BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori 1.
Media Pembelajaran a.
Pengertian media pembelajaran Media adalah bagian yang tidak terpisahkan dari proses belajar mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan pada umumnya dan tujuan pembelajaran di sekolah pada khususnya (Arsyad, 2007: 2-3). Menurut Fathurrohman dan Sutikno (2010: 65) media dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang dapat membawa informasi dan pengetahuan dalam interaksi yang berlangsung antara pendidik dengan peserta didik. Menurut Sanjaya (2012: 57) media adalah perantara dari sumber informasi ke penerima informasi, contohnya video, televisi, komputer dan lain sebagainya. Menurut Wasisto (2013: 155) media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik. Smaldino et al. (2012: 4) mengemukakan bahwa media, the plural of medium, are means of communication.
Devired from the
Latin medium (“between”), the term refers to anything that carries information between a source and receiver. Artinya bahwa media merupakan bentuk jamak dari kata medium, yang berarti komunikasi.
7
Pengembangan Media Pembelajaran... Fitria Ningrum, FKIP UMP, 2015.
8
Media juga berasal dari bahasa Latin medium (“antara”), istilah ini mengacu pada apapun yang membawa informasi antara sumber dan penerima. Berdasarkan beberapa pengertian di atas, didapat simpulan bahwa media pembelajaran adalah segala yang dimanfaatkan untuk menyampaikan berbagai pengetahuan maupun informasi dari guru kepada siswa dalam proses interaksi yang berlangsung saat kegiatan pembelajaran. Media pembelajaran dapat membantu ketercapaian tujuan pembelajaran. Pemanfaatan media tersebut mempermudah pemahaman
siswa
terhadap
materi
pelajaran,
seperti
yang
dikemukankan oleh Smaldino et al. (2012: 4) bahwa the purpose of media is to facilitate communication and learning, yang berarti bahwa tujuan dari media adalah memfasilitasi komunikasi dan pembelajaran. b.
Fungsi media pembelajaran Menurut Susilana dan Riyana (2011: 10) dalam kaitannya dengan fungsi media pembelajaran, dapat ditekankan beberapa hal berikut: 1) Penggunaan media pembelajaran bukan merupakan fungsi tambahan, tetapi memiliki fungsi tersendiri sebagai sarana bantu untuk mewujudkan situasi pembelajaran yang lebih efektif. 2) Media
pembelajaran
merupakan
bagian
integral
dari
keseluruhan proses pembelajaran.
Pengembangan Media Pembelajaran... Fitria Ningrum, FKIP UMP, 2015.
9
3) Media pembelajaran dalam penggunaannya harus relevan dengan kompetensi yang ingin dicapai dan isi pembelajaran itu sendiri. 4) Media pembelajaran bukan berfungsi sebagai alat hiburan, dengan demikian tidak diperkenankan hanya sekedar untuk permainan atau memancing perhatian siswa semata. 5) Media pembelajaran bisa berfungsi untuk mempercepat proses belajar.
Fungsi ini mengandung arti bahwa dengan media
pembelajaran siswa dapat menangkap tujuan dan bahan ajar lebih mudah dan lebih cepat. 6) Media pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan kualitas proses belajar-mengajar. 7) Media pembelajaran meletakkan dasar-dasar yang konkret untuk berpikir, oleh karena itu dapat mengurangi terjadinya penyakit verbalisme. Menurut
Sanjaya
(2012:
73-75)
penggunaan
media
pembelajaran memiliki beberapa fungsi sebagai berikut: 1) Fungsi komunikatif Media pembelajaran digunakan untuk memudahkan komunikasi antara penyampai pesan dan penerima pesan. 2) Fungsi motivasi Penggunaan media pembelajaran, diharapkan menjadikan siswa lebih termotivasi dalam belajar.
Pengembangan Media Pembelajaran... Fitria Ningrum, FKIP UMP, 2015.
10
3) Fungsi kebermaknaan Pembelajaran dapat lebih bermakna, yakni pembelajaran bukan hanya dapat meningkatkan pemahaman informasi berupa data dan fakta sebagai pengembangan aspek kognitif tahap rendah, akan tetapi dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk menganalisis dan mencipta sebagai aspek kognitif tahap tinggi. 4) Fungsi penyamaan persepsi Walaupun pembelajaran dirancangsecara klasikal, namun pada kenyataannya proses belajar terjadi secara individual. Melalui pemanfaatan
media
pembelajaran,
diharapkan
dapat
menyamakan pandangan setiap siswa, sehingga setiap siswa memiliki pandangan yang sama terhadap informasi yang disuguhkan. 5) Fungsi individualitas Pemanfaatan media pembelajaran berfungsi untuk dapat melayani kebutuhan setiap individu yang memiliki minat dan gaya belajar yang berbeda. Menurut Fathurrohman dan Sutikno (2010: 67) fungsi penggunaan media dalam proses pembelajaran, antara lain: 1) Menarik perhatian siswa. 2) Membantu untuk mempercepat pemahaman dalam proses pembelajaran.
Pengembangan Media Pembelajaran... Fitria Ningrum, FKIP UMP, 2015.
