BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Sebagai salah satu perusahaan yang menghimpun dana dari masyarakat, perusahaan asuransi dituntut untuk profesional dalam pengelolaannya. Salah satu tuntutannya dengan melaporkan kinerja perusahaannya pada publik. Kinerja
W
keuangan mencerminkan kesehatan keuangan perusahaan asuransi dan sering dijadikan ukuran pencitraan yang utama dari sebuah perusahaan oleh masyarakat.
KD
Khususnya pada perusahaan asuransi kerugian masih ada beberapa kasus kinerja keuangan yang dilaporkan kepada publik melalui media masa, masih belum
U
transparan. Terbukti dari beberapa penelitian, yang dapat mengungkapkan bahwa ada upaya penutupan informasi yang sebenarnya dari manajemen perusahaan yang
IK
sangat halus, karena disesuaikan dengan peraturan/regulasi yang berlaku.
M IL
Manajemen pada beberapa kasus, terindikasi melakukan ketidak jujuran dalam melaporkan pendapatan dan jumlah pajak yang harus dibayar. Kadang manajemen melakukan window dressing laba, hanya untuk menarik investor atau untuk mengatasi tekanan permasalahan keuangan yang sedang dihadapi perusahaan dalam jangka pendek. Intinya biasanya hal tersebut dilakukan sebagai upaya tetap mempertahankan kehidupan usahanya. Hasil
penelitian
Tampubolon
(2000)
menyatakan,
alasan
utama
pengawasan pada perusahaan asuransi karena adanya fakta bahwa seluruh nilai (value) dan janji (promise) yang dijual kepada masyarakat terletak pada kondisi perusahaan
dimasa
yang
akan
datang
1
(Future
Performance)
sehingga
2 kesanggupan perusahaan asuransi dalam memenuhi janjinya terletak pada bagaimana perusahaan menjaga kondisinya saat sekarang dan saat yang akan datang. Pemerintah wajib melindungi masyarakat sebagai pengguna jasa asuransi dengan
melakukan
pengawasan
dan
memberlakukan
regulasi
tentang
penyelenggaraan usaha perasuransian terutama dalam hal kesehatan keuangan perusahaan dan Batas minimum tingkat solvabilitas perusahaan minimal 120% dari risiko kerugian yang mungkin timbul sebagai akibat dari deviasi pengelolaan
W
kekayaan dan kewajiban. Bila dilihat dari laporan keuangan tahunan yang diekspose melalui surat
KD
kabar, solvabilitas PT “EO” selama 7 tahun terakhir, mengalami trend penurunan sampai dengan tahun 2007. Penurunan solvabilitas ini terjadi pada industri
U
perasuransian karena adanya peraturan perasuransian yang baru, yaitu KMK nomor 424/KMK.06/2003 tentang kesehatan keuangan perusahaan asuransi dan
IK
perusahaan reasuransi, yang mensyaratkan batas tingkat solvabilitas minimum
M IL
perusahaan asuransi sebesar 120% yang diukur dengan metode Risk Base Capital (RBC). Terlihat dengan jelas pada Laporan Perasurasian Indonesia yang dikeluarkan oleh BAPEPAM pada tahun 2006 dan 2008, akibat penerapan peraturan tersebut, terjadi penurunan jumlah perusahaan asuransi kerugian yang semula berjumlah 104 pada tahun 2003, pada tahun 2008 menurun menjadi 90 perusahaan. Penurunan jumlah perusahaan disebabkan karena ada beberapa perusahaan asuransi yang tidak mampu memenuhi persyaratan, bergabung dengan perusahaan yang lain agar mampu memenuhi persyaratan Batas Tingkat Solvabilitas Minimum (BTSM) 120% yang ditetapkan.
3 Selama tahun 2003 sampai dengan 2008, RBC PT “EO” selalu berada di atas 120%, hal ini mengindikasikan PT “EO” selalu sehat dan mampu menghadapi kondisi peraturan perasuransian yang semakin ketat. Bahkan mulai tahun 2008 terlihat ada trend peningkatan Risk Base Capital (RBC). Lihat Gambar 1.1. Gambar 1.1 Pergerakan RBC PT “EO”
250%
W
200%
KD
150% 100%
0%
2002
2004
2005
2006
2007
213% 189%
160%
135%
129% 145%
2003
IK
RBC 221%
U
50%
2008
M IL
Sumber : Data diolah
Berdasar data di atas, dengan menggunakan metode Risk Base Capital
(RBC), PT “EO” mendapat penilaian sehat selama periode 2003-2008. Bagaimanakah kesehatan keuangan PT “EO” bila dinilai dengan metode perhitungan Early Warning System? Penelitian ini dimaksudkan untuk menghitung dan melakukan analisis permasalahan kesehatan dan kinerja keuangan
PT “EO” dengan metode
perhitungan Early Warning System untuk mengukur kesehatan keuangannya, yang dilanjutkan dengan menggunakan teknik Multivariat Discrimination Analysis
4 untuk mengetahui rasio-rasio apa saja yang dominan mempengaruhi kesehatan dan peningkatan kinerja keuangannya.
