BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang bersifat umum bagi setiap manusia dimuka bumi ini. Pendidikan merupakan modal suatu bangsa untuk dapat berkembang secara optimal. Dalam era globalisasi yang ditandai dengan persaingan yang sangat kuat dalam bidang teknologi, managemen dan sumber daya manusia (SDM), maka diperlukan sebuah pengelolaan pendidikan yang mampu mewujudkan pendidikan yang bermutu, relevan dengan kebutuhan masyarakat, dan berdaya saing tinggi dalam kehidupan global. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu pelajaran yang sangat penting di sekolah. Selain mempelajari tentang alam, lingkungan, juga mempelajari tentang makhluk hidup. Siswa masih banyak yang kesulitan dalam mempelajari IPA karena IPA merupakan ilmu pasti sehingga guru harusnya menggunakan alat peraga dalam pembelajaran IPA. Selain itu mata pelajaran IPA sebagai objek penelitian. Sebagaimana diketahui bahwa IPA merupakan salah satu mata pelajaran dalam Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional (UASBN) di tingkat sekolah dasar, oleh sebab itu guru dituntut untuk mampu meningkatkan kualitas motivasi dan hasil belajar siswa. Di sisi lain antusias peserta didik terhadap mata pelajaran ini sangat minim dibanding dengan mata pelajaran lain seperti pelajaran olahraga, kesenian dan ketrampilan. Untuk mengantisipasi kegagalan siswa dalam pembelajaran, maka diperlukan adanya
1
2
strategi pembelajaran yang bisa menarik perhatian siswa sehingga timbul antusias yang tinggi selama proses pembelajaran berlangsung. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas peserta didik nampaknya belum maksimal. Hal ini terlihat dari hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 18 juni 2013 dalam pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas, diperoleh informasi bahwa peranan guru dalam proses pembelajaran didalam kelas masih relatif dominan, tercermin dari adanya dominasi guru dalam mengelola informasi di kelas. Guru lebih banyak berceramah kemudian diselingi dengan pemberian latihan soalsoal sehingga kegiatan pembelajaran tidak melibatkan siswa secara aktif dan sebagian besar siswa bercanda. Dan ada juga terlihat siswa duduk menunduk tidak memperhatikan pelajaran. Selain itu, motivasi dan hasil belajar siswa berdasarkan tes awal yang diberikan dan pengamatan menunjukkan masih rendahnya motivasi dan hasil belajar yang diperoleh, meskupun materi pada tes awal sudah diberikan sebelumnya. Kemampuan siswa dikelas bersifat heterogen, pola pembelajaran yang didominasi oleh guru dalam mengelola informasi dikelas menyebabkan respon aktivitas dan minat belajar siswa untuk belajar IPA kurang maksimal. Melihat hasil wawancara dengan guru yang mengajar mata pelajaran IPA kelas V SDN 02 Tanggaran, Pule, Trenggalek menunjukkan bahwa proses pembelajaran yang mereka lakukan menggunakan kurikulum KTSP. Dalam proses pembelajaran guru belum menggunakan variasi media permainan atau alat bantu pembelajaran, dalam pembelajaran IPA materi energi dan perubahannya guru menggunakan media seperti bola kasti, bola voli, pintu didorong, meja didorong yang pada intinya guru belum menggunakan media yang bervariasi dan metode
3
konvensional (ceramah) meskipun guru sudah mengikuti pendidikan (seminar) tentang model pembelajaran akan tetapi mereka masih merasa kesulitan dalam menerapkan variasi model pembelajaran kooperatif. Selain itu guru juga belum menggunakan media pembelajaran yang kreatif dan inovatif dalam proses pembelajaran dikelas. Adapun guru yang sudah menggunakan media pembelajaran, akan tetapi media pembelajaran tersebut masih mengandalkan media yang ada di dalam sekolah. Hasil observasi dan wawancara yang peneliti lakukan pada tanggal 18 juni 2013 terhadap guru mata pelajaran IPA kelas V di SD Negeri 02 Tanggaran, Trenggalek pada satu tahun pelajaran terakhir masih banyak peserta didik yang mengalami kesulitan dalam mempelajari materi energi dan perubahannya. Kelas tersebut terdiri dari 21 siswa, hanya ada 7 siswa yang sudah mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal). Dengan kata lain prosentase siswa yang belum tuntas adalah 66,7% sedangkan siswa yang tuntas 33,3% dari jumlah siswa. KKM yang ditentukan pada mata pelajaran IPA di SD tersebut adalah sebesar 70. Hasil wawancara dengan guru mata pelajaran IPA di kelas tersebut pula dijelaskan bahwa kesulitan belajar pada
siswa
dikarenakan
siswa
masih
kesulitan
dalam
menjelaskan
dan
mengelompokkan berbagai macam bentuk gaya. Hal ini dibuktikan dengan nilai kognitif siswa yang masih rendah di bawah KKM. Di samping itu minat belajar siswa masih kurang terlihat siswa masih belum antusias dalam proses belajar mengajar. Hal ini karena dalam proses belajar mengajar guru kurang berinovasi sehingga pembelajaran kurang menyenangkan bagi siswa.
