BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN
2.1 Kajian Penelitian yang Relevan Penelitian mengenai menumbuhkan minat membaca siswa sekolah dasar telah banyak dilakukan oleh para peneliti, seperti yang dilakukan oleh Permana yang berjudul strategi pustakawan dalam menumbuhkan minat baca siswa sekolah dasar pada tahun 2010.Adapun strategi yang digunakan oleh peneliti adalah (1) mengadakan jam wajib kunjung perpustakaan untuk semua kelas SDN Glagah, (2) pelayanan membaca dan peminjam dengan system komputerisasi dan berbasis perpustakaan digital, (3) peningkatan koleksi yang lebih menarikdan terbaru serta sarana dan prasarana perpustakaan, (4) menjadikan ruang perpustakaan yang nyaman dan menarik layaknya tempat bermain anak-anak supaya siwasiswa lebih betah diperpustakaan, (5) kolaborasi antara kepala sekolah, guru kelas dan pustakawan, serta (6) pengembangan minat baca dengan cara mengadakan berbagai kegiatan yang dipusatkan diperpustakaan sekolah seperti, lomba lukis, jam wajib kunjung, dan penulisan resensi buku. Adapun hasil penelitian ini membuktikan bahwa pentingnya peran kepala sekolah, guru serta pustakawan dalam menumbuhkan minat membaca siswa. Dalam penelitian Permana terdapat kesamaan dengan penelitian penulis sama-sama menjelaskan bahwa pentingnya peran perpustakaan dalam menumbuhkan minat membaca siswa karena
8
9
diperpustakaan menyediakan berbagai jenis buku yang akan menambah wawasan siswa, tetapi penelitian Permana mempunyai perbedaan dengan penelitian penulis,
yaitu Permana penelitiannya mengenai peran
pustakawan dalam menumbuhkan minat membaca siswa, sedangkan penelitian penulis perannya adalah seorang guru. Penelitian sejenis juga dilakukan oleh Sutini dalam yang berjudul upaya meningkatkan minat baca siswa sekolah dasar kelas III pada tahun 2010. Untuk meningkatkan minat bacanya perlu ada motivasi ekstrinsik antara lain: upaya dari sekolah/guru, dari lingkungan keluarga, dan upaya dari lingkungan masyarakat. Upaya sekolah/guru bisa berupa pengadaan bahan bacaan, pengelolaan, dan pemodelan.Upaya lingkungan keluarga adalah membina keluarga pembaca, memperhatikan kelemahan anak dalam membaca, memperkaya skemata anak, dan berkinjung ke toko buku dan perpustakaan umum.Dari lingkungan masyarakat berupa pengadaan perpustakaan, papan pajan, lomba membaca pada hari-hari besar.Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sutini membuktikan besarnya peran semua elemen pendidik yang ada disekolah baik kepala sekolah, guru, pustakawan serta elemen yang ada dimasyarakat dalam meningkatkan minat membaca siswa sekolah dasar. Penelitian Sutini mempunyai persamaan dan perbedaan dengan penelitian peneliti dan adapun kesamaan dari penelitian Sutini dengan penelitian peneliti adalah sama-sama memfokuskan dalam menumbuhkan minat membaca siswa dengan menggunakan fasilitas buku-buku di perpustakaan hanya saja perbedaanya terletak pada cara pelaksanaannya. Penelitian Sutini pelaksanaannya dengan cara guru membacakan cerita di depan kelas, tetapi cerita tersebet tidak dibacakan
10
sampai akhir karena dengan tujuan agar siswa merasa penasaran dengan cerita selanjutnya. Sedangkan peneliti pelaksanaanya dengan mengajak siswa belajar diperpustakaan dengan memanfaatkan buku-buku diperpustakaan sebagai sumber bahan pelajaran. Penelitian sejenis berikutnya juga dilakukan oleh Rosidi yang berjudul upaya meningkatkan minat membaca materi keagamaan siswa kelas v di perpustakaan
SDN 02 Pidodokulon Kecamatan Patebon Kabupaten Kendal
melalui pola pendampingan
tahun pelajaran 2010/2011. Adapun upaya yang
dilakukan peneliti adalah Upaya secara formal adalah upaya yang ditempuh dalam bentuk fisik dan dapat dilihat. Hal tersebut dapat dilihat melalui kegiatan pembelajaran
yang intensif,
kegiatan
les,
kegiatan
pelatihan-pelatihan
ketrampilan siswa dan lain sebagainya yang bersifat akademik. Sedangkan upaya non formal adalah upaya dalam bentuk kegiatan kerohaniahan atau upaya yang dilakukan di luar kegiatan akademik. Dalam hal ini kegiatan yang berkaitan dengan upaya meningkatkan minat baca materi keagamaan dilakukan secara
non
formal.
