BAB II TINJAUAN OBYEK PERANCANGAN
2.1 Tinjauan Umum Rancangan 2.1.1
Pengertian Judul Berikut ini arti dari penjelasan judul tugas akhir yaitu Resort di Pantai
Sowan, Tuban jika diuraikan menurut beberapa sumber. Pengertian Resort : Resort adalah suatu perubahan tempat tinggal untuk sementara bagi seseorang di luar tempat tinggalnya dengan tujuan antara lain untuk mendapatkan kesegaran jiwa dan raga serta hasrat ingin mengetahui sesuatu. Dapat juga dikaitkan dengan kepentingan yang berhubungan dengan kegiatan olah raga, kesehatan, konvensi, keagamaan serta keperluan usaha lainnya. (Dirjen Pariwisata 1988:13) Resort adalah tempat wisata atau rekreasi yang sering dikunjungi orang dimana pengunjung datang untuk menikmati potensi alamnya. (Hornby, 1974). Menurut Echols pada tahun 1987, Resort adalah tempat peristirahatan di musim panas, di tepi pantai/di pegunungan yang banyak dikunjungi. Kemudian dilanjutka oleh Gee pada tahun 1988, dimana pengertian Resort adalah sebuah kawasan yang terencana tidak hanya sekedar untuk menginap tetapi juga untuk istirahat dan rekreasi. Resort adalah sebuah tempat menginap dimana mempunyai fasilitas khusus untuk kegiatan bersantai dan berolah raga seperti tennis, golf, spa, tracking, dan jogging, bagian concierge berpengalaman dan mengetahui betul lingkungan resor, bila ada tamu yang mau hitch-hiking berkeliling sambil menikmati keindahan alam sekitar resort ini. (Pendit 1999) Pengertian Pantai Adalah sebuah bentuk geografis yang terdiri dari pasir, dan terdapat di daerah pesisir laut. Daerah pantai menjadi batas antara daratan dan perairan laut. Panjang garis pantai ini diukur mengeliling seluruh pantai yang merupakan daerah
9
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
teritorial suatu negara. Indonesia merupakan negara berpantai terpanjang kedua di dunia setelah Kanada. Panjang garis pantai Indonesia tercatat sebesar 81.000 km. Pengertian Pantai Sowan Adalah suatu tempat berkunjung yang terdapat di Kecamatan Bancar dengan keindahan pantai yang dilengkapi adanya batu karang dan butiran-butiran pasir yang berwarna putih, birunya air laut yang terdapat di daerah perbukitan pohon asem. Pengertian Kota Tuban Tuban adalah sebuah Kabupaten di Jawa Timur, Indonesia. Ibu kotanya berada di kota Tuban. Luasnya adalah 1.904,70 km² dan panjang pantai mencapai 65 km. Penduduknya berjumlah sekitar 1 juta jiwa. Tuban disebut sebagai Kota Wali karena Tuban adalah salah satu kota di Jawa yang menjadi pusat penyebaran ajaran Agama Islam. Pengertian Resort di Pantai Sowan, Tuban Pengertian Resort di Pantai Sowan Tuban, adalah tempat peristirahatan yang terletak dekat Pantai Sowan Tuban, dengan nuansa pantai yang indah beserta bunyi ombak yang deras sehingga menciptakan suasana hidup, alam hijau yang sejuk dan segar dan yang paling utama adalah pemandangan sunset dan sunrice di pantai Sowan.
a.
Sunset di Pantai Sowan
b. Sunrise di Pantai Sowan
Gambar 2.1 Potensi Alam di Pantai Sowan Sumber : http://www.google.com
10
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.1.2
Studi Literatur Studi literatur / pustaka digunakan sebagai studi pengenalan masalah
untuk memperjelas pemahaman, yang lebih mendalam pelaksanaan yang berhubungan dengan pelaksanaan proyek yang direncanakan. Kemudian tidak hanya itu literatur juga digunakan untuk melengkapi data atau masukan dalam proses perencanaan yang berhubungan dengan resort. Adapun studi literatur / pustaka yang dapat memberikan penjelasan mengenai obyek rancangan dalam hal ini adalah mengenai resort antara lain: Menurut Huffadine (1999) dalam Resort Planning tertulis sebagai berikut : 1. Persyaratan Lokasi Lokasi dalam perencanaan harus benar-benar diperhatikan dan dianalisa. Karena jika perencanaan perletakan lokasi kurang mendukung, maka akan timbul kerugian besar. Oleh karena itu, ada hal-hal yang harus diperhatikan dalam perencanaan sebuah bangunan komersial khususnya resort, yaitu : a. Terletak di daerah pantai dan memiliki hutan yang alami, b. Perencanaan resort harus menjaga kondisi eksisting lingkungan setempat, tidak diperbolehkan merusak lingkungan yang sudah ada. c. Perencanaan resort harus memperhatikan kenyamanan bagi penghuni resort, maupun penghuni di sekitar lokasi resort. 2.
Prinsip Desain Resort Setiap lokasi yang akan dikembangkan sebagai suatu tempat wisata
memiliki karakter yang berbeda, yang memerlukan pemecahan khusus. Dalam merencanakan sebuah resort perlu diperhatikan prinsip-prinsip desain sebagai berikut : a. Kebutuhan dan persyaratan individu dalam melakukan kegiatan wisata. -
Suasana yang tenang dan mendukung untuk istirahat, selain fasilitas olah raga dan hiburan.
-
Aloness (kesendirian) dan privasi, tetapi juga adanya kesempatan untuk berinteraksi dengan orang lain dalam aktifitas kelompok.
-
Berinteraksi dengan lingkungan, dengan budaya baru, dengan Negara baru dengan standart kenyamanan rumah sendiri.
11
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
b. Pengalaman unik bagi wisatawan. -
Ketenangan, perubahan gaya hidup dan kesempatan untuk relaksasi.
-
Kedekatan dengan alam, matahari, laut, hutan, gunung, danau dan sebagainya.
-
Memiliki skala yang manusiawi.
-
Dapat melakukan aktifitas yang berbeda seperti olah raga dan rekreasi.
-
Keakraban dalam hubungan dengan orang lain diluar lingkungan kerja.
-
Pengenalan terhadap budaya dan cara hidup yang berbeda.
c. Menciptakan suatu citra wisata yang menarik. -
Memanfaatkan sumber daya alam dan kekhasan suatu tempat sebaik mungkin.
-
Menyesuaikan fisik bangunan terhadap karakter lingkungan setempat.
-
Pengolahan terhadap fasilitas yang sesuai dengan tapak dan iklim setempat.
2.1.3
Studi Kasus Studi kasus objek ini bertujuan untuk memperoleh suatu gambaran atau
perbandingan yang berhubungan dengan proyek yang direncanakan. Contoh objek studi kasus tersebut antara lain sebagai berikut :
1.
Tanjung Kodok Beach Resort di Lamongan a. Lokasi Resort ini terletak disamping Wisata Bahari Lamongan (WBL), di tepi
pantai utara pulau Jawa tepatnya di Kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur. Dengan luas lahan 13 ha, lokasi site Tanjung Kodok Beach Resort letaknya sangat strategis di jalan raya Daendeles seperti pada gambar 2.6 yang sangat bersejarah itu, antara Gresik menuju Tuban. Menjadi satu kesatuan dengan Wisata Bahari Lamongan (WBL) dan Wisata Goa Maharani.
12
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Gambar 2.2. Site Plan Sumber : http://www.googleearth.com
Keterangan : Tanjung Kodok Beach Resort Jalan Pantura WBL (Wisata Bahari Lamongan)
b. Fasilitas-fasilitas Fasilitas utama 1. Villa Terdiri dari villa deluxe, terdapat 3 (tiga) kamar tidur untuk kapasitas 6 (enam) orang, villa executive terdapat 4 (empat) kamar tidur untuk kapasitas 8 (delapan) orang. 2. Deluxe room 3. Paviliun Terdiri dari dua paviliun, paviliun satu disediakan untuk tamu keluarga atau rombongan. Sedangkan paviliun dua disediakan untuk para pelajar dan pelatihan-pelatihan dari sekolah ataupun perusahaan. 4. Junior suite, terdapat dua kamar. Fasilitas Penunjang 1. Lobby 2. Ruang Resepsionis 3. “Jelly Fish Dinning Hall” 4. Games Room
13
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
5. Karaoke 6. Fishing at Marina 7. Drink Corner 8. Sunset Coffee Shop 9. Sport and Fitness Centre 10. Tennis and Volley Ball Court 11. Samudra Hall and Meeting Room
c. Tampilan Bangunan Pada studi kasus I ini Tanjung Kodok Beach Resort dirancang dengan konsep modern minimalis. Tema kembali ke alam diaplikasikan dalam desain keseluruhan bangunan. Desain bangunan sengaja sebagian menghadap ke laut untuk menikmati keindahan laut dilengkapi dengan halaman rumput yang hijau dan sebagian menghadap ke tempat wisata, sedangkan tampilan pada Lobby sebagai tempat penerima tamu dan informasi yang dapat dilihat pada gambar 2.7 berikut ini :
Gambar 2.3. Tampilan Bangunan Sumber : Hasil Pengamatan Lapangan, 2011
1. Interior Beberapa sumber berikut ini menunjukkan suasana ruang pada beberapa bagian hotel yang dapat dikelompokkan secara fungsi. Mulai dari hunian yang terdapat 81 kamar serta fasilitas penunjang yang terdapat pada gambar 2.4 dan 2.5 dibawah ini.
14
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
a. Resepsionis
b. Lobby
c. Villa Deluxe
d. Villa Executive
e. Pavilliun 1
f.
f.
Pavilliun 2
Pavilliun 3
Gambar 2.4 Interior fasilitas utama di Resort WBL Sumber : Hasil Pengamatan Lapangan (2012)
15
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
g. Lapangan Tenis
h. Games Room dan Billyard
i. Drink Corner
j.
k. Sport And Fitness Centre
Jelly Fish Dinning Hall
l.
Meeting Room
m. Sunset drink
Gambar 2.5 Interior Fasilitas Penunjang di Resort WBL Sumber : Hasil Pengamatan Lapangan (2012)
16
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.
Melasti Beach Resort dan Spa di Bali a.
Lokasi Resort ini terletak di Jalan Legian Padma Utara, Bali. Teletak di tengah
taman seluas 2 hektar. Melasti Beach Resort tepat di tepi pantai. Tersembunyi dari pusat keramaian tetapi mudah untuk mengunjungi pusat-pusat rekreasi di Legian hanya dengan berjalan kaki, yang dapat dilihat pada gambar 2.12 berikut ini :
Gambar 2.6 Site Plan Sumber : www.google.com
b.
Fasilitas-fasilitas
-
Fasilitas Utama, terdapat 191 kamar yang terbagi dalam :
1. Cottage Suite 2. Superior Room 3. Deluxe Room 4. Standart Room -
Fasilitas Penunjang
1. Meeting Room 2. Restoran dan Bar 3. Fitness Centre 4. Billyard dan meja tenis 5. Lapangan Tenis 6. Klub Anak 7. 2 Kolam renang dewasa dan anak-anak 8. Perpustakaan
17
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
9. Salon kecantikan, pijat & spa 10. Toko obat
c.