11
3) Memperjelas penyajian pesan agar tidak bersifat verbalistis (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan). 4) Mengatasi keterbatasan ruang. 5) Pembelajaran lebih komunikatif dan produktif. 6) Waktu pembelajaran bisa dikondisikan. 7) Menghilangkan kebosanan siswa dalam belajar. 8) Meningkatkan
motivasi
siswa
dalam
mempelajari
sesuatu/menimbulkan gairah belajar. 9) Melayani gaya belajar siswa yang beraneka ragam, serta; 10) Meningkatkan
kadar
keaktifan/keterlibatan
siswa
dalam
kegiatan pembelajaran. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran memiliki beberapa fungsi, antara lain: 1) Media pembelajaran mempermudah penanaman konsep. 2) Media pembelajaran yang bervariasi (bentuk dan warna) akan membuat siswa lebih tertarik belajar. 3) Media pembelajaran membantu siswa memperoleh gambaran nyata suatu informasi yang didapatkan. 4) Media pembelajaran mendorong siswa aktif dalam proses pembelajaran. 5) Media pembelajaran memperjelas materi, sehingga membantu mempermudah pemahaman siswa terhadap materi. 6) Media pembelajaran dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
Pengembangan Media Pembelajaran... Fitria Ningrum, FKIP UMP, 2015.
12
c.
Klasifikasi media pembelajaran Smaldino et al. (2012: 4) membagi media menjadi enam kategori dasar, antara lain sebagai berikut: 1) Text, the most commonly used medium, is composed of alphanumeric characters that may be displayed in any format book, poster, whiteboard, computer screen, and so on. 2) Audio, another medium commonly used in learning, includes anything you can hear a person’s voice, music, mechanical sounds (running car engine), noise, and so on. It may be live or recorded. 3) Visuals are also regularly used to promote learning and include diagrams on a computer screen, drawings on a whiteboard, photographs, graphics in a book, cartoons, and so on. 4) Video is a visual as well as audio medium that shows motion and can be stored on DVDs, streamed from the Internet, be in the form of computer animation, and so on. 5) Although often not considered media, real objects and models are three-dimensional manipulatives that can be touched and handled by students. 6) The sixth and final category of media is people. In fact, people are critical to learning. Students learn from teachers, other students, and adults. Enam kategori dasar tersebut menurut Smaldino et al. (2012: 4) dapat diartikan sebagai berikut: 1) Teks, adalah media yang paling umum digunakan yang terdiri dari karakter alfanumerik yang dapat ditampilkan dalam format buku, poster, papan tulis, layar komputer, dan sebagainya. 2) Audio, adalah media lain yang biasa digunakan dalam pembelajaran, termasuk yang dapat mendengar suara seseorang, musik, suara mekanik (menjalankan mesin mobil), kebisingan, dan sebagainya yang dapat direkam.
Pengembangan Media Pembelajaran... Fitria Ningrum, FKIP UMP, 2015.
13
3) Visual, adalah media yang digunakan untuk mempromosikan pembelajaran dan termasuk diagram di layar komputer, gambar di papan tulis, foto, gambar dalam sebuah buku, kartun, dan sebagainya. 4) Video adalah media visual serta audio yang menunjukkan gerak dan dapat disimpan pada DVD, streaming dari internet, dalam bentuk animasi komputer, dan sebagainya. 5) Media yang sering tidak dianggap, benda nyata dan model manipulatif tiga dimensi yang dapat disentuh dan ditangani oleh siswa. 6) Kategori keenam dan terakhir dari media adalah orang. Orangorang sangat penting belajar. Siswa belajar dari guru, siswa lain, dan orang dewasa. Menurut Sanjaya (2012: 118-121) media pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi beberapa klasifikasi tergantung dari sudut mana melihatnya: 1) Dilihat dari sifatnya, media dapat dibagi ke dalam media auditif, media visual, dan media audio visual a)
Media auditif, yaitu media yang hanya dapat didengar saja, atau media yang hanya memiliki unsur suara, seperti radio, tape recorder, kaset, piringan hitam dan rekaman suara.
b) Media visual, yaitu media yang hanya dapat dilihat saja, tidak mengandung unsur suara. Beberapa hal yang termasuk
Pengembangan Media Pembelajaran... Fitria Ningrum, FKIP UMP, 2015.
14
kedalam media ini adalah film slide, foto, transparansi, lukisan, gambar dan berbagai bentuk bahan yang dicetak seperti media grafis dan lain sebagainya. c)
Media audio visual, yaitu jenis media yang selain mengandung unsur suara juga mengandung unsur gambar yang dapat dilihat, misalnya rekaman video, berbagai ukuran film, slide suara dan lain sebagainya.
2) Dilihat dari kemampuan jangkauannya, media dapat pula dibagi ke dalam: a)
Media yang memiliki daya liput yang luas dan serentak seperti radio dan televisi.
b) Media yang mempunyai daya liput yang terbatas oleh ruang dan waktu seperti film slide, film, video dan lain sebagainya. 3) Dilihat dari cara atau teknik pemakaiannya, media dapat dibagi ke dalam: a)
Media yang diproyeksikan seperti film slide, film stripe, transparansi, komputer dan lain sebagainya. Jenis media yang demikian memerlukan alat proyeksi khusus seperti film proyektor untuk memproyeksikan film slide proyektor untuk memproyeksikan film slide, Overhead Projector (OHP) untuk memproyeksikan transparansi, LCD untuk memproyeksikan komputer.
Pengembangan Media Pembelajaran... Fitria Ningrum, FKIP UMP, 2015.
15
b) Media yang tidak diproyeksikan seperti gambar, foto, lukisan, radio dan lain sebagainya dan berbagai bentuk media grafis lainnya. 4) Media juga dapat dikelompokkan berdasarkan bentuk dan cara penyajiannya: Kelompok satu: media grafis, bahan cetak dan gambar diam. a)
Media grafis adalah media yang menyampaikan fakta, ide, gagasan melalui penyajian kata-kata, kalimat, angka, simbol, yang termasuk media grafis adalah: grafik, diagram.
b) Media bahan cetak adalah media visual yang pembuatannya melalui proses pencetakan, printing atau offset. Media tersebut antara lain: buku teks, modul, bahan pengajaran terprogram. c)
Gambar diam adalah media visual yang berupa gambar yang dihasilkan melalui proses fotografi yang termasuk dalam media ini adalah foto.
