SEMINAR TUGAS AKHIR
BAB II TINJAUAN MUSEUM NELAYAN TRADISIONAL Dalam bab tinjauan teori ini akan dibahas mengenai teori-teori serta beberapa tinjauan proyek sejenis yang terkait dengan Museum Nelayan Tradisional Bali. 2.1 Tinjauan Umum Museum Dalam tinjauan umum terhadap museum ini akan dibahas beberapa hal seperti pengertian museum; fungsi museum, peranan museum; klasifikasi museum; koleksi museum; persyaratan museum; pengunjung museum dan sistem pengelolaan museum. 2.1.1
Pengertian Museum
Kata museum diambil dari nama dewi bangsa Yunani kuno yang dibuatkan tempat pemujaan baginya yaitu Dewi Muse, lambang-lambang berbagai cabang ilmu pengetahuan dan kesenian. Sedangkan gedung pusat kegiatan pencurahan ilmu dan kesenian itu sendiri disebut Museion.Dengan demikian museion tidak lain adalah tempat kerja ahli-ahli pikir yang hidup pada jaman itu, sebagai tempat pendidikan dan penyelidikan serta tempat pembaktian kepada Dewi Muse. Sehingga pengertian museum menurut ICOM (International Council of Museums) yaitu suatu badan kerjasama professional di bidang permuseuman yang didirikan oleh kalangan profesi permuseuman dari seluruh dunia adalah sebagai berikut:
Museum Nelayan Tradisional Bali | 8
SEMINAR TUGAS AKHIR
museum adalah sebuah lembaga yang bersifat tetap; tidak mencari keuntungan; melayani masyarakat dan perkembangannya; terbuka untuk umum; yang memperoleh, merawat, menghubungkan dan memamerkan untuk tujuan-tujuan studi, pendidikan dan kesenangan, barang-barang pembuktian manusia dan lingkungannya. Museum juga dapat dikatakan sebagai suatu bangunan tempat orang memelihara, menelaah dan memamerkan barang-barang yang mempunyai nilai lestari, misalnya peninggalan sejarah, seni, ilmu, dan barang-barang kuno. 2.1.2
Jenis-Jenis Museum
Museum yang ada di Indonesia dapat digolongkan kedalam beberapa jenis klasifikasi dan dilihat dari beberapa segi. Berikut dipaparkan jenis-jenis museum. A. Jenis museum berdasarkan koleksi museum yang dimiliki, dapat dibagi menjadi dua jenis. 1. Museum Umum Museum umum adalah museum yang koleksinya terdiri dari kumpulan bukti material manusia dan atau lingkungannya yang berkaitan dengan berbagai cabang seni, disiplin ilmu dan teknologi. 2. Museum Khusus Museum Khusus adalah museum yang koleksinya terdiri dari kumpulan bukti material atau lingkungan yang berkaitan dengan satu cabang seni, satu cabang ilmu pengetahuan atau satu cabang teknologi. B. Jenis museum berdasarkan kedudukannya, dapat dibagi menjadi tigas jenis. 1. Museum Nasional Museum Nasional adalah museum yang koleksinya terdiri dari kumpulan benda yang berasal dari, mewakili dan berkaitan dengan bukti material manusia atau lingkungannya dari seluruh wilayah Indonesia yang bernilai nasional. 2. Museum Provinsi Museum Provinsi adalah museum yang koleksinya terdiri dari kumpulan benda yang berasal dari, mewakili dan berkaitan dengan bukti material manusia atau lingkungan dari wilayah provinsi tertentu. 3. Museum Lokal
Museum Nelayan Tradisional Bali | 9
SEMINAR TUGAS AKHIR
Museum Lokal adalah museum yang koleksinya terdiri dari kumpulan benda yang berasal dari, mewakili dan berkaitan dengan bukti material manusia dan atau lingkungannya dari wilayah kabupaten atau kotamadya tertentu. C. Jenis museum menurut penyelenggaranya 1. Museum Pemerintahan Museum Pemerintah yaitu museum yang diselenggarakan dan dikelola oleh pemerintah. Museum ini dapat dibagi lagi dalam museum yang dikelola oleh Pemerintah Pusat dan yang dikelola oleh Pemerih Daerah. 2. Museum Swasta Museum Swasta yaitu museum yang diselenggarakan dan dikelola oleh pihak swasta. D. Menurut Tipe Museum 1. Museum Umum Negeri Propinsi Tipe A yaitu museum negeri propinsi yang tergolong besar. 2. Museum Umum Negeri Propinsi Tipe B yaitu museum negeri propinsi yang tergolong sedang. 3. Museum Umum Negeri Propinsi Tipe C yaitu museum negeri propinsi yang tergolong kecil. Kriteria-kriteria yang digunakan dalam pertimbangan pembuatan museum ini adalah sebagai berikut. 1. Segi kependudukan : Tipe A adalah provinsi yang jumlah penduduknya lebih dari 10 juta jiwa, tipe B adalah yang jumlah penduduknya 5-10 juta jiwa, tipe C adalah provinsi yang jumlah penduduknya sampai 5 juta jiwa. 2. Segi Politik Keamanan Tipe A adalah provinsi yang letaknya berbatasan dengan negara tetangga, tipe B adalah provinsi yang berhubungan langsung dengan Negara luar, tipe C adalah provinsi yang letaknya mudah terjadi terakulturasi kebudayaan. 3. Segi Etnis :
Museum Nelayan Tradisional Bali | 10
SEMINAR TUGAS AKHIR