Tampilan Bangunan Bangunan ini mempunyai view dalam dan luar. View dalam dapat
menikmati fasilitas resort ini yaitu kolam renang dan view luar dapat menikmati kota Legian dan sebagian menikmati pantai Legian meskipun tidak terlalu dekat, dapat dilihat pada gambar 2.13 berikut ini :
Gambar 2.7 Tampilan Bangunan Sumber : www.google.com
d.
Interior Beberapa sumber berikut ini menunjukkan suasana ruang pada beberapa
bagian hotel yang dapat dikelompokkan secara fungsi. Mulai dari hunian pada fasilitas utama serta fasilitas penunjang yang terdapat pada gambar 2.8 dan 2.9 dibawah ini.
a. Superior Room
b. Deluxe Room
18
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
c. Standart Room
d. Cottages Suite
Gambar 2.8 Interior Fasilitas Utama Sumber : www.google.com
b. Restoran dan Bar
a. Klub Anak
d. Kolam Renang
c. Fitness Centre
19
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
f.
Billyard
e. Meeting Room
Gambar 2.9 Interior Fasilitas Penunjang Sumber : www.google.com
2.1.4. Analisa Hasil Studi Dari hasil pengamatan terhadap obyek studi kasus tersebut diatas dapat memberikan kriteria-kriteria dari beberapa aspek yang dianalisa pada kedua obyek studi kasus tersebut yang dapat dilihat pada tabel 2.1 berikut ini :
Tabel 2.1. Analisa Hasil Studi KRITERIA
TANJUNG KODOK
MELASTI BEACH
BEACH RESORT
RESORT DAN SPA
KESIMPULAN
Aspek
Mempunyai lahan 13 ha
Mempunyai lahan ± 9 ha
Dari kedua kasus
lokasi
dan yang terbangun 4 ha.
dan yang terbangun ± 6
menunjukkan
KDB/KLB
Dalam hal ini lahan
ha. Yang artinya lahan
bahwa keduanya
terbuka dan terbangun
terbuka dan terbangun
menggunakan
mendapat persentase 40 :
mempunyai nilai
persepsi
60 yaitu lahan terbangun
persentase 40% lahan
perbandingan
mendapat persentase
terbuka dan 60% lahan
lahan terbangun
40% sedangkan yang
terbangun
dan terbuka yaitu
terbuka mendapat 60%
40 : 60
Aspek
Mempunyai fasilitas
Mempunyai fasilitas
Dari kedua kasus
fasilitas
hunian yang terdiri dari
hunian yang terdiri dari
hunian yang
kamar mewah, sedang,
kamar mewah, sedang,
digunakan
20
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
KRITERIA
TANJUNG KODOK
MELASTI BEACH
BEACH RESORT
RESORT DAN SPA
KESIMPULAN
keluarga maupun
maupun standart. Dan
menurut tingkat
standart. Dan juga
juga mempunyai fasilitas
kelas hunian yaitu
mempunyai fasilitas
rekreasi dan olah raga,
mewah, sedang
rekreasi dan olah raga.
kolam renang yang
dan sederhana.
tersedia untuk dewasa dan anak-anak. Aspek
Tampak bangunan di
Tampak bangunan di
Dari kedua kasus
tampilan
desain sesuai konsep dan
desain sesuai konsep dan
tampilan
lingkungannya. View
lingkungannya. View
bangunan
yang diberikan langsung
yang diberikan
mengacu pada
dari pantai tanjung
lingkungan resort, kota
konsep resort
kodok.
serta pantai legian akan
dekat pantai.
tetapi ckup jauh dipandang.
Sumber : Hasil Pengamatan Lapangan, 2011
2.2 Tinjauan Khusus Perancangan 2.2.1
Lingkup Penekanan Perancangan Penekanan perancangan nantinya akan menitikberatkan pada bangunan
banyak massa. Hal ini karena melihat bagian-bagian ruang yang mempunyai kedudukan tinggi rendahnya suatu fungsi bangunan dan fasilitas-fasilitas didalamnya. Bangunan akan di buat penggolongan menurut tipe kamar dan juga fasilitas penunjang lainnya untuk mempermudah pencarian.
2.2.2
Lingkup Pelayanan Lokasi untuk sebuah resort harus dekat dengan tempat-tempat wisata yang
sudah banyak dikunjungi wisatawan. Kegiatan dan aktifitas sebuah resort yaitu beristirahat dan rekreasi, untuk itu dibutuhkan hunian dan wadah kegiatan rekreasi maupun olah raga dengan adanya fasilitas utama, penunjang dan servis.
21
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.2.3
Aktifitas Dan Kebutuhan Ruang Aktifitas dan kebutuhan ruang pada bangunan, dapat menghasilkan jenis
ruang yang diperlukan dan juga kegiatan apa yang berlangsung di dalamnya. Pembagian ruang-ruang di dalamnya misalnya ruang untuk penghuni, pengelola, dan ruang servis. Dalam proses peninjauan akan muncul fasilitas yang dibutuhkan, kemudian timbul kegiatan dan aktifitas di dalam fasilitas tersebut dan akhirnya akan muncul sifat ruang dari jenis ruang yang diperlukan. Proses analisa aktifitas dan kebutuhan ruang ini akan memunculkan bermacam-macam jenis ruang, kegiatan dan aktifitas yang terjadi di dalamnya serta sifat ruang, dimana proses ini akan didapat digunakan sebagai dasar perhitungan ruang karena dari kegiatan dan aktifitas ruang akan timbul jenis perabot yang digunakan yang menentukan besaran ruang, dapat dilihat pada tabel 2.2 berikut ini : Tabel 2.2. Aktivitas Pemakaian Bangunan dan Kebutuhan Ruang No.
Pemakai Bangunan
Aktivitas
1
Pengunjung
Menginap
Berwisata
2
Pengelola
Administrasi
Teknis
Kebutuhan Ruang
Fasilitas
Lobby Resepsionis Suite Room Deluxe Room Standart room Spa Cafetaria Restoran Tennis Billyard Volley pantai Selancar Banana boat Memancing Kolam renang Berlayar Acconting Marketing HRD Work shop House keeping ME
Utama
-
Sumber : Analisa Penulis, 2011
22
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Penunjang
Utama
Servis
2.2.4. Perhitungan Kebutuhan Ruang Perhitungan luas ruang pada obyek rancangan resort ini didapatkan dari beberapa dasar pertimbangan. Beberapa pertimbangan tersebut antara lain adalah pertimbangan jenis ruang apa yang dibuat, aktifitas apa yang terjadi didalamnya, pengguna perabot apa yang digunakan, beberapa sirkulasi yang digunakan dan berapa daya tampung ruang tersebut, dan dari pertimbangan di atas maka akan muncul angka nominal dari luasan tiap ruangnya. Selain dasar perhitungan ruang yang didapat dari studi kebutuhan ruang seperti diatas terdapat beberapa dasar pertimbangan lain yang digunakan. Sebagai contoh obyek resort ini fasilitas utamanya yaitu ruang hunian dan fasilitas penunjangnya yaitu fasilitas yang mendukung akan kebutuhan fasilitas utama yang terdapat pada tabel 2.3 berikut ini :
Tabel 2.3. Perhitungan Luasan Ruang
No 1
Fasilitas Resort Fasilitas Utama Lobby
Perabot
Perhitungan
4Meja Meja informasi 10 kursi 20 orang
2
Resepsionis
1meja 2 kursi
Luas (m2)
0, 85 x 1,2 =1,02 x 4 = 4,08 m2 0,6 x 0,6 = 0,36 m2 0,6 x 1,2 = 0,72 x 10 = 7,2 m2 0,8 x 0,3 = 0,24 x 20 = 4,8 m2
Luas kebutuhan ruang = 16,44 m2
0,8 x 2 = 1,6 m2 0,5 x 0,5 = 0,25 m2 x 2 = 0,5 m2
Luas kebutuhan ruang = 2,58 m2
Sirkulasi 30% x 16,44 = 4,932 m2 Luas ruang = 21,372 m2 = 21 m2
Sirkulasi 30% x 2,58 = 0,777 m2 Luas ruang = 3,354 m2 = 3 m2 1,2 x 2,5
23
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
No 3
Fasilitas Resort Fasilitas Utama Suite Room
Perabot
Perhitungan
1 tempat tidur 2 Meja lampu 1 Meja rias 1 Kursi rias
2 Kursi santai 1 meja santai 1 Meja tv 1 almari 1 orang Lemari es Kamar mandi
4
Deluxe Room 6 x 3,25
balkon Perabot mandi WC 1 orang
3 tempat tidur 3 Meja lampu 1 Meja rias 1 x 0,6 = 0,6m2 1 Kursi rias 0,5 x 0,5 = 0,25 m2 4 Kursi santai 1 Meja tv 1 almari 6 orang
Kamar mandi
Perabot mandi 1 orang
2 x 2,2 = 4,4 m2 0,5 x 0,5 = 0,25m2 x 2 = 0,5 m2 Meja rias 1 x 0,72 = 0,72 m2 Kursi rias 1 x 0,25 = 0,25 m2 0,8 x 1 = 0,8 m2 x 2 = 1,6 m2 1 x 0,6 = 0,6 m2 2,2 x 0,6 = 1,32 m2 2 x 0,6 = 1,2 m2 0,8 x 0,3 = 0,24 m2 0,6 x 0,6 = 0,36 m2
Luas kebutuhan ruang = 27,18m2 Sirkulasi 30% x 27,18 = 8,154 m2 Luas ruang = 35,334 m2 = 35 x 20 = 700 m2 7x5
1,5 x 2,5 = 3,75 m2
1,5 x 2 = 3 m2 x 3 = 9m2 0,5 x 0,5 = 0,25m2 x 3 = 0,75 m2 0,6 + 0,25 = 0,85 m2
0,8 x 0,6 = 0,48 m2 x 4 = 1,92 m2 1,2 x 0,6 = 0,72 m2 2 x 0,6 = 1,2 m2 0,8 x 0,3 = 0,24 m2 x 6 = 1,44 m2 3 x 3 = 9 m2 0,8 x 0,3 = 0,24 m2
1Meja pencucian panci 2,5 x 0,7 = 1,75 m2 1Meja pencucian panci sedang 2,5 x 0,6 = 1,5 m2 Meja kompor 2 x 0,6 = 1,2 m2 Meja kering 3 x 0,8 = 2,4 m2 3Kursi0,5 x 0,5 = 1x 3 = 3 m2 5 orang0,8 x 0,3 = 0,24 x 5 = 1,2 m2
24
Luas (m2)
