BAB II MOTOR BENSIN DAN MOTOR DIESEL
I.
Motor Bensin dan Motor Diesel a. Persamaan motor bensin dan motor diesel Motor bensin dan motor diesel sama – sama mempergunakan jenis bahan bakar cair untuk pembakaran. Motor bensin memakai bensin sebagai bahan bakar, sedangkan motor diesel memakai solar ( HSD ) dengan bahan bakar. Jenis bahan bakar bensin adalah : bensin premium, bensin SUPER dan AVTUR sebagai bahan bakar untuk pesawat terbang, sedangkan jenis bahan bakar solar adalah : HSD ( High Speed Diesel ), MDF ( Marine Diesel Fuel ), MFO ( Marine Fual Oil ) dan gas oil.
b. Perbedaannya Perbedaan motor bensin dan motor diesel ditinjau dari : 1) Proses kerja -
Untuk motor bensin proses kerjanya terjadi pada pembakaran explasi dengan volume tetap ( Otto Cycle ).
-
Untuk motor diesel proses kerjanya terjadi pada pembakaran dengan tekanan tetap ( Diesel Cycle ).
2) Bahan baku untuk pembakaran -
Pada motor bensin diperlukan campuran bensin dan udara yang dikompromid dan bunga api listrik ( vonk ) yang bersamaan dicetuskan.
-
Pada motor diesel diperlukan hanya udara yang dikompromid pada tekanan yang tinggi, bersamaan dengan itu disemprotkan bahan bakar (solar ) dalam bentuk kabut, sehingga akan menghasilkan pembakaran.
3) Tekanan kompresi -
Tekanan kompresi pada motor bensin maksimum 6 kg/cm2, karenanya tenaga yang dihasilkan motor bensin terbatas pada tenaga – tenaga yang kecil saja, sehingga penggunaannya juga terbatas pada kendaraan (mobil, sepeda motor dll ).
-
Tekanan kompresi pada motor diesel tinggi, maksimum dapat mencapai 40 kg/cm2, karenanya tenaga yang dihasilkan cukup besar, dan penggunaannya menjadi multi purposes, seperti : tenaga penggerak kapal, pabrik – pabrik, perindustrian dan pelistrikan dsb.
4) Titik nyala ( flash point ) bensin lebih kecil 430 C, sedang solar > 430 C.
II.
Motor Bensin Motor bensin dikelompokkan dalam 2 ( dua ) jenis : a. Motor bensin 4 takt b. Motor bensin 2 takt
a. Motor bensin 4 takt
Gambar 7 a. = katub masuk b. = katub buang A = langkah pemasukan B = langkah kompresi C = pembakaran D = langkah expansi E = langkah pembuangan
1) Proses kerja motor bensin 4 takt, adalah sebagai berikut ( lihat Gbr. 7 ) a. Langkah pertama ( langkah pemasukan ) – gambar A. Torak bergerak turun dari atas ke bawah ( dari THA ke TMB ) katub masuk terbuka, katub buang tertutup. Karena torak bergerak kebawah, terjadi pembakaran volume atau terjadi penurunan tekanan diatas torak (ingat hukum Boyle pada ruang tertentu ). Campuran udara dan bensin masuk kedalam silinder ( pemasukan udara dan bensin masuk kedalam silinder ini terjadi karena tekanan dalam silinder lebih kecil dari pada tekanan udara luar dan terjadi pengisapan oleh torak ). Udara dan bensin tersebut masuk silinder melalui karburator. Karena terjadi pencekikan dalam karburator yang melalui penampang yang berbentuk nozzle, sehingga bensin tersebut berubah menjadi bentuk kabut. b. Langkah kedua ( langkah kompresi ) – gambar B. Torak bergerak dari bawah ke atas ( dari TMB ke TMA ), katub masuk dan katub buang tertutup. Tekanan diatas torak bertambah besar, karena terjadi pengecilan volume hingga tekanan mencapai 5 atm ( 5 kg/cm2 ) s/d 6 kg/cm2 + 12 0 sebelum TMA.
