BAB II PROFIL UNIT PEMBANGKITAN MUARA KARANG
2.1
Gambaran Umum Unit pembangkit Muara Karang dioperasikan pertama kali pada tahun 1979. Pada awalya
dikelola oleh PT Pembangkit dan Penyaluran Jawa Bagian Barat PLN (PT KJB), yang dikenal sebagai sektor Muara Karang. Akibat adanya rekonstruksi di tubuh PT. PLN (Persero) pada tahun 1995, maka lahir dua anak perusahaan pada tanggal 3 Oktober 1995, yaitu PT. PLN Pembangkit Tenaga Listrik Jawa Bali I dan II, yang lazim disebut PT. PLN PJB I dan PT. PLN PJB II Pada tahun 1997, sektor Muara Karang berubah namanya menjadi PT. PLN Pembangkitan Tenaga Listrik Jawa Bali II-Unit Pembangkitan Muara Karang ( PT. PJB II UP Muara Karang). Pada tahun 1991, dengan berdasarkan SK Direksi No. 045.K/023/DIR/1998, maka dilakukan pemisahan struktur organisasi UP (Unit Pembangkit) dan UB (Unit Bisnis). Kemudian pada tahun 2000, tepatnya pada tanggal 3 Oktober 2000 PT. PLN PJB UP II berubah nama menjadi PT. PJB (PT. Pembangkitan Jawa Bali).
2.1.1 Lokasi dan Letak Unit pembangkitan (UP) Muara Karang mempunyai dua lokasi yang terdiri dari, PLTU dan PLTGU Muara Karang. Lokasi PLTU Muara Karang terletak di sebelah timur muara sungai Karang, yang sekaligus sebagai kantor pusat. PLTU Muara Karang dibangun di atas tanah seluas ± 41,5 hektar, yang terdiri dari ± 12 hektar untuk bangunan sentral, dan ± 29,5 hektar untuk sarana penunjang, seperti gedung, perumahan operator, dan lain-lain. Pusat Listrik Tenaga Uap (PLTU) dan Pusat Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Muara Karang terletak di sebelah barat muara sungai Karang, Pluit-Jakarta.
2.1.2 Kegiatan Usaha Kegiatan inti UP Muara Karang adalah memproduksi energi listrik. Rata-rata 5.286 Gwh per tahun dengan total daya 1.208 MW. Energi tersebut disalurkan melalui jaringan Transmisi Tegangan Tinggi 150 KV sistem Jawa-Madura-Bali. UP Muara Karang mempunyai peran utama dalam memenuhi kebutuhan listrik Ibukota Jakarta, terutama daerah-daerah VVIP seperti Istana Presiden, Gedung MPR/DPR, Bandara Soekarno Hatta.
Jenis Pembangkit
Unit
Daya Terpasang ( MW)
Bahan Bakar
Tahun Operasi
PLTU 1
1
1x100
MFO
20-Feb-79
PLTU 2
2
1x100
MFO
28-Feb-79
PLTU 3
3
1x100
MFO
28-Jun-79
PLTU 4
4
1x200
MFO/Gas
26-Nov-81
PLTU 5
5
1x200
MFO/Gas
07-Okt-82 26-Okt-92(Open
GT1.1
1X108
Gas
Cycle) 1995(Combined Cycle)
PLTGU
26-Okt-92(Open
Muara Karang
GT1.2
1X108
Gas
Cycle) 1995(Combined Cycle)
GT1.3
1X108
Gas
26-Okt-92(Open Cycle)
1995(Combined Cycle) ST1.0 UP Muara
1X186
Gas
1995(Combined Cycle)
1.210
Karang
Tabel 2.1 PJB Muara Karang Sumber : Leaflet PLTU Muara Karang 2.1.3 Proses Produksi 2.1.3.1 Alur Proses Produksi PLTU Muara Karang