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Luas kebutuhan ruang = 25,12m2 Sirkulasi 30% x 25,12 = 7,536m2 Luas ruang = 32,656 m2 = 32,5 x 7 = 227,5 m2 5,2 x 6,25
No 5
Fasilitas Resort Fasilitas Utama Standart Room
Kamar mandi
6
Spa room
Perabot
Perhitungan
Luas (m2)
1 tempat tidur 1 Meja lampu 1 Meja rias 1 x 0,6 = 0,6m2 1 Kursi rias 0,5 x 0,5 = 0,25 m2 1 almari Perabot mandi Wastafel WC 1 orang
1,5 x 2 = 3 m2 0,5 x 0,5 = 0,25 m2 0,6 + 0,25 = 0,85 m2
Luas kebutuhan ruang = 12,74m2
Meja pendaftaran 3 tempat tidur pijat 2Kursi 2 Ruang ganti 2 Meja rias 5 kursi santai 2Rak bahan dan peralatan Wastafel 10orang Gazebo Spa Kolam air panas
Toilet wanita
- 3 Klosed 0,55 x 0,65 = 0,715 x 3 = 2,145 m2 - Wastafel 0,5 x 0,6 = 0,36 x 3 = 1,08 m2
3 orang Toilet pria
7
Cafeteria
- 3 Klosed 0,55 x 0,65 = 0,715 x 3 = 2,145 m2 - Wastafel 0,5 x 0,6 = 0,36 x 3 = 1,08 m2 - 3Urinoir 1 x 3 = 3 m2 3 orang 50 meja 200 kursi 200 orang
25
Sirkulasi 30% x 12,74 = 3,822 m2 1,5 x 0,6 = 1,2 m2 1,5 x 2 = 3 m2 0,3 x 0,6 = 0,24 m2 1,2 x 1,5 = 1,8 m2 0,8 x 0,3 = 0,24 m2
Luas ruang = 16,5 m2 = 16,5 x 10 = 165 m2 3 x 5,5
1,5 x 0,6 = 0,9 m2 2 x 1,5 = 3 x 3 = 9 m2 1,5 x 0,6 = 0,9 x 2 = 1,8 m2 0,9 x 1 = 0,9 x 2 = 1,8 m2 1,2 x 0,6 = 0,72 x 2 = 1,44 m2 0,8 x 1,5 = 1,2 x 5 = 6 m2 2 x 0,5 = 1 x 2 = 2 m2
Luas kebutuhan ruang = 82,7 m2 Sirkulasi 30% x 82,7 = 24,81 m2 Luas ruang = 107,5 m2 10 x 10,75
0,5 x 0,6 = 0,36 m2 0,8 x 0,3 = 0,24 x 10 = 2,4 m2 5 x 9m2 = 45 m2 2 x 6m2 = 12 m2 2,145 + 1,08 = 3,225 m2
0,8 x 0,3 = 0,24 x 3 = 0,72m2 2,145 + 1,08 + 3 = 6,225 m2
0,8 x 0,3 = 0,24 x 3 = 0,72m2 0,8 x 0,8 = 0,64 m2 x 50 = 32 m2 0,5 x 0,5 = 0,25 m2 x 200 = 50 m2 0,8 x 0,3 = 0,24 m2 x 200 = 48 m2
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Luas kebutuhan ruang = 150 m2 Sirkulasi 30% x 150 = 45 m2 Luas ruang = 195 m2 12 x 16,25
No
Fasilitas Resort Fasilitas Utama Dapur
8
Restoran
Perabot
Perhitungan
2 Meja pencucian piring 2,5 x 0,6 = 1,5 x 2 = 3 m2 Rak piring 2,5 x 1,2 = 3 m2 Lemari 0,6 x 1,7 = 1,02 m2 2Tong sampah 0,5 x 0,5 = 1 x 2 = 2 m2 1Meja pencucian panci 2,5 x 0,7 = 1,75 m2 1Meja pencucian panci sedang 2,5 x 0,6 = 1,5 m2 Meja kompor 2 x 0,6 = 1,2 m2 Meja kering 3 x 0,8 = 2,4 m2 3Kursi 0,5 x 0,5 = 1 x 3 = 3 m2 5 orang 0,8 x 0,3 = 0,24 x 5 = 1,2 m2 120 kursi
3 + 3 + 1,02 + 2 + 1,75 + 1,5 + 1,2 + 2,4 + 3 + 1,2 = 20 m2
30 meja Perlengkapan Dapur 120 orang
0,5 x 0,5 = 0,25 m2 x 120 = 30 m2 1 x 1 = 1 m2 x 30 = 30 m2 3 + 3 + 1,02 + 2 + 1,75 + 1,5 + 1,2 + 2,4 + 3 + 1,2 = 20 m2 0,8 x 0,3 = 0,24 m2 x 120 = 28,8 m2
Luas (m2)
Luas kebutuhan ruang = 108,8m2 Sirkulasi 30% x 108,8 = 32,64 m2 Luas ruang = 141,44 m2 = 141,5 m2 10,15 x 11
9
Volley pantai
10
Ruang Billyard
100 m2 2Meja billyard Meja makanan ringan 4kursi pnjang 30 orang
26
2,2 x 1 = 2,2 x 2 = 4,4 m2 1,5 x 0,6 = 0,9 m2 2 x 0,5 = 1 x 4 = 4 m2 0,8 x 0,3 = 0,24 x 30 = 7,2 m2
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Luas kebutuhan ruang = 16,5 m2 Sirkulasi 30% x 16,5 = 4,95 m2 Luas ruang = 21,45 m2 = 21,5 m2 4,3 x 5
No 11
Fasilitas Resort Perabot Fasilitas Utama dan penunjang Banana boats Alat 1,2 x 0,8 = 0,96 x 10 = 9,6 m2 Alat selancar 2 x 0,4 = 0,8 x 10 = 8 m2 Sower 1,5 x 1,5 = 2,25 x 6 = 13,5 m2 Fasilitas pengelola utama dan teknis 1 meja R. Manager Selancar
12
14
15
R. Admin
R. Personalia
R. Staff
13,5 m2
1 x 0,6 = 0,6 m2
3 orang
0,8 x 0,3 = 0,24 x 3 = 0,72 m2
3 kursi
0,5 x 0,5 = 0,25 x 3 = 0,75
1 meja
1 x 0,8 = 0,8 m2
Rak buku
1,5 x 0,6 = 0,9 m2
3 orang
0,8 x 0,3 = 0,24 x 3 = 0,75 m2
4 kursi
0,5 x 0,5 = 0,25 x 4 = 1 m2
4 meja
1 x 0,8 = 0,8 x 4 = 3,2 m2
Rak buku
1,5 x 0,6 = 0,9 m2
4 orang
0,8 x 0,3 = 0,24 x 4 = 0,96 m2
1 meja
1 x 0,6 = 0,6 m2
2Kursi
0,5 x 0,5 = 0,25 x 2 = 0,5 m2
1 rak buku
16
8 m2
2 x 0,6 = 1,2 m2
1 rak buku
R. Sekertaris
9,6 m2
0,5 x 0,5 = 0,25 m2
Kursi
13
Perhitungan
2 x 0,6 = 1,2 m2
3 orang
0,8 x 0,3 = 0,24 x 3 = 0,72 m2
10 kursi
0,5 x 0,5 = 0,25 x 10 = 2,5 m2
10 meja
1 x 0,8 = 0,8 x 10 = 8m2
27
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Luas (m2) Luas kebutuhan ruang = 31 m2 Sirkulasi 30% x 31 = 0,3 m2 Luas ruang = 31,3 m2 6,26 x 5
Luas kebutuhan ruang = 2,77 m2 Sirkulasi 30% x 2,77 = 0,831 m2 Luas ruang = 3,6 m2 = 3,5 m2 1,8 x 2 Luas kebutuhan ruang = 3,2 m2 Sirkulasi 30% x 3,2 = 0,96 m2 Luas ruang = 4,16 m2 = 4 m2 2x2
Luas kebutuhan ruang = 5,7 m2 Sirkulasi 30% x 5,7 = 1,71 m2 Luas ruang = 7,41 m2 = 7,5 m2 3 x 2,5
Luas kebutuhan ruang = 3 m2 Sirkulasi 30% x 3 = 0,9 m2 Luas ruang = 3,9 m2 = 4 m2 2x2
Luas kebutuhan ruang = 21,9 m2 Sirkulasi 30% x 21,9 = 6,57 m2
No
17
Perabot Fasilitas Resort Fasilitas pengelola utama dan teknis
Marketing
Perhitungan
Rak buku
1,5 x 0,6 = 0,9x 10 = 9 m2
10 orang
0,8 x 0,3 = 0,24 x 10 = 2,4 m2
1 meja
1 x 0,6 = 0,6 m2
2Kursi
0,5 x 0,5 = 0,25 x 2 = 0,5 m2 2 x 0,6 = 1,2 m2
1 rak buku
18
19
R. Rapat
R. Loker Karyawan
3 orang
0,8 x 0,3 = 0,24 x 3 = 0,72 m2
20 kursi
0,5 x 0,5 = 0,25 x 20 = 5 m2
1 meja
1 x 0,8 = 0,8 m2
20 orang
0,8 x 0,3 = 0,24 x 20 = 4,8 m2
4 Loker
2 x 0,8 = 0,8 x 4 = 3,2 m2
20 orang
0,8 x 0,3 = 0,24 x 20 = 4,8 m2
2 Ruang
20
Work shop
21
Toilet Pria
- 5 Klosed 0,55 x 0,65 = 0,715 x 5 = 3,5 m2 - Wastafel 0,5 x 0,6 = 0,36 x 3 = 1,08 m2 5 orang
Toilet Wanita
- 5 Klosed 0,55 x 0,65 = 0,715 x 3 = 3,5 m2 - Wastafel 0,5 x 0,6 = 0,36 x 3 = 1,08 m2 - 5Urinoir 1 x 5 = 5 m2 5 orang
28
3,5 + 1,08 = 4,5 m2
Luas (m2)
Luas ruang = 28,47 m2 = 28,5 m2 5 x 5,7 Luas kebutuhan ruang = 3 m2 Sirkulasi 30% x 3 = 0,9 m2 Luas ruang = 3,9 m2 = 4 m2 2x2
Luas kebutuhan ruang = 10,6 m2 Sirkulasi 30% x 10,6 = 3,18 m2 Luas ruang = 13,5 m2 4 x 3,75 Luas kebutuhan ruang = 8 m2 Sirkulasi 30% x 8 = 2,4 m2 Luas ruang = 10,5 m2 3 x 3,5 Luas kebutuhan ruang = 12 m2 Luas kebutuhan ruang = 16,4 m2 Sirkulasi 30% x 16,4 = 4,92 m2
0,8 x 0,3 = 0,24 x 5 = 1,2m2 3,5 + 1,08 + 5 = 9,5 m2
0,8 x 0,3 = 0,24 x 5 = 1,2m2
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Luas ruang = 21,3 m2 = 21 m2 7x3
No 22
Fasilitas Resort Fasilitas Teknisi R. Panel listrik
Perabot
Perhitungan
Luas (m2)
2 orang
0,8 x 0,3 = 0,24 x 2 = 0,48 m2
Luas kebutuhan ruang = 1,28 m2 Sirkulasi 30% x 1,28 = 0,384 m2 Luas ruang = 3,5 m2 1 x 3,5 Luas kebutuhan ruang = 3,2 m2 Sirkulasi 30% x 3,2 = 0,96 m2 Luas ruang = 4 x 6 = 24 m2 4,8 x 5 Luas kebutuhan ruang = 4,2 m2 Sirkulasi 30% x 4,2 =1,26 m2 Luas ruang = 2 m2 2x1 Luas kebutuhan ruang = 17,2 m2 Sirkulasi 30% x 17,2 = 5,16 m2 Luas ruang = 22 m2 4 x 5,5
Panel listrik
23
R. Mesin Ac
1 x 0,8 = 0,8 m2
5 orang
0,8 x 0,3 = 0,24 x 5 = 1,2 m2
1 Mesin Ac
24
25
R. Genset
R. Tangki Air
1 x 2 = 2 m2
5 orang
0,8 x 0,3 = 0,24 x 5 = 1,2 m2
2 genset
1 x 1.,5 = 1,5 x 2= 3m2
5 orang
0,8 x 0,3 = 0,24 x 5 = 1,2 m2
4 tangki
2 x 2 = 4 x 4 = 16 m2
TOTAL
Sumber : Analisa Penulis dan NAD
Dari tabel 2.3. dapat diketahui beberapa luasan ruang yang tetera pada tiap kebutuhan ruang sehingga memunculkan sebuah perhitungan yang sesuai untuk mempermudah perancangan dalam membangun sebuah resort dan menentukan luasan bangunan keseluruhan sehingga dapat mudah mengetahui luas lahan yang dibutuhkan. Dari ketentuan luasan ruang dapat dianlisa pada fasilitas utama yaitu khusunya pada hunian tiap kamar dengan kualitas yang ada pada hunian. Dapat dilihat pa gambar berikut ini:
29
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
b. Denah suite
a. Denah deluxe
c. Denah standart Gambar 2.10. Studi Ruang Hunian Sumber : Analisa Penulis, 2011
Dari studi ruang pada gambar diatas menunjukkan denah hunian dari fasilitas utama yang akan menjadi acuan untuk sebuah resort pada perancangan ini. Dengan studi ruang tersebut akan lebih mempermudah jalannya perancangan dan tahap-tahap pengerjaannya. Mulai dari organisasi ruang sampai aplikasi perancangan.
