BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Tinjauan tentang pemahaman pada Materi Pendidikan Agama Islam 1. Pengertian Pemahaman Sebagai kegiatan yang berupaya untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa dalam mencapai tujuan yang ditetapkan maka evaluasi hasil belajar memiliki sasaran berupa ranah-ranah yang terkandung dalam tujuan yang diklasifikasikan menjadi tiga ranah kgnitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik. 1 Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang berhubungan dengan ingatan atau pengenalan terhadap pengetahuan dan informasi serta pengembangan keterampilan intelektual. Menurut Bloom Taksonomi (penggolongan) ranah kognitif ada 6 tingkatan yaitu :2 1) Pengetahuan yaitu tingkatan dari ranah kognitif yang berupa pengenalan dan pengingatan kembali terhadap pengetahuan tentang fakta, istilah dan prinsi-prinsip.F 2) Pemahaman yaitu tingkatan berikutnya berua kemampuan memahami atau mengerti tentang isi pelajaran yang dipelajari tanpa perlu menghubungkannya dengan isi pelajaran lainnya. 3) Penggunaan atau penyerapan yaitu kemampuan menggunakan generalisasi atau abstraksi yang sesuai dengan situai baru. 1 2
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 1999). 201 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 1998). 202
4) Analisis yaitu kemamuan menjabarkan isi pelajaran kedalam struktur yang baru. 5) Sintesis yaitu kemampuan menggabungkan unsur-unsur okok ke dalam struktur yang baru. 6) Evaluasi yaitu kemampuan menilai isi pelajaran untuk suatu maksud tujuan tertentu. Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari 5 aspek yaitu, penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi dan internalisasi. Sedangkan ranah psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar dan keterampilan dan kemampuan untuk bertindak. Ada 6 aspek dalam ranah psikomotorik
yaitu
gerakan
reflek,
keterampilan
gerakan
dasar,
kemampuan perseptual, keharmonisan (ketetapan), gerakan keterampilan kompleks dan gerakan ekspresif, interpretatif. 3 Dari penjelasan diatas tentang ketiga ranah, dapat diambil kesimpulan bahwa proses pendidikan yang dilalui dan dialami oleh siswa di sekolah dimulai dari tahapan kognisi, yakni pengetahuan dan pemahaman siswa, untuk selanjutnya menuju tahapan afeksi, yakni terjadinya proses internalisasi dalam menghayati dan meyakini. Dan melalui tahapan afeksi tersebut diharapkan dapat tumbuh motivasi dalam diri siswa dan tergerak mengamalkan (tahapan psikomotorik) yang telah diinternalisasikan dalam dirinya.4
3
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 1995). 33-23 4 DRS. Muhaimin, M. A. et. al, Paradigma Pendidikan Islam, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya). h. 79
Pemahaman adalah hasil belajar, misalnya anak didik dapat menjelaskan dengan susunan kalimat sendiri atas apa yang dibacanya atau didenganrnya, memberi contoh lain dari yang telah dicontohkan guru atau menggunakan etunjuk penerapan pada kasus lain 5. Pemahaman dapat dibedakan menjadi 3 kategori, yaitu : 1) Tingkat terendah yakni pemahaman terjemahan mulai dari terjemahan dalam arti yang sebenarnya. Misalnya dari Bahasa Inggris ke dalam Bahasa Indonesia. 2) Tingkat sedang yakni pemahaman penafsiran yaitu menghubungkan bagian-bagian
terdahulu
yang
diketahui
berikutnya
atau
menghubungkan beberapa bagian dari grafik kejadian. 3) Tingkat tertinggi yakni pemahaman ekstrapolasi. Denngan ekstrapolasi diharapkan seseorang mampu melihat dibalik yang ditulis dapat membuat ramalan konsekuensi atau dapat memperluas persepsi dalam arti waktu, dimensi, kasus atau masalahnya. Jadi pengertian pemahaman diatas dapat disimpulkan bahwa siswa dapat memahami apabila siswa mengerti serta mampu untuk menjelaskan kembali kata-katanya sendiri tentang materi pelajaran yang telah disampaikan oleh guru serta mampu menerapkan ke dalam konsep-konsep lain serta mamu menerapkan ke dalam kehidupan sehari-hari.
5
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 1995). h, 24
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemahaman Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pemahaman sekaligus keberhasilan siswa ditinjau dari segi komponen pendidikan adalah sebagai berikut : 1) Tujuan Tujuan adalah pedoman sekaligus sebagai sasaran yang akan dicapai dalam kegiatan belajar mengajar. Perumusan tujuan akan mempengaruhi juga kepada kegiatan siswa. 6 2) Guru Guru adalah tenaga pendidik yang memberikan sejumlah ilmu engetahuan kepada anak didik di sekolah. Guru adalah orang yang berpengalaman dalam bidang profesionalnya. Dalam satu kelas antara anak didik satu dengan yang lainnya berbeda. Nantinya akan berpengaruh pula terhadap keberhasilan belajar. Dalam keadaan yang demikian itu seorang guru dituntut untuk memberikan sustu pendekatan belajar sesuai dengan keadaan anak didik sehingga akan tercaai tujuan pembelajaran yang diharapkan. 7 3) Anak didik Anak didik adalah orang yang sengaja datang kesekolah. Anak didik yang berkumpul disekolah mempunyai karakteristik kepribadian sehingga daya serap (pemahaman) siswa yang didapat juga berbedabeda, dalam setiap bahan pelajaran yang diberikan oleh guru, karena 6 7
Ibid, 124 Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar. 126
itu dikenallah adanya tingkat keberhasilan yaitu tingkat maksimal, optimal, minimal atau kurang. 4) Kegiatan pengajaran Kegiatan pengajaran adalah proses terjadinya interaksi antara guru dengan anak didik dalam kegiatan belajar mengajar8. Kegiatan belajar mengenai bagaimana guru menciptakan lingkungan belajar yang sehat, strategi belajar yang digunakan, pendekatan-pendekatan, metode dan media embelajaran serta evaluasi pengajaran. Dimana hal-hal tersebut jika dipilih dan digunakan secara tetap, maka akan mempengaruhi keberhasilan belajar mengajar. 5) Bahan dan alat evaluasi Bahan dan evaluasi adalah suatu bahan yang terdapat di dalam kurikulum yang sudah dipelajari siswa dalam rangka evaluasi. Penguasaan emahaman siswa tergantung pada evaluasi yang diberikan guru kepada siswa. Hal ini berarti jukasiswa mampu menjawab dan mempraktekkan dengan baik, maka siswa dapat dikatakan faham terhadap materi yang diberikan. 6) Suasana belajar Keadaan kelas yang tenang, aman, disiplin juga mempengaruhi terhadap tingkat pemahaman siswa pada materi, karena dengan pemahaman materi berpengaruh pula terhadap jawaban yang diberikan
8
Ibid, 129
siswa jika tingkat pemahaman siswa tinggi, maka keberhasilan proses belajar mengajar pun akan tercapai. Adapun faktor-faktor lain yang mempengarhi pemahaman atau keberhasilan belajar siswa adalah : 1) Faktor Internal (dari inividu sendiri) a. Faktor Jasmaniyah (fisiologi) meliputi : keadaan panca indera yang sehat, tidak mengalami cacat (gangguan) tubuh, sakit atau perkembangan yang tidak sempurna. b. Faktor Psikologi, meliputi : intelektual (kecerdasan), minat bakat dan potensi yang dimiliki. 2) Faktor Eksternal (dari luar individu) a. Faktor sosial, meliputi : lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan kelompok dan lingkungan masyarakat. b. Faktor budaya, meliputi : adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian. c. Faktor lingkungan spiritual (keagamaan). 9 Aspek jasmani berpengaruh dalam pemahaman karena didalam tubuh yang sehat terdaat jiwa yang sehat. Bagaimana mungkin jasmani seseorang yang penuh beberapa penyakit bisa berfikir serius, melaksanakan skema pemikirannya menerobos dunia oleh karena itu dengan fisik yang kuat seseorang akan mampu melaksanakan dan memahami atas apa yang dimengerti. 9
Moh. Uzer Usman, Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar, (Bandung : PT. Remaja Rosdakrya, 1993) 10
Aspek psikologi sebagai pembeda antara manusia dengan makhluk lainnya. Manusia dengan akalnya mampu mengubah dunia dan membangun dan merambah kehidupan manuju sebuah kehidupan yang hakiki. Dengan akal seseorang dapat berfikir, melihat dan merenung sehingga dengan itu ia sampai kepada keimanan kepada Allah SWT, malaikat-Nya, kitab-kitab suci-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir, Qadha dan qadar serta dapat menangkap sunnah-sunnah Allah di alam semesta. Dengan akal juga seseorang akan terjaga dari sikap pembangkangan, penyimpangan, kesesatan, dan tenggelam dalam kesesatan dunia yang membuat ia tersesat dari kebenaran dan kehilangan akhirat.
3. Langkah-langkah dalam meningkatkan pemahaman pada Pendidikan Agama Islam 1) Memperbaiki proses Ada langkah ini merupakan langkah awal dalam meningkatkan proses pemahaman siswa dalam belajar, perbaikan proses pengajaran meliputi : a. Perbaikan tujuan pembelajaran khususnya tujuan intruksional khusus bahan (materi) pelajaran b. Metode dan media yang tepat serta pengadaan evaluasi belajar. Yang mana evaluasi ini bertjuan untuk mengetahui seberapa jauh
tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang disajikan. Evaluasi ini dapat berupa tes formatif, subsumatif dan sumatif. 2) Adanya kegiatan bimbingan belajar Kegiatan bimbingan belajar merupakan bantuan yang diberikan kepada individu tertentu (siswa) agar dapat mencapai taraf perkembangan
dan
kebahagiaan
secara
optimal
10
.
