BAB II DASAR TEORI
2.1.
Pemborosan Energi Compressor Mesin dengan penggerak pneumatic bekerja berdasakan dorongan
atau tekanan dari udara yang bertekanan. Untuk mendapatkan udara yang bertekanan, dimanfaatkannya compressor udara dimana compressor juga membutuhkan energi selama beroperasi.
Gambar 2.1. Diagram Flow Energi Compressor Berdasarkan skema di atas, compressor akan bekerja membuat tekanan udara hingga batsan yang telah ditetapkan dengan menggunakan energi listrik. Sesuai spesifikasinya, daya konsumsi energi listrik berbanding lurus dengan lama waktu pencapaian batas tekanan tersebut. Pada saat compressor membuat tekanan udara hingga tercapainya batas yang telah ditentukan disebut Loading. Setelah tekanan tercapai
8
http://digilib.mercubuana.ac.id/
9
compressor akan menghentikan proses loading dan berada dalam kondisi standby Perbandingan lurus antar energi listrik dengan loading compressor harus seminimal mungkin, dengan kata lain bilamana sering terjadinya loading compressor (loading abnormal) maka akan terjadi pembengkakan biaya energi listrik
Gambar 2.2. Diagram Loading Normal dan Abnormal 2.1.1. Penyebab Loading Abnormal Loading abnormal terjadi dikarenakan banyaknya penggunaan udara bertekanan atau penggunaan sudah melebihi spesifikasi compressor. Tentu hal spesifikasi telah di design dan disesuaikan dengan kebutuhan, hal lainnya yang dapat menyebabkan loading abnormal ialah kebocoran instalasi atau penggunaan yang salah.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
10
2.2.
Mesin Press Lens
Gambar 2.3. Mesin Press Lens Mesin press lens adalah mesin produksi yang di gunakan oleh PT.ISE sebagai pengganti tenaga manusia dalam proses produksi Asembly. sesuai dengan namanya press lens berkarakter memberikan tekanan (Press) dengan demikian proses menekan (Press) yang dilakukan manusia terganti dengan memanfaatkan mesin press lens. Secara kualitas tenaga manusia akan mengalami perbedaan di setiap kali proses menekan bilamana proses dilakukan dalam jumlah masspro. Lain halnya proses menekan dilakukan oleh mesin, selain kualitas quantity dari proses menekan tersebut akan tetap terjaga. 2.2.1. Bagian Jig Pada Mesin Press Lens Secara karakter atau fungsi kerja mesin press lens terhadap produksi, mesin terbagi 2(dua) bagian yaitu Upper (tempat jig bagian atas) dan Lower (tempat jig bagian bawah). Bagian ini akan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
11
membawa jig bergerak secara vertical, dengan adanya Upper dan Lower dipastikan jig tetap berada pada posisi yang seharusnya sehingga jig akan menekan produk secara benar.
Top Jig (Upper) c
Bottom Jig
(Lower) Gambar 2.4. Bagian Jig Mesin 2.2.2. Elektrikal Pada Mesin Press Lens Dengan bantuan control elektrikal berbasis Programmable Logic Control (PLC), mesin press lens dapat bekerja secara otomatis. Demikian pula dengan standart safety permesinan yang terdapat pada mesin press lens ini, antara lain adalah sensor – sensor pengaman antara mesin terhadap operatornya. Pemanfaatan sensor pada mesin dapat diartikan sebagai media komunikasi antara operator dengan mesin, selain menjaga keamanan sensor juga mendeteksi object produksi sehingga kualitas produk tetap terjaga.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
12
Kekurangan dari mesin press lens terdapat pada sistem power kelistrikan pada mesin, dimana main power mengadopsi sistem cutoff. Cutoff ialah mematikan mesin secara langsung memutus main power yang digunakan mesin.
Gambar 2. 5. Switch Power PLC Press Lens Terlihat power switch akan memutus power R0, dan kontak R0 akan terbuka dan secara langsung memutus power antara wiring number 1 dengan 3, dan 2 dengan 4. 2.2.3. Persamaan Kerja Mesin Press Lens Terhadap Manusia Dalam proses assembly terdapat proses menyatukan antara lens dengan reflector lampu sepeda motor. Cara menyatukannya dengan meletakan reflector pada JIG penyangga reflector, sehingga reflector berada dalam posisi yang tepat. Kemudian manusia (Operator) mengambil lens dan diletakan di atas reflector berdasarkan persamaan profil lens dan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
13
reflector tersebut, setelah kedua part tersebut berada pada posisinya operator memberi tekanan secara vertical hingga lens menyatu dengan reflector dan terdengar suara klik atau terlihat pengunci lens terhadap lens sudah sempurna. Mesin press lens yang digunakan sebagai pengganti tenaga manusia tersebut membutuhkan karakter yang sama dengan proses yang dilakukan manusia/operator. Special karakter yang terdapat pada mesin press lens ialah sebelum press lens menyatu dengan reflector yang telah diletakan pada JIG, mesin press lens mampu memegang part lens sebelum part di press secara vertical oleh mesin. Bagian special karakter ini sama dengan proses yang dilakukan oleh operator dimana saat operator mengambil lens dan diletakan di atas reflector yang telah diletakan di atas JIG reflector. 2.2.4. Dasar Konsep Mesin Press Lens Mesin press lens mengadopsi sistem peneumatic dengan actuator cylinder sebagai penggerak mesin. Memanfaatkan fungsi solenoid yang terintegrasi oleh PLC. Untuk special karakter yaitu memegang part lens, mesin press lens dilengkapi oleh solenoid vaccum.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
14
2.3.