Kegitan
tersebut
berupa kegiatan kunjungan
ke
perpustakaan sekolah. Hal ini tidak lain adalah bertujuan untuk meningkatkan minat membaca siswa untuk keberhasilan dalam pendidikan di SDN 2 Pidodokulon Kecamatan Patebon Kabupaten Kendal. Hasil dari penelitian ini Dengan melalui pola pendampingan dalam rangka meningkatkan minat membaca siswa kelas V SDN 2 Pidodokulon Kendal, kedatangan siswa ke perpustakaan semakin meningkat menurut daftar hadir yang ada di perpustakaan. Dengan seringnya datang keperpustakaan tidaklah lain jikalau
tidak
untuk membaca
buku-buku
di perpustakaan
juga
untuk
11
meminjam buku-buku yang ada di perpustakaan untuk dibaca di rumah masing-masing Dan dengan melalui pendampingan terhadap siswa kelas V SDN
2
Pidodokulon Kendal dalam
menumbuhkan
minat
membaca
di
perpustakaan adalah sangat efektif,yaitu dengan bukti peminjaman buku diperpustakaan oleh siswa kelas V meningkat sangat banyak dibanding dengan sebelumnya Setelah dilaksanakannya pola pendampingan terhadap siswa kelas V SDN 2 Pidodokulon Kendal dalam rangka meningkatkan minat membaca mereka juga sangat tepat. Karena setelah mereka mengikuti pendampingan ternyata prestasi PAI mereka juga meningkat cukup baik Dan juga setelah mereka melalui pola pendampingan untuk meningkatkan minat baca mereka, ternyata pengetahuan mereka menjadi luas. Tidak hanya pada materi yang diberikan oleh guru saja. Hal ini dibuktikan dengan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan mereka sudah meluas dari materi yang diberikan guru di kelas dan juga sangat variatif. Banyak terdapat kesamaan upaya dalam menumbuhkan minat membaca siswa SD yaitu sama-sama menjelaskan pentingnya peran guru serta keterlibatan pustakawan serta penyediaan buku-buku yang menarik serta kenyamanan ruang perpustakaan. Para peneliti telah banyak meneliti mengenai cara menumbuhkan minat membaca siswa SD dan dari hasil kesamaan dari para peneliti banyak menyinggung mengenai pemanfaatan sarana perpustakaan yang ada
di
sekolah.
Perpustakaan
sangat
berperan
penting
dalam
menumbuhkan minat membaca siswa, karena didalam perpustakaan banyak tersedia berbagai jenis buku-buku bacaan.
12
2.2 Kajian Teori 2.2.1 Pengalaman Terbaik (Best Practices) Kata best practice digunakan untuk mendeskripsikan/menguraikan “pengalaman terbaik” mengenai keberhasilan seseorang atau kelompok dalam memecahkan masalah ketika melaksanakan tugas untuk guru terutama dalam pembelajaran disekolahnya Best practices memiliki ciri-ciri berikut : 1. Mengembangkan cara baru dan inovatif dalam pengembangan serta memecahkan masalah dalam pendidikan khususnya pembelajaran 2. Membawa sebuah perubahan /perbedaan sehingga sering dikatakan hasilnya luar biasa. 3. Mampu mengatasi persoalan tertentu secara berkelanjutan (keberhasilan lestari) atau dampak dan manfaatnya berkelanjutan 4. Mampu menjadi model, memberi inspirasi dalam membuat kebijakan (pejabat)dan inspiratif guru lainnya, termasuk murid. 5. Dan cara metode yang dilakukan dan atau yang digunakan bersifat ekonomis dan efesien (dalam Pedoman Lomba Penulisan Best Practice Guru Dalam Tugas Pembelajaran Di Sekolah, 2014:5). best practices guru atau pengalaman terbaik guru dicapai dengan sukses dan lebih cepat jika dilakukan dengan tahapan sistematis melalui pendekatan ilmiah yang langkah-langkahnya dilandasi suatu teori yang relevan dengan masalah pembelajaran. Berdasarkan uraian diatas, maka dalam mendeskripsikan best practices guru atau pengalaman terbaik dalam pembelajaran, memerlukan ilmu pengetahuan dan seni untuk dipakai landasannya.
