BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teoritis 2.1.1 Pengertian Teknologi Informasi Teknologi Informasi (TI) atau Information Technology (IT) merupakan sub sistem atau bagian dari sistem informasi (Jogiyanto, 2000:3). Menurut information Technology Training Package ICA99 dalam Supriyanto (2005:6) teknologi informasi didefinisikan sebagai pengembang teknologi dan aplikasi dari komputer dan teknologi dan aplikasi dari komputer dan teknologi berbasis komunikasi untuk memproses, penyajian, mengolah data, dan informasi. Termasuk didalamnya pembuatan hardware komputer, dan komponen komputer, pengembangan software komputer dan berbagai jasa yang berhubungan dengan komputer dan bersama-sama dengan perlengkapan komunikasi pembuat komponen dan jasa. Menurut Turban dan Potter (2006:49), teknologi informasi didefinisikan sebagai kumpulan sumber daya informasi perusahaan, para penggunanya, serta manajemen yang menjalankannya meliputi infrastruktur TI dan semua sistem informasi lainnya dalam perusahaan. Teknologi informasi digunakan sebagai alat bagi manager untuk menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan perusahaannya, dimana lingkungan teknologi memungkinkan perusahaan untuk memajukan proses kinerjanya. Teknologi informasi dan kinerja memiliki hubungan simbiosis. Perkembangan teknologi informasi yang terjadi selama ini mencakup perkembangan infrastruktur teknologi informasi, yakni hardware, software, teknologi penyimpanan data (stroge) serta teknologi komunikasi (Naniek, 2007).
16
Perusahaan-perusahaan telah menunjukkan bahwa penggunaan teknologi informasi telah meningkatkan kerjasama diantara kelompok kerja. Perkembangan sistem informasi telah banyak menggunakan komputer sebagai alat bantunya. Pemanfaatan teknologi komputer pada sistem informasi juga terus mengalami perkembangan yang luar biasa, hal ini berdampak pada perubahan-perubahan yeng terjadi di lingkungan perusahaan,salah satunya adalah karyawan dapat bekerja lebih efektif dan efisien. 2.1.2 Pengertian Sistem Menurut Moscove dan Mark (1989:17) dalam Jogiyanto (2000:1) sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri dari interaksi subsistem yang berusaha untuk mencapai tujuan yang sama. Menurut Nash dan Roberts (1924:20) dalam Jogiyanto (2000:2) sistem adalah suatu kumpulan komponen yang berinteraksi membentuk suatu kesatuan dan keutuhan yang komplek didalam tingkat tertentu untuk mengejar tujuan yang umum. Widjajanto (2006:1) mendefinisikan sistem adalah suatu yang memiliki bagian yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu melalui tiga tahapan yaitu input, proses, dan output. Sedangkan subsistem atau yang sering dikatakan prosedur adalah bagian-bagian yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan. Menurut Bodnar dan William (2004:1), sistem adalah kumpulan sumber daya yang berhubungan untuk mencapai tujuan tertentu. Hall (2001:5), menyatakan sistem adalah sekelompok dua atau lebih komponen-komponen yang saling berkaitan atau subsistem-subsistem yang bersatu untuk mencapai tujuan yang sama. Mulyadi (2001:1), mendefinisikan sistem adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan antara satu dengan yang lainnya yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. Berdasarkan definisi sistem tersebut, dapat disimpulkan bahwa sistem merupakan suatu kesatuan yang terdiri dari sub sistem yang saling berkaitan untuk mencapai suatu tujuan. Dari 17
definisi mengenai sistem yang diberikan dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok. Yang pertama lebih menekankan kepada komponen–komponen dari
elemen–elemen dalam sistem. Elemen–elemen atau
suatu sistem dapat berupa
sub sistem, dan yang kedua lebih
menekankan pada prosedur. 2.1.3 Karakteristik Sistem Suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat tertentu (Jogiyanto, 2000:7) 1) Komponen sistem (Components) Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi yang artinya saling bekerjasama membentuk satu kesatuan, komponen-komponen sistem dapat berupa satu sub sistem atau bagian-bagian dari sistem. 2) Batas sistem (Boundary) Batas sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya dan memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan.