30
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.2.5. Program Ruang Program ruang yang ada pada Resort di Pantai Sowan Tuban adalah sebagai berikut : 1. Fasilitas Utama •
Ruang Hunian -
Suite Room
-
Deluxe Room
-
Standart Room
-
Villa Room
2. Fasilitas Penunjang, terdiri dari : •
•
Fasilitas Olah raga -
Fitness centre
-
voli pantai
Area bermain -
Area bermain anak
-
Billyard
-
Selancar
-
Banana boats
3. Fasilitas Pengelola •
Ruang direktur
•
Ruang wakil direktur
•
Ruang sekretaris
•
Ruang staff
•
Ruang rapat
•
Ruang staff maintenace
•
Personalia
•
General manager
4. Fasilitas Pelengkap •
Service Area, terdiri dari : lobby, toilet, dapur, Ruang ME dan Utilitas
31
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
•
Parkir Area, terdiri dari : parkir kendaraan pengunjung, kendaraan pengelola dan tenaga medis dan non medis.
32
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
BAB III TINJAUAN LOKASI
3.1. Latar Belakang Pemilihan Lokasi Dilihat dari peta Indonesia, letak geografis Kota Tuban terletak pada 111°30’ - 112°35’ BT 6°40’ - 7°18’ LS. Pemilihan lokasi adalah sangat penting dalam hal merencanakan suatu pembangunan dengan syarat-syarat lokasi yang ditentukan menurut kriteria bangunan dan lokasi site yang sesuai dengan fungsi. Pemilihan lokasi untuk resort adalah di Pantai Sowan, Tuban. Tepatnya di Kecamatan Bancar. Didasari bahwa Kecamatan Bancar memiliki potensi wisata pantai yang kaya akan karangnya dan butiran pasir putih yang membuat para wisatawan tertarik dan akses jalur utama kendaraan yaitu jalan pantura bagian utara Jawa Timur – Jawa Tengah, tepatnya Rembang – Tuban. Pemilihan lokasi didasarkan pada RUTRK (Rencana Umum Tata Ruang Kawasan) Kabupaten Tuban Tahun 2005 – 2015 tentang dimana Kabupaten Tuban tergolong dari Satuan Wilayah Pembangunan (SWP) Gerbang kertasusila pada wilayah Jawa Timur yang membagi Kabupaten Tuban menjadi 5 (lima) Sub Satuan Wilayah Pembangunan (SSWP) salah satunya Kecamatan Tambakboyo dan Bancar dengan pusat pengembangan di Kecamatan Tambakboyo yang memiliki kegiatan SSWP antara lain perikanan, pertanian, industri, pariwisata dan kehutanan. Didapatkan melalui proses pengumpulan data, studi lapangan, serta analisa terhadap site dapat dipilih dan ditetapkan sebagai lokasi site yang cocok digunakan untuk sebuah resort dan sebagai pertimbangan pemilihan lokasi site dari hasil pengamatan lapangan yakni sebagai berikut : 1.
Dalam tata kota lokasi site sesuai dengan peruntukan lahan yang dibutuhkan untuk membuat sebuah resort, dan lokasi site merupakan daerah pengembangan untuk wisata.
2.
Sedangkan lokasi berada pada daerah wisata atau jalur pantura. Lokasi memiliki nilai komersil yang tinggi karena memiliki potensi site berupa pantai dan bukit disekitarnya.
33
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
3.
Infrastruktur yang di sekitar site diantaranya sarana infrastruktur kota sangat mendukung dan selain itu area site telah memiliki jaringan utilitas yang memadahi.
4.
Aksesbilitas yang terjadi di sekitar antara lain pencapaian untuk menuju site sangat mudah dicapai baik angkutan umum maupun kendaraan pribadi karena terletak di dekat jalur pantura.
Adapun Persyaratan penentuan lokasi adalah sebagai berikut: •
Lokasi resort harus strategis, strategis dalam artian berada pada jalur yang sering dilewati oleh kendaraan khususnya yang menuju tempat wisata Pantai Sowan.
•
Memiliki potensi site yang menarik misalnya view pantai, bukit, matahari terbit, memiliki udara sejuk dan terhindar dari polusi udara maupun kebisingan.
pada gambar 3.1 berikut menunjukkan lokasi pantai Sowan yang terletak di Kota Tuban Kecamatan Bancar
JAWA TENGAH
Pantai Sowan Bancar
Kota Tuban
Gambar 3.1. Peta Kota Tuban Sumber : Bapeda Tuban
34
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Pada peta diatas menunjukkan sebuah peta Kota Tuban dengan tujuan utama penentuan lokasi pada perancangan yaitu di Kota Bancar, terdapat dekat dengan perbatasan Jawa Timur – Jawa Tengah.
3.2. Penetapan Lokasi Berdasarkan tuntutan obyek rancangan pemilihan lokasi proyek, rancangan ini bertempat di desa Sowan, Kecamatan Bancar, Kabupaten Tuban. Berbatasan dengan Desa Boncong dan Bogorejo. Untuk perencanaan proyek resort ini memerlukan pertimbangan pemilihan lokasi atau site yang bertolok ukur pada studi kasus yang terkait dengan lokasi yaitu memiliki aksesbilitas yang mudah dicapai, kondisi lahan yang alami, wisata yang dekat dengan site seperti Pantai Sowan. Dan pertimbangan lokasi pada desa Bogorejo tepatnya di Dusun Sowan terdapat tiga lokasi antara lain : Lokasi A
: Desa Bogorejo Dusun Sowan, Kecamatan Bancar.
Lokasi B
: Desa Bogorejo Dusun Sowan, Kecamatan Bancar.
Lokasi C
: Desa Bogorejo Dusun Sowan, Kecamatan Bancar.
Dilihat dari pemilihan ketiga lokasi tersebut dapat ditunjukkan pada gambar 3.2 berikut ini :
Gambar 3.2. Perletakan Lokasi Sumber : www.googleearth.com
35
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
LOKASI A
LOKASI B
Jawa Tengah
LOKASI C
Ds. Bogorejo
Jawa Timur
Gambar 3.3. Penentuan Lokasi Sumber : Hasil Pengamatan Lapangan, 2010
Untuk menentukan lokasi dari ketiga alternative tersebut, maka dibuat penilaian sehingga nantinya diperoleh penentuan lokasi yang paling optimal yang dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut ini :
Tabel. 3.1.Pertimbangan Lokasi No.
Parameter
Lokasi A
Lokasi B
LokasiC
1
Kesesuaian lokasi site untuk peruntukan lahan dan luas tapak yang tersedia
2
Terletak di kawasan daerah pengembangan fasilitas umum (rekreasi)
Tempat lokasi dekat dengan tempat rekreasi, lahan berkontur serta perbukitan (3) 3
Tempat lokasi dekat dengan tempat rekreasi, lahan berkontur serta perbukitan (3) 3
Tempat lokasi agak jauh tempat rekreasi tapi dekat pantai dan persawahan (2) 2
3
Kedudukan tapak dekat dengan pantai
Tapak dekat dengan pantai (2)
Tapak dekat dengan pantai (2)
4
Pencapaian site
Tapak sangat dekat dengan pantai dan sebagian besar dikelilingi oleh pantai(3) 2
2
1
5
Sarana transportasi
Ada
Ada
Ada
36
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
No.
Lokasi A
Lokasi B
LokasiC
angkutan, motor mobil pribadi dan truk (3) 3 Memiliki lebar jalan pantura 5.5 m serta jalan ke lokasi 4 m (3) 3
angkutan, motor mobil pribadi dan truk (3) 3 Memiliki lebar jalan pantura 5.5 m serta jalan ke lokasi 4 m (3)
angkutan, motor mobil pribadi dan truk (3) 3 Memiliki lebar jalan pantura 5.5 m (2)
2
2 Terletak dekat permukiman , jalan dan persawaha serta permukiman (3) 19
Parameter
6 7
Tersedianya lahan yang mencukupi Lebar jalan
8
Sarana infrastruktur
9
Lokasi strategis
Terletak dekat jalan , permukiman dan jalan pantura (2)
Terletak dekat persawahan, jalan pantura (1)
Total
26
22
Sumber : Olah Data, 2011 Keterangan
:
1 = Kurang; 2 = Cukup; 3 = Baik;
Dari tabel 3.1 dapat disimpulkan bahwa hasil dari angka yang didapat lebih banyak adalah lokasi A yaitu tepatnya di bagian perbukitan yang memiliki potensi lahan yang terbaik untuk melaksanakan perancangan bangunan. Luasan lahan yang ditentukan berdasarkan peritungan luas ruang yang ada serta persentase dari lahan terbuka dan terbangun sekitar 7,1 ha. Berdasarkan hasil survey lapangan, letak lokasi di Dusun Sowan, Kecamatan Bancar dengan hasil pengamatan : •
Kondisi jalan yang cukup baik untuk dilalui kendaraan mobil maupun motor.
•
Berada di lahan yang sangat luas untuk peruntukan sebuah bangunan resort.
•
Lahan berada cukup dekat dengan wisata.
•
Akses menuju ke site dapat menggunakan angkutan kota ataupun kendaraan pribadi.
37
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
•
Daerah sekitar lahan cukup tenang dengan kondisi yang berbukit pula menjadikan tanah yang berkontur.
•
Sarana dan prasarana cukup.
•
Sarana infrastruktur yang mendukung.
•
Akses pencapaian yang dapat dilalui dari arah Timur Tuban dan arah Barat Bulu.
•
Kondisi tanah berkontur.
