BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Suatu perusahaan menyusun dan menerbitkan laporan keuangan untuk memenuhi kebutuhan stakeholder. Laporan keuangan tersebut menyediakan informasi sebagai dasar pengambilan keputusan dan dasar penilaian kondisi keuangan perusahaan. Untuk dapat dijadikan dasar pengambilan keputusan yang baik, laporan keuangan tidak boleh menyesatkan. Dengan adanya banyak metoda dan estimasi akuntansi yang dapat dipilih manajemen, sangat memungkinkan terjadinya praktik manajemen laba oleh manajer yang didasari oleh adanya konflik keagenan. Konflik keagenan muncul ketika pihak agen dan prinsipal adalah pihak yang terpisah sehingga terdapat asimetri informasi antara keduanya. Asimetri informasi ini dapat mendorong pihak manajemen untuk mempermainkan laba yang dilaporkan sehingga mempengaruhi kualitas laba tersebut. Dalam penyajian
laporan
keuangan,
dikenal
konsep
konservatisme.
Konservatisme merupakan bentuk kehati-hatian dengan mengambil kemungkinan terburuk yang dapat terjadi sehingga perusahaan segera mengakui biaya atau rugi yang mungkin terjadi tetapi tidak segera mengakui pendapatan atau laba yang akan datang meskipun besar kemungkinannya untuk terjadi (Suwardjono, 2005). Menurut Watts (2003a), terdapat verifikasi yang asimetris untuk mengakui laba dan rugi. Tingkat verifikasi lebih tinggi disyaratkan untuk mengakui laba dan semakin besar perbedaan
tingkat verifikasi untuk mengakui laba dan rugi, semakin besar pula tingkat konservatismenya. Menurut Kung et al. (2008) dalam Fadzil et. al. (2014), konservatisme merupakan atribut dari kualitas pelaporan keuangan yang sering digunakan untuk menilai kualitas laba perusahaan. Konservatisme juga merupakan instrumen yang efektif untuk membatasi sifat oportunis dari dewan direksi dan manajemen. Karenanya, konservatisme akuntansi dapat digunakan untuk mengurangi kemungkinan manajemen untuk melakukan manajemen laba. Konservatisme dalam laporan keuangan dipengaruhi faktor eksternal dan faktor internal (Yustina, 2013). Faktor internal inilah yang menunjukkan komitmen manajemen dan pihak internal perusahaan untuk memberikan informasi yang transparan. Komitmen manajemen untuk memberikan informasi yang transparan merupakan cermin implementasi good corporate governance (Wardhani, 2008). Salah satu yang diharuskan dalam mekanisme corporate governance adalah adanya dewan komisaris. Dewan di dalam perusahaan mengelola dan mengawasi kinerja perusahaan. Dewan direksi mengelola perusahaan dan menetapkan kebijakan. Sedangkan, dewan komisaris
mengawasi
kebijakan
manajemen
beserta
implementasinya,
dan
memberikan saran dan nasihat bagi dewan direksi. Dewan komisaris sebagai pengawas kebijakan manajemen membutuhkan data dan informasi yang akurat untuk dapat melakukan pengawasan dengan baik. Salah satu informasi yang digunakan adalah laporan keuangan yang telah disusun oleh pihak
manajemen. Laporan keuangan yang disusun oleh pihak manajemen, sebelum disetujui, ditelaah terlebih dahulu oleh dewan komisaris. Dewan komisaris yang kuat dan kompeten akan berusaha untuk mengurangi sifat oportunis manajemen yang dapat mengarah kepada tindakan manajemen laba dengan mensyaratkan laporan keuangan yang lebih konservatif. Dengan demikian, diharapkan laporan keuangan dapat diandalkan dan dapat dipercaya oleh investor karena terbebas dari praktik manajemen laba oleh manajemen. Dewan komisaris pun menjadi bagian yang sangat berpengaruh dalam mewujudkan good corporate governance dan karakteristiknya dapat berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi dalam perusahaan. Beberapa penelitian sudah membahas masalah karakteristik dewan komisaris dan good corporate governance terhadap konservatisme akuntansi. Ahmed dan Duellman (2007) menyatakan bahwa terdapat hubungan antara karakteristik dewan terhadap konservatisme akuntansi. Penelitian menyatakan bahwa karakteristik berupa persentase dewan dari internal perusahaan berpengaruh negatif terhadap konservatisme akuntansi, sedangkan karakteristik berupa kepemilikan saham oleh dewan dari eksternal perusahaan berpengaruh positif terhadap konservatisme akuntansi. Wardhani (2008) membuktikan bahwa keberadaan komite audit berpengaruh positif terhadap konservatisme akuntansi, sedangkan independensi komisaris dan kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi. Yustina (2013) menyatakan bahwa ukuran dewan komisaris dan kepemilikan institusional berpengaruh positif signifikan terhadap konservatisme akuntansi, sedangkan proporsi
komisaris independen dan kepemilikan manajerial tidak berpengaruh secara signifikan terhadap konservatisme akuntansi. Sedangkan Fadzil et. al. (2014) mengungkapkan bahwa kepemilikan institusional serta keahlian dewan dalam bidang keuangan berpengaruh signifikan terhadap konservatisme. Yunos et. Al. (2014) juga meneliti mekanisme internal governance
dan
pengaruhnya
terhadap
konservatisme
akuntansi.
