BAB II KONDISI UMUM KABUPATEN KUDUS
2.1. Letak Geografis Dalam melaksanakan penelitian yang ada hubunganya dengan Dakwah Lintas Budaya di Kabupaten Kudus, kiranya perlu mengetahui selayang pandang Kabupaten Kudus dalam berbagai aspek kehidupan dan keadaan umum. Hal ini dikareakan kompleknya kondisi kehidupan masyarakt di Kabupaten Kudus yang kemungkinan ada kaitanya dengan keadaan sekelilingnya. Kabupaten Kudus adalah salah satu Kabupaten di jawa Tenga yang terletak di sebelah timur laut Kota Semarang dengan jarak tempuh + 51 km. Kabupaten Tingkat II Kudus dibatasi oleh beberapa daerah tingakat II lain, yaitu : o Di sebelah utara
: Kabupaten Dati II Jepara.
o Di sebelah utara
: Kabupaten Dati II Pati
o Di sebelah selatan
: Kabupaten dati II grobogan
o Di sebelah selatan
: Kabipaten II Pati
o Di sebelah timur
: kabupaten II Pati
o Di sebelah barat
: Kabupaten II Demak
o Di sebelah barat
: Kabupaten II Jepara
37
38
Letak Kabupaten kudus antara 1100361 Bujur Timur dan antara 60511 dan 70161 Lintang Selatan. Jarak terjauh dari barat ke timur adalah 16 km dan dari utara ke selatan 22 km.
2.2. Kondisi Monografi 2.2.1. Luas Penggunaan lahan Kabupaten dati II Kudus yang mempunyai luas wilayah sebesar 425,15 Km2, merupakan wilayah terkecil bila dibandingkan dengan daerah tingkat II lainya yang ada di Propinsi Jawa tengah. Kabupaten Kudus terdiri dari 9 Kecamatan, yaitu : Kecamatan yang terluas adalah Kecamatan Dawe, yaitu : 8.584 Ha (20,19 %) sedangkan yang paling kecil adalah kecmatan Kota seluas 1,047 Ha 92,46 %) dari Kabupaten Kudus. Luas daerah terdiri dari lahan persawahan seluas 21,704 Ha (51,04 %) dan 20,812 Ha (48,96 %) adalah bukan lahan sawah.1 2.2.2. Keadaan iklim Menurut stasiun meteorologi pertanian kudus, suhu udara ratarata di kabupaten Kudus tahun 2003 berkisar 18,30C sampai dengan 29,60C. Sedangkan untuk kelembapan udara rata-rata bervariasi dari 75,3% sampai dengan 87,9% selama setahun. Jumlah hai hujan terbanyak pada nulan Pebruari yaitu rata-rata 22 hari dan curah hujan
1
Sumber Data : Kantor Statistik Kabupaten Kudus Tahun 2003.
39
tertinggi pada bulan Desember yaitu rata-rata 463 mm, Kabupaten Kudus beriklim tropis dan bertemperatur sedang.
2.3. Keadaan Demografis 2.3.1. Wilayah administrasi Kabupaten Kudus terbagi menjadi 9 Kecamatan, 124 desa dan 7 kelurahan, 684 Rukun warga (RW) 3,527 Rukun Tetangga (RT) dan 371 dukuh / lingkungan. Tabel I Pembagian Wilayah Admistrasi2 No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Nama Kecamatan Kecamatan Kota Kudus Kecamatan Jati Kecamatan Undaan Kecamatan Bae Kecamatan Gebog Kecamatan Kaliwungu Kecamatan Jekulo Kecamatan Mejobo Kecamatan Dawe
Banyaknya Desa / Kelurahan 25 Desa 14 Desa 15 Desa 10 Desa 11 Desa 15 Desa 12 Desa 11 Desa 18 Desa
2.3.2. Kepegawaian Menurut data BPS tahun 2003 jumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungan pemerintah Kabupaten Kudus sebanyak 7,158 orang. Bila dilihat menurut tingkat pendidikan, komposisi penduduk tamat SD 4,58 %; tamat SLTP / sederajat 3,41 % tamat SLTA / sederajat 20,47 %, sarjana Muda 48,03 % dan Sarjana 23,51%.
