BAB II TEORI PENUNJANG 2.1Umum Keperluan akan jaringan komputer sangat didasarkan pada kebutuhan penyelenggaranya. Keperluan akan kapasitas jaringan yang kecil atau besar sangat tergantung pada berapa jumlah user yang ada, berapa jumlah jaringan local area network yang ada, ataupun segi pembiayaan dari pengadaaan jaringan komputer yang diinginkan oleh user atau suatu perusahaan. Namun demikian faktor-faktor di atas dapat kita kategorikan pada kapasitas jaringan yang diperlukan, yaitu :
LAN (Local Area Network) Hubungan anatara dua komputer atau lebih dalam satu area geografis yang
terbatas seperti di dalam satu gedung, dalam satu rumah perkantoran, dan lain-lain.
WAN (Wide Area Network) Hubungan anatara LAN ke LAN untuk saling berkomunikasi dalam are a
geografis tak terbatas. Bentuk atau topologi jaringan sangat menentukan bagaimana suatu LAN ataupun WAN diimplementasikan, adapun macamnya anatara lain :
point-to-point Suatu topologi dengan menghubungkan dua titik satu kanal komunikasi,
dimana hubungan komunikasi yang terjadi adalah secara langsung, sehingga memerlukan semacam routing table atau switch diantara dua perangkat yang saling berkomunikasi (contoh : hubungan secara langsung anatara langsung antara dua komputer dengan menggunakan metoda asynchronous).
Gambar 2 – 1 Topologi Point-to-point
Mesh Topologi ini menyediakan hubungan ke setiap titik dalam suaru jaringan,
topologi mesh merupakan topologi yang handal karena menyediakan saluran untuk setiap titik, namun memerlukan biaya yang besar untuk insatalasi dan kurang efisien dalam pemakaian saluran komunikasi. Bila jumlah titik adalah N, maka jumlah saluran nM yang harus tersedia adalah : nM = N(N – 1) 2 Jadi untuk 4 titik akan dibutuhkan 6 saluran komunikasi.
`
`
`
`
`
`
Gambar 2 – 2 Topologi Mesh
Star Pada topologi star setiap titik terhubung ke titik pusat. Jika jumlah titik adalah
N, maka jumlah saluran ns yang harus tersedia adalah : Ns = N – 1
Jadi untuk 4 titik dibutuhkan 3 saluran komunikasi.
Gambar 2 – 3 Topologi Star
Hybrid Topologi ini merupakan kombinasi antara Mesh dan Star. Saluran nH yang
dibutuhkan dalam topologi hybrid adalah nH = (N”+1)(N’ – 1) 2 Dimana : N” = Jumlah titik Mesh N’ = Jumlah titik Star
Gambar 2 – 4 Topologi Hybrid Dalam jaringan komputer baik LAN ataupun WAN dapat menggunakan banyak protokol tetapi agar dua komputer dapat berkomunikasi, keduanya perlu menggunakan protokol yang sama, andai kata terdapat beberapa protokol yang berbeda tetap harus diperlukan suatu platform protokol universal yang dapat menghubungkan semua protokol yang ada. Protokol adalah kumpulan aturan-aturan yang mengatur bagaimana dua komputer atau lebih dapat berkomunikasi satu dengan yang lainnya dalam pertukaran informasi sesuai terminologi jenis jaringan yang digunakan. Untuk LAN dikenalkan seperti Ethernet yang berabasis TPC/IP dan WAN seperti X.25, ISDN (Integrated Service Digital Network), ATM (Asynchronous Transfer Mode), dan Frame relay. Dalam bab ini penulis hanya akan membahas tentang protokol TCP/IP dan Frame relay.
2.2
TCP/IP TCP/IP (Transmission Control Protokol / Internet Protokol) adalah
sekumpulan protokol yang didesain untuk melakukan fungsi-fungsi komunikasi data, yang masing-masing bertanggung jawab atas bagian-bagian tertentu, protokol yang satu tidak perlu mengetahui cara kerja protkol yang lain, sepanjang masih bisa mengirim dan menerima data. Protokol TCP/IP tidak membedakan jenis komputer dan sistem operasi yang digunakan oleh satu atau lebih dari satu jaringan, sehingga komputer satu dengan lainnya atau jaringan satu dengan yang lainnya dapat saling berkomunikasi. Lebih luas lagi apabila satu komputer atau bahkan satu jaringan komputer besar disambungkan pada internet, maka di belahan dunia manapun komputer-komputer itu dapat dapat saling berhubungan asalkan terhubung ke internet. Sejarah mencatat awal mula internet mulai dikembangkan di dunia ini, adalah ARPANET yang merupakan jaringan riset yang disponsori DoD (Departemen Pertahanan Amerika Serikat – US Departement of Defence). Pada saat itu ARPANET menghubungkan ratusan universitas dan instalasi pemerintah dengan menggunakan kabel telepon sewaan. Kemudian saat jaringan satelit dan radio ditambahkan ke sistem, ternyata protokol-protokolnya mendapat kesulitan dalam menghubungkan komputer-komputer yang telah tergabung itu, karena itu diperlukan model referensi yang baru. Dengan demikian kemampuan untuk menghubungkan jaringan-jaringan komputer secara bersama-sama tanpa melihat adanya perbedaan merupakan tujuan utama rancangan sejak waktu itu. Arsitektur ini kemudian dikenal sebagai “ Model Referensi TCP/IP “. Model referensi TCP/IP pertama kali dipublikasikan dalam bentul artikel oleh V. Cerf dan R. Khan pada tahun 1974. Awal perkembangannya
dimulai sejak tahun 1969 oleh lembaga riset Departemen Pertahanan yang dinamakan DARPA (Defence Advance Research Project Agency), riset ini bertujuan untuk mengembangkan aturan komunikasi data antar computer yang :
Bekerja secara transparan, melalui bermacam-macam jaringan komunikasi data yang terhubung satu dengan lainnya.