Kelompok kedua: kelompok media proyeksi diam yakni media visual yang diproyeksikan atau media yang memproyeksikan pesan, dimana hasil proyeksi tidak bergerak atau memiliki sedikit unsur gerakan. Jenis media ini antara lain: a)
OHP/OHT adalah media visual yang diproyeksikan melalui alat proyeksi yang disebut OHP (Overhead Projector) dan OHT biasanya terbuat dari plastik transparan.
Pengembangan Media Pembelajaran... Fitria Ningrum, FKIP UMP, 2015.
16
b) Opaque Projector, adalah media yang digunakan untuk memproyeksikan benda-benda tidak tembus pandang, seperti buku dan foto. c)
Media slide atau film bingkai adalah media visual yang diproyeksikan melalui alat yang dinamakan projector slide.
d) Media film stripe, atau film rangkai atau film gelang adalah media visual proyeksi diam yang pada dasarnya hampir sama dengan media slide. Kelompok ketiga: media audio adalah media yang penyampaian pesan
hanya
melalui
pendengaran.
Jenis
pesan
yang
disampaikan berupa kata-kata, sound effect. Kelompok keempat: media audio visual diam, adalah media yang penyampaian pesannya diterima oleh pendengaran dan penglihatan, namun gambar yang dihasilkan adalah gambar diam atau memiliki sedikit gerakan. Kelompok kelima: film (motion picture), yaitu serangkaian gambar diam yang meluncur secara cepat dan diproyeksikan sehingga memberi kesan hidup dan bergerak. Kelompok
keenam:
media
televisi
adalah
media
yang
menyampaikan pesan audiovisual dan gerak. Kelompok ketujuh adalah multimedia, merupakan suatu sistem penyampaian dengan menggunakan berbagai jenis bahan belajar
Pengembangan Media Pembelajaran... Fitria Ningrum, FKIP UMP, 2015.
17
yang membentuk suatu unit atau paket. Misalnya modul yang terdiri atas bahan cetak, bahan audio dan bahan audiovisual. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok, yaitu media grafis; proyeksi diam; audio; audio visual diam;
film; televisi; dan multimedia. Masing-
masing kelompok media tersebut memiliki karakteristik yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Media tersebut juga memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing, seperti media jenis audio hanya dapat didengar saja, sementara untuk media visual hanya dapat dilihat saja. Kekurangan dan kelebihan kedua media tersebut dapat digunakan sebagai pelengkap antara satu dengan yang lain. d.
Kriteria memilih media Menurut Susilana dan Riyana (2011: 73-74) kriteria khusus dalam memilih media pembelajaran yang tepat dapat kita rumuskan dalam satu kata ACTION, yaitu akronim dari access, cost, technology, interactivity, organization, dan novelty. 1) Access Pemilihan media mempertimbangkan akses dalam ketersediaan dan kemudahan pemanfaatan. 2) Cost
Pengembangan Media Pembelajaran... Fitria Ningrum, FKIP UMP, 2015.
18
Pemilihan media mempertimbangkan biaya, sebaiknya dengan biaya yang murah namun efektif. 3) Technology Pemilihan media mempertimbangkan tersedianya teknologi yang ada. 4) Interactivity Media yang baik adalah yang dapat memunculkan komunikasi dua arah (antara guru dan siswa). 5) Organization Pemilihan media mempertimbangkan adanya dukungan dari organisasi, seperti dukungan dari kepala sekolah atau organisasi yang dapat mengelolanya. 6) Novelty Pemilihan media mempertimbangkan kebaruan dari media. Menurut Sudjana dan Rivai (2010: 4-5) dalam memilih media untuk kepentingan pengajaran sebaiknya memperhatikan kriteriakriteria sebagai berikut: 1) Ketepatan dengan tujuan pengajaran; artinya media pengajaran dipilih atas dasar tujuan-tujuan instruksional yang telah ditetapkan. 2) Dukungan terhadap isi bahan pelajaran; artinya bahan pelajaran yang sifatnya fakta, prinsip, konsep, dan generalisasi sangat memerlukan bantuan media agar lebih mudah dipahami siswa.
Pengembangan Media Pembelajaran... Fitria Ningrum, FKIP UMP, 2015.
19
3) Kemudahan memperoleh media; artinya media yang diperlukan mudah diperoleh, setidak-tidaknya mudah dibuat oleh guru pada waktu mengajar. 4) Keterampilan guru dalam menggunakan; artinya jenis media yang diperlukan memiliki syarat utama yaitu guru dapat menggunakannya dalam proses pengajaran. Nilai dan manfaat yang diharapkan bukan pada medianya, tetapi dampak dari penggunaan oleh guru pada saat terjadinya interaksi belajar siswa dengan lingkungannya. 5) Tersedia waktu untuk menggunakan; sehingga media tersebut dapat bermanfaat bagi siswa selama pengajaran berlangsung. 6) Sesuai dengan taraf berpikir siswa; memilih media untuk pendidikan dan pengajaran harus sesuai dengan taraf berpikir siswa, sehingga makna yang terkandung dapat dipahami oleh para siswa. Menurut Strauss and Frost (Ruis, dkk., 2009: 10) terdapat sembilan faktor yang harus diperhatikan dalam memilih media, antara lain: 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8) 9)
Institutional resource constraints Course content appropriateness Learner characteristics Professor attitudes and skill levels Course learning objectives The learning relationships Learning location Time (synchronous versus asynchronous) Media richness level
Pengembangan Media Pembelajaran... Fitria Ningrum, FKIP UMP, 2015.