3) Lingkungan luar sistem (Environment) Lingkungan luar sistem adalah apapun diluar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem. 4) Penghubung sistem (Interface) Penghubung sistem merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan satu subsistem lainnya. Melalui penghubungan antara satu subsistem dengan satu subsistem 18
lainnya ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem lainnya. Keluaran (output) dari satu subsistem akan menjadi masukan (input) untuk subsistem yang lainnya dengan melalui penghubung. Dengan penghubung satu subsistem dapat berinteraksi dengan subsistem yang lainnya membentuk satu kesatuan. 5) Masukan sistem (Input) Masukan sistem adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem. Masukan dapat berupa masukan perawatan (maintenance input) dan masukan signal (signal input). Maintenance input adalah energi masukkan supaya sistem tersebut dapat beroperasi. Signal input adalah energi yang diproses untuk mendapatkan output. 6) Keluaran sistem (Output) Keluaran sistem adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berupa sisa pembuangan. Keluaran dapat merupakan masukan untuk subsitem yang lain atau kepada supra sistem.
7) Pengolahan sistem (Process) Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolahan atau sistem itu sendiri sebagai pengolahnya yang akan mengubah masukan menjadi keluaran. 8) Sasaran sistem (Objectives) Sasaran sistem sangat menentukan sekali masukan yang akan dibutuhkan dan keluaran yang akan dihasilkan sistem. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuannya. 19
2.1.4 Pengertian Informasi. Informasi adalah salah satu hal yang sangat penting dalam sebuah perusahaan. Tanpa adanya informasi kegiatan operasional dalam perusahaan tidak akan dapat berjalan dengan baik. Agar penyampaian informasi dari satu bagian lain dalam perusahaan dapat berlangsung dengan efektif, maka perlu dibuat adanya suatu sistem informasi. Bodnar dan William (2004:15), mendefinisikan informasi sebagai data yang berguna yang diolah sehingga dapat dijadikan dasar untuk pengambilan yang tepat. Sedangkan Gordon (1984:24) mendefinisikan informasi sebagai data yang telah diolah ke dalam suatu bentuk yang berguna bagi penerimanya dan nyata atau berupa nilai yang dapat dipahami di dalam keputusan sekarang maupun masa depan. Dari pengertian di atas tentang informasi, maka dapat disimpulkan informasi adalah data yang telah diproses dan digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan.
2.1.5 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Bodnar dan William (2004:1) mendefinisikan, sistem informasi akuntansi adalah kumpulan sumber daya, seperti manusia dan peralatan, yang diatur untuk mengubah data menjadi informasi. Sistem informasi akuntansi adalah kumpulan sumber daya seperti peralatan yang diatur untuk mengubah data elektronik menjadi informasi yang berguna. Widjajanto (2006:4) menyatakan sistem informasi akuntansi adalah susunan berbagai formulir catatan, peralatan, termasuk komputer dan perlengkapan serta alat komunikasi tenaga pelaksananya, dan laporan keuangan yang terkoordinasi secara erat yang didesain untuk mentransformasikan data keuangan menjadi data informasi yang dibutuhkan manajemen. Wilkinson (2003) menyatakan, 20
melalui informasi yang dihasilkan, sistem informasi akuntansi mempunyai 3 tujuan utama sebagai berikut. 1. Mendukung operasi sehari-hari. Sistem informasi akuntansi mempunyai sistem kegiatan yang disebut dengan TPS (Transaction Processing System) yang mengolah data transaksi menjadi informasi yang berguna atau melakukan kegiatan-kegiatan operasi sehari-hari. 2. Mendukung pengambilan keputusan manajemen (to support decision making by internal decision makers) . informasi dari sistem informasi akuntansi juga diperlukan untuk manajemen sebagai dasar pengambilan keputusan manajemen menengah membutuhkan informasi akuntansi untuk melihat penyimpangan yang terjadi antara yang dianggarkan dengan nilai informasi yang dilaporkan untuk sistem informasi akuntansi. 