Gambar 2.1 Alur Proses Produksi PLTU Muara Karang Sumber : Pamflet PLTU Muara Karang Proses Produksi Peralatan utama PLTU Muara Karang adalah Boiler, Turbin, dan Generator, dan peralatan bantunya seperti Desalination Plant dan Water Treatment, dan lain-lain. Dalam proses produksi energi listrik, air tawar yang digunakan sebagai media kerja diperoleh dari air laut yang diolah melalui peralatan Desalination Plant, diolah lagi melalui Water Treatment hingga air tersebut memenuhi syarat untuk Boiler. Air Tawar yang memenuhi syarat, disalurkan dan dipanaskan ke dalam Boiler dengan menggunakan bahan bakar gas dan atau bahan bakar residu. Uap hasil Produksi Boiler dengan tekanan dan temperatur
tertentu disalurkan ke Turbin. Uap yang disalurkan ke Turbin akan menghasilkan tenaga mekanis untuk memutar Generator dan menghasilkan tenaga listrik disalurkan ke Sistem Jawa-Bali
2.1.3.2 Alur Proses Produksi PLTGU Muara Karang
Gambar 2.2 Alur Produksi PLTGU Muara Karang Sumber : Pamflet PLTU Muara Karang Proses Produksi Dalam Proses Pruduksi energi listrik, PLTGU Muara Karang menggunakan sistem salinan (Combine Cycle) yang peralatan utama terdiri dari turbin gas dengan generatornya, HRSG (Heat Recovery Steam Generator), turbin uap dengan generatornya dan alat pendukungnya. 1.
Turbin Gas, diawali dengan menjalankan motor starter (Penggerak Mula) memutar Kompresor untuk memampatkan udara pada ruang bakar diinjeksikan bahan bakar gas bumi atau HSD, kemudian dinyalakan dengan Igniter (untuk awal pembakaran) maka terjadilah pembakaran di ruang bakar. Hasil pembakaran yang berupa gas bertekanan tinggi yang mampu memutar turbin. Setelah itu, Kompresor dari Generator secara otomatis memutuskan putaran pada motor starter pada putaran 2100 rpm. Putaran turbin kompresor terus naik sampai 3000 rpm (full speed to load),
selanjutnya generator menghasilkan energi listrik untuk diparalelkan dengan jaringan interkoneksi Jawa Bali. 2.
HRSG, Gas buang dari turbin Gas (dengan temperatur diatas 500oC) dialirkan melalui HRSG sehingga menghasilkan uap tekanan tinggi dan tekanan uap rendah. Proses pemanasan air di HRSG ini tidak menggunakan bahan bakar tambahan, jadi semata-mata menggunakan gas buang dari turbin gas.
3.
Turbin Uap, Uap hasil produksi Ketel/HRSG digunakan untuk menggerakan turbin uap, uap dari saluran tekanan tinggi masuk ke turbin tekanan tinggi (HP) selanjutnya bersama-sama uap dari saluran tekanan rendah masuk kedalam turbin tekanan rendah (IP) dan di kondensasikan di kondensor. Air kondensor dipanaskan kembali ke ketel/HRSG sehingga kembali terbentuk uap untuk memutar turbin. Energi mekanik turbin digunakan untuk memutar generator dan menghasilkan energi listrik kemudian di paralelkan dengan jaringan interkoneksi Jawa-Bali. Proses ini mengkombinasikan Turbin Gas dengan sistem Turbin Uap.