Tahan terhadap gangguan (bencana alam, serangan nuklir dan lain-lain)
Sukses ARPANET adalah terbentuknya aplikasi File Transfer, E-mail dan Telnet. Protocol komunikasi data yang digunakan pada waktu itu adalah NCP (Network Communication Protokol), tidak sanggup menampung kode computer yang besar, kemudian DARPA (Defence Advance Research Project Agency) melakukan riset lagi pada tahun 1982 terbentuklah protocol TCP/IP, protocol ini kemudian diadopsi ARPANET pada tahun 1983. Lembaga ilmu pengetahuan nasional Amerika NSF (National Science Foundation) mendanai pembuatan jaringan TCP/IP yang dinamai NSFNET, pada tahun 1986. Jaringan ini digunakan untuk menghubungkan lima pusat computer super dan memungkinkan terhubungnya universitas-universitas di Amerika, dan jaringan inilah yang kemudian menjadi embrio berkembangnya internet yang kita kenal sekarang ini. 2.2.1.1 Arsitektur TCP/IP Pada dasarnya, komunikasi data merupakan proses mengirimkan data dari satu computer ke computer lainnya. Untuk mengirimkan data, pada computer harus ditambahkan alat khusus, yang dikenal sebagai network interface (antarmuka jaringan). Dalam proses pengiriman data ini terdapat beberapa masalah yang dipecahkan.
Pertama, bahwa data harus dapat dikirimkan dari computer satu ke computer lainnya atau dari satu jaringan ke jaringan yang lain harus atau tidak boleh ada data yang hilang. Hal yang menjadi pemikiran para ahli pada awalnya adalah : 1. Bagaimana satu computer dapat memulai satu hubungan pengenalan dengan computer lain, menjaga hubungan, melakukan pengiriman data satu sama lainnya, dan yang terakhir adalah memutuskan hubungan secara computer yang tersambung dalam satu hubungan komunikasi data. 2. Bagaimana mengetahui data yang dikirim dari satu computer ke computer lainnya tidak cacat atau hilang ditengah jalan. 3. Bagaimana data yang dikirim dari satu sumber computer data sampai dengan tepat kepada computer yang diinginkan tanpa ada satu atau lebih kesalahan tujuan. 4. Bagaimana data yang dikirim dengan system satu ke system lainnya dapat diterjemahkan sama dengan satu bahasa yang sama(protocol). Pada kenyataan, bahwa data yang dikirimkan dari satu computer ke computer lain untuk dapat saling berkomunikasi haruslah menggunakan satu aturan bahasa (protocol) yang dapat dimengerti oleh kedua atau lebih computer yang saling berhubungan. Oleh karenanya dalam berkomunikasi disusunlah satu standart aturan yang dapat saling berinteraksi pada satu lapisan (layer) ke lapisan berikutnya atau sebelumnya. Adapun lapisan (layer) tersebut mempunyai masing-masing, namun memiliki tugas utama untuk saling menghubungkan lapisan-lapisan yang ada. TCP/IP merupakan satu dari protocol dalam komunikasi data yang mengalami perkembangan sangat pesat sekali. Hal ini sangat dipengaruhi oleh sifatnya yang sangat fleksibel dan sangat global. Protocol TCP/IP yang sangat general bagi seluruh
perangkat computer di dunia ini diterima dengan antusias sekali oleh seluruh pengguna computer, artinya perangkat interface yang ada di seluruh computer di dunia ini dapat dikatakan compatible, begitu juga dalam interkoneksi dalam jaringan (network) datanya. Sekumpulan protocol TCP/IP ini dimodelkan dengan empat layer TCP/IP, yaitu 1. Network Interface Layer, bertanggung jawab mengirim dan menerima data dari dan ke media fisik. Media fisik dapat berupa kabel, serat optic, point to point SCPC atau gelombang radio. 2. Internet Layer, bertanggung jawab dalam proses pengiriman paket ke alamat yang tepat. Pada layer ini terdapat tiga macam protocol, yaitu IP (Internet Protokol), ARP (Address Resolution Protokol) dan ICMP (Internet Control Messege Protokol). 3. Transport Layer, bertanggung jawab untuk mengadakan komuniukasi antar dua computer. Terdapat dua protocol dalam layer ini, yaitu TCP dan UDP (User Datagram Protocol). 4. Application Layer, pada layer ini terletak semua aplikasi yang menggunakan TCP/IP, contohnya FTP, HTTP (Hyper Text Transfer Protocol) dan Telnet.
Gambar 2-5 Layer OSI dan Layer TCP/IP 2.2.2
IP
IP (Internet Protocol) merupakan inti dari protocol TCP/IP. Dalam melakukan pengiriman data, IP memiliki sifat unreliable dan connectionless. Unreliable (ketidakhandalan) berarti IP tidak memberikan jaminan keberhasilan pengiriman paket sampai ketempat tujuan dengan lengkap. Protocol IP hanya melakukan usaha sebaik-baiknya agar paket yang dikirim tersebut sampai ketempat tujuan. Jika didalam perjalanan paket tersebut terjadi hal-hal yang tidak diinginkan (jalur komunikasi putus, router mengalami congestion atau host sedang down) maka protocol IP hanya memberitahu masalah melalui protocol ICMP. ICMP akan dibahas pada sub bab selanjutnya. Sedangkan connectionless berarti dalam mengirimkan paket dari tempat asal ke tujuan, pihak pengirim dan penerima paket IP tidak
mengadakan pemeberitahuan terlebih dahulu, namun pengecekan data yang dikirim tetap dilakukan. IP address adalah alamat yang diberikan ke jaringan dan peralatan yang menggunakan protocol TCP/IP. IP address terdiri atas 32 bit biner dimana dipisahkan dengan tanda titik 8 bit (octet) yang umumnya dituliskan sebagai 4 angka decimal, seperti contoh berikut : Biner
: 10101100.00011000.00001011.01100100
Decimal
:
IP
172
24
11
100
address terdiri dari atas dua bagian yakni Network ID dan Host ID.
Network ID menentukan alamat dari jaringan sedangkan Host ID menentukan alamat dari peralatan jaringan. Berikut adalah table pembagian network dan host berdasarkan kelas-kelas IP address pada umumnya. Table 2-1 Pembagian Network ID dan Host ID pada default Subnet Network
Host
Kelas
ID
ID
Default Subnet Mask
A
X.
X.X.X
255.0.0.0
B
X.X
X.X
255.255.0.0
C
X.X.X
X
255.255.255.0
Untuk dapat menandai kelas satu dengan kelas yang lain, maka dibuat beberapa peraturan sebagai berikut :
Oktet pertama dari kelas A dimulai dengan angka biner 0.
Oktet pertama dari kelas B dimulai dengan angka biner 10.
Oktet pertama dari kelas C dimulai dengan angka biner 100.