3. Memenuhi kewajiban yang berhubungan dengan pertanggungjawaban (to Fulfill Obligation Relating to Stewardshhip). Manajemen perusahaan perlu melaporkan kegiatannya kepada stakeholder dapat berupa pemilik, pemegeang saham, kreditor, serikat pekerja, pemerintah, pelaku pasar modal dan sebagainya. Informasi yang dibutuhkan untuk stakeholder adalah informasi tentang laporan keuangan yang terdiri dari neraca (posisi keuanganperusahaan pada periode tertentu). Laporan L/R (laba rugi yang diperoleh organisasi selama satu periode) dan laporan arus kas. 2.1.6 Sistem Informasi Berbasis Komputer Penerapan teknologi informasi, salah satunya komputer, dalam sebuah perusahaan banyak memberikan dampak positif dalam sebuah perusahaan bahkan dalam banyak kasus penerapan teknologi itu malah menjadi kunci sukses sebuah sebuah perusahaan , sebagai contoh perusahaan HA&W di Amerika Serikat yang menjadi sukses sejak penerapan teknologi 21
informasi di perusahaannya (Phelan, 2003:59), menurut Supriyanti (2006) teknologi komputer adalah teknologi yang berhubungan dengan komputer, termasuk peralatan-peralatan yang berhubungan dengan komputer seperti printer, pembaca sidik jari, dan bahkan CD-ROM. Pengolahan informasi dalam penyajian laporan keuangan semakin banyak dipergunakan sebagai alat bantu dalam menyajikan informasi yang relevan. Dengan kemajuan teknologi di dunia usaha yang terus menerus, sistem Informasi Akuntansi yang dikerjakan secara manual sekarang dapat dilakukan dengan bantuan komputer yaitu sistem informasi akuntansi berbasis komputer. Proses dalam akuntansi secara manual dan berbasis komputer tidak jauh beda, yang membedakan dalam sistem informasi berbasis komputer dapat dilakukan dengan sekali entry (input) data atau transaksi saja, hal ini dalam buku besar akan berubah dan secara langsung dapat merubah laporan keuangan juga (Firdaus, 2006:27). Sistem informasi akuntansi dan sistem informasi umum yang terkait menjadi pembicaraan utama di kalangan bisnis, terutama dalam mengukur nilai bisnis dari penerapan teknologi informasi dalam sebuah perusahaan, meskipun faktanya untuk mengukurnya merupakan hal yang tidak mudah. Selain itu menurut Heuer dan Travers (2010:42), dengan penggunaan perangkat elektronik dalam akuntansi maka perusahaan dapat melakukan penghematan sumber daya. Sebagai contoh, dalam sebuah rumah sakit yang menerapkan perangkat elektronik dalam akuntansi, maka rumah sakit tersebut dapat lebih efisien dalam melayani pasiennya, terutama saat pasien berurusan di meja administrasi untuk pendaftaran dan pembayaran biaya. Kecepatan pemrosesan data pada sistem yang terkomputerisasi pasti lebih cepat daripada sistem manual dan keluaran yang ada lebih rinci. Selain mempengaruhi cara pemrosesan dan
22
penyimpanan data, komputer juga mempengaruhi cara pengorganisasian perusahaan, cara pengambilan keputusan, serta pemanfaatan fungsi akuntansi perusahaan. Komputer juga mampu memproses data secara lebih efektif daripada manusia. Komputer tidak saja mampu menghitung dengan kecepatan yang sangat mengagumkan, melainkan juga sangat akurat dan ekspansif. Komputer juga mampu memproses ratusan transaksi dalam waktu yang sama, dimanahal ini tidak bisa dilakukan oleh manusia. Selaain itu komputer juga mampu memproses data tanpa istirahat, transaksi-transaksi atau persoalan-persoalan kompleks yang meliputi ratusan angka dan simbol-simbol lain. Menurut Ariyanto (2006:102), elemen-elemen yang menjadi pilhan utama dalam pengembangan sistem yang berbasis komputer adalah hardware dan software. Hardware mengacu pada bagian-bagian fisik dan software merupakan sekumpulan program (instruksi) yang mengontrol operasi sistem komputer. Menurut
Widjajanto
(2006:65)
metode
pemrosesan
data
pada
sistem
yang
terkomputerisasi dapat dibagi menjadi beberapa metode. Metode tersebut antara lain: a. Batch system Prinsip dari sistem ini adalah menyimpan dan menumpuk semua data transaksi untuk diproses pada waktu yang telah ditentukan. Cara kerja sistem ini secara garis besar antara lain: 1) Semua dokumen dikumpulkan kemudian diserahkan ke komputer sentral. 2) Dokumen kemudian diubah menjadi bentuk dokumen yang dapat dibaca oleh mesin 3) Program untuk pemrosesan data dijalankan sesuai dengan waktu yang ditentukan untuk memproses dokumen-dokumen tersebut. 23