4
Dalam melakukan observasi dan wawancara peneliti juga mengumpulkan data penyebab dari rendahnya motivasi dan hasil belajar IPA siswa tersebut adalah pertama, bahwa pembelajaran masih didominasi dengan metode konvensional (ceramah) atau berpusat pada guru. Guru berupaya memberikan informasi kepada siswa dengan materi pelajaran tanpa memperhatikan kondisi siswa dan kemampuan siswa menyerap materi tersebut. Yang kedua guru tidak menggunakan media permainan
yang
menyenangkan
bagi
siswa
untuk
menyampaikan
materi
pembelajaran, sehingga siswa terlihat bosan ketika proses pembelajaran berlangsung. Imbasnya siswa tidak termotivasi dalam pembelajaran IPA. Ketiga, pada saat guru menerangkan materi semua siswa tidak terlalu antusias memperhatikan pelajaran. Hal ini disebabkan karena siswa kurang termotivasi, media pembelajaran yang kurang dan metode pembelajaran yang monoton dan ditambah siswa ramai sendiri, tidak memiliki semangat didalam kelas, ada beberapa siswa yang malas masuk kedalam kelas pada waktu pembelajaran sehingga menunjukkan rendahnya motivasi belajar pada siswa tersebut. Menyikapi kondisi akademik dan kondisi fisik seperti diatas, maka perlu diupayakan usaha peningkatan penguasaan siswa terhadap konsep-konsep IPA melalui penerapan suatu media pembelajaran yang kelihatannya bisa menarik perhatian siswa pada upaya menumbuhkembangkan partisipasi dan kativitas siswa didalam pemecahan suatu masalah, sehingga kegiatan pembelajaran tidak lagi hanya mengutamakan produk saja akan tetapi juga lebih mengutamakan proses bagaimana pengetahuan tersebut diperoleh siswa.