Oleh sebab itu, IP address dari masing-masing kelas harus dimulai dengan angka decimal tertentu pada octet pertama, seperti terlihat pada table dibawah ini. Table 2-2 Range alamat default pada kelas IP Kelas
Range
Jumlah Maksimum Network
Default Subnet Mask
A
1-126
127
255.0.0.0
B
128-191
16384
255.255.0.0
C
192-223
2097152
255.255.255.0
Disamping itu ada pula beberapa peraturan tambahan yang perlu diketahui , yaitu : Angka 127 di octet pertama digunakan untuk loopback. Network ID tidak boleh semuanya terdiri atas angka 0 dan 1. Host ID tidak boleh semuanya terdiri dari atas angka 0 dan 1. Selain ketiga kelas A,B dan C yang sering di pakai, sebenarnya ada ladi kelas D yang mana octet pertama dimulai dengan biner 1110 dipergunakan untuk alamat multicast dan kelas E dimana octet pertama dimulai dengan biner 1111 dipersiapkan untuk eksperimen. 2.2.3
Subnetting
Jika pemilik sebuah IP address kelas B, misalnya dengan network ID 130.200.0.0 memerlukan lebih dari satu network ID, maka ia harus mengajukan IP address pada saat ini sangat terbatas, dikarenakan telah menjamurnya jumlah situssitus di internet. Untuk mengatasi kesulitan ini dan menghindarkan kita mengajukan permohonan baru ke internic, muncullah suatu teknik memperbanyak Network ID dari satu network ID yang sudah ada. Hal ini dinamakan Subnetting, dimana sebagian host ID dikorbankan untuk dipakai dalam membuat network ID tambahan.
2.2.3.1 Subnetting Sama Rata Metode subnetting dimana semua subnetwork dari satu network mendapat subnet mask yang sama. Contoh Network ID 130.200.0.0 dengan default subnet mask kelas B adalah 255.255.0.0 akan dibuat dua Network ID baru, langkahnya sebagai berikut : 1. Merubah subnet mask : Subnet mask lama
:
255.255.0.0 atau 11111111.11111111.00000000.00000000 atau /16 Subnet mask baru
:
255.255.192.0 atau 11111111.11111111.11000000.00000000 atau /18 2. Kelompok Network ID baru pertama, diperoleh dengan merubah kombinasi 2 bit ke 01 pada subnet bit (kombinasi 00 dan 11 tidak boleh dipakai). 10000010.11001000.01000000.00000001 = 130.200.64.1 10000010.11001000.01111111.11111110 = 130.200.127.254 Sehingga diperoleh alokasi Host ID dari 130.200.64.1 sampai dengan 130.200.127.254 dengan subnet mask 255.255.192.0 atau /18 3. Kelompok Network ID baru kedua, diperoleh dengan merubah kombinasi 2 bit ke 10 pada subnet bit (kombinasi 00 dan 11 tidak boleh dipakai). 10000010.11001000.10000000.00000001 = 130.200.128.1 10000010.11001000.10111111.11111110 = 130.200.191.254 Sehingga diperoleh alokasi Host ID dari 130.200.128.1 sampai dengan 130.200.191.254 dengan subnet mask 255.255.192.0 atau /18. 2.2.3.2 VLSM (Variabel Length Subnet Mask)
Dengan VLSM, suatu subnetwork mempunyai subnet mask berlainan sesuai dengan kebutuhan hostnya. Contoh suatu LAN terdapat 10 host, maka untuk mendapatkan subnettingnya sebagai berikut : 1. Total Host LAN
= Jumlah PC + Eternet Router =2+1=3
2. Total Host
= Total Host LAN + 1 Broadcast ID + 1 Network ID ≤
Total IP =3+1+1=5 3. Total IP
= 2(Bit Host)
, (Bit Host dengan logika “0”)
= 24 4. Bit Network
= 32 – Bit Host , ( Bit Host ditulis dengan logika ”1”) = 32 – 4 = 28
5. Subnet Mask adalah konversi decimal dari binner Bit Network dan Bit Host. 11111111.11111111.11111111.11110000 = 255.255.255.240 Jika kalau suatu subnetwork mempunyai jumlah host 2, maka subnet masknya adalah 255.255.255.252 2.2.4
ICMP
ICMP (Internet Control Messege Protocol) adalah yang bertugas mengirimkan pesan-pesan kesalahan dan kondisi lain yang memerlukan perhatian khusus. Pesan atau paket ICMP dikirim jika terjadi masalah, missal jalur komunikasi terputus, router problem dan matinya host tujuan. Beberapa pesan kesalahan yang disampaikan oleh ICMP anatara lain adalah :
Destination Unreachable, pesan ini dihasilkan oleh router jika pengiriman paket mengalami kegagalan akibat putusnya jalur, baik secara fisik maupun secara logic. Network Unreachable, jika jaringan tujuan tidak dapat dihubungi. Destination Host Unreachable, jika host tujuan tidak dapat dihubungi. Port is Unreachable, jika tidak ada port yang dimaksud pada tujuan. 2.2.5
ARP
ARP (Address Resolution Protokol) adalah protocol yang mengadakan translasi dari IP address yang diketahui menjadi alamat hardware (Ethernet) atau MAC address ke alamat ke alamat broadcast. Mekanisme kerja ARP adalah sebagai berikut : 1. Suatu host dengan IP address A ingin mengirimkan paket ke host dengan IP address B pada jaringan local. Host pengirim memeriksa dulu ARP cachenya adalah hardware address untuk host dengan IP address B. 2. Jika tidak ada, ARP akan mengirimkan paket ke alamat broadcast (sehingga seluruh jaringan mendengarnya). Paket ini berisikan pertanyaan “siapa pemilik IP address B dan berapakah Ethernet addressnya ?” dalam paket ini juga disertakan IP address A dan Ethernet addressnya.
ARP Cache
C: 002369 ….. B: ?????? …..
C: 002367 ….. B: 002369 …..