1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, rumusan masalah dalam penelitian adalah : 1. Apakah PT “EO” sehat bila diukur menggunakan analisis rasio keuangan Early Warning System selama periode 2003- 2008.
W
2. Rasio keuangan apakah yang berpengaruh paling kuat terhadap tingkat
1.3. Tujuan Penelitian
U
Tujuan penelitian ini adalah :
KD
kesehatan PT “EO” selama periode 2003- 2008.
1. Menilai kesehatan PT “EO” selama periode 2003-2008 dengan
IK
menggunakan analisis rasio keuangan Early Warning System.
M IL
2. Menemukan rasio keuangan yang berpengaruh kuat terhadap penentuan penilaian kesehatan PT “EO” setelah periode 2003-2008.
1.4. Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini ada tiga, terdiri dari : 1. Tahun Penelitian pada penelitian ini adalah dari tahun 2003 sampai dengan tahun 2008. Tahun penelitian tersebut dipilih dengan pertimbangan : a. mulai 30 September 2003 diberlakukan peraturan baru tentang Kesehatan Keuangan Perusahaan Asuransi dan Reasuransi, yaitu KMK Nomor : 424/ KMK.06/2003,
5 b. data Perasuransian Indonesia yang di ekspose Bapepam LK pada saat penelitian ini dilakukan baru sampai tahun 2008. 2. Metode Yang Digunakan, untuk mengukur capaian kinerja keuangan perusahaan menggunakan sistem penilaian Early Warning System (EWS) yang terdiri dari rasio-rasio : a. Solvency and overall ratios
d. Premium Stability Ratios
b. Profitability Ratios
e. Technical Ratios
W
c. Liquidity Ratios 3. Kriteria Kesehatan, kriteria kesehatan asuransi digunakan tolok ukur
KD
rasio Early Warning System (EWS) menurut Satria, (1993), seperti ada di
U
dalam tabel 1.1 berikut ini :
No.
KONDISI/KINERJA KESEHATAN
M IL
1.
IK
Tabel 1.1. Kriteria Kesehatan Rasio EWS
SEHAT
KRITERIA
Rasio Early Warning System/EWS yang diluar normal < 5 rasio
2.
TIDAK SEHAT a. Kurang Sehat 1 b. Kurang Sehat 2 c. Kurang Sehat 3 d. Kurang Sehat 4 e. Kurang Sehat 5
Sumber : Satria, 1993
Batas tingkat solvabilitasnya negatif Rasio EWSnya yang diluar normal ≥ 5 rasio Batas tingkat solvabilitasnya positif tetapi memiliki Rasio EWS diluar normal ≥ 5 rasio Batas tingkat solvabilitasnya negatif tetapi memiliki Rasio EWS diluar normal ≤ 5 rasio Batas tingkat solvabilitasnya negatif tetapi memiliki Rasio EWS diluar normal ≥ 5 rasio
6
1.5.
Kontribusi Penelitian
Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi : 1. PT “EO”, hasil analisis dari penelitian ini diharapkan dapat membantu manajemen PT “EO” dalam melakukan pengelolaan kinerja keuangannya dan menentukan kebijakan keuangan di masa yang akan datang. 2. Investor, dengan mengetahui perkembangan kinerja keuangan, diharapkan akan menjadi salah satu perrtimbangan investor berinvestasi di PT “EO”
W
3. Masyarakat Pemegang Polis dan Calon Pemegang Polis, pemegang polis dan calon pemegang polis yang akan membeli polis asuransi, dengan
KD
mengetahui tingkat kesehatan perusahaan asuransi dapat menentukan perusahaan asuransi yang mereka pilih pasti aman dan dapat memenuhi
U
pembayaran klaim mereka.
4. Bapepam dan Pemerintah/Regulator, menjadi bahan pertimbangan
IK
Bapepam-LK dan pemerintah, saat mengevaluasi kinerja perusahaan
M IL
asuransi terutama dalam hal pencapaian kinerja keuangannya dan pembuatan regulasi baru yang lebih baik.
5. Akademisi, untuk menambah pemahaman mengenai pengukuran kinerja perusahaan Asuransi Kerugian dengan menggunakan Early Warning System (EWS) dan teknik Multivariate Discriminant Analysis (MDA).