LOKASI A
Jawa Tengah
Jawa Timur
Ds. Bogorejo
Gambar 3.4. Lokasi Site Sumber : Hasil Pengamatan Lapangan, 2011
3.3. Kondisi Fisik Lokasi Lokasi perencanaan ini berada di bagian pemerintah Kabupaten Tuban sebuah lahan kosong berupa bukit disekitar Pantai, yang menunjukkan kondisi tapak sebenarnya agar dapat dianalisa sesuai keadaan dapat dilihat pada gambar 3.5 berikut ini :
38
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
LOKASI A
Jawa Tengah
Ds. Bogorejo
Jawa Timur
Gambar 3.5. Keadaan Lingkungan Sumber : Analisa, 2011
3.3.1. Existing Site 1.
Topografi dan Kemiringan Lahan Kawasan Pantai Kabupaten Tuban memiliki kemiringan lahan relative datar
yaitu 0 - 2% dan 2 – 15% dengan ketinggian 0 – 7 meter dpl, sehingga kondisi ini mempermudah dalam arahan pembangunan karena tidak terlalu membutuhkan banyak biaya dalam konstruksinya.
2.
Hidrologi Dilihat dari wilayah perencanaan Tuban, lokasi berada di dekat pantai.
Dengan kondisi topografi yang dekat dengan pantai, sehingga wilayah ini dapat di bilang aman karena dengan keadaan tanah yang berkontur dan berbukit yang terdiri dari Kali Pabeyan dan Kali Sukoliloq terdapat di Desa Sukolilo, Kali Boncong terdapat di Desa Boncong, dan Kali Bodor terdapat di Desa Bogorejo.
39
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
3.
Geologi dan Jenis Tanah Dari segi geologi, keadaan tanah di Kabupaten Tuban terdiri dari :
1. Mediteran merah kuning, berasal dari endapan batu kapur di daerah bukit sampai gunung ( 38% ) dari luas wilayah, terdapat dikecamatan Semanding, Montong, Kerek, Palang, Jenu, sebagian Tambakboyo, Widang, plumpang dan Merakurak 2. Alluvial, berasal dari endapan didaerah daratan dan cekungan ( 34% dari luas wilayah, terdapat di Kecamatan Tambakboyo, Bancar, Tuban, Palang, Rengel, Soko, Parengan, singgahan, Senori dan Bangilan. 3. Grumusol, Berasal dari endapan batuan di daerah yang bergelombang ( 5% dari luas wilayah ) terdapat dikecamatan Bancar, jatirogo, dan Senori. Kondisi permukaan tanahnya berbentuk perbukitan dan sebagian kecil datar.
1.
Kemampuan Tanah Kemampuan tanah dilihat dari jenis tanahnya dan kondisi permukaan tanah
yang dapat dinilai bahwa tanah disekitar kota Bancar rata-rata status gembur karena terdapat di daerah perbukitan dan pantai.
2.
Klimatologi Sama halnya dengan sebagian besar daerah di Indonesia, kawasan pantai
Tuban yang berada di Kabupaten Tuban memiliki dua musim yaitu musim hujan dan musim kemarau. Musim hujan terjadi pada bulan Oktober hingga Juni dengan curah hujan tertinggi pada bulan Maret sebanyak 13 hari hujan dan curah hujan sebesar 255.24 mm. sedangkan untuk musim kemarau terjadi pada bulan Juli dan Agustus.
3.3.2. Aksesibilitas Jalur aksesibilitas utama pada lokasi perencanaan merupakan jalan yang memiliki ciri-ciri : •
Kondisi aspal (hotmix) dalam kondisi cukup baik
•
Menurut akses arah Timur – Barat
40
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
•
Jalan dilalui kendaraan antara lain, mobil pribadi, angkutan, bus, truk, dan motor Pada gambar 3.6 mempunyai system aksesibilitas yang dapat dimulai dari
jalan menuju site yaitu terlihat pada garis warna orange, arah pandang yang didapat melalui analisa gambar diatas. Dan dari sisi jalan kedua yang terdapat pada garis warna hijau menganalisa gambar dari sudut pandang orang. Dari analisa jalan tersebut dapat menjadi sebuah hasil akhir untuk menentukan dimana letak bagian tempat yang banyak dipandang oleh orang untuk dijadikan sebagai area publik yang terlihat pada gambar yang diarsir.
SITE Jawa Tengah
Ds. Bogorejo
Jawa Timur Gambar 3.6. Aksesibilitas
Sumber : Hasil Pengamatan Lapangan, 2011
3.3.3. Potensi Lingkungan Di sekitar lokasi site terdapat permukiman penduduk, dimana rata-rata rumah penduduk tidak terlalu besar dan tinggi, perletakannya pun tidak terlalu padat sehingga tidak mengganggu pemandangan jalur masuknya ke arah pantai.
3.3.4. Infrastruktur Kota Sarana infrastruktur yang tersedia terdiri dari :
41
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
•
Jaringan Listrik PJU Kebutuhan kelistrikan pada kawasan penelitian sampai dengan tahun 2005
telah terlayani di seluruh wilayah yang ada, hal ini terlihat dengan adanya jaringan listrik dari PLN. Jaringan yang digunakan berupa jaringan tegangan menengah dan tegangan rendah, bahkan di Kecamatan Tuban dan Jenu terdapat jaringan tegangan tinggi. Tujuan dari system tenaga listrik adalah untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam aktivitasnya dengan tenaga listrik, adapun kriterianya, yaitu : a.
Ekonomis
b.
Pengguna secara kontinyu dan sepanjang hari
c.
Persyaratan teknis bangunan System tenaga listrik yang digunakan yaitu tenaga listrik PJU dan tenaga listrik generator.
•
Jaringan Telepon Area terbangun pada kawasan perencanaan hampir seluruhnya telah
terlayani jaringan telepon. Jaringan tersebut biasanya terpasang sesuai dengan jaringan jalan yang ada baik saluran udara maupun bawah tanah. Pelayanan telepon tidak hanya melalui sambungan langsung ke rumah atau tempat usaha, tetapi juga dengan telepon umum dan wartel yang dimaksudkan agar dapat menjangkau masyarakat luas. Disamping pelayanan dari PT. TELKOM, juga sudah semakin memasyarakatkan penggunaan telepon seluler. •
Air Bersih Pada wilayah penelitian, kebutuhan air bersihnya menggunakan dua sumber
yaitu sumber yang bersal dari PDAM dan sumber alam berupa sumur-sumur pribadi maupun sumur yang dikelola oleh desa. Pada daerah tertentu yang belum terlayani oleh PDAM penduduk mendapatkan air dari membeli melalui mobilmobil tangki air. Hal ini menunjukkan bahwa penyediaan air bersih masih sangat terbatas dan merupakan permasalahan yang cukup serius.Air bersih bisa didapat melalui sumber, yaitu air sumur atau pompa air. •
Air kotor/Limbah dan drainase
42
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Pembuangan limbah dilakukan melalui resapan yang tempatnya diletakkan di pekarangan atau disatukan dengan WC (septic tank). Pengelolaan limbah buangan secara alami tersebut didukung oleh kondisi topografi sehingga terhindar dari genangan-genangan. •
Air Hujan Air hujan yang tercurah dari atap dapat disalurkan melalui talang, baik talang
horizontal maupun vertical yang mendistribusikan air hujan masuk ke dalam bak kontrol lalu dialirkan ke riul kota. •
Jaringan Jalan dan Pedestrian Jaringan jalan diseluruh kawasan pantai Kabupaten Tuban menghubungkan
antara kota Surabaya dan daerah Jawa Tengah Bagian Utara sehingga memiliki arus pergerakan yang sangat padat. Jaringan jalan pada kawasan ini terdiri dari 3 macam perkerasan, yaitu aspal, makadam, dan tanah. Akses jalan sangat strategis karena jalan pada kota Bancar tergolong pada perkerasan aspal jalan Pantura yang sering dilewati oleh kendaraan, kondisi jalan cukup baik yang ditunjukkan garis warna ungu. Sedangkan jalan makadam terdapat pada jalan menuju lokasi site yaitu di Dusun Sowan. Akan tetapi pedestrian pada jalan di Kecamatan Bancar ini tidak ada. Dan jalan yang menuju ke lokasi tapak sangat prihatin karena kondisi jalan tersebut becek/jalan makadam perlu adanya perbaikan jalan untuk mempermudah akes jalan ke bangunan yang terlihat pada garis warna orange, dapat dilihat pada gambar 3.7 berikut ini :
SITE
Jawa Tengah
Ds. Bogorejo
Jawa Timur
Gambar 3.7. Kondisi Jalan Sumber : Hasil Pengamatan Lapangan, 2011
43
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Terlihat pada gambar 3.7 menunjukkan kondisi jalan pantura yang masih sangat baik untuk dilewati oleh semua kendaraan akan tetapi lebih berhati-hati karena kondisi lingkungan jalan sangat rawan kecelakaan karena kendaraan ratarata berlaju dengan cepat.
44
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
BAB IV ANALISA PERANCANGAN
4.1 Analisa Site Dalam perencanaan dan perancangan, analisa site mempunyai peranan penting dalam penentuan zonning, perletakan entrance atau pintu masuk, arah hadap bangunan dan tampilan bangunan. 4.1.1
Analisa Aksesibilitas Pencapaian site lokasi dari daerah sekitarnya ditentukan berdasarkan
pertimbangan terhadap : -
Keleluasaan pengamatan untuk berorientasi terhadap obyek
-
Ruang yang memiliki potensi sebagai titik pandang pengamat untuk mengenali obyek.
-
Sudut pandang
-
Kecepatan maksimum kendaraan pada lalu lintas yang ada.
Pada lokasi site ini keleluasaan untuk berorientasi terhadap obyek sulit didapat karena site ini menjorok ke pantai dan agak jauh dari jalan. Akan tetapi masih dapat dijangkau dari segi penglihatan karena luas lahan yang cukup besar dan bangunan cukup tinggi. Dapat diperoleh apabila masuk ke pedesaan tepatnya Dusun Sowan yang menuju ke pantai Sowan, karena jalan ini merupakan satusatunya akses yang dapat digunakan untuk menuju ke lokasi site. Ruang yang memiliki potensi sebagai titik pandang pengamat untuk mengenali obyek, dengan ditandai suatu landmark sehingga mempermudah menarik perhatian terhadap lokasi site tersebut yang ditandai dengan lingkaran berwarna hijau. Karena titik pandang pengamat yang pertama dari jalan pantura adalah pada bagian ini, seperti yang ditunjukkan oleh garis panah pada gambar 4.1 berikut ini :
45
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
SITE Jawa Tengah
Ds. Bogorejo
Jawa Timur
Gambar 4.1. Sudut Pandang view Sumber : Analisa Penulis, 2011
Sedangkan kecepatan maksimum pada jalan ini sangat tinggi, karena jalan ini merupakan jalan pantura yang memiliki lebar 5.5 meter dengan banyak kendaraan (motor, mobil pribadi, truk, angutan umum dll) yang melewati jalan ini. Jalan ini dibuat dua arah. Berdasarkan penilaian-penilaian tersebut maka dapat ditentukan letak pintu masuk (entrance) dapat diletakkan pada sisi barat site, seperti yang ditunjukkan oleh gambar 4.2 Letak Entrance pada Site di bawah ini.