5
Motivasi belajar siswa yang mengkhususkan pada hasil dan prestasi belajar siswa sangat dipengaruhi oleh strategi, metode ataupun pendekatan dan perencanaan yang dilakukan guru sebagai pelaksanaan pendidikan terdepan. Artinya, bagaimana guru memikirkan strategi, sekaligus metode, pendekatan dengan menggunakan media yang juga dalam upaya mencapai hasil belajar yang sesuai dengan program yang direncanakan. Untuk itu, dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa, guru perlu memotivasi dengan memperkenalkan media dan metode pembelajaran yang dapat menjadikan siswa termotivasi dalam belajar IPA lebih efektif khususnya dalam mempelajari energi dan perubahannya. Kenyataan yang ada di lapangan bahwa proses belajar mengajar masih menggunakan paradigma lama, yakni menjadikan guru sebagai sumber utama belajar (teacher center), sedangkan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi paradigma pendidikan sudah mulai mengalami perubahan terutama dalam pelaksanaan proses pembelajaran dari
yang bersifat behavioristik menuju
pembelajaran yang bersifat kontruktivistik, dari yang berpusat pada guru (teacher center) menuju pembelajaran yang berpusat pada siswa (student center). Guru yang memandang anak didik sebagai makhluk individual yang tidak memiliki kemampuan akan menggunakan pendekatan metode teacher centered, sebab murid dipandangnya sebagai gelas kosong yang bisa diisi apapun. Padahal tugas guru adalah
membimbing,
mengarahkan,
dan
memotivasi
anak
didik
dalam
mengembangkan potensinya. Menurut Pupuh Fathurrohman (2001), penampilan guru dalam mengajar dipengaruhi berbagai faktor, seperti tipe kepribadian, latar belakang,
6
pengalaman, dan yang tidak kalah penting adalah pandangan filosofis guru terhadap siswa. Guru merupakan faktor yang penting untuk mengusahakan terlaksananya fungsi-fungsi dengan cara dan terutama memenuhi kebutuhan siswa. Pupuh Fathurrohman (2007) Motivasi tentu sangat diperlukan sebab seorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar. Sehingga motivasi berfungsi sebagai pendorong, pengarah, dan sekaligus sebagai penggerak perilaku seseorang untuk mencapai suatu tujuan. Seperti yang telah dijabarkan diatas motivasi belajar sangat mempengaruhi pada hasil belajar siswa, yang mana motivasi ini sangat penting bagi perkembangan hasil belajar siswa. Menurut Nana Sudjana (2008) hasil belajar adalah suatu akibat dari proses belajar dengan menggunakan alat pengukuran yaitu berupa tes yang disusun secara terencana, baik tes tertulis, tes lisan maupun tes perbuatan. Pada kenyataan di lapangan penggunaan alat peraga untuk pembelajaran IPA di SD jarang bahkan hampir tidak pernah digunakan oleh guru-guru SD, padahal alat peraga itu adalah salah satu media kongkrit yang bisa digunakan guru untuk pembelajaran sehingga membuat siswa lebih termotivasi dan lebih antusias dalam pembelajaran IPA, akan tetapi guru-guru kurang menyadari akan pentingnya alat peraga dan pada akhirnya alat peraga itu hanya jadi pajangan kantor atau tersimpan rapi di lemari. Alat peraga IPA tidak perlu mahal, kita bisa menemukannya di sekitar kita seperti kebun sekolah, sawah, sungai, dan semua yang kita lihat di alam raya ini atau kita juga bisa membuat media dari bahan yang sederhana dan mudah didapat. Oleh karena itu penelitian tindakan kelas yang saya laksanakan ini mengambil tema
7
“Penerapan Media Permainan Ular Tangga Untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Materi Energi dan Perubahannya Pembelajaran IPA di SDN 02 Tanggaran.” Tentu saja media permainan dan alat peraga yang baik harus ditunjang oleh metode yang sesuai dengan materi pelajaran.
1.2 Fokus Masalah Penelitian ini akan difokuskan pada upaya mengatasi permasalahan yang menjadi penyebab rendahnya hasil belajar siswa kelas V SDN 02 Tanggaran, kabupaten Trenggalek dalam mata pelajaran IPA. SK yang akan digunakan adalah 5. Memahami hubungan antara gaya, gerak, dan energi, serta fungsinya. Sedangkan KD yang akan digunakan adalah 5.1 Mendeskripsikan hubungan antara gaya, gerak dan energi melalui percobaan (gaya gravitasi, gaya gesek, gaya magnet). Maka peneliti memfokuskan pada siswa dalam materi ini yaitu siswa mampu mendeskripsikan hubungan antara gaya, gerak, dan energi melalui percobaan. Peneliti mencoba menggunakan media permainan ular tangga sebagai media dan membantu dalam evaluasi pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA.
1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah : 1. Bagaimana penerapan metode eksperimen dan metode Tanya jawab dengan media permainan ular tangga pada pembelajaran IPA?
8
2. Bagaimana peningkatan motivasi belajar siswa dapat tercapai pada pembelajaran dengan metode eksperimen dan Tanya jawab dengan media permainan ular tangga? 3. Bagaimana peningkatan hasil belajar dapat tercapai pada pembelajaran dengan metode eksperimen dan Tanya jawab dengan media ular tangga?