Tipe A adalah provinsi yang didiami oleh lebih dari 9 kelompok etnis, tipe B adalah provinsi yang didiami antara 6-9 kelompok etnis, tipe C adalah provinsi yang didiami samapi dengan 5 kelompok etnis. 4. Segi Pariwisata : Tipe A adalah provinsi yang memperoleh prioritas pengembangan pariwisata, tipe B adalah provinsi yang telah dipersiapkan perencanaan pariwisatanya, tipe C adalah provinsi yang belum direncanakan pariwisatanya. 5. Segi Potensi Ketenagaan : Tipe A adalah provinsi yang telah memiliki perguaruan tinggi dan institut yang telah menghasilkan sarjana antropologi budaya, sejarah, arkeologi, geografi dan ilmu pendidikan. Tipe B adalah provinsi yang memiliki perguruan tinggi dan institut tetapi belum menghasilkan sarjana seperti yang tersebut pada tipe A, Tipe C adalah provinsi yang belum memiliki perguruan tinggi yang memiliki jurusan dalam bidang seperti tipa A. 6. Segi Penerimaan Dana Rutin Pembangunan Daerah : Tipe A adalah provinsi yang mempunyai dana lebih dari 21 milyar rupiah, tipe B adalah provinsi yang mempunyai dana 11-20 milyar rupiah, tipe C adalah provinsi yang mempunyai dana 1-10 milyar rupiah. 7. Segi Kebudayaan : Tipe A adalah provinsi yang sangat banyak memiliki kelompok koleksi terbesar, tipe B adalah provinsi yang cukup memiliki kelompok koleksi yang besar, tipe C adalah provinsi yang sedikit memiliki kelompok koleksi yang besar. Data ini nantinya akan berperan dalam menentukan tipe museum yang akan dibangun. 2.1.3
Fungsi dan Peranan Museum
Sesuai dengan pengertian dan juga jenis-jenis museum maka dapat dilihat beberapa fungsi dan peranan dari museum itu sendiri, dimana museum memiliki fungsi dan peranan sebagai tempat tujuan wisata budaya dan juga pusat edukasi. A. Fungsi Museum
Museum Nelayan Tradisional Bali | 11
SEMINAR TUGAS AKHIR
Berdasarkan dari definisi rumusan ICOM, maka dapat dikemukakan sembilan fungsi museum. 1. Pengumpulan dan pengamanan warisan alam dan budaya. 2. Dokumentasi dan penelitian ilmiah. 3. Konservasi dan preservasi. 4. Penyebaran dan perataan ilmu untuk umum. 5. Pengenalan dan penghayatan kesenian. 6. Pengenaan budaya antar daerah dan antar bangsa. 7. Visualisasi warisan budaya dan alam. 8. Cerminan pertumbuhan peradaban umat manusia. 9. Pembangkit rasa bertakwa dan bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. B. Peranan Museum Peranan museum dalam kehidupan sosial masyarakat sangat penting baik dalam dunia pendidikan maupaun dalam dunia kebudayaan salah satunya sebagai sarana penyebaran dan pemerataan ilmu pengetahuan serta kebudayaan untuk umum. Berikut dipaparkan mengenai peranan dari museum. 1.
Museum dapat memperkaya dan memperdalam pengetahuan, pengertian dan pengalaman yang telah didapat dari buku atau ajaran-ajaran guru.
2.
Museum dapat memberikan bantuan yang sangat berharga bagi pengunjung, oleh karena apa yang mereka lihat akan menjadi pengalaman yang tersusun bulat.
3.
Museum dapat memberikan suatu nilai rekreatif dan menghibur.
4.
Museum dapat memberikan bantuan bagi pengunjung untuk dapat menangkap dalam waktu yang singkat banyak pengetahuan, pengertian yang dalam waktu yang sama yang tidak mungkin dicapai dengan cara belajar dari buku dan guru di kelas. Karena dengan sekali pandang orang dapat melihat dan seolah-olah merasakan benda, lukisan, peristiwa dan lain-lain yang dipamerkan dengan semua dimensinya.
5.
Museum melalui susunan dan penempatan yang betul dari apa yang dipamerkan akan dapat membangkitkan minat dan mengajak orang untuk berfikir, bertanya-tanya dan merenung.
Museum Nelayan Tradisional Bali | 12
SEMINAR TUGAS AKHIR
2.1.4
Kegiatan Museum
Museum tidak semata hanya merupakan tempat yang digunakan untuk menampung benda-benda yang memiliki nilai historis dan kebudayaan. Berikut ini dipaparkan mengenai kegiatan-kegiatan yang terdapat di museum. 1. Kegiatan Pendidikan Museum mampu menjadi pusat pendidikan dengan cara memberikan pengetahuan tambahan mengenai koleksi-koleksi kepada pelajar ataupun masyarakat umum. 2. Kegiatan Penelitian dan Studi Ilmiah Hasil penelitian akan digunakan sebagai bahan acuan tambahan pengetahuan tentang benda koleksi yang dipamerkan kepada publik pengunjung museum. 3. Kegiatan Rekreasi Museum mampu menyajikan benda-benda yang sudah jarang kita temui dalam kehidupan sehari-hari, sehingga hal tersebut mampu menjadi daya tarik wisata budaya. 2.1.5
Tugas Museum
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesai No. 079 tahun 1975, pasal 726 dan 757 menjabarkan mengenai tugastugas dari museum sebagai berikut. A. Tugas Pengumpulan Koleksi Koleksi-koleksi yang dikumpulkan untuk museum merupakan bendabenda yang memiliki nilai historis dan kebudayaan dan memenuhi persyaratan untuk dipamerkan dimuseum. B. Tugas Pendidikan Museum memiliki tugas untuk memberikan penjelasan kepada masyarakat umum mengenai benda-benda koleksi yang ada dimuseum sehingga pengunjung mampu memahami nilai-nilai yang terkandung dalam bendabenda yang dipajang dimuseum tersebut. C. Tugas Pemeliharaan Melakukan pemeliharaan terhadap benda-benda yang dipamerkan dimuseum dengan cara konservasi, preservasi dan restorasi.