13
2.2.2Minat Membaca 2.2.2.1 Minat Menurut Reber (dalam Mahmud, 2010:99), menyebutkan bahwa minat tidak termasuk istilah psikologi yang popular. Sebab, ia bergantung pada banyak faktor internal, seperti pemusatan perhatian, keingintahuan, motivasi, dan kebutuhan.Menurut Slameto (dalam Djaali, 2006:121), minat adalah rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Menurut Crow and Crow (dalam Djaali, 2006:121), mengatakan bahwa minat berhubungan dengan gaya gerak yang mendorong seseorang untuk menghadapi atau berurusan dengan orang, benda, kegiatan, pengalaman yang dirangsang, oleh kegiatan itu sendiri. Menurut Daryanto (2010:38), minat adalah kecendrungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang diperhatikan terus menerus yang disertai dengan rasa senang.Jadi berbeda dengan perhatian, sifatnya sementara (tidak dalam waktu yang lama) dan belum tentu diikuti dengan perasaan senag dan dari situ diperoleh keputusan.Jadi, minat dapat diekspresikan melalui pernyataan yang menunjukan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisifasi dalam suatu aktivitas. Minat tidak dibawa sejak lahir,melalui diperoleh kemudian. Frymeir (dalam Rahim, 2007:28-29) mengidentifikasi tujuh faktor yang memengaruhi perkembangan minat anak. Faktor-faktor itu adalah sebagai berikut: a. Pengalaman sebelumnya; siswa tidak akan mengembangankan minatnya terhadap sesuatu jika mereka belum pernah mengalaminya. b. Konsepsinya tentang diri; siswa akan menolak informasi yang dirasa mengancamnya, sebaliknya siswa akan menerima jika informasi itu dipandang berguna dan membantu meningkatkan dirinya.
14
c. Nilai-nilai; minat siswa timbul jika sebuah mata pelajaran disajikan oleh orang berwibawah. d. Mata pelajaran yang bermakna; informasi yang mudah difahami oleh anak akan menarik minat mereka. e. Tingkat keterlibatan tekanan; jika siswa merasa dirinya mempunya beberapa tingkatan pilihan dan kurang tekanan, minat membaca mereka mungkin akan lebih tinggi. f. Kekompleksitasan materi pelajaran; siswa yang lebih mampu secara intelektual dan fleksibel secara psikologis lebih tertarik kepada hal yang lebih komplek.
2.2.2.2 Membaca Membaca merupakan suatu kegiatan atau proses kognitif yang berupaya untuk menemukan berbagai informasi yang terdapat dalam tulisan. Beberapa para ahli mempunyai pendapat yang serupa mengenai membaca seperti yang dikemukakan oleh Rahim (2005:2) Membaca pada hakikatnya adalah suatu yang rumit yang melibatkan banyak hal, tidak hanya sekedar melafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan aktivitas visual, berfikir, psikolinguistik, metakognitif. Sebagai proses visual membaca merupakan proses menerjemahkan symbol tulis (huruf) ke dalam kata-kata lisan.Sebagai suatu proses berfikir, membaca mencakup aktivitas pengenalan kata, pemahaman literal, interprestasi, membaca kritis, dan pemahaman kreatif. Pengenalan kata bisa berupa aktivitas membaca kata-kata dengan menggunakan kamus Crawley dan mountain.
Sedangkan menurut Streven (dalam Subana dan Sunarti, 2000:223), mengemukakan bahwa: Membaca adalah kegiatan yang kompleks.Membaca terdiri atas memahami bahasa tulisan.Bacaan dan tulisan bukanlah faktor yang universal karena banyak bahasa yang tidak mengenal bentuk tulisan. Karena bacaan berwujud tulisan, kedua faktor iru sangat bergantung satu sama lain. Sifat bacaan adalah visual, terorganisasi dan sistematis;arbitrer dan abstrak, tetapi bermakna; dan yang penting adalah berkaitan dengan suatu bahasa dan masyarakat tertentu.
15
Sedangkan Klein, dkk. (dalam Rahim, 2005:3) mengemukakan bahwa defenisi membaca mencakup (1) membaca merupakan suatu proses, (2) membaca adalah strategis, (3) membaca merupakan interaktif. Disamping itu, dengan rajin membaca maka seseorang akan memperoleh pengetahuan dan wawasan baru yang akan semakin meningkatkan kecerdasannya mereka sehingga lebih mampu menjawab tantangan hidup pada masa-masa mendatang. Selain itu, menurut Prastowo (2012:375-376) terdapat empat belas manfaat lainnya dari membaca. Diantaranya adalah sebagai berikut : 1.
2. 3.
4. 5.
6. 7. 8. 9. 10. 11.
12. 13. 14.
