BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah Perkembangan kegiatan di Bursa Efek Indonesia ini berkembang pesat. Perkembangan tersebut ditandai dengan berkembangnya perusahaan-perusahaan berbentuk go public, maka hal ini akan berdampak pada peningkatan permintaan akan audit laporan keuangan yang efektif dan efisien. Laporan keuangan ini akan digunakan untuk kepentingan manajemen perusahaan dan juga digunakan oleh pemilik untuk menilai pengelolaan dan yang dilakukan oleh manajemen perusahaan, selain itu juga para investor, kreditor, pemerintah, masyarakat dan pihak–pihak lain yang juga membutuhkan laporan keuangan ini sebagai dasar pengambilan suatu keputusan. Setiap perusahaan yang go public diwajibkan untuk menyampaikan laporan keuangan yang disusun sesuai Standar Akuntansi Keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik yang terdaftar di Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam). Sebagaimana yang dinyatakan dalam PSAK 1 (2009:5) Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan paragraf 25 menyatakan bahwa “pengguna laporan keuangandiasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentangaktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi serta kemauan untuk mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar”. Menyajikan informasi, termasuk kebijakan akuntansi, sedemikian rupa sehingga dapat memberikan informasi yang relevan, andal, dapat diperbandingkan, dan mudah dipahami.
57
Universitas Sumatera Utara
Informasi yang diperlukan oleh pihak-pihak yang berkepentingan dapat bermanfaat bilamana disajikan secara akurat dan tepat pada saat dibutuhkan oleh pemakai laporan keuangan, namun informasi tidak lagi bermanfaat bila tidak disajikan secara akurat dan tepat waktu. Nilai dari ketepatan waktu pelaporan keuangan merupakan faktor penting bagi kemanfaatan laporan keuangan tersebut. Ketepatan waktu penyusunan atau pelaporan suatu laporan audit atas laporan keuangan perusahaan bisa mempengaruhi pada nilai laporan keuangan tersebut. Keterlambatan informasi akan menimbulkan reaksi negatif dari perilaku pasar modal, karena laporan keuangan auditan yang di dalamnya memuat informasi penting, seperti laba yang dihasilkan perusahaan bersangkutan dijadikan sebagai salah satu dasar pengambilan keputusan untuk membeli atau menjual kepemilikan yang dimiliki oleh investor, artinya informasi laba dari laporan keuangan yang dipublikasikan akan menyebabkan kenaikan atau penurunan harga saham. Jarak
waktu
antara
akhir
periode
akuntansi
dengan
tanggal
ditandatanganinya laporan audit dapat mempengaruhi ketepatan waktu informasi tersebut dipublikasikan, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ketetapan waktu pelaporan merupakan catatan pokok laporan yang memadai. Pemakai informasi tidak hanya perlu memiliki informasi keuangan yang relevan dengan prediksi dan pembuatan keputusannya, tetapi informasi harus bersifat baru. Laporan keuangan seharusnya disajikan pada interval waktu untuk menjelaskan perubahan yang terjadi dalam perusahaan yang mungkin mempengaruhi pemakai informasi dalam membuat prediksi dan keputusan.
58
Universitas Sumatera Utara
Dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP:SA Seksi 230.1) khususnya standar umum ketiga dinyatakan bahwa “dalam pelaksanaan audit dan penyusun laporannya, auditor wajib mengunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama”. Dalam (SPAP:SA Seksi 311.1) Standar pekerjaan lapangan pertama mengharuskan “bahwa pekerjaan harus dirancanakan dengan sebaik–baiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi sebagaimana mestinya”. Dalam (SPAP:SA Seksi 326.1) standar pekerjaan lapangan ketiga menyatakan “bahwa bukti kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pegamatan, permintaan keterangan konfirmasi sebagai dasar memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan auditan”. Standar tersebut memungkinkan akuntan publik untuk melakukan penundaan publikasi laporan audit atau laporan keuangan auditan, sedangkan Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) mewajibkan perusahaan-perusahaan publik yang terdaftar (go public) atau emiten yang efeknya tercatat di Bursa Efek Indonesia untuk mempublikasikan laporan keuangan auditan dalam periode tertentu setelah berakhirnya tahun buku. Dalam website (www.bapepam.go.id) Di Indonesia sejak 31 Juli 2006 BAPEPAM-LK, mengeluarkan surat dengan Nomor: Kep-06/BL/2006 yang menyatakan bahwa laporan keuangan disertai dengan laporan akuntan dengan pendapat lazim harus disampaikan kepada BAPEPAM paling lambat dalam waktu 90 hari atau akhir bulan ketiga setelah tahun buku berakhir. Otorisasi Jasa Keuangan didirikan untuk menggantikan BAPEPAM-LK.
