BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang UU No. 20 Tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir hingga usia enam tahun dengan memberi rangsangan pendidikan untuk membantu perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan selanjutnya. PAUD Terpadu KB-TK Islam Teladan Tarbiyatul Banin II Salatiga merupakan salah satu lembaga pendidikan anak usia dini secara formal yaitu pendidikan pada usia 3 – 6 tahun. Tujuannya untuk mengembangkan potensi yang sudah ada pada anak baik itu nilai agama, emosional, moral, motorik, bahasa, sosial dan kemandirian. Trianto (2011) mengemukakan anak usia dini merupakan individu yang berbeda, unik dan memiliki karakter yang khas sesuai dengan tahapan usianya. Pada lima tahun pertama merupakan masa keemasan (golden age) dimana anak harus mendapatkan stimulasi seluruh aspek perkembangan dalam masa tumbuh kembang. Berkaitan dengan itu maka pendidikan anak usia dini bertujuan membimbing dan mengembangkan potensi setiap anak supaya dapat berkembang secara optimal sesuai dengan tipe kecerdasannya. Dengan demikian pendidikan anak usia dini harus dapat merangsang semua aspek perkembangan anak baik perkembangan kognitif, kemandirian, perilaku, fisik motorik dan bahasa.
1
Suhartono (2005) berpendapat bahwa bahasa mempunyai peranan yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Melalui bahasa manusia akan lebih mudah dalam bergaul (social skill) dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Hal ini dikarenakan bahasa sebagai alat berkomunikasi. Tanpa bahasa seseorang tidak bisa berkomunikasi dengan orang lain. Fungsi perkembangan bahasa anak usia dini adalah sebagai cara untuk melakukan komunikasi dengan teman sebaya, sehingga anak dapat mengembangkan kemampuan kognitif menyampaikan pemikirannya
kepada
supaya dapat
orang lain, menyatakan perasaan,
menyampaikan pesan serta alat untuk mengembangkan ekspresi anak (Depdiknas, 2003). Kemampuan berbahasa pada anak usia 3 – 4 tahun berdasarkan Permendiknas No. 58 Tahun 2009 tentang standar tingkat pencapaian perkembangan bahasa anak meliputi: 1. Menerima bahasa. (Tingkat pencapaian perkembangan bahasa anak meliputi: pura-pura membaca buku cerita bergambar dengan kata-katanya sendiri, mulai memahami dua perintah yang diberikan bersamaan misalnya: ambil mainan di atas meja lalu berikan kepada ibu guru), 2. mengungkapkan bahasa (Anak mulai mengungkapkan keinginannya dengan mengucapkan kalimat sederhana “saya ingin main bola”, mulai menceritakan pengalaman yang dialami dengan cerita sederhana), 3. keaksaraan (mengenal suara atau benda di sekitarnya, membuat coretan yang bermakna, meniru huruf).
Menurut Soenjono (2000) Penguasaan bahasa anak Indonesia usia 3 – 4 tahun jumlah kosakatanya sudah cukup banyak (menurut hasil penelitian terhadap
2
cucunya) tetapi bentuk pengucapannya sangat menarik untuk disimak. Contoh dalam penggalan lagu balonku ( lupa-lupa walnana)
“rupa-rupa warnanya”.