Museum Nelayan Tradisional Bali | 13
SEMINAR TUGAS AKHIR
D. Tugas Pengamanan Menjaga benda-benda koleksi dari kerusakan baik yang disebabkan oleh manusia atau faktor lainnya. E. Tugas Penerangan Dilakukan dengan cara mengadakan pameran yang merupakan kegiatan yang khas pada museum. F. Tugas Penyidikan Museum Museum mengumpulkan benda-benda koleksi baik untuk pameran maupun obyek studi dalam lingkup penelitian. G. Tugas Publikasi Menyelenggarakan penerbitan hasil-hasil penelitian koleksi museum melalui majalah, brosur, dan lain-lain. 2.1.6
Kelembagaan Museum
Berdasarkan UUD 1945dan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 1995, maka pengadaan dan pengelolaan museum merupakan tanggung jawab pemerintah bersama dengan masyarakat. Dengan hal yang sudah disampaikan diatas maka kemungkinan yang menjadi pemilik dan pengelola museum adalah sebagai berikut. 1. Perorangan/Swasta 2. Lembaga Pemerintah/Badan Usaha Milik Negara dan Daerah 3. Campuran diantara unsur-unsur diatas Sedangkan untuk tingkat pelayanan museum disesuaikan dengan daerah kekuasaan, yaitu : 1. Tingkat Provinsi Wadah Pembinaan dan pengembangan kegiatan sejarah, seni dan kebudayaan yang ruang lingkup pelayanannya mencakup tingkat provinsi merupakan museum provinsi yang dikelola langsung oleh pemerintah provinsi. 2. Tingkat Kabupaten Wadah pembinaan sejarah, seni dan kebudayaan dalam ruang lingkup kabupaten dan kelengkapan fasilitasnya yang disesuaikan dengan potensi dan kondisi daerah serta kebijaksanaan pemerintah setempat dikelola langsung oleh kabupaten.
Museum Nelayan Tradisional Bali | 14
SEMINAR TUGAS AKHIR
2.1.7 Persyaratan Museum Adapun persyaratan-persyaratan untuk didirikannya suatu museum adalah sebagai berikut. A. Persyaratan Lokasi Pemilihan lokasi suatu museum dapat dilakukan dengan berbagai macam pertimbangan-pertimbangan. Salah satu pertimbangan tersebut adalah aksebilitas publik. Museum berlokasi ditempat yang mudah dicapai oleh semua kendaraan maupun pejalan kaki. Disamping itu akses aksebilitas lokasi museum juga harus memiliki nilai historis yang berhubungan dengan museum tersebut. Berikut merupakan kriteria-kriteria dalam pemilihan lokasi museum. Table 2.1 Kriteria Lokasi Museum Kriteria menurut Sistem Kegiatan Masyarakat
Kriteria menurut sistem historis Berdasarkan nilai sejarah memiliki kriteria sebagai berikut: 1. Lokasi bernilai historis yang secara planologis dapat dipertanggung jawabkan 2. Lokasi yang bernilai historis yang relevan terhadap nilai koleksi, dimana antara koleksi museum dengan lokasi museum memiliki keterikatan, sehingga koleksi museum tersebut selain memiliki nilai historis, juga mampu memunculkan nilai historis dari tempat museum itu didirikan 3. Lokasi bernilai historis menurut sejarah bangunan, pelaku maupun peranannya.
1.
2.
3.
Lokasi yang dihubungkan dengan nilai lingkungan yang bersifat Community Center. Lokasi yang dihubungkan dengan kedekatannya terhadap pusat pendidikan (sekolah-sekolah, universitas, gelanggang remaja dll) Lokasi yang dihubungkan dengan daerah-daerah yang masih baru berkembang,
Sumber: Dirjen Kebudayaan Depdikbud, 2015
B. Persyaratan Bangunan Dalam ruang lingkup museum terdapat berbagai macam jenis bangunan, dimana bangunan itu nantinya akan mendukung dari kegiatan pada bangunan utama. Berikut merupakan bangunan yang terdapat pada museum. 1. Bangunan utama (ruang pameran) a. Memuat benda-benda koleksi yang akan dipamerkan. b. Mudah dicapai dari luar maupun dari dalam. c. Memiliki daya tarik sebagai bangunan pertama yang dikunjungi. d. Sistem keamanan yang baik, baik dari segi konstruksi, spesifikasi ruang maupun kriminalitas.
Museum Nelayan Tradisional Bali | 15
SEMINAR TUGAS AKHIR
2. Bangunan Auditorium a. Mudah dicapai umum. b. Dapat digunakan untuk kegiatan pertemuan ataupun diskusi. 3. Bangunan Khusus (Laboratorium Konservasi, Perpustakaan, Storage) a. Terletak pada area tenang b. Memiliki sistem keamanan yang baik dari segi konstruksi maupun spesifikasi ruang 4. Bangunan Administrasi a. Terletak strategis dan dekat dengan bangunan lainnya b. Mempunyai pintu khusus Sebuah bangunan museum yang fungsional, harus terdiri dari bangunan pokok dan penunjang sebagai berikut : 1. Bangunan Utama, terdiri dari ruang-ruang : a. Pameran Tetap b. Pameran Temporer c. Auditorium d. Kantor Administrasi e. Ruang Rapat f. Perpustakaan g. Laboratorium Konservasi h. Studio Preparasi i. Gudang/Storage 2.
Bangunan Penunjang terdiri dari : a. Keamanan b. Parkir c. Lobby d. Ticket Box e. Marchandise shop f. Cafetaria g. Toilet
Museum Nelayan Tradisional Bali | 16
SEMINAR TUGAS AKHIR
2.1.8
Persyaratan Koleksi Museum
Koleksi museum adalah semua jenis bukti material hasil budaya manusia, alam dan lingkungan yang disimpan dalam museum yang mempunyai nilai bagi pembinaan dan atau pengembangan sejarah, ilmu pengetahuan dan teknologi serta kebudayaan (Depdikbud, 1999/2000:19-28). A. Syarat-syarat Benda Koleksi Museum Adapun beberapa syarat-syarat dari benda yang nantinya akan dipamerkan dimuseum adalah sebagai berikut. 1. Mempunyai nilai sejarah dan ilmiah 2. Dapat diidentifikasi mengenai wujud, tipe, gaya, fungsi, makna dan asal benda tersbut secara historis dan geografis 3. Dapat dijadikan sebuah doumen yang dapat membantu sebuah penelitian 4. Dapat dijadikan suatu monumen atau akan menjadi manumen dalam sejarah alam atau budaya. 5. Reproduksi atau replika yang sah menurut aturan permuseuman. B. Pengadaan Benda Koleksi Museum Adapun cara-cara yang digunakan dalam pengumpulan barang koleksi adalah sebagai berikut. 1. Hibah 2. Barang titipan untuk dirawat dan dilindungi 3. Pinjaman 4. Tukar menukar dengan museum lain 5. Hasil temuan dari hasil survei, ekskavasi, atau sitaan 6. Pembelian dari hasil penemuan atau warisan 7. Barang sitaan dan pengadilan Dalam pengadaan koleksi museum ini hendaknya memilki peraturan yang menyangkut kebijaksanaan pengadaan koleksi, dan juga menyangkut kelanjutannya seperti penempatannya, pengamanan, perlindungan, dan penyediaan tempat. Pengadaan koleksi museum ini memiliki 2 tujuan pokok yaitu : a. Penyelamatan warisan sejarah alam dan sejarah budaya
Museum Nelayan Tradisional Bali | 17
SEMINAR TUGAS AKHIR
b. Sebagai bahan penyebarluasan informasi mengenai kekayaan warisan sejarah, alam dan sejarah budaya dengan melalui pameran museum baik tetap maupun temporer C. Klasifikasi Koleksi Museum Klasifikasi koleksi merupakan penggolongan koleksi berdasarkan kriteria tertentu, yaitu disiplin ilmu dan bersifat konvensi (kesepakatan tidak tertulis). Adapun klasifikasi benda-benda koleksi museum terdiri atas 10 jenis benda koleksi yaitu sebagai berikut: 1.