59
Universitas Sumatera Utara
Otorisasi Jasa Keuangan (OJK) dibentuk berdasarkan UU No. 21 Tahun 2011. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dibentuk dengan tujuan agar keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa keuangan: 1. Terselenggara secara teratur, adil, transparan, dan akuntabel, 2. Mampu mewujudkan sistem keuangan yang tumbuh secara berkelanjutan dan stabil, dan 3. Mampu melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mempunyai fungsi menyelenggarakan sistem pengaturan dan pengawasan yang terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan di sektor jasa keuangan.Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mempunyai tugas melakukan pengaturan dan pengawasan terhadap kegiatan jasa keuangan di sektor Perbankan, sektor Pasar Modal, dan sektor IKNB. Pasal 55 (1) UU No. 21 Tahun 2011 “Sejak tanggal 31 desember 2012, fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan dan pengawasan kegiatan jasa keuangan disektor pasar modal, perasuransian, dana pensiun, lembaga pembiayaan, dan lembaga jasa keuangan lainnya beralih dari Menteri Keuangan dan Badan Pengawasan Pasar Modal dan Lembaga Keuangan ke Otorisasi Jasa Keuangan”. Audit laporan keuangan adalah audit yang dilakukan oleh auditor eksternal terhadap laporan keuangan kliennya untuk memberikan pendapat apakah laporan keuangan tersebut disajikan sesuai dengan kriteria–kriteria yang telah ditetapkan. Hal ini dibutuhkan guna mengetahui posisi keuangan, kinerja perusahaan, dan perubahan posisi keuangan dan penyusunan laporan keuangan harus sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
60
Universitas Sumatera Utara
Bursa Efek Indonesia menginformasikan terdapat 52 emiten hingga 1 April 2013 yang belum menyampaikan laporan keuangan auditan yang berakhir 31 desember 2012. Pada 2012, tercatat 54 emiten terlambat menyerahkan laporan keuangan tahunan tahun 2011. Sementara pada 2011 tercatat 62 emiten terlambat menyerahkan laporan keuangan 2010, sedangkan pada 2010 tercatat ada sebanyak 68 emiten terlambat menyerahkan laporan keuangan tahun 2009. Keterlambatan penyampaian laporan keuangan bisa disebabkan oleh banyak hal diantaranya proses tutup buku dan proses audit yang berlangsung lama. Tabel 1.1 Perusahaan-perusahaan yang belum menyampaikan Laporan Keuangan Tahunan 2012-2013 No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Kode ADMG AIS ALTO ARGO ARII ASIA BORN BRAU BRMS BRNA BUMI DAVO ETWA IKAI JKSW KBLM KRAS LAPD LPIN PKPK PRAS RDTX SIPD SSTM
Nama Perusahaan PT Polychem Indonesia Tbk PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk PT Tri Banyan Tirta Tbk PT Argo Pantes Tbk PT Atlas Resources Tbk PT Asia Natural Resources Tbk PT Borneo Lumbung Energi & Metal Tbk PT Berau Coal Energy Tbk PT Bumi Resources Minerals Tbk PT Berlina Tbk PT Bumi Resources Tbk PT Davomas Abadi Tbk PT Eterindo Wahanatama Tbk PT Intikeramik Alamasri Industri Tbk PT Jakarta Kyoei Steel Works Tbk PT Kabelindo Murni Tbk PT Krakatau Steel (Persero) Tbk PT Leyand International Tbk PT Multi Prima Sejahtera Tbk PT Perdana Karya Perkasa Tbk PT Prima Alloy Steel Universal Tbk PT Roda Vivatex Tbk PT Sierad Produce Tbk PT Sunson Textile Manufacturer Tbk 61
Universitas Sumatera Utara
No. Kode Nama Perusahaan 25 SULI PT Sumalindo Lestari Jaya Tbk 26 UNSP PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk 27 APOL PT Arpeni Pratama Ocean Line Tbk 28 ASJT PT Asuransi Jasa Tania Tbk 29 BABP PT Bank ICB Bumiputera Tbk 30 BCIC PT Bank Mutiara Tbk 31 BHIT PT Bhakti Investama Tbk 32 BNBR PT Bakrie & Brothers Tbk 33 BLTA PT Berlian Laju Tanker Tbk 34 BULL PT Buana Listya Tama Tbk 35 DYAN PT Dyandra Media Internasional Tbk 36 ELTY PT Bakrieland Development Tbk 37 EMDE PT Megapolitan Developments Tbk 38 HITS PT Humpuss Intermoda Transportasi Tbk 39 KARK PT Dayaindo Resources International Tbk 40 LMAS PT Limas Centric Indonesia Tbk 41 MDRN PT Modern Internasional Tbk 42 MTFN PT Capitalinc Investment