2
Sumber data, Ibid
40
Tabel II Data Jumlah Sekolah dan Siswa di kabupaten Kudus Tahun Pelajaran 2002 / 2003 No.
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Jenis Sekolah
MI MTs Aliyah Madin SD SMP SMU SMK PT Jumlah
Jumlah Jumlah Siswa Lulusan 2003 / 2003 Sekolah Neg Swt Jml N S Jml N S Jml 1 134 135 312 21.287 21.599 45 3.324 3.367 2 40 42 1.765 14.138 15.903 499 3.231 3.730 2 14 16 1.672 3.436 5.108 315 632 947 60 9.954 503 12 515 74.250 2.848 77.098 11.821 447 12.268 24 19 43 17.395 2.583 19.978 4.619 1.511 6.130 7 9 16 5.634 2.983 8.617 1.597 984 2.581 1 9 10 987 5.987 6.974 412 1.423 1.835 1 1 2 4.297 3.417 7.717 134 154 258 540 237 837 26.213 172.948 173.442 19.442 11.806 21.118
Sedangkan bila dilihat menurut golongan adalah 1,59 % PNS golongan 1; 15,41 % golongan II, 77,26 % golongan III, 15,41 % golongan IV. 2.2.2. Pemilihan umum Pemilihan umum (Pemilu) yang dilaksanakan bulan April 2004 di Kabupaten Kudus diikuti oleh 527.6710 pemilih yang tersebar di 1.920 tempat pemungutan suara, dan menghasilkan lima partai besar, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), PartaiDemokrasi Indonesia Perjuanagan (PDIP), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai buruh Sosial Demokrat (PBSD) dan Partai Demokrat. 2.3.4. Perlindungan Masyarakat Untuk menjaga ketertiban dan keamanan di Lingkungan msyarakat, parrisipasi anggota linmas diperlukan. Di Kabupaten
41
Kudus pada tahun 2003 jumlah anggota linmas 5.449 orang terdiri dari 5.385 anggota linmas laki-laki (98,83 %) dan anggota linmas permpuan 64 orang (1,17 %).
2.4. Keadaan Sosial Ekonomi, Agama dan Pendidikan 2.4.1.Penduduk dan Tenaga Kerja. 2.4.1.1. Kependudukan Data kependudukan merupakan data pokok yang dibtuhkan baik kalangan pemerintah maupun swasta sebagai bahan
untuk
perencanaan
dan
evaluasi
hasil-hasil
pembangunan. Jumlah peduduk Kabupaten Kudus tahun 2003 tercatat sebesar 724.969 jiwa, terdiri dari 358.225 jiwa laki-laki (49,42 %) dan 366.714 jiwa perempuan (50,58 %). Tabel III Luas Wilayah dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Kudus Menurut Kecamatan Tahun 2003 No.
Kecamatan
Luas Wilayah KM2
Kepadatan KM2
1
Kaliwungu
32.70
2.182
2
Kota Kudus
10.50
8.907
3
Jati
26.30
2.712
4
Undaan
70.90
808
5
Mejobo
36.80
1.440
6
Jekulo
74.80
1.026
7
Bae
23.30
2.087
8
Gebog
52.50
1.439
9
Dawe
78.50
1.009
42
Kepadatan penduduk dalam kurun lima tahun (19992003) cenderung mengalami kenaikan seiring dengan kenaikan jumlah penduduk. Pada tahun 2002 tercatat sebesar 1.705 jiwa km2. Sedang pada tahun 2003 meningkat memjadi 177,391 km2. 2.4.1.2. Tenaga Kerja Tenaga kerja yang terampil, merupakan potensi sumber daya
manusia
yang
sangat
dibutuhkan
dalam
proses
pembangunan menyongsong era globalisasi. Menurut badan pusat statistik (BPS), penduduk usia kerja didefinisikan sebagai oenduduk yang berumur 10 tahun ke atas dan dibedakan sebagai angkatan kerja. Tabel IV Jumlah Tenaga Kerja Manurut lapangan usaha Di Kabupaten Kudus Tahun 2003 (%) No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Lapanagan Usaha Pertanian Pertambangan / Penggalian Industri Listrik, gas dan air minum Konstruksi / bangunan Perdagangan, hotel dan restoran Pengangkutan dan komunikasi Bank, lembaga keuangan lainya Sewa rumah Pemerintah dan Hankam Jasa-jasa
