BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Salah satu media informasi yang sangat penting untuk menggambarkan kinerja suatu perusahaan adalah laporan keuangan.Laporan keuangan yang wajar adalah laporan keuangan yang penyajiannya memenuhi standar akuntansi yaitu wajar, relevan, dan transparan (Mulyadi, 1998).Laporan keuangan sebagai media pelaporan pertanggung jawaban kegiatan transaksi yang dilaporkan ke pihak pemegang saham harusdapat disajikan secara wajar.Kenyataannya, seiring perkembangan dunia usaha yang sedemikian kompleks dan bervariasi membuat kemajuan dibidang ekonomi cenderung diiringi dengan munculnya kejahatan-kejahatan, seperti kecurangan laporan keuangan. Hal tersebut menuntut para auditor khususnya harus dapat memahami kecuranganyang terjadi.Rezaee (2002) menyatakan bahwa dalam dua dekade terakhirfinancial statement fraud telah meningkat secara substansial.Tindakan kecurangan pada laporan keuangan memberikan keuntungan bagi para pelaku bisnis karena mereka dapat melebihkan hasil usahaserta kondisi keuangan mereka sehingga laporan keuangan mereka terlihat baik dalam pandangan publik.Tindakan kecurangan laporan keuangan mengakibatkankerugian pada pihak pengguna utama laporan keuangan yang sangat menggantungkan pengambilan keputusan mereka berdasarkan laporankeuangan. Hendriksen 1
(2002)menyatakan bahwa pengguna utama laporan keuangan adalah pemegang saham, investor,dan kreditor. Taylor dan Glezen (1994) mendefinisikan financial statement fraud sebagai suatu kesengajaan atau kecerobohan baik berupa tindakan yang disengaja maupun kelalaian yang mengakibatkan kekeliruan bersifat material pada laporan keuangansehingga laporan keuangan mengandung informasi yang menyesatkan. Meningkatnya berbagai kasus skandal akuntansi di dunia menyebabkan berbagai pihak berspekulasi bahwa manajemen telah melakukan kecurangan pada laporan keuangan (Skousen et al., 2008) Indonesia merupakan negara yang juga terkena wabah meluasnya kasus skandal kecurangan akuntansi. Pada tahun 2011 skor Indonesia dalam Corruption Perception Index (CPI) adalah 3.0 dan menempati posisi 100 dari 183 negara yang memiliki tingkat korupsi yang tinggi(Transparency International, 2011). Maraknya skandal kecurangan akuntansi di Indonesia dibuktikan dengan adanya likuidasi beberapa bank, diajukannya manajemen BUMNdan swasta ke pengadilan, kasus kejahatan perbankan, dan manipulasi pajak (Soselisa dan Mukhlasin, 2008). Salah satu contoh kasus terjadinya kecurangan laporan keuangan adalah kasus PT Kereta Api Indonesia.Dalam laporan kinerja keuangan tahunan yang diterbitkan pada tahun 2005,perusahaan mengumumkan keuntungan yang diperoleh sebesar Rp 6,90 milyar, namun setelah hasil audit diteliti dengan seksama perusahaanseharusnya dinyatakan menderita kerugian sebesar Rp 63 2
milyar.Kerugian ini terjadi karena PT Kereta Api Indonesia telah tiga tahun tidak dapat menagih pajak pihak ketiga.Dalam laporan keuangan tersebut pajak pihak ketiga dinyatakan sebagai pendapatan.Seharusnya berdasarkan standar akuntansi keuangan, pajak pihak ketiga tidak dapat dikelompokan dalam bentuk pendapatan atau aset.Dengan demikian, kekeliruan dalam pencatatan transaksi dan penyajiaan laporan keuangan telah terjadi pada kasus ini (Kompas, 2006). Kasus lainnya menimpa salah satu BUMN, yaitu PT.Kimia Farma Tbk yang
melakukan
mark-up
laporan
keuangan,
yaitu
terjadinya
penggelembungan laba bersih pada laporan keuangan tahun 2001 sebesar Rp 32,668 miliar. Perusahaan