Kalimat yang diucapkan pada usia ini masih lugu dalam arti belum ada unsur penghalus yang dipakai, contohnya: (bukain!) seharusnya “tolong bukain!”. Bahkan pada usia 4 tahun belum bisa menggunakan kata penghubung “dan” walaupun dipaksakan anak akan terlihat kesusahan (melah muda // bilu) “merah muda dan biru”. Anak usia 3 – 4 tahun menguasai sekitar 1250 kata dan belajar sekitar 50 kosa kata baru setiap bulan. Kalimat yang digunakan terdiri dari 3 – 4 kalimat yang mempunyai struktur lebih kompleks. Tetapi pada usia ini anak mengalami kesulitan menjawab pertanyaan “mengapa”, “dimana”, dan “apa” walaupun anak sering mengajukan pertanyaan jenis itu. Pada usia ini juga anak cenderung menggunakan kata “bila” dan “karena” (Dr.Dorothy Einon, 2002). Dalam kurikulum 2004 diungkapkan bahwa kompetensi dasar perkembangan bahasa anak usia dini yaitu anak mampu mendengar, anak dapat berkomunikasi secara
lisan,
memiliki
perbendaharaan
kata
dan
simbol-simbol
yang
melambangkannya. Oleh karena itu, dibutuhkan kegiatan yang dapat merangsang kemampuan berbahasa anak contohnya stimulasi dan bimbingan yang akan meningkatkan perkembangan bahasa anak sehingga menjadi dasar utama untuk perkembangan anak yang selanjutnya serta didukung oleh media yang kreatif agar tercipta pembelajaran yang inovatif. Dalam pedoman guru PAUD dikemukakan bahwa pelaksanaan pembinaan dan perkembangan bahasa anak hendaknya mempersiapkan prinsip-prinsip.
3
Dengan memberikan kesempatan sebaik-baiknya pada anak dan saat peningkatan penguasaan
kosakata,
hendaknya
dilakukan
secara
spontanitas.
Dalam
pembelajaran anak jangan ditekan dan diberikan dengan suasana yang akrab antara guru dengan anak didik, serta memenuhi syarat-syarat yang diambil dari lingkungan anak, sesuai dengan taraf usia dan taraf perkembangan anak sehingga aspek perkembangan anak dapat tercapai secara optimal. Anak usia dini dapat mengembangkan kemampuan berbahasa dengan berbagai cara diantaranya adalah dengan menggunakan metode bercerita, membaca, bertanya, melakukan dialog maupun melalui metode bernyanyi. Kamtini (2005) bernyanyi merupakan sarana pengungkapan pikiran dan perasaan, sebab kegiatan bernyanyi penting bagi pendidikan anak-anak selain itu bernyanyi adalah kegiatan menyenangkan yang memberi kepuasan kepada anak. Menurut Fathur Rasyid (2010) bernyanyi secara tidak langsung mengajarkan anak: membedakan bunyi, huruf, kata dan kalimat, melafalkan huruf, kata, kalimat dengan jelas, mengingat huruf, kata dan kalimat. Fathur Rasyid (2010) berpendapat lagu yang disajikan untuk anak usia dini tentunya lagu yang ramah anak yaitu syair pada lagu tersebut tidak terlalu panjang, bahasa yang digunakan sederhana sehingga mudah dipahami oleh anak. Oleh karena itu pekenalkanlah lagu yang sesuai dengan dunia anak (energik, gembira, sendu, sedih, lembut dan jauh dari lagu orang dewasa dan tidak mengandung makna kekerasan serta harus mengandung nilai moral). Rohmawati Miharjo (2012) dalam skripsinya yang berjudul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Berbicara melalui Metode Bermain Peran Pada Anak
4
TK ABA Kucen I Yogyakarta” mengatakan bahwa kemampuan bicara anak dapat ditingkatkan melalui metode bermain peran yang dibuktikan dengan adanya peningkatan pada aspek keaktifan anak berbicara untuk mengungkapkan ide. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Rohmawati Miharjo peneliti ingin mengamati masalah berbahasa pada anak dengan mengambil judul “Meningkatkan Penguasaan Kosakata Anak Usia 3 – 4 tahun dengan Metode Bernyanyi di PAUD Terpadu KB/TK Islam Teladan Tarbiyatul Banin II Salatiga”. Penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Rohmawati Miharjo karena pada kesempatan ini peneliti ingin meningkatkan penguasaan kosakata pada anak melalui metode bernyanyi, karena seperti kita ketahui dunia anak adalah dunia yang penuh dengan nyanyian sehingga peneliti merasa metode ini menarik untuk diterapkan pada anak usia 3 – 4 tahun. Dari hasil observasi di PAUD Terpadu KB/TK Islam Tarbiyatul Banin II peneliti menemukan anak usia 3 – 4 tahun lebih menguasai lagu-lagu dewasa dibandingkan dengan lagu anak yang sesuai usianya. Ini terjadi karena anak-anak sering mendengar lagu-lagu dewasa dinyanyikan berulang-ulang di lingkungan sekitar anak. Melihat fenomena itu, peneliti menarik suatu analisa kalau nyanyian didengarkan pada anak secara berulang-ulang maka dengan spontan anak akan mengingat kata demi kata yang ada dalam nyanyian tersebut. Bernyanyi membuat anak terlihat senang, lebih bersemangat, ceria dan energik. Dari uraian di atas bernyanyi merupakan salah satu metode yang menarik untuk diterapkan dalam pembelajaran penguasaan kosakata pada anak usia dini. Pada saat bernyanyi anak dikenalkan kata demi kata lebih dahulu sehingga anak
5
mengerti kata apa yang diucapkannya. Melalui nyanyian anak juga bisa berimajinasi yang dapat mengembangkan daya pikir (Fathur Rasyid, 2010). PAUD Terpadu KB/TK Islam Teladan Tarbiyatul Banin II terletak di jalan Karang Taruna Salatiga. Dalam pembelajarannya sudah memakai teknik bernyanyi, Tetapi permasalahannya untuk anak KB dimana anak usia 3 – 4 tahun memiliki karakter yang unik, maka dalam bernyanyi harus menggunakan teknik tertentu supaya tidak ada lagi anak yang rewel, menangis, bermain sendiri, atau malas-malasan saat pembelajaran. Sebelumnya peneliti melakukan pra-penelitian terhadap penguasaan kosakata pada anak KB yang berjumlah 13 anak. Hasil observasi berikut ini adalah evaluasi sebelum dilakukan tindakan metode bernyanyi di KB Islam tarbiyatul Banin II Salatiga sesuai dengan indikator yang ingin dicapai. Menirukan 3 – 4 urutan kata 46% (6 anak) yang tuntas, mengulang kalimat sederhana 46% (6 anak ), menyebutkan kata sifat 62% (8anak) yang tuntas, melakukan 2 – 3 perintah sederhana 62% (8 anak), menjawab pertanyaan sederhana 62% (8 anak), membilang 1 – 10 tanpa mengenal konsep 54% (7 anak), menyebutkan bunyi/ suara tertentu 62% (8 anak), menyebutkan nama hari dalam seminggu 38% (5 anak), mengenal benda alam semesta 46% (6 anak), menjiblak dan meniru garis 54% (7 anak), menggambar bebas membentuk lingkaran dan persegi empat 46% (8 anak), mengenal simbol huruf 38% (5 anak) dan mengenal suku huruf awal dari nama benda 54% (7 anak). Dari jumlah prosentase tersebut hanya 52% (7 anak) yang terlihat menguasai kosakata dengan baik karena sebagian anak tidak antusias dalam pembelajaran. Peneliti berpendapat bahwa penguasaan kosakata anak KB
6
Tarbiyatul Banin II masih mengalami kesulitan atau belum mencapai indikator keberhasilan. Faktanya di KB Islam Tarbiyatul Banin II terdapat satu kasus yang menarik untuk diteliti yaitu anak-anak kurang mampu menguasai kosakata bahasa, ini dilihat saat guru menanyakan warna, nama binatang dan bilangan sederhana. Sebagian anak belum mengerti apa yang ditanyakan dan tidak memperhatikan materi ajar yang disampaikan oleh guru, masih
ada yang sulit untuk
mengungkapkan perasannya dengan kata-kata dan masih ada anak yang dapat mengucapkan kosakata tetapi tidak tahu maknanya. Contohnya: ketika anak ditanya warna bunga mawar ada yang menjawab warna merah, putih tapi ada anak yang menjawab bukan warna, tapi ada anak yang menjawab “Itu bunga ku, Bu”. Sebenarnya di sekolah sudah menggunakan metode bernyanyi tetapi dalam bernyanyi guru hanya sebatas untuk menghibur anak, disaat anak jenuh dalam proses belajar mengajar tanpa menjelaskan kata dan makna pada anak tentang nyanyian tersebut. Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut tentang upaya peningkatan penguasaan kosa kata anak usia 3 – 4 tahun dengan metode bernyanyi di PAUD Terpadu KB/TK Islam Teladan Tarbiyatul Banin II Salatiga.