Saat torak mencapai dan di TMA diberikan bunga api listrik ( vonk ) dari besi dengan tegangan listrik 10.000 – 12. 000 volt
DC,
yang
mampu
menimbulkan pembakaran ( gambar C ). Pembakaran ini berlangsung sangat cepat, atau dengan kata lain, pembakaran terjadi pada volume tetap ( V = C ), hal ini berakibat tekanan dan suhu akan naik dengan cepat, sehingga terjadi letupan ( explosi ), tekanan pembakaran mencapai 15 kg/cm2. c. Langkah ketiga ( langkah expansi ) – gambar D. Torak bergerak dari atas ke bawah ( dari TMA ke TMB ). Kutub masuk dan buang tertutup. Gas – gas pembakaran memuai ( expansi ) dan mendorong torak kebawah. Langkah ini menghasilkan tenaga dalam silinder karena terjadi panas akibat pembakaran bahan bakar tsb. Sesaat mencapai
sebelum
torak
TMB, katub buang mulai terbuka (sementara katub masuk
masih tertutup ) sehingga tekanan gas turun sampai tekanan udara luar ( proses ini disebut pembuangan awal ). d. Langkah keempat ( langkah Pembuangan ) – gambar E. Torak bergerak dari bawah keatas ( dari TMB ke TMA ). Katub masuk tertutup, katub buang terbuka. Gas – gas pembakaran ditekan keluar melalui katub buang ke pipa buang ( knalphot ). Begitu seterusnya hingga langkah pertama kembali. Disini terlihat bahwa telah terjadi 4 langkah berturut – turut ( pemasukan, kompresi, expansi dan pembuangan ), sementara poros engkol telah berputar 2 kali, sehingga proses ini disebut proses kerja 4 takt.
Dari setiap langkah tersebut hanya ada satu langkah yang memberikan kerja ke luar yaitu langkah ke 3 atau langkah expansi, sedangkan langkah – langkah lainnya membutuhkan kerja. Hal ini menyebabkan perputaran motor tidak teratur, namun fungsi roda penerus dapat menstabilkan perputaran motor ini.
Roda penerus penerus ini menampung sebagian kerja yang terdapat dari langkah ketiga, kemudian membaginya untuk langkah – langkah lainnya. Bila motor tersebut dilengkapi dengan banyak silender, maka berturut – turut satu langkah dalam tiap – tiap silender memberikan usaha, dengan demikian ukuran roda penerus dapat diperkecil atau mungkin dapat dilingkar.
Ringkasan proses kerja 4 takt sebagai berikut : -
Langkah pemasukan, torak terus, pengisapan campuran udara dan bensin. Katub masuk terbuka dan katub buang tertutup.
-
Langkah kompresi, torak naik, kedua katub tertutup. Kompresi campuran menimbulkan tekanan hingga 5 atm. Torak kiri di TMA, penyalaan campuran bunga api listrik dari busi, pembakaran terjadi pada volume tetap, tekanan pembakaran naik hingga 15 atm.
-
Langkah expansi, torak turun, kedua katub tertutup. Expansi gas- gas pembakaran , terjadi pembuangan awal.
-
Langkah pembuangan, torak naik, katub masuk tertutup, katub buang terbuka. Gas – gas pembakaran dibuang keluar malalui katub buang.
2) Diagram tekanan – volume ( P - diagram ) motor bensin 4 takt.
a = pemasukan b = kompresi c = pembakaran ( v = c ) d = expansi e = pembuangan
Gambar 8 Pada gambar di perlihatkan diagram tekanan – volume atau P - diagram ( gambar 8 a. ), sedang gambar 8 b. diperlihatkan kedudukan toraknya. Diagram P - adalah diagram yang menggambarkan proses kerja dalam silinder motor. Sebagai garis vertikal menunjukkan sumber tekanan, sedang garis mendatar menunjukkan sumber volume. Bila torak bergerak kebawah dari TMA ke TMB, maka terjadi pembesaran volume atau terjadi pengecilan tekanan. Pada akhirnya langkah pemasukan volume menjadi lebih besar 1 sedang tekanannya lebih kecil dari 1 atm ( P1 ). Campuran udara dan bensin masuk
silinder melalui karbulator. Selanjutnya torak bergerak dari TMB ke TMA. Campuran udara dan bensin di kompresi hingga tekanan akhir kompresi ( P2 ) dan volume diperkecil ( V0 ) saat torak di TMA terjadi pembakaran karena campuran udara dan bensin yang berbentuk kabut oleh bunga api listrik oleh busi.
