BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah Terjadi peningkatan dan penurunan return saham itu tidak lepas dari faktor – faktor yang mempengaruhi return saham seperti return on assets, arus kas,economi value added, residual income, market value added, dan debt to equity. Faktor – faktor ini merupakan pendukung keberhasilan
kinerja
perusahaan. Laba yang berkualitas adalah laba yang dapat mencerminkan kelanjutan laba (sustainable earnings) dimasa depan, yang ditentukan oleh komponen akrual dan aliran kasnya (Penman, 2001). Pendekatan fundamental merupakan salah satu cara di dalam melakukan penilaian perusahaan. Pendekatan fundamental terutama memperhatikan faktor – faktor yang pada umumnya berada diluar pasar modal yang akan mempengaruhi harga saham di masa yang akan datang. Pendekatan ini berlandaskan prinsip bahwa sebab mendasar yang menimbulkan gerak harga saham adalah antisipasi tentang perubahan dalam pendapatan/laba perusahaan. Faktor – faktor yang menyebabkan perubahan tersebut antara lain adalah laba, dividen, tingkat suku bunga, perubahan harga, produksi, penjualan , produk nasional bruto, perkembangan politik, dan lain – lain. Dengan demikian pendekatan fundamental memfokuskan diri pada analisa – analisa untuk mengetahui kondisi fundamental perusahaan yang pada gilirannya dipengaruhi oleh kondisi perekonomian pada umumnya. Permasalahannya adalah apakah model - model yang digunakan oleh
pendekatan fundamental dapat dijadikan alat ukur yang berarti didalam menilai kemajuan penciptaan value maupun nilai kinerja perusahaan (Rousanna, 1997). Pertumbuhan tingkat pengembalian (return) pasar saham Indonesia sepanjang April terjungkal ke level – 7,56% atau terendah sepanjang tahun ini. Berdasarkan data Infovesta Utama, pengembalian return saham sepanjang April merosot dibandingkan dengan bulan – bulan sebelumnya. Hal ini terlihat pada return saham yang tercatat – 7,56% atau terendah sejak 3 Oktober 2014 ( dibandingkan dengan 3 September 2014)
yang diperkirakan sekitar – 6,3%.
(www.bisnis.com). Semakin tinggi perusahaan, maka semakin besar pula pendapatan per lembar saham yan diperoleh investor. Maka oleh karena itu dalam melakukan investasi, para investor akan selalu mencari informasi mengenai laporan keuangan perusahaan yang dapat meramalkan laba perusahaan (Kwang,2002). Return saham merupakan tujuan utama seorang investor dalam berinvestasi yaitu untuk mendapatkan keuntungan dari investasinya tersebut. Investor
yang
melakukan
investasi
dalam
bentuk
saham
akan
selalu
memperhitungkan hasil atas return yang diperolehnya. Pasar modal pada dasarnya bertujuan untuk menjembatani aliran dana dari pihak yang memiliki dana (investor) dengan pihak yang membutuhkan dana (perusahaan) dan memberikan peluang dan kesempatan bagi pemilik dana untuk memperoleh return sesuai dengan karakteristik investasi yang dipilih. Syarat utama yang diinginkan oleh para investor untuk bersedia menyalurkan dananya melalui pasar modal adalah perasaan aman akan investasi dan tingkat return yang akan diperoleh dari investasi tersebut. Returnmemiliki peran yang sangat
signifikan dalam menentukan nilai dari suatu investasi. (Daniati dan Suhairi, 2006). Banyak cara yang dapat dilakukan investor dalam melakukan investasi. Salah satunya adalah dengan melakukan investasi di pasar modal. Investasi ini merupakan suatu cara yang dilakukan oleh para investor untuk ditanamkan dalam bentuk suatu usaha dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan di masa yang akan datang. Motif investor menanamkan dananya pada sekuritas dari pasar modal adalah untuk memperoleh return saham(tingkat pengembalian ) yang optimal dengan resiko tertentu atau memperoleh return saham pada resiko yang minimal. Perusahaan sering dikaitkan dengan kejadian – kejadian diluar kegiatan operasional perusahaan seperti: inflasi, resesi, dan sebagainya. Resiko pasar yang besar akan memberikan informasi bagi investor untuk dapat berhati – hati dalam pengambilan keputusan berinvestasi. Hal ini dapat diartikan jika kondisi pasar tidak stabil, akan menimbulkan permintaan saham dipasar akan menurun. Ini dapat membuat minat para investor dalam berinvestasi menurun, maka harga saham relatif menurun. Economic Value Added (EVA) yang dipopulerkan dan dipatenkan oleh Stewart & Company, sebuah konsultan manajemen terkemuka adalah salah satu varian
value
based
management
(Stewart,1998).