20
Artinya bahwa dalam memilih media harus memperhatikan sembilan faktor. Faktor tersebut, seperti keterbatasan sumber daya kelembagaan, kesesuaian kursus konten, karakteristik pembelajar, sikap profesor dan tingkat keterampilan, tujuan pembelajaran, hubungan pembelajaran, lokasi belajar, waktu, dan tingkat kekayaan media. Faktor di atas penting diperhatikan dalam memilih media, sehingga media tersebut dapat membantu keberhasilan dalam proses pembelajaran. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam memilih media pembelajaran harus memperhatikan beberapa kriteria. Kriteria tersebut seperti kesesuaian media pembelajaran dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, kesesuaian media pembelajaran dengan karakteristik siswa atau kebutuhan siswa, media pembelajaran harus menarik
baik bentuk dan warnanya,
media pembelajaran mudah digunakan oleh guru maupun siswa, media pembelajaran hemat biaya, dan media pembelajaran mudah dipahami oleh siswa saat digunakan sehingga mempermudah pemahaman terhadap materi yang disampaikan. Kriteria di atas harus diperhatikan dengan baik, karena pemilihan media yang tepat dapat mempermudah ketercapaian tujuan pembelajaran.
Pengembangan Media Pembelajaran... Fitria Ningrum, FKIP UMP, 2015.
21
2.
Matematika a.
Pengertian matematika Depdiknas (Susanto, 2013: 184) mengemukakan matematika sebagai berikut: Kata matematika berasal dari bahasa Latin, manthanein atau mathema yang berarti “belajar atau hal yang dipelajari”, sedang dalam bahasa Belanda, matematika disebut wiskunde atau ilmu pasti, yang kesemuanya berkaitan dengan penalaran. Clapham and Nicholson (2009: 505) menyatakan bahwa matematika sebagai berikut: Mathematics the branch of human enquiry involving thestudy of numbers, quantities, data, shape and space and theirrelationships, especially their generalizations and abstractionsand their application to situations in the real world. Artinya, bahwa matematika merupakan cabang dari penyelidikan manusia meliputi pembelajaran angka, kuantitas, data, bentuk dan ruang serta hubungan mereka, khususnya generalisasi mereka dan abstraksi dan aplikasi mereka terhadap situasi dunia nyata. Menurut Susanto (2013: 185) matematika sebagai berikut: Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir dan berargumentasi, memberikan kontribusi dalam penyelesaian masalah sehari-hari dan dalam dunia kerja, serta memberikan dukungan dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Menurut Adams and Hamm (2010: 61) terdapat beberapa pengertian matematika, antara lain: 1) Mathematics Is a Way of Thinking and Asking Questions How students make math-related plans, organize their thoughts, analyze data, and solve problems is doing mathematics.
Pengembangan Media Pembelajaran... Fitria Ningrum, FKIP UMP, 2015.
22
2) Mathematics Is an Understanding of Patterns and Relationships Students need to recognize the repetition of math concepts and make connections with ideas they know. 3) Mathematics as a Tool It is what mathematicians use in their work. It is also used by all of us everyday. Students come to understand why they are learning the basic math principles and ideas that the school curriculum involves. Like mathematicians and scientists, they also will use mathematics tools to solve problems. 4) Mathematics Is Fun (a Puzzle) Anyone that has ever worked on a puzzle or stimulating problem knows what we’re talking about when we say mathematics is fun. The stimulating quest for an answer encourages learners to find a solution. Innovation fits easily into this process. 5) Mathematics Is an Art Mathematics is defined by harmony and internal order. Mathematics needs to be appreciated as an art form where everything is related and interconnected. 6) Mathematics Is a Language, a Means of Communicating It requires being able to use special terms and symbols to represent information. This unique language enhances our ability to communicate across the disciplines of science, technology, statistics, and other subjects. 7) Mathematics Is Interdisciplinary Math works with the big ideas that connect subjects. Mathematics relates to many subjects. Pengertian matematika tersebut, menurut Adams and Hamm (2010: 61) diartikan sebagai berikut: 1) Matematika adalah jalan untuk berpikir dan mengajukan pertanyaan Matematika membantu siswa untuk dapat membuat suatu perencanaan yang saling berhubungan, mengatur pikiran, menganalisis data, dan memecahkan masalah. 2) Matematika adalah sebuah pemahaman pola dan hubungan
Pengembangan Media Pembelajaran... Fitria Ningrum, FKIP UMP, 2015.
23
Siswa perlu mengenali pengulangan konsep matematika dan membuat koneksi dengan ide-ide yang mereka tahu. 3) Matematika sebagai sebuah alat Matematika digunakan sebagai alat untuk memecahkan masalah. 4) Matematika menyenangkan (teka-teki) Matematika itu menyenangkan apabila dapat menyelesaikan teka-teki. Matematika mendorong siswa untuk menemukan solusi. 5) Matematika adalah sebuah seni Matematika dihargai sebagai bentuk seni, yang saling terkait dan berhubungan. 6) Matematika merupakan bahasa, sarana berkomunikasi Matematika membutuhkan kemampuan untuk menggunakan istilah maupun simbol-simbol khusus yang mewakili informasi. Bahasa yang unik ini dapat meningkatkan kemampuan berkomunikasi dengan disiplin ilmu pengetahuan, teknologi, statistik, dan mata pelajaran yang lain. 7) Matematika adalah interdisipliner Matematika bekerja dengan ide-ide besar yang menghubungkan antar mata pelajaran, sehingga matematika berkaitan dengan banyak mata pelajaran. Berdasarkan beberapa pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa matematika adalah ilmu pasti yang berkaitan dengan daya
Pengembangan Media Pembelajaran... Fitria Ningrum, FKIP UMP, 2015.