Tekanan pembakaran ini meningkat hingga (P3) sedang volumenya tetap ( V0 ). Kemudian torak bergerak dari TMA ke TMB lagi, terjadi pemuaian gas ( expansi ) yang mendorong torak dan menggerakkan poros engkol dengan hasil usaha ( tenaga ) panas pembakaran. Tekanan akhir expansi diperkecil hingga ( P4 ) sedang volume ( V1 ). Dan akhirnya torak bergerak lagi dari TMB ke TMA, gas – gas pembakaran dibuang keluar melalui katub buang dengan tekanan ( P4 ) yang lebih besar dari 1 atm. Diagram indicator motor tersebut adalah persamaan dari P - diagram. Dari diagram indicator dapat dihitung tenaga dari motor dengan menghitung memakai mistar skala yang ada. Perbandingan kompresi adalah perbandingan antara volume awal kompresi dengan volume akhir kompresi atau perbandingan antara tekanan akhir kompresi dengan tekanan awal kompresi. Jelas perbandingan kompresi hanya sekitar langkah kompresi saja.
b. Motor Bensin 2 takt
Pemasukkan udara dan bensin serta pengeluaran gas bekas, harus dilangsungkan dengan cepat sekali, untuk itu dibutuhkan jalan yang luas dan bebas. Biasanya pada keliling silinder bagian bawah dikuatkan dua baris lubang – lubang yang dibuka dan ditutup oleh toraknya sendiri (lihat gambar 9 ). Lobang – lobang sebelah atas disebut lobang buang, tingginya kira – kira 20 % dari langkah torak, sedangkan lubang – lubang sebelah bawah disebut lubang masuk tingginya 10 % langkah torak, tetapi alas kedua lubang itu sama tingginya ( diukur dari proses engkol ). Yang dimaksud dengan pembilasan ialah pengeluaran gas bekas dari silinder oleh desakan udara baru yang masuk kedalam silinder. Pembilasa pada motor bensin 2 takt pada umunya tidak memakai pompa bilas tersendiri, tetapi dilaksanakan oleh lemari engkol ( carter ) dengan torak sendiri sebagai pompanya ( hal ini disebut pembilasan carter ).
Waktu torak naik, ruangan dibawah torak akan membesar sehingga tekanan terus, dan campuran bahan bakar dan udara dari karbulator masuk kedalam silinder. Ruangan diatas torak terjadi kompresi sampai kira – kira 5 atm. Pada torak mencapai TMA terjadi lonjatan bunga api pada busi, sehingga terjadi pembakaran yang mengakibatkan kenaikan tekanan pembakaran 15 atm, dan ini mampu mendorong torak kebawah. Pada waktu torak turun, ruangan dibawah torak mengecil, tekanan naik dan dan mendorong campuran bahan bakar dan udara didalam carter masuk kedalam silinder melalui lubang masuk.
Pada motor 2 takt, baik motor bensin maupun motor diesel diperlukan pembilasan karena dalam silinder lebih kotor pada motor 4 takt. Ruangan silinder tidak bersih, karena saat torak terus, sekali gas terjadi proses expansi, pembuangan dan pembilasan.
Ringkasan proses kerja motor bensin 2 takt sbb : 1) Diatas torak a. Langkah pertama ( langkah usaha ) Pada saat torak di TMA, terjadi penyalaan dan pembakaran yang bertekanan tinggi. Tekanan ini mendorong torak kebawah guna memutar poros engkol. Bila torak terus bergerak kebawah, volume menjadi bertambah besar, sedangkan tekanannya mengecil.