Economic
Value
Addedmenghitung economic profit dan bukan accounting profit. Pada dasarnya, Economic ValueAddedmengukur nilai tambah dalam suatu periode tertentu. Nilai tambah ini tercipta apabila perusahaan memperoleh keuntungan (profit) diatas cost of capital perusahaan. Secara matematis, Economic Value Added dihitung dari laba setelah pajak dikurangi dengan cost of capital tahunan. Jika Economic
Value Added positif, menunjukkan perusahaan telah menciptakan kekayaan. Sebelum munculnya konsep economic value added, tolak ukur lain yang banyak digunakan oleh para analis untuk mengukur kinerja suatu perusahaan, antara lain adalah arus kas yang dihasilkan dari aktivitas operasi (operating cash flows), earnings before extraordinary income, residual income dan lain sebagainya. Economic Value Added didasarkan pada konsep dengan menambahkan adanya penyesuaian akuntansi (accounting adjustment).Menurut Stewart & Company, earnings dan earnings per share adalah pengukuran yang keliru untuk kinerja perusahaan. Pengukuran kinerja yang terbaik adalah economic value added (Stewart, 1998). Daniati dan Suhairi (2006) menguji mengenai hubungan antara laporan arus kas,laba kotor, size perusahaan terhadap expected return saham. Hasil penelitian Daniati dan Suhairi ini menyimpulkan bahwa arus kas investasi, laba kotor, size perusahaan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap expected returnsaham.Sedangkan arus kas operasi tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap expected return saham. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam menentukan expected return saham dari investasinya, investor juga menggunakan informasi arus kas operasi, laba kotor, dan size perusahaan sebagai ukuran dan menilai prospek perusahaan dimasa depan. Trisnawati (2009) menguji mengenai pengaruh economic value added, arus kas operasi, residual income, earnings, operating leverage dan market value added terhadap return saham. Hasil penelitian Trisnawati menyimpulkan bahwa economic value added, arus kas operasi, residual income, earning, operating
leverage, market value added tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap return saham. Pradhono dan Christiawan(2005) menganalisis pengaruh economic value added, residual income, earnings dan arus kas operasi terhadap return yang diterima oleh pemegang saham perusahaan publik yang terdaftar di bursa efek Jakarta. Berdasarkan hasil uji t disimpulkan bahwa variabel arus kas operasi berpengaruh paling signifikan terhadap return yang diterima oleh pemegang saham. Variabel berikutnya yang berpengaruh adalah earnings.Sedangkan variabelEconomic Value Added dan residual income tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return. Ulupui (2000) menganalisis rasio likuiditas, leverage, aktivitas, dan profitabilitas terhadap return saham yang terdaftar dibursa efek Jakarta. Berdasarkan hasil uji t disimpulkan bahwa variabel current ratio, return on assets berpengaruh signifikan terhadap return saham. Variabel debt to equity ratio, total asset turn over tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Susi (2014 ) menguji mengenai pengaruh economic value added, market value added, dan good corporate governance terhadap return saham pada perusahaan publik yang mendapat pemeringkatan dari The Indonesian Institute For Corporate Governance. Dari hasil penelitian ini disimpulkan bahwa economic value added, market value added berpengaruh signifikan terhadap return saham dan good corporate governance tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Dian (2009) menguji mengenai pengaruh earnings, arus kas operasi, residual income, economic value added serta market value added terhadap return
saham. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa variabel earnings, arus kas operasi, residual income, economic value added memiliki pengaruh signifikan terhadap return saham, sedangkan market value added tidak berpengaruh signifikan. Kurniawan (2012) menganalisis pengaruh earnings pershare, debt to equity ratio, return on assets, return on equity terhadap return saham. Hasil dari penelitian ini adalah variabel earning pershare,return on equity berpengaruh signifikan. Sedangkan debt to equity ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Murwaningsari (2009) menguji mengenai pengaruh struktur kepemilikan terhadap return saham, dengan hasil penelitian bahwa variabel kepemilikan institusional mempunyai pengaruh siginifikan terhadap return saham. Ang (2007) mengungkapkan bahwa rasio yang dapat mempengaruhi return suatu saham adalah Debt To Equity (DER). Rasio ini merupakan rasio solvabilitas
yang
mengukur
kemampuan
kinerja
perusahaan
dalam
mengembalikan hutang jangka panjangnya dengan melihat perbandingan antara total hutang dengan total ekuitasnya. Selain Debt To Equity terdapat juga variabel yang mempengaruhi return saham yaitu Return On Assets (ROA) merupakan ukuran kemampuan perusahaan didalam
menghasilkan
keuntungan
(return)
bagi
perusahaan
dengan
memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. (Tendelilin, 2010). Nilai return on assets (ROA) menunjukkan kinerja yang baik suatu perusahaan semakin efisien dalam memanfaatkan aktivanya untuk memperoleh laba, sehingga nilai perusahaan meningkat (Brigham,2011).