24
nalar serta merupakan ilmu dasar yang berhubungan dengan angka, simbol, berhitung, pemecahan masalah, dan logika. Matematika juga merupakan suatu ilmu yang sangat diperlukan dalam kehidupan manusia, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. Matematika merupakan dasar bagi pengembangan ilmu seperti pada ilmu fisika dan ilmu kimia yaitu matematika digunakan untuk membanatu pemecahan masalah yang disajikan. b.
Tujuan pembelajaran matematika di SD Menurut Depdiknas (Susanto, 2013: 190) secara khusus, tujuan pembelajaran matematika di sekolah dasar adalah sebagai berikut: 1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritme. 2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika. 3) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model, dan menafsirkan solusi yang diperoleh. 4) Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah. 5) Memiliki sikap menghargai penggunaan matematika dalam kehidupan sehari-hari.
Pengembangan Media Pembelajaran... Fitria Ningrum, FKIP UMP, 2015.
25
c.
Tahap penguasaan matematika Menurut Depdiknas (2009) secara umum terdapat empat tahapan aktivitas dalam rangka penguasaan materi pelajaran matematika di dalam pembelajaran, yaitu: penanaman konsep; pemahaman konsep; pembinaan keterampilan; dan penerapan konsep. Empat tahap tersebut akan dijelaskan sebagai berikut: 1) Tahap penanaman konsep merupakan tahap pengenalan awal tentang konsep yang akan dipelajari siswa. Tahap ini pengajaran memerlukan penggunaan benda konkret sebagai alat peraga. 2) Tahap pemahaman konsep merupakan tahap lanjutan setelah konsep ditanamkan. Tahap ini penggunaan alat peraga mulai dikurangi dan bentuk media berupa semi konkret sampai media tidak diperlukan lagi. 3) Tahap pembinaan keterampilan merupakan tahap yang tidak boleh dilupakan dalam rangka membina pengetahuan siap bagi siswa. Tahap ini diwarnai dengan latihan-latihan seperti mencongkak dan berlomba. Tahap pengajaran ini alat peraga sudah tidak boleh digunakan lagi. 4) Tahap penerapan konsep yaitu penerapan konsep yang sudah dipelajari ke dalam bentuk soal-soal terapan (cerita) yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Tahap ini disebut juga sebagai pembinaan kemampuan memecahkan masalah.
Pengembangan Media Pembelajaran... Fitria Ningrum, FKIP UMP, 2015.
26
3.
Materi Sifat-Sifat Kesebangunan dan Simetri Standar Kompetensi : 6. Memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun. Kompetensi Dasar
: 6.4 Menyelidiki sifat-sifat kesebangunan dan simetri
Sifat-sifat kesebangunan dan simetri a.
Kesebangunan Kesebangunan dua buah bangun datar yang sejenis ditentukan oleh sifat-sifat yang dimiliki oleh dua bangun itu sendiri. 1) Pasangan
bangun
sejenis
yang
perbandingan
sisi-sisi
bersesuaian sama dan sudut-sudut bersesuaian sama besar dinamakan sebangun. Dua bangun datar dikatakan sebangun apabila salah satu bangun datar merupakan pembesaran atau pengecilan bangun yang lain. 2) Dua buah bangun datar yang tidak sejenis pasti tidak sebangun. b.
Simetri 1) Simetri lipat Jika suatu bangun dilipat menjadi dua bagian yang sama persis (sama bentuk dan ukuran) dan sisi-sisi lipatan saling berimpit dengan tepat, maka bangun tersebut mempunyai simetri lipat. Simetri lipat adalah gerak lipat yang memindahkan bangun itu ke bangun itu sendiri. Garis putus-putus atau bekas lipatan disebut sumbu simetri.
Pengembangan Media Pembelajaran... Fitria Ningrum, FKIP UMP, 2015.
27
2) Simetri putar Tidak semua bangun datar memiliki simetri putar. Jika bangun datar dapat menempati bingkai lebih dari satu kali maka bangun tersebut memiliki simetri putar. Banyakbangun dapat menempati bingkai dalam sekali putaran menunjukkan tingkat simetri putar bangun tersebut. Bangun yang dapat menempati bingkai sebanyak
n
kali
mempunyai
simetri
putar
tingkat
n.
(Sumanto,dkk., 2008) 4.
Pendekatan Saintifik Menurut Wasisto (2013: 147) pendekatan adalah konsep dasar yang mewadahi, menginspirasi, menguatkan, dan melatari pemikiran tentang bagaimana metode pembelajaran diterapkan berdasarkan teori tertentu. Yaumi (2013: 205) mengartikan pendekatan sebagai berikut: Pendekatan merupakan sudut pandang bagi guru, dosen, atau instruktur atau pengembang terhadap proses pembelajaran, seperti pendekatan yang berpusat pada guru, dosen, atau instruktur (teachercentered approaches). Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa pendekatan adalah cara pandang seseorang terhadap proses pembelajaran yang dapat mempengaruhi pelaksanaan proses pembelajaran tersebut. Pendekatan yang kita kenal, terbagi atas pendekatan yang berpusat pada guru dan pendekatan yang berpusat pada siswa. Salah satu pendekatan yang berpusat pada siswa adalah pendekatan saintifik. Pendekatan saintifik dikenal juga dengan istilah pendekatan ilmiah. Pendekatan ilmiah berarti konsep dasar yang menginspirasi atau
Pengembangan Media Pembelajaran... Fitria Ningrum, FKIP UMP, 2015.