Hal
ini
menunjukkan bahwa bimbingan belajar hanya diberikan kepada individu tertentu yakni siswa yang dipandang memerlukan bimbingan tersebut. Adapun tujuan kegiatan bimbingan belajar adalah : a. Mencatat cara-cara belajar yang efektif dan efisien bagi siswa. b. Menunjukkan cara-cara mempelajari dan menggunakan buku pelajaran c. Memberikan informasi dalam memilih bidang studi program, jurusan dan kelompok belajar yang sesuai dengan bakat, minat kecerdasan dan lain-lain. d. Membuat tugas sekolah baik individu atau kelompok. e. Menunjukkan cara-cara menyelesaikan kesulitan belajar. Dari pemaparan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa bimbingan belajar diberikan untuk mencegah terjadinya suatu kegagalan belajar, menghindari kesalahan dan memperbaikinya. 3) Penambahan waktu belajar dan feed back (umpan balik) dalam belajar.
10
Abin Syamsudin Makmun, Psikologi Kependidikan, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 1996) 188
Berdasarkan John Carroll (1936) dalam observasiny mengatakan bahwa bakat untung bidang studi tertentu dapat ditentukan oleh tingkat belajar siswa menurut waktu yang diberikan pada tingkat tertentu. 11 Disamping penambahan waktu belajar juga harus mengadakan feed back (umpan balik) sebagai pemantapan belajar. Karena dengan adanya feed back jika terjadi kesalahan pada anak, maka akan segera memperbaikinya.12 4) Motivasi belajar Motivasi belajar adalah suatu jiwa yang mendorong individu untuk aktivitas-aktivitas belajar dan untuk mencapai tujuan belajar terhadap situasi disekitarnya. Motivasi belajar ada 2, yaitu : a. Ekstrinsi, yaitu dorongan yng timbul untuk mencapai tujuan yang akan datang dari luar dirinya. Misalnya : orang tua / guru yang memberikan penghargaan, hadiah, perhatian atau menciptakana suasana belajar yang sehat. b. Intrinsik, yaitu dorongan agar siswa melakukan kegiatan belajar atas dasar keinginan dan kebutuhan serta kesadaran diri sendiri sebagai siswa. 13 5) Kemauan belajar Kemauan belajar adalah hal aling penting dalam belajar. Karena kemuan merupakan fungsi jiwa untuk mencapai tujuan dan merupakan
11
Mustaqim, Abdul Wahid, Psikologi Pendidikan,(Jakarta : PT. Rineka Cipta, 1991) 113 Ibid, 116 13 Nana Sudjana, Dasar-dasar proses belajar mengajar, (Bandung : Sinar Baru Algesindo, 1998) 160-161 12
kekuatan diri dalam jiwa seseorang. Artinya seseorang siswa mempunyai suatu kekuatan dari dalam jiwa untuk melakukan aktifitas belajar. 6) Pengajaran perbaikan Pengajaran perbaikan adalah suatu pengajaran yang bersifat membetulkan (pengajaran yang membuat menjadi baik). Adapun sasaran pokok dari tindakan perbaikan pengajaran adalah sebagai berikut : a. Siswa yang prestasinya dibawah minimum diusahakan dapat memenuhi kriteria dan keberhasilan minimum. b. Siswa yang sedikit kurang atau telah mencapai bakat maksimal dalam keberhasilan akan dapat disempurnakan atau ditinggalkan pada program yang lebih tinggi lagi. 7) Keterampilan mengadakan variasi Yang dimaksud variasi adalah suatu kegiatan dalam roses belajar mengajar yang brtujuan untuk mengatasi kebosanan murid, sehingga situasi belajar mengajar murid senantiasa aktif dan fokus pada pelajaran yang disampaikan. Dengan keteramilan mengadakan variasi dalam proses belajar mengajar yang memungkinkan untuk membangkitkan gairah belajar, sehingga akan ditemukan suasana belajar yang hidup. Dengan keadaan yang demikian pemahaman siswa akan mudah tercapai bahkan akan menemukan suatu keberhasilan belajar yang diinginkan.
5 Pemahaman Materi Pendidikan Agama Islam 1) Pengertian pemahaman materi Pendidikan Agama Islam Pendidikan islam berlangsung dan berkembang secara konsisten menuju tujuannya. Sesuai dengan sifat dan watak kelenturan nilai-nilai ajaran Islam yang dinyatakan dalam suatu ungkapan.
ﻦﺎﻜﻤﻠاﻮﻦﺎﻣزﻠﻠﻲﺤﻼﺼﻢﻼﺴﻹا ”Islam adalah agama yang sesuai dengan waktu dan tempat” Pola dasar pendidikan islam yang mengandung tata nilai islam merupakan pondasi struktural pendidikan islam. Ia melahirkan asas strategi dasar dan sistem pendidikan yang mendukung, menjiwai, memberi corak dan bentuk proses pendidikan islam yang berlangsung dalam berbagai model kelembagaan pendidikan yang berkembang sejak 14 abad yang lampau sampai sekarang. Model kelembagaan pendidikan Islam yang tetap berkembang dalam masyarakat Islam di berbagai tempat itu, merupakan wadah yang akomodatif terhadap aspirasi umat Islam yang beriorentasi kepada pelaksanaan misi Islam dalam tiga dimensi pengembangan kehiduan manusia, yaitu :14 1. Dimensi kehidupan dunia yang mendorong manusia sebagai hamba Allah untuk mengembangkan dirinya dalam ilmu pengetahuan,
14
M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 1994), h.31
keteramilan, dan nilai-nilai yang mendasari kehidupan yaitu nilainilai Islam. 2. Dimensi
kehidupan
ukhrowi
mendorong
manusia
untuk
mengembangkan dirinya dalam pola hubungan yang serasi dan seimbang dengan Tuhannya. Dimensi inilah yang melahirkan berbagai usaha agar kegiatan ubudiahnya senantiasa berada di dalam nilai-nilai agamanya. 3. Dimensi hubungan antara kehidupan duniawi dan ukhrowi mendorong manusia untuk berusaha menjadikan dirinya sebagai hamba Allah yang utuh dan paripurna dalam ilmu pengetahuan dan keterampilan sekaligus menjadi pendukung serta pelaksana (pengamal) nilai-nilai agamanya. Ketiga dimensi tersebut di atas kemudian dituangkan dan dijabarkan dalam program operasional kependidikan yang makin meningkat, ke arah tujuan yang telah ditetapkan. Dalam program tersebut tergambar adanya materi kependidikan Islam yang secara difusi (menyebar) dan integratif (menyatu) dioperasionalkan ke dalam rangkaian program pendidikan dan kurikulum, seingga (internalized) terserap ke dalam pribadi manusia sebagai objek pendidikan Islam. Berkat terjadinya internalisasi nilainilai Islam itu anak didik menjadi wujud dari kehendak allah, karena secara aktual dan fungsionalnya mampu mengamalkan perintah dan menjauhi laranganNya, yaitu menjadi manusia yang beriman dan
bertaqwa
melalui
ilmu
pengetahuannya,
keterampilan
serta
perilakunya, sesuai dengan nilai-nilai agamanya.15
2) Hakikat Pendidikan Islam Hakekat pendidikan islam adalah usaha orang dewasa muslim yang bertaqwa secara sadar mengarhkan dan membimbing pertumbuhan serta perkembangan fitrah (kemampuan dasar) anak didik melalui ajaran
islam
ke
arah
titik
maksimal
pertumbuhan
dan
perkembangannya. Pendidikan secara teoritis mengandung pengertian ”memberi makan”(opvoeding) kepada jiwa anak didik sehingga mendapatkan kepuasan rohaniah juga sering diartikan dengan ”menumbuhkan ” kemampuan dasar Islam. Maka harus berproses melalui sistem kependidikan Islam, baik melalui kelembagaan maupun melalui sistem kurikuler. 16 Esensi daripada potensi dinamis dalam setiap diri manusia itu terletak pada keimanan/ keyakinan, ilmu pengetahuan, akhlak (moralitas) dan pengamalannya17. Dan keempat potensi esensial ini menjadi tujuan fungsional kependidikan Islam. Oleh karenanya, maka dalam strategi pendidikan Islam, keempat potensi dinamis yang menjadi esensial tersebut menjadi titik pusat dari lingkaran proses kependidikan Islam sampai kepada tercaainya tujuan 15
Ibid, h.32 Ibid h. 32 17 DR. Fadhil Al Djamaly, Nahwa Tarbijjatin Mukminatin, h. 85 16
akhir pendidikan, yaitu manusia dewasa yang mukmin/ muslim, muhsin dan muchlisin muttaqin. Di dalam GBPP SMU mata pelajaran pendidikan agama islam adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik dalam meyakini, memahami, meghayati dan mengamalkan agama islam melalui kegiatan
bimbingan,
pengajaran
dan
atau
latihan
dengan
memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama lain dalam hubungan antar umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional. 18 Menurut zakiyah derajat PAI adalah ”suatu usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senantiaa dapat memahami ajaran islam secara menyeluruh lalu mengahayati tujuan yang pada akhirnya dapat mengamalkan serta menjadikan islam sebagai pandangan hidup. 19” Sedangkan Drs. Abd. Rohman Shaleh mengartikan pendidikan agama islam sebagai ” usaha yang diarahkan kepada pembentukan kepribadian anak yang merupakan dan sesuai dengan ajaran Islam.20” Dengan demikian ketika kita menyebutkan pendidikan agama islam, maka akan mencakup 2 kategori yaitu mendidik siswa untuk berprilaku sesuai dengan nilai-nilai akhlak islam dan mendidik siswa untuk mempelajari materi ajaran islam.
