. Fungsi Informasi Perpustakaan merupakan tempat menyimpan dan melestarikan bahan pustaka. Di dalam bahan pustaka tersebut terdapat beragam informasi yang bermanfaat untuk memperluas pengetahuan dan memperdalam wawasan. 3. Fungsi Pendidikan Perpustakaan berfungsi sebagai pendukung pendidikan bagi generasi penerus tentang kegiatan pembelajaran yang dijalani. 4. Fungsi Rekreasi Fungsi rekreasi dari perpustakaan bisa dilihat dari layanan yang diberikan. Membaca bahan pustaka pada waktu tertentu, dapat dijadikan sebagai hiburan tersendiri bagi orang yang bersangkutan. Contohnya dengan membaca komik, fiksi atau bacaan lain yang dapat menghibur para pembaca atau pengguna perpustakaan. 5. Fungsi Budaya Perpustakaan berfungsi sebagai upaya utuk melestarikan khazanah budaya bangsa. Bahan pustaka yang berupa buku merupakan contoh nyata hasil kebudayaan. Bahkan tingginya kebudayaan atau peradaban suatu bangsa dapat dikur dari kualitas dan kuantitas buku yang berhasil diciptakan. Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan perpustakaan berfungsi untuk melestarikan beragam bentuk dan jenis buku atau bahan pustaka yang telah 10
diterbitkan,
memperluas pengetahuan dan memperdalam wawasan,
sebagai
pendukung pendidikan bagi generasi penerus tentang kegiatan pembelajaran yang dijalani, sebagai hiburan tersendiri bagi orang yang bersangkutan atau pengguna perpustakaan, melestarikan khazanah budaya bangsa.
2.3.Pengertian Motivasi Kerja Setiap orang yang bekerja baik di kantor, hotel maupun lembaga dan badan pemerintahan tidak terlepas dari motivasi. Motivasi kerja adalah suatu dorongan dari dalam diri atau dari luar individu untuk bekerja atau berperilaku lebih baik untuk mencapai sasaran dan tujuannya. Motivasi berasal dari bahasa latin, Mavere yang berarti “dorongan atau daya penggerak” (Hasibuan, 2005:216). Robert Kreitner dan Angelo Kinicki, dalam Usmara (2006:33), Motivasi kerja adalah “proses psikologis yang meningkatkan dan mengarahkan seseorang pada perilaku untuk mencapai tujuan atau goal-directed behavior”. Stephen P. Robbins pada Usmara (2006:33) yang menyatakan bahwa “motivasi sebagai proses yang menyebabkan intensitas (intensitas),arah (direction), dan usaha terus menerus (persistence) individu menuju pencapaian tujuan”. Motivasi kerja adalah suatu dorongan atau proses yang membangkitkan dan mengarahkan seseorang untuk bertindak atau berperilaku untuk mencapai tujuanya.
11
Hasibuan (2005:221) mengemukakan, pemberian motivasi kerja bertujuan untuk: a. Mendorong gairah dan semangat kerja pegawai b. Meningkatkan moral dan kepuasan kerja pegawai c. Meningkatkan produktifitas kerja pegawai d. Mempertahankan loyalitas dan kestabilan kerja pegawai e. Meningkatkan kedisiplinan dan menurunkan tingkat absensi pegawai f. Mengefektifkan pengadaan pegawai g. Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik h. Meningkatkan kreativitas dan partisipasi pegawai i.
Meningkatkan tingkat kesejahteraan pegawai
j.
Meningkatkan rasa tanggung jawab pegawai terhadap tugas- tugasnya
Berdasarkan pendapat diatas dapat kita simpulkan pemberian motivasi bertujuan untuk meningkatkan kinerja pegawai atau pustakawan, meningkatkan kedisiplinan
dan
profesionalitas
pegawai
atau
pustakawan,
meningkatkan
kesejahteraan pegawai, dan tanggung jawab pegawai dalam menyelesaikan tugasnya. Nawawi pada kutipan Lasa HS (2005:304) membedakan motivasi menjadi dua jenis yaitu antara lain: a. Motivasi intrinsik adalah suatu keadaan yang mendorong terjadinya suatu aktivitas yang berada di dalam aktivitas itu sendiri. Keadaan tersebut terbentuk dari adanya kesadaran tentang manfaat suatu tindakan bagi diri sendiri ataupun orang lain,seperti pengabdian, loyalitas, tanggug jawab, dan lainya. b. Motivasi ekstrinsik adalah suatu faktor atau keadaan yang mendorong seseorang melakukan tindakan diluar kegiatan itu sendiri. Keadaan ini sengaja dilakukan karena berkaitan dengan kebutuhan dan kepribadian.
