BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Prosedur Kata Prosedur Kredit terdiri dari 2 (dua) kata yaitu Prosedur dan Kredit. Menurut Ardiyos (2004:73) arti dari “Prosedur adalah suatu bagian sistem yang merupakan rangkaian tindakan yang menyangkut beberapa orang dalam satu atau beberapa bagian yang ditetapkan untuk menjamin agar suatu kegiatan usaha atau transaksi dapat terjadi berulang kali dan dilaksanakan secara seragam”. Menurut W. Gerald Cole yang dikutip oleh Zaki Baridwan (2009:3) menyatakan bahwa prosedur merupakan suatu urutan-urutan pekerjaan biasanya melibatkan beberapa orang dalam suatu bagian atau lebih disusun untuk menjamin adanya perlakuan seragam terhadap transaksi-transaksi perusahaan yang sering terjadi. Jadi dapat disimpulkan bahwa prosedur merupakan serangkaian tindakan atas transaksi dilakukan beberapa orang yang secara berulang-ulang yang dilakukan secara seragam dengan tahapan-tahapan yang saling berhubungan. Mulyadi (2001:6) Adapun karakteristik dari prosedur, adalah sebagai berikut : 1. Prosedur menunjang tercapainya tujuan organisasi 2. Prosedur mampu menciptakan adanya pengawasan-pengawasan yang baik dan menggunakan biaya yang seminimal mungkin 3. Prosedur menunjukan urutan-urutan yang logis dan sederhana 4. Prosedur menunjukan adanya penetapan keputusan dan tanggung jawab 5. Prosedur menunjukan tidak adanya keterlambatan dan hambatan.”
5
Menurut Mulyadi (2001:6) manfaat dari prosedur adalah sebagai berikut: 1. Lebih memudahkan dalam menentukan langkah-langkah kegiatan dimasa yang akan datang. 2. Mengubah pekerjaan yang berulang-ulang menjadi rutin dan terbatas 3. Adanya suatu petunjuk atau program kerja yang jelas dan harus dipatuhi oleh seluruh Pelaksana 4. Membantu dalam usaha meningkatkan produktifitas kerja yang efektif dan efisien 5. Mencegah terjadinya penyimpangan dan memudahkan dalam pengawasan.”
2.1.2 Pengertian Kredit Kata kredit berasal dari bahasa latin credere yang artinya kepercayaan. Dalam masyarakat, pengertian kredit sering disamakan dengan pinjaman, artinya bila seseorang mendapat kredit berarti mendapat pinjaman. Dengan demikian, kredit dapat diartikan sebagai tiap-tiap perjanjian suatu jasa (prestasi) dan adanya balas jasa (kontra prestasi) di masa yang akan datang. Menurut Kasmir (2012 : 85) menyatakan bahwa Pengertian Kredit adalah pembiayaan dapat berupa uang atau tagihan yang nilainya diukur dengan uang. Pengertian kredit yang lebih mapan untuk kegiatan perbankan di Indonesia telah dirumuskan dalam Undang – Undang Pokok Perbankan No. 10 Tahun 1998 yang menyatakan bahwa kriteria adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara pihak bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak
6
peminjaman antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melalui utangnya setelah jangka waktutertentu dengan pemberian bunga. 2.1.3 Prinsip – Prinsip Kredit Untuk mendapatkan kredit harus melalui prosedur yang telah ditentukan oleh bank / lembaga keuangan. Agar kegiatan pelaksanaan perkreditan dapat berjalan dengan sehat dan layak, dikenal dengan 6 C yaitu : 1. Character ( kepribadian / Watak ) Character adalah tabiat serta kemauan dari pemohon untuk memenuhi kewajiban yang telah dijanjikan. Yang diteliti adalah sifat – sifat, kebiasaan, kepribadian, gaya hidup dan keadaan keluarga. 2. Capacity ( kemampuan )
Capacity adalah kesanggupan pemohon untuk
melunasi kewajiban dari kegiatan usaha yang dilakukan atau kegiatan yang ditinjau dengan kredit dari bank. Jadi maksud dari penilaian kredit terhadap capacity ini untuk menilai sampai dimana hasil usaha yang diperolehnya akan mampu untuk melunasinya pada waktunya sesuai dengan perjanjian kredit yang telah disepakati. 3. Capital ( modal ) Capital adalah modal yang dimiliki calon debitur pada saat mereka mengajukan permohonan kredit pada bank. 4. Collateral ( jaminan ) Collateral adalah barang – barang yang diserahkan pada bank oleh peminjan atau debitur sebagai jaminan atas kredit yang diberikan. Barang jaminan diperlukan agar kredit tidak mengandung resiko. 5. Condition of Economic ( kondisi ekonomi ) Condition of Economic adalah situasi dan kondisi, sosial, ekonomi, budaya dan lainnya yang mempengaruhi keadaan perekonomian pada suatu saat maupun untuk satu kurun waktu