18
Zakiya Drajat, dkk, Metodologi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 1996) h.1 Abdul Madjid dan Dian Andayani, Pendidikan, h.130 20 Drs. Abd. Rohman Shaleh, Didaktik Pendidikan Agama Di Sekolah Dasar, pelajar, Bandung, tt, h 33. 19
3) Input Proses dan Produk Bilamana pendidikan Islam sebagai proses, maka diperlukan adanya sistem dan sasaran atau tujuan yang hendak dicapai dengan proses melalui sistem tertentu karena proses didikan tanpa sasaran dan tujuan
yang
jelas
berarti
suatu
”oportunisme”,
yang
akan
menghilangkan nilai hakiki pendidikan. Oleh karena itu proses yang tanpa tujuan mengandung makna yang bertentangan dengan pekerjaan mendidik itu sendiri, bahkan dapat menafikkan harkat dan martabat serta nilai manusia sebagai ”khalifah” Allah di muka bumi, dimana aspek-aspek kemampuan individual (al-fadiyah), sosialitas (alijrimaiyah), dan moralitas (al-akhlaqiyyah), merupakan hakikat kemanusiaan (anthropologis centra). Dalam sistem proses, terdaat umpan balik (feed back) melalui evaluasi yang bertujuan memperbaiki mutu produk. 21 Oleh karenanya adanya sasaran dan tujuan merupakan kemutlakan dalam proses kependidikan. Sasaran dan tujuan yang hendak dicapai, yang dirumuskan secara jelas dan akurat itulah yang mengarahkan proses ke pendidikan Islam ke arah pengembangan optimal ketiga aspek kemampuan tersebut yang didasari dengan nilai-nilai ajaran Islam. Sedang evaluasi merupakan alat pengoreksi kesalaha-kesalahan/ penyimpangan-penyimpangan yang
terjadi
dalam proses
yang
berakibat pada produk yang tidak tepat. Proses mengandung 21
Roger A. Kaufman, Educational System Planning. h. 2-3
pengertian sebagai penerapan cara-cara atau sarana untuk mencapai hasil yag diharapkan
4) Sasaran Pendidikan Agama Islam Sejalan dengan misi agama Islam yang bertujuan memberikan rahmat bagi makhluk di alam, maka Pendidikan Agama Islam mengidentifikasikan sasarannya yang meliputi 4 fungsi manusia, yaitu:22 a. Menyadarkan manusia secara individual ada posisi dan fungsinya ditengah-tengah
makhluk
lain
serta
tanggungjawab
dalam
kehidupannya. Dengan kesadaran ini manusia akan mampu berperan sebagai makhluk Allah yang paling utama diantara makhluk-makhluk lainnya sehingga mampu berfungsi sebagai Khalifah dimuka bumi ini, bahkan malaikat pun pernah bersujud keadanya, karena manusia sedikit lebih tinggi unsur-unsur rohaniah yaitu Nur Ilahi. Manusia adalah makhluk yang terdiri dari perpaduan unsur-unsur rohaniah dan jasmani. Firman Allah menunjukkan kedudukan manusia tersebut sebagai berikut :
ﺧ َ ﻚ ِﻟ ْﻠﻤَﻼ ِﺋ َﻜ ِﺔ ِإ ِﻧّﻲ َ ل َر ﱡﺑ َ ﻦ ِإ ْذ ﻗَﺎ ٍ ﻦ ﻃِﻴ ْ ﺸﺮًا ِﻣ َ ﻖ َﺑ ٌ (ﺎِﻟ٧١) َﻓِﺈذَا ﻦ َ ﺟﺪِﻳ ِ ﻦ رُوﺣِﻲ َﻓ َﻘﻌُﻮا َﻟ ُﻪ ﺳَﺎ ْ ﺖ ﻓِﻴ ِﻪ ِﻣ ُ ﺨ ْ ﺳﻮﱠ ْﻳ ُﺘ ُﻪ َو َﻧ َﻔ َ (٧٢) 22
M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 1991).h. 33
Artinya : (ingatlah)
ketika
Tuhanmu
berfirman
kepada
Malaikat:
"Sesungguhnya aku akan menciptakan manusia dari tanah". Maka apabila telah kusempurnakan kejadiyannya dan dikutiupkan kepadanya roh (ciptaan) Ku, maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud kepadanya. (Q.S. Shad : 71-72)
Di tengah-tengah makhluk lain, Allah memberikan kepada manusia suatu kedudukan yang lebih tinggi.
ﻦ َوَﻟ َﻘ ْﺪ َآ ﱠﺮ ْﻣ َﻨ َ ﺤ ِﺮ َو َر َز ْﻗﻨَﺎ ُه ْﻢ ِﻣ ْ ﺣ َﻤ ْﻠﻨَﺎ ُه ْﻢ ﻓِﻲ ا ْﻟ َﺒ ِّﺮ وَا ْﻟ َﺒ َ ﺎ َﺑﻨِﻲ ﺁ َد َم َو ﺧَﻠ ْﻘﻨَﺎ َﺗ ْﻔﻀِﻴﻼ َ ﻦ ْ ﻋﻠَﻰ َآﺜِﻴ ٍﺮ ِﻣ ﱠﻤ َ ﻀ ْﻠﻨَﺎ ُه ْﻢ ت َو َﻓ ﱠ ِ ﻄ ِّﻴﺒَﺎ (اﻟ ﱠ٧٠) Artinya : Dan Sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan[862], Kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan. (Q.S. Al-Isra’: 70) [862] Maksudnya: Allah memudahkan bagi anak Adam pengangkutan-pengangkutan di daratan dan di lautan untuk memperoleh penghidupan.
Sedangkan beban tanggungjawabnya terhadap dirinya dan masyarakat sebagai konsekuensi kedudukan dinyatakan oleh Allah:
ﻋَﻠ ْﻴﻬَﺎ َ ﻞ ﻀﱡ ِ ﻞ َﻓِﺈ ﱠﻧﻤَﺎ َﻳ ﺿﱠ َ ﻦ ْ ﺴ ِﻪ َو َﻣ ِ ﻦ ا ْه َﺘﺪَى َﻓِﺈ ﱠﻧﻤَﺎ َﻳ ْﻬ َﺘﺪِي ِﻟ َﻨ ْﻔ ِ َﻣ ﺚ َ ﺣﺘﱠﻰ َﻧ ْﺒ َﻌ َ ﻦ َ ﺧﺮَى َوﻣَﺎ ُآﻨﱠﺎ ُﻣ َﻌ ِّﺬﺑِﻴ ْ وَﻻ َﺗ ِﺰ ُر وَا ِز َر ٌة ِو ْز َر ُأ ( َرﺳُﻮﻻ١٥) Artinya : Barangsiapa yang berbuat sesuai dengan hidayah (Allah), Maka Sesungguhnya Dia berbuat itu untuk (keselamatan) dirinya sendiri; dan Barangsiapa yang sesat Maka Sesungguhnya Dia tersesat bagi (kerugian) dirinya sendiri. dan seorang yang berdosa tidak dapat memikul dosa orang lain, dan Kami tidak akan meng'azab sebelum Kami mengutus seorang rasul. (Q.S. Al-Isra’: 15) b. Menyadarkan
fungsi manusia
dalam hubungannya
dengan
masyarakat serta tanggungjawab terhadap ketertiban masyarakat itu. Oleh karena itu manusia harus mengadakan interrelasi dan interaksi dengan sesamanya dalam kehidupan masyarakat. Manusia adalah makhluk sosial. Itulah sebabnya islam mengajarkan tentang persamaan, persaudaraan, kegotog royongan dan musyawarah yang dapat membentuk masyarakat itu menjadi suatu persekutuan hidup yang utuh. Prinsip hidup bermasyarakat dikehendaki oleh Allah dalam firmannya, sebagai berikut :
ن ِ ﻋ ُﺒﺪُو ْ ﺣ َﺪ ًة َوَأﻧَﺎ َر ﱡﺑ ُﻜ ْﻢ ﻓَﺎ ِ ن َه ِﺬ ِﻩ ُأﻣﱠ ُﺘ ُﻜ ْﻢ ُأ ﱠﻣ ًﺔ وَا (ِإ ﱠ٩٢) Artinya : Sesungguhnya (agama Tauhid) ini adalah agama kamu semua; agama yang satu[971] dan aku adalah Tuhanmu, Maka sembahlah aku. (Q.S. Al-Anbiya’ : 92) [971] Maksudnya: sama dalam pokok-pokok kepercayaan dan pokok-pokok Syari'at.