Pada saat pintu buang akan terbuka, tekanan gas turun hingga 3 atm. Langkah usaha ini berakhir
segera setelah pintu buang mulai
terbuka. Gas pembakaran dibuang keluar silinder dan tekanan dalam silinder hampir sama dengan tekanan udara luar. Selagi pintu buang masih terbuka, maka pintu bilas ( lubang masuk ) menyusul terbuka yang diatur oleh toraknya sendiri. Campuran udara dan bensin masuk ke dalam
silinder sambil mendorong sisa – sisa gas bekas keluar silinder melalui pintu ( lubang ) buang, hal ini disebut pembilasan.
b. Langkah kedua ( langkah kompresi ) Dari TMB torak bergerak ke TMA. Pemasukan udara dan bensin masih terus berlangsung selama pintu bilas masih terbuka. Setelah pintu buang tertutup mulai kompresi hingga torak di TMA, kemudian diesel dengan penyalaan dan pembakaran.
2) Dibawah torak a. Langkah naik Kalau bagian atas torak menutup pintu bilas, maka ruang carter tertutup. Torak bergerak terus keatas, ruang carter bertambah besar, hingga terjadi vaccum didalamnya. Ini berarti tekanan dalam carter lebih kecil dari pada tekanan udara luar. Karena perbedaan tekanan inilah campuran udara dan bensin masuk kedalam carter setelah torak mulai membuka pintu masuk.
b. Langkah turun Langkah torak mencapai TMA, torak kembali turun kebawah. Terlebih dahulu bagian bawahnya menutup pintu masuk, kemudian memanfaatkan campuran udara dan bensin hingga tekanan 3 atm. Pemanfaatan ini terus berlangsung sampai torak bagian atas membuka pintu bilas. Jika pintu bilas ini sudah membuka, mulailah pemasukan dan pembilasan ruang atas torak. Setelah torak mencapai TMB, dilanjutkan dengan gerakan torak keatas lagi. Karena pembilasan motor ini dilakukan dengan perantaraan alas torak dan ruang carter, maka pembilasannya disebut pembilasan ruang engkol ( carter spoeling ).
III.
Motor Diesel Motor diesel dikelompokkan dalam 2 jenis :
a. Motor diesel 4 takt b. Motor diesel 2 takt
a. Motor Diesel 4 takt
Gambar 10 A = katub masuk B = katub buang a
= langkah pemasukan
b
= langkah kompresi
C = pembakaran D = langkah expansi
E = langkah pembuangan
1) Proses kerja motor diesel 4 takt, adalah d, b, b ( gambar 10 ) Cara kerjanya hampir sama dengan motor bensin 4 takt, perbedaannya pada langkah pemasukkan, dimana yang dimasukkan kedalam silinder bukan campuran bensin dan udara, melainkan udara murni melulu dan udara ini pada akhir langkah kompresi tekanannya naik hingga 35 atm, dan suhu udara kompresi mencapai 6000 C. Bahan bakar yang dimasukkan dalam silinder melalui injector dalam bentuk kabut ( Gbr. C ) dan bersamaan dengan itu mampu untuk menimbulkan pembakaran dalam silinder.
Karena bahan bakar pada motor diesel relatif lebih kental, sehingga pembakarannya memerlukan waktu yang lama dibandingkan dengan bensin,
motor
dan hampir berlangsung pada tekanan yang tetap ( P = C ). Pada
beberapa motor, tekanan pembakaran mencapai 100 atm.