3
1
ARP
Computer B ARP Broadcast
2 `
2 `
4
Gambar 2-6 Cara Kerja ARP 3. Setiap host dijaringan local menrima request tersebut dan memeriksa IP address masing-masing. Jika ia merasa paket tersebut bukan untuknya, dia tidak akan berusaha menjawab pertanyaan tersebut. 4. Host dengan IP address B yang mendengar request tersebut akan mengirimkan IP address dan Ethernet addressnya langsung ke host penanya. 2.2.6 Protocol Routing Jaringan network dapat dikatakan sebagai jalan umum atau mungkin dapat dikatakan sebagai jalan “tol-nya’ dari suatu komunikasi data. Kemacetan akan terjadi bilamana traffic dari kendaraan padat sekali, atau kapasitas jalan tol tersebut tidak dapat aturan atau dapat menampung semua kendaraan yang ada. Bahkan bilamana di jalan tersebut tidak ada aturan atau rambu lalu lintas yang mengatur kelancaran jalan tersebut rusak,
maka bertambah pula kemacetannya. Karenanya diperlukan satu aturan main dalam berlalulintas dan barangkali dicarikan suatu jalan alternative agar kepadatan lalulintas dapat dikurangi sehingga lebih lancer. Hal yang sama terjadi juga dalam jaringan WAN. Jaringan WAN dibagi dalam berbagai segmen dan jaringan dengan jalur yang berbagai macam. Supaya suatu paket dapat mencapai tujuannya, diperlukan suatuu peralatan untuk mengatur paket-paket tersebut agar mencapai tujuannya dengan jalan yang tersingkat. Untuk itu digunakan router yang fungsi utamanya adalah untuk menentukan jalur dan meneruskan paket-paket. Agar router dapat mengetahui bagaimana meneruskan paket-paket ke alamat yang dituju dengan menggunakan jalur paling baik, router menggunakan peta atau Tabel Routing. Table routing dapat dibuat secara :
Static Routing Adalah cara pembuatan table routing secara manual. Dipakai pada jaringan sederhana yang hanya menggunakan beberapa buah router.
Dynamic Routing Untuk membuat suatu table routing secara dinamis berubah-ubah secara otomatis jika topologi jaringan berubah.
Default Routing Dibuat agar router menerima paket yang mempunyai alamat tujuan yang tak dikenalnya, paket tersebut disalurkan lewat default routing. 2.2.6
TCP
TCP (Transmission Control Protocol) merupakan yang terletak di layer Transport, berfungsi untuk mengubah suatu blok data yang besar menjadi segmensegmen yang dimemori dan tulisan dan disusun secara berurutan, agar sipenerima
dapat menyusun kembali segmen-segmen tersebut seperti waktu pengiriman, fungsi tersebut disebut dengan istilah Flow Control. Protocol ini menyediakan service yang dikenal sebagai connection oriented, reliable dan byte stream service. Connection Oriented berarti sebelum melakukan pertukaran data, dua aplikasi pengguna TCP harus melakukan pembentukan hubungan (handshake) terlebih dulu. Reliable berarti TCP merupakan proses deteksi kesalahan paket dan retransmisi. Byte Stream Service berarti paket dikirimkan dan sampai ke tujuan secara berurutan.
Gambar 2-7 Pembentukan dan pemutusan koneksi TCP 2.2.7
UDP
UDP (User Datagram Protocol) adalah jenis protocol connection-less dan unreliable. Kemiripan dengan TCP adalah penggunaan Port Number, umumnya TCP dan UDP menggunakan port 1023 atau lebih besar untuk berhubungan dengan host-to host. UDP banyak digunakan untuk aplikasi yang tidak peka terhadap ganggauan jaringan atau aplikasi yang secara periodic melakukan aktifitas tertentu, UDP bersifat broadcast dan multicasting, artinya pengiriman datagram ke banyak client sekaligus akan efisien jika prosesnya menggunakan connectionless. 2.2.8
Aplikasi TCP/IP
TCP/IP merupakan protocol yang kompleks, menawarkan banyak layanan aplikasi. Untuk masing-masing service aplikasi, system akan membutuhkan “subdialect” TCP/IP yang dinamakan “port”. Port adalah sebuah nilai layanan yang diterapkan untuk mengidentifikasi sebuah layanan. Contoh layanan aplikasi TCP/IP adalah telnet, FTP dan Internet (Email dan HTTP). 2.2.9.1 Telnet (Telekomunication Network) Telnet berguna bagi seseotang pemakai computer untuk mengakses ke terminal lain dari jauh (remote). Telnet menggunakan port 23 untuk berhubungan dengan lapisan transport. Protocol telnet membuat kedua computer yang berhubungan dengan jenis peralatan computer apapun, selama pemetaan dapat dibuat antara terminal virtual dengan fisik peralatan. Jika hubungan telah dibangun dengan telnet, maka remote computer dapat diakses seperti kita duduk di depan remote computer tersebut. 2.2.9.2 FTP (File Transfer Protocol) FTP berfungsi untuk memindahkan file dari computer sau ke computer lainnya, berbeda dengan telnet, FTP tidak dapat menjalankan suatu program dari
remote computer remote. Akses FTP terbatas untuk fungsi-fungsi pengaturan file dari satu computer satu (client) ke computer yang lain (server) melihat isi direktori dan menghapus file. FTP menggunakan port 21 untuk berhubungan dengan lapisan transport. Umumnya untuk mengakses suatu FTP server akan diminta izin akses berupa login dan password. 2.2.9.3 POP3 (E-mail) E-mail (Elektronic Mail) digunakan untuk mengirim pesan-pesan email ke sebuah Intenet Mail Server. E-mail menggunakan port 110. 2.2.9.4 HTTP (Hyper Text Transfer Protokol) Digunakan untuk mengakses www (Word Wide Web) pages atau Web Browser, yang menggunakan port 80. 2.2.9
Perangat Jaringan TCP/IP
Peralatan atau komponen fisik dalam jaringan TCP/IP umumnya terdiri dari : computer, NIC, hub, media kabel dan Router. 2.2.10.1 Komputer Model operasi dimana suatu computer berfungsi sebagai server yang memberikan pola pelayanan ke computer lain (clien), dimana akses dilakukan secara transparan dari computer client pada jaringan tersebut. Jenis pelayanan Client-Server misalnya : 1. File server, memberikan pelayanan fungsi pengelollahan file, jumlahnya dapat lebih dari satu, pada sebuah jaringan. 2. Printer server, memberikan layanan fungsi pencetakan. 3. Database server, proses-proses fungsional mengenai database dijalankan pada mesin ini, dan computer lain dapat minta pelayanan ini.