Jumlah % 8,43 3,73 12,30 16,10 5,79 10,53 7,84 11,51 3,23 2,66 7,45
43
Sektor industri masih menjadi gantungan hidup tenaga kerja di Kabupaten Kudus, terbukti sekitar 42,27 % mempunyai lapisan utama disektor tersebut. Sedang sektor perdagangan sebesar 14,73 % dan pertanian 16,18 %. 2.4.2. Sosial 2.4.2.1 Pendidikan dan kebudayaan Penduduk yang bersekolah secara umum mengalami fluktuasi selama periode tahun ajaran 1998/1999 – 2002/1003, hal ini dapat dilihat dari banyaknya murid dibeberapa jenjang pendidikan mengalami kenaikan dan penurunan. Peningkatan ini tentunya harus diimbangi dengan penyediaan sarana dan prasarana fisik dan tenaga guru yang memadai. Jumlah Universitas atau perguruan tinggi pada tahun 2002/2003 tercatat dua buah, yaitu Universitas Muria Kudus (UMK) dan sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Kudus. Banyaknya mahasiswa di periode 5 tahun terakhir mengalami peningkatan. Pada tahun ini 2003, jumlah mahasiswa tercatat 7,717 orang didukung oleh 123 orang. 2.4.2.2. Kesehatan Peningkatan
sarana
kesehatan
sangat
diperlukan
sebagai upaya dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat. Jumlah rumah sakit umum pemerintah sebanyak 2 buah dan
44
rumah sakit umum swasta juga 2 buah. Sarana kesehatan yang lain adalah pusat kesehatan amsyarakat (puskesmas) dan ratarata di tiap Kecamatan terdapat 2 puskesmas, dan secara keseluruhan Kabupaten Kudus memiliki puskesmas sebanyak 18 buah. 2.4.3. Sistem Kepercayaan Di kota Kudus ini toleransi antar umat beragama dapat dikatakan cukup memuaskan. Antara satu umat dengan umat yang lain dalam sosialisasi kehidupan tidak pernah terjadi benturan-benturan antar satu penganut agama dengan penganut agama yang lain saling menjaga perasaan, sehingga kehidupan beragama di Kudus berjalan baik. Terbukti dalam proses kehidupan di perusahaan-perusahaan misalnya, kendati pemilim perusahaan bukan seagama dengan karyawanya, tetap berjalan baik, tidak mengurangi aset produksi. Sebagaian besar jumlah penduduk yang ada di wilayah Kudus, pada tahun 2003 menganut agama Islam dengan prosentase sebanyak 98 % dari jumlah penduduk memeluk Islam, sedang 2 % lainya terbagi dalam beberapa agama yang ada.
45
Tabel V Jumlah Penduduk Kabupaten Kudus Menurut Agama Tahun 20033 No. Kecamatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Kota Jati Undaan Bae Gebog Kaliwungu Jekulo Mejobo Dawe Jumlah
Pemeluk Agama Islam Kristen Katholik Hindu 82.823 4.953 5.625 196 82.680 5 2.791 5 63.174 124 10 52.490 1409 254 15 85.944 111 3 80.947 535 264 4 90.832 79 166 82.929 521 440 61.538 23 21 684.189 7.760 9.574 220
Budha 839 70 176 13 210 27 74 20 1.329
Lainya 7 6 12 2 27
Perkembangan agama di Kabupaten Kudus terutama agama Islam semakin pesat dengan tersedianya prasarana peribadatan yang ada. Adapaunbanyaknya tempat peribadatan di kabupaten Kudus adalah sebagai berikut : Tabel VI Banyaknya Tempat Ibadah di Kabupaten Kudus Tahun 20034 No.
Kecamatan
Masjd
Mshl
Lngar
Jml
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Kota Jati Undaan Bae Gebog Kaliwungu Jekulo Mejobo Dawe Jumlah
97 42 33 47 84 61 58 31 77 530
39 28 97 23 12 43 14 39 13 308
82 141 106 99 155 93 267 148 293 1384
219 141 236 169 251 197 339 218 383 2222
3 4
Sumber data, Ibid Sumber Data, Ibid.