7
tertentu yang kemungkinannya akan dapat mempengaruhi kelancaran usaha dari perusahaan yang memperoleh kredit. 6. Constrain ( batasan atau hambatan ) Dalam penilaian debitur dipengaruhi oleh hambatan yang tidak memungkinkan sesorang melakukan usaha di suatu tempat. Disamping formula 6 C di atas, masih ada prinsip kredit yang disebut 4 P, yaitu : 1. Personality Personality yaitu penilaian bank tentang kepribadian peminjam seperti riwayat hidup, hobinya, keadaan keluarga ( istri / anak ), social standing ( pergaulan dalam masyarakat serta bagaimana masyarakat tentang diri si peminjam dan sebagainya ). 2. Purpose Bank dalam menilai peminjam mencari tahu tentang tujuan atau keperluan penggunaan kredit, dan apakah tujuan penggunaan kredit itu sesuai dengan line of business kredit bank bersangkutan. 3. Payment Untuk mengetahui kemampuan debitur dalam mengembalikan pinjaman. Hal ini dapat diperoleh dari perhitungan tentan prospek kelancaran penjualan dan pendapatan sehingga dapat diperkirakan kemampuan pengembalian pinjaman ditinjau dari waktu jumlahnya. 4. Prospect Prospect yaitu harapan usaha di masa yang akan datang dari calon debitur. Ini dapat diketahui dari perkembangan usaha si peminjam selama beberapa bulan atau tahun, perkembangan – perkembangan keadaan ekonomi atau usaha
8
perdagangan sektor usaha debitor, kekuatan keuangan perusahaan yang dilihat dari earning power ( kekuatan pendapatan / keuntungan ) di masa lalu dan perkiraan masa akan datang. 2.1.4 Macam – Macam Kredit Untuk membedakan kredit menurut faktor – faktor dan unsur – unsur yang ada dalam pengertian kredit, maka perbedaan kredit dapat dibedakan atas dasar : 1. Sifat penggunaan kredit 1) Kredit Konsumtif adalah kredit yang digunakan untuk keperluan konsumsi atau uang akan habis terpakai untuk memenuhi kebutuhannya. 2) Kredit Produktif adalah kredit yang digunakan untuk peningkatan usaha, baik usaha – usaha produksi, perdagangan maupun investasi. 2.
Keperluan kredit 1) Kredit produksi / ekploitasi Kredit ini diperlukan perusahaan untuk meningkatkan produksi baik peningkatan kuantitatif yaitu jumlah hasil produksi maupun peningkatan kualitatif yaitu peningkatan kuantitas atau mutu hasil produksi 2) Kredit Perdagangan Kredit ini dipergunakan untuk keperluan perdagangn pada umumnya yang berarti peningkatan utility of place saru suatu barang, barang – barang yang diperdagangkan ini juga diperlukan bagi industri. 3) Kredit Investasi Kredit yang diberikan kepada para pengusaha untuk investasi, berarti untuk penambahan modal dan kredit bukan untuk keperluan perbaikan ataupun penambahan barang modal atau fasilitas – fasilitas yang erat
9
hubungannya dengan itu. Misalnya untuk membangun pabrik, membeli / mengganti mesin – mesin dan sebagainya. 3. Kredit menurut cara pemakaian
1) Kredit rekening Koran bebas Debitur menerima seluruh kreditnya dalam bentuk rekening koran kepadanya diberikan blangko cheque dan rekening koran pinjamannya diisi menurut besarnya kredit yang diberikan, debitur bebas melakukan penarikan selama kredit berjalan. 2) Kredit rekening Koran terbatas Sistem ini adanya perbatasan tertentu bagi nasabah dalam melakukan penarikan uang rekeningya, seperti pemberian kredit dengan uang giral dan perubahannya menjadi uang chartal dilakukan berangsur – angsur. 3) Kredit rekening Koran aflopend Penarikan kredit dilakukan dalam arti maksimum kredit pada waktu penarikan pertamalah sepeuhnya dipergunakan oleh nasabah. 4) Revolving credit Sistem penarikan kredit sama dengan cara rekening Koran bebas dengan masa penggunaan satu tahun, akan tetapi cara pemakaiannya berbeda. 5) Term Loans Dalam sistem ini penggunaan dan pemakaian kredit sangat fleksibel artinya nasabah bebas menggunakan uang kredit untuk keperluan apa saja dan bank tidak mau tentang hal itu.