28
melatarbelakangi perumusan metode mengajar dengan menerapkan karakteristik yang ilmiah (Wasisto, 2013: 149). Pendekatan ilmiah (scientific
meliputi
approach)
mengamati,
menanya,
mencoba,
mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta untuk semua mata pelajaran (Kemendikbud, 2013). Langkah-langkah pendekatan saintifik yang meliputi mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan membentuk jaringan, dijelaskan sebagai berikut: a.
Mengamati Metode ini memiliki keunggulan tertentu, seperti menyajikan media objek secara nyata, siswa senang dan tertantang, dan mudah pelaksanaannya. Metode mengamati sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu siswa.
b.
Menanya Guru bertanya, maka pada saat itu guru membimbing atau memandu siswa dengan baik. Ketika guru menjawab pertanyaan siswa, ketika itu guru mendorong siswa untuk menjadi penyimak dan pembelajar yang baik.
c.
Menalar Penalaran adalah proses berpikir yang logis dan sistematis atas faktafakta empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan.
d.
Mencoba
Pengembangan Media Pembelajaran... Fitria Ningrum, FKIP UMP, 2015.
29
Hasil belajar yang nyata dapat diperoleh ketika siswa mencoba atau melakukan percobaan. e.
Membentuk jejaring atau pembelajaran kolaboratif Kewenangan fungsi guru pada pembelajaran kolaboratif lebih bersifat direktif atau manajer belajar, sebaliknya siswa harus lebih aktif.
5.
Research and Development (R&D) a.
Pengertian R&D Borg dan Gall (1983: 772) menyatakan bahwa R&D sebagai berikut: Educational research and development (R&D) is process used to develop and validate educational products. The steps of this process are usually referred to as the R&D cycle, which consists studying research findings pertinent to the product to be developed, developing the product based on these findings, field testing in the setting where it will be used eventually, and revising it to correct the deficiencies found in the field-testing stage. Maksud pernyataan di atas bahwa: R&D diartikan sebagai suatu proses yang digunakan untuk melakukan pengembangan dan validasi terhadap berbagai produk yang telah dihasilkan sebelumnya dalam bidang pendidikan. Langkah-langkah dalam proses penelitian ini biasa disebut sebagai siklus R&D, yang terdiri dari beberapa langkah, antara lain: mempelajari hasil temuan atau permasalahan dari produk yang telah dihasilkan sebelumnya, mengembangkan produk berdasarkan temuan tersebut, melakukan uji coba produk, dilanjutkan dengan merevisi produk tersebut untuk memperbaiki
Pengembangan Media Pembelajaran... Fitria Ningrum, FKIP UMP, 2015.
30
kekurangan yang ditemukan pada tahap uji coba.Sukmadinata (2010: 164) mengemukakan bahwa R&D sebagai berikut: Penelitian dan pengembangan adalah suatu proses atau langkahlangkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada, yang dapat dipertanggungjawabkan. Sugiyono (2010: 407) mengemukakan bahwa R&D adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut. Berdasarkan pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa R&D merupakan sebuah penelitian yang dilakukan untuk menghasilkan suatu produk baru melalui tahap pengembangan dari produk lama atau produk yang sudah ada dengan melewati serangkaian langkah seperti revisi dan uji coba produk. Uji coba produk tersebut berfungsi untuk mengetahui keefektifan produk tersebut sampai pada produk tersebut dapat disebarkan. b.
Langkah-langkah R&D Menurut Borg dan Gall (1983: 775) terdapat beberapa langkah utama dalam siklus R&D, antara lain: 1) Research and information collecting-Includes review of literature, classroom observations, and preparation of report of state of the art. 2) Planning-Includes defining skills, stating objectives determining course sequence, and small scale feasibility testing. 3) Develop preliminary form of product-Includes preparation of instructional materials, handbooks, and evaluation devices. 4) Preliminary field testing-Conducted in form 1 to 3 schools, using 6 to 12 subjects. Interview, observational and questionnaire data collected and analyzed.
Pengembangan Media Pembelajaran... Fitria Ningrum, FKIP UMP, 2015.
31
5) Main product revision-Revision of product as suggested by the preliminary field-test results. 6) Main field testing-Conducted in 5 to 15 schools with 30 to 100 subjects. Quantitative data on subjects precourse and postcourse performance are collected. Results are evaluated with respect to course objectives and are compared with control group data, when appropriate. 7) Operational product revision-Revision of product as suggested by field-test results. 8) Operational field testing-Conducted in 10 to 30 schools involving 40 to 200 subjects. Interview, observational and questionnaire data collected and analyzed. 9) Final product revision-Revision of product as suggested by operational field-test results. 10) Dissemination and implementation-Report on product at professional meetings and in journals. Work with publisher who assumes commercial distribution. Monitor distribution to provide quality control. Kesepuluh dari langkah utama dalam siklus R&D menurut Borg dan Gall (1983: 772) diartikan sebagai berikut: 1) Penelitian dan pengumpulan data Proses pengumpulan data melalui kegiatan observasi dan studi literatur terhadap produk-produk yang telah dihasilkan. 2) Perencanaan Proses penyusunan rencana penelitian, yang dapat dilakukan melalui penentuan kemampuan yang diperlukan, tujuan yang akan dicapai, beserta desain atau langkah-langkahnya. 3) Pengembangan produk awal Melakukan persiapan bahan ajar, buku panduan, dan perangkat evaluasi terhadap produk yang akan dikembangkan. 4) Uji lapangan awal
Pengembangan Media Pembelajaran... Fitria Ningrum, FKIP UMP, 2015.