Tbk 43 PWSI PT Panca Wiratama Sakti Tbk 44 RIMO PT Rimo Catur Lestari Tbk 45 SAFE PT Steady Safe Tbk 46 SMDR PT Samudera Indonesia Tbk 47 SMMA PT Sinarmas Multiartha Tbk 48 TRAM PT Trada Maritime Tbk 49 TRIL PT Triwira Insanlestari Tbk 50 TRUB PT Truba Alam Manunggal Engineering Tbk 51 VIVA PT Visi Media Asia Tbk 52 ZBRA PT Zebra Nusantara Tbk Sumber PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Bursa Efek Indonesia (BEI) memberikan sanksi keterlambatan kepada perusahaan yang terlambat menyampaikan laporan keuangan tahunan sesuai dengan peraturan. Jenis sanksi yang dikenakan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu: 1. Peringatan tertulis I, atas keterlambatan penyampaian Laporan Keuangan sampai 30 (tiga puluh) hari kalender terhitung sejak lampaunya batas waktu penyampaian Laporan Keuangan. 2. Peringatan tertulis II dan denda sebesar Rp 50.000.000,- (lima puluh juta
62
Universitas Sumatera Utara
rupiah), apabila mulai hari kalender ke-31 hingga hari kalender ke-60 sejak lampaunya batas waktu penyampaian Laporan Keuangan, Perusahaan Tercatat tetap tidak memenuhi kewajiban penyampaian Laporan Keuangan. 3. Peringatan tertulis III dan tambahan denda sebesar Rp 150.000.000,(seratus lima puluh juta rupiah), apabila mulai hari kalender ke-61 hingga hari kalender ke-90 sejak lampaunya batas waktu penyampaian Laporan Keuangan,
Perusahaan
Tercatat
tetap
tidak
memenuhi
kewajiban
penyampaian Laporan Keuangan atau menyampaikan Laporan Keuangan namun tidak memenuhi kewajiban untuk membayar denda sebagaimana dimaksud dalam ketentuan no.2 di atas. 4. Suspensi, apabila mulai hari kalender ke-91 sejak lampaunya batas waktu penyampaian Laporan Keuangan, Perusahaan Tercatat tetap tidak memenuhi kewajiban penyampaian Laporan Keuangan dan atau Perusahaan Tercatat telah menyampaikan Laporan Keuangan namun tidak memenuhi kewajiban untuk membayar denda sebagaimana dimaksud dalam ketentuan no.2 dan no.3 di atas. 5. Sanksi suspensi Perusahaan Tercatat hanya akan dibuka apabila Perusahaan Tercatat telah menyerahkan Laporan Keuangan dan membayar denda sebagaimana dimaksud dalam ketentuan no.2 dan no.3 di atas. Menurut Kartika (2009:3), “Audit delay merupakan lamanya/rentang waktu penyelesaian audit yang diukur dari tanggal penutupan tahun buku sampai dengan tanggal diterbitkannya laporan
audit”. Audit delay inilah
mempengaruhi ketepatan informasi
yang dapat
yang dipublikasikan, sehingga akan
63
Universitas Sumatera Utara
berpengaruh terhadap tingkat ketidakpastian keputusan yang berdasarkan informasi yang dipublikasikan. Audit Delay merupakan hal penting yang harus diperhatikan oleh suatu perusahaan. Menurut Indriyani dan Supriyati (2012:191), “Debt to Equity Ratio (DER) menggambarkan proporsi antara kewajiban yang dimiliki dan seluruh kekayaan yang dimiliki”. Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek maupun kewajiban jangka panjang. Semakin tinggi hasilnya, maka cenderung semakin besar resiko keuangan bagi kreditur maupun pemegang saham. Semakin besarnya hutang jangka panjang suatu perusahaan, maka perusahaan tersebut akan cenderung mendapat tekanan untuk menyediakan laporan keuangan auditannya secepatnya bagi pihak kreditur. Menurut Indriyani dan Supriyati (2012:190), “Return On Asset (ROA) rasio yang mengukurkemampuan perusahaan menghasilkan lababersih berdasarkan tingkat aset tertentu”. Return on asset mempunyai pengaruh dalam publikasi laporan keuangan. Perusahaan yang mempunyai return on asset rendah atau dengan kata lain mengalami kerugian cenderung akan menunda publikasi atas laporan keuangan karena kerugian merupakan kabar buruk yang akan berdampak negatif pada perusahaan seperti penurunan permintaan akan saham yang diterbitkan. Perusahaan yang mempunyai tingkat return on asset tinggi membutuhkan waktu dalam
pengauditan
laporan
keuangan
lebih
cepat
agar
segera
dapat
memberitahukan kabar baik kepada publik dan mendapatkan respon yang positif dari publik.