12
Faktor luar yang mempengaruhi tindakan tersebut antara lain, insentif, promosi, situasi kerja dan lainnya. Berdasarkan pendapat diatas terdapat dua jenis motivasi yaitu motivasi intrinsik yaitu suatu keadaan yang mendorong terjadinya suatu aktivitas yang berada di dalam aktivitas itu sendiri dan motivasi ekstrinsik yang merupakan suatu faktor atau keadaan dari luar diri seseorang melakukan suatu tindakan atau kinerja. Motivasi sangat berpengaruh terhadap tinggi rendahnya kinerja atau produktivitas pustakawan. Tanpa adanya motivasi kerja yang tinggi dari pustakawan, untuk bekerja demi kepentingan perpustakaan maka tujuan yang telah ditetapkan tidak akan tercapai. Sebaliknya jika terdapat motivasi yang besar dari pustakawan maka motivasi tersebut dapat dijadikan suatu jaminan atas keberhasilan suatu perpustakaan dalam mencapai tujuannya.
2.4.Teori Motivasi Teori tentang motivasi khususnya motivasi kerja terus berkembang, penelitian tentang teori motivasi sebenarnya telah dilaksanakan sejak tahun 1920-an dan terus berkembang hingga kini. Beberapa teori tentang kebutuhan dan motivasi seperti yang dikemukakan oleh para ahli seperti Abraham Harold Maslow, David McClend, Melvin H. Mark, Vroom dan sebagainya. Namun secara garis besar teori kebutuhan dan motivasi dapat dibagi menjadi (Nawawi, 2000:47): a. Secara Biologis Kebutuhan yang paling mendesak dari kebutuhan yang lainya. Kebutuhan biologis
adalah
motivasi
utamanya
13
dan
kebutuhan
ini
sangat
mempengaruhi tingkat motivasi seseorang untuk bekerja. Kebutuhan biologis misalnya, kebutuhan untuk makan, minum, tidur, perlindungan fisik, bernapas dan istirahat, seksualitas, memelihara kelangsungan hidupnya. b. Sosio- Psikologis yang terdiri dari : 1. Kebutuhan
atau
motivasi
kognitif
yaitu
kebutuhan
yang
berhubungan dengan aspek intelektual, yakni segala sesuatu yang diketahui sebagai aspek pendorong untuk melaksanakan kegiatan yang rasional. 2. Kebutuhan
atau
motivasi
afektif
adalah
kebutuhan
yang
berhubungan dengan emosional seperti perasaan senang, bangga terhadap diri sendiri, percaya diri,dan lainnya. 3. Kebutuhan atau motivasi konatif yaitu kebutuhan yang berhubungan dengan aspek valisional. Aspek valisional adalah sesuatu yang telah menjadi kebiasaan atau rutinitas, maupun kegiatan yang dilakukan berulang- ulang. Dalam hal ini Abraham Harold Maslow dalam kutipan Usmara (2006:35) membagi tingkat kebutuhan psikologi manusia menjadi 5 macam yaitu : a. Kebutuhan Fisiologis yaitu kebutuhan yang paling mendesak dari kebutuhan yang lainya. Kebutuhan fisiologis adalah motivasi utamanya dan kebutuhan ini sangat mempengaruhi tingkat motivasi seseorang untuk bekerja. Kebutuhan fisiologis misalnya, kebutuhan untuk makan, minum, tidur, perlindungan fisik, bernapas dan seksual. b. Kebutuhan Akan Rasa Aman yaitu kebutuhan yang dikategorikan kebutuhan untuk hidup damai, teratur, dan secara umum merasa aman dari pembunuhan, penyerangan, penindasan, dan sebagainya. Kebutuhan akan rasa aman terhadap pemberian perlindungan, keinginan menabung untuk
14
kebutuhan yang tidak terduga, dan berbagai bentuk jaminan seperti jaminan kesehatan ataupun asuransi jiwa atau kecelakaan. c. Kebutuhan sosial ialah kebutuhan akan hubungan–hubungan kasih sayang dengan orang lain secara umum, kebutuhan untuk memperoleh kedudukan dalam suatu kelompok, berinteraksi, serta kebutuhan untuk dihargai, dicintai dan mencintai antara sesama. d. Kebutuhan akan penghargaan merupakan kebutuhan seseorang yang mengarah pada perasaan kepercayaan diri, perasaan memiliki nilai atau keahlian (skill), kekuatan, kecukupan serta perasaan berguna dan dapat e. pekerjaan dan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab dan wewenang yang dilimpahkan kepadanya. Hasibuan (2001:34) mengemukakan bahwa “kinerja diandalkan oleh lingkunganya. f. Kebutuhan akan aktualisasi diri atau mewujudkan diri merupakan kebutuhan seseorang untuk dipandang lebih oleh seseorang atau kelompok. Berdasarkan pendapat dari teori diatas maka dapat disimpulkan secara garis besar teori kebutuhan dan motivasi dapat dibagi menjadi kebutuhan biologis yakni kebutuhan untuk makan, minum, tidur, perlindungan fisik, bernapas dan istirahat, seksualitas, memelihara kelangsungan hidupnya serta terdapat pula kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan sosial, kebutuhan akan penghargaan dan kebutuhan akan aktualisasi diri.