Grja Kristen 12 2 2 1 1 1 23
Grja Kthlik 1 2 4
Pura hindu -
Vihara budha 1 4 3 1 1 11
Lain -
46
Dari jumlah sarana ibadah yang ada, yang dipergunakan sebagai tempat ibadah adalah pada tiap-tiap tempat ibadah yang digunakan
sekurang-kurangnya
terdapat
307
orang
yang
mempergunakan tempat ibadah di maing-masing tempat. 2.4.4. Pertanian 2.4.4.1. Pertania tanaman pangan Untuk
memenuhi
kebutuhan
pangan
khususnya
kecukupan beras, pemerintah terus memacu produktifitas padi. Tahun 2003 produktifitas padi mencapai 141.176 ton, lebih tinggi 16,28 % (140 ton) dibanding tahun sebelumnya. Secara
umum
produktifitas
palawija
mengalami
penurunan dibanding tahun sebelumnya, sebanyak 26,33 % (36,07 kwintal). 2.4.4.2. Perkebunan Jenis tanaman perkebunan rakyat yang mempunyai areal cukup luas, di Kudus antara lain tebu, kelapa, kapuk, kopi, cengkeh, dan ditahun 2003 produksi perkebunan mengalami peningkatan. 2.4.4.3. Peternakan Sub sektor peternakan terbagi menjadi ternak besar yaitu : Sapi, kerbau dan kuda, dan ternak kecil terdiri dari kambing, domba, dan ternak unggas.
47
2.4.4.4. Perikanan Sektor perikanan meliputi kegiatan usaha perikanan darat dan perikanan laut, di Kabupaten Kudus hanya ada budi daya perikanan darat, pada tahun 2003 produksi ikan budidaya tercatat 1.463 kwintal. 2.4.5. Industri Sektor industri merupakan tiang penyangga utama dari perekonomian kabupaten Kudus dengan kontribusisebesar 62,73 % terhadap PDRB kabupaten Kudus. Perindustrian di kabupaten Kudus sampai pada tahun 2003 tercatat sebanyak 157 perusahaan dengan menyerap 70.308 orang tenaga kerja. 2.4.6. Perdagangan Potensi ekonomi suatu daerah khususnya sektor perdagangan dapat dilihat dari banyaknya pasar yang ada. Kabupaten Kudus samapai tahun 2003 terdapat 26 pasar. Terdiri dari 22 pasar umum dan 4 pasar hewan. Pita cukai rokok yang dihasilkan oleh Kabupaten Kudus selaa tahun 2003 tercatat sebesar 5.578 trilyun rupiah, sedangkan potensi ekspor berbagai jenis komoditi tahun 2003 nilalai totalnya US $ 44.233.585,39.5
5
Sumber data, Ibid
48
2.5. Tinjauan Umum Etnis Cina Muslim dan Permasalahanya 2.5.1. Keberadaan Orang Cina Muslim di Kabupaten Kudus Cina secara etimologi berasal dari Bahasa mandarin kuo Yui dialek iHokkian yang berarti bangsa pusat.6 Orang Cina sering menjadi pusat istilah penyebutan diri yang bersesuaian dengan konsepsi kosmologinya sebagai "pusat dunia" atau pusat peradaban manusia.7 Ciri khas yang menonjol dari etnik Cina ini merupakan suatu keanehan bagi etnik lainnya. Di negara-negara Asia Tenggara, permasalahan golongan minoritas sering menimbulkan kerumitan. Glongan minoritas yang dimaksud adalah sekelompok etnis tertentu dengan sifat-sifat yang khas nasional kultural yang secara individu hidup dalam suatu negarayg dikuasai oleh mayoritas lain dan dipandang sebagai sesuatu yang khas daripada individualitasnya sendiri.8 Secara ringkas Dr. Jamaluddin Ancok dan fuad Nashori Suoso, menyebutkan ciri-ciri kelompok minoritas sebagai berikut : a. Kelompok minoritas adalah bagian (sub ordinat) dari suatu masyarakat atau negara yang kompleks. b. Memiliki ciri-ciri fisik maupun kebudayaan yang dianggap sebagai ciri yang melemahkan anggapan terhadap diri sendiri. c. Kelompok yang memiliki kesadaran kelompok yang tinggi. 6
Dr. Saleh Al-Jufri, Paji-panji Muhammad SAW, LPU Sunan Ampel, Surabaya, 1989,
7
Ibid Drs. Hidayat ZM, Masyarakat dan Kebudayaan Cina Indonesia, tarsito, Bandung, 1993,
hlm. 38. 8
hlm. 1
49
d. Keanggotaanya merupakan sesuatu yang diturunkan melalui garis keturunan yang mengkiat generasi selanjutnya. e. Anggotanya baik karena pilihan sendiri atau karena kebutuhan, cenderung untuk kawin dengan orang dari kelompok sendiri.9 Dari ciri-ciri tersebut, dapat diambil suatu pandangan etnik Cina sebagai kelompok mioritas sering merasa bahwa dirinya merupakan masyarakat yang rendah dibanding penduduk asli. Adapula sebagian etnik Cina menganggap bahwa etnik Cina lebih tinggi derajatnya
dari
penduduk
asli
(pribumi
Indonesia).