4) Hasilnya diberikan kepada pemakai. Hal ini terjadi karena data yang diperlukan tidak berada dalam komputer pemakai, melainkan di pusat komputer, sehingga pemakai tidak dapat memperoleh informasi melalui komputer. b. Real Time System Sistem ini berupa perbaikan dari batch yaitu berusaha memperbaiki informasi yang kurang up-to-date. Sistem ini memungkinkan setiap pemakai fasilitas komputer dapat mengintrogasi mesin setiap saat untuk memperoleh data yang paling aktual. Untuk menjelaskan sistem ini dibutuhkan perantara yang lebih banyak dan semua program serta data harus selalu tersedia dalam jalur komunikasi komputer. Sistem batch dan real time menyimpan data dalam bentuk file. Pada umumnya departemen-departemen memiliki file tersediir yang dianggap sebagai milik departemen masing-masing, sehingga dapat menimbulkan adanya duplikasi data. c. Database system Konsep dasar dari sistem database ini adalah data dipusatkan pada suatu departemen dimana departemen lain dapat mengakses datanya dengan demikian, departemen-departemen tidak lagi menyimpan datanya tersendiri dan semua pemakai komputer akan bekerja pada satu perangkat yang terpusat. Menurut Widjajanto (2006:73) menyatakan sistem akuntansi berbasis komputer memiliki beberapa kelebihan, yaitu: a) Dapat meningkatkan Throughput dan efisiensi, khususnya jika data yang diolah cukup besar. Throughput adalah ukuran kapasitas sistem mulai input sampai 24
output dalam suatu periode tertentu. Dengan menggunakan komputer, throughput akan semakin besar sehingga jika volume data yang diolah cukup besar, biaya pertransaksi akan semakin rendah. b) Pengolahan data dengan menggunakan komputer juga menjanjikan kemudahan karena komputer bisa melakukan verifikasi kecermatan angka-angka data transaksi input dan membandingkan data tersebut dengan data yang sah. Komputer juga mampu membuat ikhtisar sesuai dengan acuan yang digunakan. c) Komputer juga mampu menyajikan informasi secara tepat. Selain cepat, komputer juga mampu menyajikannya dengan kecermatan yang tinggi Walaupun komputer memiliki banyak kelebihan, tetapi tetap saja komputer memiliki beberapa kelemahan. Kelemahan tersebut antara lain: a. Komputer hanyalah alat Secepatnya apapun proses yang dikerjakan komputer, jika manusia yang merupakan komponan brainware bagi komputer tidak berperan didalamnya, maka komputer hanyalah sebagai alat mati yang tidak berfungsi apa-apa. b. Komputer memerlukan program aplikasi Untuk menjalankan dan memproses sesuatu, komputer membutuhkan program aplikasi. Setiap pekerjaan yang berbeda memerlukan aplikasi-aplikasi yang berbeda pula jika belum terdapat program-program tersebut, maka komputer belum dapat digunakan sebagai alat bantu siap pakai.
25
c. Komputer terbatas pada kemampuan alogaritma Komputer bekerja berdasarkan suatu alogaritma. Alogaritma yang dimaksudkan adalah suatu urutan langkah untuk melakukan proses dalam mendapatkan hasil pekerjaan. Komputer tidak bisa melakukan suatu pengambilan keputusaan di luar alogaritma yang telah diberikan. Dalam beberapa kasus, sistem informasi akuntansi merupakan suatu sistem aplikasi terkomputerisasi yang mampu melakukan pengolahan data transaksi keuangan perusahaan secara terintegrasi. Sistem yang dibangun dapat melakukan pengolahan data Hutang Dagang (Account Payable), Piutang Dagang (Account Receivable), penjurnalan, pengelolaan Buku Besar (General Ledger), dan pembuatan Laporan Keuangan (Financial Statement). Sistem yang dibangun juga dapat mengatasi permasalahan yang terkait dengan struktur tabel pada basis data, dimana tabel-tabel yang ada telah melalui proses normalisasi sehingga dapat meminimalkan terjadinya redundansi data. Pertumbuhan data pada tabel transaksi relatif kecil dan manajemen back-up dirancang dengan baik, sehingga jalannya sistem bisa stabil dalam waktu yang lama (Sudana, 2008:19). 2.1.7 Tahapan-tahapan Pengembangan Sistem Informasi Seiring dengan perkembangan dunia bisnis dan teknologi yang semakin cepat, setiap perusahaan harus mempertimbangkan lagi apakah sistem informasi yang diterapkan telah cukup memadai atau tidak sehingga dalam hal ini perusahaan harus tetap melakukan pengembangan sistem. Pengembangan sistem adalah proses memodifikasi atau mengubah bagian-bagian atau keseluruhan system informasi akuntansi. Proses ini membutuhkan substansial mengenai waktu