ﺟﻤِﻴﻌًﺎ وَﻻ َﺗ َﻔ ﱠﺮﻗُﻮا وَا ْذ ُآﺮُوا ِﻧ ْﻌ َﻤ َﺔ اﻟﱠﻠ ِﻪ َ ﻞ اﻟﱠﻠ ِﻪ ِ ﺤ ْﺒ َ ﺼﻤُﻮا ِﺑ ِ ﻋ َﺘ ْ وَا ﺤ ُﺘ ْﻢ ِﺑ ِﻨ ْﻌ َﻤ ِﺘ ِﻪ ْ ﺻ َﺒ ْ ﻦ ُﻗﻠُﻮ ِﺑ ُﻜ ْﻢ َﻓَﺄ َ ﻒ َﺑ ْﻴ َ ﻋﺪَا ًء َﻓ َﺄﱠﻟ ْ ﻋَﻠ ْﻴ ُﻜ ْﻢ ِإ ْذ ُآ ْﻨ ُﺘ ْﻢ َأ َ ﺧﻮَاﻧًﺎ َو ُآ ْﻨ ُﺘ ْﻢ ْ ﻚ ِإ َ ﻦ اﻟﻨﱠﺎ ِر َﻓَﺄ ْﻧ َﻘ َﺬ ُآ ْﻢ ِﻣ ْﻨﻬَﺎ َآ َﺬِﻟ َ ﺣ ْﻔ َﺮ ٍة ِﻣ ُ ﺷﻔَﺎ َ ﻋﻠَﻰ َ ن َ ﻦ اﻟﻠﱠ ُﻪ َﻟ ُﻜ ْﻢ ﺁﻳَﺎ ِﺗ ِﻪ َﻟ َﻌﱠﻠ ُﻜ ْﻢ َﺗ ْﻬ َﺘﺪُو ُ ّ( ُﻳ َﺒ ِﻴ١٠٣) Artinya : Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuhmusuhan, Maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu
telah
berada
menyelamatkan
kamu
di
tepi
dari
jurang padanya.
neraka,
lalu
Allah
Demikianlah
Allah
menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk. (Q.S. Ali-Imran : 103)
ِإ
ﺧ َﻮ ْﻳ ُﻜ ْﻢ وَا ﱠﺗﻘُﻮا اﻟﱠﻠ َﻪ َﻟ َﻌﱠﻠ ُﻜ ْﻢ َ ﻦ َأ َ ﺻِﻠﺤُﻮا َﺑ ْﻴ ْ ﺧ َﻮ ٌة َﻓَﺄ ْ ن ِإ َ ﱠﻧﻤَﺎ ا ْﻟ ُﻤ ْﺆ ِﻣﻨُﻮ ن َ ﺣﻤُﻮ َ ( ُﺗ ْﺮ١٠)
Artinya : Orang-orang beriman itu Sesungguhnya bersaudara. sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat. (Q.S. Al-Hujurat : 10)
ﺴ َﻨ ِﺘ ُﻜ ْﻢ ِ ف َأ ْﻟ ُ ﺧﺘِﻼ ْ ض وَا ِ ت وَاﻷ ْر ِ ﺴﻤَﺎوَا ﻖ اﻟ ﱠ ُ ﺧ ْﻠ َ ﻦ ﺁﻳَﺎ ِﺗ ِﻪ ْ َو ِﻣ ﻦ َ ت ِﻟ ْﻠﻌَﺎِﻟﻤِﻴ ٍ ﻚ ﻵﻳَﺎ َ ن ﻓِﻲ َذِﻟ ( َوَأ ْﻟﻮَا ِﻧ ُﻜ ْﻢ ِإ ﱠ٢٢) Artinya : Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan berlain-lainan bahasamu dan warna kulitmu. Sesungguhnya pada yang demikan itu benar-benar terdapat tandatanda bagi orang-orang yang mengetahui. (Q.S. Ar-rum : 22) c. Menyadarkan manusia terhadap Allah SWT dan mendorong untuk beribadah kepadanya sebagaimana Firman Allah SWT .
ﻋ ُﺒﺪُو ُﻩ َو ُه َﻮ ْ ﻲ ٍء ﻓَﺎ ْ ﺷ َ ﻞ ِّ ﻖ ُآ ُ َذِﻟ ُﻜ ُﻢ اﻟﻠﱠ ُﻪ َر ﱡﺑ ُﻜ ْﻢ ﻻ ِإَﻟ َﻪ إِﻻ ُه َﻮ ﺧَﺎِﻟ ﻞ ٌ ﻲ ٍء َوآِﻴ ْ ﺷ َ ﻞ ِّ ﻋﻠَﻰ ُآ َ (١٠٢) ك ُ ﻻ ُﺗ ْﺪ ِر ُآ ُﻪ اﻷ ْﺑﺼَﺎ ُر َو ُه َﻮ ُﻳ ْﺪ ِر ﺨﺒِﻴ ُﺮ َ ﻒ ا ْﻟ ُ (اﻷ ْﺑﺼَﺎ َر َو ُه َﻮ اﻟﱠﻠﻄِﻴ١٠٣). Artinya ; (yang memiliki sifat-sifat yang) demikian itu ialah Allah Tuhan kamu; tidak ada Tuhan selain dia; Pencipta segala sesuatu, Maka sembahlah dia; dan Dia adalah pemelihara segala sesuatu. Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala yang kelihatan; dan Dialah yang Maha Halus lagi Maha mengetahui. (Q.S. Al-An’am : 102-103) d. Menyadarkan manusia tentang kedudukannya terhadap makhluk lain dan membawanya agar memahami hikmah allah mencitakan makhluk lain, serta memberikan kemungkinan kepada manusianya untuk megambil manfaatnya. Sebagaimana firman Allah SWT.
ج ُ ﺨ ِﺮ ْ ﺖ َو ُﻣ ِ ﻦ ا ْﻟ َﻤ ِّﻴ َ ﻲ ِﻣ ﺤﱠ َ ج ا ْﻟ ُ ﺨ ِﺮ ْ ﺐ وَاﻟ ﱠﻨﻮَى ُﻳ ِّ ﺤ َ ﻖ ا ْﻟ ُ ن اﻟﱠﻠ َﻪ ﻓَﺎِﻟ ِإ ﱠ ن َ ﻲ َذِﻟ ُﻜ ُﻢ اﻟﻠﱠ ُﻪ َﻓَﺄﻧﱠﻰ ُﺗ ْﺆ َﻓﻜُﻮ ِّ ﺤ َ ﻦ ا ْﻟ َ ﺖ ِﻣ ِ (ا ْﻟ َﻤ ِّﻴ٩٥) ح ِ ﺻﺒَﺎ ْ ﻖ اﻹ ُ ﻓَﺎِﻟ ﺲ وَا ْﻟ َ ﺸ ْﻤ ﺳ َﻜﻨًﺎ وَاﻟ ﱠ َ ﻞ َ ﻞ اﻟﱠﻠ ْﻴ َ ﺟ َﻌ َ ﻚ َﺗ ْﻘﺪِﻳ ُﺮ ا ْﻟ َﻌﺰِﻳ ِﺰ َو َ ﺴﺒَﺎﻧًﺎ َذِﻟ ْﺣ ُ َﻘ َﻤ َﺮ (ا ْﻟ َﻌﻠِﻴ ِﻢ٩٦) ﻞ َﻟ ُﻜ ُﻢ اﻟ ﱡﻨﺠُﻮ َم ِﻟ َﺘ ْﻬ َﺘﺪُوا ِﺑﻬَﺎ ﻓِﻲ َ ﺟ َﻌ َ َو ُه َﻮ اﱠﻟﺬِي ن َ ت ِﻟ َﻘ ْﻮ ٍم َﻳ ْﻌَﻠﻤُﻮ ِ ﺼ ْﻠﻨَﺎ اﻵﻳَﺎ ﺤ ِﺮ َﻗ ْﺪ َﻓ ﱠ ْ ت ا ْﻟ َﺒ ِّﺮ وَا ْﻟ َﺒ ِ ﻇُﻠﻤَﺎ ُ (٩٧)
Artinya : Sesungguhnya Allah menumbuhkan butir tumbuh-tumbuhan dan biji buah-buahan. Dia mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup. (yang memiliki sifat-sifat) demikian ialah Allah, Maka mengapa kamu masih berpaling?. Dia menyingsingkan pagi dan menjadikan malam untuk beristirahat, dan (menjadikan) matahari dan bulan untuk perhitungan. Itulah ketentuan Allah yang Maha Perkasa lagi Maha mengetahui. Dan Dialah yang menjadikan bintang-bintang bagimu, agar kamu menjadikannya petunjuk dalam kegelapan di darat dan di laut. Sesungguhnya Kami telah menjelaskan tandatanda kebesaran (Kami) kepada orang-orang yang mengetahui. (Q.S. Al-An’am : 95, 96, 97)
5) Fungsi Pendidikan Agama Islam Adapun fungsi Pendidikan Agama Islam adalah sebagai berikut 23 a. Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketakwaan peserta didik kepada Allah SWT yang telah ditanamkan dalam lingkungan keluarga. b. Penanaman
nilai
sebagai
pedoman
kebahagiaan hidu di dunia dan akhirat.