2.1.4 Sistem Penyaluran Tenaga Listrik Tenaga listrik yang dihasilkan PLTU/PLTGU Muara Karang disalurkan melalui sistem transmisi Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kV ke gardu induk Angke, gardu induk Duri Kosambi dan melalui kabel bawah tanah 150 KV ke gardu indiuk Budi Kemuliaan yang diteruskan untuk pemakaian di Istana Presiden dan sekitarnya. Tempat penting yang mendapatkan aliran listrik dari PLTU Muara Karang adalah Bandara Internasional SoekarnoHatta, Gedung MPR/DPR dan sekitarnya yang selanjutnya diinterkoneksi ke sistem transmisi 500 kV sistem kelistrikan Se Jawa & Bali. 2.1.5 Sistem Penyediaan Bahan Bakar UP Muara Karang menggunakan tiga jenis bahan bakar yaitu :
PLTU Unit 1-2-3 Muara Karang menggunakan bahan bakar MFO/HSD yang dipasok dengan kapal Tanker/tongkang kemudian ditampung di Bunker dengan kapasitas masing-masing 21.000 kilo liter. PLTU Unit 4-5 Muara Karang menggunakan Sistem ”Dual Firing”, sehingga bisa menggunakan bahan bakar Gas, bahan bakar minyak (MFO) atau campuran Gas dan Minyak. PLTGU Muara Karang menggunakan bahan bakar Gas yang berasal dari sumur gas alam di lepas pantai laut Jawa yang disalurkan melalui pipa bawah laut. 2.1.6 Fasilitas Penyediaan Air Serta Pengolahannya Air penambah ketel/HRSG untuk kebutuhan PLTU unit 1 sampai dengan 5 dan PLTGU Muara Karang, diperoleh dari proses desalinasi air laut dengan menggunakan Destilation plant yang mempunyai kapasitas 40 ton/jam. Air penambah tersebut di olah atau dimurnikan pada Demi plant 2 yang berkapasitas 600 ton/jam dan hasilnya ditampung dalam tangki-tangki make up, bersama-sama dengan hasil dari desalinasi yang berkapasitas 2 x 656 ton dan 2 x 760 ton. Air dari make up tank ini diolah lagi dengan demi plant 1 yang mempunyai kapasitas 864 ton/hari dan ditampung dalam tangki demin plant dan tanki kondensat dengan kapasitas 2 x 380 ton dan 1 x 760 ton. Secara keseluruhan, untuk menghasilkan energi listrik sebesar 7.900 GWh per tahun, membutuhkan: 1.
Air penambah boiler/HRSG sebanyak 288.00 ton.
2.
Air service sebanyak 108.000 ton.
3.
Air laut sebagai pendingin kondensor yang mengalir secara terus-menerus.
2.1.7 Sistem Pendingin
Untuk keperluan air pendingin kondensor yang cukup dan bersih, maka saluran air masuk (kanal) dibuat menjorok ke laut sepanjang 2.100 meter, air itu di saring dengan saringan kasar (Bar Screen) dan saringan halus (Traveling Screen) yang kemudian di pompakan kedalam kondensor, dimana sebelum masuk kedalam kondensor air disaring kembali dengan Debris filter. Untuk memenuhi kebutuhan air pendingin saluran kondensor dipasangi tiga pompa untuk unit 1, 2, dan 3, ditambah satu buah untuk cadangn dengan kapasitas 33.000 ton/jam. 2.2
Visi dan Misi
Visi UP Muara Karang Menjadi perusahaan pembangkit tenaga listrik Indonesia yang terkemuka dengan
standar kelas dunia.
Misi UP Muara Karang Memproduksi tenaga listrik yang handal dan berdaya saing. Meningkatkan kinerja secara berkelanjutan melalui implementasi tata kelola pembangkitan dan sinergi business partner dengan metode best practice dan ramah lingkungan. Mengembangkan kapasitas dan kapabilitas SDM yang mempunyai kompetensi teknik dan manajerial yang unggul serta berwawasan bisnis.
2.3
Sumber Daya Manusia Manusia adalah aset terpenting dalam perusahaan, sehingga UP Muara Karang
memberikan kesempatan kepada seluruh pegawainya untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan agar SDM yang profesional, sehingga tercipta lingkungan kerja yang menggairahkan dan memotifasi mereka untuk selalu bertanggung jawab terhadap pekerjaanya.