26
dan sumber daya merupakan aktivitas kesinambungan. Widjajanto (2006:30) menyatakan bahwa proses pengembangan system informasi terdiri dari beberapa tahap sebagai berikut. 1) Tahap Perencanaan Sistem Tahap ini idealnya pengembangan sistem dilaksanakan dalam suatu kerangka rencana induk sistem yang mengkoordinasikan proyek-proyek pengembangan sistem ke dalam neraca. 2) Tahap Analisis Sistem Adalah proses untuk menguji sistem informasi yang ada berikut dengan lingkungannya dengan tujuan untuk memperoleh petunjuk mengenai berbagai kemampuan perbaikan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan itu sendiri. 3) Tahap Desain Sistem Dalam tahap ini tim penyusun harus dapat menerjemahkan saran-saran yang dihasilkan dari analisis sistem ke dalam bentuk yang dapat di implementasikan. 4) Tahap Implementasi Sistem Pada tahap ini kegiatan yang paling banyak menyita waktu adalah kegiatan pengujian program komputer yang disebut juga proses pengujian persetujuan. Sedangkan proses akhir dalam tahap ini adalah proses konversi dimana semua data yang disimpan dalam file dengan format sistem yang baru. 5) Tahap Operasionalisasi Sistem Setelah berjalan dengan baik sistem baru perlu dipelihara dan terus dievaluasi untuk mengetahui adanya kelemahan-kelemahan tertentu yang mungkin belum terlihat pada tahap-tahap sebelumnya. 27
2.1.8 Pengertian Koperasi Menurut Undang-undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian, Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan. Koperasi sebagai organisasi ekonomi yang berwatak sosial harus mampu menjalankan kegiatannya secara seimbang, jangan sampai kegiatan ekonominya tidak diisi dan hanya dilandasi oleh nilai-nilai kemasyarakatan saja. Jadi dapat disimpulkan koperasi adalah badan usaha yang bergerak dalam bidang perekonomian beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi yang bergabung secara sukarela den gan azas kekeluargaan dan melaksanakan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi. Koperasi sebagai organisasi ekonomi rakyat yang berwatak sosial, memegang peranan yang begitu penting dalam rangka meningkatkan perekonomian nasional. 2.1.9 Landasan, Asas, Tujuan, dan Prinsip Koperasi 1) Landasan koperasi menurut UU no. 25/1992 tentang Perkoperasian pasal 2 adalah pedoman dalam menentukan arah, tujuan, peran, serta kedudukan koperasi. Koperasi-koperasi di Indonesia mempunyai beberapa landasan sebagai berikut. (1) Landasan Idiil Sesuai dengan Bab II UU No. 25/1992 tentang Perkoperasian, landasan idiil koperasi Indonesia adalah Pancasila. Penempatan Pancasila sebagai landasan Koperasi Indonesia ini didasarkan atas pertimbangan bahwa Pancasila adalah pandangan hidup dan ideologi bangsa Indonesia.
28
(2) Landasan Struktural Selain menempatkan Pancasila sebagai Landasan idiil Koperasi Indonesia, Bab II UU No. 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian, menempatkan UUD 1945 sebagai mana diketahui, merupakan aturan pokok organisasi negara Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila. 2) Asas Koperasi menurut UU No. 25/1992 pasal 2 tentang Perkoperasian, menetapkan kekeluargaan sebagai asas Koperasi. Di satu pihak, hal itu sejalan dengan penegasan ayat 1 Pasal 33 UUD 1945 beserta penjelasannya. Dengan diangkatnya semangat kekeluargaan sebagai asas Koperasi, maka ia diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran pada masingmasing orng yang terlibat dalam organisasi Koperasi. 3) Tujuan Koperasi menurut UU No. 25/1992 pasal 3 tentang Perkoperasian, memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. 4) prinsip koperasi menurut UU No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian pasal 5 sebagai berikut. 1. Koperasi melaksanakan prinsip koperasi sebagai berikut. a) Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka. b) Pengelolaan dilakukan secara demokrasi. c) Pembagian siasa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota. d) Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal.
