BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Penelitian Bermula dari masalah keuangan yang melilit maskapai penerbangan PT
Merpati Nusantara Airlines Persero (Merpati). Masalah keuangan yang melilit perusahaan berplat merah tersebut mengenai hutang yang mencapai 6,5 Triliun. Hutang tersebut terdiri dari tanggungan asuransi yang harusnya dibayarkan pada 11 Februari 2014 dan 28 Februari 2014, sistem reservasi yang harusnya dibayarkan pada 31 Januari 2014, ketidakmampuan membeli bahan bakar, pengembalian uang tiket yang tidak sedikit kepada travel atau konsumen, dan tuntutan gaji karyawan yang harus dipenuhi. Penyebab Krisis menurut Capt. Asep selaku Direktur Utama Merpati yaitu: “Krisis di Merpati timbul akibat solusi program restrukturisasi dan revitalisasi perseroan berjalan lebih lambat, sementara masalah cepat timbul. Alhasil utang menumpuk dan Merpati mengalami kesulitan arus kas.” (2014, 10 Februari)1 Langkah cepat yang dilakukan Manajemen Merpati untuk menekan biaya operasional yaitu dengan restrukturisasi keuangan dan operasional. Salah satu cara restrukturisasi operasional ini dengan memilih rute-rute yang akan dipertahankan karena potensial dan menguntungkan. Namun, Rute-rute penerbangan yang tidak dipertahankan seperti Kupang-Waingapu, Kupang-Tambolaka, Kupang-Alor, Kupang-Bajawa, Kupang-Maumere, Kupang-Ende, dan Kupang-Denpasar. 1
Febby Dwi Sutianto (2014, 10 Februari). 50 Pilot Resign, Bos Merpati: Kami Sedang Krisis. Finance Detik.com (online). Diakses pada tanggal 29 Maret 2014 jam 11.29 dari http: http://finance.detik.com/read/2014/02/10/132736/2492111/1036/50-pilotnya-resign-bos-merpatikami-sedang-krisis oleh Erlina Oktantia
1
2
Sehingga, Krisis ini mempengaruhi operasional maskapai Merpati. Krisis ini berdampak pada nasib ribuan karyawan Merpati. Sekitar 1.681 karyawan Merpati hingga kini belum mendapat gaji dua bulan terakhir yaitu Desember 2013, Januari, dan sekarang sudah masuk Februari 2014.2 Pada 24 Januari 2014, Merpati menerbitkan surat edaran tentang pembayaran
gaji
Desember
2013
dan
Januari
2014.
Surat
Nomor
SE/DF/03/I/2014 yang ditandatangani oleh Direktur Keuangan dan Administrasi Daulat Musa itu menyebut pada pertemuan karyawan, direksi serta komisaris Merpati pada 15 Januari 2014. Presiden Direktur maskapai itu memaparkan upaya yang telah dan akan dilakukan dalam program penyelamatan dan penyehatan perusahaan secara transparan. Sehingga semuanya mengetahui situasi dan kondisi saat ini. Pada poin kedua berisi perusahaan telah menerbitkan surat edaran Nomor SE/DF/57/XII/2013 tanggal 27 Desember 2013, yang menjelaskan perusahaan tidak dapat memenuhi kewajiban sebagaimana telah dijanjikan dalam surat edaran tersebut tepat waktu. Kemudian dalam poin ketiga, Merpati mengungkapkan perusahaan dan manajemen telah berupaya untuk memenuhi kewajiban terkait pembayaran gaji Desember 2013 dan Januari 2014. Namun pada kenyataannya, manajemen menyampaikan kembali kepada karyawan tentang perubahan jadwal pembayaran karena kemampuan likuiditas perusahaan yang terbatas.
