BAB II KAJIAN TEORI
A. Kurikulum Kurikulum adalah perangkat mata pelajaran yang diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang akan diberikan kepada peserta pelajaran dalam satu periode jenjang pendidikan. Penyusunan perangkat mata pelajaran ini disesuaikan dengan keadaan
dan
kemampuan
setiap
jenjang
pendidikan
dalam
penyelenggaraan pendidikan tersebut. Lama waktu dalam satu kurikulum biasanya disesuaikan dengan maksud dan tujuan dari sistem pendidikan yang dilaksanakan. Kurikulum ini dimaksudkan untuk dapat mengarahkan pendidikan menuju arah dan tujuan yang dimaksudkan dalam kegiatan pembelajaran secara menyeluruh. Konsep kurikulum sebagai suatu program atau rencana pembelajaran tampaknya diikuti pula oleh para ahli kurikulum dewasa ini seperti Donald E. Orlosky dan B.Othanel Smith daalam bukunya Wina Sanjaya (2006:5) menyatakan bahwa kurikulum pada dasarnya adalah sebuah perencanaan atau program pengalaman siswa yang diarahkan sekolah. Sebagai suatu rencana kurikulum bukan hanya berisi tentang program kegiatan akan tetapi juga berisi tentang tujuan yang harus dicapai beserta alat evaluasi untuk menentukan keberhasilan pencapaian tujuan. Kurikulum sebagai rencana tampaknya juga sejalan dengan rumusan kurikulum menurut Undang-Undang Pendidikan kita 7
yang dijadikan sebagai acuan dalam penyelenggaraan sistem pendidikan yaitu Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, mengartikan kurikulum sebagai seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pengajaran serat cara yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (UU N. 20 Tahun 2003 Bab 1 pasal 1 Ayat 19). Menurut David Patt (1980 : 4) mendefinisikan kurikulum secara sederhana yaitu : sebagai pusat perangkat organisasi pendidikan formal tau pusat latihan dan secara eksplisit dia membuat implikasinya menjaadi enam hal antara lain : 1. Kurikulum adalah sebagai suatu rencana tidak hanya sebagai rencana saja namun kurikulum juga dapat di wujudkan melalui tulisan. 2. Kurikulum bukanlah kegiatan melainkan perencanaan atau rencangan kegiatan. 3. Kurikulum berisi berbagai macam hal seperti masalah apa yang akan dan harus dikembangkan pada diri siswa, evaluasi untuk menafsirkan hasil belajar, bahan, dan peralatan yang digunakan, kualitas guru dituntut dan sebagainya. 4. Kurikulum
melibatkan
maksud
atau
pendidikan
formal
dan
mempromosikan belajar. 5. Sebagai perangkat organisasi pendidikan kurikulum menyatukan berbagai komponen seperti tujuan, isi, sistem penilaian, dalam suatu kesatuan yang tak terpisahkan atau dengan kata lain kurikulum adalah sistem. 8
6. Pendidikan
dan
latihan
dimaksudkan
untuk
menghindari
kesalahpahaman yang terjadi jika suatu hal dilalaikan. Kurikulum merupakan sesuatu yang yang dijadikan program atau pedoman dalam segala kegiatan pendidikan yang dilakukan, termasuk kegiatan belajar mengajar dikelas. Dalam hal ini kita dapat memandang bahwa kurikulum merupakan suatu program yang didesain, direncanakan, dikembangkan dan akandilaksanakan dalam situasi belajar mengajar yang sengaja diciptakan disekolah. Dan hal tersebut kemudian dikembangkan lagi oleh Winarno Surahmad, (1977 : 5) yang mendefinisikan kurikulum sebagai suatu program pendidikan yang dirancang dan dilaksanakan untuk mencapai jumlah tujuan pendidikan tertentu. a. Fungsi Kurikulum Setiap lembaga pendidikan baik formal maupun nonformal dalam penyelenggaraan
kegiatan
sehari-harinya
berlandaskan
kurikulum.
Kurikulum itu sendiri dalam hal ini dapat berupa : 1. Rancangan
kurikulum
yaitu
buku
kurikulum
suatu
lembaga
pendidikan. 2. Pelaksanaan kurikulum yaitu proses pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan. 3. Evaluasi kurikulum yaitu penilaian tentang hasil-hasil pendidikan.