29
2.1.10 Fungsi dan Peran Koperasi Fungsi peranan koperasi yang disebutkan dalam UU No. 25/1992 tentang Perkoperasian pasal 4 fungsi dan peranan koperasi indonesia dalam garis besarnya adalah sebagai berikut. 1) Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosial mereka. 2) Turut serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat. 3) Memperkokoh
perekonomian
rakyat
sebagai
dasar
kekuatan
dan
ketahanan
perekonomian nasional dengan koperasi sebagai sokogurunya. 4) Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang merupakan usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi. 2.1.11 Efektivitas Sistem Informasi Akuntansi Handoko (1999:7) mengemukakan bahwa efektivitas adalah kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat atau peralatan yang tepat atau peralatan yang tepat untuk pencapaian tujuan yang telah ditetapkan, menyangkut bagaimana melakukan pekerjaan yang benar. Menurut Yamit (1998:14) mendefinisikan efektifitas merupakan suatu ukuran yang memberikan gambaran sejauh mana target dapat dicapai dengan baik secara kualitas maupun waktu, yang berorentasi pada keluaran (output) yang dihasilkan. Efektivitas sistem informasi akuntansi merupakan suatu ukuran yang memberikan gambaran mana terget dapat dicapai dari suatu kumpulan sumber daya yang diatur untuk mengumpulkan, memproses dan menyimpan data elektronik, kemudian mengubahnya menjadi
30
sebuah informasi yang berguna serta menyediakan laporan formal yang dibutuhkan dengan baik secara kualitas maupun waktu. 2.1.12 Penggunaan Teknologi Informasi Jumaili
(2005)
mengemukakan
bahwa
secara
umum,
penggunaan
atau
pengimplementasian teknologi sistem informasi dalam suatu perusahaan dapat dilihat dari kemudahan pemakai dalam mengidentifikasi data, mengakses data dan menginterpretasikan data tersebut. Data dalam sistem informasi tersebut seharusnya merupakan data yang terintegrasi dari seluruh unit perusahaan atau organisasi sehingga dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan tugas dalam perusahaan atau organisasi. Teknologi sistem informasi telah menjadi suatu komponen yang tidak terpisahkan dari mekanisme kantor. Penggunaan teknologi sistem informasi yang tepat dan didukung oleh keahlian personel yang mengoperasikan dapat meningkatkan kinerja perusahaan maupun kinerja individual yang bersangkutan. Irwansyah (2003) dalam Jumaili (2005:723) mengemukakan bahwa penggunaan teknologi dalam sistem informasi perusahaan hendaknya mempertimbangkan pemakai sehingga sistem teknologi yang diterapkan dapat dimanfaatkan sesuai dengan tugas dan kemampuan pemakai. Beberapa perusahaan menunjukkan pemanfaatan teknologi informasi pada perusahaan dapat meningkatkan produktifitas pekerjanya. Hal ini sebagian dapat dilihat dari pemakaian staff yang lebih lama waktu yang digunakan di depan komputer. Attaran (2002) dalam Santoso (2005) mengatakan bahwa dengan teknologi informasi juga termasuk di dalamnya pengguna internet dan komputer telah membuat kerjasama yang efektif yang memungkinkan dilakukan kapanpun, dan dengan siapapun. Demikian pula penelitian yang dilakukan Ahearne dan Schillewaerth 31
(2003) dalam Santoso (2005) mengungkapkan dampak dari teknologi informasi itu positif dan signifikan pada kinerja karyawan. Tidak jarang ditemukan bahwa teknologi yang diterapkan dalam sistem informasi sering tidak dimanfaatkan dengan secara maksimal oleh pemakai sistem informasi, sehingga sistem informasi kurang memberikan manfaat dalam meningkatkan proses kinerja perusahaan atau organisasi. Penerapan dari suatu sistem informasi untuk saat ini tidak terlepas dari pemakaian teknologi informasi yaitu komputer dan networking, untuk mentransformasikan sumber data (data mentah) menjadi berbagai macam produk informasi. Teknologi sistem informasi sudah menjadi suatu unsur yang sangat diperlukan dalam kebanyakan strategi organisasi untuk pengimplementasikan sistem informasinya. Hal utama yang perlu dimengerti dan dijadikan sebagai pedoman dasar yakni terkait dengan pentinggnya penggunaan teknologi sistem informasi yang lebih efektif, tepat waktu serta konsisten dalam mentransformasikan data menjadi produk-produk informasi. 2.1.13 Kinerja Individual Kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu di dalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, seperti standar hasil kerja, target atau sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama (Fawzi, 2005). Menurut Kalbers dan Frgarty (1995) dalam Arsiwi (2008:25) kinerja merupakan sebagai evaluasi terhadap pekerjaan yang dilakukan melalui atasan langsung, rekan kerja, diri sendiri, dan bawahan langsung. Kinerja dapat maju dan mencapai tingkat yang paling baik dengan mengidentifikasikan dan menganalisis aktivitas kerja. 32