Geologika: adalah benda koleksi yang merupakan objek disiplin ilmu geologi antara lain meliputi batuan, mineral, fosil, dan benda-benda bentukan alam lainnya.
2.
Biologika: adalah benda koleksi yang masuk kategori benda objek penelitian ilmu biologi.
3.
Etnografika: adalah benda koleksi yang menjadi objek penelitian antropologi. Benda-benda tersebut merupakan hasil budaya atau menggambarkan identitas suatu etnis.
4.
Arkeologika: adalah benda koleksi yang merupakan hasil budaya manusia masa lampau yang menjadi objek penelitian arkeologi.
5.
Historika: adalah benda koleksi yang mempunyai nilai sejarah menjadi objek penelitian sejarah serta meliputi kurun waktu sejak masuknya budaya barat sampai sekarang.
6.
Numismatika dan Heraldika a. Numismatika: adalah setiap mata uang atau alat tukar. b. Heraldika: adalah setiap tanda jasa, lambang dan tanda pangkat resmi (termasuk cap/stempel).
7.
Filologika: adalah benda koleksi yang menjadi objek penelitian filologi, berupa naskah kuno ditulis tangan yang menguraikan sesuatu hal/peristiwa.
8.
Keramologika: adalah benda koleksi yang dibuat dari bahan tanah liat yang dibakar berupa barang pecah belah.
9.
Koleksi seni rupa: adalah benda koleksi seni yang mengekspresikan pengalaman artistik manusia melalui objek dua atau tiga dimensi.
Museum Nelayan Tradisional Bali | 18
SEMINAR TUGAS AKHIR
10. Teknologika:
adalah
setiap
benda/kumpulan
benda
yang
menggambarkan perkembangan teknologi yang menonjol berupa peralatan dan atau hasil produksi yang dibuat secara massal oleh suatu industri/pabrik. D. Bahan Koleksi Museum Adapun jenis-jenis bahan yang dapat digunakan untuk koleksi museum dapat dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu : 1.
Kelompok benda organik, yaitu semua benda yang mengandung unsur organ yang hidup, misalnya benda-benda yang berasal dari tumbuhtumbuhan dan binatang, seperti kayu, kertas, tekstil, daun lontar, kulit, tulang, gading, tanduk, dan sebagainya.
2.
Kelompok benda anorganik, yaitu logam yang meliputi emas, perak, tembaga, perunggu dan kuningan, batu, keramik, kaca, tembikar dan baja putih, fiberglass, gips, benang, silikon, dan sebagainya.
3.
Kelompok benda khusus, yang dimaksud adalah lukisan dengan segala jenis dan bahan yang digunakan, misalnya lukisan cat minyak dan lukisan cat air.
E. Penyajian Koleksi Museum Ada tiga metode yang digunakan dalam penyajian pameran. 1. Metode Romantik Metode romantik merupakan suatu metode yang menyebabkan pengunjung dapat merasakan suasana ruang yang sesuai dengan tema yang dipamerkan. 2. Metode Intelektual Metode Intelektual merupakan suatu metode yang menyebabkan pegunjung mampu memperoleh informasi dari benda-benda yang dipamerkan. 3. Metode Estetis Metode Estetis merupakan suatu metode yang menyebabkan pengunjung mampu menangkap keindahan dari benda-benda yang bersifat kebudayaan. F. Standar Metode Penyajian
Museum Nelayan Tradisional Bali | 19
SEMINAR TUGAS AKHIR
1. Ukuran Vitrin dan Panil Tinggi rendahya suatu Vitrin dan Panil disesuaikan dengan tinggi ratarata penduduk Indonesia, sehigga Vitrin dan Panil tidak boleh terlalu tinggi. Dimana tinggi vitrin 210 cm, alas terendah 65-70 cm, dan tebal 50 cm. 2. Tata Cahaya Pengaturan cahaya harus disesuaikan dengan jenis-jenis koleksi yang ada. Dimana koleksi anorganik bebas untuk ukuran cahaya. Untuk benda-benda yang bersifat organik tidak boleh melebihi 150 Lux.
Gambar 2.1Jenis-jenis Tata Cahaya Sumber : Neufert Architects‘ Data, Third Edition, 2000:144-146
3. Tata Warna. Ruang pameran menggunakan warna netral seperti warna krem, abu – abu, dan warna pastel. 4. Tata Letak Membuat tata letak yang baik harus memperhatikan proporsi, keseimbangan, kesatuan, kontras, harmonis, ritme dan klimaks. Dalam perletakkan benda-benda koleksi dapat dilakukan dengan 3 cara yakni perletakkan benda pameran yang menempel didinding, perletakkan benda pameran free standing, peletakkan benda pameran pada bidang etalase.