9
Dalam pendidikan formal, kegiatan merancang, melaksanakan, dan menilai kurikulum tersebut yaitu yang dimaksudkan untuk mencapai tujuan pendidikan dilaksanakan sebagai program pengajaran. Berbicara masalah fungsi kurikulum kita dapat meninjaunya dari tiga segi yaitu fungsi bagi sekolah yang bersangkutan, bagi sekolah tingkat atasnya, dan fungsi bagi masyarakat (Winarno Surahmad : 6). 1. Fungsi bagi sekolah yang bersangkutan Fungsi kurikulum bgi sekolah yang bersangkutan ini paling tidak dapat disebutkan dua macam yaitu yang Pertama, sebagai alat untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan yang diinginkan. Manifestasi kurikulum dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah adalah berupa program pengajaran. Program pengajaran tersebut merupakan suatu sistem yang terdiri dari berbagai komponen yang kesemuanya dimaksudkan sebagai upaya untuk mencapai tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan yang akan dicapai tersebut disusun secara berjenjang dari mulai tujuan pendidikan yang bersifat nasional sampai tujuan instruksional. Jika tujuan instruksional tercapai ( hasil langsung dapat diukur melalui kegiatan belajar mengajar dikelas ) pada gilirannya akan tercapai pula tujuan-tujuan pada jenjang diatasnya. Setiap kurikulum sekolah pasti didalamnya tercantum tujuan-tujuan pendidikan yang akan dicapai melalui kegiatan pengajaran.
10
Yang kedua kurikulum dijadikan pedoman untuk mengatur kegiatan pendidikan yang dilaksanakan sekolah, dalam pelaksanaan pengajaran misalnya, telah ditentukan macam-macam studi, alokasi waktu, pokok bahasan, atau materi pelajaran untuk tiap semester, sumber bahan, metode atau cara pengajaran, alat dan media pengajaran yang diperlukan. Disamping itu kurikulum juga mengatur hal-hal yang berhubungan dengan jenis program, cara penyelenggaraan, strategi pelaksanaan,
penanggung
jawab,
sarana
dan
prasarana,
dan
sebagainya. 2. Fungsi bagi sekolah tingkat atasnya Dalam hal ini kurikulum dapat untuk mengontrol atau memelihara keseimbangan proses pendidikan. Dengan mengetahui kurikulum pada tingkat tertentu, maka kurikulum pada tingkat atasnya dapat mengadakan penyesuaian. Misalnya jika suatu bidang studi telah diberikan pada kurikulum sekolah di tingkat bawahnya, harus dipertimbangkan lagi pemilihannya pada kurikulum sekolah tingkatan diatasnya terutama dalam pemilihan bahan pengajaran. Penyesuaian bahan tersebut dimaksudkan untuk menghindari keterulangan yang bisa berakibat pemborosan waktu dan yang lebih penting lagi adalah untuk menjaga kesinambungan bahan pengajaran itu. Disamping itu, terdapat juga kurikulum yang berfungsi untuk menyiapkan tenaga kerja, bila suatu sekolah atau lembaga pendidikan bertujuan
11
menyiapkan atau menghasilkan tenaga guru (LPTK), maka lembaga tersebut harus mengetahui kurikulum sekolah pada tingkat dibawahnya tempat calon guru yang dipersiapkan itu akan mengajar. Misalnya murid SPG harus mengetahui kurikulum SD, mahasiswa IKIP/FKG harus menguasai kurikulum SMTP dan SMTA, jika di SD, SMP, dan SMA kegiatan pengajaran disampaikan dengan sistem PPSI, maka sekolah-sekolah yang bertugas mengadakan guru untuk sekolahsekolah tersebut harus membekali calon-calonnya dengan kemampuan membuat PPSI. 3. Fungsi bagi masyarakat. Para tamatan sekolah memang dipersiapkan untuk terjun di masyarakat atau tegasnya untuk bekerja sesuai dengan keterampilan profesi yang dimilikinya. Oleh karena itu, kurikulum sekolah haruslah, mengetahui atau mencerminkan hal-hal yang menjadi kebutuhan masyarakat atau para pemakai keluaran sekolah. Untuk keperluan itu perlu adanya kerja sama antara pihak sekolah dengan pihak luar dalam hal pembenahan kurikulum yang diharapkan. Dengan demikian, masyarakat atau pemakai lulusan sekolah dapat memberikan bantuan, kritik, atau saran yang berguna bagi penyempurnaan program pendidikan di sekolah.