2.2.10.2 NIC (Network Interface Control) Dimana interface ini merupakan sebuah Ethernet card yang dipasang pada sebuah computer yang terhubung ke NIC yang lain melalui Hub dan kabel, misal UTP dalam suatu jaringan LAN. Untuk menentukan pada posisi mana sebuah host computer berada, maka NIC diberikan address sepanjang 48 bit yang unik (hanya satu didunia) dikenal sebagai Ethernet Address. Selain itu IP address juga dikonfigur ke NIC melalui Operating Sistem seperti Windows. 2.2.10.3 Hub Hub berfungsi untuk menghubungkan peralatan computer satu dengan lainnya yang bekerja di lapisan physical dan umumnya menggunakan protocol Ethernet. Hub dalam penggunaannyatidak perlu dikonfigur. Memiliki beberapa port untuk dihubungkan ke computer, router dan hub yang lainnya. Hub hanya memiliki satu collision domain sehingga bila satu port sibuk maka port-port yang lain harus menungggu. 2.2.10.4 Router Fungsi utama Router adalah untuk menentukan jalur dan meneruskan paket dari data satu LAN ke LAN lainnya yang biasanya saling berjauhan dalan WAN. Router bekerja pada lapisan Network dengan protocol Routing yang berfungsi mengatur lalu lintas data. Paket data yang tiba di router diperiksa dan diteruskan ke alamat yang dituju dengan cepat. Router seperti juga computer, memiliki perangkat keras yaitu peralatan router itu sendiri dan perangkat lunak yaitu Internetwork Operating system (IOS). Dalam Tugas Akhir ini penulis memakai router dengan merek TP-link. Untuk itu di dalam
Router terdapat Central Processing Unit (CPU) da memory serta dilengkapi pula dengan sejumlah interface antara lain : 1. Ethernet Interface dihubungkam ke LAN. 2. Serial Interface dihubungkan ke WAN untuk berhubungan dengan dunia luar dan keluar masuk data. 2.2.10.5 Kabel Kabel yang dimaksud disini adalah untuk menghubungkan Hub dengan computer, hub dengan hub dan hub dengan router. Kabel yang digunakan untuk membangun sebuah jaringan computer adalah jenis twisted pair, coaxial dan fiber optic. Umumnya yang digunakan adalah jenis kabel Unshielded Twisted Pair (UTP) yang berisi 4 pair dengan menggunakan kenektor RJ-45. Ada dua jenis kabel UTP yakni : 1. Straight cable, untuk menghubungkan Hub dengan computer dan Hub dengan Router. 2. Crossover cable, untuk menghubungkan Hub dengan Hub. 2.3
Frame Relay Frame Relay adalah protocol WAN yang beroprasi pada layer pertama dan
kedua dari model OSI, dan dapat diimplementasikan pada beberapa jenis interface jaringan. Frame Relay adalah teknologi komunikasi berkecepatan tinggi yang telah digunakan pada ribuan jaringan di seluruh dunia untuk menghubungkan LAN,SNA, Internet dan bahkan aplikasi suara/voice. Frame Relay adalah cara mengirimkan informasi melalui wide area nertwork (WAN) yang membagi informasi menjadi frame atau packet. Masing-masing frame mempunyai alamat yang digunakan oleh jaringan untuk menentukan tujuan. Frame-
frame akan melewati switch dalam jaringan frame relay dan dikirimkan melalui virtual circuit sampai tujuan. Secara sederhana frame relay dapat didefinisikan teknologi packet-switched yang berorentasi pada protocol (protocol oriented) yang disediakan oleh oleh perusahaan telepon yang penyedia jasa komunikasi data lainnya. Protocol oriented berarti bahwa frame relay adalah aturan-aturan, format atau prosedur yang menetapkan bagaimana informasi ditransfer dari perangkat telekomunikasi yang satu ke perangkat telekomunikasi yang lain. Teknologi packet-switched adalah teknologi yang mem-format data-data yang dikirim ke dalam bentuk frame-frame atau paket-paket yang mempunyai tanda pengenal yang unik. Paket-paket informasi ini disisipi dengan address atau tanda pengenal ini diharapkan tidak akan terjadi keselahan pengiriman informasi ke alamat yang bukan tujuannya. Frame relay merupakan software terprogram yang ditempatkan di perusahaan telepon (STO Telkom) yang dirancang untuk koneksi digital yang efisien dari datu titik lainnya. Para desainer frame relay mengasumsikan bahwa perangkat pengguna memiliki kecerdasan dalam menangani flow control data untuk jaminan integritas data, karena frame relay tidak mempunyai mekanisme untuk mengkoreksi data-data yang rusak (misalnya dengan mekanisme retransmisi), karena hal ini akan ditangani oleh perangkat tersebut pada layer-layer protocol yang lebih tinggi. Sehingga teknologi Frame Relay hanya mengatur kinerjanya sebagai berikut :
Mempunyai algoritma Cylic Redundancy Check (CRC) untuk mendeteksi bitbit yang salah sehingga data (frame) yang salah satu rusak bisa langsung dibuang (discarded).
Memiliki mekanisme pemberitahuan kemacetan (congestion Notification Mechanism) yang sangat sederhana yang memungkinkan jaringan dapat menginformasikan pada perangkat pengguna (baik pengirim maupun penerima) bahwa jaringan hampir atau sedang mengalami kemacetan. Pemberitahuan ini merupakan peringatan pada protocol layer yang lebih tinggi untuk segera mengontrol aliran datanya.
Memiliki kemampuan multiplexing statistic (statistically multiplexing), banyak ijnformasi data logic yang berupa beberapa virtual circuit dalam sebuah link transmisi fisik tunggal.
Sangat begantung kepada keandalan jaringan (jalur transmisi) yang bersih atau tingkat error yang rendah dalam menyalurkan data. Frame relay adalah teknologi yang menyediakan metode yang efektif, lebih
murah, dan lebih cepat dalam menangani jaringan dibandingkan teknologi sebelumnya. Semula frame relay dirancang sebagai protocol yang bekerja pada interfaceinterface Integrated Service Digital Networks(ISDN). Proposal awal frame relay diajukan
ke
International
Telecomunication
Union
–
Telekomunication
Standarization Sector (ITU-T) pada tahun 1984. Selain ITU-T, badan atau lenbaga yang membahas frame relay adalah komite standar T1S1, yaitu komite standard diakreditasi oleh American National Standard Institute (ANSI). Pengembangan yang saling intensif dalam sejarah frame relay terjadi pada tahun 1990 saat Cisco Sistem, StrataCom, Northem Telecom (Nortel) dan digital Equipment Corporation membentuk konsorsium yang memfokuskan perhatiannya pada pengembangan teknologi frame relay dan mengintensifkan usaha-usaha
pengenalan produk-produk interperabilitas frame relay (misal Router Cisco dan Nortel yang support akan teknologi frame relay). Konsorsium tidak hanya mengembangkan spesifikasi protocol frame relay dasar berdasarkan spesifikasi yang dihasilkan oleh T1S1 dan ITU-T saja, tapi juga menambah untuk keperluan internetworking yang kompleks. Feature-feature tambahan ini disebut juga Local Management Interface(LMI). 2.3.1
Arsitektur Frame Relay
Sebagai antar muka jaringan, frame relay merupakan protocol Data Link Control yang bekerja pada Physical Layer dan Data Link Layer dalam interkoneksi dengan perangkat jaringan, yang merujuk pada referensi model OSI (Open Sistem Interconnection). Pada Frame relay tidak ada control aliran (flow control) dan pengiriman ulang (retransmit) jika ada kesalahan frame, sehingga dapat meningkatkan kecepatan kinerja frame, tetapi akan dilakukan oleh layer diatasnya.