2.5.Pengertian Kinerja Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dapat dicapai oleh pustakawan dalam melaksanakan adalah suatu hasil kerja yang dicapai oleh pustakawan dalam melakukan tugasnya yang didasarkan atas keahliannya,
15
pengalaman dan ketekunan serta waktu”. John Whitmore dalam Coaching for Performance dalam Usmara (2006:43) beranggapan bahwa “kinerja adalah pelaksanaan fungsi-fungsi yang dituntut dari pegawai itu sendiri”. Kinerja adalah suatu tindakan, suatu prestasi, atau suatu pameran umum ketrampilan. Berdasarkan pendapat diatas kinerja dapat diartikan sebagai suatu tindakan untuk menghasilkan suatu karya atau pekerjaan sesuai tanggung jawab dan keahliannya secara kualitas maupun kuantitas untuk melaksanakan tugas dan mencapai tujuan suatu organisasi. Faktor- faktor yang memengaruhi kinerja pegawai menurut Robert L. Mathis dan John H. Jackson dalam Usmara (2006:45). : 1. Kemampuan atau keahlian pegawai 2. Motivasi kerja 3. Dorongan atau dukungan yang diterima 4. Status pekerjaan 5. Hubungan pegawai dengan tempat mereka bekerja Berdasarkan teori diatas dapat kita simpulkan faktor- faktor yang mempengaruhi kinerja pustakawan adalah kemampuan, motivasi kerja, dukungan yang diterima, status pekerjaan, hubungan atau suasana tempat kerja pustakawan. Pada teori pengharapan (Expectancy theory) yang dikemukakan oleh Vroom dalam kutipan Hasibuan (2005:234) menyebutkan bahwa: kekuatan yang memotivasi seseorang untuk bekerja giat dalam mengerjakan pekerjaanya tergantung dari hubungan timbal balik antara apa yang pegawai inginkan dan butuhkan dari hasil pekerjaan itu. Jika keyakinan yang
16
diharapkan cukup besar untuk memperoleh kepuasanya baik hari ini atau esok maka ia akan bekerja keras, dan sebaliknya. Berdasarkan teori diatas pustakawan memiliki motivasi yang tinggi untuk bekerja secara baik saat ini tergantung pada hasil dari pekerjaan itu yang akan diperoleh hari ini atau untuk hari esok. Motivasi semangat kerja yang terkandung dalam diri seseorang dapat dikatakan sebagai suatu harapan yang akan diperolehnya pada masa depan.
2.6.Pengertian Pustakawan Pustakawan adalah sebutan untuk orang atau mereka yang bekerja pada bidang perpustakaan. Pustakawan merupakan salah satu jenis jabatan fungsional yang diakui oleh pemerintah selain dokter, guru atau bidan. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2014 tentang Jabatan Fungsional Pustakawan dan Angka Kreditnya pada pasal 1 menyebutkan bahwa: Pejabat fungsional pustakawan adalah adalah jabatan yang mempunyai ruang lingkup, tugas, tanggung jawab, wewenang, hak untuk melaksanakan kegiatan kepustakawanan. Sedangkan pustakawan adalah pegawai negeri sipil (PNS) yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak untuk melaksanakan kegiatan kepustakawan. Kode etik Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI) menyatakan bahwa pustakawan merupakan seseorang yang melaksanakan kegiatan- kegiatan perpustakaan dengan cara menyediakan pelayanan kepada pengguna perpustakaan sesuai dengan tugas lembaga induknya berdasarkan ilmu pengetahuan, dokumentasi serta informasi yang dimiliki melalui pendidikan.