Cara penyemprotan bahan bakar masuk kedalam silinder ada 2 cara : 1. Dengan memakai udara hembus bertekanan 60 atm, disebut motor diesel dengan pengobatan udara. Motor ini jarang dijumpai saat ini. 2. Dengan memakai pompa bahan bakar bertekanan tinggi 300 atm, penyemprotan bahan bakar berlangsung pada 10 % dari langkah torak dan motor ini disebut dengan pengabut tekan, prosesnya sebagai berikut :
a. Langkah pertama ( langkah pemasukan ) – gambar A Torak bergerak turun dari TMA ke TMB, katub masuk terbuka, katub buang tertutup. Udara murni tanpa bahan bakar masuk kedalam silinder melalui kutub masuk yang terbuka. b. Langkah kedua ( langkah kompresi ) – gambar B
Katub masuk dan katub buang tertutup, torak bergerak dari TMB ke TMA. Udara dikompresi hingga tekanannya 35 atm, sehingga suhunya naik hingga 6000 C. Pada saat torak di TMA katub bahan bakar terbuka, bahan bakar disemprotkan kedalam silinder bersama – sama udara hembus ( motor pengabutan udara ), sedang pada motor diesel pengabutan tekan, katub
bahan bakar terbuka dengan sendirinya oleh
tekanan
pompa
bahan
bakar ( fual injection pump), pada waktu yang sama terjadi
pengabutan bahan bakar kedalam silinder yang berhubungan udara kompresi yang bersuhu tinggi, sehingga menimbulkan dalam
pembakaran
silinder (gambar C ).
c. Langkah ketiga ( langkah expansi ) – gambar D Torak bergerak dari TMA ke TMB. Katub masuk dan katub buang tertutup. Gasa pembakaran yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar memuai ( expansi ) dan mendorong torak kebawah. Panas pembakaran ini menghasilkan tenaga yang dapat memutar poros engkol.
d. Langkah keempat ( langkah pembuangan ) - gambar E Torak bergerak dari TMA ke TMB. Katub masuk tertutup, katub buang terbuka. Gas-gas pembakaran ditekan keluar silinder melalui katub buang pipa buang ( exhaust pipa ).
Ringkasnya : -
Langkah pemasukkan, torak turun, penghisapan udara murni
-
Langkah kompresi, torak naik, kompresi udara hingga 35 atm dan suhu kompresi 6000 C. Pada saat torak di TMA terjadi penyemprotan bahan bakar dalam bentuk kabut sehingga menimbulkan pembakaran yang tekanannya hampir tetap.
-
Langkah expansi, torak turun dan pembakaran memuai (expansi) dan terjadi pembuangan awal.
-
Langkah pembuangan, torak naik, pembuangan gas-gas bekas pembakaran dari dalam silinder.
2) Diagram tekanan – volume ( P - diagram ) motor diesel 4 takt
a = pemasukkan b = kompresi c = pembakaran pada V konstan d = expansi f = pembuangan
Gambar 11 3) Perbedaan motor explasi 4 takt dengan motor diesel 4 takt URAIAN
- Langkah pemasukkan
MOTOR EXPLASI
MOTOR DIESEL
- Pemasukan campuran
- Pemasukan udara murni
b. bakar dan udara
- Langkah kompresi
- kompresi
campuran
- Kompresi udara hingga 35-40
hingga 5 atm, suhu
atm, suhu kompresi
kompresi dibawah suhu
tinggi dari suhu nyala b. bakar
lebih
nyala b. bakar - Penyalaan dan pem bakaran
- Penyalaan
campuran
- Pemasakan b. bakar selama
dgn bunga api listrik
5 - 10 %
( vonk ) pada TMA
pembakaran b. bakar pada
pembakaran
tekanan tetap dan volume
pada
volume tetap.
dari
langkah
tetap.
- Langkah expansi
- expansi gas pembakaran
- expansi gas pembakaran
- langkah pembuangan
- Pengeluaran gas bahan
- Pengeluaran gas – gas bahan
pembakaran
e. Motor diesel 2 takt
Gambar 12 a
= lubang buang
b
= lubang masuk
A = pembakaran expansi B = pembuangan
pembakaran.
C = pembilasan D = kompresi
Pada motor diesel 2 takt umumnya tidak terdapat katub masuk dan katub buang, namun adanya jyga yang mempunyai katub buang ( pada pembilasan memanjang ). Tetapi pada pertengahan silinder dibuat dua deretan lubang – lubang yang berhadap – hadapan dimana masing – masing deretan untuk pengeluaran gas-gas disebut lubang ( pintu ) buang, sedangkan deretan untuk pemasukkan udara disebut pintu masuk ( pintu bilas ). Lubang – lubang pembilasan dan pembuangan terletak berhadapan, sisi bawahnya terletak sama tinggi, dan ini sesuai dengan kedudukan paling bawah dari torak ( TMB ), sedangkan sisi atasnya tidak sama tinggi ( lubang buang lebih tinggi dari pada lubang masuk ). Lubang tersebut dibuka dan ditutup oleh toraknya sendiri.