12
b. Komponen-komponen kurikulum Seperti yang di kemukakan Pratt diatas (1980 : 4) kurikulum adalah sebuah sistem, sebagai sistem tentunya kurikulum mempunyai komponen-komponen atau bagian-bagian yang saling mendukung dan membentuk kesatuan yang tak terpisahkan. Kurikulum sebagai program yang direncanakan mempunyai komponen-komponen pokok, tujuan, isi, organisasi, dan strategi. (Winarno Surahmad : 9). 1. Tujuan Kurikulum adalah suatu program yang dimaksudkan untuk mencapai sebuah tujuan pendidikan tujuan itulah yang dijadikan arah atau acuan segala kegiatan pendidikan yang dijalankan. Berhasil atau tidaknya program pendidikan atau pengajaran disekolah dapat diukur dari seberapa jauh dan banyak pencapaian tujuan-tujuan tersebut. Dalam setiap kurikulum sekolah, pasti dicantumkan tujuan-tujuan pendidikan yang akan dan harus dicapai oleh sekolah yang bersangkutan. 2. Isi Isi program kurikulum adalah segala sesuatu yang diberikan pada anak dalam pengajaran dan kegiatan belajar mengajar dalam rangka mencapai tujuan. Isi kurikulum meliputi jenis-jenis bidang studi yang disampaikan dan diajarkan dan isi program masing-masing bidang 13
studi tersebut. Jenis-jenis bidang studi ditentukan atas dasar tujuan institusional sekolah yang bersangkutan. Jadi, ia berdasarkan criteria apakah suatu bidang studi meenopang tujuan itu atau tidak. Berdasarkan criteria itu maka jenis bidang studi yang diberikan pada suatu sekolah misalnya SMA akan berbeda dengan sekolah lain, misalnya SPG. Isi program bidang studi yang diajarkan sebenarnya adalah isi kurikulum itu sendiri atau ada juga yang menyebutnya sebagai silabus. Silabus biasanya dijabarkan ke dalam bentuk pokokpokok bahasan dan sub pokok bahasan serta uraian materi pelajaran dalam setiap proses belajar mengajar dikelas. 3. Organisasi Organisasi kurikulum adalah struktur program kurikulum yang berupa kerangka program-program pengajaran yang akan disampaikan kepada siswa. Organisasi kurikulum dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu struktur vertical dan struktur horizontal. Struktur vertical adalah berhubungan dengan masalah pelaksanaan kurikulum di sekolah, misalnya apakah kurikulum dilaksanakan dengan sistem kelas, tanpa kelas atau gabungan antara keduanya dengan sistem unit semester atau catur wulan. Sedangkan struktur horizontal berhubungan dengan
masalah
pengorganisasian
kurikulum
dalam
bentuk
penyusunan bahan-bahan pengajaran yang akan disampaikan. Bentuk-
14
bentuk tersebut bisa secara terpisah dan kelompok mata pelajaran atau penyatuan seluruh pelajaran. 4. Strategi Dengan komponen strategi dimaksudkan strategi pelaksanaan kurikulum di sekolah. Masalah strategi pelaksanaan itu dapat dilihat dalam cara yang ditempuh dalam melaksanakan pengajaran, penilaian, bimbingan, dan konseling, pengaturan kegiatan disekolah secara keseluruhan, metode pengajaran alat atau media pengajaran yang lainnya. Dalam pelaksanaan pengajaran misalnya dilakukan dengan pendekatan PPSI atau dengan cara lain seperti sistem pengajaran modul, paket pelajaran, dan sebagainya. B. Kurikulum Berbasis Kompetensi ( KBK ) Pusat kurikulum, Balitbang Depdiknas (2002) mendefinisikan bahwa kurikulum berbasis kompetensi merupakan perang katrencana dan pengaturan tentang kompetensi dan hasil belajar yang harus dicapai siswa, penilaian, kegiatan belajar mengajar, dan pemberdayaan sumber daya pendidikan dalam pengembangan kurikulum sekolah. Kurikulum ini berorientasi pada hasil dan dampak yang diharapkan muncul pada diri peserta didik melalui serangkaian pengalaman belajar yang bermakna, dan keberagaman yang dapat diwujudkan sesuai dengan kebutuhannya untuk mencapai kompetensi yang telah ada. kompetensi tersebut menurut
15
McAschan dalam bukunya Wina Sanjaya (2006:6) kompetensi itu adalah suatu pengetahuan dan keterampilan serta kemampuan yang dimiliki oleh seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya sehingga mewarnai perilaku kognitif, afectif, dan psikomotoriknya. Artinya bahwa jelas suatu kompetensi harus di dukung oleh pengetahuan, sikap, dan apresiasi. Dan tanpa hal tersebut maka tidak akan muncul suatu kompetensi tertentu. Sejalan dengan pendapat tersebut adalah Gordon dalam bukunya Wina Sanjaya ( 2006:7) menjelaskan bahwa kompetensi juga harus memiliki berbagai aspek antara lain yaitu : 1. Pengetahuan ( Knowledge ) yaitu pemahaman atau pengetahuan seseorang untuk melakukan sesuatu apabila dia memiliki pengetahuan yang memadai. 2. Pemahaman ( Understanding ) yaitu kedalaman kognitif dan afektif yang dimiliki oleh setiap individu. 3. Ketrampilan ( Skill ) sesuatu yang dimiliki oleh individu untuk melakukan tugas yang dibebankan. 4. Nilai ( Value ) suatu standar perilaku yang telah diyakini dan secara psikologis telah menjadi bagian dirinya sehingga akan mewarnai segala tindakannya. 5. Sikap ( Attitude ) yaitu perasaan terhadap suatu rangsangan yang datang dari luar.