Sikap profesionalisme pada pegawai tetap dipertahankan dan ini terlihat dari hasil kinerja perusahaan. Kerja operasional UP Muara Karang beberapa Tahun terakhir menunjukan bahwa hasil dari Availibility Factor dan Forced Outage Rate di atas standard kelas dunia dari North America Reliability Council (NERC). 2.4
Struktur Organisasi
MANAJER
AUDITOR
OPERATION
MAINTENANCE
ENGINEERING
CHEMICAL & HSE
FINANCE
HUMAN RESOURCES
GENERAL AFFAIR
Gambar 2.3 Struktur Organisasi PT PJB Muara Karang Sumber : Leaflet PLTU Muara Karang 2.5
Kepedulian Lingkungan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja Sesuai dengan Visi Perusahaan yang peduli terhadap lingkungan, UP Muara Karang selalu
berusaha menjadi perusahaan yang ramah lingkungan dan memberi dampak positif bagi masyarakat sekitar. Untuk pengendalian polusi udara dan air, unit pembangkitan dilengkapi : Cerobong-cerobong yang tinggi di semua unit, untuk mendapatkan distribusi penyebaran gas buang secara luas. Instalasi Pengolah Air Limbah (IPAL), untuk menetralkan air limbah sebelum di buang ke sungai dan laut. Oli Separator, untuk memisahkan minyak pada air limbah yang berasal dari area bunker BBM. Dust collector/Dust Handling, untuk menangkap debu hasil pembakaran yang akan dibuang melalui cerobong.
Saluran inlet dan outlet pendingin kondensor, yang panjangnya mencapai 1 km, untuk menurunkan temperatur bekas pendingin. 2.6
Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Muara karang Uraian Singkat PLTGU Muara Karang terletak di pantai Utara Teluk Jakarta, Kecamatan Penjaringan Jakarta Utara, dan dibangun di sebelah barat PLTU Muara Karang diatas tanah seluas 10,5 Ha. Pembangunan PLGU Muara Karang dibangun secara bertahap : Tahap I berupa PLTG open cycle dengan kapasitas 3 × 100 MW yang pelaksanaan pembangunannya selama 17 bulan dan mulai beroperasi/sinchronisasi : Unit 1. tanggal 6 Oktober 1992 Unit 2. tanggal 27 Oktober 1992 Unit 3. tanggal 13 November 1992 Dan telah diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia pada tanggal 27 Januari 1993. Tahap II berupa PLTGU combine cycle dengan tambahan daya 185 MW yang pelaksanaan pembangunannya selama 31 bulan. Sehingga kapasitas total PLTGU Muara Karang seluruhnya menjadi 485 MW. Penyaluran Tenaga Listrik Tenaga listrik yang dihasilkan PLTGU Muara Karang disalurkan melalui sistem transmisi Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kV ke gardu induk Angke, gardu induk Duri Kosambi dan melalui kabel bawah tanah 150 KV ke gardu indiuk Budi Kemuliaan yang selanjutnya diinterkoneksi ke sistem transmisi 500 kV sistem kelistrikan Se Jawa & Bali.
Bahan Bakar PLTGU Muara Karang menggunakan dua jenis bahan bakar (dual fuel system), yaitu : 1.
Bahan Bakar Minyak PLGU Muara Karang menggunakan bahan bakar HSD/residu yang dipasok dengan kapal Tanker/tongkang kemudian ditampung dalam 2 buah Bunker dengan kapasitas masing-masing 21.000 kilo liter. Jumlah pemakaian bahan HSD/residu per hari pada beban penuh untuk 1 unit adalah 784,71 kilo liter, dan untuk 3 unit adalah 2.354,14 kilo liter.
2
Gas Alam Pertamina telah membangun instalasi penerima bahan bakar gas alam, untuk memasok bahan bakar gas alam PLTGU Muara Karang. Gas yang berasal dari sumur gas alam di lepas pantai laut Jawa yang disalurkan melalui pipa bawah laut. Jumlah pemakaian bahan Gas Alam per hari pada beban penuh untuk 1 unit adalah 27,33 MMSCFD, dan untuk 3 unit adalah 81,99 MMSCFD.