Ketidakseimbangan ini mengakibatkan masing-masing pihak suasana hidupnya dalam lingkungan eksklusif, sesuai dengan kemampuan dan keadaan masing-masing yang pada akhirnya timbullah perasan ingroup (kelompok kita) dan out-group (kelompok mereka) dab dalam proses tersebut seringkali digunakan stereotip.10 Penduduk Indonesia terdiri dari berbagai suku-suku bangsa, termasuk pula kebudayaan dan agamanya, baik berasal dari bangsa lama maupun dari sifat-sifat tradisionalnya. Selain penduduk pribumi terdapat pula sejumlah penduduk etnik pedatang, yang terbanyak adalah Cina.11 Dan pada umunya orang-orang Cina yang datang peratma kali ke indonesia waktu itu hanya terdiri dari kaum laki-laki saja dan 9
Djamaludin Ancok dan Fuad Nashori Suroso, Psikologi Islam, Solusi Islam Atas Probelm Psikologi, Pustaka Pelajar, yogyakarta, 1995, hlm. 18. 10 Stereotip yakni gambaran atau anggapan yang bersifat mengejek terhadap suatu onyek tertentu. 11 Drs. Hidayat ZM, Op. Cit., hlm. 3
50
kebanyakan dari daerah Fukian dan Kwatung terutama suku bangsa Hokkian, Hika dan Knton. Suku-suku ini termasuk yang pandai berdagang dan banyak yang menetap di Pulau Jawa bagian tengah, timur dan di pantai utara Sumatera Barat.12 Dalam buku masyarakat kebudayaan Cina Indonesia, yang ditulis oleh Drs. Hidayat ZM. Diceritakan bahwa orang Cina yang pertama kali datang di tanah jawa pada tahun 1412 adalah armada dari Dinasti Ming yang dipimpin oelh Cheng Ho atau Muhammad Cheng Ho (sering juga disebut dengan nama Sam Po Tong atau sam Po Kong. Setelah kedatangan yang pertama ini, hadir pula di tanah Jawa mubaligh-mubaligh dari Cina yang berdagang sambil menyebarkan agama Islam. Memang bila ditelusuri lebih jauh, sebenarnya agama Islam bukanlah merupakan agama yang aing di Cina sendiri. Islam perama menyebar di Cina melalui jalan sutra, baik darat maupun laut oleh para shabat Nabi SAW. Pada masa itu nabi SAW mengutus salah seorang shabanya yang bernama Abdul Wahab bin Abi Khabsyah untuk memberikan hadiah pada Kaisar Tiongkok sekaligus menawarkan Islam di negeri tersebut.13 2.5.2. Keberadaan dan Perkembangan Cina Muslim di Kabupaten Kudus Masuknya seorang etnik Cina ke dalam agama Islam adalah dipandang sesuatu hal yang sangat menarik perhatian dan menjadi 12 13
Ibid Ibid, hlm. 30
51
perbincangan masyarakat awam. Mereka disebut sebagai "saudara baru", meskipun dari masyarakat etnik Cinasendiri dipandang bahwa yang masuk agama Islam itu telah menjatuhkan martabatnya sendiri, semua hinaan dan celaan biasanya timbul dari keluarganya apabila seseorang etnik Cina masuk Islam, bahkan memungkinkan akan diusir atau dicoret sebagai anggota keluarga atau marganya. Apabila kuat dan teguh iman Islam orang Cina yang baru masuk Islam itu, tidaklah hinaan itu mereka peduli, namun baginya memeluk Islam adalah suatu nikmat, sampai cara hidup merekapun bertukar sama sekali dari pada kehidupan sebelum mereka masuk