7
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan permasalahan di atas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: Apakah dengan menggunakan metode bernyanyi dapat meningkatkan penguasaan kosakata pada anak usia 3 – 4 tahun di PAUD Terpadu KB/TK Islam Teladan Tarbiyatul Banin II Salatiga?. 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk meningkatkan penguasaan kosakata pada anak usia 3 – 4 tahun dengan metode bernyanyi di PAUD Terpadu KB/TK Islam Teladan Tarbiyatul Banin II Salatiga. 1.4 Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis: a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi pengetahuan dalam meningkatkan pengembangan kosakata dengan cara yang menyenangkan pada anak 3 – 4 tahun. b. Penelitian
ini
diharapkan
dapat
memberikan
kontribusi
pada
perkembangan teori pembelajaran bahasa tingkat KB guna meningkatkan penguasaan kosakata bahasa anak usia 3 – 4 tahun. 2. Manfaat praktis: a. Bagi anak didik Dapat meningkatkan semangat belajar dan meningkatkan perkembangan kosakata anak dengan mudah dan tidak membuat anak bosan.
8
b.
Bagi pendidik : Dapat memudahkan guru untuk memberikan pembelajaran kosakata bahasa pada anak dengan menyenangkan, dapat mengembangkan metode pembelajaran yang tepat untuk anak.
c. Bagi sekolah: Mampu menghasilkan sumber daya
pendidik yang berkualitas,
menghasilkan anak didik yang cerdas dan kreatif, Metode pembelajaran semakin berkembang. d. Bagi peneliti Hasil penelitian ini dapat menjadi reverensi dalam penelitian selanjutnya dan menjalin kerja sama antara guru dan siswa dalam upaya meningkatkan kemampuan kosakata bahasa dengan metode bernyanyi. 1.5 Sistematika Penulisan BAB I. Pendahuluan Bab ini berisi uraian tentang Latar Belakang yang mendasari pentingnya diadakan penelitian, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian serta Sistematika Penulisan. BAB II. Kajian Pustaka Bab ini mendiskripsikan
pengertian, Metode Bernyanyi, Jenis-Jenis
Nyanyian, Manfaat Bernyanyi, Pembelajaran Kosakata Dengan Metode Bernyanyi, Kerangka
Berfikir, Hipotesis
Tindakan, Korelasi antara
Penguasaan Kosakata dengan Menggunakan Metode Bernyanyi.
9
BAB III. Metode Penelitian Bab ini membahas tentang Model Penelitian, Prosedur Penelitian, Subjek Penelitian ,Variabel Penelitian, Definisi Operasional, Teknik Pengumpulan Data, Teknik Analisis Data serta Indikator Keberhasilan. BAB IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan Bab ini diuraikan tentang Deskripsi Tempat Penelitian, Deskripsi Kondisi Prasiklus, Hasil Penelitian pada siklus I dan siklus II, Pembahasan Hasil Penelitian. BAB V. Penutup Bab ini berisi simpulan dan saran yang penulis perlu sampaikan kepada pihak yang berkepentingan dengan hasil penelitian.
10
11