Entrance Site
SITE
Jawa Tengah
Ds. Bogorejo
Entrance menuju lokasi
Gambar 4.2. Perbandingan Letak Main Entrance Sumber : Analisa Penulis, 2011
46
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Jawa Timur
Main entrance terdapat di depan jalan pantura disebut main entrance awal (titik berwarna merah) yang menuju ke arah site sengaja diletakkan sebelah utara karena lebih mempermudah akses masuk ke site, agar tidak terjadi kemacetan. Sedangkan main entrance ke dua yang menunjukkan entrance bangunan sebagai perbandingan, maka dilakukanya sebuah analisa dari 2 (dua) letak entrance bangunan yang terlihat pada gambar 4.2. Dari warna hijau adalah entrance yang terdapat disudut atau tikungan pada jalan makadam, sehingga kurang baik karena akan menyebabkan kemacetan. Entrance kedua yaitu pada warna biru yang terletak sebelah utara, akan tetapi entrance tersebut memiliki jarak tempuh lebih jauh dari pada entrance pertama, tetapi site tersebut akan membuat sebuah lanmark depan site sehingga terlihat dari luar.
SITE Jawa Tengah
Jawa Timur
Gambar 4.3. Perletakan Main Entrance Sumber : Analisa Penulis, 2011
Terlihat pada gambar 4.3 mendapatkan hasil analisa perbandingan perletakkan entrance, dimana mempunyai kriteria yang masuk akal serta tepat sehingga dapat ditentukan untuk entrance bangunan berwarna biru dan ditentukannya pintu keluar (out) pada site bangunan yaitu terdapat pada warna orange.
47
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
4.1.2
Analisa Iklim Analisa iklim dapat dimulai dari analisa orientasi matahari, pembayangan
pergerakan udara (angin) dan curah hujan. Analisa-analisa adalah sebagai berikut : 1.
Matahari Pada gambar 4.4 menjelaskan arah matahari sebagai berikut :
U
SITE Jawa Tengah
B
T S
Ds. Bogorejo
Jawa Timur Gambar 4.4. Arah matahari Sumber : Analisa Penulis, 2011
Dimulai dari analisa pencahayaan dengan posisi peta yang menunjukkan arah matahari dari arah kanan (Timur) ke arah kiri (Barat) berpengaruh bagi bangunan. Sisi Barat dan Utara merupakan daerah yang paling panas, oleh karena itu diletakkan zona public pada sisi Barat ini dan sebelah Utara diletakkan zona privat dan semi privat yang dibantu oleh beberapa vegetasi berupa pohon-pohon tinggi dan rindang yang diletakkan disekitar daerah yang mempunyai pencahayaan yang panas dan memberikan sebuah kanopi atau atap yang lebih panjang agar bayangan atap dapat membantu pengurangan pencahayaan tersebut. Sedangkan orientasi matahari paling dingin berada di sisi Timur dan Selatan. Sehingga orientasi bangunan sebaiknya menghadap ke arah Selatan dan
48
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
bagian timur perlu memaksimalkan bukaan pada dinding, agar pencahayaan alami pada pagi hari dapat maksimal. a. Pembayangan Pembayangan sebaiknya dimaksimalkan pada bagian Barat dan Utara, karena bagian Barat dan Utara ini paling banyak menerima panas matahari. Sehingga jika memaksimalkan pembayangan pada bagian ini dapat sedikit mengurangi panas matahari yang masuk, yaitu dengan pembuatan sunshading, penambahan vegetasi dan bangunan tetangga sebagai pembayangan. b. Pergerakkan Udara Indonesia mempunyai dua musim yaitu musim kemarau dan musim penghujan. Musim penghujan disini terjadi karena adanya pergerakan angin. Angin terdapat dua jenis angin muson (monsoon) yang terjadi karena tanah air kita terletak diantara dua Benua (Asia dan Australia) dan pergeseran letak bumi dan matahari. Apabila matahari berada dibelahan bumi Utara, maka tekanan udara di Asia menjadi rendah. Sedangkan didaerah belahan Selatan di Australia bertekanan udara tinggi (+), akibatnya terjadi pergeseran massa udara dari Australia ke Asia yang dalam perjalanannya menimbulkan musim kemarau. Sebaliknya apabila matahari berada dibelahan Selatan terjadi gerakan dari Asia ke Australia, massa udara banyak membawa uap air sehingga di Indonesia terjadi musim hujan. Sedangkan angin local terjadi karena lingkungan sekitar, misalnya apabila lingkungan tersebut terdapat banyak permukiman maka berpengaruh pada pergerakan angin local yang tidak teratur dan terjadi juga dilingkungan yang terdapat banyak pohon, akan berbeda pergerakan angin yang terjadi. Dapat dilihat pada gambar 4.4 terdapat angin muson dan local. 2. Arah Angin Arah angin terdiri dari 2 (dua) jenis angin yang terdapat pada Kota Bancar ini yaitu angin muson (monsoon) dan local yang terdapat pada gambar 4.4 berikut ini :
49
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
U
SITE
Jawa Tengah
B
T S
Ds. Gambar 4.5. Arah angin
Jawa Timur
Sumber : Analisa Penulis, 2011
Arah angin sangat berperan penting bagi bangunan. Dilihat dari gambar 4.4. angin memiliki dua arah yaitu arah Utara dan Selatan. Pada arah Barat Laut ke Timur sedangkan arah angin Timur Tenggara, hal ini terjadi karena angin muson (tanda panah orange). Untuk arah angin dari laut (Utara) ke Selatan menunjukkan angin laut yang terjadi pada siang hari sedangkan dari arah Selatan (darat) ke Utara menunjukkan angin darat yang terjadi pada malam hari. Hal ini dinamakan terjadinya angin local (tanda panah merah). Maka dari itu, dikarenakan untuk menghemat penggunaan AC atau kipas angin dalam Bangunan, yang harus dilakukan adalah dengan membuka kedua arah angin, misalnya dengan menggunakan lobang angin baik dengan memasang jalusi ataupun roster baik keramik atau beton, yang perlu diperhatikan adalah angin tidak dapat masuk apabila tidak terdapat lobang untuk keluar. 3.
Arah Curah Hujan Curah hujan terjadi pada musim hujan karena di Indonesia memiliki dua
musim yaitu musim kemarau dan Hujan. Pada musim hujan akan terjadi siklus air, yang terjadi pertama kali mulai dari uap air laut yang diserap oleh awan sehingga menyebabkan mendung serta terjadinya hujan dan disalurkan ke perbukitan. Dari sinilah dapat ditanggulangi dengan desain atap bangunan sesuai dengan musim negara kita. Jadi, dapat dibantu dengan system drainase disekitar bangunan untuk penanggulangan banjir. Dapat dilihat pada gambar 4.5. yang menganalisa curah hujan sampai ke site bangunan.
50
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
U
SITE
Jawa Tengah
B
T S
Ds. Bogorejo
Jawa Timur
Gambar 4.6. Analisa Curah Hujan Sumber : Analisa Penulis, 2011
4.1.3
Analisa Lingkungan Sekitar Dalam analisa lingkungan sekitar akan dijelaskan, diuraikan, digambarkan
dan ditetapkan potensi-potensi lingkungan sekitar secara visual (view) dan kebisingan pada bangunan sekitar yang potensial, yang dapat dijadikan orientasi.
4.1.3.1.Analisa view terhadap site. 1.
View dari Tapak View paling baik adalah pada sisi depan yaitu utara tapak, karena space
pemandangan lebih luas dan bagian timur tapak dapat melihat matahari terbit dan laut. Sehingga orientasi bangunan dapat ditetapkan ke arah Timur, yaitu bagian yang diberi tanda positif (+) pada gambar 4.5. View dari Tapak.
51
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
+ SITE
U
+
Jawa Tengah
B
T S
Ds. Bogorejo
Jawa Timur
Gambar 4.7. Arah Bangunan Sumber : Analisa, 2011
2.
Kebisingan Dilihat dari penduduk sekitar dapat disimpulkan bahwa tingkat kebisingan
ada tiga yaitu kebisingan tinggi, sedang, serta rendah. -
Kebisingan tinggi terdapat tepat pada jalan depan site bangunan,
- kebisingan sedang terdapat di laut karena dengan adanya bunyi ombak yang cukup deras, - kebisingan rendah terdapat di bagian selatan pada area permukiman Dusun Sowan karena permukiman dengan kondisi yang tidak padat. Dan dapat ditarik kesimpulan bahwa area yang mempunyai tingkat kebisingan rendah atau sedang dapat digunakan pada area hunian.
52
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Jalan menuju site U
SITE Jawa Tengah
B
T S
Ds. Bogorejo
Jawa Timur
Gambar 4.8. Analisa kebisingan Sumber : Analisa, 2011
4.1.4. Analisa Zoning Analisa zoning dapat didasarkan oleh tiap-tiap pengelompokkan suatu area. Yang dapat dibagi menjadi beberapa zona yaitu zona public, semi public, privat, semi privat dan servis. Penggolongan pada site ini tergolong pada zona public. Privat Privat
U
Area semi privat
Jawa Tengah
parkir
B
T
Public
S Ds. Bogorejo
Semi Public
Jawa Timur
Gambar 4.9. Analisa Penzoningan Sumber : Analisa, 2011
Dilihat pada gambar 4.9 dapat mengelompokkan suatu zona yang satu dengan yang lain, zona hunian diletakkan pada sebelah Timur karena mempunyai tingkat kebisingan rendah dan sedang, factor lainnya yang mempengaruhi adalah
53
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
view yang didapat yaitu view laut dan persawahan. Sedangkan sona public dan servis sengaja doletakkan dekat jalan atau mempunyai tingkat kebisingan tinggi sehingga tidak berpengaruh bagi penghuni kamar. Serta area semi public terdapat sebelah utara karena mempunyai satu view yaitu laut yang dapat dimanfaatkan sebagai area olah raga dan restoran.
4.2. Analisa Ruang Analisa ruang menjelaskan tentang organisasi ruang yang ada beserta pola hubungan dan sirkulasi bangunan. 4.2.1. Organisasi Ruang Bangunan yang akan dirancang merupakan bangunan tatanan massa dimana pembagian ruang lebih kepada pembagian tiap lantai ruang. Berikut ini adalah kelompok fasilitas yang dibutuhkan pada Resort di Pantai Sowan, Tuban, sebagai berikut :
Out Musholla
H u n i a n
pengelola
Selasar
lobby
Parkir umum
Restoran Sunset drink IN spa
Hunian
Gambar 4.10. Diagram Organisasi makro Sumber : Analisa Penulis, 2011
54
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Pada diagram 4.11. terdapat organisasi makro yang merupakan garis besar atau perwakilan tiap-tiap area. Dimulai dari main entrance yang dilanjutkan ke area parkir langsung menuju ke lobby yang menjadi pusat dari semua area. Lobby akan menghubungkan pada tiap-tiap area, dimulai dari area public dan semi public serta ke area hunian yang akan melewati sebuah selasar. Dimana selasar sebagai fungsi kedua dari lobby yaitu penghubung antar ruang akan tetapi hanya bagian dari area privat dan semi public. musholla
pengelola
H U N
Lobby
I Restoran A n Hunian
cafetaria
spa
Gambar 4.11. Diagram Organisasi Mikro bangunan Sumber : Analisa Penulis, 2011 H
R. Pengelola
U N Lobby I A penunjang
n Hunian
Gambar 4.12. Diagram Organisasi Makro bangunan Sumber : Analisa Penulis, 2011
55
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Pada organisasi mikro menjelaskan bahwa tiap-tiap area mempunyai ruang-ruang tertentu yang perlu diperjelas sehingga mempunyai pandangan luasan lahan yang akan dibangun sebuah resort untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Sehingga dapat terbagi sesuai kebutuhan pada site yang akan ditempatkan sebuah resort.