32
Melakukan uji lapangan pada 1 sampai 3 sekolah, menggunakan 6 sampai 12 subjek penelitian. Uji lapangan tersebut dilanjutkan dengan kegiatan mengumpulkan dan menganalisis data hasil dari wawancara, pengamatan, maupun angket. 5) Revisi produk Melakukan perbaikan produk sesuai hasil uji lapangan awal. 6) Uji lapangan utama Uji lapangan utama dilakukan di 5 sampai 15 sekolah dengan 30 sampai 100 subjek penelitian. Data kuantitatif sebelum dan sesudah pembelajaran dikumpulkan saat pelaksanaan uji lapangan utama. 7) Revisi produk operasional Melakukan perbaikan dan penyempurnaan terhadap produk berdasarkan hasil uji coba lapangan. 8) Uji lapangan operasional Uji lapangan operasionaldilakukan dalam 10 sampai 30 sekolah yang melibatkan 40-200 subjek. Mengumpulkan data melalui wawancara, pengamatan dan angket, selanjutnya data yang dikumpulkan dianalisis. 9) Revisi produk akhir Melakukan perbaikan dan penyempurnaan produk berdasarkan uji lapangan operasional, agar produk yang dihasilkan layak
Pengembangan Media Pembelajaran... Fitria Ningrum, FKIP UMP, 2015.
33
untuk digunakan, disebarkan, dan diimplementasikan pada publik. 10) Penyebaran dan implementasi Melakukan penyebaran melalui pelaporan produk dalam suatu pertemuan profesional dan mempublikasikannya dalam jurnal dengan melakukan kerjasama dengan penerbit tertentu. Langkah tersebut berdasarkan rujukan dari Nurhayati dalam seminar nasional “Penelitian dan Pengembangan serta Aplikasinya dalam Pendidikan” disederhanakan menjadi 4. Penyederhanaan langkah tersebut, antara lain: 1) Penelitian pendahulauan: survey & kajian pustaka/ referensi 2) Draf desain: pengembangan produk 3) Validasi ahli 4) Uji efektivitas produk: eksperimen (tes awal dan tes akhir) 6.
Model Pengembangan Menurut Trianto (2009: 177) dalam pengembangan perangkat pembelajaran dikenal tiga macam model pengembangan perangkat, yaitu: model Dick-Carey, model 4-D dan model Kemp. Secara umum setiap model terdiri dari 4 (empat) tahap: Pertama, tahap pendefinisian (define), yaitu tahap yang bertujuan untuk menentukan dan mendefinisikan kebutuhan pembelajaran; kedua, tahap perancangan (design), yaitu perancangan prototipe perangkat pembelajaran; ketiga, tahap pengembangan (develop), yaitu yang bertujuan untuk menghasilkan perangkat pembelajaran; dan keempat, tahap penyebaran (disseminate), yaitu tahap penggunaan perangkat yang dikembangkan.
Pengembangan Media Pembelajaran... Fitria Ningrum, FKIP UMP, 2015.
34
Model pengembangan media pembelajaran menggunakan model yang dikembangkan oleh Susilana dan Riyana. Model tersebut terdiri dari tujuh langkah, antara lain: identifikasi kebutuhan dan karakteristik siswa; perumusan tujuan; perumusan butir-butir soal; perumusan alat pengukur keberhasilan; GBPM; perencanaan pembuatan media; dan tes/uji coba. Model ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Perumusan Butirbutir Materi ya
Identifikasi Kebutuhan & Karakteristik Siswa Perumusan Tujuan
Perumusan Alat Pengukur Keberhasilan REVISI? GBPM Tidak Perencanaan Pembuatan Media Tes/ Uji coba
MEDIA Siap Produksi
Gambar 2.1 Model Pengembangan Media (Susilana dan Riyana, 2011: 28) Langkah-langkah pengembangan media pembelajaran tersebut dapat dirinci sebagai berikut: a.
Identifikasi kebutuhan dan karakteristik siswa
Pengembangan Media Pembelajaran... Fitria Ningrum, FKIP UMP, 2015.
35
Perencanaan media didasarkan atas kebutuhan (need). Kebutuhan pembelajaran yang dimaksud adalah tardapat kesenjangan antara kemampuan, keterampilan dan sikap siswa yang diharapkan dengan kemampuan, keterampilan dan sikap siswa yang dimiliki sekarang. b.
Perumusan tujuan Tujuan digunakan untuk mengetahui tercapai atau tidak suatu target. Perumusan tujuan harus memiliki ketentuan sebagai berikut: 1) Learner Oriented Perumusan tujuan berpatokan pada perilaku siswa dan bukan perilaku guru sehingga secara eksplisit kata-kata siswa dituliskan.
Perumusan
tujuan
menuliskan
perilaku
yang
diharapkan dicapai harus mungkin dilakukan oleh siswa. 2) Operational Perumusan tujuan ini harus dibuat spesifik dan operasional untuk mempermudah dalam mengukur tingkat keberhasilan. 3) ABCD ABCD merupakan perumusan tujuan yang terdiri atas: audience, behavior, conditioning, degree. (a) Audience, artinya sasaran pembelajaran, yaitu siswa. (b) Behaviour,
artinya
perilaku
yang
diharapkan
dapat
dilakukan oleh siswa dan biasanya dalam bentuk kata kerja, seperti: menjelaskan, menyebutkan, membaca, dan lain-lain.
Pengembangan Media Pembelajaran... Fitria Ningrum, FKIP UMP, 2015.
36
(c) Conditioning, artinya keadaan yang harus dikerjakan oleh siswa pada saat pembelajaran. (d) Degree, artinya batas minimal yang harus dapat dicapai oleh siswa. c.