seharusnyamenyajikan laba bersih sebesar Rp
99,594 miliar, namun perusahan menyajikan laba bersih sebesar Rp 132 miliar.Kecurangan tersebut terungkap karena Bapepam menilai laba yang diperoleh perusahaan terlalu besar dan mengandung unsur rekayasa sehingga dilakukan audit ulang oleh Bapepam pada laporan keuangan Kimia Farma tahun
2001,
hasil
melakukanoverstated
audit
tersebut
penjualan
dan
menyatakan persediaan
bahwa yang
perusahaan
mengakibatkan
kesalahan penyajian laporan keuangan (Bapepam, 2002).Kasus kecurangan laporan keuangan tidak hanya terjadi di Indonesia, namun juga terjadi di luar negeri seperti pada perusahaan Enron, Worldcom, Global Crossing,dan Adelphia.Perusahaan tersebutmerupakan contoh perusahan yang bangkrut akibat skandal kecurangan dalam bentuk pencurian aset, kejahatan komputer, korupsi, maupun kesalahan dalam penyajian laporan keuangan (Ilter, 2009). 3
Kasus-kasus yang terjadi menuntut para auditor internal dan eksternal untuk dapat memahami kecuranganpada laporan keuangan.Kecurangan laporan keuangan merupakan masalah yang serius sehingga auditor sebagai pihak yang bertanggung jawab harus dapat mendeteksi aktivitas kecurangan sebelum akhirnya berkembang menjadi skandal akuntansi yang sangat merugikan.AICPA
(2007)
menggagaskan
bahwa
auditor
hendaknya
melaksanakan tindakanpencegahan, audit investigasi, dan pemeriksaan forensik dalam setiap auditnya untuk mendeteksi kecurangan agar tidak merugikan banyak pihak yang bergantung pada laporan keuangan. Dalam melakukan tindakan pencegahan, pendeteksian, dan audit investigatif yang bertujuan untuk meminimalisir kecurangan, keterampilan dan kompetensi merupakan sesuatu yang harus dikuasai dan dimiliki oleh auditor.Widiastuti
(2009)
mengemukakanbahwa
kompetensi
auditor
berpengaruh secara signifikan dalam mendeteksi kecurangan laporan keuangan.Gusnardi (2012) menyatakan bahwa untuk mencegah tindakan kecurangan dapat dilakukan dengan memahami resiko yang ada, mengamati trend
fraud,dan
memperhatikan
gejala
kecurangan
yang
berpotensi
menimbulkan tindakan kecurangan. Amrizal (2004) mengungkapkan auditor internal perlu memahami secara tepat struktur pengendalian internal yang baik agar dapat melakukan upaya-upaya untuk mencegah dan mendeteksi kecurangan, jika struktur pengendalian internal sudah ditempatkan dan berjalan dengan baik, peluang adanya kecurangan yang tak terdeteksi akan banyak berkurang. 4
Berdasarkan dari berbagai temuan yang ada, kecurangan laporan keuangan merupakan suatu tindakan yang merugikan banyak pihak dan termasuk tindakan pelanggaran hukum. Oleh karena itu, peneliti inginmembahas mengenai tindakan pencegahan, pendeteksian,dan audit investigatif dalam meminimalisasi kecurangan laporan keuangan serta solusi apa yang harus dilakukan terkait masalah fraud. Dilatarbelakangi oleh masalah yang ada, maka peneliti memberi judul skripsi Tindakan Pencegahan, Pendeteksian, dan Audit Investigatif dalam Meminimalisasi Kecurangan Laporan Keuangan (Studi Kasus Bank CIMB Niaga Sepanjang Surabaya).
5
1.2.
Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian,penulis merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana tindakan pencegahan dalam meminimalisasi kecurangan laporan keuangan di Bank CIMB Niaga Sepanjang Surabaya? 2. Bagaimana tindakan pendeteksian dalam meminimalisasi kecurangan laporan keuangan di Bank CIMB Niaga Sepanjang Surabaya? 3. Bagaimana audit investigatifdalam meminimalisasi kecurangan laporan keuangan di Bank CIMB Niaga Sepanjang Surabaya?