16
6. Minat ( Interest ) yaitu kecenderungan seseorang untuk melakukan suatu tindakan atau perbuatan. Pengertian Kurikulum berbasis kompetensi adalah kurikulum yang pada tahap perencanaan, terutama dalam tahap pengembangan ide akan dipengaruhi oleh kemungkinan-kemungkinan pendekatan, kompetensi dapat menjawab mengembangkan
tantangan atau
yang
mengadopsi
muncul.
Artinya,
pemikiran
pada
kurikulum
waktu berbasis
kompetensi maka pengembang kurikulum harus mengenal benar landasan filosofi, kekuatan dan kelemahan pendekatan kompetensi dalam menjawab tantangan, serta jangkauan validitas pendekatan tersebut ke masa depan. Harus diingat bahwa kompetensi bersifat terus berkembang sesuai dengan tuntutan dunia kerja atau dunia profesi maupun dunia ilmu (Suyanto, 2005) a. Konsep Dasar KBK Kompetensi merupakan pengetahuan keterampilan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Kebiasaan, berpikir dan bertindak secara konsisten dan terus menerus memungkinkan seseorang menjadi kompeten,
dalam
arti memiliki
ketrampilan dan nilai-nilai dasar melakukan sesuatu.
17
pengetahuan,
Dasar pemikiran untuk menggunakan konsep kompetensi dalam kurikulum ( Depdiknas, Puskur-Dit-PLP-2003 adalah sebagai berikut : 1. Kompetensi berkenaan dengan kemampuan siswa melakukan sesuatu dalam berbagai konteks. 2. Kompetensi menjelaskan pengalaman belajar yang dilalui siswa untuk menjadi kompeten. 3. Kompetensi merupakan hasil belajar (learning out comes) yang menjelaskan hal-hal yang dilakukan siswa setelah melalui proses pembelajaran. 4. Kehandalan
kemampuan
siswa
melakukan
sesuatu
harus
didefinasikan secara jelas dan luas dalam suatu standart yang dapat dicapai melalui kinerja yang dapat diukur. b. Kurikulum KBK berorientasi pada : 1. Hasil dan dampak yang diharapkan muncul pada diri peserta didik melalui serangkaian pengalaman belajar yang beraneka ragam. 2. Keberagaman
yang
dapat
dimanifestasikan
sesuai
dengan
kebutuhan. Rumusan
kompetensi
dalam
kurikulum
Berbasis
Kompetensi
merupakan pernyataan apa yang diharapkan dapat diketahui , disikapi, atau dilakukan siswa dalam setiap tingkatan kelas dan sekolah,
18
sekaligus menggambarkan kemajuan siswa yang dicapai secara bertahap dan berkelanjutan untuk menjadi kompeten. c. Kurikulum KBK mempunyai ciri-ciri : a. Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual maupun klasikal. Ketercapaian tujuan pembelajaran dapat diketahui dan hasil belajar peserta didik baik secara individual mapun klasikal, dapat ditunjukkan dengan hasil belajar yang berupa pemahaman materi pelajaran, proses kerja dalam pembelajaran, dan nilai hasil belajar minimal yang disyaratkan. b. Berorientasi pada hasil belajar ( learning outcomes ) hasil belajar yang dimaksud dalam kurikulum berbasis kompetensi bukan hanya ditunjukkan bernilai angka saja, namun yang dimaksud adalah nilai proses pembelajaran, pemahaman materi pembelajaran, perubahan sikap akibat pembelajaran, yang ditunjukkan dengan ketercapaian hasil belajar yang beragam sesuai kompetensi masing-masing peserta didik. c. Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi. Pendekatan dalam mata pelajaran pengetahuan social menggunakan pendekatan belajar kontekstual untuk mengembangkan dengan meningkatkan kecerdasan, sikap, dan keterampilan social. Pendekatan belajar kontekstual dapat diwujudkan antara lain, dengan metode dan model pembelajaran
19
yang tepat, metode dan pendekatan yang dapat dilakukan dengan metode : inquiri, eksploratif dan pemecahan masalah. Metode tersebut dapat tersampaikan dengan cara ceramah, ceramah bervariasi, diskusi informasi, penugasan, karya wisata, dan penelitian. d. Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang memenuhi unsur edukatif. Media pembelajaran pengetahuan social dapat dilaksanakan dengan menggunakan berbagai media sehingga, guru bukan merupakan satu-satunya sumber belajar dengan cara demikian guru bukan bertindak sebagai sumber belajar tetapi bertindak sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran berbagai media yang mempunyai potensi untuk menambah wawasan dan konteks belajar serta meningkatkan hasil belajar, media yang dapat digunakan dalam pembelajaran diantaranya : Slide, film, radio, televisi, dan computer yang dilengkapi dengan CD-room dan media lainnya yang dapat mengakses informasi baik local maupun internasional. e. Penilaian menekannkan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan
atau
pencapaian
suatu
kompetensi.