Solenoid Vaccum
Gambar 2.6. Solenoid ZSE1 Sesuai namanya solenoid vacuum bekerja dengan sistem menghisap udara, memberikan efek tarik dan berkesan memegang part lens bilamana dikombinasikan dengan JIG lens. Solenoid vaccum yang digunakan pada mesin press lens ialah solenoid vaccum 3(tiga)coil. Solenald vacum 3coil (vaccum,stop,blow(eject)) dengan jenis ini dapat diartikan solenoid mampu menarik part pada saat coil vaccum on , menahan part atau diam pada saat coil stop on, dan melepas part dengan coil blow on. 2.3.1. Cara Kerja Solenoid Vaccum ZSE1 Sesuai namanya Solenoid Vaccum ialah solenoid yang bekerja sebagai valve yang mengatur udara bertekanan sehingga memberi effect hisap atau vaccum. Sedangkan pada solenoid vaccum yang digunakan pada mesin press lens memiliki 3 coil, dan bukan tanpa fungsi coil ini
http://digilib.mercubuana.ac.id/
15
bekerja dalam 3 posisi valve yaitu Valve pada posisi Stop(A), Vaccum(B) dan Eject /blow(C).
Gambar 2.7. Skema Solenoid Vaccum 3 Coil Dengan skema solenoid vaccum di atas, terlihat bahwa solenoid memiliki 3 Coil sehingga terdapat 3 fungsi dari pergerakan/posisi pada valve solenoidnya. 3 pergerakan/posisi valve itu adalah vaccum, eject (blow) dan stop. Berikut ini adalah skema 3 pergerakan/posisi solenoid 3 coil tersebut.
vaccum
eject
stop
Gambar 2.8. Pergerakan Valve Solenoid ZSE1
http://digilib.mercubuana.ac.id/
16
2.3.2. Kekurangan Solenoid Vaccum ZSE1 Ketiga coil solenoid vaccum ZSE1 berkarakter single acting atau valve bergerak membuka (bergerak satu kali) saat coil mendapat tegangan dan tidak akan kembali menutup sampai coil lain yang mengembalikan (menutup) valve mendapat tegangan. Hal ini menjadi kekurangan tersendiri pada saat tidak adanya tegangan untuk menarik valve kembali menutup. 2.4.
Programmable Logic Control (PLC) Programmable Logic Control (PLC) adalah peralatan elektronika
digital yang dapat dilakukan pemrograman untuk menyimpan instruksiinstruksi dan melaksanakan fungsi khusus seperti logika, skuensial, timer, counter dan aritmatika sebagai kontrol mesin dan proses. Sistem kontrol logika konvensional tidak dapat melakukan beberapa kasus digital dan Programmable Logic Control diperlukan untuk itu. Pada dasarnya PLC terdiri dari tiga bagian utama yaitu bagian input/output, bagian prosesor dan bagian pemrograman (programming device
Gambar 2.9. Struktur Dasar PLC
http://digilib.mercubuana.ac.id/
17
2.4.1. Pemrograman PLC FX1s-30MR PLC yang digunakan dalam mesin press lens ialah PLC pabrikan dari Mitshubisi yang bertype FX1s-30MR, PLC jenis ini sudah mampu digunakan sebagai kontrol mesin dengan logika yang sederhana. FX1s30MR berbahan dasar kontak relay elektronik yang bekerja secara digital sesuai dengan proggram yang diconversikan Proses pemrograman PLC Mitshubisi cukup mudah, dikarenakan pemrograman dalam bentuk ladder sudah dapat dilakukan dalam diagram ladder yang telah disajikan oleh software Gxdeveloper. Sebagai komunikasi data pemrograman PLC FX1s-30MR menggunakan converter kabel data USB to RS-232 to RS-422. Tidak hanya pemrograman, dengan converter ini pula dapat digunakan sebagai komunikasi data monitoring yang memudahkan dalam menganalisa perbaikan dan penyelesaian troubleshooting. 2.5.
Modifikasi Modifikasi ialah suatu tindakan merubah sesuatu yang sudah ada
menjadi lebih sesuai dengan kebutuhan, baik perubahan dalam bentuk penambahan atau pengurangan sesuatu ataupun perubahan bentuk dari sesuatu yang dimodifikasi. 2.5.1. Modifikasi program PLC Memodifikasi pemrograman PLC mesin dapat dilakukan dengan cara merubah ladder yang telah di upload kedalam PLC mesin. Sebelum
http://digilib.mercubuana.ac.id/
18
merubah program atau ladder yang sudah ada, terlebih dahulu perlu mendownload untuk membaca program yang ada dalam PLC mesin.
Gambar 2.10. Read Ladder PLC 2.5.2. Mengedit Program Dalam bahasa software Gxdeveloper, untuk mengedit program kita harus masuk kedalam mode write dan tampilan software pun akan berubah menjadi tampilan mengedit ladder.
Gambar 2.11. Write Mode
http://digilib.mercubuana.ac.id/