4.2.2. Hubungan Ruang dan Sirkulasi Hubungan ruang menjelaskan tentang seberapa dekat keterkaitan antara satu ruang dengan ruang lainnya. Karena suatu hubungan ruang dapat mempengaruhi atau menjadi pertimbangan terhadap perletakan ruang atau bentukan rancangan nantinya. Namun sebelum hubungan antar ruang perlu dijelaskan terlebih dahulu hubungan antar massa bangunan, karena bangunan ini nantinya dibuat dengan banyak massa. Terkait dengan penggolongan ruang dapat dibagi beberapa ruang dan dijadikan sendiri-sendiri untuk mempermudah pencarian.
Gambar 4.13. Diagram Hubungan Ruang Penghuni Resort Sumber : Analisa Penulis, 2011
Keterangan : Dekat Cukup dekat Jauh
56
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Hubungan ruang sangat penting untuk memperlancar perencanaan pembangunan sebuah resort. Dan hubungan ruang penghuni resort dapat dilihat pada diagram 4.13 yang menjelaskan hubungan antar ruang yang berpengaruh pada penghuni karena penghuni resort adalah factor utama yang terpenting untuk menikmati fasilitas didalam resort tersebut.
Gambar 4.14. Diagram Hubungan Ruang Servis Sumber : Analisa Penulis,2011
Keterangan : Dekat Cukup dekat Jauh
Pada diagram hubungan ruang servis juga penting untuk kelengkapan dan factor terpenting bagi bangunan. Dilihat pada diagram 4.6 Area servis mempunyai pembagian tersendiri pada tiap ruang yang berhubungan.
57
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Gambar 4.15. Diagram Hubungan Ruang Pengelola sumber : Analisa,2011
Keterangan : Dekat Cukup dekat Jauh
Hubungan ruang pengelola dapat dilihat pada diagram 4.15 dengan berbagai bagian-bagian setiap ruang dapat dihubungkan dan dianalisa. Karena bagian pengelola inilah yang menjadi ruang kerja untuk mengelola sebuah resort.
4.2.3. Diagram Abstrak Hubungan “block” masing-masing massa bangunan, baik hubungan diagram secara horisontal (dalam satu lantai), maupun hubungan diagram secara vertikal (antar lantai) akan dijelaskan pada diagram abstrak. Pertama akan menjelaskan diagram antar massa bangunan yang mempunyai beberapa uraian dalam bentukan tiap massa bangunan. Yang terpenting adalah bentukan massa bangunan pada hunian karena hunian pada
58
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
resort ini terpacu pada pemandangan Pantai Sowan sebagai daya tarik resort. Hunian disini dirancang dengan bentukan yang mirip dengan huruf ‘ L ‘ yang sengaja dihadapkan ke pantai dengan diberi sebuah bukaan pada bangunan. Dan symbol ‘ + ‘ terdapat di lobby karena menyesuaikan fungsinya dengan bukaan yang lebar. Kedua akan menjelaskan diagram antar lantai, dimana tiap lantai tersebut sudah terlihat sirkulasi terutama di massa hunian. Hunian
Spa
cafetaria
Entrance
J a l a n
Restoran
Parkir Pengunjung
Hunian
Lobby Laut
Parkir staff
pengelola
Masjid
out
Gambar 4.16. Diagram hubungan antar massa Sumber : Analisa Penulis, 2011
Dari gambar 4.16 menunjukkan hubungan antar massa bangunan yang dibagi menurut kebutuhan para pengunjung. Mulai dari entrance menuju ke parkir pengunjung setelah itu menuju ke Lobby dapat melalui drop off juga, dimana setiap pengunjung harus memasuki area lobby untuk check in, beristirahat, bermain dan bersantai. Setelah itu pengunjung dapat menikmati fasilitas hunian yang tersedia menurut tipe kamar masing-masing. Apabila pengunjung menginap, maka diperbolehkan menikmati fasilitas penunjang yang ada di Resort ini. 59
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Sebaliknya apabila pengunjung hanya bertamu, maka hanya sebagian fasilitas penunjang yang diperbolehkan untuk dipakai misalnya, area bermain, restoran. Hubungan secara horisontal atau hubungan dalam satu lantai akan digambarkan berdasarkan pada masing-masing fasilitas bangunan dan tiap lantainya. Adapun kelengkapan pembagian ruang antar lantai pada hunian yang terlihat pada gambar 4.17 berikut ini :
c. Hunian A
a. Hunian B
b. Hunian C
Gambar 4.17. Diagram hubungan antar lantai Sumber : Analisa Penulis, 2011
Pada gambar diatas menggambarkan hubungan antar lantar tiap hunian. Dari hunian a, b dan c mempunyai hubungan antar lantai yaitu dari lantai 1 sampai lantai 3 memiliki bentuk yang sama.
4.3 Analisa Bentuk Dan Tampilan Analisa bentuk dan tampilan adalah dasar dari sebuah rancangan untuk mewujudkan suatu bangunan dengan berbagai ide bentuk massa ataupun bangunan. Dan diwali dengan konsep atau tema bangunan untuk mempermudah dan memperjelas perancangan.
4.3.1. Analisa Bentuk Massa Bangunan Analisa bentukan massa bangunan dapat disajikan dalam bentuk baik secara dua dimensi maupun tiga dimensi. Bentukan massa bangunan dapat dimulai dari bentukan site pada lokasi dan juga. Bentukan tiap massa dilihat pada bentukan site yang ada terdiri dari 60
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Gambar 4.18 Analisa bentukan massa bangunan Sumber : Analisa Penulis, 2011
Dapat dilihat pada gambar 4.18 mencoba menganalisa bentukan massa sesuai site dan keadaan lingkungan sekitar untuk mendapatkan sebuah bentukan yang unity. Pada site tersebut terdapat beberapa massa yang perletakkannya menyesuaikan organisasi ruang yang sudah terancang dan sesuai kebutuhan ruang.
4.3.2. Analisa Tampilan Untuk membuat sebuah perancangan bangunan perlu adanya sebuah tampilan bangunan yang didasari dengan konsep bangunan. Konsep bangunan ini memilih konsep arsitektur tropis karena memiliki kriteria bangunan dengan atap lebar mungkin hanya mampu mencegah air hujan untuk tidak masuk bangunan, namun belum tentu mampu menurunkan suhu udara yang tinggi dalam bangunan tanpa disertai pemecahan rancangan lain yang tepat. Kriteria arsitektur tropis tidak perlu lagi hanya dilihat dari sekedar ‘bentuk’atau estetika bangunan beserta elemen-elemennya, namun lebih kepada kualitas fisik ruang yang ada di dalamnya: suhu ruang rendah,kelembapan relatif
61
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
tidak terlalu tinggi, pencahayaan alam cukup, pergerakan udara (angin) memadai,terhindar dari hujan, dan terhindar dari terik matahari. Secara definisi, arsitektur tropis adalah suatu karya arsitektur yang mampu mengantisipasi
problematik
yang
ditimbulkan
iklim
tropis.
Bagaimana
problematik yang ditimbulkan iklim tropis tersebut dapat dijawab melalui desain atau rancangan arsitektur? Jawabannya adalah dengan rancangan arsitektur tropis.
Gambar 4.19. Contoh Bangunan Tropis Sumber : Analisa Penulis, 2011
Rancangan arsitektur tropis, sebagaimana halnya pada arsitektur subtropis, dapat bercorak seperti modern, pascamodern, dekonstruksi, high-tech, dan sebagainya. Hal yang penting dalam arsitektur tropis adalah, bahwa rancangan tersebut harus sanggup mengatasi problematik yang ditimbulkan iklim tropis,
62
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
seperti hujan deras, terik matahari, suhu udara tinggi, kelembapan tinggi (untuk tropis basah) ataupun kecepatan angin yang umumnya rendah. Dengan demikian, pemahaman arsitektur tropis yang beratap lebar, berteras, dan lainnya menjadi tidak mutlak lagi. Bangunan beratap lebar mungkin hana mampu mencegah air hujan agar tidak masuk ke dalam bangunan, namun permasalahan suhu udara yang tinggi belum tentu dapat diselesaikan hanya dengan rancangan atap semacam itu. Diperlukan solusi rancangan lain di luar itu.
63
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
BAB V KONSEP PERANCANGAN
5.1 Tema Rancangan Dalam sebuah proses perancangan, diperlukan adanya analisa dan pembuatan konsep yang didasari atas hasil analisa yang di dalamnya terdapat penyelesaian – penyelesaian terhadap permasalahan yang ada tersebut. Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai analisa dan konsep rancangan yang diambil untuk diterapkan pada Resort di Pantai Sowan Tuban ini. Tema rancangan yang diambil adalah nature, dimana istilah berkaitan dengan alam atau nature, lingkungan, region, local contextual, organic dan an organic. 5.1.1
Pendekatan Rancangan Landasan teori yang digunakan dalam merancang Resort di Pantai Sowan
Tuban adalah teori metaphors. Menurut Anthony C. Antoniades, 1990 dalam ”Poethic of Architecture”; “Suatu cara memahami suatu hal, seolah hal tersebut sebagai suatu hal yang lain sehingga dapat mempelajari pemahaman yang lebih baik dari suatu topik dalam pembahasan. Dengan kata lain menerangkan suatu subyek dengan subyek lain, mencoba untuk melihat suatu subyek sebagai suatu yang lain.” Ada tiga kategori dari metafora yaitu : •
Intangible Metaphors, yang termasuk dalam kategori ini misalnya suatu konsep, sebuah ide, kondisi manusia atau kualitas-kualitas khusus (individual, naturalistis, komunitas, tradisi dan budaya)
•
Tangible Metaphors, dapat dirasakan dari suatu karakter visual atau material.
•
Combined Metaphors, dimana secara konsep dan visual saling mengisi sebagai unsur-unsur awal dan visualisasi sebagai pernyataan untuk mendapatkan kebaikan kualitas dan dasar. 64
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Berdasarkan konsep dasar dalam proses desain maka pemakaian dalam bangunan yang sesuai ialah Tangible Metaphor yang dapat dirasakan dari suatu karakter visual atau material, dimana yang di metaforakan yaitu batu karang yang mempunyai sebuah karakter yang tervisualkan yang akan diterapkan pada fasad bangunan, dan bentuk bangunan. Dalam konsep-konsep yang akan dikemukakan pada perencanaan dan perancangan Resort di Pantai Sowan Tuban, merupakan pengembangan terhadap hal yang menarik tersebut, dimana elemen arsitektur dirancang mampu diperpadukan dengan kondisi alam sekitar dalam hal pola bangunan, pola tatanan massa, pola struktur, pola ruang.
5.2 Konsep Tapak 5.2.1
Konsep Zoning Pembagian zona pada Resort di Pantai Sowan Tuban ini dibagi menjadi
tiga zona, diantaranya zona publik, semi privat dan privat.
ZONA PRIVAT ZONA SEMI PRIVAT
ZONA PUBLIK
ZONA PUBLIK
Gambar 5.1 Zoning Area publik : yang termasuk pada area publik adalah bangunan penerima yang di dalamnya terdapat fasilitas penunjang, fasilitas pelengkap dan ruang rapat diletakkan pada sebelah selatan.
65
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Area semi privat : yang termasuk dalam area semi privat adalah fasilitas penunjang diletakkan di sebelah Utara.
