1
BAB I PENDAHULUAN Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, pasal 17 ayat 1 menyebutkan bahwa pemerintah bertanggung jawab atas ketersediaan akses terhadap informasi, edukasi dan fasilitas
pelayanan
kesehatan untuk meningkatkan dan memelihara derajat kesehatan yang setinggitingginya.
Selain
itu
pada
pasal
168
menyebutkan
bahwa
untuk
menyelenggarakan upaya kesehatan yang efektif dan efisien diperlukan informasi kesehatan yang dilakukan melalui sistem informasi dan melalui kerjasama lintas sektor, dengan ketentuan lebih lanjut akan diatur dengan Peraturan Pemerintah. Sedangkan pada pasal 169 disebutkan pemerintah memberikan kemudahan kepada masyarakat untuk memperoleh akses terhadap informasi kesehatan dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat (Depkes, 2011). Salah satu luaran dari penyelenggaraan Sistem Informasi Kesehatan Nasional adalah Profil Kesehatan Indonesia, yang merupakan salah satu paket penyajian data/informasi kesehatan yang lengkap, berisi data/informasi derajat kesehatan, upaya kesehatan, sumber daya kesehatan, dan data/informasi terkait lainnya, serta terbit setiap tahun. Pelayanan kesehatan yang disediakan dalam berbagai fasilitas kesehatan yang mencakup pelayanan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Untuk menunjang seluruh upaya pembangunan kesehatan diperlukan sarana pelayanan, salah satunya adalah rumah sakit. Rumah Sakit adalah sarana upaya kesehatan yang menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan, serta dapat dipakai untuk pendidikan tenaga kesehatan dan penelitian.
1
2
Upaya pelayanan kesehatan, yang diselenggarakan oleh rumah sakit meliputi pelayanan rawat inap, rawat jalan, pelayanan gawat darurat, pelayanan medik, non medik serta penunjang medik (Depkes, 2011). Rumah sakit sebagai salah satu mata rantai fasilitas kesehatan mempunyai fungsi utama terpadu dengan upaya peningkatan pelayanan kesehatan, sehingga merupakan suatu pelayanan kesehatan yang peripurna. Pelayanan kesehatan memerlukan pengoperasian rumah sakit secara efektif dan efisien, tanpa mengesampingkan program pemerintah. Rumah sakit mempunyai prinsip pada aspek sosial, namun aspek ekonomi harus berjalan seiring untuk mendukung tuntutan kebutuhan akan meningkatkan pelayanan dan pengembangan rumah sakit. Dalam rangka meningkatkan pengelolaan rumah sakit, pihak manajemen melihat pengelolaan obat kurang didukung data efisien, dan membutuhkan anggaran belanja cukup besar setiap tahunnya. Hal ini dilakukan supaya jelas tidak merugikan rumah sakit dan juga pihak pasien, dan juga dapat meningkatkan citra rumah sakit di mata masyarakat (Depkes, 2011). Rumah sakit merupakan organisasi sosio-ekonomi yang pengelolaannya harus memperhatikan unsur bisnis disamping sifat sosial. Sifat sosial berarti bahwa biaya pelayanan yang diberikan harus terjangkau oleh masyarakat dengan tingkat sosial ekonomi rendah, sedangkan yang dimaksud dengan unsur bisnis di dalam pengelolaan rumah sakit adalah bahwa penghasilan yang diperoleh dari penjualan produk jasa yang ditawarkan oleh rumah sakit harus dapat menutup biaya untuk menghasilan produk jasa tersebut. Berdasarkan kepemilikan, rumah sakit dikelompokkan menjadi rumah sakit publik dan rumah sakit privat.
3
Pengelompokkan
ini
berdasarkan
Peraturan
Menteri
Kesehatan
Nomor
147/Menkes/PER/I/2010 tentang Perizinan Rumah Sakit. Rumah sakit publik adalah rumah sakit yang dikelola pemerintah, pemerintah daerah, dan badan hukum yang bersifat nirlaba, dan rumah sakit privat adalah rumah sakit yang dikelola oleh badan hukum dengan tujuan profit yang berbentuk perseroan terbatas atau persero. Penghasilan rumah sakit diharapkan dapat memberikan sisa hasil usaha (laba) yang berguna untuk biaya pemeliharaan sarana pelayanan kesehatan agar mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit dapat dipertahankan dan ditingkatkan (Depkes, 2011) . Orthopedi adalah cabang dari ilmu kedokteran yang meneliti, memelihara, memperbaiki, mengembangkan bentuk dan fungsi anggota gerak, tulang belakang dan jaringan yang terkait secara medik dan bedah. Pada awalnya orthopedi berarti seni untuk mencegah dan memperbaiki kelainan-kelainan tubuh pada anak. Tujuan awal dari orthopedi yaitu merehabilitasi seseorang dengan semaksimal mungkin (Sumantri, 2012). Bedah orthopedi di RSUD Dr. Moewardi merupakan kasus bedah yang terbanyak ke 8 selama kurun waktu tahun 2013. Hal tersebut disebabkan semakin meningkatnya angka kecelakaan lalu lintas, semakin meningkat yaitu kelalaian para pengguna jalan selama di perjalanan. Kasus bedah di rumah sakit biasanya dibarengi dengan infeksi, karena di rumah sakit adalah berkumpulnya orang-orang yang mempunyai sakit yang beragam, membawa virus dan bakteri yang berbedabeda satu dengan yang lain maka tidak mungkin dipungkiri akan banyak infeksi yang terjadi. Infeksi yang didapat dari rumah sakit dinamakan infeksi nosokomial.