1.3.
Tujuan Penelitian a. Mengevaluasi tindakan pencegahan apa saja yang dilakukan Bank CIMB Niaga Sepanjang Surabaya dalam meminimalisasi kecurangan laporan keuangan. b. Mengevaluasi tindakan pendeteksian apa saja yang dilakukan Bank CIMB Niaga Sepanjang Surabaya dalam meminimalisasi kecurangan laporan keuangan. c. Mengevaluasi tindakan audit investigatifapa saja yang dilakukan Bank CIMB Niaga Sepanjang Surabaya dalam meminimalisasi kecurangan laporan keuangan.
6
1.4 .
Manfaat Penelitian a. Bagi Mahasiswa Akuntansi Sebagai media informasi yang dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya oleh mahasiswa akuntansi. b. Bagi Akademisi Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan kajian untuk penelitian dimasa yang akan datang. c. Bagi Perkembangan Literatur Akuntansi Penelitian memberikan manfaat mengenai hal apa saja yang mengakibatkan kecurangan laporan keuangan dan tindakan apa yang harus dilakukan dalam meminimalisasi kecurangan laporan keuangan. d. Bagi Perusahaan Penelitian ini dapat memberikan masukan yang bermanfaat bagi perusahaan serta sebagai bahan evaluasi yang memberikan informasi terkait tindakan pencegahan, pendeteksian, dan audit investigatif dalam meminimalisasi kecurangan laporan keuangan.
1.5.
Batasan Penelitian Penulisan skripsi ini hanya akan membahas mengenai tindakan pencegahan, pendeteksian, dan audit investigatif dalam meminimalisasi kecurangan laporan keuangan di Bank CIMB Niaga Sepanjang Surabaya. 7
1.6
Data Penelitian Penelitian ini berbentuk studi kasus di Bank CIMB Niaga Sepanjang Surabaya yang bersifat deskriptif, yaitu metode penelitian yang menggambarkan keadaaan yang sebenarnya dari data-data yang terkumpul sebagaimana adanya. Dalam penelitian deskriptif akan diperoleh deskripsi lengkap dan akurat dari situasi tertentu agar dapat lebih memahami penerapan
teori
dan
permasalahan
terkait
tindakan
pencegahan,
pendeteksian, dan audit investigatif dalam meminimalisasi kecurangan laporan keuangan. Pada penelitian ini, penelitiakan mengambil data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan cara observasi dan wawancara. Peneliti melakukan pengamatan kesesuaian pedoman kerja dengan praktik nyatanya di lapangan dan melakukan wawancara secara langsung dengan pihak yang memiliki otoritas terkait tindakan pencegahan, pendeteksian, dan audit investigatif dalam meminimalisasi kecurangan laporan keuangan. Data sekunder adalah informasi yang berada di web resmi Bank CIMB Niaga dan informasi yang didapatkan dari buku-buku ilmiah, laporan penelitian, peraturan-peraturan,dan sumber tertulis.
8
1.7
Sistematika Penulisan BAB I
Pendahuluan Dalam bab ini dibahas aspek-aspek dasar dan kerangka penelitian termasuk latar belakang, rumusan masalah, ruang lingkup penelitian, tujuan penelitian, danmanfaat penelitian.
BAB II
Landasan Teori Bab ini berisi penjabaran akan teori-teori yang relevan dengan penelitian yang bersumber dari studi pustaka.
BAB III
Metode Penelitian Bab ini menjelaskan tentang jenis data yang digunakan dalam penelitian, metode pengumpulan data serta metode yang digunakan untuk membahas dan menganalisis data.
BAB IV
Analisis dan Pembahasan Bab ini berisi tentang deskripsi objek penulisan, analisis data, hasil penelitian dan pembahasan.
BAB V
Kesimpulan, Keterbatasan Penelitian dan Saran Bab ini merupakan bagian terakhir yang akan berisi kesimpulan dari hasil penelitian, keterbatasan penelitian, dan saran-saran.
9