Mempermudah memahami berbagai mata pelajaran. Dengan membaca, siswa dapat menambah, memperluas, dan meperdalam pelajaran yang sudah diperolehnya dari guru. Dengan demikian, wawasan dan cakrawala berfikir siswa bertambah baik. Mempertinggi kemampuan siswa dalam membandingkan, meneliti, dan mempertajam pelajaran yang sudah didapatnya dikelas. Meningkatkan apresiasi seni sastra dan seni-seni lainnya. Dengan membaca, siswa meningkat kemampuan untuk menikmati berbagai karya seni. Meningkatkan kemampuan untuk mengenal siapa dirinya dan mengenal lingkungannya yang lebih luas. Meningkatkan keterampilan dan memperluas minat terhadap berbagai kegemaran dan aktivitas yang bermanfaat bagi pengembangan pribadi. Contohnya adalah dalam hal berbisnis. Mengembangkan watak dan pribadi yang baik. Meningkatkan selera dan kemampuan dalam membedakan yang baik dan yang buruk. Mengisi waktu luang dengan kegiatan yang positif. Mendidik untuk belajar mandiri. Dengan membaca, siswa dapat mempelajari sesuatu secara mendiri. Menambah perbendaharaan kata. Mendidik untuk berfikir kritis dan mengetahui (well informed) berbagai permasalahan yang terjadi dilingkungannya, baik lingkungan sekitar maupun lingkungan yang lebih luas. Memicu timbulnya ide baru. Memperluas pengalaman. Sarana rekreasi yang mudah dan murah. Dengan membaca, bukubuku yang digemarinya, siswa dapat berekreasi denagn mudah dan murah. Buku-buku yang mengandung unsur rekreasi akan memberikan kesegaran dan kebahagian bagi siswa.
16
2.2.2.3 Minat Membaca Minat membaca merupakan dorongan untuk memahami kata demi kata dan isi yang terkandung dalam teks bacaan tersebut, sehingga pembaca dapat memahami hal-hal yang dituangkan dalam bacaan itu. Menurut Tampubolon (dalam Dalman, 2013:141), menjelaskan bahwa minat adalah kemauan atau keinginan seseorang untuk mengenali huruf untuk menangkap makna dari tulisan tersebut. Senada dengan pendapat diatas, Taringan (dalam Dalman, 2013:141), menyatakan minat membaca merupakan kemampuan seseorang berkomunikasi dengan diri sendiri untuk menangkap makna yang terkandung dalam tulisan sehingga memberikan pengalaman emosi akibat dari bentuk perhatian yang mendalam terhadap makna bacaan kuat Pengertian minat baca menurut Rahim (dalam Dalman, 2013:141) “adalah keinginan yang kuat disertai usaha-usaha seseorang untuk membaca”. Orang yang mempunya minat membaca yang kuat akan diwujudkannya dalam kesediaan untuk mendapat bahan bacaan dan kemudian membacanya atas kesadaran sendiri. Oleh
sebab
itu,
minat
membaca
seseorang
anak
perlu
sekali
dikembangkan.Menumbuhkan minat baca seorang anak lebih baik dilakukan pada saat dini, yaitu pada saat anak baru belajar membaca permulaan, atau bahkan pada saat anak baru mengenal sesuatu.
2.2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Membaca Bunata (dalam Dalman, 2013:142-143), menyebutkan bahwa minat baca terutama sangat ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu:
17
1. Faktor lingkungan keluarga. Ditengah kesibukan sebaiknya orang tua menyisihkan waktu untuk menemani anaknya membaca buku, dengan begitu orang tua dapat memberikan contoh yang baik dalam meningkatkan kreativitas membaca anak. 2. Faktor kurikulum dan pendidikan sekolah yang kurang kondusif. Kurikulum yang tidak secara tegas mencantumkan kegiatan membaca dalam suatu bahan kajian, serta para tenaga kependidikan baik sebgai guru, dosen maupun para pustakawan yang tidak memberikan motivasi pada anak-anak peserta didik bahwa membaca itu penting untuk menambahkan ilmu pengetahuan, melatih berfikir kritis, menganalisis persoalan, dan sebagainya. Tujuan pendidikan ditanah air semaki jelas dalam mengembangkan kemampuan potensi anak bangsa agar terwujudnya SDM yang kompotetif dalam globalisasi dalam kecerdasan intelektual. 3. Faktor insfrastruktur masyarakat yang kurang mendukung peningkatan minat baca masyarakat. Kurangnya minat baca masyarakat ini bisa dilihat dari kebiasaan sehari-hari. Banyak orang yang lebih memilih menghabiskan uang demi hal lain daripada membeli buku. Orang juga kadang lebih suka pergi ketempat hiburan daripada pergi ketoko buku.Mereka hanya pergi ketoko buku atau perpustakaan bila memang diperlukan saja. 4. Faktor keberadaan dan kejangkauan bahasa bacaan. Sebaiknya pemerintah daerah mengadakan program perpustakaan keliling atau perpustakaan tetap di tiap-tiap daerah agar lebih mudah dijangkau oleh masyarakat.