Area privat : yang termasuk dalam area privat adalah bangunan hunian dan fasilitas pelengkap diletakkan di sebelah Timur
5.2.2
Konsep Tatanan Massa Massa bangunan ditata sedemikian rupa sehingga pengguna nantinya bisa
merasakan tema rancangan, nature. Konsep tatanan massa menggunakan konsep cluster yaitu organisasi cluster dibentuk berdasarkan persyaratan fungsional seperti ukuran, ataupun jarak letak walaupun tidak seperti bentuk terpusat yang secara alami bersifat introvert dan berorganisasi teratur, seperti halnya organisasi cluster cukup luas untuk memadukan bermacam-macam bentuk, ukuran, dan orientasi kedalam struktur organisasinya.
Gambar 5.2 Organisasi cluster
Bentuk diatas menunjukkan sebuah contoh sifat cluster yang mempunyai beberapa macam olahan bentuk.
66
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Gambar 5.3 Tatanan massa
Tatanan massa sengaja dibuat cluster karena pada dasarnya lokasi yang didapat berkontur. Perletakan massa yang ditunjukkan pada garis lingkaran warna merah, diletakkan sedemikian berputar untuk mendapatkan semua potensi yang ada di pantai sowan Tuban. 5.2.3
Konsep Sirkulasi Konsep sirkulasi menggunakan konsep linier dimana konsep ini
mempunyai penjabaran yaitu bentuk linier dapat diperoleh dari perubahan proporsi dimensi suatu bentuk atau pengaturan sederetan bentuk-bentuk sepanjang sebuah garis. Yang terlihat pada gambar 5.4 ini menunjukkan sebuah hal yang utama akan diberikan sirkulasi yang pertama dari fasilitas utama menuju fasilitas pendukung atau penunjang (titik warna ungu ke tanda panah warna biru) dari resort ini sehingga mempunyai keprivatan tersendiri.
67
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Utama
Penunjang
Gambar 5.4 Sirkulasi
5.2.4
Konsep Ruang Luar Ruang luar pada resort ini menggunakan konsep ruang luar yang
mempunyai nilai kesan yang kuat dan mempunyai banyak fungsi untuk melakukan kegiatan pada ruang luar.
Ruang luar
Gambar 5.5 Ruang Luar
68
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
5.3 Konsep Bangunan 5.3.1
Konsep Bentuk Massa Bangunan Bentukan dasar dari bagunan Resort di Pantai Sowan Tuban ini adalah
persegi panjang. Konsep bentuk bangunan memakai persegi panjang dikarenakan fleksibel dan diambil dari karakter karang yaitu bentuknya tidak panjang dan tidak beraturan (bertekstur).
Gambar 5.6 Bentuk Bangunan
5.3.2
Konsep Fasade / Tampilan Dalam tampilan fasade bangunan juga disesuaikan dengan fungsi serta isi
didalamnya yaitu Resort di Pantai Sowan Tuban. Dimana karakter karang diaplikasikan ke dalam tampilan eksterior bangunan ini. Unsur fasade bangunan lebih kompleks dengan memasukan tekstur karang. Namun sudah mengalami transformasi agar mengikuti perkembangan arsitektur modern.
69
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Gambar 5.7 Konsep Fasade
5.4 Konsep Interior Bagian interior berupa tekstur yang juga terinspirasi oleh karakter karang. Tekstur ini nantinya akan menyatu dengan eksterior bangunan.
Gambar 5.8 Konsep Interior
Bagian interior akan menggunakan warna-warna yang diambil dari warna batu karang serta suasana penempatan karang yang terdampar di tepi pantai dekat perbukitan yang hijau. Ini akan di transformasikan kedalam suasana interior hunian.
70
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
5.5
Konsep Struktur dan Material Konsep struktur yang akan digunakan yaitu menggunakan struktur beton.
Dimana desain bangunan ini semuanya didesain dengan penggunaan struktur beton dari bangunan fasilitas utama ke fasilitas pendukung. Material sebagian besar menggunakan beton dan ukiran-uliran semen pada dinding bangunan serta dilengkapi dengan material kayu untuk mempercantik desain.
5.6
Konsep Utilitas dan ME Konsep utilitas dibuat dengan menyesuaikan tempat resort yang akan
dirancang. Sesuai penempatan bangunan yang akan dirancang saluran air bersih dan kotor akan dibedakan perletakannya sehingga pengunjung resort tidak akan terganggu keindahan pada resort ini. Selain itu resort ini mempunyai penampungan air untuk saluran air bersih yaitu Tandon yang akan diletakkan pada setiap bangunan pada hunian. Konsep ME pun akan dirancang dengan rapi dengan membuat panel-panel pada tiap bangunan dan juga membuat ruangan tersendiri untuk genset.
71
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
BAB VI APLIKASI RANCANGAN
6.1 Aplikasi Rancangan Tapak 6.1.1
Aplikasi Zoning Penzoningan
pada
site
dilakukan
secara
terorganisasi
/
pengelompokan yang terlihat pada gambar berikut ini :
ZONA SEMI PRIVAT ZONA PRIVAT ZONA PUBLIK
ZONA PUBLIK
Gambar 6.1 Aplikasi Zoning
Pada gambar 6.1 menjelaskan pembagian atas pengelompokan suatu bangunan, dimana bangunan akan dikelompokkan sesuai penggunaannya. Pada garis warna orange terdapat zona semi privat yang terdiri dari bangunan pendukung atau penunjang yaitu spa, cafetaria dan restoran. Pada garis warna biru terdapat zona privat yang terdiri dari bangunan utama hunian yaitu suite, deluxe dan standart. Sedangkan zona publik mempunyai dua bagian yaitu publik yang utama (lobby) terdapat pada garis warna merah dan publik kedua (pengelola dan musholla) terdapat pada garis warna hitam.
72
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
6.1.2
Aplikasi Tatanan Massa Pengaplikasian pada tatanan massa akan ditata sesuai konsep yang ada
yaitu cluster yang terdapat pada gambar 6.2 berikut :
IN
OUT
Gambar 6.2 Tatanan Massa
Massa bangunan ditata sedemikian rupa sehingga pengguna nantinya dapat menikmati suasana resort sesuai dengan tema rancangan yang dibuat yaitu Nature. Pada bangunan lobby terdapat resepsionis, ruang tunggu, meeting room, billyard, mini bar dan toilet Pada bangunan pengelola terdapat ruang kerja direktur, staff kerja dan servis.
Pada bangunan hunian terdapat kamar tidur serta pelengkap di dalamnya dan ruang servis
Pada bangunan spa terdapat sauna, relaksasi indoor dan outdoor, resepsionis, ruang tunggu.
Pada bangunan sunset drink terdapat cafeteria outdoor dan indoor, toilet serta dapur
Pada bangunan restoran terdapat ruang makan, atm, toilet serta dapur utama 73
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Pada site plan diatas menunjukkan bagian-bagian massa bangunan sesuai konsep yaitu cluster. Mengaplikasikan tatanan massa kedalam site untuk mengetahui perletakkan suatu bangunan pada rancangan. Tatanan massa menggunakan konsep cluster, dimana terjadi pengelompokan pada tiap bangunan dan perletakan massa bangunannya secara acak akan tetapi memperlihatkan potensi yang menjual di area lokasi.
6.1.3
Aplikasi Sirkulasi Pengaplikasian sirkulasi pada site dan bangunan untuk memperjelas
arah jalannya suatu rancangan dari main entrance sampai keluar. Dapat dilihat pada gambar 6.3 berikut :
Gambar 6.3 Aplikasi sirkulasi Jalan menuju pintu masuk dan keluar Jalan dari lobby menuju pengelola dan musholla Jalan dari lobby menuju ke hunian dan fasilitas penunjang
6.1.4
Aplikasi Ruang Luar Pengaplikasian pada ruang luar dibuat radial sehingga para
pengunjung resort dapat berkumul bersama pada sebuah taman yang akandirancang yang terlihat pada gambar 6.4 berikut :
74
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Gambar 6.4 Aplikasi Ruang Luar
Pada taman ini banyak yang dilakukan pada ruang luar ini seperti kegiatan olahraga, bersantai dan juga bermain yang dilengkapi dengan fasilitas kolam air dan air mancur menjadi suasana yang hidup.
6.2 Aplikasi Bentuk Bangunan 6.2.1
Aplikasi Bentuk Massa Bangunan Pengaplikasian pada massa bangunan dilakukan secara berkonsep
yang terlihat pada gambar 6.5 berikut :
Gambar 6.5 Aplikasi Massa Bangunan
75
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Dari beberapa bangunan yang dirancang mempunyai kesatuan bentuk dengan mengaplikasikan bentuk karang ke bentuk massa bangunan.
6.2.2
Aplikasi Fasade / Tampilan Mengaplikasikan sebuah tampilan bangunan dengn kosep yang
ditentukan yang dapat dilihat pada gambar 6.6 berikut :
Gambar 6.6 Aplikasi fasade/tampilan
Pada gambar ditas menunjukkan contoh dari salah satu bangunan hunian suite yang menggambarkan karakter batu karang sesuai konsep yang dibuat.
6.3 Aplikasi Denah dan Tampak Pengaplikasian pada denah dan tampak menyesuaikan dengan view serta konsep yang dirancang. Pada denah hunian suite terdapat 26 kamar, dalam kamar terdapat meja single bad, kamar mandi bathup, shower, meja tv, kulkas, mini bar, meja rias, 2 kursi serta almari baju yang terlihat pada gambar berikut :
76
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Gambar 6.7 Hunian Suite
Pada tampak bangunan menggunakan konsep batu karang, dimana fasad bangunan ini menggunakan ukiran semen yang menyerupai tekstur batu karang yaitu bertekstur kasar.
Gambar 6.8 Hunian deluxe
77
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Denah pada hunian deluxe terdapat 12 kamar, dalam kamar terdiri dari triple bad, kamar mandi, meja tv, lemari baju serta 2 kursi santai. Hunian deluxe ini bisa digunakan pengunjung yang beramai-ramai atau segerombolan yang mempunyai kegiatan berwisata.
Gambar 6.9 Hunian Standart
Denah pada hunian standart terdapat 16 kamar, dalam kamar terdiri dari single bad dalam ukuran standart, kamar mandi shower, meja tv, lemari baju serta 2 kursi santai.
Gambar 6.10 Parkir Pengunjung
Pada lahan parkir pengunjung terdapat parkir mobil dan parkir motor. Pada parkir mobil menggunakan perlindungan atap sebagian dan sebagian lahan pohon 78
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
dibuat perlindungan dari sinar matahari. Perletakan pohon juga diatur serta ketinggian atap parkir juga 3meter untuk tidak menghalangi bangunan resort.
6.4 Aplikasi Interior Pada pengaplikasian interior kedalam desain rancangan menyesuaikan konsep sebelumnya yaitu batu karang yang telihat pada gambar berikut ini :
a.
Interior Hunian Suite
b. Interior Hunian Deluxe
79
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
c. Interior Hunian Standart Gambar 6.11 Aplikasi Interior
Pada interior hunian dibuat nyaman dengan sebagian menggunakan dinding batu alam, keramik yang sesuai serta warna dinding sesuai dengan batu karang sehingga kenyamanan yang didapat sesuai dengan potensi yang ada pada lokasi site.
80
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.