Penilaian
pembelajaran dilakukan dengan sistem penilaian berbasis kelas bertujuan untuk mengukur pencapaian indicator hasil belajar. Selain penilaian tertulis (pencil and paper test) dapat juga menggunakan
model
penilaian
20
berdasarkan
perbuatan
(performance
based
assessment)
penugasan
atau
penilaian
portofolio. (Puskur-Dit-PLP-2003:1-3) d. Karakteristik KBK Karakteristik kurikulum berbasis kompetensi antara lain mencakup seleksi kompetensi yang sesuai spesifikasi indikator-indikator evaluasi untuk
menentukan
kesuksesan
pencapaian
kompetensi
dan
pengembangan sistem pembelajaran. Depdiknas (2002) mengemukakan bahwa KBK memiliki karakteristik sebagai berikut: 1. Menekankan pada ketercapaian kompetensi peserta didik baik secara individual maupun klasikal. 2. Berorientasi pada hasil belajar (learning outcomes) dan keberagaman. 3. Pencapaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi. 4. Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang memenuhi unsur edukatif. 5. Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi. Pelaksanaan KBK diperlukan tenaga guru yang sungguh-sungguh profesional. Pendidik dan tenaga kependidikan berkewajiban menciptakan suasana edukatif yang bermakna menyenangkan, kreatif, dinamis dan dialogis. Tuntutan lain yang harus dipenuhi seorang pendidik yaitu memiliki komitmen secara professional untuk meningkatkan mutu 21
pendidikan dan memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukannya sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya ( UUD. No.20,2003 : 22 ). Pendidik atau guru harus memiliki kualifikasi minimum dan sertifikasi sesuai dengan jenjang mengajar. Dalam pelaksanaan KBK ini tidak cukup hanya guru yang rajin, akan tetapi diperlukan guru yang terbaik dan memiliki kemampuan kompeten terhadap tugas keguruannya, kreatif, inovatif, dinamis, dialogis sekaligus visioner dan missioner. Profesionalitas dan kompetensi guru sesuai dengan tuntutan kurikulum berbasis kompetensi 2004 adalah sebagai berikut : 1. Memiliki pemahaman yang mendalam mengenai visi, misi sekolah. 2. Memiliki komitmen yang tinggi terhadap pelaksanaan KBK dan sistem evaluasinya. 3. Menguasai bahan ajar dan strategi pembelajaran. 4. Bertanggung jawab dalam pengelolaan dan pemantapan kemajuan belajar siswa. 5. Memiliki kesanggupan belajar secara sistematik dalam kaitannya dengan pelaksanaan KBK. e. Prinsip Pelaksanaan KBK Adapun prinsip dalam pelaksanaan KBK adalah sebagai berikut : 1. Kesamaan Memperoleh Kesempatan Prinsip ini mengandung pengertian bahwa melalui KBK penyediaan tempat yang memberdayakan semua peserta didik secara demokratis dan berkeadilan untuk memperoleh pengetahuan, ketrampilan dan
22
sikap sangat diutamakan. Seluruh peserta didik baik dari kelompok social dan ekonomi yang kurang beruntung namun berbakat dan unggul berhak mendapat pendidikan yang tepat dan sesuai dengan kemampuan dan kecepatannya. 2. Berpusat Pada Anak Upaya mendirikan peserta didik untuk belajar, bekerja sama, dan menilai diri sendiri diutamakan agar peserta didik mampu membangun kemauan dan kemampuan seerta pemahaman dan pengetahuan. Peningkatan tersebut perlu diupayakan secara terus menerus terhadap peserta didik. 3. Pendekatan Menyeluruh dan Kemitraan Semua pengalaman belajar dirancang secara berkesinambungan mulai dari Taman Kanak-Kanak dan kelas 1 sampai dengan kelas XII. Pendekatan yang digunakan dalam mengorganisasikan pengalaman berfokus pada kebutuhan peserta didik yang bervariasi dan mengintegrasikan berbagai disiplin ilmu. Keberhasilan pencapaian pengalaman belajar menuntut kemitraan dan tanggung jawab bersama dari peserta didik dan seluruh elemen yang terlibat dalam dunia pendidikan dan masyarakat luas. 4. Kesatuan dalam Kabijakan dan Keberagaman dalam Pelaksanaan Standar
kompetensi
disusun
pusat
dan
cara
pelaksanaannya
disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan masing-masing sekolah di daerah-daerah. Standar kompetensi dapat dijadikan acuan
23