2
Joniansyah. (2014, 22 Maret). Ribuan Karyawan Merpati Empat Bulan Belum Digaji. Tempo (online). Diakses pada tanggal 22 Maret 2014 jam 19.26 dari http://www.tempo.co/read/news/2014/02/05/090551223/Ribuan-Karyawan-Merpati-Empat-BulanBelum-Digaji oleh Erlina Oktantia
3
Selanjutnya pada poin keempat, manajemen mengklaim terus berupaya melakukan pembayaran gaji Desember 2013 dan Januari 2014. Pembayaran akan dilaksanakan bertahap mulai Februari mendatang jika tidak terjadi kendala di luar kemampuan manajemen. Belum adanya kepastian dari manajemen perusahaan penerbangan Merpati tersebut perihal kapan mereka akan memberikan hak normatif para pegawai tersebut. Sehingga Ketua Umum Asosiasi Pilot Merpati (APM), Sardjito, mengatakan: Jumlah pilot Merpati saat ini berjumlah 178, sebagian dari mereka mengundurkan diri. “Lebih dari 50 orang yang keluar. Kami tidak bisa mencegah karena mereka butuh hidup.” kata Sardjito saat konferensi pers di gedung Badan Search and Rescue Nasional, Jakarta, Jumat 7 Februari 2014.3 Pada akhirnya membuat Manajemen Merpati harus memutuskan untuk meniadakan penerbangan mulai 1 Februari 2014 sampai batas waktu yang belum ditetapkan. Selain itu, semua izin penerbangan Merpati akan di-suspend hingga akhir Maret 2014. Sehingga, Public Relations (PR) sangat dibutuhkan dalam sebuah Organisasi atau Perusahaan. Semua organisasi, baik itu yang sifatnya komersil maupun non komersil membutuhkan kinerja PR dalam kegiatan berorganisasi untuk
menangani
setiap
masalah,
memudahkan
bersosialisasi
dengan
stakeholders, membina hubungan dengan stakeholders, dan menjalankan program-
3
Ali Hidayat (2014, 29 Maret). Tak Digaji, 50 Pilot Merpati Hengkang. Tempo (online). Diakses pada tanggal 22 Maret 2014 jam 19.21dari http://www.tempo.co/read/news/2014/02/07/090551994/Tak-Digajii-50-Pilot-Merpati-Hengkang oleh Erlina Oktantia
4
program kehumasan. PR membantu organisasi dalam menyelesaikan masalah dan krisis yang terjadi di organisasi sampai dengan selesai. PR itu sesungguhnya punya arti penting yang jauh lebih besar terhadap organisasi. PR juga memiliki kaitan yang sangat erat dan sangat luas dengan berbagai aspek manajemen, untuk itu pihak manajemen atau para pemimpin perusahaan harus bisa memahami dan menghargai arti penting dan Manfaat Public Relations.4 Adapun manfaat PR meliputi kegunaan PR dalam pengelolaan atau pelaksanaan salah satunya adalah menangani permasalahan atau krisis yang muncul dalam suatu perusahaan yang biasa disebut manajemen krisis. Namun, dengan jumlah krisis yang tidak terhitung di masa lalu, perusahaan harus mulai menyadari pentingnya membuat perencanaan krisis, sebelum krisis sebenarnya terjadi. Perencanaan dilakukan dengan memberikan gambaran yang jelas mengenai apa yang diharapkan dan bagaimana cara untuk menangani situasi krisis. Perencanaan mengurangi kesalahan dan miskomunikasi yang pada gilirannya mengurangi dampak krisis.5 Saat ini, tidak semua situasi krisis bisa direncanakan, meskipun perusahaan menginginkannya. Tetapi dengan logika dan pengalaman untuk mendiskusikan situasi krisis akan menolong perusahaan menyiapkan rencana krisis yang sudah diduga. 6
4
Frank Jefkins. Public Relations Erlangga edisi Kelima. Jakarta: Erlangga. 2004 hal 333 Firsan Nova. Crisis Public Relation: Strategi PR Menghadapi Krisis, Mengelola Isu, Membangun Citra, dan Reputasi Perusahaan. Jakarta: Rajawali Pers. 2011 hal 124-125 6 Ibid. 125 5
5
Perencanaan pra krisis itu penting karena jika krisis itu terjadi, perusahaan sudah mempunyai action plan dan mengerti tahapan yang harus dilakukan7. Strategi Manajemen krisis yang merupakan pendekatan terstruktur dalam penanganan suatu kejadian, memiliki tujuan untuk memberikan strategi komunikasi yang tepat sehingga informasi yang diberikan sampai kepada khalayak dengan cepat, meminimalisasi resiko kesalahan informasi dan membantu mengurangi kerugian, sudahkah hal tersebut dilakukan PT Merpati Nusantara Airlines (Persero)? PR melalui strategi manajemen krisis yang telah PR rancang, diharapkan dapat membantu kinerja manajemen Merpati