Menurut Bafadal (2009:203) “Rasa senang membaca dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain karena ia tahu manfaat membaca, ia menyadari bahwa buku-buku dan bahan pustaka lainnya yang baik dapat memperluas pengetahuannya”.
2.2.4 Upaya Meningkatkan Minat Membaca Dalam meningkatkan minat membaca seseorang harus lah ada upaya-upaya yang harus dilakukan. Usaha-usaha yang perlu dilakukan untuk meningkatkan minat baca menurut Hasyim (dalam Dalman, 2013:144), adalah agar tiap keluarga mempunyai perpustakaan keluarga,sehingga perpustakaan bisa dijadikan tempat yang menyenangkan ketika berkumpul bersama, sedangkan ditingkat sekolah, rendahnya minat membaca anak-anak bisa bisa diatasi dengan perbaikan diperpustakaan disekolah, guru, dosen, maupun para pustakawan sekolah sebagai tenaga kependidikan, harus mengubah
18
mekanisme proses pembelajaran menuju membaca sebagai suatu system belajar sepanjang hayat.
Menurut Dalman, (2013:144-145), mengemukakan indikator indikator yang mempengaruhi apakah seseorang memiliki minat baca yang tinggi atau masih rendah adalah berikut ini, 1. Frekuensi dan kuantitas membaca Disini maksudnya bagaimana frekuensi (keseringan) dan waktu yang digunakan seseorang untuk membaca, seseorang yang mempunyai minat baca sering kali akan banyak melakukan kegiatan membaca, juga sebaliknya. 2. Kuantitas sumber bacaan Orang yang memiliki minat baca akan berusaha membaca bacaan yang variatif. Mereka tidak hanya membaca bacaan yang mereka butuhkan pada saat itu tapi juga membaca bacaan yang mereka anggap penting.
Menurut Edward Kimman (dalam dalman, 2013:145), mengemukakan bahwa bahan bacaan yang dibaca oleh masyarakat Indonesia dibagi menjadi empat kategori, yaitu: 1. Sekelompok orang hanya membaca sesekali saja. Artinya mereka membaca berdasarkan tuntutan harus membaca, seperti membaca surat, koran dan sebagainya. 2. Membaca sekedar hanya mencari hiburan atau kesenangan seperti membaca komik, cerpen, novel, dan bacaan yang bisa menghibur lainnya. 3. Membaca karena dorongan oleh kebutuhan untuk mendapatkan informasi seperti majalah, Koran dan buku ilmu pengetahuan lainnya. 4. Membaca karena merupakan kebutuhan dalam hidupnya, kelompok ini biasanya menganggap bacaan sebagai penunjang dalam hidupnya.
Dari keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa minat baca seseorang tidaklah bisa tumbuh dengan sendirinya, tetapi membutuhkan peranan orang lain dengan dorongan atau upaya lainnya yang bisa menjadikan anak terangsang untuk membaca, dan hal ini terlepas dari kuantitas membaca dan kuantitas bahan bacaannya.
19
Seorang guru pustakawan juga sangat berperan penting dalam hal menumbuhkan minat membaca siswa. Ada beberapa usaha yang dapat dilakukan oleh guru pustakawan untuk menumbuhkan rasa senang membaca murid-murid, yang antara lain adalah sebagai berikut: 1. Memperkenalkan buku-buku Pada cara ini guru pustakawan memperkenalkan buku-buku terutama yang tersedia di perpustakaan sekolah. Cara ini dapat dilakukan bekerja sama dengan guru-guru bidang studi. 2. Memperkenalkan riwayat hidup tokoh-tokoh Untuk menumbuhkan rasa senang membaca guru pustakawan dapat menjelaskan riwayat hidup tokoh-tokoh nasional dan internasional.Yang pelu ditekankan pada waktu memperkenalkan adalah kegigihan tokoh-tokoh tersebut dalam hal membaca/ belajar mandiri untuk menambah pengetahuan sehingga menjadi tokoh yang besar dan masyur. 3. Memperkenalkan hasil-hasil karya sastrawan. Dalam memperkenalkan tokoh-tokoh khususnya sastrawan guru pustakawan guru sambil menyebutkan hasil-hasil karyanya.