Gambar 2.2 Peletakan Benda Pamer Menempel Dinding Sumber : Neufert Architects‘ Data, Third Edition, 2000:147
Museum Nelayan Tradisional Bali | 20
SEMINAR TUGAS AKHIR
Gambar 2.3 Peletakan Benda Pamer Free Standing Sumber : Neufert Architects‘ Data, Third Edition, 2000:147
Sumber : Neufert Architects‘ Data, Third Edition, 2000:147
Gambar 2.4 Peletakan Benda Pamer pada Media Etalase Sumber : Neufert Architects‘ Data, Third Edition, 2000:147
5. Tata Pengamanan Kaca Vitrin digunakan untuk melapisi benda-benda koleksi, tebal kaca vitrin 5 mm. Kaca vitrin memiliki ketahanan terhadap benturan ataupun terhadap debu. Selain penggunaan vitrin pada koleksi, di ruang pameran dipasang peralatan pengamanan seperti kamera JE 7542 Vidichip CCD, TV Monitor, Passive Infra Red, dan Flush Mound Door Contact. 6. Labelling/Penamaan Label adalah sarana komunikasi untuk memberikan informasi yang dimiliki oleh museum kepada pengunjung. Untuk kegiatan pameran dapat dibedakan sebagai berikut, label judul, label subjudul, label pengantar, label kelompok, label individu, serta identifikasi label. 7. Foto Penunjang
Museum Nelayan Tradisional Bali | 21
SEMINAR TUGAS AKHIR
Foto Penunjang diletakkan didekat benda koleksi dengan ukuran standar 30 x 40 cm atau 45 x 60 cm. Hal ini bertujuan agar benda-benda koleksi yang dipamerkan lebih informatif terhadap pengunjung. G. Perawatan Koleksi Museum Perawatan koleksi museum merupakan kegiatan untuk menjaga dan memelihara serta merawat benda-benda koleksi museum dengan metode konservasi yang sudah ditentukan. Adapun faktor-faktor yang merubah kondisi fisik koleksi adalah sebagai berikut. 1. Kelembaban relatif yang dipersyaratkan bagi kelestarian benda-benda koleksi adalah 45-60% dengan suhu antara 20-24°C. Apabila kelembaban berlebihan maka akan berpotensi bagi mikro ogrganisme untuk berkemang biak. 2. Mencegah terjadinya penyinaran langsung khususnya pada benda-benda tekstil. kertas, Lukisan, cat minyak pada kanvas, kayu dan lukisan cat air. Sinar buatan (lampu) pada objek yang paling peka terhadap cahaya sebaiknya paling dekat berjarak ±40 cm. Guna mencegah resapnya ultraviolet dapat dipasang reflektor yang dicatat dengan oksida atau titanium triokrida. 3. Faktor lingkungan udara atau atmosfer perlu diperhatikan baik lingkungan makro maupun mikro. Pencemaran udara dapat disebabkan karena sulfur dioxid, yang dapat mengakibatkan proses pelenturan dan proses pelunakan/pelapukan. Hydrogen sulfide, mengakibatkan proses penghitaman pada bahan timah dan proses pengkaburan pada bahan logam. 2.2 Tinjauan Umum Nelayan 2.2.1 Pengertian Nelayan Menurut Departemen Kelautan dan Perikanan tahun 2002 nelayan adalah orang yang memiliki mata pencaharian melakukan penangkapan ikan. Dalam perstatistikan perikanan perairan umum, nelayan adalah orang yang secara aktif melakukan operasi penangkapan ikan diperairan umum. Sedangkan orang yang pekerjaannya membuat jaring, mengangkut alat-alat penangkapan ikan tidak dikategorikan sebagai nelayan. Mengingat sebagian besar wilayah Indonesia
Museum Nelayan Tradisional Bali | 22
SEMINAR TUGAS AKHIR
merupakan perairan, oleh sebab itu sebagian besar masyarakat yang ada di pesisir berprofesi sebagai nelayan. 2.2.2
Klasifikasi Jenis Nelayan
A. Klasifikasi Nelayan Menurut Statistik perikanan KKP 1. Nelayan Penuh Nelayan tipe ini hanya memiliki satu mata pencaharian, yaitu sebagai nelayan. Hanya menggantungkan hidupnya dengan profesi kerjanya sebagai nelayan dan tidak memiliki pekerjaan dan keaahllian selain menjadi seorang nelayan. 2. Nelayan Sambilan Tambahan Nelayan tipe ini biasanya memiliki pekerjaan lain sebagai sumber penghasilan, sedangkan pekerjaan sebagai nelayan hanya untuk tambahan penghasilan. B. Klasifikasi Kelompok Nelayan Berdasar Kepemilikan Penangkapan Ikan (UU Bagi Hasil Perikanan) 1. Nelayan Penggarap Nelayan penggarap adalah orang yang sebagai kesatuan menyediakan tenaganya turut serta dalam usaha penangkapan ikan laut, bekerja dengan sarana penangkapan ikan milik orang lain. 2. Juragan/Pemilik Orang atau badan hukum yang dengan hak apa pun berkuasa/memiliki atas sesuatu kapal/perahu dan alat-alat penangkapan ikan yang dipergunakan dalam usaha penangkapan ikan, yang dioperasikan oleh orang lain. Jika pemilik tidak melaut maka disebut juragan/pengusaha. Jika pemilik sekaligus bekerja melaut menangkap ikan maka dapat disebut sebagai nelayan yang sekaligus pemilik kapal. C. Klasifikasi Nelayan Berdasar Kelompok Kerja 1. Nelayan Perorangan Nelayan
yang
memiliki
peralatan
tangkap
ikan
sendiri,
dalam
pengoprasiannya tidak melibatkan orang lain. 2. Nelayan Kelompok Usaha Bersama
Museum Nelayan Tradisional Bali | 23
SEMINAR TUGAS AKHIR
Gabungan dari minimal 10 (sepuluh) orang nelayan yang kegiatan usahanya terorganisir tergabung dalam Kelompok Usaha Bersama non-badan hukum. 3. Nelayan Perusahaan Nelayan pekerja atau Pelaut Perikanan yang terikat dengan Perjanjian Kerja Laut (PKL) dengan badan usaha perikanan. 2.2.3
Nelayan Tradisional Nelayan merupakan suatu profesi yang sudah ada sejak jaman dahulu. Para
nelayan pada jaman dahulu menggunakan alat-alat tradisional untuk menangkap ikan. Namun seiring dengan perkembangan jaman peralatan-peralatan tradisional para nelayan sudah semakin ditinggalkan. Hal tersebut dikarenakan semakin majunya teknologi dan tuntutan dari kebutuhan pasar. Perbedaan nelayan tradisional dengan nelayan modern yakni nelayan tradisional khususnya d Bali masih menganut sistem-sistem tradisi dan kepercayaan yang sudah dijalankan dari jaman dahulu seperti prosesi upacara, sehingga kebudayaan itu tetap terjaga. Di daerah Bali sendiri, hampir disepanjang pantai memiliki kelompokkelompok nalayan tradisional. Kelompok-kelompok nelayan tersebut masih menggunakan peralatan-peralatan tradisional yang digunakan untuk melaut. Meskipun kini sudah banyak nelayan-nelayan dari luar Bali yang datang ke Bali dengan peralatan yang lebih modern, para nelayan-nelayan tradisional Bali tetap bertahan. Menurut ketua Kelompok Nelayan KUB Putra Samudra Lebih yakni Bapak I Made Ana disebutkan bahwa nelayan-nelayan tradisional masih mampu bertahan dikarenakan adanya fasilitas untuk menyalurkan hasil tangkapan. Dan juga adanya koperasi untuk nelayan dibeberapa daerah membuat kehidupan para nelayan tradisional cukup terjamin. Sedangkan untuk peralatan untuk menangkap ikan masih menggunakan peralatan tradisional seperti pancing dan jaring namun dengan hasil tangkapan ikan yang cukup bervariasi seperti berikut. Table 2.2 Jenis Tangkapan Ikan Jenis Peralatan
Hasil Tangkapan Ikan Tenggiri
Pancing
Ikan Lemadang Ikan Tongkol Ikan Jangki
Museum Nelayan Tradisional Bali | 24
SEMINAR TUGAS AKHIR
Ikan Kerapu Ikan Kakap Ikan Lemburu dengan ukuran ¾ inch Jaring
Ikan Temban dengan ukuran ¾ inch Ikan Tongkol dengan ukuran 2 sampai 3 inch.