Pencapaian kinerja individual dinyatakan berkaitan dengan pencapaian serangkaian tugas-tugas individu dengan dukungan teknologi informasi yang ada. Pengukuran kinerja individual ini melihat dampak penerapan teknologi informasi terhadap efektivitas penyelesaian tugas, membantu meningkatkan kinerja, dan menjadikan pemakai lebih kreatif dan produktif. Sumardiyani (2005) dalam Arsiwi (2008) mengungkapkan bahwa organisasi atau perusahaan menanamkan investasi yang besar untuk memperbaiki kinerja individual atau organisasi yang berkaitan dengan implementasi teknologi dalam suatu sistem informasi. Herpen (2003) Desain dan implementasi pengukuran kinerja dan sistem kompensasi sangat dapat mempengaruhi motivasi karyawan. pengaruh pengukuran kinerja dan kompensasi terhadap motivasi Pengukuran kinerja individual melihat dampak teknologi sistem informasi terhadap efektivitas penyelesaian tugas, membantu meningkatkan kinerja dan menjadikan pemakainya lebih produktif dan kreatif.
2.3
Rumusan Hipotesis
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran X1 Efektivitas system informasi akuntansi H1 Y H2 H3 X2 Penggunaan teknologi informasi
33
Kinerja individual
2.3.1 Pengaruh Efektivitas Sistem Informasi Akuntansi terhadap Kinerja Individual Efektivitas dan penggunaan teknologi informasi di perusahaan tidak hanya untuk meningkatkan efesiensi, tetapi juga untuk mendukung terjadinya proses kinerja yang lebih efektif. Jumaili (2005) yang menyatakan bahwa dengan memanfaatkan sistem informasi diharapkan suatu perusahaan mampu menggali potensi dirinya dan memanfaatkan secara maksimal dalam rangka meraih keunggulan dalam persaingan. Sistem informasi suatu perusahaan akan dapat berhasil tergantung bagaimana sistem itu dijalankan,kemudahan sistem itu bagi para pemakainya dan pemanfaat teknologi yang digunakan. melalui model teknik analisis regresi linear sederhana menemukan bahwa penggunaan teknologi informasi berhubungan positif dengan kinerja individual dalam sebuah organisasi. Hal serupa juga ditemukan oleh Maria (2007) bahwa efektivitas berpengaruh terhadap kinerja individu melalui penggunaan teknologi sistem informasi. Berdasarkan rumusan masalah, landasan teori dan pembahasan hasil penelitian sebelumnya, maka hipotesis pertama yang diajukan dalam penelitian ini adalah. H1
: Efektivitas sistem informasi akuntansi dan penggunaan teknologi informasi secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja individual pada koperasi simpan pinjam di Kecamatan Kediri Kabupaten Tabanan.
2.3.2 Pengaruh Efektivitas Sistem Informasi Akuntansi terhadap Kinerja Individual Menurut Jumaili (2005) efektivitas berpengaruh terhadap kinerja individu suatu organisasi melalui penggunaan teknologi informasi. Hal serupa juga dikemukakan oleh Ariyanto (2008) bahwa efektivitas penggunaan teknologi sistem informasi memiliki pengaruh 34
yang positif dan signifikan terhadap kinerja individual. Selain itu kepercayaan terhadap teknologi sistem informasi memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja individual. Dan menurut Mcdemot () menyatakan bahwa informasi terutama mengenai akuntansi sangat dibutuhkan oleh berbagai pihak, baik pihak intern atau ekstern. Pihak intern meliputi manager maupun staff dalam perusahaan, sedangkan pihak ekstern meliputi pemegang saham, investor, kreditur, pemerintah, nasabah, dan masyarakat secara keseluruhan. Berdasarkan rumusan masalah, landasan teori dan pembahasan hasil penelitian sebelumnya, maka hipotesis pertama yang diajukan dalam penelitian ini adalah. H2
: Efektivitas sistem informasi akuntansi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja individual pada koperasi simpan pinjam di Kecamatan Kediri Kabupaten Tabanan.