Adapun masyarakat Indonesia melakukan aktifitas membacanya dengan tujuan yang berbeda-beda, yaitu membaca untuk mencari informasi, membaca untuk sekedar mencari hiburan, membaca untuk studi dan membaca untuk kebutuhan. 2.2.5 Cara Menumbuhkan Minat Baca Ada beberapa cara menumbuhkan minat baca menurut Hasyim (dalam Dalman, 2013:146-148), yaitu berikut ini : 1. Bacakan buku sejak anak lahir. Pada masa 0-2 tahun perkembangan otak manusia sangat pesat dan reseftif (gampang menyerap apa saja dengan memori yang kuat ), bila anak dikenalkan dengan membaca sejak dini, maka kelak mereka akan memiliki minat baca yang tinggi. 2. Dorong anak bercerita tentang apa yang telah didengar atau dibacanya. Bahan bacaan akan menjadi suatu kebutuhan oleh sang anak untuk menginterprestasikan suatu bacaan yang menuntun anak untuk mamahami suatu bacaan dan membaca buku secara berulang-ulang. 3. Ajak anak ketoko/ perpustakaan.
20
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
Perpustakaan akan memperkenalkan anak pada keanekaragaman bahan-bahan bacaan sehingga menumbuhkan rasa keingintahuan yang besar untuk membaca bahan bacaan yang mereka lihat, kesediaan bahan bacaan memungkinkan anak untuk memilih bacaan yang sesuai dengan minat dan kepentingannya sehingga menumbuhkan minat bacanya. Beli buku yang menarik minat anak. Buku yang menarik tentunya akan menarik respons kepada anak untuk membuka atau membaca buku yang menarik perhatiannya. Sisihkan uang untuk membeli buku. Ketersediaan bahan bacaan yang dibeli akan menumbuhkan kesadaran akan pentingnya membaca. Nonton filimnya dan belikan bukunya. Hal ini dilakukan agar anak tidak menciptakan kebiasaan melihat film tetapi membaca juga perlu dibiasakan. Ciptakan perpustakaan keluarga. Ketersediaan bahan bacaan yang beragam akan menciptakan kondisi mengosumsi buku-buku setiap hari sebagai kebutuhan pokok dalam hidup keseharian. Tukar buku dengan teman. Cara ini akan menciptakan rasa ketertarikan dengan bahan bacaan lainnya. Hilangkan penghambat seperti televise atau playstation Sulitnya menciptkan minat membaca terhadap anak karena pengaruh televisi, playstation, hal yang disukai anak, peranan oang tua dan guru sangatlah penting untuk mendorong anak senang membaca dengan berbagai tugas yang berkaitan dengan membaca agar mereka terbiasa dan mencintai bahan bacaan. Beri hadiah (reward) yang memperbesar semangat membaca. Suatu respons ditimbulkan oleh suatu stimulus.Hadiah merupakan salah satu stimulus untuk menimbulkan respons pada anak untuk lebih giat membaca. Jadikan buku sebagai hadiah (reward) untuk anak. Seseorang akan beranggapan hadiah merupakan pemberian yang sangat penting, maka penerima hadiah pun dituntut untuk menghargai pembelian atau hadiah orang lain. Dalam hali ini, pemberian hadiah pun akan merasa senang bila menerima hadiah membaca buku yang telah diberikannya. Jadikan kegiatan membaca sebagai kegiatan setiap hari. jika seseorang terbiasa dalam membaca, maka membaca akan dijadikan suatu kebutuhan yang harus dikosumsinya tiap hari. Dramatisi buku yang and abaca. Cek atau lihatlah kembali buku yang telah dibaca, tanpa disadari mendramatisir sudah melakukan pengulangan dalam membaca Peningkatan minat baca dapat dilakukan dengan berbagai cara. Peningkatan minat baca dapat dilakukan dengan cara berikut ini: a. Menyesuaikan bahan bacaan. Sesuaikan bahan bacaan dengan kebutuhan masing, masing, misalnya untuk anak-anak sediakan buku anak-anak seperti komik dan cerpen jenaka. b. Pemilihan bahan yang baik Bahan yang baik akan menarik seseorang untuk mengetahui bacaan atau isi dalam bahan tersebut.
21
15. Memili kesadaran dan minat yang tinggi terhadap membaca. Kesadaran yang tinggi tentunya akan mendorong seorang untuk membaca suatu bacaan. 16. Menyediakan waktu untuk membaca. Menyediakan waktu dalam membaca tentunya sangat penting karena hal ini akan menumbuhkan suatu kegiatan membaca yang teratur di tengah kesibukan sehari-hari.