Sebagai ungkapan terima kasih nelayan tradisional kepada Tuhan Maha Esa, setiap kelompok nelayan memiliki ritual-ritual yang dilakukan seperti upacara Segara Kerti, upacara tersebut dilakukan setap satu tahun sekali sebagai tanda ucapan terima kasih para nelayan kepada Tuhan dalam manifestasi dewa penguasa lautan. 2.3
Tinjauan Objek Sejenis Tinjauan objek sejenis ini mengambil tiga contoh museum yang ada di Bali,
yakni Museum Subak Sanggulan, Museum Arma Ubud, dan Museum Bali. Ketiga museum tersebut dijadikan tinjauan objek sejenis karena terdapat beberapa aspekaspek yang dirasa relevan untuk diterapkan pada Museum Nelayan Tradisional Bali. 2.3.1 Museum Subak Sanggulan Museum Subak Sanggulan merupakan museum khusus yang dikelola oleh pemerintah. Museum Subak ini membahas bagaimana aktivitas disubak, dari sistem irigasi air disawah hingga memanem padi. Museum ini merupakan museum satusatunya di Bali yang membahas sistem irigasi disawah di Bali, semua proses-proses mengenai tata cara pengairan dijelaskan secara detail pada museum Subak ini. Museum Subak Sanggulan ini sudah berdiri semenjak tanggal 13 Oktober 1981 dan diresmikan langsung oleh Gubernur Bali. Museum Subak Sanggulan ini terletak di Kabupaten Tabanan.
Museum Nelayan Tradisional Bali | 25
SEMINAR TUGAS AKHIR
Gambar 2.5Tampilan Eksterior Gedung Pameran Sumber : Observasi, 08 Oktober 2015
Adapun visi dan misi dari museum subak ini adalah sebagai berikut. A. Visi Museum Subak Menjadi museum yang berdaya guna dalam mendukung pelestarian lembaga adat subak yang merupakan warisan budaya bangsa yang adi luhung. B. Misi Museum Subak 1. Menggali dan menghimpun berbagai benda dan data yang berkaitan dengan subak termasuk yang mempunyai nilai sejarah; 2. Menyelamatkan, mengamankan, dan memelihara berbagai benda yang berkaitan dengan subak; 3. Memamerkan dan mengkomunikasikan koleksi museum sebagai bahan informasi, dokumentasi, media pendidikan, dan sarana studi/penelitian tentang subak; 4. Menjadikan museum subak sebagai tempat rekreasi/objek wisata. Museum subak juga memiliki berbagai macam fasilitas-fasilitas yang mampu menunjang dari aktivitas museum.
Museum Nelayan Tradisional Bali | 26
SEMINAR TUGAS AKHIR
a. Museum Terbuka Museum terbuka ini merupakan sebuah miniatur mengenai sistem pengairan subak, dapat dilihat pada gambar 2.6.
Gambar 2.6 Miniatur Sumber Air Pengairan Subak Sumber : Observasi, 08 Oktober 2015
b. Ruang Pameran Tertutup Sumber : Neufert Architects‘ Data, Third Edition, 2000:147 1) Ruang Pameran berisi mengenai benda-benda yang digunakan oleh petani
pada saat melakukan aktivitas subak, mulai dari cangkul hingga alat-alat pembajak sawah, dapat dilihat pada gambar 2.7.
Gambar 2.7 Ruang Pameran Museum Subak Sumber : Observasi, 08 Oktober 2015
Sumber : Neufert Architects‘ Data, Third Edition, 2000:147
Museum Nelayan Tradisional Bali | 27
SEMINAR TUGAS AKHIR
2) Ruang Audio Visual Ruang audio visul digunakan untuk pemutaran video mengenai subak yang ada di Bali serta juga sebagai tempat untuk melakukan diskusi mengenai subak. 3) Rumah Tradisional Bali Rumah tradisional Bali disini menjelaskan keterkaitan antara subak dengan rumah, yakni dengan adanya jineng sebagai tempat penyimpanan padi. C. Fasilitas Penunjang Selain dengan fasilitas-fasilitas utama yang dimiliki oleh museum subak, juga terdapat beberapa ruang-ruang yang digunakan untuk menunjang aktivitas utama yakni seperti, ruang informasi, ruang pengelola, gudang, perpustakaan, dan ruang penelitian. Museum subak merupakan sebuah museum yang dikelola oleh pemerintah, dimana dalam hal ini dikelola oleh pemerintah Kabupaten Tabanan, dibawah Departemen Pariwisata dan Kebudayaan Tabanan. Berikut merupakan struktur organisasi museum subak.