Perumusan butir-butir materi Materi perlu disusun dengan memperhatikan beberapa kriteria: 1) Sahih atau valid Materi yang dituangkan dalam media untuk pembelajaran benarbenar telah teruji. 2) Tingkat kepentingan (significant) Memilih materi perlu mempertimbangkan tingkat kepentingan materi tersebut. 3) Kebermanfaatan (utility) Kebermanfaatan dipandang dari dua sudut, yaitu akademis dan non akademis. Secara akademis materi harus dapat bermanfaat untuk dapat meningkatkan kemampuan siswa, sementara secara non akademis bahwa materi tersebut harus dapat menjadi bekal berupa life skill (pengetahuan aplikatif, keterampilan, dan sikap) yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. 4) Learnability Artinya sebuah program harus dimungkinkan untuk dipelajari, baik dari aspek tingkat kesulitan dan kelayakan bahan ajar yang sesuai dengan kebutuhan setempat.
Pengembangan Media Pembelajaran... Fitria Ningrum, FKIP UMP, 2015.
37
5) Menarik minat (interest) Materi dapat menarik minat dan motivasi siswa untuk belajar. d.
Perumusan alat pengukur keberhasilan Alat pengukur keberhasilan belajar perlu dikembangkan dengan berpijak pada tujuan yang telah dirumuskan dan harus sesuai dengan materi yang disiapkan. Tiga kemampuan utama perlu diukur yaitu pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang telah dirumuskan secara rinci dalam tujuan.
e.
Penulisan Garis Besar Program Media (GBPM) GBPM merupakan petunjuk yang dijadikan pedoman oleh para penulis naskah dalam penulisan naskah program media.
f.
Perencanaan pembuatan media Perencanaan pembuatan media berdasarkan GBPM yang dijadikan sebagai acuan dalam pembuatan media tertentu, sesuai dengan tujuan dan kompetensi tertentu.
g.
Merumuskan instrumen dan tes dan revisi
B. Penelitian yang Relevan 1.
Jurnal penelitian Yuniarti, T., Riyadi, dan Subanti, S., yang berjudul “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) dengan Pendekatan Ilmiah (Scientific Approach) pada Materi Segitiga Kelas VII SMP se-Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2013/2014”, dengan jenis penelitian adalah penelitian dan pengembangan (Research and Development/R&D) yang mengacu pada
Pengembangan Media Pembelajaran... Fitria Ningrum, FKIP UMP, 2015.
38
pengembangan perangkat pembelajaran model 4-D diperoleh 2,378 dan
= 1,670 maka
=
, sehingga Ho ditolak dan
Ha diterima. Artinya siswa menggunakan perangkat pembelajaran berbasis masalah dengan pendekatan ilmiah yang dikembangkan mempunyai hasil belajar lebih baik jika dibandingkan dengan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran langsung. C. Kerangka Berpikir Keberhasilan dalam proses pembelajaran dapat ditandai dengan prestasi belajar yang tinggi. Salah satu penunjang keberhasilan dalam proses pembelajaran tersebut adalah penggunaan media pembelajaran. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas di SD N 1 Rajawana sebagai subjek penelitian diperoleh keterangan bahwa media pembelajaran matematika pada materi sifat-sifat kesebangunan dan simetri yang digunakan masih terbatas, sehingga hasil prestasi belajar cenderung rendah. Media pembelajaran yang digunakan juga belum mampu melibatkan siswa untuk aktif berpartisipasi dalam proses pembelajaran, sehingga pembelajaran belum bermakna bagi siswa. Pengembangan media pembelajaran matematika diperlukan untuk menyempurnakan media yang sudah ada sehingga penggunaan media pembelajaran dapat berfungsi sebagai penunjang keberhasilan dalam proses pembelajaran. Pengembangan media pembelajaran matematika materi sifatsifat kesebangunan dan simetri menggunakan pendekatan saintifik di kelas V SD diharapkan akan dapat membantu siswa untuk lebih memahami materi yang diajarkan melalui pembelajaran yang lebih bermakna, dan siswa dapat
Pengembangan Media Pembelajaran... Fitria Ningrum, FKIP UMP, 2015.
39
aktif dalam proses pembelajaran. Pemahaman siswa yang meningkat tersebut diharapkan dapat menghasilkan prestasi belajar yang tinggi serta proses pembelajaran dapat dikatakan berhasil.
• Salah satu penunjang keberhasilan dalam proses pembelajaran adalah
penggunaan media pembelajaran, namun berdasarkan hasil wawancara di SD yang menjadi subjek penelitian diperoleh keterangan bahwa media pembelajaran matematika pada materi sifat-sifat kesebangunan dan simetri yang digunakan masih terbatas. • Hasil prestasi belajar cenderung rendah.
Pengembangan media pembelajaran untuk menyempurnakan media yang sudah ada sehingga penggunaan media pembelajaran dapat berfungsi sebagai penunjang keberhasilan dalam proses pembelajaran.
Pengembangan media pembelajaran matematika materi sifat-sifat kesebangunan dan simetri menggunakan pendekatan saintifik di kelas V SD diharapkan akan dapat membantu siswa untuk lebih memahami materi yang diajarkan melalui pembelajaran yang lebih bermakna,dan siswa dapat aktif dalam proses pembelajaran. Pemahaman siswa yang meningkat tersebut diharapkan dapat menghasilkan prestasi belajar yang tinggi serta proses pembelajaran dapat dikatakan berhasil. Gambar 2.2 Bagan Kerangka Berpikir D. Hipotesis Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut: 1.
Adanya keefektifan penggunaan media pembelajaran matematika materi sifat-sifat kesebangunan dan simetri menggunakan pendekatan saintifik terhadap prestasi belajar siswa di kelas V SD.
Pengembangan Media Pembelajaran... Fitria Ningrum, FKIP UMP, 2015.