Maksud lubang buang sedikit lebih tinggi dari pada lubang bilas, agar pada waktu torak turun, lubang pembuangan yang terbuka terlebih dahulu dari pada lubang bilas, sehingga gas-gas pembakaran tidak dapat mengalir ke lubang pembilasan.
1) Proses kerjanya sebagai berikut : ( lihat gambar 12 ) a. Langkah pertama ( langkah usaha ) – gambar A/B, torak turun. Penyemprotan, pengabutan dan pembakaran bahan bakar selama 10 % langkah torak. Saat torak di TMA tekanan udara diatas torak 35 atm dengan suhu 6000 C. Kemudian expansi gas – gas.
Setelah torak turun kira – kira 90% langkah torak, disusul dengan pembilasan, yaitu setelah lubang pembilasan dibuka oleh torak. Lubang – lubang buang terbuka lebih dahulu, hingga tekanan gas dalam silinder turun sampai tekanan udara luar. Saat kemudian lubang pembilasan terbuka dan udara bilas mendorong gas-gas bekas keluar silinder (terjadi pembilasan )
b. Langkah kedua ( langkah kompresi ), gambar C/D, torak naik. Pada langkah ini, lubang – lubang pembilasan dan pembuangan terbuka. Lubang pembilasan tertutup lebih dahulu, kemudian menyusul lubang pembuangan. Terjadi kompresi udara, setelah torak di TMA, tekanan udara naik hingga 35 atm. Secara ringkas disimpulkan sebagai berikut : -
Torak turun. Pembakaran bahan bakar selama 10 % langkah pada tekanan tetap. Expansi gas, pengeluaran gas-gas bekas oleh udara bilas.
-
Torak naik. Setelah lubang-lubang tertutup, terjadi kompresi udara hingga 35 atm dengan suhu 6000 C.
2) Diagram tekanan – volume ( P – V diagram) motor diesel 2 takt.
a = pemanasan b = kompresi C1 = pembakaran pd vulume tetap C2 = pembakaran pd Tekanan tetap d = expansi e = pembuangan
Gambar 13 3) Perbedaan motor explosi 2 takt dengan motor diesel 2 takt. URAIAN - Langkah Usaha
MOTOR EXPLOSI a.
Penyalaan campuran b. bakar TMA.
sesaat
sebelum
MOTOR DIESEL a.
Penyemprotan selama torak.
5-10%
b.
bakar langkah
b.
Pembakaran
explosip
b.
pada volume tetap. c.
pintu
c.
buang
pintu
buang
terbuka.
Pada 10% sebelum akhir langkah
pintu
d.
bilas
terbuka. e.
bakar,
Pada 20% sebelum akhir langkah
terbuka. d.
b.
volume membesar.
Pada 20% sebelum akhir langkah
Pembakaran
langkah pintu bilas terbuka e.
Pembilasan
Pada 10% sebelum akhir
dengan
Pembilasan dengan udara murni.
campuran b. bakar dan udara baru. - Langkah kompresi
a.
b.
c.
Pada
10%
sesudah
a.
pada
10%
sesudah
permulaan langkah pintu
permulaan langkah pintu
tertutup
bilas tertutup.
Pada
20%
sesudah
b.
Pada
20%
sesudah
permulaan langkah pintu
permulaan langkah pintu
buang tertutup
buang tertutup.
Kompresi
campiran
bahab bakar dan udara
c.
Kompresi
udara
murni
hingga 35 – 40 atm.
hingga 5 - 12 atm
IV.