Berdasarkan uraian latar belakang masalah, maka memberikan judul penelitiannya “ Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Return SahamDengan Kepemilikan Institusional Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. 1.2.
Perumusan Masalah Adapun masalah dalam penelitian ini diindentifikasikan sebagai berikut: 1. Apakah return on assets, arus kas operasi, arus kas pendanaan, arus kas investasi, cconomic value added,residual income, market value added, debt to equity ratio mempengaruhi returnsaham secara simultan dan parsial ? 2. Apakah
kepemilikan
institusional
dapat
memoderasi
hubungan
antarareturn on assets, arus kas operasi, arus kas pendanaan, arus kas investasi, cconomic value added, residual income, market value added, debt to equity ratioyang menpengaruhi returnsaham ? 1.3 Tujuan Penelitian 1.
Untuk mengetahui pengaruhreturn on assets, arus kas operasi, arus kas pendanaan, arus kas investasi, economic value added, residual income, market value added dan debt to equity ratio terhadap returnsaham secara simultan dan parsial.
2.
Untuk
mengetahui
apakah
kepemilikan
institusional
memoderasi
hubungan antara return on assets, arus kas operasi, arus kas pendanaan, arus kas investasi, economic value added, residual income, market value added, debt to equity ratioterhadap return saham. 1.4.
Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti, penelitian ini dapat menambah ilmu pengetahuan dan wawasan mengenai pasar modal. 2. Bagi pengguna informasi keuangan seperti investor, peneliti ini dapat menjadi alat pertimbangan dalam mengambil keputusan berinvestasi di pasar modal. 3. Bagi peneliti selanjutnya, hasil peneliti ini dapat menjadi bahan referensi untuk melengkapi temuan – temuan empiris dalam bidang akuntansi yang tujuannya mengembangkan ilmu pengetahuan. 1.5. Originalitas Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian
Ninna dan Suhairi
(2006) yang berjudul “ Pengaruh Kandungan Informasi Komponen Arus Kas, Laba Kotor, dan Size Perusahaan Terhadap ExpectedReturn Saham ( Survey Pada Industri Textile dan Automotive yang terdaftar di BEJ) Tabel 1.1. perbedaan penelitian terdahulu dan penelitian sekarang Penelitian Terdahulu
Penelitian Sekarang
Variabel Independen : Laporan Arus Kas, Variabel Independen :Return On Assets, Laba Kotor, dan Size Perusahaan
Arus Kas Operasi,Arus Kas Pendanaan, Arus
Kas
Investasi,Economic
Added,Residual
Income,
Market
Value Value
Added, dan Deb to Equity Ratio Variabel
Dependen:
Expected
Return Variabel Dependen: Return Saham
Saham Variabel
moderating:
Kepemilikan
Institusional Tahun penelitian :1999 - 2004
Penelitian ini merupakan
Tahun penelitian: 2011 – 2014
penelitian yang dilakukan oleh Ninna dan
Suhairi (2006) dengan judul penelitian Pengaruh Kandungan Informasi
Komponen Arus Kas, Laba Kotor, dan Size Perusahaan Terhadap Expected Return Saham ( Survey Pada Industri Textile dan Automotive yang terdaftar di BEJ) . Hasil penelitiannya menyatakan bahwa arus kas operasi tidak berpengaruh terhadap Expected Return Saham. Arus kas investasi berpengaruh negatif terhadap Expected Return Saham. Laba kotor berpengaruh positif terhadap Expected Return Saham. Dansize berpengaruh negatif terhadap Expected Return Saham. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh bukti empiris mengenai adanya pengaruh kandungan informasi komponen laporan arus kas, laba kotor, dan size perusahaan terhadap expected return saham.Sehingga dapat dinyatakan bahwa penelitian ini berhasil menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan antara arus kas dari aktivitas investasi terhadap expected return saham. Hasil ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Miller dan Rock (1985), Livnat dan Zarowin (1992). Laba kotor memiliki pengaruh yang signifikan terhadap expected return saham, juga sesuai dengan penelitian Febrianto (2005). Begitu juga dengan size perusahaan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap expected return saham yang sesuai dengan hasil penelitian Cooke (1992) dan Miswanto (1999). Sedangkan arus kas dari aktivitas operasi tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap expected return saham. Hasil ini tidak sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Livnat dan Zarowin (1992). Ketidaksesuaian ini mungkin disebabkan oleh perbedaan kondisi pasar modal yang diteliti, karakteristik sampel, jumlah observasi, dan jangka waktu penelitian. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dalam menentukan expected return dari investasinya, investor juga menggunakan informasi arus kas