17
Wiji Suwarno (2009:62) menyebutkan bahwa pustakawan atau librarian adalah “seorang yang bekerja di bidang perpustakaan yang telah memiliki pendidikan di ilmu perpustakaan, baik melalui diklat, pelatihan, kursus, seminar, maupun dengan mengikuti kegiatan sekolah formal”. Berdasarkan seluruh pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa pustakawan merupakan seseorang atau kelompok yang bekerja atau berprofesi serta telah memiliki pendidikan di bidang ilmu perpustakaan yang bertugas dan bertanggung jawab sebagai penyelenggara atau pelaksana serta menyediakan layanan berupa dokumentasi, informasi di perpustakaan kepada pengguna perpustakaan. Undang-Undang No. 24 Tahun 2014 tentang pelaksanaan UU No 43 tahun 2007 tentang perpustakaan, menguraikan syarat- syarat dan standar pustakawan yaitu pada pasal 33, 34, dan pasal 35 : a. Pustakawan memiliki kualifikasi akademik paling rendah diploma dua (D-II) dalam bidang perpustakaan dari perguruan tinggi yang terakreditasi. b. Pustakawan harus memiliki kompetensi profesional dan kompetensi personal yang mencakup aspek pengetahuan, keahlian, sikap kerja, aspek kepribadian dan interaksi sosial. c. Pustakawan
harus
memiliki
sertifikat
kompetensi
sebagai
dasar
pertimbangan untuk peningkatan karier pustakawan. Berdasarkan undang- undang diatas dapat disimpulkan syarat- syarat dan standar pustakawan yaitu memiliki kualifikasi akademik paling rendah diploma dua, memiliki kompetensi profesional dan kompetensi personal, memiliki sertifikat kompetensi sebagai dasar pertimbangan untuk peningkatan karier pustakawan.
18
2.7. Penilaian Kinerja Pustakawan Pada akhirya setiap pustakawan akan mendapat giliran untuk dinilai. Penilaian pelaksanaan
pekerjaan pegawai
merupakan
proses
yang
dilakukan
untuk
mengevaluasi tingkat pelaksanaan aktualisasi kerja (performance appraisal) seorang pegawai. Penilaian prestasi kerja atau kinerja Pegawai Negri Sipil (PNS) adalah suatu proses penilaian secara sistematis yang dilakukan oleh pejabat penilai terhadap sasaran kerja pegawai dan perilaku kerja PNS. Sesuai Peraturaan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011 memuat tentang SKP (Sasaran Kerja Pegawai) yang merupakan “rencana kerja dan target yang akan dicapai oleh seorang PNS yang penilaiannya diadakan setiap tahun”. Penilaian dilakukan untuk mendapatkan delapan hal seperti berikut: 1. Kesetiaan atau Loyalitas 2. Prestasi Kerja atau Kinerja 3. Tanggung jawab 4. Ketaatan 5. Kejujuran 6. Kerja sama 7. Prakarsa 8. Kepemimpinan
19
Penilaian ini dilakukan oleh atasan langsung (secara struktural) dan disahkan oleh atasan penilai. Untuk memperoleh penilaian yang adil, maka pegawai yang bersangkutan diberi kesempatan untuk mengajukan keberatan- keberatan sebelum disahkan oleh pejabat atau penilai. Daftar nilai ini harus dilampirkan pada berkas pegawai apabila pegawai atau pustakawan yang bersangkutan mengajukannya untuk kenaikan jabatan/ golongan dan atau pangkat. Sasaran Kerja Pegawai (SKP) berbeda dengan DP3, jika DP3 lebih menilai perilaku kerja PNS yang bersangkutan untuk melaksanakan tugas- tugasnya, sedangkan SKP lebih meninjau kepada kinerja PNS yang bersangkutan untuk melaksanakan tugas- tugasnya. Secara umum penilaian tersebut bertujuan untuk : a. Memungkinkan pustakawan mengetahui secara formal bagaimana kinerja mereka dinilai. b. Mengetahui bahwa pustakawan memerlukan latihan tambahan. c. Mengetahui bahwa pustakawan yang berhak atas kenaikan nilai. d. Memegang peranan penting untuk mengidentifikasi pustakawan yang merupakan calon untuk promosi.
20