penyusunan kurikulum berdasarkan pada satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik, serta taraf internasional. f. KBK Pilihan Kurikulum 2004 Ada beberapa alasan mengapa KBK menjadi pilihan dalam kurikulum 2004 sebagai upaya perbaikan kondisi pendidikan tanah air diantaranya : 1. Potensi siswa berbeda-beda dan potensi tersebut akan berkembang jika stimulusnya tepat 2. Mutu hasil pendidikan yang masih rendah serta diabaikan aspekaspek moral serta life skill. 3. Persaingan global yang menyebabkan siswa atau anak yang mampu akan berhasil dan yang kurang mampu akan gagal. 4. Persaingan pada kemampuan SDM produk lembaga pendidikan serta, 5. Persaingan yang terjadi pada lembaga pendidikan, sehingga perlu rumusan yang jelas mengenai standar kompetensi kelulusan. Keunggulan Kurikulum Berbasis Kompetensi Pengembangan KBK mempunyai beberapa keunggulan dibandingkan model model kurikulum sebelumnya. 1.
KBK bersifat alamiah (konstekstual), karena berangkat berfokus dan bermuara pada hakekat peserta didik untuk mengembangkan
24
berbagai kompetensi sesuai dengan potensinya masing-masing. Dalam hal ini peserta didik merupakan subjek belajar dan proses belajar berlangsung secara alamiah dalam bentuk bekerja dan mengalami berdasarkan standar kompetensi tertentu, bukan transfer pengetahuan (transfer of knowledge). 2. KBK
boleh
jadi
mendasari
pengembangan
kemampuan-
kemampuan lain. Penguasaan ilmu pengetahuan dan keahlian tertentu dalam suatu pekerjaan, kemampuan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari, serta aspek-aspek kepribadian dapat dilakukan secara optimal berdasarkan standar kompetensi tertentu. 3. Ada bidang-bidang studi atau mata pelajaran tertentu yang dalam pengembangannya
lebih
tepat
menggunakan
pendekatan
kompetensi, terutama yang berkaitan dengan ketrampilan. 4. Kunci keberhasilan pembelajaran berbasis kompetensi adalah : a. Fokus pada kemampuan apa sebenarnya yang dapat dilakukan oleh siswa didik. b. Penekanan lebih kepada praktik lapangan yang mutakhir dan terbaik. c. Mengajarkan aplikasi secara riil. d. Mencocokkan keterampilan melalui observasi kinerja siswa didik dalam kerja-praktik.
25
C. Kurikulum
Tingkat
Satuan
Pendidikan
(KTSP)
Sebagai
Penyempurnaan KBK Adalah merupakan kurikulum yang dikembangkan sesuai dengan satuan pendidikan, potensi sekolah atau daerah, karakteristik sekolah atau daerah dan sosial budaya masyarakat setempat dan serta karakteristik peserta didik. Kurikulum KTSP ini adalah merupakan penyempurnaan dari Kurikulum
Berbasis
Kompetensi
(KBK),
penyempurnaan
yang
berkelanjutan ini merupakan keharusan agar sistem pendidikan nasional selalu relevan dan kompetitif. Hal tersebut juga sejalan dengan UndangUndang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas pasal 35 dan 36 yang menekankan perlunya peningkatan standar nasional pendidikan sebagai acuan kurikulum secara berencana dan berkala dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional. a. Konsep Dasar KTSP Dalam Standar Nasional Pendidikan ( SNP Pasal 1, ayat 15) dikemukakan bahwa KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan. Penyusunan KTSP dilakukan oleh satuan pendidikan dengan memperhatikan
dan
berdasarkan
standar
kompetensi
dan
kompetensi dasar yang dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan ( BSNP ). KTSP disusun dan dikembangkan berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 36 ayat 1 ) dan 2 ) sebagai berikut:
26
1. Pengembangan kurikulum mengacu pada Standar Nasional Pendidikan
untuk
mewujudkan
Tujuan
Pendidikan
Nasional. 2. Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik. b. Tujuan KTSP Secara
umum
tujuan
penerapan
KTSP
adalah
untuk
memandirikan dan memperdayakan satuan pendidikan melalui pemberian kewenangan atau otonomi kepada lembaga pendidikan dan mendorong sekolah untuk melakukan pengambilan keputusan secara perspektif dan partisipasif dalam pengembangan kurikulum. Secara khusus tujuan penerapan KTSP adalah untuk : 1.
Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam mengembangkan kurikulum, mengelola dan memberdayakan sumber daya yang tersedia.
2.
Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam
pengembangan
kurikulum
melalui
pengambilan
keputusan bersama. 3.
Meningkatkan kompetisi yang sehat antar satuan pendidikan tentang kualitas pendidikan yang akan dicapai.
27
c. Landasan KTSP Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dilandasi oleh undangundang dan peraturan pemerintah sebagai berikut : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas bahwa Standar Nasional Pendidikan ( SNP ) terdiri atas standar isi, proses, kompetensi kelulusan, tenaga kependidikan, sarana dan
prasarana,
pengelolaan,
pembiayaan
dan
penilaian
pendidikan harus ditingkatkan secara berancana dan berkala. 2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang SNP dikemukakan bahwa kurikulum adalah merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. 3. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi yang digunakan untuk satuan pendidikan Dasar dan Menengah yang selanjutnya disebut Standar Isi yang mencakup materi minimal dan tingkat kompetensi minimal untuk mencapai kompetensi lulusan minimal pada jenjang pendidikan tertentu. 4. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan, SKL ini meliputi SKL minimal satuan pendidikan dasar dan menengah, SKL minimal
28
kelompok mata pelajaran yang bermuara pada kompetensi dasar. Mulyasa ( 2006 : 18 ) d. Karakteristik KTSP KTSP
merupakan
bentuk
operasional
pengembangan
kurikulum dalam konteks desentralisasi pendidikan dan otonomi daerah yang memberikan wawasan baru terhadap sistem yang sedang berjalan selama ini. Karakteristik KTSP ini bisa dilihat dari antara lain dari bagaimana sekolah dan satuan pendidikan dapat mengoptimalkan
kinerja,
proses
pembelajaran,
pengelolaan
pembelajaran sumber belajar, profesionalisme tenaga pendidikan serta sistem pendidikan. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) disusun antara lain agar dapat memberi kesempatan peserta didik untuk : 1. belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta untuk memahami dan menghayati, 2. belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif, 3. belajar untuk hidup bersama dan berguna untuk orang lain, dan 4. belajar untuk membangun dan menemukan jati diri melalui proses belajar yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Komponen KTSP terdiri dari: 1. Tujuan Pendidikan Sekolah 2. Struktur dan Muatan Kurikulum 3. Kalender Pendidikan dan Silabus serta RPP
29
D. IPS ( Ilmu Pengetahuan Sosial ) Ilmu Pengetahuan Sosial adalah merupaka intergrasi dari cabang ilmu-ilmu social seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum dan budaya.
Dalam karakteristiknya IPS memiliki beberapa
konsep yaitu antara lain adalah : 1. Interaksi 2. Saling ketergantungan 3. Kesinambungan 4. Keragaman, kesamaan, perbedaan 5. Konflik dan konsesus 6. Pola atau patron 7. Tempat 8. Kekuasaan 9. Nilai kepercayaan 10. Keadilan dan pemerataan 11. Budaya 12. Nasionalisme Triyanto ( 2010:173). Pada dasarnya tujuan dari pendidikan IPS adalah untuk mendidik dan memberi bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan diri sesuai bakat, minat dan kemampuan agar pembelajaran IPS benarbenar mampu mengkondisikan upaya pembekalan kemampuan bagi siswa untuk menjadi manusia yang lebih baik sebab dikarenakan pengkondisian
30
iklim belajar merupakan aspek penting bagi tercapainya tujuan pendidikan. Azis Wahab dalam bukunya Trianto ( 2010:174 ). a. Karakteristik Mapel IPS Dalam pembelajaran mata pelajaran IPS di SMP memiliki beberapa karakteristik antara lain adalah: a. Ilmu pengetahuan social merupakan gabungan dari unsure-unsur geografi, sejarah, ekonomi, hukum, dan politik, kewarganegaraan, sosiologi, bahkan juga bidang humaniora. b. Standar kompetensi dan Kompetensi dasar IPS berasal dari struktur keilmuan geografi, sejarah, ekonomi, sosiologi, yang dikemas sedemikian rupa sehingga menjadi pokok bahasan atau topic tertentu. c. Standar kompetensi dan Kompetensi dasar IPS juga menyangkut masalah social yang dirumuskan dengan pendekatan interdisipliner dan multidisipliner. d. Standar kompetensi dan Kompetensi dasar dapat menyangkut peristiwa dan perubahan kehidupan social masyarakat dengan prinsip sebab akibat kewilayahan adaptasi dan pengolahan lingkungan, struktur, proses dan masalah social serta upaya-upaya perjuangan hidup agar survive seperti pemenuhan kebutuhan, kekuasaan dan jaminan keamanan. Standar kompetensi dan Kompetensi dasar IPS menggunakan tiga dimensi dalam mengkaji dan memahami fenomena social serta kehidupan manusia secara keseluruhan (Puskur, 2007b: 8).