Berdasarkan uraian diatas yang menjelaskan mengenai cara menumbuhkan minat membaca anak/siswa, maka perlu kita ketahui bahwa ada begitu banyak cara dalam menumbuhkan minat membaca pada anak/siswa, dengan teori yang telah dijelaskan diatas dapat menjadi pedoman dalam menumbuhkan minat membaca siswa.
2.2.6Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Baca Menurut Hurlock (dalam Dalman, 2013:149-150), minat yang berkembang pada anak karena hal berikut ini: 1. Minat tumbuh bersamaan dengan perkembangan mental. Minat berubah seiring dengan perubahan fisik dan mentalyang juga mengalami perubahan, jenis bahan bacaan pun akan berubah seiring dengan level perkembangan kematangan pribadi. 2. Minat bergantung pada kesiapan belajar. Kesempatan belajar anak yang paling tinggi adalah dilingkungan rumah, dimana lingkungan rumah merupakan stimulus paling awal dan tempat belajar paling utama bagi anak untuk belajar membaca dan mempertahankannya dan kemudian menjadi suatu kebiasaan. 3. Minat diperoleh dari pengaruh budaya. Budaya merupakan kebiasaan yang sifatnya permanen, sehingga dapat memungkinkan dengan adanya budaya membaca akan membuat seseorang secara tidak langsung baik secara langsung mempengaruhi minat membaca menjadi tinggi. 4. Minat dipengaruhi oleh bobot emosi Seseorang yang telah menemukan manfaat dari kegiatan membaca akan menimbulkan reaksi positif yang akan membuat orang tersebut akan mengulanginya lagi dan lagi, sehingga kesenangan emosi yang mendalam pada aktivitas membaca akan menguatkan minat membaca. 5. Minat adalah sifat egosentrik di keseluruhan masa anak-anak. Seorang anak yang yakin terhadap membaca akan membuatnya memiliki wawasan luas dan kecerdasan dalam menyikapi hidup dan terus menerus melakukan aktivitas membaca sampai tua.
22
2.2.7 Perpustakaan Menurut Carter V. Good, sebagaimana dikutip oleh Bafadal (dalam Prastowo, 2012:44) mengungkapkan bahwa “perpustakaan sekolah adalah koleksi yang diorganisasikan di dalam suatu ruang agar dapat digunakan oleh muridmurid dan guru-guru”. Zahara (2003:1) “Perpustakaan Sekolah adalah semua perpustakaan yang diselenggarakan di sekolah, mulai dari tingkat Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar dan Sekolah Lanjutan”. Menurut Ibrahim Bafadal (dalam Prastowo, 2012:41-42) mengungkapkan bahwa: “Perpustakaan adalah suatu unit kerja dari suatu badan atau lembaga tertentu yang mengelola bahan-bahan pustaka , baik berupa buku-buku maupun bukan berupa buku ( non book material ), yang diatur secara sistematis menurut aturan tertentu sehingga dapat digunakan sebagai sumber informasi oleh setiap pemakainya”.
Perpustakaan Sekolah merupakan bagian terpadu dari sekolah yang bertugas mengumpulkan, mengelola, menyimpan dan memelihara bahan pustaka untuk dipergunakan oleh guru dan siswa untuk menunjang kegiatan belajar mengajar di sekolah. Menurut Supriyadi (dalam Bafadal, 2009:4) “ Perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang diselenggarakan disekolah guna menunjang program belajar mengajar di lembaga pendidikan formal tingkat sekolah baik sekolah dasar maupun sekolah menengah, baik sekolah umum maupun sekolah lanjutan”. Menurut SATGAS KPPS
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
propinsi Jawa Timur (dalam Bafadal, 2009:4) perpustakaan sekolah adalah “ koleksi pustaka yang diatur menurut system tertentu dalam suatu ruangan,
23