23
Abdul Madjid dan Dian Andayani, Pendidikan, 134-135
hidup
untuk
mencari
c. Penyesuaian mental yaitu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya baik lingkungan fisik mauun lingkungan sosial dan dapat mengubah lingkungannya sesuai dengan ajaran islam. d. Perbaikan
yaitu
untuk
memperbaiki
kesalahan-kesalahan,
kekurangan dan kelemahan peserta didik dalam keyakinan, pemahaman dan pengamalan ajaran dalam kehidupan sehari-hari. e. Pencegahan yaitu untuk menangkal hal-hal negatif dari lingkungan atau dari budaya lain yang dapat membahayakan dirinya dan menghambat perkembangan menuju manusia indonesia seutuhnya. f. Pengajaran tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara umum, sistem dan fungsionalnya. g. Penyaluran yaitu untuk menyalurkan anak-anak yang memiliki bakat khusus di bidang agama islam agar bakat tersebut dapat berkembang. Jadi, pendidikan agama lebih menonjolkan fungsi moral dan spiritual atau dimensi afektif daripada kognitif dan psikomotor, dalam arti dimensi kognitif dan psikomotor diarahkan untuk pembinaan afektif (moral dan spiritual), yang berbeda dengan mata elajaran lainnya. 24
24
DRS. Muhaimin, M. A. et. al, Paradigma Pendidikan Islam, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya). H. 43
6) Tujuan Pendidikan Agama Islam Secara umum ada dua pandangan menegenai tujuan pendidikan, masing-masing dengan tingkatan keragamannya tersendiri. Pandangan teoritis yang pertama berorientasi kemasyarakatan, yaitu pendidikan yang
menganggap
pendidikan
sebagai
sarana
utama
dalam
menciptakan rakyat yang baik. Pandangan teoritis yang kedua lebih beriorientasi kepada individu yang lebih memfokuskan diri pada kebutuhan, daya tampung dan minat belajar 25 Berangkat dari asumsi bahwa manusia adalah hewan yang bermasyarakat (social animal) dan ilmu pengetahuan pada dasarnya dibina atas dasar-dasar kehiduan bermasyarakat. Mereka yang berpendapat kemasyarakatan mengatakan
26
bahwa pendidikan
bertujuan mempersiapkan manusia yang bisa berperan dan bisa menyesuaikan diri dalam masyarakatnya masing-masing.. Berdasarkan hal ini tujuan targen pendidikan dengan sendirinya diambil dari dan diupayakan atau memperkuat kepercayaan, sikap, ilmu pengetahuan dan sejumlah keahlian yang sudah diterima dan sangat beguna bagi masyarakat. Sementara itu pandangan teoritis yang berorientasi individual terdiri dari dua aliran. Aliran yang pertama berpendapat bahwa tujuan utama pendidikan adalah mempersiakan peserta didik agar meraih kebahagiaan yang optimal melalui pencapaian kesuksesan kehiduan bermasyarakat dan ekonomi. Aliran 25 26
M. Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta : Bina Aksara, 1987) h. 163 Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan (Jakarta : PT. Raja Grafindo, 2005) h. 174
yang kedua lebih menekankan peningkatan intelektual, kekayaan dan keseimbangan jiwa peserta didik. Meskipun keduanya sama tetapi terdapat perbedaan dan keunikan dari keduanya. 27 Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tujuan pendidikan dan latihan yang dapat melahirkan tingkah laku sebagai suatu tabiat ialah agar perbuatan yang timbul dari akhlak baik tadi dirasakan sebagai suatu kenikmatan bagi yang melakukannya. Menurut Said Agil tujuan pendidikan adalah membentuk manusia yang beriman, bertaqwa, berakhlak mulia, maju dan mandiri sehingga memiliki ketahanan rohani yang tinggi serta mampu beradaptasi dengan dinamika perkembangangan masyarakat.28 Hal senada juga dikemukakan oleh Hasbullah beliau mengatakan bahwa tujuan pendidikan adalah untuk membentuk orang-orang yang bermoral baik, berkemauan keras, soan dalam berbbicara dan perbuatan, melalui tingkah laku serta beradap. 29 Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan akhlak adalah 1. Supaya seseorang terbiasa melakukan yang baik, indah, mulia, terpuji serta menghindarkan yang buruk, jelek, hina dan tercela. 2. Supaya interaksi manusia dengan Allah SWT dan sesama makhluk lainnya senantiasa terpelihara dengan baik dan harmonis. 27
M. Arifin, Filsafat Pendidikan Islam (Jakarta : Bina Aksara, 1987) h.165 Said Agil Husin Al-Munawar, Aktualisasi nilai-nilai Al-qur’an dalam Sistem Pendidikan Islam, (Jakarta : Ciputat Press, 2005) cet. II h.15 29 Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta : P.T. Raja Grafindo Persada, 2005) cet II. H. 181 28
Esensi sudah tentu untuk memperoleh yang baik, seseorang harus membandingkannya dengan yang buruk atau membedakan keduanya. Kemudian setelah itu harus memilih yang baik dan meninggalkan yang buruk agar seseorang memiliki budi pekerti yang baik, maka upaya yang dilakukan adalah dengan cara pembiasaan sehari-hari. Dengan upaya seperti ini seseorang akan nampak dalam perilakunya sika yag mulia dan timbul atas faktor kesadaran bukan karena ada paksaan dari ihak manapun. Jika dikaitkan dengan kondisi di Indonesia saat ini, maka akhlak yang baik akan mampu menciptakan bangsa ini memiliki martabat yang tinggi di mata Indonesia sendiri, maupun tingkat Internasional.
7) Materi pokok Pendidikan Agama Islam Sebagaimana yang diketahui inti ajaran islam meliputi : ¾ Keimaman (aqidah). ¾ Keislaman (syari’ah). ¾ Ikhsan (akhlak). a. Masalah keimanan (aqidah) secara etimologi adalah ikatan atau sangkutan. Sedangkan secara terminologi adalah iman, keyakinan. Dan bersifat i’tiqad batin, mengajarkan keesaan Allah, Esa sebagai tuhan yang mencipta, mengatur, dan meniadakan alam ini. Karena itu akidah selalu ditautkan dengan Rukun Iman yang merupakan asas keseluruhan ajaran islam. b. Masalah keislaman (syari’ah) secara etimologi adalah jalan (ke sumber atau mata air) yang harus ditempuh oleh setiap manusia maksudnya yakni hubungan amaliyah dengan rangka mentaati semua peraturan dan hukum tuhan, guna mengatur hubungan antara manusia dengan tuhan dan mengatur pengamalan hidup dan kehiduan manusia. Kaidah yang mengatur hubungan langsung manusia dengan Allah disebut kaidah ibadah atau kaidah ubudiyah yang disebut juga kaidah ibadah murni (mahdah), kaidah yang mengatur hubungan manusia dengan alalm lingkungan hidup disebut kaidah mu’amalah.
c. Masalah ikhsan (akhlak) adalah amalan yang bersifat pelengkap penyempurna bagi kedia hal diatas dan mengjarkan tentang cara pergaulan kehidupan manusia Ketiga inti ajaran islam ini kemudian dijabarkan dalam rukun islam, rukun iman dan akhlak serta beberapa keilmuan agama lainnya.30. Ketiga
kelompok
ilmu
agama
ini
kemudian
dilengkapi
denganpembahasan dasar hukum islam yaitu Al-Qur’an, hadist, serta ditambah lagi dengan sejarah kebudayaan islam (tarikh) , ilmu tauhid, fiqih. Dan ajaran dalam ini saling bekerja sama untuk mncapai tujuan. Intinya adalah tauhid, yang berkrmbang melalui akidah. Dari akidah mengalir syari’at dan akhlak islam. Ketiga-tiganya laksana bejana yang saling berhubungan. Melalui syari’ah, baik ibadah mauun mua’amalah, serta akhlak, dikembangkan sistem-sistem islam dalam lembaga keluarga, masyrakat pendidikan, hukum, ekonomi, budaya, filsafat dan sebagainya. Sebagaimana tergambar dalam skema berikut :31
30
Zuhairini, et. Al, Metodologi Pendidikan Agama. (Solo: Ramadhani, 1953). 61-65 Pof. H. Mohammad Daud Ali, S.H, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada), h. 134-135 31
SKEMA AJARAN ISLAM
Al Qur’an
Hadist Akidah Muamalah
¾ keluarga ¾ masyrakat pendidikan ¾ hukum, ¾ ekonomi, ¾ budaya, ¾ filsafat ¾ dan sebagainya
Akhlak
Ruang lingkup dan tema pokok pelajaran PAI sebagaimana yang telah ditetapkan pembelajaran kelembagaan Agama Islam Departemen Agama adalah sebagai berikut : 1. ruang lingkup bahan pelajaran PAI secara garis besar mewujudkan keserasian, keselarasan dan keseimbangan antar : -
hubungan manusia dengan Allah
-
hubungan manusia dengan diri sendiri
-
hubungan manusia dengan sesama manusia
-
hubungan manusia dengan makhluk lain
2. bagian bahan pelajaran PAI adalah keimanan, ibadah, al-Qur’an, akhlak, Syari’ah. Muamalah dan tarikh. 3. tema pokok bahan pelajaran PAI pada setiap jenjang lembaga pendidikan senantiasa didasari iman yang benar. a. tema pokok Pendidikan Agama Islam SD -
siswa terampil dan bergairah bergairah beribadah serta mampu berdzikir dan berdo’a
-
siswa mampu membaca Al-Qur’an dengan benar dan menulisnya dengan benar serta berusaha memahaminya.
-
siswa terbiasa berkepribadian muslim
-
siswa mampu memahami sejarah dan perkembangan ajaran agama Islam
-
siswa terbiasa menerapkan aturan-aturan dasar Islam dalam kehiduan sehari-hari.32
b. tema pokok Pendidikan Agama Islam SMP -
siswa mampu membaca al-Qur’an, menulis dan memahami terjemahan ayat-ayat pilihan
-
siswa mampu mengetahui , memahami dan meyakini unsurunsur keimanan.
-
siswa mampu memahami sejarah Nabi Muhammad SAW dan perkembangan dalam Islam.
-
siswa mampu memahami fikih ibadah, muamalat, jinayat, dan munakahat.