Kepala Museum 1 orang
KelompokJabatan Fungsional
Kepala Tata Usaha
Seksi Kepegawaian
Seksi Keuangan
Seksi Tata Usaha
10 orang
8 orang
10 orang
Gambar 2.8 Struktur Organisasi Museum Subak Sumber : Museum Subak, 08/10/2015
Museum Nelayan Tradisional Bali | 28
Sumber : Neufert Architects‘ Data, Third Edition, 2000:147
SEMINAR TUGAS AKHIR
2.3.2
Museum Pasifika Museum Pasifika merupakan sebuah museum yang terlatak di daerah BTDC
Nusa Dua, Bali. Museum Pasifika didirikan pada tahun 2006 oleh Moetaryanto P and Philippe Augier. Museum Pasifika merupakan sebuah museum seni yang membahas kesenian-kesenian yang tidak hanya ada di Indonesia tetapi juga yang ada diseluruh Asia Pasifik. Museum Pasifika ini terdiri dari sebelas gedung dimana masing-masing gedung memamerkan benda-benda yang berasal dari wilayah tertentu. Gedung 1
: Seniman-Seniman Indonesia
Gedung 2
: Seniman-Seniman Italia yang ada Indonesia
Gedung 3
: Seniman-Seniman Belanda yang ada di Indonesia
Gedung 4
: Seniman-Seniman Prancis yang ada Indonesia
Gedung 5
: Seniman-Senimana Indonesia-Eropa yang ada di Indonesia
Gedung 6
: Pameran Temporer
Gedung 7
: Seniman-Seniman di Indochina Peninsula: Laos, Vietnam, and Cambodia
Gedung 8
: Seniman-seniman di Polynesia dan Tahiti
Gedung 9
: Kesenian Premier dari Vanuatu
Gedung 10
: Tapa dari Oceania dan Pasifik
Gedung 11
: beberapa pekerja seni di Jepang, China, Thailand, Malaysia, Myanmar dan Filipina
Gambar 2.9 Tampilan Depan Museum Pasifika Sumber : Observasi, 28 Oktober 2015
Sumber : Neufert Architects‘ Data, Third Edition, 2000:147
Museum Nelayan Tradisional Bali | 29
SEMINAR TUGAS AKHIR
Gambar 2.10 Denah Museum Pasifika Sumber : http://partogi.blogdetik.com/2011/12/21/apa-itumuseum-pasifika/ diakses 30 November 2015
Selain dari gedung-gedung pameran, juga terdapat beberapa fasilitas-fasilitas Sumber : Neufert Architects‘ Data, Third Edition, 2000:147 penunjang lainnya seperti ruang informasi, ruang pengelola, ruang perawatan
barang, gudang, toko buku dan cafeteria.
Gambar 2.11 Ruang Pameran Museum Pasifika Sumber : Observasi, 28 Oktober 2015
Sumber : Neufert Architects‘ Data, Third Edition, 2000:147
Museum Nelayan Tradisional Bali | 30
SEMINAR TUGAS AKHIR
Gambar 2.12 Ruang Pameran Temporer Museum Pasifika Sumber : Observasi, 28 Oktober 2015
Sumber : Neufert Architects‘ Data, Third Edition, 2000:147
Gambar 2.13 Penataan Landscape Museum Pasifika Sumber : Observasi, 28 Oktober 2015
2.3.3
Museum Bali Sumber : Neufert Architects‘ Data, Third Edition, 2000:147 Museum Bali merupakan sebuah museum yang membahas kebudayaan Bali
dari jaman dahulu hingga saat ini. Museum Bali terletak ditengah-tengah kota Denpasar. Museum Bali pertama kali dibuka pada tanggal 8 Desember 1932. Tampilan bangunan dari Museum Bali ini cenderung menyerupai puri (Istana Raja).
Gambar 2.14 Museum Bali Sumber : Observasi, 08 Oktober 2015
Museum Nelayan Tradisional Bali | 31
Sumber : Neufert Architects‘ Data, Third Edition, 2000:147
SEMINAR TUGAS AKHIR
Pada Museum Bali, terdapat beberapa bangunan dengan berbagai macam fungsinya. Berikut merupakan beberapa bagian bangunan yang terdapat didalam Museum Bali. a. Bale Peninjoan Bangunan ini bertujuan untuk meninjau situasi disekitar museum, mengingat konsep museum diadaptasi dari bangunan puri. b. Balai Kulkul Balai Kulkul jika dilihat dari keseluruhan bangunan museum memberikan ciri bahwa museum tersebut sebagai sebuah pura. c. Gedung Tabanan Gedung Tabanan berfungsi sebagai tempat penyimpanan barang-barang koleksi kesenian dan Ethnografi.
Gambar 2.15 GedungTabanan Sumber : Observasi, 08 Oktober 2015
d. Gedung Karangasem Sumber : Neufert Architects‘ Data, induk Third Edition, 2000:147 di Museum Gedung Karangasem merupakan gedung yang terdapat
Bali, dimana pada gedung ini terdapat koleksi-koleksi pra-sejarah, sejarah, arkeologi, ethnografi, dan seni rupa.
Gambar 2.16 GedungKarangasem Sumber : Observasi, 08 Oktober 2015
Sumber : Neufert Architects‘ Data, Third Edition, 2000:147
Museum Nelayan Tradisional Bali | 32
SEMINAR TUGAS AKHIR
e. Gedung Buleleng Gedung Buleleng difungsikan sebagai tempat untuk menyimpan barangbarang rumah tangga, alat-alat pertanian dan nelayan serta kerajaninan dari batu maupun tanah liat.
Gambar 2.17 GedungBuleleng Sumber : Observasi, 08 Oktober 2015
f. Gedung Perpustakaan Sumber : Neufert Architects‘ Data, Third Edition, 2000:147
Gedung perpustakaan digunakan untuk menyimpan buku-buku yang berkaitan dengan peradaban manusia yang terjadi di Bali. g. Gedung Pameran Sementara Gedung ini terdiri dari dua lantai, dimana lantai pertama digunakan untuk pameran sementara, sedangkan lantai kedua digunakan untuk ruang direktur. Museum Bali merupakan museum yang dikelola oleh pemerintah provinsi Bali langsung dan berada dibawah Departemen Pariwisata dan Kebudayaan. Berikut merupakan struktur organisasi Museum Bali.