Perbedaan – perbedaan pokok antara motor 4 takt dan motor 2 takt. Motor 4 takt a. Untuk tiap proses dibutuhkan 4 langkah torak atau dua putaran poros engkol, sedangkan dari 4 langkah torak tersebut, hanya ada satu langkah yang memberi usaha pada poros.
b. Tersedia 1 langkah penuh untuk pemasukan, kompresi, expansi dan pembuangan. c. Pembakaran sempurna, motor bersih. d. Pemakaian bahan bakar hasil hemat. e. Putaran mesin lebih cepat. f. Tenaga motor lebih kuat.
Motor 2 takt a. Untuk setiap proses dibutuhkan 2 langkah torak atai 1 putaran poros engkol, sedangkan dari 2 langkah torak tsb. b. Tersedia 1 langkah untuk expansi, pembuangan, pembilasan dan pemasukan serta 1 langkah untuk kompresi. c. Pembakaran kurang sempurna, motor kotor. d. Pemakaian bahan bakar boros. e. Putaran mesin lebih pelan f. Tenaga motor lebih besar. g. Suhu torak dan dinding selinder agak tinggi. h. Konstruksi lebih sederhana. i. Motor lebih mahal, karena ada pompa bilas.
V.
Perbandingan motor dengan mesin uap Bila dibandingakan antara motor 4 takt dan 2 takt kerja tunggal dengan mesin uap terdapat hal-hal sbb : a. Mesin uap torak -
Pemasukan, expansi, buang awal pada langkah turun
-
Pembuangan, kompresi, masuk awal pada langkah naik
b. Motor diesel 4 takt kerja tunggal -
Pemasukan pada langkah turun
-
Kompresi pada langkah naik
-
Pembakaran, expansi dan buang awal pada langkah turun
-
Pembuangan pada langkah naik
c. Motor diesel 2 takt kerja tunggal
VI.
-
Pembakaran, expansi, pembuangan, pembilasan, pemasukan pada langkah turun
-
Kompresi pada langkah naik.
Jumlah langkah usaha
Karena mesin uap selalu dibuat bekerja ganda, sedang pada motor kerja ganda jumlah pembakaran 2 kali lebih banyak dari pada motor kerja tunggal, maka jumlah langkah usaha tiap 2 putaran didapat : -
Mesin uap adalah 4 langkah usaha ( 4 PK )
-
Motor 4 takt kerja tunggal adalah 1 langkah usaha ( 1 PK )
-
Motor 2 takt kerja tunggal adalah 2 langkah usaha ( 2 PK )
-
Motor 4 takt kerja ganda adalah 2 langkah usaha ( 2 PK )
-
Motor 2 takt kerja ganda adalah 4 langkah usaha ( 4 PK )
Sehingga : - Mesin uap = Motor 2 takt kerja ganda - Motor 2 takt kerja tunggal = Motor 4 takt kerja ganda
VII.
Konversi ( equivalent ) satuan – satuan 1 tk
= 75 kgm / detik
1 tkh = 632 kcal 1kw
1 tk = 632 kcal / h
= 1, 36 tk
1 kwh = 860 kcal 1 tk
= 736 watt
1 pk
= 746 waat
1 kw
= 1, 36 tk
1 watt = 1 Joule / detik
1 kcal = 427 kgm 0
R
= 4/5 0 C
0
F
= ( 9/5 0 C + 32 )
0
K
= ( 0 C + 273 )
0
R
= 9/5 0 K = (
atmut = ata = bara atmel = ato = baro atmut = ato + 1
0
F + 460 )
1 Joule = 1 watt detik
bara
= baro + 1
1 atm = 1, 033 kg/cm2 = 76 cm Hg = 10 m k. a = 14, 7 psi ( 14, 7 lbs ) = 1 bar 1 galon = 4, 6 Liter 1 barrel= 159 Liter 1 BTU = 252 Calori 1 kg
= 9, 8 Newton
1 bar = 1, 02 kg / cm2 1 kg/cm2 = 105 Newton / m2 = 10 m. k. a = 76 cm Hg = 14,7 psi 1 Joule
= 0,24 Calori = 1 Newton meter
1 galon = 4, 6 Liter 1 ton expansion valre = 200 BTU / menit = 50 kcal / menit