-
siswa mampu melaksanakan ibadah dalam kehidupan seharihari.
-
Siswa mampu berbudi pekerti luhur/ berakhlak mulia33 .
c. tema pokok Pendidikan Agama Islam SMA -
siswa mampu membaca Alqur’an, memahami dan menghayati beberapa ayat pilihan Al-qur’an dengan indikator-indikator: 1) siswa mampu membaca dan memahami maksud ayat al-qur’an yang berkenaan dengan keimanan, ibadah, akhlak, hukum dan kemasyarakatan, 2) siswa mampu mengkomunikasikan ayat yang berkaitan dengan keimanan, ibadah, akhlak, hukum dan kemasyarakatan
32
DRS. Muhaimin, M. A. et. al, Paradigma Pendidikan Islam, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya). h 81 33 Ibid, h. 105
-
siswa mampu berbudi pekerti luhur/ berakhlak mulia, dengan indikator-indikator: 1) siswa memahami norma-norma/ tata aturan budi pekerti/ akhlak mulia, 2) siswa bersikap dan berperilaku sesuai dengan norma-norma/ tata budi pekerti/ akhlak mulia.
-
siswa mampu memiliki pemahaman yang lebih luas
dan
mendalam terhadap fikih Islam, dengan indikator -
siswa mampu memahami, menghayati dan mengambil manfaat sejarah dan perkembangan agama Islam, dengan indikatorindikator: siswa mampu mengetahui macam-macam aliran dalam fikih Islam serta latar belakang terjadinya perbedaan tersebut, 2) siswa mampu memahami hukum Islam secara mendalam dan luas tentang salat, puasa, zakat, haji, wakaf, riba, syirkah, pernikahan, warisan, jinayat, hudud dan siyasah.
-
Siswa terbiasa melaksanakan ibadah dalam kehidupan seharihari, dengan indikator-indikator : 1) siswa terbiasa membaca al-qur’an, 2) siswa selalu melaksanakan salat dan puasa, 3) siswa selalu melaksanakan infak dan ibadah sosial.
-
Siswa mampu menyampaikan khotbah/ ceramah agama Islam, dengan indikator-indikator :1) siswa mengetahui tata cara dan ketentuan khotbah/ ceramah agama Islam, 2) siswa mampu berkhutbah/berceramah agama Islam.
-
Siswa mampu memahami dan mampu mengambil manfaat tarikh Islam, dengan indikator-indikator : 1) siswa mengetahui perkembangan Islam pada masa Umaiyah dan Abbasiyah serta perkembangan Islam di Indonesia dan dunia, 2) siswa mamu mengambil manfaat dari perkembangan Islam pada masa Umaiyah dan abbadiyah serta perkembangan Islam di Indonesia dan dunia.
d. tema pokok Pendidikan Agama Islam MI -
siswa mampu memiliki sikap dasar sebagai seorang muslim yang bertakwa dan berakhlak mulia
-
siswa mampu memiliki sikap dasar sebagai warga negara yang baik.
-
Siswa berminat dan bersikap positif serta konstruktif terhadap kegiatan olehraga dan kehidupan yang sehat.
-
Siswa mampu menghargai setiap jenis pekerjaan dan usaha yang halal.
-
Siswa mampu mengahrgai waktu, hemat dan produktif.34
e. tema pokok Pendidikan Agama Islam MTs -
siswa mampu menjadi seorang muslim yang bertakwa dan berakhlak mulia, menghayati dan mengamalkan ajarannya.
34
Dr. Zakiah Daradjat, dkk, Ilmu pendidikan Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 2002) h. 108
-
siswa mampu menjadi warga negara yang baik dan bertanggung jawab terhadap kesejahteraan masyarakat.
-
siswa mampu menjadi manusia yang berkepribadian yang bulat dan utuh, percaya diri, sehat jasmani dan rohani.
-
siswa
mampu
memiliki
pengetahuan,
pengelaman
dan
keterampilan yang lebih luas serta sikap yang diperlukan untuk melanjutkan pelajaran ke Madrasah Aliyah atau dapat bekerja dalam masyarakat sambil mengembangkan diri guna mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. -
siswa mampu memiliki pengetahuan agama dan umum yang luas serta pengalaman, keterampilan dan kemampuan yang diperlukan untuk melanjutkan pelajaran ke Madrasah Aliyah.
-
siswa mampu untuk melaksanakan tugas hidupnya dalam masyarakat dan berbakti kepada Tuhan Yang Maha Esa guna mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. 35
f. tema pokok Pendidikan Agama Islam MA -
Siswa mampu menjadi seorang muslim yang bertakwa, berakhlak mulia, menghayati dan mengamalkan ajaran Islam yang benar.
-
Siswa mampu menjadi warga negara yang baik dan bertanggung jawab terhadap kesejahteraan masyarakat bangsa dan tanah air.
35
Ibid, h. 108
-
Siswa mampu menjadi manusia yang berkepribadian bulat dan utuh, percaya diri, sehat jasmani dan rohani.
-
Siswa
mampu
memiliki pengetahuan, pengalaman
dan
keterampilan yang lebih luas serta sikap yang diperlukan untuk melanjutkan pelajaran keperguruan tinggi atau untuk bekerja dalam masyarakat sambil mengembangkan diri untuk mencapai kehidupan dunia dan akhirat. -
siswa mampu memiliki pengetahuan agama dan umum yang luas serta pengalaman, keterampilan dan kemampuan yang diperlukan untuk melanjutkan pelajaran ke perguruan tinggi.
-
siswa mampu untuk melaksanakan tugas hidupnya dalam masyarakat dan berbakti kepada Tuhan Yang Maha Esa guna mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. 36 Berbagai kemampuan dasar lulusan tersebut merupakan acuan
utama yang harus diperjuangkan oleh guru agama, baik melalui kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler maupun keterpaduan pembinaan, yang meliputi : keterpaduan kelembagaan, keterpaduan materi, keterpaduan wilayah pengembangan PAI antara aspek kognitif, afektif dan psikomotor, keterpaduan proses pendidikan dan keterpaduan ketenagaan. Seorang guru harus proaktif dengan keterpaduan tersebut, mengingat kecilnya jumlah jam pelajaran agama yang hanya dua jam dalam seminggu.
36
Ibid, h. 111
Ruang lingkup akhlak dalam garis besarnya di bagai dua yakni : ¾ Akhlak terhadap Allah atau Khalik (Pencipta) ¾ Akhlak terhadap makhluk (semua ciptaan Allah) 1. Akhlak terhadap Allah atau Khalik (Pencipta) antara lain adalah a. Mencintai Allah melebihi cinta kepada apa dan siapapun juga dengan mempergunakan firman-Nya dalam al-Qur’an sebagai pedoman hidup dan kehidupan. b. Melaksanakan segala perintah dan menjauhi segala larangan-Nya. c. Mengharapkan dan berusaha memperoleh keridhoan Allah. d. Mensyukuri nikmat dan karunia Allah. e. Menerima dengan ikhlas semua kada dan kadar ilahi setelah berikhtiyar maksimal. f. Memohon ampun hanya kepada allah. g. Bertaubat hanya kepada Allah. h. Tawakkal (berserah diri) keada Allah. 2. Akhlak terhadap makhluk (semua ciptaan Allah) dibagi dua yaitu : a. akhlak terhadap manusia 1) Akhlak terhadap Rasulullah antara lain : -
Mencintai Rasulullah secara tulus dengan mengikuti semua sunnahnya,
-
Menjadikan Rasulullah sebagai idola, suri tauladan dalam hidup dan kehidupa, c.
-
Menjalankan apa yang disuruhnya, tidak melakukan apa yang dilarang.
2) Akhlak terhadap Orang tua antara lain : -
Mencintai mereka melebihi cinta kepada kerabat lainnya.
-
Merendahkan
diri
terhadap
kepada
keduanya
diiringi perasaan kasih sayang. -
Berkomunikasi dengan orang tua dengan khidmat, mempergunakan kata-kata lemah lembut.
-
Berbuat baik kepada ibu-baak dengan sebaikbaiknya.
-
Mendo’akan keselamatan dan kemampuan bagi mereka kendatipun seorang atau kedua-duanya telah meninggal dunia.
3) Akhlak terhadap diri sendiri antara lain : -
Memelihara kesucian diri
-
Menutu aurat (bagian tubuh yang tidak boleh diperlihatkan, menurut hukum dan akhlak Islam).
-
Ikhlas
-
Jujur dalam perkataan dan perbuatan.
-
Malu melakukan perbuatan kejahatan
-
Rendah hati
-
Sabar
-
Menjauhi denggki
-
Menjauhi dendam
-
Berlaku adil terhadap diri sendiri dan orang lain
-
Menjauhi segala perkataan dan perbuatan sia-sia.
4) Akhlak terhadap keluarga, karib kerabat antara lain : -
Saling membina rasa cinta dan kasih sayang dalam kehiduan keluarga.
-
Saling menunaikan kewajiban untuk memperoleh hak.
-
Berbakti kepada ibu dan bapak.
-
Mendidik anak-anak dengan kasih sayang.
-
Memelihara hubungan silaturrahim dan melanjutkan silaturrahmi yang dibina orang tua yang telah meninggal dunia
5) Akhlak terhadap tetangga antara lain : -
Saling mengunjungi
-
Saling bantu di waktu senang lebih-lebih tatkala susah.
-
Saling beri memberi.
-
Saling hormat menghormati.
-
Saling menghindsri pertengkaran dan permusuhan.