Gambar 2-8 Arsitektur Frame relay Adapun fungsi layer pada Frame Relay adalah :
Physical layer, untuk hubungan peralatan Frame Relay DTE dengan DCE melalui kabel serial dengan interface RS 232, V.35, G 703 dan lain sebagainya.
Data Link layer, berfungsi sebagai pengaturan frame, frame multiplexingdemultiplexing, deteksi frame dan control kemacetan.
Frame Relay dalam menghubungkan perangkat pelanggan dengan perangkat jaringan, mempunyai kemampuan multiplexing statistic (statistically Multoplexing), yaitu dalam sebuah lintasan transmisi fisik tunggal terdapat banyak informasi data logika yang berupa sirkit maya (Virtual Circuit). Virtual circuit dalam frame relay terdiri dari dua macam yaitu :
PVC (Permanent Virtual Circuit) adalah hubungan virtual yang dibuat secara manual, dilewatkan pada jalur fisik menjadi hubungan permanen antara pengirim dan penerima. PVC dapat dianalogikan dengan leased line atau dedicated circuit. Jalur dibentuk secara permanen dan administrator harus melakukan setup jalur secara manual. Biasanya PVC dimanfaatkan untuk transfer data konstan atau computer yang harus terhubung 24 jam per hari.
SVC (Switch Virtual Circuit) adalah koneksi sementara yang digunakan ketika terjadi transfer data antar perangkat DTE melewati jaringan Frame Relay. Terdapat empat status pada sebuah SVC :
Empat ststus pada SVC : 1. Call setup 2. Data transfer
3. Idling 4. Call termination Status SVC 1. Call setup : Dalam status awal memulai komunikasi, virtual circuit (vc) antar dua perangkat DTE Frame relay terbentuk
2. Data transfer : kemudian, data ditransfer antar perangkat DTE melalui virtual circuit (vc)
3. Idling : pada kondisi idling, koneksi masih ada dan terbuka, tetapi transfer data telah berhenti.
4. Call termination : setelah koneksi idle untuk beberapa perioda wakti tertentu, koneksi antar dua DTE akan diputus.
Ada 3 fase SVC, yaitu: Call setup atau Circuit establishment (pembentukan jalur) Information Transfer atau Data transfer (transfer data) Call Clear atau Circuit termination (pemutusan jalur) Setiap perangkat telah diberi alamat yang unik (mirip dengan nomor telepon). Agar dapat mencapai network tujuan, kita harus mengetahui alamat tujuan dengan tepat.
Standard jaringan Frame Relay mempergunakan PVC, tiap PVC ditandai dengan satu alamat DLCI seperti ditunjukkan pada gambar 2-10. 2.3.2
Format Frame Relay
Pertukaran informasi pada jaringan Frame Relay di fragmentasi dalam frameframe dengan format seperti ditunjukkan pada gambar 2-9 dibawah ini.
Gambar 2-9 Format Frame Relay Bagian-bagian frame pada format frame relay adalah sebagai berikut : 1.Flag Merupakan tanda dimulai dan diakhirinya frame atau merupakan pembatas Frame. Yang panjangnya 1 oktet (1 byte = 8 bit). 2.Header Frame Relay
Secara garis besar berguna untuk pengontrolan dan pengalamatan frame. Panjangnya 2 oktet. Bagian-bagian Header Frame Relay terdiri dari DLCI, C/R, EA, FECN, BECN dan DE.
DLCI (Data Link Connection Identifier) DLCI adalah merupakan inti dari Header Frame Relay. DLCI menunjukkan
alamat untuk koneksi dengan sirkit maya (virtual circuit) yang dimultipleks ke dalam kanal fisik. Ada 10 bit yang mengidentifikasi DLCI, sehingga ada 210 = 1024 alamat DLCI. Table 2-3 Nilai DLCI Nilai DLCI
Fungsi
0
Kanal pen-sinyalan
1–5
Reserved (sudah terpakai)
16 – 991
Dipakai untuk procedure koneksi Frame Relay
992 – 1022
Reserved (sudah dipakai)
1023
Kanal pengaturan
Pada pengelamatan standar DLCI hanya bersifat local, artinya perangkat akhir kedua ujung koneksi dapat menggunakan DLCI yang sama atau berbeda untuk koneksi virtual yang sama, akan tetapi pada local tidak boleh ada DLCI yang sama.
Gambar 2-10 Data Link Connection Identifier Jaringan Frame Relay hanya melakukan pemetaan (mapping) dari satu DLCI ke DLCI lain. Tiap Port Access Frame Relay Switch melakukan incoming DLCI ke Outgoing DLCI Table 2-4 Pemetaan table DLCI untuk jaringan 2-10 pada port A Incoming
Outgoing
Port
DLCI
Port
DLCI
A
300
C
302
A
301
B
303
Hal yang sama port B dan C akan melakukan pemetaan juga. Pada gambar 210 PVC 1 antara Jakarta dan Medan didefinisikan oleh DLCI diantara kedua sisi, jika Jakarta akan mengirimkan data atau frame menuju Medan maka dia akan mempergunakan DLCI 300 dan jika data atau frame sudah sampai Medan maka akan mempergunakan DLCI 302. Sedangkan hubungan antara Jakarta dan Semarang mempergunakan PVC 2, jika Jakarta akan mengirimkan data atau frame menuju
Semarang akan mempergunakan DLCI 301 dan jika sudah sampai di Semarang maka DLCI akan mempergunakan 303. Pada jaringan Frame Relay, pemetaan secara dinamis dilakukan dengan metode Inverse ARP, yang menunjang DLCI yang diberikan untuk mencapai nexthop (pemberhentian berikutnya) untuk hubungan spesifik. Router akan meng-update table pemetaan dan mempergunakan informasi dalam table untuk me-routingkan paket. Disamping menngunakan inverse ARP untuk pemetaan DLCI ke alamat layer network, dapat juga dilakukan pemetaan secara manual dengan mengkonfigure static Frame Relay map dalam table pemetaanya,
Gambar 2-11 Frame Relay Mapping
C/R (Command/Response) Bit C/R menunjukan apakah Frame tersebut adalah suatu perintah (command) atau jawaban (response).