31
b. Tujuan Mapel IPS Tujuan Mempelajari IPS Menurut Depdiknas dalam bukunya Sunardi (2011: 78) adalah : 1. Mengembangkan pengetahuan dasar kesosiologian, kegeografian, keekonomian dan kesejarahan. 2. Mengembangkan kemampuan berpikir inquiri, pemecahan masalah dan ketrampilan sosial. 3. Membangun
komitmen
dan
kesadaran
terhadap
nilai-nilai
kemanusiaan. 4. Meningkatkan kemampuan berkompetisi dan bekerja sama dalam masyarakat yang majemuk, baik dalam skala nasional maupun internasional. Selain itu dalam pembelajaran IPS juga terdapat tujuan kognitif yaitu tujuan yang berkenaan dengan ingatan dan pengenalan kembali kemampuan intelektuals secara umum yang terbagi dalam beberapa kelompok besar yaitu penngetahuan, pengertian, penerapan, analisa, sintesa,
dan
evaluasi.
Dalam
pembelajaran
SMP
menggunakan
pembelajaran IPS terpadu. Model pembelajaran tersebut pada hakikatnya merupakan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan peserta didik atau siswa baik secara individu maupun kelompok, aktif mencari dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip secara holistic dan otentik (Depdikbud,1996:3).
Salah
satu
diantaranya
adalah
memadukan
kompetensi dasar. Melalui pembelajaran terpadu peserta didik dapat
32
memperoleh pengalaman langsung sehingga dapat menambah kekuatan untuk menerima, menyimpan, dan memproduksikan kesan-kesan tentang hal-hal yang dipelajarinya. Dengan demikian peserta didik terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai konsep yang dipelajarinya.( Depdiknas 2006 ). E. Kerangka Pikir Penelitian ini berjudul Pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Sebagai
Bentuk
Penyempurnaan
Kurikulum
Berbasis
Kompetensi Terhadap Kelas VIII Mata Pelajaran IPS ( Suatu Kajian Pendidikan di SMP N I Kedungjati Kabupaten Grobogan Jawa Tengah ).
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP Pelaksanaan KTSP Sebagai Penyempurna KBK di SMP N 1 Kedungjati Kelas VIII Mapel IPS Hambatan pelaksanaan KBK kelas VIII Mapel IPS SMP N 1 Kedungjati
Cara mengatasi hambatan pelaksanaan KBK kelas VIII Mapel IPS SMP N 1 Kedungjati
Penjelasan Singkat : 1. KTSP adalah merupakan kurikulum yang dikembangkan sesuai dengan satuan pendidikan, potensi sekolah atau daerah, karakteristik sekolah atau
33
daerah dan sosial budaya masyarakat setempat dan serta karakteristik peserta didik. Kurikulum ini adalah merupakan penyempurnaan KBK. 2. Pelaksanaan KBK di SMP N I Kedungjati belum terlaksana secara sempurna sesuai pedoman yang ada karena banyak terdapat kendala, 3. Kendala tersebut antara lain adalah banyaknya materi yang disampaikan namun waktunya kurang, kondisi dan infrastruktur sekolah yang kurang mendukung, adanya kelas unggulan, penggabungan nilai akhir khususnya mata pelajaran IPS dan lain sebagainya. 4. Kurikulum KBK belum terlaksana dengan baik sehingga dibentuklah kurikulum yang baru yaitu KTSP sebagai penyempurnaan KBK. F. Penelitian Yang Relevan Berikut ini dikemukakan penelitian yang relevan dengan bahasan dalam penelitian ini : Slamet Widodo dalam penelitiannya yang berjudul, Tingkat Kesesuaian Penggunaan Metode Mengajar Bidaang Studi IPS Menurut Kurikulum Berbasis Kompetensi 2001 Pada Siswa Kelas I SLTP N 3 Getasan Semarang. Kesimpulan dari penelitian ini adalah menurut analisa data yang dilakukan dalam penelitian ini
tingkat kesesuaian penggunaan metode
mengajar dalam bidang IPS menurut kurikulum berbasis kompetensi pada siswa kelas 1 semester 1 SLTP N 3 Getasan dapat disimpulkan sangat sesuai karena hasil penelitian diperoleh prosentase kesesuaian rata-rata diatas 76%.
34