6) Akhlak terhadap Masyarakat antara lain : -
Memuliakan tamu.
-
Menghormati nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat bersangkutan
-
Saling menolong dalam melakukan kebajikan dan takwa.
-
Menganjurkan anggota masyarakat termasuk diri sendiri berbuat baik dan mencegah diri sendiri dan orang lain melakukan kejahatan.
-
Memberi
makan
fakir
miskin
dan
berusaha
melapangkan hidup dan kehidupan-nya. -
Bermusyawarah dalam segala urusan mengenai kepentingan bersama.
-
Mentaati keputusan yang telah diambil.
-
Menunaikan amanah dengan jalan melaksanakan kepercayaan
yang
diberikan
seseorang
atau
masyarakat kepada kita. -
Menepati janji.
b. akhlak terhadap bukan manusia (Lingkungan hidup). Antara lain : -
sadar dan memelihara kelestarian lingkungan hidup.
-
menjaga dan memanfaatkan alam terutama hewani dab nabati, floura dan fauna (hewan dan tumbuhan) yang
sengaja diciptaka Tuhan untuk kepentingan manusia dan makhluk lainnya. -
Sayang pada sesama makhluk.37
8) Faktor-faktor yang mempengaruhi Pembelajaran pendidikan agama islam Pembelajaran terkait dengan bagaimana (how to) membelajarkan siswa atau bagaimana membuat siswa dapat belajar dengan mudah dan terdorong oleh kemauannya sendiri untuk mempelajari apa (what to) yang teraktualisasikan dalam kurikulum sebagai kebutuhan (needs) peserta didik. 38 Dalam pembelajaran ada tiga komponen utama yang berpengaruh dalam proses pembelajaran pembelajaran agama Islam, komponen tersebut adalah : 1. Kondisi pembelajaran pendidikan agama Islam.
Dengan
memperhatikan. a. Tujuan dan karakteristik bidang studi PAI, b. Kendala sumber belajar dan karakteristik bidang studi, c. Karakteristik peserta didik.39 2. Metode pembelajaran pendidikan agama Islam. -
Strategi pengorganisasian pendidikan agama Islam, yaitu suatu metode yang untuk mengorganisasi isi bidang studi PAI yang
37
Pof. H. Mohammad Daud Ali, S.H, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada), h. 356-359. 38 DRS. Muhaimin, M. A. et. al, Paradigma Pendidikan Islam, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya). h 145. 39 Ibid, h 149
dipilih untuk pembelajaran. Pengorganisasian isi bidang studi mengacu pada kegiatan pemilihan isi, penataan isi, pembuatan diagram, skema, format, dan sebagainya. -
Strategi penyampaian pembelajaran PAI, yaitu metode-metode yang dikembangkan untuk membuat siswa dapat merespon dan menerima
pelajaran
PAI
dengan
mudah,
cepat
dan
menyenangkan. -
Strategi pengelolaan embalajaran PAI adalah metode untuk menata interaksi antara peserta didik dengan komponenkomponen metode pembelajaran lain, seperti pengorganisasian dan penyampaian isi pembelajaran.40
3. Hasil pembelajaran pendidikan agama Islam Hasil
pembelajaran
dapat
diklasifikasikan
menjadi
keefektifitasan efisiensi dan daya tarik. Keefektifan belajar daat diukur dengan kriteria : a. kecermatan penguasaan kemampuan atau perilaku yang dielajari b. kecepatan unjuk kerja sebagai bentuk hasil belajar c. kesesuaian dengan prosedur kegiatan belajar yang harus ditempuh d. kuantitas unjuk kerja sebagai bentuk hasil belajar e. kualitas hasil akhir yang dapat dicapai
40
Ibid, h 155
f. tingkat alih belajar g. tingkat retensi belajar.41 Sedangkan efesiensi pembelajaran dapat diukur dengan rasio antara keefektifan dengan jumlah waktu yang digunakan atau dengan jumlah biaya yang dikeluarkan. Dan daya tarik pembelajaran dapat diukur dengan mengamati kecenderuangan peserta didik untuk berkeinginan terus belajar.
B. Hubungan Timbal balik antara Masyarakat dan Sekolah 1. Pengertian Masyarakat Perkataan masyarakat berasal dari bahasa Arab, yang secara harfiah artinya pergaulan. Dalam bahasa latin padanannya adalah socius. Perkataan ini berubah menjadi sosial yang berarti apa atau segala sesuatu yang berhubungan dengan pergaulan hidup.42
2. Hubungan Sekolah dengan Masyarakat Secara umum masyarakat adalah kelompok sosial antar manusia yang tinggal disuatu tempat, memunyai tujuan tertentu, mempunyai norma yang disepakati bersama. Unsur-unsur pokok dalam suatu masyarakat adalah :
41
Ibid, h 156 Prof. H. Mohammad Daud Ali, dan Hj. Habibah Daud, Lembaga-lembaga Pendidikan di Indonesia, (Jakarta : PT. Raja Grafindo, 2001) h. 177
42
a. adanya unsur kelompok manusia yang bertempat tinggal di daerah tertentu. b. Mempunyai tujuan yang sama c. Mempunyai nilai-nilai dan norma-norma yang ditaati bersama. d. Mempunyai perasaan baik suka mauun duka e. Mempunyai organisasi yang ditaati.43 Sebagai masyarakat kecil dan sebagian dari masyarakat sekolah harus membina hubungan dengan masyarakat. Di dalam masyarakat banyak kegiatan-kegiatan
yang
dilaksanakan
oleh
kelompok-kelompok
masyarakat. Adapun jenis-jenis kelompok masyarakat yang terorganisasi adalah sebagai berikut : a. civics (kelompok kewargaan) termasuk kelompok ini adalah dharma wanita, LKMD, RT, RW. Pada keompok ini mempunyai program antara lain : masalah pendidikan untuk para anggotanya, kesehata, kesejateraan sosial, pendidikan anak remaja, rekreasi, Dll b. cultural (kelompok budaya) pada kelompok masyarakat ini banyak tergerak di bidang kesenian atau ciptaan manusia (hasil budidaya manusia). Antara lain : seni musik, drama dan arsitektur. c. economics (kelompok ekonomi)
43
Drs. H. Abu Ahmadi & Dra. Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, (. Jakarta :Rineka Cipta. 2007). h 31
kelompok masyarakat ini bergerak di bidang usaha, misalnya : industri, himpunan pedagang, dan kelompok tani. Adapun tujuannya adalah untuk mengembangkan usaha mereka dan mencari laba. Mereka ada juga yang perhatian terhadap pendidikan misalnya dengan cara memberikan beasiswa bagi siswa yang berprestasi atu kurang mampu. d. religius (kelompok Ketuhanan) kelompok ini bergerak pada bidang keagamaan. Tujuannya untuk meningkatkan nilai-nilai moral dan spiritual. Misalnya : pengajian rutin di masjid, e. wealfare (kelompok kesejahteraan) Sesuai dengan namanya kelompok ini bergerak pada bidang kesejahteraan atau sosial. Misalnya : kesehatan, pemeliharaan anakanak terlantar, gerakan orang tua asuh. f. youth (kelompok kepemudaan) kelompok ini bergerak di bidanng kepemudaan, misalnya karang taruna, IPPNU/ IPNU, kesenian (banjari), olahraga. Dll. g. profesional (kelompok ahli) kelompok ini bergerak dalam bidang keahlian masing-masing, misalnya : dokter, hukum, farmasi, mesin atau bangunan. Karena keterbatasan para ahli di sekolah yang serba bisa, sekolah dapat memanfaatkan mereka untuk ikut serta memberikan pendidikan anak.44
44
Ibid, h 34
Oleh karena dengan berbagai lapisan dan segala aspek masyarakat, peserta didik yang telah mendapat pengetahuan dan pengalaman di sekolah, sangat diharapkan oleh masyarakat untuk menjadi tunas bangsa yang siap membangun ke arah yang lebih baik serta berpartisipasi pada masyarakatnya di kemudian hari.