Hasilnya
menunjukkan bahwa proporsi komisaris independen, keahlian bidang keuangan dewan, dan jumlah rapat komite audit berpengaruh positif terhadap konservatisme akuntansi, sedangkan proporsi anggota audit komite yang independen, ukuran dewan, dan dualitas CEO tidak berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi. Dari pernyataan di atas, penulis tertarik untuk meneliti pengaruh karakteristik dewan komisaris berupa proporsi komisaris independen, ukuran dewan komisaris, frekuensi rapat dewan komisaris, dan latar belakang pendidikan bidang keuangan dewan komisaris terhadap konservatisme akuntansi. Penelitian ini menggunakan periode dari tahun 2010 hingga 2013 dengan menggunakan sampel berupa perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah penulis uraikan di atas, permasalahan yang ada di penelitian ini adalah : 1. Apakah proporsi komisaris independen berpengaruh terhadap tingkat konservatisme laporan keuangan perusahaan manufaktur di Indonesia?
2. Apakah ukuran dewan komisaris berpengaruh terhadap tingkat konservatisme laporan keuangan perusahaan manufaktur di Indonesia? 3. Apakah frekuensi rapat dewan komisaris berpengaruh terhadap tingkat konservatisme laporan keuangan perusahaan manufaktur di Indonesia? 4. Apakah latar belakang pendidikan bidang keuangan dewan komisaris berpengaruh terhadap tingkat konservatisme laporan keuangan perusahaan manufaktur di Indonesia? 1.3 Tujuan Penelitian 1. Menguji dan membuktikan secara empiris pengaruh proporsi komisaris independen terhadap tingkat konservatisme laporan keuangan perusahaan manufaktur di Indonesia. 2. Menguji dan membuktikan secara empiris pengaruh ukuran dewan komisaris terhadap tingkat konservatisme laporan keuangan perusahaan manufaktur di Indonesia. 3. Menguji dan membuktikan secara empiris pengaruh frekuensi rapat dewan komisaris terhadap tingkat konservatisme laporan keuangan perusahaan manufaktur di Indonesia. 4. Menguji dan membuktikan secara empiris pengaruh latar belakang pendidikan bidang keuangan dewan komisaris terhadap tingkat konservatisme laporan keuangan perusahaan manufaktur di Indonesia.
1.4 Manfaat Penelitian Penulis berharap penelitian ini dapat bermanfaat bagi : 1. Bagi investor dan kreditor, penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan untuk menentukan perusahaan tujuan investasi, baik dalam bentuk saham maupun obligasi, sesuai dengan objektifitas informasi dalam laporan keuangan perusahaan tersebut. 2. Bagi akademisi, penelitian ini dapat menjadi bukti empiris faktor-faktor berpengaruh terhadap konservatisme laporan keuangan dan dapat menjadi acuan penelitian selanjutnya. 3. Bagi penulis, penelitian ini dapat menjadi sarana untuk menerapkan ilmu yang sudah didapatkan sebelumnya.
1.5 Sistematika Penulisan BAB I : PENDAHULUAN Bab ini membahas latar belakang penelitian, rumusan masalah yang ada, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan dalam penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II : LANDASAN TEORI Bab ini membahas teori-teori yang berkaitan dengan penelitian ini, penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini, serta pengembangan hipotesis. BAB III : METODA PENELITIAN
Bab ini membahas metoda penelitian baik mengenai populasi, metoda penentuan sampel, sumber data dari penelitian, variabel yang digunakan, metoda pengolahan data dan analisis data, serta pengujian hipotesis. BAB IV : ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi analisis data-data serta interpretasi hasil pengolahan data dan hasil pengujian hipotesis yang ada. BAB V : PENUTUP Bab ini merupakan penutup dari tulisan mengenai penelitian yang dilakukan yang berisi kesimpulan, keterbatasan penelitian, dan saran untuk penelitian berikutnya.