Carrier network atau Frame Relay network Network yang menghubungkan bebagai perangkat Frame Relay.
Port Speed Menyatakan kecepatan transfer data antara router (local) dengan network Frame Relay atau carrier network.
EA (Extended Address) Bit EA menunjukkan apakah DLCI yang terdapat pada byte header yang dimaksud adalah DLCI yang terakhir atau bukan. Jika EA=0 menunjukkan byte DLCI dalam header bukan yang terakhir , sedangkan bit EA=1 menunjukkan byte yang terakhir.
FECN (Forward Explicit Congestion Notification) Deteksi kemacetan arah maju yakni dengan men-set bit oleh jaringan Frame Relay untuk memberitahukan DTE penerima bahwa terjadi kemacetan antara sumber dengan tujuan, dengan melakukan penurunan throughput menjadi 0,875 kali throughput sebelumnya.
BECN (Backward Explicit Congestion Notification) Deteksi kemacetan arah mundur yakni dengan men-set bit oleh jaringan Frame Relay yang menuju kearah sumber (pengirim) untuk memberitahukan sumber bahwa terjadi kemacetan pada jalur, dengan melakukan penurunan throughput sebesar 0,675 kali, 0,5 kali dan 0,25 kali throughput sebelumnya.
DE (Discard Eligibility)
Mengidentifikasi suatu frame dengan prioritas rendah, mengizinkan user atau pemakai mengidentifikasi framenya akan dibuang terlebih dahulu ketika network berdesak-desakan,persiapan oleh jaringan frame relay pada beberapa frame yang melebihi CIR. 3. Information Field Bidang Informasi berisi bit-bit data informasi data informasi yang dikirim dan titik sumber ke titik tujuan. Panjang bidang informasi adalah variabel. 4. FCS (Frame Check Squence) Bidang FCS bersis bit-bit yang berfungsi untuk memeriksa integritas bit-bit dalam frame. Teknik pengecekan bit yang digunakan adalah Cylic. Redundancy Check (CRC). Jika dari pengecekan ini ditemukan adanya kesalahan, frame akan langsung dibuang. 2.3.3
Standarisasi Frame Relay
Supaya antar produk dari peralatan dapat saling berkomunikasi secara serasi dan serempak didalam jaringan Frame Relay maka dibuatlah komponen-komponen pendukung dari badan Standarisasi dunia, antara lain :
ANSI T1.606 yang menerangkan mengenai pelayanan.
ANSI T1.617, T1.618, dan ketentuan lain mengenai signaling, aspek jalur (core aspects), manajemen kemacetan (congestion management).
ANSI T1.617, ITU Q.933 (layer 3), dan Q.922 (layer 2), Frame Relay dapat mendukung SVC (Switch Virtual Circuit). T1.617 mendefinisikan LMI (Link Management Interface) tipe Annex D, Itu-T Q.933 mendefinisikan LMI tipe Annex A.
RFC 1490 adalah standar internet untuk mendukung Frame Relay, RFC 1490 memberikan spesifikasi untuk meng-implementasi trafik multiprotocol melalui jaringan Frame Relay. Multiprotocol berarti menggambarkan informasi yang dilewatkan melalui peralatan yang bervariasi, missal TCP/IP.
RFC 1293 merupakan standar untuk Inverse ARP memberikan bentuk konversi antara DLCI dan alamat protocol.
UNI (User to Network interface) meneliti dan mengatur fungsi antara Frame Relay Switch dan Customer Premise Equipment (CPE).
Gambar 2-12 Koneksi UNI
NNI (Network to network Interface) berfungsi meneliti sinyal dua arah dan mengatur fungsi antara dua jaringan Frame Relay.
Gambar 2-13 Koneksi NNI 2.3.4
pensinyalan Frame Relay
LMI (Local Management Interface) merupakan suatu standar signaling antara perangkat FR CPE (router) dan FR Switch yang betanggung jawab untuk mengatur koneksi atau hubungan dan memelihara status antar perangkat. Berikut adalah gambaran pensinyalan (signaling) pada Frame Relay.
Gambar 2-14 Pensinyalan LMI LMI juga mendukung untuk mempertahankan hidupnya sistim (keep alive mechanism) dan memberikan status (Status mechanism). Pada router (merk cisco) terdapat 3 standar LMI yaitu :
cisco
ANSI T1.617 Annex D
ITU-T Q.933 Annex A Ketika router menerima informasi LMI, router akan meng-update status
virtual circuitnya. Ada 3 status yang diberikan LMI :
Status Active, mengindisikasikan bahwa statu active dan router siap untuk melakukan pertukaran data.
Status Inactive, mengindikasikan hubungan local ke switch Frame Relay telah bekerja dengan baik, namun hubungan router ditempat tujuan ke switch Frame Relay belum berfungsi dengan baik.
Status Deleted, mengindisikasikan router tidak menerima sinyal LMI dari switch Frame Relay, atau tidak ada pelayanan antara router dan switch Frame Relay. 2.3.5
Parameter Penetapan Lebar Pita
Dalam menetapkan besarnya lebar pita yang digunakan dalam jaringan frame relay ada parameter-parameter yang harus dipertimbangkan untuk menghindari terjadinya kemacetan atau hal-hal yang berkenaan dengan ketersedian lebar pita dalam jaringan. Parameter-parameter tersebut terangkum dalam CIR yang harus ditetapkan saat merencanakan PVC. CIR (committed Information Rate) yaitu kecepatan (rate) informasi maksimal yang digaransi dalam bit per second (bps) yang disepakati FR switch untuk mentransfer data dari end-to end user yang dilewatkan oleh jaringan dalam sebuah PVC. Ada tiga standar parameter pengontrolan lebar pita antara pemakai dengan penyedia layanan, ketiga parameter tersebut berada dalam interval waktu T yaitu :
CIR (Committed Information Rate) Menyatakan rate atau kecepatan dimana jaringan dapat menerima data dari pemakai, CIR adalah rata-rata throughput dalam interval waktu T.