Islam. Belakangan ini bahkan para pemuda dan pemudi etnik Cina banyak yang memeluk agama Islam. Bagi orang awam di Negeri Indonesia ini mungkin adalah suatu kajaiban. Lahirnya julukan "muslim Cina" adalah bukan dari sebab pengkotakan antara sesama muslim, tetapi ungkapan turut bangga dan berbahagia, mereka mendapat saudara seiman dari golongan etnik Cina yang tadinya jauh dari Islam "muslim Cina" sebetlnya sekedar sebutan nama kesayangan dari umat Islam kepada saudara-saudara barunya yang seagama dan kebetulan berasal dari keturunan etnik Cina, demikian kata bapak Halimi A.R selaku kepala Kanwil Departemen Agama Jawa Tengah.14
14
Wawancara dengan bapak Drs. Sayuti Nafi' tgl. 12 Desember 2004.
52
Di Kabupaten Kudus sendiri perkembangan Islam pada kalangan masyarakat etnik Cina mengalami kemajuan yang pesat. Hal ini diiringi dengan terbentuknya suatu wadah perkumpulan para muallaf baik dari suku cina maupun Pribumi atau suku bangsa lainya. Beberapa orang dari etnik Cina bersama-sama pribumi muslim mencoba mendirikan sebauha wadah persatuan, sebagaia wahana komunikasi, dan sebagai sarana meningkatnya keimanan mereka.
2.6. Tinjauan Umum Organiasasi PITI (Pembinaan Iman Tauhid Islam) Kabupaten Kudus 2.6.1. Sejarah berdirinya PITI (Pembinaan Iman Tauhid Islam) Kabupaten Kudus Sehubungan dengan sejarah berdirinya PITI (Pembinaan Iman Tauhid) Kudus ini, secara lengkap penulis merasakan agak mendapatkan kesulitan. Hal ini disebabkanpengurus di dalam memberikan keterangan kepada penulis kurang leluasa. Sehingga dari keadaan semacam ini trurut mempengaruhi terhadap corak dan bentuk laporan historis PITI (Pembinaan Iman Tauhid Islam) Kudus yang hendak penulis sampaikan. Peristilahan
yang
kita
kenal
sekarang
dengan
PITI
(Pembinaan Iman tauhid Islam) Kudus inia adalah jelmaan dari dua nama yang seblumnya, yaitu
MATA MUSTIKA (Majlis ta'lim
Tionghoa Kabupaten Kudus) kemudian diganti menjadi JMP
53
(Jama'ah Muslim Pembauran) Kudus. Perpindahan istilah ini diupayakan untuk menghindari kesa eksklusifisme dikalangan masyarakat Cina muslim dengan umat Islam lainya. Untuk menulusuri sejarah pertumbuhan dan perkembangan PITI (Pembinaan Iman Tauhid Islam) Kudus, terlebih dahulu akan penulis laporkan proses kelahiranya MATA MUSTIKA yang didirikan pada tanggal 1 Oktober 1983 oleh Bp. Drs. Sayuti nafi' bersama-sama dengan rekan-rekanya antara lain : a. K.H. Abdullah Sonhaji b. H. Ahmad Shoib (pengusaha Jenang 33 Kudus) c. Ny. Uei Gin Nio (Ny. Turmudzi). d. Rekan-rekan Pengurus Masjid Agung Kudus. e. Tokoh-tokoh masyarakat serta alim ulama di Kabupaten Kudus. Adalah merupakan salah satu wadah atau sarana dakwah di kabupaten Kudus yang oleh pendirinya dimaksudkan sebagai wadah pembinaan orang Islam dari kalangan masyarakat pribumi yang ingin membaur menjadi satu bersama dengan golongan non pribumi untuk menggalang ukhuwah Islamiyah serta untuk meningkatkan pengabdian terhadap masyarakat Nusa Bangsa dan agama. Sudah merupakan kelaziman memang bahwa suatu bentuk usaha yang berstatus baru tidak dapat menghindari dari kungkungan kesulitan dan hambatan yang datang menghadangnya. Sedang kenyataan ini terjadi pada tubuh organisasi ini, permasalahan dan