1.4 Tujuan Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan peneliti adalah sebagai berikut: 1. Untuk
mengetahui
dan
mendeskripsikan
penerapan
metode
eksperimen dan metode Tanya jawab dengan media permainan ular tangga pada pembelajaran IPA. 2. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan peningkatan motivasi belajar siswa dapat tercapai pada pembelajaran dengan metode eksperimen dan Tanya jawab dengan menggunakan media ular tangga. 3. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan peningkatan hasil belajar dapat tercapai pada pembelajaran dengan metode eksperimen dan Tanya jawab dengan media ular tangga.
1.5 Manfaat Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada pembelajaran IPA. Kontribusi yang diberikan yaitu sebagai berikut :
9
a) Manfaat Teoritis 1) Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan teori
pendidkan
khususnya
tentang
inovasi-inovasi
media
pembelajaran. 2) Hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi pengembangan ilmu pendidikan khususnya pada pengembangan media pembelajaran pada mata pelajaran IPA. b) Manfaat Praktis 1. Bagi kepala sekolah Hasil penelitian ini bisa dipergunakan sebagai masukan dalam perumusan kebijakan
dalam
upaya
meningkatkan
pendidikan
di
SDN
2
TANGGARAN 2. Bagi Guru
Memberikan informasi kepada guru mengenai situasi pembelajaran IPA
Sebagai bahan evaluasi bagi guru dalam usahanya meningkatkan keberhasilan dalam proses pembelajaran.
3. Bagi siswa
Sebagai upaya untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dalam mempelajari IPA.
Sebagai upaya untuk meningkatkan kecerdasan dan kemampuan siswa dalam berpikir kompleks.
10
penggunaan Media Permainan Ular Tangga ini dapat lebih menyenangkan,
mendorong,
dan
merangsang
timbulnya
antusiasme siswa untuk belajar secara aktif dan kreatif .
Sebagai umpan balik terhadap keberhasilan belajar siswa.
4. Bagi peneliti Sebagai sarana menambah pengetahuan dalam menulis karya ilmiah penelitian tindakan kelas, dan sebagai pengalaman baru bagi peneliti.
1.6 Batasan Istilah 1. IPA Ilmu pengetahuan alam merupakan istilah yang digunakan, yang merujuk pada rumpun ilmu, dimana obyeknya adalah benda-benda alam dengan hukum-hukum yang pasti dan umum, berlaku kapanpun dan dimanapun. Ilmu alam mempelajari tentang aspek-aspek fisik dan nonmanusia tentang bumi dan alam sekitarnya. 2. Motivasi Belajar Motivasi berpangkal dari kata ’motif’ yang dapat diartikan sebagai daya penggerak yang ada didalam diri seseorang untuk melakukan aktivitasaktivitas tertentu demi tercapainya suatu tujuan. 3. Hasil Belajar Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku pada siswa setelah mengalami proses belajar mengajar. Tingkah laku sebagai hasil belajar dalam
11
pengertian yang luas mencangkup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik. Oleh sebab itu, dalam penilaian hasil belajar, perencanaan tujuan instruksional yang berisi rumusan kemampuan dan tingkah laku yang diinginkan dikuasai siswa menjadi unsure penting sebagai dasar dan acuan penilaian, Sudjana (2008:3) 4. Media Permainan Ular Tangga Media yang digunakan peneliti untuk membantu proses evaluasi. Media Ular Tangga merupakan salah satu media permainan terdiri dari papan dan pion, papan permainan dibagi dalam persegi-persegi kecil dan dibeberapa persegi
digambar sejumlah tangga dan ular yang menghubungkannya
dengan persegi yang lain. Permainan ini dapat dimainkan untuk semua mata pelajaran dan semua jenjang kelas, karena didalamnya berisi berbagai bentuk pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa melalui permainan tersebut sesuai dengan jenjang kelas dan mata pelajaran tertentu, dalam hal ini penulis menggunakan media ini dalam meningkatkan motivasi dan hasil belajar IPA.