4
Dua puluh lima persen infeksi nosokomial berupa infeksi pasca operasi. Infeksi pasca operasi dapat dianggap bertanggung jawab atas pertambahan lama perawatan di rumah sakit, bahkan peningkatan biayanya bisa mencapai 25% dari total biaya rumah sakit. Sekitar 80-90% pasien dengan pembedahan mendapatkan antibiotika dan dari studi menunjukkan bahwa pemilihan waktu, rute pemberian atau durasi pemberian yang tidak tepat mencapai 25-50% kasus. Penggunaan antibiotika yang tidak tepat dapat meningkatkan biaya rumah sakit, dengan meningkatkan biaya obat, toksisitas obat, resistensi antibiotika dan biaya laboratorium, sehingga penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi penggunaan antibiotika dan kaitannya dengan biaya bedah orthopedi pada pasien rawat inap RSUD Dr. Moewardi Surakarta tahun 2013 (Braden, 2000). E. Perumusan Masalah Dari uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut : 1. Seperti apakah gambaran penggunaan antibiotika pada bedah orthopedi? 2. Apakah penggunaan antibiotika pada pasien rawat inap bedah orthopedi Rumah Sakit Dr. Moewardi di Surakarta sudah rasional yang dilihat dari parameter: tepat indikasi, tepat obat, tepat dosis, waktu pemberian dan tepat pasien ? 3. Berapa besar rata-rata biaya bedah orthopedi Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi Surakarta ?
5
4. Apakah terdapat hubungan antara karakteristik pasien dengan biaya total perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi Surakarta ? F. Keaslian Penelitian Penelitian yang membahas mengenai analisis penggunaan obat sudah pernah dilakukan adalah Analisis Biaya Perawatan Fraktur Sebagai Pertimbagan Dalam Penetapan Pembiayaan Kesehatan Berdasarkan INA-CBGs. Perbedaan penelitian ini dengan penelitan yang sebelumnya yaitu penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Dr. Moewardi Surakarta serta berfokus pada analisis biaya dan evaluasi antibiotika untuk pasien bedah orthopedi. C. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi Rumah Sakit Umum Daerah Moewardi Surakarta : 1. Bermanfaat bagi direksi rumah sakit sebagai informasi gambaran biaya pemakaian obat pasien bedah orthopedi di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi Surakarta. 2. Sebagai masukan kepada Komite Farmasi dan Terapi dalam mengevaluasi penggunaan antibiotika untuk pasien bedah orthopedi di RSUD Dr. Moewardi Surakarta. 3. Sebagai bahan masukan bagi rumah sakit untuk menentukan kebijakan obat rumah sakit sehingga bisa mengoptimalkan pengelolaan obat di rumah sakit khususnya kepada bagian instalasi farmasi.
6
D. Tujuan Penelitian Penelitian dilakukan untuk : 1. Tujuan Umum Penelitian ini secara umum bertujuan untuk memperoleh gambaran rasionalitas penggunaan antibiotika dan mengetahui biaya total perawatan pada pasien bedah orthopedi selama rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi Surakarta periode Januari – Desember 2013. 2. Tujuan Khusus : a. Mengetahui gambaran penggunaan antibiotika pada pasien bedah orthopedi di Rumah Sakit Umum Daerah Moewardi Surakarta tahun 2013 yang meliputi antara lain : golongan dan macam antibiotika, dosis obat, jalur pemberian obat dan frekuensi pemberian. b. Mengetahui rasionalitas dari penggunaan antibiotika yang meliputi: tepat indikasi, tepat pemberian obat, tepat dosis, cara dan lama pemberian. c. Untuk mengetahui biaya total perawatan pada pasien bedah orthopedi di RSUD Moewardi Surakarta pada tahun 2013. d. Untuk mengetahui hubungan antara karakteristik pasien dengan biaya total perawatan tiap pasien bedah orthopedi di RSUD Dr. Moewardi Surakarta tahun 2013.