2.3.3 Pengaruh Pengunaan Teknologi Informasi terhadap Kinerja Individual Suatu sistem informasi yang baik hendaknya memberikan kemudahan kepada para pemakai utamanya pada kegiatan pengidentifikasian data, mengakses data, maupun dalam menginterpretasikannya dalam kegiatan penyelesaian tugas. Apabila dalam tubuh organisasi atau perusahaan memiliki fasilitas pendukung dalam jumlah yang mencukupi, akan memberikan kemudahan bagi para pemakai sehingga diharapkan terjadi peningkatan kinerja. Sebenarnya dengan cara manual, suatu informasi sudah dapat disajikan, akan tetapi terdapat beragam kelemahan yang sifatnya krusial seperti tidak dapat diselesaikannya tugas atau pekerjaan tertentu maupun yang telah menjadi tanggung jawab secara tepat waktu akibat diperlukannya waktu penyelesaian yang cukup lama, ataupun dapat pula timbul rasa bosan yang mendera; timbulnya kesalahan atas laporan akibat ketidak telitian maupun ketidak rapian yang 35
dihasilkan; ketergantungan sumber daya manusia yang itu-itu saja yang dikhawatirkan dapat menghambat proses kegiatan apabila yang bersangkutan tidak dapat hadir di kantor, ataupun timbulnya suatu kecurangan yang orang lain tidak dapat mengidentifikasinya. Oleh sebab itu, diperlukan alat bantu sebagai pengolah data yang cepat dan akurat berupa komputer yang telah terbukti dapat meminimalisir kelemahan yang ada pada sistem manual. Dengan pemanfaatan yang tepat dan dimaksimalkan, otomatis kinerja tiap individu pengguna sistem informasi berbasis komputer akan dapat meningkat. Peningkatan kinerja sendiri akan memberikan keuntungan. Bagi pihak perusahaan, akan terjadi peningkatan efisien pekerjaan yang membawa dampak positif baik iklim kerja maupun dari segi pembiayaan. Bagi karyawan, dengan efisiensi, maka pekerjaan diharapkan dapat selesai tepat waktu dan dengan hasil yang lebih teliti. Bila kinerja individual ini baik, maka perusahaan tidak segan untuk memberikan penilaian yang baik atas kinerja, memberikan bonus, maupun dipromosikan untuk kenaikan jabatan bagi yang bersangkutan, sehingga dapat menimbulkan kompetisi yang sehat antar karyawan. Beberapa perusahaan menunjukkan pemanfaatan teknologi informasi pada perusahaan dapat meningkatkan produktifitas pekerjanya. Hal ini sebagian dapat dilihat dari pemakaian staff yang lebih lama waktu yang digunakan di depan komputer (Santoso, 2005). Attaran dan Attaran (2002) dalam Santoso (2005) mengatakan bahwa dengan teknologi informasi juga termasuk di dalamnya pengguna internet dan komputer telah membuat kerjasama yang efektif yang memungkinkan dilakukan kapanpun, dan dengan siapapun. Demikian pula penelitian yang dilakukan Ahearne dan Schillewaerth (2003) dalam Santoso (2005) mengungkapkan dampak dari teknologi informasi itu positif dan signifikan pada kinerja karyawan. Dengan kemajuan teknologi yang memanfaatkan sistem informasi berbasis komputer 36
dalam pekerjaan sehari-hari, akan dapat mendorong para individu pekerja untuk dapat selalu memanfaatkannya dalam menunjang kinerja dan penampilan serta layanan kepada customers secara optimal. Berdasarkan rumusan masalah, landasan teori dan pembahasan hasil penelitian sebelumnya, maka hipotesis pertama yang diajukan dalam penelitian ini adalah. H3
: Penggunaan teknologi Informasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja individual pada koperasi simpan pinjam di Kecamatan Kediri Kabupaten Tabanan.
37