merupakan bagian integral dalam proses belajar mengajar dan membantu mengembangkan minat bakat murid”. Perpustakaan Sekolah menurut jenis dan tingkatannya terdiri atas : a. Perpustakaan Sekolah Taman Kanak-Kanak. b. Perpustakaan Sekolah Dasar. c. Perpustakaan Sekolah Menengah Tingkat Pertama d. Perpustakaan Sekolah Menengah Tingkat Atas. Perpustakaan sekolah harus memiliki desain utama untuk mendukung kegiatan belajar mengajar.Hal yang paling utama yang perlu diperhatikan adalah jenis koleksi buku yang ada diperpustakaan sekolah. Buku yang berada diperpustakaan sekolah harus didominasi oleh buku pelajaran, literatur, ataupun referensi lain yang berhubungan dengan materi pelajaran. Buku diperpustakaan sekolah juga harus disesuaikan dengan tingkat usia dan kemampuan peserrta didik secara umum. Seperti yang disebutkan sebelumnya bahwa jenis buku diperpustakaan sekolah tidak seperti perpustakaan umum dimana semua jenis buku bisa masuk. Suwarno (2011:online) menyebutkan bahwa terdapat 2 jenis koleksi buku yang ada diperpustakaan sekolah secara umum. Jenis buku yang ada di sekolah tersebut antara lain: 1. Buku Bacaan Buku bacaan merupakan buku yang digunakan sebagai bahan bacaan.Buku bacaan ini memuat materi-materi serta referensi yang informatif. Buku bacaan ini dapat dibagi menjadi 3 kategori, antara lain: a) Buku Bacaan Fiksi, buku yang ditulis berdasarkan khayalan pengarang dalam bentuk cerita dan dapat memberikan hiburan, ketentraman fikiran, dan ketenangan. Menurut Rahim (2005:85) “Fiksi ialah karangan yang isinya bersifat khayalan (imajinatif), yaitu tidak merupakan kenyataan yang sebenarnya”
24
b) Buku Bacaan Non Fiksi, buku tentang ilmu pengetahuan dan dimaksudkan untuk menambah pengetahuan para pembacanya. Menurut Rahim (2005:86) “Nonfiksi ialah karangan yang isinya bukan khayalan, melainkan kenyataan yang sesungguhnya”. c) Buku Bacaan Fiksi Ilmiah, buku yang ditulis berdasarkan khayalan pengarang dalam bentuk cerita serta juga berdasarkan ilmu pengetahuan yang relevan sehingga mampu mempengaruhi pengembangan daya fikir ilmiah pembaca. 2. Buku Ilmiah Buku ilmiah adalah buku yang ditulis dan dihasilkan dari studi maupun kegiatan ilmiah yang disajikan dalam berbagai bentuk dan dapat mempengaruhi daya intelektual pembaca.Contoh buku yang termasuk jenis buku ilmiah ini misalnya laporan penelitian, jurnal, handbook, buku teks, dan sejenisnya.Menurut Dalman (2013:78)” Bacaan ilmiah yaitu bacaan yang berisi ilmu pengetahuan atau informasi yang tertulis dengan bacaan yang lugas, praktis, dan efisien”.
Kedua jenis buku diatas merupakan jenis buku-buku yang umumnya digunakan
sebagai
referensi,
sumber
belajar
atau
bahan
ajar
dalam
pembelajaran.Buku-buku bacaan dan buku-buku ilmiah merupakan jenis buku yang pantas untuk mengisi rak-rak perpustakaan sekolah.
2.2
Kerangka Berfikir Adapun bagan pengalaman terbaik (Best Practices) menumbuhkan minat membaca siswa pada buku-buku perpustakaan dikelas V dapat dilihat pada gambar berikut ini. Rendahnya Minat Membaca Buku-Buku Perpustakaan Pada Siswa SDN 186/1 Sridadi Solusi Dalam Menumbuhkan Minat Membaca Buku-Buku Perpustakaan Pada Siswa SDN 186/1 Sridadi
Mendeskripsikan Pengalaman Terbaik (Best Prectices) dalam Menumbuhkan Minat Membaca Buku-Buku Perpustakaan Pada Siswa SDN 186/1 Sridadi Gambar 2.1 Kerangka Berfikir
25
Minat seorang anak tidak akan bisa timbul dengan sendirinya, tetapi ada faktor-faktor
yang mempengaruhi
anak
sehingga minat tersebut
dapat
berkembang. Salah satunya minat yang harus dikembangkan tersebut adalah minat siswa dalam membaca buku-buku perpustakaan. Berdasarkan pengalaman terbaik (best practices) tentang minat membaca buku-buku perpustakaan pada siswa sekolah dasar maka perlunya mencari sebabsebab
siswa-siswa
tersebut
malas
atau
jarang
membaca
buku-buku
diperpustakaan. Minat membaca adalah keinginan yang kuat seseorang untuk membaca yang disertai usaha-usaha seseorang dalam menangkap makna yang terkandung pada setiap kata pada tulisan yang dibaca serta di iringi dengan keinginan sendiri untuk membaca.Sedangkan perpustakaan sekolah adalah sebuah bangunan yang diselenggarakan oleh sekolah yang dimana di dalam bangunan tersebut terdapat berbagai macam jenis koleksi buku yang dikelola dan di organisasikanuntuk keperluan membaca dan secara khusus dikelola oleh pustakawan untuk kepentingan sekolah itu sendiri.