Bc (Burst Committed) Menyatakan jumlah data maksimum (bit) yang disepakati jaringan untuk mengirimkan frame data dalam kondisi normal selama interval T.
Be (Burst Excess) Menyatakan jumlah data maksimum (bit) diatas Bc selama interval T, jaringan sedapat mungkin akan melanyani dan akan jika dibuang jika terdapat kemacetan, frame yang terkirim antara Bc dan Be ditandai oleh jaringan sebagai Discard Eligible (DE) akan di set bitnya jadi 1.
Gambar 2-15 Karakteristik CIR Dari gambar diatas diperoleh :
Sumbu vertical adalah dalam bit bukan rate. CIR dan access rate ditunjukkan oleh garis miring karena satuannya adalah rate (bit dibagi waktu).
Hubungan CIR dengan Bc adalah : CIR = Bc T
Besarnya akses rate ditentukan oleh Bc, Be dan frame discard : Access rate = Bc + Be + Frame discard T
Garis miring tebal menunjukkan throughput dalam interval waktu T Selama besarnya trafik berada didaerah dibawah Bc (Frame 1), jaringan akan
melewatkannya. Diatas Bc (Frame 2), trafik layanan akan sedapat mungkin dilayani. Frame-frame yang berada di daerah ini akan diset DE=1, sehingga ada kemungkinan dibuang jika jaringan tidak mampu atau kekurangan bandwith dan jika trafik diatas Bc+BE (Frame 3) maka frame tersebut akan dibuang. 2.3.6
Perangkat Jaringan Frame Relay
Perangkat yang terhubung dalam jaringan Frame Relay dapat dikelompokkan dalam dua kategori :
Data Terminal Equipment (DTE), merupakan perangkat milik pelanggan yang berada pada ujung atau akhir dari internetwork, contohnya router.
Data
Circuit-terminating
Equipment
internetwork pembawa, contohnya modem.
(DCE),
merupakan
perangkat
Gambar 2-16 Komponen Jaringan Frame Relay Pada gambar 2-16 diatas Nampak bahwa komponen jaringan Frame Relay terdiri dari dari FR Switch, FR CPE, Access Line, Trunk, Port Access dan Virtual Circuit.
Gambar 2-17 Frame Relay
Gambar 2-18 Port CPE dan DTE FR Switch FR (Frame Relay) Switch merupakan “jantung” dari jaringan Frame Relay, beberapa tugas FR Switch : 1. Switching, yaitu melakukan proses penyambungan circuit secara logic berdasarkan DLCI dari suatu tempat ke tempat lainnya. 2. Multiplexer, yaitu menggabungkan beberapa port access kanal berkecepatan rendah ke kanal berkecepatan tinggi seperti T1 atau E1. 3. Melakukan mekanisme control kemacetan. 4. Me-routingkan frame keseluruhan jaringan. Di dalam penulisan Tugas Akhir, penulis membahas mini FR Switch dengan menggunakan FRAD (Frame Relay Access Device) series ACT SDM 9400.
FRAD ACT SDM 9400 memiliki port 8 port data dan beberapa slot yang bisa diisi dengan card Ethernet, voice dan T1/E1 Card. FR CPE (Frame Relay Customer premisis Equipment) Perangkat DTE yang ada dipelanggan berfungsi untuk melakukan perubahan data pemakai manjadi frame, yang sesuai dengan format standard Frame Relay, contoh FR CPE adalah Router. Agar Router berfungsi FR CPE, maka Router perlu dikonfigur dengan enkapsulasi Frame Relay. Trunk Trunk atau Backbone berfungsi untuk menghubungkan perangkat Frame Relay Switch dari simpul atau node di STO ke simpul lainnya, biasanya menggunakan akses kecepatan tinggi T1 dan E1 dengan topologi mesh sehingga mempunyai rute alternative jaringan. Trunk biasanya menggunakan infrastruktur transmisi perusahaan Telekomunikasi. Access Line Berfungsi menghubungkan FR CPE dengan Port FR Switch. Access Line berupa kanal fisik tunggal tapi dapat ditumpangi banyak virtual circuit. Kecepatannya dari 64 Kbps hingga 2 Mbps. Komponen pendukung access line adalah modem dan local loop. 1. Local loop adalah jaringan local yang menghubungkan antara end site cutomer dengan simpul terdekat jaringan Frame Relay yang dapat di cakup. Media jaringan local loop dapat berupa Copper wire,VSAT, Microwave Radio dan lain sebagainya. Copper wire merupakan infrastruktur Telkom yang masih dalam cakupan STO dimana STO dimana Node Frame Relay
dibangun, sedangkan diluar cakupan STO diperlukan media transmisi lain yakni VSAT dan Microwave Radio. 2. Modem berfungsi modulator demodulator untuk merubah sinyal digital menjadi analog begitu pula sebaliknya. Jenis modem sendiri tergantung media jaringan local loop. Mengingat kinerja Frame Relay salah satunya ditentukan oelh kualitas dari jalur transmisi (Trunk maupun Access Line), untuk itu perlu adanya Bit Error Rate test (BERT) pada jalur tersebut, dapat dinyatakan dalam rumus sebagai berikut : BERT = Be RxT Dimana : BER
: Bit Error Rate
Be
: Bit error
(bit)
R
: Rate transmisi
(bps)
T
: Waktu uji
(s)
Port Access Berfungsi sebagai jalan masuk menuju Frame Relay, kapasitas port dapat diatur dinamis dari 64 Kbps hingga 2 Mbps tergantung kebutuhan jaringan. Jenis interface port tersebut dapat berupa V.35, RS232 atau G.703. Dalam satu koneksi Port Access dimungkinkan untuk share atau royongan beberapa virtual circuit. Virtual Circuit Virtual Circuit disini yang dimaksud adalah PVC yang menumpang pada saluran fisik, dimana parameter yang perlu dikonfigur adalah CIR dan DLCI.
PVC tidak akan menempati alokasi tersebut jika dalam keadaan idle, hal ini memungkinkan PVC lain untuk Burst transmit melebihi CIR.