54
hambatan
tersebut
dialami
ketika
organiasi
ini
berupaya
mengembangkanlebih lanjut faktya yang dihadapi adalah bahwa mayoritas keturunan Cina yang masuk Islam secara kategoris terdiri dari kalangan kelas menengah ke bawah, walaupun memang ada satu dua diantara mereka yang berstatus ekonminya termasuk kategoris kelas menengah ke atas. Selain itu dibarengi pula anggapan yang bernada negatif, baik dari keuangan keasalanya sendiri yaitu anggapan yang berasal dari kelompok keasalanya antara lain bahwa mereka yang masuk Islam dikatakan telah menjatuhkan martabatnya sendiri, karena ia turun derajatnya menajdi "inlander" yaitu gelar bagi orang yang rendah derajatnya.15 Adapun anggapan negatif yang berasal dari sebagian umat Islam adalah bahwa mereka (masyarakat cina) masuk Islam hanya lesa saja. Setelah membaca syahadat mereka masih berbuat yang dilarang agama, tidak shalat dan tidak puasa.16 Komentar lain mengatakan bahwa mereka yang masuk Islam adalah mereka yang miskin-miskin, digolonganya sendiri tidak akrab, begitu pula dengan masyarakat pribumi juga merasa terasing, maka dengan mereka mauk Islam mereka berharap agar hubungan dengan orang-orang di sekitarnya. Akibatnya mereka lantas banyak menangung resiko dikucilkan tidak hanya di masyarakat Cina saja,m 15 16
Wawancara dengan ny. Oei Gin Nio, tanggal 12 Desember 2004. Wawancara dengan Bp. Drs. Sayuti Nafi', tanggal 11 Desember 2004
55
tetapi juga teman-temanya dan para tetangga non muslim serta sebagian umat Islam. Kesulitan lain yang dihadapi MATA MUSTIKA dalam gerak langkahnya adalah faktor dana. Dana yang merupakan tulang punggung
kehidupan
suatu
organisasi
dan
menunjang
pengembangan dakwah hanya diperoleh dari para dermawan yang masuk kepengurusan MATA MUSTIKA secara insidental. Faktor lain yang juga ikut menghadangnya adlah tidak hanya faktor sarana yang kurang memadai juga faktor prasarana yang juga merupakan penunjang
terlaksananya
suatu
kegiatan,
misalnya
kantor
kesekretariatan beserta kelengkapanya sampai saat ini belum dipunyai oleh organisasi rintisan ini, sehingga kesekretariatan masih numpang di kantor SMA Hasyim Asy'ari Kudus.17 Di saat suramnya kegiatan pengajian MATA MUSTIKA, ada intruksi dari pemerintah untuk menghilangkan semua kelompok atau organisasi yang didalamnya tertera nama Tionghoa (Cina). Disaat itu pula pengurus MATA MUSTIKA mengumpulkan anggotanya kembali untuk membahas kegiatan yang mengalami surut. Selain itu pengurus bersamam anggota MATA MUSTIKA dengan "jama'ah muslim pembauran" Kudus atau yang dikenal dengan singkatan "JMP".
17
Wawancara dengan Bp. Drs. Sayuti Nafi', tanggal 11 Desember 2004.