yang bergerak di bidang transportasi udara. PR diharapkan dapat membantu dalam hal menangani krisis yang sedang terjadi pada lembaga tersebut. Hal ini dikarenakan, pada zaman modern seperti sekarang ini, kebutuhan akan transportasi udara sangatlah tinggi, dengan ditandai oleh semakin banyaknya organisasi atau lembaga yang bergerak pada bidang transportasi udara di Indonesia. Peneliti tertarik melakukan penelitian mengenai Manajemen Krisis Merpati karena merupakan satu-satunya Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang penerbangan nasional domestik dengan melayani ruterute perintis ke daerah-daerah di Indonesia. PT Merpati Nusantara Airlines (Persero) pernah menorehkan prestasi dengan mendapatkan kepercayaan masyarakat berupa Contact Centre Service Excellence Award 2013. Penghargaan yang diberikan oleh majalah Service
7
Ibid. 125
6
Excellence dari majalah Marketing Group.8 PT Merpati Nusantara Airlines (Persero) juga menorehkan prestasi masuk penilaian kategori 1 (kinerja sangat baik) dari Kementerian Perhubungan.9 Peneliti menetapkan Periodesasi penelitian selama 2 bulan, mulai bulan Desember 2013 – Januari 2014. Alasannya adalah bulan Desember 2013 merupakan awal dari Karyawan PT Merpati Nusantara Airlines (Persero) belum memenuhi kewajiban pembayaran gaji kepada Pilot, Pramugari, staf hingga teknisi. Dan pada akhirnya pada 1 Februari 2014, PT Merpati Nusantara Airlines (Persero) berhenti beroperasi hingga saat ini. PT Merpati Nusantara Airlines (Persero) masih menjalani program restrukturisasi dan revitalisasi di bawah naungan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan PT Perusahaan Pengelola Aset (Persero). Penanganan pra krisis yang dialami oleh PT Merpati Nusantara Airlines (Persero) ini, semua tergantung peran penting dari beberapa orang untuk menentukan keputusan.
8
Haryo Damardono (2013, 8 Maret). Merpati Raih Contact Service Excellent Award 2013. Diakses pada tanggal 22 Maret 2014 jam 17.42 dari http://nasional.kompas.com/read/2013/03/08/16084413/merpati.raih.contact.center.service.excelle nt.award.2013 oleh Erlina Oktantia 9 Diakses pada tanggal 22 Maret 2014 jam 19.21 dari http://hubud.dephub.go.id/?en+news+detail+1464+8 oleh Erlina Oktantia
7
1.2
Fokus Penelitian Fokus penelitian dalam penelitian ini yaitu: a. Masalah Employee Relations yang di hadapi oleh PT Merpati Nusantara Airlines (Persero). b. Jenis Kegiatan Employee Relations yang dilakukan oleh PT Merpati Nusantara Airlines (Persero). c. Tujuan Employee Relations yang dimiliki oleh PT Merpati Nusantara Airlines (Persero). d. Keterlibatan dan umpan balik dari karyawan PT Merpati Nusantara Airlines (Persero). e. Aktivitas Komunikasi pada karyawan pada pra krisis PT Merpati Nusantara Airlines (Persero) periode Desember 2013 – Januari 2014. f. Penanganan
Manajemen
Krisis
dalam
menyikapi
tuntutan
karyawan pada pra krisis PT Merpati Nusantara Airlines (Persero) periode Desember 2013 – Januari 2014.
1.3
Tujuan Penelitian Sesuai dengan fokus penelitian yang telah dikemukakan sebelumnya,
maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menggambarkan Manajemen Krisis Internal PT Merpati Nusantara Airlines (Persero) (Studi Kasus: Penanganan Employee Relations Pra Krisis Periode Desember 2013 – Januari 2014).
8
1.4
Manfaat Penelitian Manfaat penelitian yang dilakukan oleh peneliti terbagi menjadi dua, yaitu
kegunaan akademis dan kegunaan praktis, dengan penjelasan manfaat seperti dibawah ini: a.
Manfaat Teoritis/Akademis Manfaat teoritis/akademis dari penelitian ini adalah untuk
memberikan kontribusi dalam bidang ilmu komunikasi khususnya pada bidang studi PR yaitu Manajemen Krisis Internal PT Merpati Nusantara Airlines (Persero). b.
Manfaat Praktis Manfaat praktis dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
bagaimana cara Manajemen Krisis Internal PT Merpati Nusantara Airlines (Persero). Penelitian ini juga diharapkan bisa menambah wawasan praktisi PR dalam mengatasi krisis, sehingga bisa dijadikan bahan acuan untuk penelitian-penelitian mengenai penanganan manajemen krisis.