3. Pengaruh Sekolah terhadap Masyarakat Sekolah
merupakan
salah
satu
lembaga
masyrakat
yang
didalamnya terdapat reaksi dan interaksi antar warganya. Sebagai salah satu lembaga masyarakat maka peran sekolah terhadap masyarakat adalah: a. Meningkatkan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. b. Meningkatkan kecerdasan c. Meningkatkan keterampilan dan mempersiapkan tenaga terampil, serta dapat meningkatkan produksi kerja d. Membentuk pribadi dan budi pekerti e. Melestarikan nilai-nilai yang terpuji dalam masyarakat f. Pengembangan nilai baru yang dianggap serasi oleh masyarakat dalam mengahadapi tantangan perkembangan ilmu teknologi dan modernisasi g. Menamkan dan mempertebal semangat kebangsaan h. Menghasilkan penemuan-penemuan sebagai bahan atau konse-konsep pembangunan (pembaharuan) masyarakat.45
45
Ibid, h 38
4. Pengaruh Masyarakat terhadap Sekolah Selain masayarakat selalu tumbuh dan berkembang ia memiliki identitas atau karakteristik sendiri sesuai dengan budaya dan latar belakang sosial ekonominya. Identitas dan perkembangan masyarakat tersebut sedikit banyak berpengaruh terhadap sekolah. Pengaruh tesebut baik dalam orientasi dan tujuan pendidikan mauun proses pendidikan itu sendiri. Oleh karena itu pengaruh dan peranan masyarakat terhadap sekolah adalah sebagai berikut : a. Sebagai arah dalam menentukan tujuan b. Sebagai masukan dalam menentukan proses belajar mengajar. c. Sebagai sumber belajar d. Sebagai pemberi dana dan fasilitas lainnya e. Sebagai laboratorium guna engembangan dan penelitian sekolah. 46
C. Implementasi tingkat Pemahaman Pendidikan Agama Islam antara lulusan SMA dan MA 1. Pengertian Madrasah Aliyah (MA) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) Pendidikan persekolahan adalah merupakan alat sekaligus juga sebagai pembaharuan hidu, dan oleh karenanya sekolah/ madrasah dilihat sebagai kebutuhan untuk hidup. Sebagai ujung tombak bangunan peradaban,
46
Ibid, h 39
fungsi
sekolah
selau
berhadapan
dengan
kebutuhan-kebutuhan
pembangunan manusia dalam berbagai aspeknya. Kualitas sumber daya manusia banyak bertumpu pada kualitas sekolah. Pembentukan dan penyempurnaan kualitas manusia dalam dunia persekolahan selalu berkenaan dengan persoalan proses pemanusiaan yang mengarah pada perbaikan dan kemajuan, sehingga dengan demikian dikatakan pula bahwa kemajuan suatu masyarakat sangat tergantung pada pola dan sistem yang ditempuh oleh suatu lembaga pendidikan dalam menggembleng subjek-subjek didiknya. Transformasi sosial tergantung pada orientasi, sistem dan strategi yang ditempuh lembaga pendidikan, utamanya pendidikan formal yang secara niscaya lebih terencana, terprogram dan tertata secara rapi ke arah tujuan yang diinginkan. Madrasah adalah lembaga pendidikan yang muncul pada abad ke-20. perkataan madrasah berasal dari bahasa Arab, darasa artinya belajar. Dengan demikian madrasah adalah tempat belajar
47
. Jenjang madrasah
diantaranya yakni Madrasah Aliyah (MA) yaitu lembaga pendidikan yang memberikan pendidikan dan pegajaran tingkat menengah atas dan menjadikan mata pelajaran Agama Islam sebagai mata pelajaran dasar yang sekurang-kurangnya 30% di samping mata pelajaran umum
48
.
Artinya 30% mata pelajaran agama Islam pada Madrasah Aliyah (MA) bukanlah ditunjukkan kepada isi mata pelajaran agama Islam itu sendiri, 47 Prof. H. Mohammad Daud Ali, dan Hj. Habibah Daud, Lembaga-lembaga Pendidikan di Indonesia, (Jakarta : PT. Raja Grafindo, 2001) h. 153 48 Dr. Zakiah Daradjat, dkk, Ilmu pendidikan Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 2002) h. 104
tetapi jumlah waktu yang diberikan untuk mata pelajaran agama 30% dari jumlah waktu yang tersedia. Dengan kata lain, isi mata pelajaran agama Islam tetap 100% diberikan sebagaimana yang sudah dilaksanakan, hanya waktu yang disediakan untuk menyajikan mata elajaran agama tersebut 30% dari jumlah keseluruhan waktu/ jam pelajaran yang ada. Sedangkan sekolah menengah atas (SMA) adalah lembaga pendidikan yang berperan dalam perubahan sosial, politik, ekonomi dan moral secara umum49 dan sekolah merupakan lembaga yang memberikan pendidikan agama islam sekurang-kurangnya hanya 10% dari mata pelajaran umum. Artinya 10% jumlah waktu yang disediakan untuk pelajaran pendidikan agama islam sedangkan isi mata pelajaran agama 60% tidak sampai 100% seperti madrasah. Secara jenjang keduanya setara tetapi yang membedakan adalah waktu dan kapasitas materi pendidikan agama Islam yang diberikan antara Madrasah Aliyah (MA) dan sekolah menengah atas (SMA). Di MA lebih banyak waktu yang disediakan dalam materi pendidikan agama Islam dibandingkan SMA. Dan materi yang disampaikan di MA lebih terperinci dan jelas dibanding di SMA yang hanya disampaikan secara global dan singkat. Sistem pendidikan agama Islam di Madrasah, yakni sekolah yang berciri khas Islam. Berusaha mengakomodasikan tiga kepentingan utama yaitu : a. sebagai wahana untuk membina ruh dan praktek hidup keislaman 49
Dr. Muhmidayeli, M. Ag, et.al, Membangun Paradigma Pendidikan Islam,(Pekan Baru : UIN Suska Riau, 2007), h. 66
b. memperjelas dan memperkokoh keberadaan madrasah sederajat dengan sistem sekolah, sebagai wahana pembinaan warga negara yang cerdas, berengetahuan, berkepribadian, serta produktif c. mampu merespon tuntutan-tuntutan masa depan, dalam arti sanggup melahirkan manusia yang memiliki kesiapan memasuki era globalisasi maupun era informasi. 50 Selain itu, madrasah Aliyah yang dianggap sebagai lembaga pendidikan yang mementingkan pendidikan agama Islam mempunyai karakteristik sebagai berikut, yaitu : a. menekankan pada pencarian, penguasaan dan pengembangan ilmu pengetahuan atas dasar ibadah kepada Allah b. pencarian,
penguasaan
dan
pengembangan
ilmu
pengetahuan
merupakan suatu proses yang berkesinambungan (life long education) karena menuntut konsep Islam ”ilmu pengetahuan itu bukan dibuat, tetapi dicari oleh manusia”, sehingga tidak pernah henti-hentinya. c. Dalam pencarian, penguasaan dan pengembangan ilmu pengetahuan sangat menekankan pada nilai-nilai akhlak, yang berarti bahwa ilmu pengetahuan itu tidak bebas nilai, tetapi bebas dinilai sehingga mengkritisi atau menilai ilmu pengetahuan itu merupakan salah satu akhlak yang terpuji. d. Pengakuan akan potensi manusia yang berarti bahwa Islam mengakui eksistensi potensi manusia yang dapat ditumbuh kembangkan septimal 50
DRS. Muhaimin, M. A. et. al, Paradigma Pendidikan Islam, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya). h 46
mungkin untuk menjalankan tugas hidupnya sebagai hamba Allah dan khalifah-Nya. e. Pengamalan ilmu pengetahuan atas dasar tanggung jawab kepada Tuhan dan Masyarakat manusia sehingga pengembangan iptek tidak akan menimbulkan malapetak, tetapi justru dapat mendatangkan kesejahteraan dan kemaslahatan umat manusia.51 Oleh karena, itu dari sistem dan karakteristik madarasah tersebut pendidikan agama Islam di Madrasah Aliyah (MA) pondasi agama Islam untuk siswa sangatlah kuat dan kokoh untuk bekal di Masyarakat nantinya.
2. Eksistensi dan Implementasi pendidikan agama Islam di Madrasah dan Sekolah. Eksistensi pendidikan madrasah dan sekolah selalu berkenaan dengan upaya sadar seorang atau sekelompok orang yang ditujukan untuk pengembangan humanitas manusia yang menjadi subjek yang dididik agar anak dididik tersebut berkualitas sesuai yang diinginkan, maka wajar jika kita lihat bahwa dalam perjalanan sejarah persekolahan dari sejak awal lahirnya selalu mengarah pada progresivitas dan transformativitas dalam kehidupan manusia, baik yang bernuansakan jasmani maupun rohani. Konsekuensinya pendidikan memuat sesuatu yang digutuhkan manusia, tidak saja yang berdimensi pragmatis, tetapi juga idealis, tidak saja bercorakkan yang profan, tetapi juga sakral, tidak saja sarat dengan
51
Ibid, h. 64
muatan pengetahuan, tetapi juga moral, baik untuk kepentingan individu maupun sosial, yang mencakup kepentingan kehidupan sekarang dan mendatang 52. Sehingga dapat dikatakan bahwa esensi pendidikan sekolah dan madrasah tidak lain adalah perubahan ke arah yang lebih baik. Secara ontology, eistemology maupun axilogy, pendidikan sekolah dan madrasah erat kaitannya dengan upaya-upaya sistematis dan terprogram yang dilakukan dalam rangka mengembangkan sumber daya manusia, sehingga perumusan arah pembangunan untuk merujuk pada idealitas manusia yang tidak hanya berdimensi psikologis tetapi juga psikososial, moral dan religius. Madarasah Aliyah dan Sekolah menengah Atas secara umum mempunyai tujuan yang sama memperbaiki anak dididik menuju kepada perubahan yang lebih baik, eksistensi madrasah sebagai lembaga pendidikan agama merupakan instrument strategis bagi pengisihan makhluk individual dan sosial. Pendidikan madrasah (MA) eksistensinya diorientasikan pada pembinaan
nilai-nilai
moral
dan
agama
yang
selalu
ajeg
(berkesinambungan), serta memperhatikan betul mengenai peningkatan moral, keimanan dan ketakwaan-Nya terhadap Allah. Sedangkan sekolah (SMA) eksistensinya diorientasikan hanya kepada perubahan hidup duniawi yang meliputi sosial, politik dan ekonomi yang primer. 52
Dr. Muhmidayeli, M. Ag, et.al, Membangun Paradigma Pendidikan Islam,(Pekan Baru : UIN Suska Riau, 2007), h. 67
Jadi jika sesuai dengan eksistensinya keduanya, madrasah sangat berpengaruh dalam membangun manusia yang IMTAQ (iman taqwa) sertan insan kamil secara keseluruhan dalam pendidikan agama Islam di masyarakat.