Museum Nelayan Tradisional Bali | 33
SEMINAR TUGAS AKHIR
Kepala Museum
Kelompok Tenaga Fungsional
Seksi Koleksi
Sub Bagian Tata Usaha
Seksi Konservasi
Seksi Rumah Tangga
Seksi Kepegawaian
Seksi Bimbingan
Seksi Keuangan
Seksi Tata Usaha
Gambar 2.18 Struktur Organisasi Museum Bali Sumber : Museum Bali, 08 Oktober 2015
Sumber : Neufert Architects‘ Data, Third Edition, 2000:147
Museum Nelayan Tradisional Bali | 34
SEMINAR TUGAS AKHIR
2.3.4 Kesimpulan Tinjauan Objek Sejenis Table 2.3 Kesimpulan Objek Sejenis KESIMPULAN TINJAUAN OBJEK SEJENIS Museum Subak Sanggulan
No
Kriteria
Museum Pasifika
1.
Klasifikasi
Museum Khusus
Museum Khusus
Museum Umum
2.
Lokasi
Kabupaten Tabanan
Nusa Dua.
Kota Denpasar
3.
Fungsi dan Peranan
Museum sistem pertanian khas Bali
Museum Seni
Museum Kebudayaan Bali
4.
Status kelembagaan
Pemerintah
Swasta
Pemerintah
4.
Fasilitas dan Ruang
1. Museum Terbuka 2. Rumah Petani Tradisional 3. Ruang Pameran 4. Ruang Audio Visual 5. Perpustakaan 6. Gudang & Preparasi
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
1. Ruang pameran tetap 2. Ruang pameran temporer 3. Auditorium 4. Ruang penyimpanan koleksi 5. Ruang konservasi 6. Ruang tata usaha 7. Ruang perpustakaan
Ruang Pameran Ruang Baca Perpustakaan Toko Buku Panggung Terbuka Ruang Informasi Ruang Pengelola Gudang Cafetaria
Museum Bali
2.4 Spesifikasi Umum Museum Nelayan Tradisional Bali
Dalam Spesifikasi Umum Proyek ini akan dibahas mengenai gambaran umum Museum Nelayan Tradisional Bali. 2.4.1
Pengertian Museum Nelayan Tradisional Bali Pengertian dari Museum Nelayan Tradisional Bali adalah bangunan yang
digunakan sebagai tempat untuk menyimpan, merawat, serta memamerkan bendabenda hasil kebudayaan para nelayan, sehingga dengan adanya bangunan ini diharapkan mampu menjaga kebudayaan para nelayan tradisional Bali.
Museum Nelayan Tradisional Bali | 35
SEMINAR TUGAS AKHIR
2.4.2 Fungsi Museum Nelayan Tradisional Bali a. Mengumpulkan benda-benda hasil kebudayaan para nelayan tradisional yang keberadaannya akan susah untuk ditemui; b. Memperkenalkan kepada masyarakat luas mengenai kebudayaan nelayan tradisional; dan c. Menjadi pusat penelitian mengenai kebudayaan para nelayan. 2.4.3 Klasifikasi Museum Nelayan Tradisonal Bali Berdasarkan klasifikasi museum yang sudah dijabarkan pada tinjauan teori, maka museum ini dikategorikan sebagai berikut. a. Menurut koleksinya museum ini termasuk kedalam museum khusus; b. Menurut penyelenggaranya museum ini termasuk museum pemerintah; c. Memuat ruang lingkup wilayah museum ini termasuk museum lokal, karena hanya mewakili benda-benda yang ada didaerah Bali saja; dan d. Menurut tipenya museum ini termasuk tipe C, ditinjau dari segi politik keamanan dan kependudukan, 2.4.4
Pelaku Kegiatan
Pelaku kegiatan dalam fasilitas museum ini dapat dibedakan menjadi tiga yakni, a. Wisatawan Wisatawan yang datang mengunjungi museum bisa bersifat umum dalam artian hanya ingin mengunjungi museum sebagai tempat rekreasi budaya, dan pengunjung khusus yang ingin melakukan penelitian didalam museum. b. Pengelola Pengelola adalah pihak yang mengatur segala kelancaran museum, dimana pengelola tersebut sudah ditentutkan dengan struktur organisasi yang sesuai dengan museum negeri. 2.4.5
Fasilitas Museum Nelayan Tradisional Bali
Fasilitas-fasilitas yang terdapat pada museum ini nantinya akan dibedakan atas dua jenis yaitu fasilitas utama dan fasilitas penunjang. A. Fasilitas Umum 1. Ruang Pameran Tetap : a. Pameran koleksi alat perlayaran dan penangkapan ikan tradisional Bali b. Pameran koleksi jenis tangkapan ikan
Museum Nelayan Tradisional Bali | 36
SEMINAR TUGAS AKHIR
c. Pameran proses pengolahan ikan d. Pameran proses pembuatan garam e. Pameran kebudayaan nelayan secara spiritual f. Pameran koleksi peralatan pribadi nelayan g. Pameran koleksi jenis-jenis perahu h. Pameran koleksi peralatan perdagangan ikan i. Pameran miniatur pasar ikan tradisional j. Pameran mengenai sejarah dewa segara/dewa baruna sebagai penguasa laut beserta kegiatan upacara yang dilakukan oleh nelayan sebagai wujud rasa syukur 2. Ruang Audio dan Visual a. Pemutaran video dokumenter proses mengenai cara-cara pengangkapan ikan b. Pemutaran video prosesi upacara nelayan c. Pemutaran video proses pengolahan ikan d. Pemutaran video proses pembuatan garam 3. Ruang Edukasi 4. Ruang Auditorium 5. Ruang Perawatan 6. Perpustakaan B. Fasilitas Penunjang 1. Ruang Pengelola 2. Ruang Informasi 3. Toilet 4. Tempat Parkir 5. Tempat Suci 6. Cafetaria
Museum Nelayan Tradisional Bali | 37