64
Universitas Sumatera Utara
Menurut Dyer dan Mc Hugh, 1975 dalam Kartika (2009:4), “perusahaan besar lebih konsisten untuk tepat waktu dibandingkan perusahaan kecil dalam menginformasikan laporan keuangannya. Perusahaan besar diduga akan menyelesaikan proses auditnya lebih cepat dibandingkan perusahaan kecil”. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu manajemen perusahaan yang berskala besar cenderung diberikan insentif untuk mengurang audit delay, karena perusahaan tersebut dimonitor secara ketat oleh investor, pengawas permodalan pemerintah dan lain-lain. Pihak-pihak ini sangat berkepentingan terhadap informasi yang termuat dalam laporan keuangan. Ukuran perusahaan adalah jumlah total asset yang dimiliki perusahaan. Total asset merupakan jumlah dari aset lancar, aset tetap, aset tak berwujud. Perusahaan yang memiliki total asset yang besar umumnya merupakan perusahaan yang besar. Penelitian penulis merupakan replikasi dari penelitian terdahulu yaitu penelitian Indriyani dan Supriyati (2012). Perbedaannya penulis melakukan penelitian yaitu tahun 2011-2015, dan juga objek penelitiannya, dimana penulis hanya mengkaji pada perusahaan perbankan yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia. Penulis ingin mengetahui apakah perusahaan perbankan sebagai lembaga keuangan dapat menyediakan informasi yang relevan dan andal dalam penyelesaian penyajian laporan keuangan auditannya. Penulis memilih perusahaan perbankan sebagai sampel dalam penelitian ini karena perusahaan perbankan termasuk kedalam sektor keuangan yang merupakan sumber pendapatan di Indonesia. Hal ini karena sektor keuangan merupakan sektor yang berkembang dengan pesat, terutama perusahaan perbankan.
65
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan uraian dari latar belakang dan fenomena tersebut, maka peneliti tertarik untuk mengambil judul penelitian mengenai ”PENGARUH DEBT TO EQUITY RATIO, RETURN ON ASSET DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP AUDIT DELAYPADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2011-2015”.
1.2
Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis merumuskan masalah dalam penelitian ini menjadi: 1. Apakah Debt To Equity Ratio berpengaruh terhadap Audit Delaypada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ? 2. Apakah Return On Asset berpengaruh terhadap Audit Delaypada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ? 3. Apakah Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap Audit Delaypada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ? 4. Apakah Debt To Equity Ratio, Return On Asset dan Ukuran Perusahaan secara simultan berpengaruh terhadap Audit Delaypada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ?
1.3
Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang di atas, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui apakah Debt To Equity Ratio berpengaruh terhadap Audit Delaypada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
66
Universitas Sumatera Utara
2. Untuk mengetahui apakah Return On Asset berpengaruh terhadap Audit Delaypada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 3. Untuk mengetahui apakah Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap Audit Delaypada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 4. Untuk mengetahui apakah Debt To Equity Ratio, Return On Asset dan Ukuran Perusahaan secara simultan berpengaruh terhadap Audit Delaypada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
1.4
Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak, diantaranya: a. Bagi Peneliti, Penelitian ini menambah wawasan peneliti mengenai Debt To Equity Ratio, Return OnAsset dan Ukuran Perusahaan terhadapaudit delaypada perusahaan perbankan yang terdaftar diBursa Efek Indonesia. b. Bagi Akademis, Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberi gambaran tentang faktor-faktor yang mempengaruhi audit delay pada Perusahaan Perbankan di Bursa Efek Indonesia. c. Bagi Perusahaan, Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan, khususnya yang berkaitan dengan proses audit sebelum laporan keuangan auditan diterbitkan.
67
Universitas Sumatera Utara