10
4. Kredit menurut Jaminan
Kredit ini pada umumnya ada dua yaitu : 1) Unsecured Loans ( kredit tanpa jaminan ) sering juga disebut kredit blangko. 2) Secured Loans Jenis inilah yang digunakan oleh kebanyakan bank di Indonesia yaitu memberikan kredit jaminan. Jaminan kredit dapat berupa tanah, rumah, pabrik dan atau mesin – mesin pabrik, perusahaan serta surat berharga. 5. Jangka Waktu Kredit
Perbedaan jangka waktu kredit menurut peraturan Bank Indonesia adalah sebagai berikut : 1) Kredit jangka pendek, yaitu kredit yang berjangka waktu selama –
lamanya satu tahun. Jadi pemakaiannya tidak melebihi satu tahun. 2) Kredit jangka menengah, yaitu kredit yang jangka waktunya antara satu
sampai tiga tahun. 3) Kredit jangka panjang, yaitu kredit yang jangka waktunya lebih dari tiga
tahun.
2.1.5 Tujuan dan Fungsi Kredit Tujuan kredit mencakup scope yang luas. Fungsi pokok yang saling berkaitan dari kredit adalah sebagai berikut :
1. Profitability: Proftability ini bertujuan untuk memperoleh hasil dari kredit berupa keuntungan yang diteguk dari pemungutan bunga.
11
2. Safety: Safety adalah keamanan dari prestasi atau fasilitas yang diberikan harus benar – benar terjamin sehingga profitability dapat benar – benar tercapai tanpa hambatan yang berarti. Sedangkan Fungsi kredit adalah menyalurkan dana – dana yang dibutuhkan oleh masyarakat. Untuk itu fungsi kredit dalam kehidupan perekonomian adalah sebagai berikut : 1. Kredit dapat meningkatkan daya guna dari modal Artinya bahwa para pedagang kecil dapat menikmati kredit bank untuk memperluas usahanya, mengembangkan usaha dan kesempatan untuk berusaha. 2. Kredit dapat meningkatkan daya guna suatu barang Kredit yang diberikan kepada para pedagang kecil dapat memproduksi bahan mentah menjadi bahan jadi, berarti daya guna dari bahan tersebut. 3. Kredit sebagai alat stabilitas ekonomi Bahwa dalam menghadapi keadaan perekonomian yang kurang sehat, maka kredit dapat sebagai alat stabilitas ekonomi misalnya dalam usaha pengendalian inflasi, peningkatan ekspor serta pemenuhan kebutuhan pokok rakyat. 4. Kredit sebagai jembatan untuk meningkatkan pendapatan nasional Bantuan kredit digunakan para usahawan untuk memperbesar volume usaha produksinya. Peningkatan usaha nantinya diharapkan akan meningkatkan profit. Bila keuntungan secara kumulatif dikembangkan lagi dalam arti kata dikembalikan ke dalam struktur permodalan, maka
12
peningkatan akan berlangsung terus menerus dan akibatnya pendapatan terus meningkat.