56
Selain diadakan penilaian terhadap kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan dan penggantian nama MATA MUSTIKA dengan JMP, diadakan pula reformasi pengurus yang menetapkan Bpk. Drs. Sayuti nafi' sebagai ketuanya. 2.6.2. Struktur Kepengurusan PITI (Pemibinaan Iman Tauhid Islam) Kabupaten Kudus Sebagaimana telah penulis sebutkan terdahulu sejak berdirinya organisasi ini mengalami beberapa kali pergantian nama, adapun kepengurusan terdahulu adalah :
Pelindung
: Wimpi Hardono Bupati Kepala Daerah Tingkat II Kudus.
Penasehat
: 1. Muhammad gaotama 2. Mak Kwe pin (Maksum Pinarto)
Ketua Umum
: Drs. Sayuti Nafi'
Ketua I
: Edi Taslim BSC
Ketua II
: Liem Ching Han (Hananto S)
Sekretaris Umum : Ha. Abdullah sonhaji
Sekretaris I
: Ang Lhong Han (Hariyati)
Sekretaris II
: Li Kim Sing
Bendahara Umum : H. Ahmad Shohib
Bendahara I
: Ny. Oei Gion Nio (Ny. Turmudzi)
Bendahara II
: Handoyo
Pembantu Umum : 1. Ibu Rusnawati
57
2. Hamid Effendi 3. Remaja Masjid Agung Kudus. Kepengurusan di atasberlaku mulai 1 Oktober 1983 sampai dengan 15 Desember 1985.18 Selanjutnya kepengurusan yang baru yaitu periode 19951997 adalah sebagai berikut : SUSUNAN PENGURUS JMP KABUPATEN KUDUS
Pelindung
: Letkol Sudarso, Bupati KDH TK II Kudus
Penasehat
: KH. Ahmad Sya'roni
Ketua
: 1. Drs. Sayuti Nafi' 2. Sholeh Lukmono (Lu Kok Jin) 3. KH. Abdullah Sonhaji
Sekretaris
: 1. Drs. Zaenal Arifin 2. Lie Kiem sing (Ahmad Rikiyanto)
Bendahara
: 1. Aan Pujianto 2. Ny. Oei gion Nio
Seksi-seksi : 1. Seksi dakwah
: 1. Drs. Maesaroh 2. Kam Ping An (Slamet Ibrahim)
2. Seksi Organisasi : 1. Edi Purnomo 2. Sugiyanto, BCS 3. Gunawan
18
Drs. Sayuti Nafi', Pembina PITI Kudus, tanggal 18 Desember 2003, kam 10-30 BBWI.
58
3. Pembantu Umum : 1. Chong Lie (Gosek Wibowo) 2. Ny. Rusmiyati Zubair 3. Rudi kristanto 4. Ciek San19 Kepengurusan ini berlaku sampai pada tahun 1997. Kemudia pada tanggal 15 Desember 1997 digantikan penggantian nama dan perompakan dari JMP berganti menjadi PITI (Pembinaan Iman Tauhid Islam) Kudus, sebagaimana berikut :
Pelindung
: Letkol Sudarsono, Bupati Kudus
Penasehat
: 1. Bp. Kakandepag Kab. Kudus 2. Bp. KH. Ahmad Sya'roni 3. Bp. KH. Abdullah Sonhaji
Ketua
: 1. Bp. Drs. Sayuti Nafi' 2. Bp. Sholeh lukmono (Lu kok Jin)
Sekretaris
: 1. Drs. Sulikan 2. Teguh Ismani
Bendahara
: 1. Aan Pujianto 2. H. Susanto Budi Pramono
Seksi-seksi 1. Pendidikan
: 1. H. Moh. Khilmi, SE 2. Sugiyono (Sun tjing)
2. Sosial / Ejonomi : 1. H. Totok Hidayat 2. Edy Purnomo 19
Wawancara dengan Drs. Sayuti nafi', 28 Desember 2004.
59
3. Dakwah
: 1. Drs. H. Sonhaji 2. Drs. H. Afif Sholeh20
4. Seksi Organisasi : 1. Edi Purwanto 2. Sugiyanto, BSC 3. Gunawan Demikianlah susunan kepengurusan PITI (Pembinaan Iman Tauhid Islam) yang baru diharapkan dapat membangkitkan aktifitas jama'ahnya yang selalu mengalami pasang surut.
20
Wawancara Bp. Drs. Sayuti Nafi', tanggal 28 Desember 2004.