2.1.6 Pengertian Usaha Mikro dan Kecil 1. Pengertian Usaha Mikro menurut Keputusan Menteri Keuangan No.40/KMK.06/2003 tanggal 29 Januari 2003 : Usaha produktif milik keluarga atau perorangan Warga Negara Indonesia dan memiliki hasil penjualan paling banyak Rp.100.000.000,00 (seratus juta rupiah) per tahun. Usaha Mikro dapat mengajukan kredit kepada bank paling banyak Rp.50.000.000,2. Pengertian Usaha Kecil Menurut Undang-Undang No. 9 Tahun 1995, Usaha Kecil adalah usaha produktif yang berskala kecil dan memenuhi kriteria kekayaan bersih paling banyak Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau memiliki hasil penjualan paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah) per tahun serta dapat menerima kredit dari bank maksimal di atas Rp50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) sampai dengan Rp.500.000.000,- (lima ratus juta rupiah). Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2008, Usaha Kecil adalah :
Usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, dilakukan oleh orang perorang atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari
13
usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha kecil.
Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 50.000.000,00 , tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp. 300.000.000,00 sampai dengan paling banyak Rp. 2.500.000.000,00
2.1.7 Tahapan- Tahapan Dalam Prosedur Pemberian Kredit Tahapan dalam prosedur pemberian kredit pada setiap bank, pada umumnya tidaklah jauh berbeda, dimana setiap permohonan kredit dari calon debitur haruslah wajib dilakukan analisisnya untuk mendapat persetujuan kreditnya. Menurut Hasibuan (2008:91) bahwa prosedur penyaluran kredit antara lain dengan skema sebagai berikut: 1. Calon debitur menulis nama, alamat, agunan, dan jumlah kredit yang diinginkan pada formulir aplikasi permohonan kredit. 2. Calon debitur mengajukan jenis kredit yang diinginkan 3. Analisis kredit dengan cara mengikuti asas 6C dan 4P dari permohonan kredit tersebut. 4. Karyawan analisis kredit menetapkan besarnya plafond kredit atau Legal Lending Limit (L3) atau BMPK-nya. Jika
BMPK
disetujui
nasabah,
akad
ditandatangani oleh kedua belah pihak.
14
kredit
(Perjanjian
Kredit)
Menurut Firdaus & Ariyanti (2009:91-133) tahapan proses pemberian kredit yaitu: 1. Persiapan kredit (credit preparation) Adalah kegiatan tahap permulaan dengan maksud untuk saling mengetahui informasi dasar antara calon debitur dengan bank, terutama calon debitur baru, baiasanya dilakukan melalui wawancara atau caracara lain. 2. Analisis atau penilaian kredit (credit analysis / credit appraisal) Dalam tahap ini diadakan penilaian yang mendalam tentang keadaan usaha atau proyek pemohon kredit. 3. Keputusan Kredit (Credit Desicion) Atas dasar laporan hasil analisi kredit, maka pihak bank melalui pemutus kredit, dapat memutuskan permohonan kredit tersebut layak untuk diberi kredit atau tidak. Jika tidak dapat diberikan, maka permohonan tersebut harus ditolak melalui surat penolakan, bila permohonan layak untuk diberikan, maka dituangkan dalam surat keputusan kredit yang memuat beberapa persyaratan tertentu. 4.
Pelaksanaan dan administrasi kredit (credit realization dan credit administration) Pada tahap ini kedua belah pihak (bank dan calon debitur) menandatangani perjanjian kredit besert lampiran-lampirannya.
5. Supervisi kredit & pembinaan debitur (credit supervision dan follow up) Supervisi/pengawasan/pengendalian kredit dan pembinaan debitur pada dasarnya ialah upaya pengamanan kredit yang telah diberikan oleh bank dengan jalan terus
memantau/memonitor
15
dan mengikuti jalannya
perusahaan (secara langsung atau tidak langsung), serta memberikan saran/nasihat dan konsultasi agar perusahaan/debitur berjalan baik sesuai dengan rencana, sehingga pengembalian kredit akan berjalan dengan baik pula.
2.2
Pembahasan Hasil Penelitian Sebelumnya Ita Purnama (2013) dengan judul Sistem Pemberian Kredit Modal Kerja pada PT. Pembangunan Daerah Bali Kantor Pusat. Tujuan penelitiannya adalah untuk mengetahui system pemberian kredit modal kerja pada bank pembangunan daerah kantor pusat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa system pemberian kredit modal kerja cukup baik, dilihat dari tata cara pemberian kredit,
pengendalian
intern.
Teknik
pengumpulan
data
menggunakan metode : metode observasi, wawancara, dokumentasi. Setelah data diperoleh, disajikan menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif
16